• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN RUMAH SAKIT

Juli 4, 2013 rusdinncuhi Tinggalkan komentar MAKALAH

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pada saat ini rumah sakit adalah pusat pelayanan kesehatan sangat penting dalam masyarakat yaitu melakukan sebuah pelayanan harus berdasarkan melalui pendekatan kesehatan

(promotiv,preventif,kuratif dan rehabiltatif) dan dilaksanakan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Rumah sakit juga dituntut untuk menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Sebuah kualitas rumah sakit dapat berpengaruh pada citra rumah sakit tersebut. Pada zaman yang sudah modern ini dan globalisasi rumah sakit juga dituntut ntuk mengikuti perkembangan yang telah ada dalam hal ini adanya kompetisi yang sangat ketat antar rumah sakit. Hal ini berdampak pada manajerial rumah sakit yang mengembangkan strategis salah satunya adalah peranan system informasi manajemen di rumah sakit. Dalam hal ini teknologi saat ini berkembang sangat cepat dan berpengaruh pada system informasi manajemen.

Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sumber daya organisasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan pada berbagai tingkat manajemen, data dapat diolah menjadi informasi sesuai keperluan manajer sebagai pimpinan manajemen. Informasi yang diperlukan manajemen dan manajer, maka harus dirancang suatu SIM yang baik.

Menurut Abdul Kadir (2003, p114) Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah system informasi yang digunakan untuk mendukung operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi biasanya, SIM menyediakan informasi untuk operasi organisasi. Menurut Haag (2000, p 114) SIM juga sering disebut sebagai sistem peringatan manajemen karena sistem ini memberikan peringatan kepada pemakai terhadap masalah maupun peluang. Rumah Sakit juga mempunyai SIM yang biasanya disebut SIMRS. Dalam hal ini masyarakat belum sama sekali mengenal akan SIMRS bias dikatakan tingkat pengetahuan masyarakat sangat rendah maka dari itu perlunya masyarakat untuk terbuka ataupun pasien.

B. Rumusan Masalah

· Bagaimanakah Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit?

(2)

C. Tujuan Penelitian

· Dapat mengetahui Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. · Dapat mengetahui gambaran SIMRS.

D. Manfaat Penelitian

· Diperoleh suatu gambaran tentang pendapat dan keinginan pengguna terhadap kinerja sistem informasi manajemen.

· Dapat diperoleh masukan untuk pengembangan. · Sebagai bahan evaluasi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Informasi Manajemen

1. Pengertian Sistem Informasi

Sistem adalah kumpulan elemen yang berintegarasi untuk mencapai tujuan tertentu.

Sedangkan, informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Adapun kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal, yaitu:

1. akurat

informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak bias menyesatkan karena dari sumber informasi sampai penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat merusak informasi tersebut.

2. Tepat Waktu

Informasi harus dapat bermanfaat untuk pemakainya. Menurut jogiyanto (1999, p 11) sistem informasi adalah sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebuktian

pengolahan transaksi harian, mendukung opeasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dari laporan-laporan yang diperlukan. Model sistem informasi ditambahkan pula media penyimpanan data (database) maka fungsi pengolajan informasi bukan lagi mengubah sata menjadi informasi tetapi juga menyimpan data untuk dipergunakan lebih lanjut.

Basic data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan dipergunakan perangkat lunak untuk

(3)

memanipulasinya. Data perlu disimpan didalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut.

2. Sistem Informasi Manajemen

Menurut Abdul Kadir (2003, p114) sistem informasi manajemen (SIM) adalah sistem informasi yang digunakan untuk menyajikan informasi yang digunakan untuk operasi, manajemen, dan untuk pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Biasanya, SIM menyediakan informasi untuk operasi menurut Haag (2000, p114) SIM juga sering disebut sebagai sistem peringatan manajemen karena sistem ini memberikan peringatan kepada pemakai (umumnya manajemen) terhadap masalah maupun peluang.

SIM menggunakan perangkat keras, dan perangkat lunak komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan dan sebuah “database”. SIM dapat mendukung fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan.

Sistem informasi manajemen digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida dimana lapisan dasrnya terdiri dari informasi untuk pengolahan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari. Lapisan ketiga terdiri dari sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen, dan lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi untuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh manajemen tingkat puncak.

3. Operasional SIM

Sistem informasi memiliki tiga elemen utama, yaitu data yang menyediakan informasi, prosedur yang memberitahu pengguna bagaimana mengoperasikan sistem informasi, dan orang-orang yang membuat produk, menyelesaikan masalah, membuat keputusan, dan menggunakan sistem informasi tersebut. Orang-orang dalam sistem informasi membuat prosedur untuk mengolah dan memanipulasi data sehingga menghasilkan informasi dan menyebarkan informasi tersebut ke lingkungan.

Suatu SIM dapat dioperasionalisasi bila terdapat 3 unsur penting, yaitu: (7) · Hardware (Perangkat Keras), terdiri dari: Komputer dan peralatannya, jaringan komunikasi seperti modem, telephon dll.

· Software (Perangkat Lunak), terdiri dari program yang menjalankan proses kerja pada komputer.

· Brainware, merupakan unsur manusia yang menjalankan SIM. B. SistemInformasiManajemenRumahSakit(SIMRS)

SIMRS merupakan himpunan atau kegiatan dan prosedur yang terorganisasikan dan saling berkaitan serta saling ketergantungan dan dirancang sesuai dengan rencana dalam usaha

(4)

menyajikan informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan guna menunjang proses fungsi-fungsi manajemen dan pengambilan keputusan dalam memberikan pelayanan

kesehatan di RumahSakit.

SIMRS saat ini ditujukan untuk menunjang fungsi perencanaan dan evaluasi dari penampilan kerja RS, antara lain adalah jaminan mutu pelayanan rumah sakit yang bersangkutan,

pengendalian keuangan dan perbaikan hasil kerja RS tersebut, kajian dalam penggunaan dan penaksiran permintaan pelayanan kesehatan RS oleh masyarakat, perencanaan dan evaluasi program RS, penyempurnaan laporan RS sertauntuk kepentingan pendidikan dan penelitian. B.1Medical Information System

Sistem yang mencatat semua kegiatan operasional rumah sakit baik yang bersifat medis maupun non medis. Meliputi proses pendaftaran pasien, admisi, tindakan medis,

laboratorium, radiology, dan sebagainya yang semuanya tercatat secara elektronis pada database medical record. Modul ini menggunakan engine software opensource Care2X dengan modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi sistem informasi manajemen rumah sakit yang diinginkan dan telah diintegrasikan dengan modul

B.2Accounting Information System.

Program ini telah teruji dan digunakan oleh banyak rumah sakit i beberapa negara. Sistem yang mencatat semua aspek keuangan yang timbul dari kegiatan-kegiatan yang terjadi pada modul Medical Information System, pencatatan hutang piutang, invoice, pelunasan, inventory control (obat dan bahan-bahan medis), point-of-sales, sampai dengan laporan-laporan

keuangan seperti neraca, laba rugi, buku besar, dan sebagainya. Modul ini menggunakan engine software opensource SQL-Ledger dengan modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi sistem informasi keuangan rumah sakit yang diinginkan. Program ini telah teruji dan

digunakan oleh banyak perusahaan beberapa negara.

B.3 Contoh bagan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) dan Tugas Tim SIRS

B.4 Tugas Tim Sistem iformsi Rumah Sakit meliputi:

1. Menentukan Spesifikasi aplikasi yang diinginkan yaitu: Output atau laporan yang didinginkan. Selain itu Proses pemasukn data yang diinginkan .

2. Memberkan data yang berkitan dengan spesifikasi aplikasi

3. Memberikan feedback yang cepat, akurat kepada pengembang dengan mengisi form yang diberikan.

B.5 Yang harus dilakukan oleh Tim SIRS atau tim SIM Rumah sakit 1. Adanya kerjasama tip unit dalam pemasukan data

(5)

2. Buat Komitmen dalam tim untuk mencapai tujuan

3. Tim SIM rumah sakit mengajukan hardware pendukung SIM

Kordinator bertanggung jawabterhadap data base unit yang dipimpinnya 4. Adanya surat tugas dari manjemen untuk Tim SIM rumah Sakit 5. Dibuat Protap atau SOP serta Jobdescription dari setiap unit 6. Komitmen dari TIM dibutkan kontrak

7. Dibuat jadwal pertemuan rutin tiap unit 8. Buat SK pembentukan Tim SIM rumah sakit

B.6 Sistem informasi rumah sakit dapat dikelompokan pada kelas rumah sakit dan status rumah sakit,

1. Rumah Sakit Vertikal 2. Rumah Sakt Umum Daerah 3. Rumah Sakit Umum Swasta 4. Rumah Sakit Spesialist

B.7 Kendala-kendala yang sering terjadi dilapangan saat implementasi adalah: 1. Ketidak siapan rumah sakit dalam menerapkan sistem informasi yang terintergrasi dan berbasi kmputer.

2. Penyajian data yang belum semua menjadi data elektronik yang akan memudahkan pada proses migrasi data.

3. Komitment yang dilaksanakan secara bersamaan dan menyelur sehingga menimbulkan kekacaun pada data transakit.

4. Koordinasi antar unit bagian yang terkesan mementingkan unit masing-masing. 5. Berubah-ubahnya kebijakan.

6. Mengubah pola kerja yang sudah terbiasa dengan manual ke komputerisasi. 7. Pemahaman yang belum merata antara SDM terkait,

8. Mengacu pada UU Nomor 44 Tahun 2009,tentang Rumah Sakit yaitu pasal 52 Ayat 1 yang berbunyi : “ Setiap :Rumah sakitW wajib melakukan pencatatan dan peloparan

tentang semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

(6)

C. Topologi Arus Data

D. Topologi Jaringan Sim-RS

E. SOLUSI SIM-RS

SIM-RS JS adalah aplikasi berbasis web,yang ditunjuk untuk memperbaiki pengelolaan data Rumah Sakit agar data Rumah Sakit dan informasi bisa ditata dengan baik dan dapat di pertanggungjawabkan.Pengelolaan data dan informasi meliputi :

F. Daftar Modul Software 1. Front-Office

2. Medical Record 3. Billing System 4. Akuntansi

5. Pelaporan Keuangan

6. Manajemen Pembelian (Pengadaan Barang / Jasa) 7. Logistik & Persediaan

8. Analisis Ratio 9. Kepegawaian

10. Rawat Jalan/Poliklinik 11. Instalasi Gawat Darurat 12. Rawat Inap 13. ICU/PICU/NICU 14. OK/VK 15. Medical Check Up 16. Laboratorium 17. Radiologi

(7)

18. Farmasi 19. Instalasi Gizi 20. Instalasi Laundry 21. Keperawatan 22. Sistem Administrator G. KEUNTUNGAN SIM-RS JS

1. Dapat memantau perkembangan Rumah Sakit secara akurat

2. Dapat meningkatkan pelayanan dibidang kesehatan kepada masyarakat secara akurat. 3. Rumah Sakit tersebut dapat terpantau secara langsung oleh lembaga-lembaga dari luar atau dalam Negeri secara akurat,

sehingga mempermudah akses bagi lembaga tersebut jika akan memberikan informasi serta mempermudah akses jika ingin

memberikan dana.

4. Dapat menyimpan data base Rumah Sakit mulai dari Pasien, Karyawan yang terdiri dari Data Rumah Sakit, data

administrasi,data Aset Rumah Sakit dan lain-lain

5. Dapat mengangkat brand image Rumah Sakit tersebut secara tidak langsung dengan memiliki fasilitas modern

6.Dapat mengurangi beban kerja sub-bagian rekam medis dalam menangani berkas rekam medis,Bagian Rekam Medis memang sub-bagian yang paling direpotkan mulai dari coding,indexing,filling dan lain-lain.Sebagian Rumah Sakit di Indonesia masih

mengggunakan petugas Rekam Medis ataupun kurir dalam mendistribusikan berkas-berkas ke masing-masing

pelayanan

7. Dapat mengurangi pemakaian kertas.Pemakaian kertas masih belum bisa dihilangkan di Indonesia karena data medis sangat rentan dengan hukum dan akan memporakporandakan perdagangan kertas di Indonesia . Dengan sistem yang terkomputerisasi , pemakaian kertas yang bisa di pangkas antara lain :

1 Lembar kertas Rekam Medis yang tidak berhubungan dengan masalah Autentikasi atau aspek hukum

(8)

telah terekap oleh sistem )

3 Rekap Laporan ( RL ) 1-6 yang dikirim ke dinas Kesehatan.

4. Menghasilkan pelaporan keuangan rumah sakit yang dapat di pertanggungjawabkan. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Juragan Sopwer Sudah Terdaftar pada HAKI ( Hak Kekayaan Intelektual ) Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Nomer :C00201104668

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan

Sistem informasi manajemen digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida dimana lapisan dasrnya terdiri dari informasi untuk pengolahan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari. Lapisan ketiga terdiri dari sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen, dan lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi untuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh manajemen tingkat puncak.

B.Saran

Makalah ini telah dibuat oleh penulis dengan tujuan supaya para pembaca lebih mengetahui tentang system informasi manajem Rumah Sakit. Makalah yang di buat oleh penulis jauh dari sempurna maka penulis meminta saran dari para pembaca makalah ini.

https://rusdinncuhi.wordpress.com/2013/07/04/makalah-sistem-informasi-manajemen-rumah-sakit/

(9)

makalah system informasi manajemen rumah sakit SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kenyamanan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum sebagaimana yang diamanatkan di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Rumah sakit adalah suatu organisasi melalui tenaga medis professional yang terorganisasi serta sarang kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosa serta pengobatan penyakit yang diberikan oleh pasien.

Rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran perawat di berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya

diselenggarakan. Rumah Sakit mempunyai fungsi dan tujuan sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan berupa pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan gawat darurat, pelayanan rujukan yang mencakup pelayanan rekam medis dan penunjang medis serta dimanfaatkan untuk pendidikan, pelatihan, dan penelitian bagi para tenaga kesehatan.

Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus

diwujudkan melalui berbagai upaya kesehatan dalam rangkaian pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu didukung oleh suatu sistem

kesehatan nasional. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuannya masing-masing berinteraksi satu sama lain.

Ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan/kedokteran berkembang sangat pesat yang harus diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka pemberian pelayanan yang bermutu, membuat semakin kompleksnya permasalahan dalam rumah sakit. Pada hakekatnya Rumah Sakit berfungsi sebagai tempat

penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dan fungsi dimaksud memiliki makna tanggung jawab yang seyogyanya merupakan tanggung jawab

pemerintah dalam meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat.

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) saat ini merupakan kewajiban bagi masing-masing rumah sakit setelah ditetapkannya UU No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. Pada Bab XI Tentang Pencatatan dan

(10)

melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit”. Sehingga kebutuhan terhadap SIMRS adalah hal yang wajib, dikarenakan beberapa hal antara lain dukungan penyediaan informasi yang cepat dan akurat, sebagai faktor penunjang kinerja pelayanan rumah sakit, serta transparansi dalam bidang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) seperti yang diatur dalam UU No 14 Tahun 2008. Sebagian besar rumah sakit di Indonesia masih mengandalkan sistem informasi manajemen rumah sakit yang berbasis pada aplikasi untuk menunjang kegiatan transaksi administratif.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian SIM Rumah Sakit?

2. Bagaimana Prosedur SIM Rumah Sakit?

BAB II PEMBAHASAN A. Sim Rumah Sakit

1. Pengertian SIM Rumah Sakit

Sistem informasi manajemen (SIM) (bahasa Inggris: management

information system, MIS) adalah bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis.

(11)

Sistem informasi manajemen dibedakan dengan sistem informasi biasa, karena SIM digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. Secara akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada kelompok metode manajemen informasi yang bertalian dengan otomasi atau dukungan terhadap pengambilan keputusan manusia, misalnya sistem pendukung keputusan, sistem pakar, dan sistem informasi eksekutif.

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah sebuah program aplikasi yang dirancang untuk meningkatkan kinerja para :

1. Dokter dan Asisten Dokter

2. Bidan dan Perawat

3. Staff Administrasi dan Personalia

4. Apoteker

5. Logistik

6. TOP Manajerial

Sehingga akan mendapatkan berbagai kemudahan selama mereka menjalankan operasional kerja sehari-hari.

2. Tujuan Umum

a. Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga

pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen. b. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan,

pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan. c. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.

Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna

lainnya perlu memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi dibutuhkan dam dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan).

3. Manfaat

a. Manfaat Operasional

(12)

Manfaat yang paling terasa ketika SIM RS tersebut selesai

diimplementasikan adalah kecepatan penyelesaian pekerjaan-pekerjaan administrasi. Ketika dengan sistem manual pengerjaaan tagihan kepada

mitra/pihak ke-3, misalnya, memakan waktu sampai 1 bulan sejak pasien selesai dilayani, dengan SIM RS hanya memakan waktu 1-2 hari saja. Kecepatan ini tentu saja membuat efektifitas kerja meningkat. Pada awal pemasangan SIM, ketika aliran kerja belum lancar, peningkatan kecepatan belum terlalu terasa. Namun ketika komitmen seluruh unit untuk tepat waktu memasukkan data dengan akurasi entri data yang tinggi dipenuhi, maka akan terasa sekali dampak dari SIMRS terhadap kecepatan kerja.

2. Akurasi

Hal lain yang juga terasa berubah adalah akurasi data, apabila dulu dengan sistem manual orang harus mencek satu demi satu transaksi, namun sekarang dengan SIMRS hal tersebut cukup dilakukan dengan membandingkan laporan antar unit yang dihasilkan oleh SIM. SIMRS juga dapat mencegah terjadinya duplikasi data untuk transaksi-transaksi tertentu. Misalnya, pasien yang sama diregistrasi 2 kali pada hari yang sama, maka SIMRS akan

menolaknya, SIM RS juga akan memberikan peringatan jika tindakan yang sama untuk pasien yang sama dicatat 2 kali, hal ini menjaga agar user lebih teliti. 3. Integrasi

Hal lain yang juga terasa berpengaruh terhadap budaya kerja adalah integrasi data di setiap unit. Bila dengan sistem manual, data pasien harus dimasukkan di setiap unit, maka dengan SIM RS data tersebut cukup sekali dimasukkan di pendaftaran saja. Hal ini jelas mengurangi beban kerja adminstrasi dan menjamin konsistensi data. Ilustrasi pada awal makalah ini merupakan gambaran proses integrasi pada beberapa unit layanan di rumah sakit.

4. Peningkatan pelayanan

Pengaruh SIM RS yang dirasakan oleh pasien adalah semakin cepat dan akuratnya pelayanan. Sekarang pasien tidak perlu menunggu lama untuk menyelesaikan administrasinya, baik rawat inap ataupun rawat jalan. Hal yang sama juga dirasakan perusahaan pelanggan, dimana tagihan yang dikirim cukup akurat dan detil sehingga memudahkan analisa mereka.

5. Peningkatan Efisiensi

Bila sebelumnya, beban pekerjaan lebih ke arah klerikal, sekarang beban pekerjaan lebih ke arah analisa. Sebagai contoh, jika dahulu konsentrasi bagian penagihan adalah membuat tagihan, sekarang konsentrasinya lebih kepada umur tagihan itu sendiri. Selain itu, karena kecepatan dan akurasi data

meningkat, maka waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaanpekerjaan administrasi berkurang jauh, sehingga karyawan dapat lebih fokus pada

(13)

Tanpa SIM, perawat harus memasukan data standar asuhan keperawatan secara berulang-ulang dan sangat memakan waktu, tetapi dengan SIM, perawat hanya tinggal memasukan data diagnosa penyakit pasien, dan komputer yang akan mencetak laporan SAK untuk ditanda-tangani perawat.

6. Kemudahan pelaporan Pekerjaan

pelaporan adalah pekerjaan yang menyita waktu namun sangat penting. Dengan adanya SIM, proses pelaporan hanya memakan waktu dalam hitungan menit sehingga kita dapat lebih konsentrasi untuk menganalisa laporan tersebut.

b. Manfaat Manajerial

1. Kecepatan mengambil keputusan

Dengan sistem manual, manajer seringkali mengambil keputusan berdasarkan informasi yang mungkin sudah tidak relevan lagi. Belum lagi jika yang dibutuhkan adalah trend berdasarkan selang waktu tertentu

(harian/mingguan/dsb), ini mengakibatkan keputusan yang diambil belum tentu sesuai dengan kondisi nyata. Namun dengan SIM, informasi yang disajikan bersifat real time, bahkan kita dapat membuat tabulasi dari informasi tersebut sehingga informasi yang kita dapat sudah sangat spesifik sesuai dengan

kebutuhan kita. Hal ini tentu saja meningkatkan kualitas keputusan kita, di samping tentu saja berkurangnya waktu untuk mengambil keputusan. 2. Akurasi dan kecepatan

Identifikasi masalah Karena laporan-laporan yang dihasilkan SIM RS memberi gambaran dari hari ke hari mengenai kinerja rumah sakit, maka jika ada hal-hal yang tidak normal dapat segera kita ketahui. Hal ini membuat identifikasi potensi masalah dapat dilakukan lebih dini, sehingga tindakan pencegahan atau penanggulangannya dapat segera disusun.

3. Kemudahan penyusunan strategi

Sejalan dengan identifikasi masalah di atas, kita pun dapat menyusun strategi ke depan berdasarkan data populasi, bukan lagi statistik, karena SIM RS mampu memberikan data populasi dengan selang waktu tertentu, bahkan menyajikan kecenderungan datanya kepada kita. Ini tentu saja semakin menajamkan strategi yang kita susun.

c. Manfaat Organisasi

(14)

Karena SIM RS ini mensyaratkan kedisiplinan dalam pemasukan data, baik ketepatan waktu maupun kebenaran data, maka budaya kerja yang sebelumnya menangguhkan hal-hal seperti itu, menjadi berubah. Hal ini dapat terjadi karena integrasi SIM RS dengan seluruh unit layanan. Sebagai contoh, jika unit registrasi tidak memasukkan data pasien yang akan berobat, maka unit layanan tidak mungkin dapat memasukkan layanan kepada pasien tersebut, dan kasir pun tidak mungkin menerima pembayaran dari pasien tersebut. Katakanlah semua unit sepakat untuk menangguhkan pemasukan datanya, maka keesokan harinya, manajer akan melihat penurunan trend pasien atau melihat ada pasien-pasien yang menggantung. Ada juga pengalaman menarik yang kami temukan dalam implementasi SIM RS di suatu Rumah Sakit, karena dasar perhitungan imbalan jasa medik untuk dokter dan perawat dihitung berdasarkan data transaksi yang ada di SIM, maka dokter yang berkepentingan dengan data tersebut menjadi supervisor data yang dimasukkan tanpa diminta. Implikasinya adalah, sedikit sekali data yang salah dimasukkan.

2. Transparansi

SIM RS sebaiknya dirancang menganut kebijakan data terpusat, artinya data-data yang digunakan oleh seluruh rumah sakit berada di bawah satu kendali. Misalnya untuk data tarif tindakan, unit layanan tidak boleh dan tidak bisa memasukkan atau mengubah tarif yang ada, data yang mereka masukkan hanya layanan yang diberikan kepada pasien sehingga manipulasi tarif tidak dimungkinkan. Hal lain lagi, pendapatan setiap unit layanan terlihat dari laporan harian yang selalu dilaporkan kepada direktur. Dengan demikian setiap orang dapat melihat jalannya proses transaksi di rumah sakit dan secara tidak langsung juga turut mengawasi proses tersebut.

3. Koordinasi antar unit (Team working)

Karena seringkali data yang digunakan oleh unit layanan tertentu adalah milik unit layanan yang lain, misalnya kode perusahaan pelanggan adalah milik keuangan yang digunakan secara intensif oleh medrec, maka ketika terjadi perubahan terhadap data tersebut, unit yang bersangkutan akan

mengkoordinasikannya dengan unit yang terpengaruh. Apabila hal ini tidak dilakukan maka dengan sendirinya akan terjadi kekacauan data referensi. 4. Pemahaman sistem

Apabila dulu dengan sistem manual, sedikit sekali personel yang

mengetahui atau perduli dengan proses yang terjadi di unit lain, maka dengan adanya SIMRS hal tersebut terjadi dengan sendirinya. Ini karena seringkali untuk memahami aliran data sampai datang kepada unitnya, melibatkan berbagai unit lain. Ketika terjadi kesalahan setiap user berusaha mencari tempat terjadinya kesalahan tersebut agar bukan unitnya yang disalahkan. Efeknya adalah mereka menjadi paham bagaimana sistem di rumah sakit tersebut bekerja.

(15)

5. Mengurangi biaya administrasi

Seringkali orang menyatakan bahwa dengan adanya komputerisasi biaya administrasi meningkat. Padahal dalam jangka panjang yang terjadi adalah sebaliknya, jika dengan sistem manual kita harus membuat laporan lebih dulu di atas kertas, baru kemudian dianalisa, maka dengan SIMRS analisa cukup

dilakukan di layar komputer, dan jika sudah benar baru datanya dicetak. Hal ini menjadi penghematan yang cukup signifikan dalam jangka panjang.

Implementasi SIMRS tentunya tidak dapat berjalan dengan baik tanpa dukungan semua pihak yang terkait serta political will dari pimpinan rumah sakit maupun pemilik RS / Pemerintah. Apabila pekerjaan pengembangan SIMRS tersebut akan diserahkan kepada konsultan, maka kewajiban dan tanggung-jawab konsultan sebagai mitra kerja RS adalah harus secara profesional memberikan data dan analisa yang obyektif dan berupaya maksimal untuk keberhasilan implementasi SIMRS.

4. Proses Manajemen

Proses manajemen didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas: a. Perencanaan,

Formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu adalah aktivitas manajemen yang disebut perencanaan. Oleh karenanya, perencanaan mensyaratkan penetapan tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai tujuan tersebut.

b. Pengendalian,

perencanaan hanyalah setengah dari peretempuran. Setelah suatu rencana dibuat, rencana tersebut harus diimplementasikan, dan manajer serta pekerja harus memonitor pelaksanaannya untuk memastikan rencana tersebut berjalan sebagaimana mestinya. Aktivitas manajerial untuk memonitor

pelaksanaan rencana dan melakukan tindakan korektif sesuai kebutuhan, disebut kebutuhan.

c. Pengambilan Keputusan,

proses pemilihan di antara berbagai alternative disebut dengan proses pengambilan keputusan. Fungsi manajerial ini merupakan jalinan antara perencanaan dan pengendalian. Manajer harus memilih di antara beberapa tujuan dan metode untuk melaksanakan tujuan yang dipilih. Hanya satu dari beberapa rencana yang dapat dipilih. Komentar serupa dapat dibuat berkenaan dengan fungsi pengendalian. Menurut Francisco Proses Manajemen adalah suatu proses Penukaran terhadap nilai dan jasa.

(16)

5. Bagian SIM

SIM merupakan kumpulan dari sistem informasi:

1. Sistem informasi akuntansi (accounting information systems), Menyediakan

informasi dan transaksi keuangan.

2. Sistem informasi pemasaran (marketing information systems),

3. Sistem informasi manajemen persediaan (inventory management

information systems).

4. Sistem informasi personalia (personal information systems).

5. Sistem informasi distribusi (distribution information systems).

6. Sistem informasi pembelian (purchasing information systems).

7. Sistem informasi kekayaan (treasury information systems).

8. Sistem informasi analisis kredit (credit analysis information systems).

9. Sistem informasi penelitian dan pengembangan (research and development

information systems).

10. Sistem informasi analisis software

11. Sistem informasi teknik (engineering information systems).

12. Sistem informasi Rumah Sakit (Hospital information systems).

6. Modul SIM RS

Secara umum, SIMRS meliputi beberapa modul yang terdiri dari: 1. Registrasi pasien

2. Sistem antrian

3. Manajemen rawat jalan

4. Manajemen unit penunjang

5. Manajemen rawat inap

6. Farmasi dan inventory logistik rumah sakit

7. Billing sistem dan akuntansi

(17)

9. Sistem pelaporan medical error

10. Manajemen rekam medis

11. Sistem informasi eksekutif

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem informasi manajemen (SIM) (bahasa Inggris: management

information system, MIS) adalah bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis.

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah sebuah program aplikasi yang dirancang untuk meningkatkan kinerja para :

a. Dokter dan Asisten Dokter

b. Bidan dan Perawat

c. Staff Administrasi dan Personalia

d. Apoteker

e. Logistik

f. TOP Manajerial

Sehingga akan mendapatkan berbagai kemudahan selama mereka menjalankan operasional kerja sehari-hari.

B. Saran

Diharapkan dengan pembuatan makalah ini, dapat dijadikan pedoman untuk memanjemen rumah sakit dalam SIM RS upaya peningkatan kesehatan.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Manual rekam medis/ penyusun, Sjamsuhidajat (et al.).;penyunting

Abidinsyah Siregar, Dad Murniah. –- Jakarta : Konsil Kedokteran Indonesia, 2006. Gondodiputro , Sharon. 2007.

Rekam Medis Dan sistem informasi kesehatan. Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.

http://studentgoblog.blogspot.com/2012/04/sistem-informasi-manajemen-rumah-sakit.html

Diposkan oleh Alpiyan Suyadi di 07.47

http://alpiyansuyadi.blogspot.co.id/2015/04/makalah-system-informasi-manajemen.html

(19)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berkembangnya teknologi sistem informasi, maka penyajian informasi yang cepat dan efisien sangat dibutuhkan oleh setiap orang.Perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini menuntut diubahnya pencatatan manual menjadi sistem yang terkomputerisasi.Demikian juga halnya pembayaran pasien pada suatu Rumah Sakit.Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan umum di bidang kesehatan membutuhkan keberadaan suatu sistem informasi yang akurat, handal, serta cukup memadai untuk meningkatkan pelayanannya kepada para pasien serta lingkungan yang terkait lainnya.Sistem informasi rumah sakit digunakan untuk mempermudah dalam pengelolaan data pada rumah sakit.Sistem ini seharusnya sudah menggunakan metode komputerisasi. Karena dengan penggunakan metode komputerisasi, proses penginputan data, proses pengambilan data maupun proses pengupdate-an data menjadi sangat mudah, cepat dan akurat.

Internet merupakan jaringan komputer yang dapat menghubungkan perusahaan dengan domain publik, seperti individu, komunitas, institusi, dan organisasi.Jalur ini merupakan jalur termurah yang dapat digunakan institusi untuk menjalin komunikasi efektif dengan konsumen.Mulai dari tukar menukar data dan informasi sampai dengan transaksi pembayaran dapat dilakukan dengan cepat dan murah melalui internet.

Kecepatan evolusi teknologi informasi dalam memanfaatkan internet untuk mengembangkan jaringan dalam manajemen database sangat ditentukan oleh kesiapan manajemen dan ketersediaan sumber daya yang memadai. Namun evolusi tersebut bukan pula berarti bahwa institusi yang bersangkutan harus secara sekuensial mengikuti tahap demi tahap yang ada, namun bagi mereka yang ingin menerapkan manajemen databasedengan “aman” dan “terkendali”, alur pengembangan aplikasi secara bertahap merupakan pilihan yang baik.

B. Rumusan masalah

1. Apa pengertian system informasi kesehatan? 2. Bagaimana system informasi di masa depan? 3. Apa tujuan utama system informasi kesehatan? 4. Apa manfaat system informasi kesehatan? 5. Apa peranan system informasi kesehatan?

6. Bagaimana ruang lingkup sistem informasi kesehatan?

7. Bagaimana konsep pengembangan system informasi kesehatan?

(20)

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian sistem informasi kesehatan 2. Untuk mengetahui sistem informasi kesehatan di masa depan 3. Untuk mengetahui tujuan utama sistem informasi kesehatan 4. Untuk menegetahui manfaat sistem informasi kesehatan 5. Untuk mengetahui peranan sistem informasi kesehatan 6. Untuk mengetahui ruang lingkup sistem informasi kesehatan

7. Untuk mengetahui konsep pengembangan sistem informasi kesehatan

8. Untuk mengetahui aplikasi sistem informasi kesehatan pada sistem informasi rumah sakit

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian manajemen sistem informasi kesehatan

Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Perturan perundang undangan yang menyebutkan sistem informasi kesehatan adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi kesehatan kabupaten/kota.Suatu sistem informasi terdiri dari data, manusia dan proses serta kombinasi perangkat keras, perangkat lunak dan teknologi komunikasi. Penggunaan informasi terdiri dari 3 tahap yaitu pemasukan data, pemrosesan, dan pengeluaran informasi.

(21)

B. Sistem Informasi Kesehatan di masa Depan

Dalam upaya mengatasi fragmentasi data, Pemerintah sedang mengembangkan aplikasi yang disebut Sistem Aplikasi Daerah (Sikda) Generik. Sistem Informasi Kesehatan berbasis Generik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Input pencatatan dan pelaporan berbasis elektronik atau computerized.

b. Input data hanya dilakukan di tempat adanya pelayanan kesehatan (fasilitas kesehatan). c. Tidak ada duplikasi (hanya dilakukan 1 kali).

d. Akurat, tepat, hemat sember daya (efisien) dan transfaran. Tejadi pengurangan beban kerja sehingga petugas memiliki waktu tambahan untuk melayani pasien atau masyarakat.

e. Data yang dikirim (uploaded) ke pusat merupakan data individu yang digital di kirim ke bank data nasional (data warehouse).

f. Laporan diambil dari bank data sehingga tidak membebani petugas kesehatan di Unit pelayanan terdepan.

g. Puskesmas dan Dinas Kesehatan akan dilengkapi dengan peralatan berbasis komputer. h. Petugas akan ditingkatkan kompetensinya melalui pelatihan untuk menerapkan Sikda

Generik.

i. Mudah dilakukan berbagai jenis analisis dan assesment pada data.

j. Secara bertahap akan diterapkan 3 aplikasi Sikda Generik yaitu Sistem Informasi Manajemen Kesehatan, Sistem Informasi Dinas Kesehatan dan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.

C. Tujuan utama sistem informasi manajemen umumnya mencakup bidang manajemen a. Manajemen Sumber Daya Manusia (HRM = Human Resource Management)

b. Manajemen Prod c. Manajemen Keuangan

D. Manfaat Sistem Informasi Kesehatan

Begitu banyak manfaat Sistem Informasi Kesehatan yang dapat membantu para pengelola program kesehatan, pengambil kebijakan dan keputusan pelaksanaan di semua jenjang administrasi (kabupaten atau kota, propvinsi dan pusat) dan sistem dalam hal berikut :

1. Mendukung manajemen kesehatan 2. Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan

3. Mengintervensi masalah kesehatan berdasarkan prioritas

4. Pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan kesehatan berdasarkan bukti (evidence-based decision)

5. Mengalokasikan sumber daya secara optimal 6. Membantu peningkatan efektivitas dan efisiensi 7. Membantu penilaian transparansi

(22)

E. Peranan system informasi kesehatan

Menurut WHO, sistem informasi kesehatan merupakan salah satu dari 6 “building block” atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu Negara. Keenam komponen (building block) sistem kesehatan tersebut adalah:

1. Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)

2. Medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin, dan teknologi kesehatan) 3. Health worksforce (tenaga medis)

4. Health system financing (system pembiayaan kesehatan) 5. Health information system (sistem informasi kesehatan) 6. Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah)

Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional, SIK merupakan bagian dari sub sistem ke 6 yaitu pada sub sistem manajemen, informasi dan regulasi kesehatan. Sub sistem manajemen dan informasi kesehatan merupakan subsistem yang mengelola fungsi-fungsi kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, informasi kesehatan dan hokum kesehatan yang memadai dan mampu menunjang penyelenggaraan upaya kesehatan nasional agar berhasil guna, berdaya guna, dan mendukung penyelenggaraan ke-6 subsistem lain didalam SKN sebagai satu kesatuan yang terpadu. Adapun sub sistem dalam Sistem Kesehatan Nasional Indonesia, yaitu:

1. Upaya kesehatan

2. Penelitian dan pengembangan kesehatan 3. Pembiayaan kesehatan

4. Sumber daya manusia (SDM) kesehatan 5. Sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan 6. Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan 7. Pemberdayaan masyarakat

Melalui hasil pengembangan sistem informasi ini maka diharapkan dapat menghasilkan hal-hal sebagai berikut :

1. Perangkat lunak tersebut dikembangkan sesuai dengan sesuai dengan standar yang ditentukan oleh pemerintah daerah.

2. Dengan menggunakan open system tersebut diharapkan jaringan akan bersifat interoperable dengan jaringan lain.

3. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mensosialisasikan dan mendorong pengembangan dan penggunaan Local Area Network di dalam kluster unit pelayanan kesehatan baik pemerintah dan swasta sebagai komponen sistem di masa depan.

4. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan kemampuan dalam teknologi informasi video, suara, dan data nirkabel universal di dalam Wide Area Network yang efektif, homogen dan efisien sebagai bagian dari jaringan sistem informasi pemerintah daerah.

(23)

5. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan, mengembangkan dan memelihara pusat penyimpanan data dan informasi yang menyimpan direktori materi teknologi informasi yang komprehensif.

6. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan secara proaktif mencari, menganalisis, memahami, menyebarluaskan dan mempertukarkan secara elektronis data/informasi bagi seluruh stakeholders.

7. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan memanfaatkan website dan access point lain agar data kesehatan dan kedokteran dapat dimanfaatkan secara luas dan bertanggung jawab dan dalam rangka memperbaiki pelayanan kesehatan sehingga kepuasan pengguna dapat dicapai sebaik-baiknya.

8. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan pengembangan manajemen SDM sistem informasi mulai dari rekrutmen, penempatan, pendidikan dan pelatihan, penilaian pekerjaan, penggajian dan pengembangan karir.

9. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan unit organisasi pengembangan dan pencarian dana bersumber masyarakat yang berkaitan dengan pemanfaatan dan penggunaan data/informasi kesehatan dan kedokteran.

10. Dapat digunakan untuk mengubah tujuan, kegiatan, produk, pelayanan organisasi, untuk mendukung agar organisasi dapat meraih keunggulan kompetitif.

11. Mengarah pada peluang-peluang strategis yang dapat ditemukan.

F. Ruang Lingkup Sistem Informasi Kesehatan

Ruang lingkup Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan, mencakup pengelolaan informasi dalam lingkup manajemen pasien (front office management). Lingkup ini antara lain sebagai berikut:

1. Registrasi Pasien

Yang mencatat data/status pasien untuk memudahkan pengidentifikasian maupun pembuatan statistik dari pasien masuk sampai keluar. Modul ini meliputi pendaftaran pasien baru/lama, pendaftaran rawat inap/jalan, dan info kamar rawat inap.

2. Rawat Jalan/Poliklinik yang tersedia di rumah sakit

Seperti: penyakit dalam, bedah, anak, obstetri dan ginekologi, KB, syaraf, jiwa, THT, mata, gigi dan mulut, kardiologi, radiologi, bedah orthopedi, paru-paru, umum, UGD, dan lain-lain sesuai kebutuhan. Modul ini juga mencatat diagnose dan tindakan terhadap pasien agar tersimpan di dalam laporan rekam medis pasien.

3. Rawat Inap.

Modul ini mencatat diganosa dan tindakan terhadap pasien, konsultasi dokter, hubungan dengan poliklinik/penunjang medis.

(24)

Yang mencatat informasi pemeriksaan seperti: ECG, EEG, USG, ECHO, TREADMIL, CT Scan, Endoscopy, dan lain-lain.

5. Penagihan dan Pembayaran

Meliputi penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan, rawat inap dan penunjang medis (laboratorium, radiologi, rehab medik), baik secara langsung maupun melalui jaminan dari pihak ketiga/asuransi/JPKM.Modul ini juga mencatat transaksi harian pasien (laboratorium, obat, honor dokter), daftar piutang, manajemen deposit dan lain-lain.

6. Apotik/Farmasi, yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan transaksi obat-obatan. Melalui lingkup manajemen pasien tersebut dapat diperoleh laporanlaporan mengenai: 1. Pendapatan rawat inap dan jalan secara periodik (harian, bulanan dan tahunan),

2. Penerimaan kasir secara periodik,

3. Tagihan dan kwitansi pembayaran pasien 4. Rekam medis pasien

5. Data kegiatan rumah sakit dalam triwulan (RL1), 6. Data morbiditas pasien rawat inap (RL2a), 7. Data morbiditas pasien rawat jalan (RL2b),

8. Manajemen ketersediaan obat pada bagian farmasi/apotik, 9. Penerimaan kasir pada bagian farmasi/apotik,

10. Data morbiditas penyakit khusus pasien rawat inap (RL2a1), 11. Grafik yang menunjang dalam pengambilan keputusan. 12. Data morbiditas penyakit khusus pasien rawat jalan (RL2b1),

G. Konsep-konsep Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan

Ada beberapa konsep dasar yang harus dipahami oleh para pengembang atau pembuat rancang bangun sistem informasi (designer). Konsep-konsep tersebut antara lain:

1. Sistem informasi tidak identik dengan system komputerisasi

Pada dasarnya sistem informasi tidak bergantung kepada penggunaan teknologi komputer.Sistem informasi yang memanfaatkan teknologi komputer dalam implementasinya disebut sebagai Sistem Informasi Berbasis Komputer (Computer Based Information System). 2. Sistem informasi organisasi adalah suatu sistemyang dinamis

Dinamika sistem informasi dalam suatu organisasi sangat ditentukan oleh dinamika perkembangan organisasi tersebut.Oleh karena itu perlu disadari bahwa pengembangan sistem informasi tidak pernah berhenti.

3. Sistem informasi sebagai suatu sistem harusmengikuti siklus hidup system

Panjang pendeknya umur layak guna sistem informasi tersebut ditentukan diantaranya oleh:

a. Perkembangan organisasi semakin cepat b. Perkembangan teknologi informasi 4.

Daya guna sistem informasi sangat ditentukanoleh tingkat integritas sistem informasi itusendi ri

(25)

Sistem informasi yang terpadu (integrated) mempunyai daya guna yang tinggi, jika dibandingkan dengan sistem informasi yang terfragmentasi. Usaha untuk melakukan integrasi sistem yang ada didalam suatu organisasi menjadi satu sistem yang utuh merupakan usaha yang berat dengan biaya yang cukup besar dan harus dilakukan secara berkesinambungan. 5.

Keberhasilan pengembangan sistem informasisangat bergantung pada strategi yang dipilih un tukpengembangan sistem tersebut

Strategi yang dipilih untuk melakukan pengembangan sistem sangat bergantung kepada besar kecilnya cakupan dan tingkat kompleksitas dari sistem informasi tersebut. Untuk sistem informasi yang cakupannya luas dan tingkat kompleksitas yang tinggi diperlukan tahapan pengembangan seperti: Penyusunan Rencana Induk Pengembangan, Pembuatan Rancangan Global, Pembuatan Rancangan Rinci, Implementasi dan Operasionalisasi.

Dalam pemilihan strategi harus dipertimbangkan berbagai factor seperti : keadaan yang sekarang dihadapi, keadaan pada waktu system informasi siap dioperasionalkan dan keadaan dimasa mendatang, termasuk antisipasi perkembangan organisasi dan perkembangan teknologi. Ketidaktepatan dalam melakukan prediksi keadaan dimasa mendatang, merupakan salah satu penyebab kegagalam implementasi dan operasionalisasi sistem informasi.

6.

Pengembangan Sistem Informasi organisasi harusmenggunakan pendekatan fungsi dan dilaku kansecara menyeluruh (holistik).

Pengembangan sistem informasi dilakukan dengan menggunakan pendekatan struktur organisasi dan pada umumnya mengalami kegagalan, karena struktur organisasi sering kali kurang mencerminkan semua fungsi yang ada didalam organisasi.

Sebagai pengembang sistem informasi hanya bertanggung jawab dalam mengintegrasikan fungsi-fungsi dan sistem yang ada didalam organisasi tersebut menjadi satu sistem informasi yang terpadu.Pemetaan fungsi-fungsi dan sistem ke dalam unit-unit struktural yang ada di dalam organisasi tersebut adalah wewenang dan tanggungjawab dari pimpinan organisasi tersebut. Penyusunan rancang bangun/desain system informasi seharusnya dilakukan secara menyeluruh sedangkan dalam pembuatan aplikasi bisa dilakukan secara sektoral atau segmental menurut prioritas dan ketersediaan dana. Pengembangan sistem yang dilakukan segmental atau sektoral tanpa adanya desain sistem informasi yang menyeluruh akan menyebabkan kesulitan dalam melakukan intergrasi sistem.

7. Informasi telah menjadi aset organisasi.

Dalam konsep manajemen modern, informasi telah menjadi salah satu aset dari suatu organisasi, selain uang, SDM, sarana dan prasarana. Penguasaan informasi internal dan

(26)

eksternal organisasi merupakan salah satu keunggulan kompetitif (competitive advantage), karena keberadaan informasi tersebut:

a. Menentukan kelancaran dan kualitas proses kerja b. Menjadi ukuran kinerja organisasi/perusahaan

c. Menjadi acuan yang pada akhirnya menentukan kedudukan/peringkat organisasi tersebut dalam persaingan lokal maupun global.

8. Penjabaran sistem sampai ke aplikasimenggunakan struktur hirarkis yang mudahdipahami. Dalam semua kepustakaan yang membahasa konsep sistem, hanya dikenal istilah sistem dan subsistem. Hal ini akan menimbulkan kesulitan dalam melakukan penjabaran sistem informasi yang cukup luas cakupannya. Oleh karena itu, dalam penjabaran sering digunakan istilah Sistem, Subsistem, Modul, Submodul, Aplikasi.

H. Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan pada Sistem Informasi Rumah Sakit 1. Rancang Bangun (desain) Sistem Informasi Rumah Sakit

Rancang Bangun Rumah Sakit (SIRS), sangat bergantung kepada jenis dari rumah sakit tersebut.

2. Pengembangan Sistem Informasi Rumah Sakit

Dalam melakukan pengembangan SIRS, pengembang haruslah bertumpu dalam 2 hal penting yaitu “kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS” dan “sasaran pengembangan SIRS” tersebut. Adapun kriteria dan kebijakan yang umumnya dipergunakan dalam penyusunan spesifikasi SIRS adalah sebagai berikut:

a. SIRS harus dapat berperan sebagai subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional dalam memberikan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu.

b. SIRS harus mampu mengaitkan dan mengintegrasikan seluruh arus informasi dalam jajaran Rumah Sakit dalam suatu sistem yang terpadu.

c. SIRS dapat menunjang proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan maupun pengambilan keputusan operasional pada berbagai tingkatan.

d. SIRS yang dikembangkan harus dapat meningkatkan daya-guna dan hasil-guna terhadap usaha-usaha pengembangan sistem informasi rumah sakit yang telah ada maupun yang sedang dikembangkan.

e. SIRS yang dikembangkan harus mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap perubahan dan perkembangan dimasa datang.

f. Usaha pengembangan sistem informasi yang menyeluruh dan terpadu dengan biaya investasi yang tidak sedikit harus diimbangi pula dengan hasil dan manfaat yang berarti (rate of return) dalam waktu yang relatif singkat.

g. SIRS yang dikembangkan harus mampu mengatasi kerugian sedini mungkin.

h. Pentahapan pengembangan SIRS harus disesuaikan dengan keadaan masing-masing subsistem serta sesuai dengan kriteria dan prioritas.

i. SIRS yang dikembangkan harus mudah dipergunakan oleh petugas, bahkan bagi petugas yang awam sekalipun terhadap teknologi komputer (user friendly).

(27)

j. SIRS yang dikembangkan sedapat mungkin menekan seminimal mungkin perubahan, karena keterbatasan kemampuan pengguna SIRS di Indonesia, untuk melakukan adaptasi dengan sistem yang baru.

k. Pengembangan diarahkan pada subsistem yang mempunyai dampak yang kuat terhadap pengembangan SIRS. Atas dasar dari penetapan kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS tersebut di atas, selanjutnya ditetapkan sasaran pengembangan sebagai penjabaran dari Sasaran Jangka Pendek Pengembangan SIRS, sebagai berikut:

 Memiliki aspek pengawasan terpadu

 Terbentuknya sistem pelaporan yang sederhana dan mudah dilaksanakan, akan tetapi cukup lengkap dan terpadu.

 Terbentuknya suatu sistem informasi yang dapat memberikan dukungan akan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu melalui dukungan data yang bersifat dinamis.

 Meningkatkan daya-guna dan hasil-guna seluruh unit organisasi dengan menekan pemborosan.

 Terjaminnya konsistensi data.  Orientasi ke masa depan.

 Pendayagunaan terhadap usaha-usaha pengembangan sistem informasi yang telah ada maupun sedang dikembangkan, agar dapat terus dikembangkan dengan mempertimbangkan integrasinya sesuai

Secara garis besar tahapan pengembangan SIRS adalah sebagai berikut: a. Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SIRS,

b. Penyusunan Rancangan Global SIRS c. Penyusunan Rancangan Detail/Rinci SIRS,

d. Pembuatan Prototipe, terutama untuk aplikasi yang sangat spesifik,

e. Implementasi, dalam arti pembuatan aplikasi, pemilihan dan pengadaan perangkat keras maupun perangkat lunak pendukung.

f. Operasionalisasi dan Pemantapan.

Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis komputer (Computer Based Hospital Information System) memang sangat diperlukan untuk sebuah rumah sakit dalam era globalisasi, namun untuk membangun sistem informasi yang terpadu memerlukan tenaga dan biaya yang cukup besar. Kebutuhan akan tenaga dan biaya yang besar tidak hanya dalam pengembangannya, namun juga dalam pemeliharaan SIRS maupun dalam melakukan migrasi dari system yang lama pada sistem yang baru. Selama manajemen rumah sakit belummenganggap bahwa informasi adalah merupakan aset dari rumah sakit tersebut, maka kebutuhan biaya dan tenaga tersebut diatas dirasakan sebagai beban yang berat, bukan sebagai konsekuensi dari adanya kebutuhan akan informasi. Kalau informasi telah menjadi aset rumah sakit, maka beban biaya untuk pengembangan, pemeliharaan maupun migrasi SIRS sudah selayaknya masuk dalam kalkulasi biaya layanan kesehatan yang dapat diberikan

(28)

oleh rumah sakit itu. Hal ini disebabkan karena perubahan dari sistem yang terotomasi menjadi sistem manual merupakan kejadian yang sangat tidak menguntungkan bagi rumah sakit tersebut.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi kesehatan merupakan sebuah sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua jenjang, bahkan di puskesmas atau rumah sakit kecil sekalipun. Bukan hanya data, namun juga informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan adanya sistem informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik.

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Adikoesoemo. 2003.manajemen rumah sakit Jakarta : pustaka Sinar Harapan

Greef, Judith A. 1996.komunikasi kesehatan dan perubahan perilaku. Djokjakarta: Gadjah Mada University Press.

Notoatmojo, Soekidjo. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta. Muninjaya, Gde AA, 2004. Manajemen Kesehatan,ed.2. Jakarta : EGC

Abdul Kadir, Pengenalan Sistem Informasi, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2003.

Andri Kristanto, Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, Penerbit Gava Media, Yogyakarta, 2003.

Jogiyanto H.M., Akt., Ph.D., Analisis Analisis dan Desain Sistem Informasi, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2005.

Witarto, Memahami Sistem Informasi, Penerbit Informatika, 2004.

Link Sumber : http://diaryforberti.blogspot.com/2014/12/makalah-sistem-informasi-rumah-sakit.html#ixzz46qXicPL8

http://diaryforberti.blogspot.co.id/2014/12/makalah-sistem-informasi-rumah-sakit.html

(30)

Makalah Tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Sabtu, 26 September 2015

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT A. Latar Belakang SIMRS

Sistem Informasi Manajemen (SIM) bagi suatu rumah sakit merupakan hal yang sangat penting untuk segera diterapkan.Hal ini mengingat semakin kompleksnya permasalahan yang ada dalam data medik pasien maupun data-data administrasi yang ada di rumah sakit.Namun menyediakan SIM bukanlah hal yang mudah, terutama jika dikaitkan dengan biaya pengadaan SIM yang relatif sangat besar.

Penerapan sistem informasi pada suatu rumah sakit memerlukan suatu perencanaan yang matang. Bila dilakukan secara tergesa-gesa tanpa melakukan perencanaan terlebih dahulu dikhawatirkan akan memakan biaya yang mahal, kemungkinan ada biaya baru baik untuk riset kelayakan dan lain-lain akan menambah biaya selanjutnya. Dalam penerapan sistem informasi maka masalah finansial merupakan faktor yang sangat penting.

(31)

Sistem Informasi Manajemen terdiri dari tiga kata yaitu sistem, informasi dan manajemen. Sistem adalah suatu himpunan dari unsur, komponen atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu. Informasi adalah data yang telah disusun sedemikian rupa, sehingga bermakna dan bermanfaat karena dapat dikomunikasikan kepada seseorang yang akan menggunkannya untuk membuat keputusan. Manajemen adalah tindakan memikirkan dan mencapai hasil-hasil yang diinginkan melalui usaha kelompok yang terdiri dari tindakan mendayagunakan bakat-bakat manusia dan sumber-sumber daya.Sehingga Sistem Informasi Manajemen berarti suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Jika lebih spesifik lagi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah suatu prosedur pemrosesan data-data baik data-data umum Rumah Sakit maupun data-data medik pasien sehingga dapat mendukung proses pengambilan keputusan manajemen.

Sistem Informasi Manajemen yang dimaksudkan adalah suatu sistem yang telah berbasiskan komputer untuk mengolah data-data medik pasien maupun data-data administrasi yang dimiliki rumah sakit.Selama ini jika kita bicara tentang rumah sakit, yang paling mudah diingat adalah pelayanannya yang tidak memuaskan ketika melakukan administrasi atau waktu yang terlalu yang dibutuhkan oleh perawat untuk mencari data-data medik pasien. Beberapa hambatan-hambatan yang sering dialami oleh pihak Rumah Sakit yang disebabkan oleh system informasi yang belum dikelola dengan baik adalah pencatatan yang berulang yang menyebabkan penduplikasian data, data yang belum terintegrasi atau masih tersebar, pencatatan data masih dilakukan secara manual sehingga banyak terdapat kesalahan dan informasi terlambat disebarkan. Oleh karena system informasi manajemen untuk Rumah Sakit sangat perlu dilakukan agar dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, dapat menyajikan laporan akurat sehingga dapat memberikan kemudahan dalam pengambilan keputusan oleh pihak manajemen.

(32)

Sebelum menerapkan suatu system informasi manajemen untuk Rumah Sakit, kita harus mengetahui kelas dan status dari Rumah Sakit tersebut.Dimana masing-masing Rumah Sakit memiliki kebutuhan system informasi berbeda-beda. Status dan kelas Rumah Sakit dapat dibagi menjadi empat (4), yaitu :

 Rumah Sakit Vertikal

 Rumah Sakit Umum Daerah  Rumah Sakit Umum Swasta  Rumah Sakit specialist

Sedangkan untuk melakukan penerapan sistem informasi rumah sakit dibutuhkan biaya yang tidak sedikit jumlahnya. Banyak yang harus benar-benar dipersiapkan agar hasil yang akan diperoleh seperti apa yang diharapkan. Komponen utama untuk menunjang terlaksananya penerapan sistem informasi yang benar dan sesuai kebutuhan :

 Software (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit)  Hardware (seperangkat komputer)

 Networking (Jaringan LAN, wireless)  SOP (Standar Operasional Prosedur)  SDM (Sumber Daya Manusia)

Ketika system informasi telah disiap diimplementasikan ternyata ada beberapa kendala yang terjadi di lapangan, antara lain ketidaksiapan pihak Rumah Sakit dalam menerapkan system informasi yang terintegrasi dan berbasis komputer, sulitnya merubah pola kerja yang telah terbiasa dengan system manual menjadi komputerisasi, dan penyajian data yang belum semuanya dalam bentuk elektronik yang akan memudahkan proses migrasi data.

Secara garis besar, ruang lingkup DigIS-RS ini bisa digambarkan sebagai berikut:

(33)

 Proses registrasi pasien umum dan pasien penjamin selain ASKES  Proses registrasi pasien ASKES

 Alur pelayanan perawatan pasien rawat jalan  Alur pelayanan Pasien UGD

 Alur pelayanan pasien di unit penunjang

B. Strategi SIMRS

Strategi adalah pendekatan pola pikir,perencanaan dan pengambilan keputusandalam situasi bisnis yang mengharuskanmanajer untuk mengetahui, memahami,menerima dan mendukung misi organisasi,atau unit di dalam organisasi, danmenghubungkan misi tersebut denganlingkungan ditempat keputusan-keputusantersebut akan diimplementasikan.“driving force” di balik pola pikir, perencanaan dan manajemen strategis adalah misiorganisasi.

Manajemen strategis adalah kegiatan kolektif yang menyangkut pemahaman tentang hakekat danimplikasi dari perubahan eksternal, kemampuanuntuk mengembangkan strategi yang efektif dalammenghadapi perubahan, dan kemauan sertakemampuan untuk mengelola secara aktifmomentum organisasisuatu keharusan bagi manajer rumah sakit, untukmemahami perubahan-perubahan yang terjadi dilingkungannya; mereka tidak hanya responsif terhadapperubahan tetapi harus mampu menciptakan masadepanmanajemen strategis disusun sebagai pendekatan atau filosofi untuk mengelola organisasi yang sangat kompleks.

Enam elemen dari manajemen strategis pendekatan manajemen strategis pada organisasi yang kompleks seperti rumah sakit, dalam melaksanakan manajemen strategis diperlukan pendekatan analitis maupun pendekatan kedaruratan ( emergent/contingency) : – pendekatan analitik atau rasional bergantung pada pengembangan langkah-langkah atau proses yang

(34)

logis (linear thinking) – model emergent, bergantung pada pemikiran intuitif, kepemimpinan, dan pembelajaran dan merupakan bagian dari manajemen kedua pendekatan ini dibutuhkan dan dipandang sebagai satu “single model” pendekatan analitis dapat disamakan dengan “peta”,sedangkan model emergent merupakan “kompas”nya

Model manajemen strategis yang mencakup pendekatan analitis dan emergent biasanya terdiri dari tiga elemen : pola pikir strategis (strategic thinking) perencanaan strategis (strategic planning) momentum strategis (strategic momentum)

1. Strategic thinking

Strategic thinking mengenali kenyataan tentang perubahan mempertanyakan asumsi dan kegiatan terkini membangun pemahaman sistem melihat kemungkinan masa depan menciptakan ide-ide baru mempertimbangkan kesesuaian organisasi dengan lingkungan eksternal. \

Strategic thinking melakukan asesmen terhadap: perubahan kebutuhan dari stake holders (pemangku kepentingan) perubahan menyangkut teknologi, sosial dan demografi, ekonomi, politik/perundangan tuntutan kompetitif.

2. Strategic planning

Strategic planning adalah process secara periodik dalam mengembangkan satuperangkat langkah-langkah dalam organisasi untuk mencapai misi dan visinya dengan menggunakan pola pikir strategis.

Strategic planning menyiapkan proses langkah demi langkah yang berurutan untuk menciptakan strategi

 melibatkan kegiatan-kegiatan “periodic group strategic thinking

(brainstorming)”

 membutuhkan data/informasi

(35)

 memfasilitasi pengambilan keputusan yang konsisten

 konsensus akan kebutuhan guna penyesuaian organisasi dengan lingkungan

eksternal

 hasilnya adalah perencanaan strategis yang terdokumentasi.

3. Strategic momentum

Strategic momentum menyangkut kegiatansehari-hari untuk mengelola strategi guna pencapaian sasaran strategis dari organisasi. strategic momentum:

 kegiatan nyata untuk mencapai sasaran spesifik– menyangkut proses

pengambilan keputusan dan dampaknya

 menghasilkan budaya dan style

 memunculkan antisipasi, inovasi dan keunggulan  mengevaluasi kinerja strategi melalui pengendalian  suatu proses pembelajaran

 bergantung pada peningkatan pola pikir strategis dan perencanaan

Strategis periodikmomentum strategis menjamin filosofi yang berkelanjutan dalam mengembangkan dan mengatur perencanaan, kegiatan dan pengendalian dari organisasi.

Tata kelola sistem informasi yang baik harus selaras dengan fungsi, visi, misi dan strategi organisasi. Secara generik fungsi Rumah Sakit (menurut WHO tahun 1957), memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan, Rumah Sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial. Rumah sakit juga merupakan pusat pelayanan rujukan medik spsialistik dan sub spesialistik dengan fungsi utama menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitasi pasien).

(36)

Dengan demikian secara umum sistem informasi Rumah Sakit harus selaras dengan bisnis utama (core bussines) dari Rumah Sakit itu sendiri, terutama untuk informasi riwayat kesehatan pasien atau rekam medis (tentang indentitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien), informasi kegiatan operasional (termasuk informasi sumber daya manusia, material, alat kesehatan, penelitian serta bank data.

C. Proses Bisnis SIMRS

Pertumbuhan teknologi komunikasi dan informasi telah menyentuh banyak lapisan kehidupan, termasuk dalam bidang kesehatan.Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) merupakan salah satu bagian penting dalam penyelenggaraan rumah sakit terutama kaitannya dalam melakukan pencatatan dan pelaporan. Bahkan kewajiban menyelenggarakan SIMRS ini telah tercantum dalam UU Nomor 44 tahun tentang Rumah Sakit dan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 82 tahun 2013 tentang SIMRS.

Namun saat ini masih banyak rumah sakit yang belum menerapkan SIMRS secara optimal.Permasalahan yang masih terjadi saat ini adalah antrian calon pasien yang mengantri berjam-jam untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Hal ini disebabkan pengantrian data dilakukan 2 kali untuk menerbitkan Surat Elegibitas Peserta (SEP) dan Pendaftaran Rumah Sakit,” ungkap Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan Dr. dr. Nurshanty Sapada. M.Kes dalam sambutannya pada acara “Pertemuan Monitoring dan Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Open Source (SIMRS GOS)” di Bali, Senin (1/9).

Pertemuan ini membahas berbagai perkembangan sistem informasi manajemen RS, terutama kaitannya dengan SIMRS GOS dan integrasi sistem informasi JKN (Bridging System). Saat ini, tim IT Kementerian Kesehatan mengembangkan Sistem Informasi Rumah Sakit Generik Open Source (SIMRS

(37)

GOS). Dengan menggunakan SIMRS GOS ini didapat berbagai manfaat, salah satunya membantu dalam hal bisnis proses Manajemen Rumah Sakit.

Selain itu, aplikasi ini dapat diperoleh secara gratis tanpa perlu membayar lisensi dan dapat dikembangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan pihak Rumah Sakit, Baik secara mandiri, bersama pusat dan atau pihak ke-3,” jelasnya dihadapan para peserta yang terdiri dari Tim IT Rumah Sakit Vertikal, Tim IT Rumah Sakit Pilot Project SIMRS GOS dan Tim IT Rumah Sakit yang telah mengajukan permohonan ke Kementerian Kesehatan.

Untuk mendapatkan SIMRS GOS ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh Pihak Rumah Sakit yaitu mempunyai Infrastruktur IT (Jaringan LAN, Komputer Client dan Server), dan memiliki minimal 1 (satu) orang SDM IT yang akan dilatih dan yang memiliki kompetensi dalam bidang pemograman.

Kemudian kaitannya dengan pelaksanaan Jaminan Kesehatan nasional (JKN), pengembangan SIMRS ini tentu saja menjadi salah satu bagian penting dalam menyukseskan program ini.Dalam upaya meningkatkan mutu layanan yang lebih baik kepada peserta, bahkan saat ini RS – BPJS Kesehatan telah mengembangkan Bridging System.

Sistem ini memungkinkan dua sistem berbeda melakukan dua proses pada saat yang sama, tanpa adanya intervensi satu sistem ke sistem lainnya secara langsung. Sehingga calon pasien kini tidak perlu mengantri berjam-jam di loket pendaftaran,” jelasnya.

Maka, penting sebuah RS untuk terus meningkatkan pelayanan melalui pengembangan Sistem Informasi RS. Dengan diterapkannya sistem yang optimal, pelayanan akan lebih lancar, efektif, efisien. Kepastian pembiayaan dan kecepatan klaim akan semakin baik, serta terjadinya kepuasan konsumen baik pasien, rumah sakit, maupun stake holder lainnya.

Pengelolaan data yang sangat besar baik berupa data medis pasien (medical record) maupun data administrasi yang dimiliki oleh Rumah Sakit mengakibatkan beberapa hambatan / kendala, antara lain:

(38)

 Redudansi Data, pencatatan data yang berulang-ulang menyebabkan duplikasi

data sehingga kapasitas yang di perlukan membengkak dan pelayanan menjadi lambat, tumpukan filing sehingga memerlukan tempat filing yang cukup luas.  Unintegrated Data, penyimpanan data yang tidak terpusat menyebabkan data

tidak sinkron, informasi pada masing-masing bagian mempunyai asumsi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit /Instalasi.

 Human Error, proses pencatatan yang dilakukan secara manual menyebabkan

terjadinya kesalahan pencatatan yang semakin besar dan tidak singkrong dari unit satu ke yang lainya dan akan menimbulkan banyaknya perubahan data (efeknya banyak pelayanan akan berdasarkan sesuka perawat/dokter sehinga dokter / perawat bisa menambah bahkan mengurangi data/tarif sesuai dengan kondisi saat itu, misal yang berobat adalah saudaranya maka dengan seenaknya dokter/perawat memberikan diskon tanpa melalu prosedur yang tepat, sehingga menimbulkan kerugian pada pihak rumah sakit.

 Terlambatnya Informasi, dikarenakan dalam penyusunan informasi harus

direkap secara manual maka penyajian informasi menjadi terlambat dan kurang dapat dipercaya kebenarannya.

Untuk mengatasi hambatan–hambatan dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, keberadaan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit sangat dibutuhkan, sebagai salah satu langkah strategis dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan memenangkan persaingan bisnis

1. Pelayanan Utama (Front Office)

Setiap Rumah Sakit memiliki prosedur yang unik (berbeda satu dengan lainnya), tetapi secara umum/generik memiliki prosedur pelayanan terintegrasi yang sama yaitu proses pendaftaran, proses rawat (jalan atau inap) dan proses pulang.

Setiap Rumah Sakit memiliki prosedur yang unik (berbeda satu dengan lainnya) tetpi secara umum/generik memiliki prosedur pelayanan terintegrasi

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangan teknologi informasi yang pesat memungkinkan untuk melakukan perancangan dan pembuatan sistem informasi manajemen berbasis komputer, sehingga dapat memberikan

Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Open Source BUK pada umumnya disediakan untuk diakses secara bersama menggunakan layanan internet. Sehingga hardware yang dibutuhkan

Perkembangan teknologi pada era globalisasi saat ini berkembang sangat pesat, dimana setiap orang dapat dengan mudah mengakses dan menyebarkan informasi dengan

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat SIMRS adalah suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh

Sistem informasi pada setiap perusahaan atau lembaga informasi sangatlah dibutuhkan karena perkembangan teknologi yang sangat pesat di era modern seperti ini

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat SIMRS adalah suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang memproses dan mengintegrasikan

Menurut Abdul Kadir (2003, p114) Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah system informasi yang digunakan untuk mendukung operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam

Sistem informasi penjualan mengupayakan agar penyajian informasi yang dibutuhkan oleh Toko Sepeda Sederhana ini menjadi lebih cepat, akurat dan efektif