• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Manajer Dalam Proses Pengambilan Keputusan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peranan Manajer Dalam Proses Pengambilan Keputusan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN MANAJER DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

I. PENGERTIAN PERAN

Pertama, suatu penjelasan historis menyebutkan, konsep peran semula dipinjam dari keluarga drama atau teater yang hidup subur pada jaman Yunani Kuno (Romawi). Dalam arti ini, peran menunjuk pada karakteristik yang disandang untuk dibawakan oleh seseorang aktor dalam sebuah pentas drama.

Kedua, suatu penjelasan yang menunjuk pada konotasi ilmu sosial, yang mengartikan peran sebagai suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki suatu karakteristik (posisi) dalam struktur sosial.

Ketiga, suatu penjelasan yang lebih bersifat operasional, menyebutkan bahwa peran seorang aktor adalah suatu batasan yang dirancang oleh aktor lain, yang kebetulan sama-sama berada dalam satu “penampilan/unjuk peran (role performance).”

Jadi suatu peranan dirumuskan sebagai suatu rangkaian perilaku yang teratur, yang ditimbulkan karena suatu jabatan tertentu, atau karena adanya suatu kantor yang mudah dikenal. Peranan timbul karena seorang pemimpin memahami bahwa ia bekerja tidak sendirian. Dia mempunyai lingkungan, yang setiap saat ia perlukan untuk berinteraksi. Lingkungan itu luas dan beraneka macam, dan masing-masing pemimpin akan mempunyai lingkungan yang berlainan. Tetapi peranan yang harus dimainkan pada hakikatnya tidak ada perbedaan. Baik pemimpin tingkat atas, tangah maupun bawah akan mempunyai jenis peranan yang sama, hanya berbeda lingkungan yang akhirnya membuat bobot peranan itu sedikit berbeda.

(2)

Apakah arti kepemimpinan? Menurut sejarah, masa “kepemimpinan” muncul pada abad 18. Ada beberapa pengertian kepemimpinan, antara lain:

1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).

2. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).

3. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).

4. Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.

5. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).

Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu maupun masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut.

III. PENGERTIAN PEMIMPIN

Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya

(3)

dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan- alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama (Panji Anogara, Page 23).

IV. TUGAS DAN PERAN PEMIMPIN

Para penganutbehaviorisme, berdasarkan pada penelitian yang dilakukannya menyimpulkan

bahwa peran pemimpin adalah :

1. Menetapkan tujuan dan menegaskan arah untuk mencapai tujuan.

2. Melengkapi sarana untuk mencapai tujuan

3. Melengkapi dan menegaskan tatanan organisasi.

4. Memberikan fasilitas untuk melaksanakan kegiatan dan mengadakan hubungan antar

kegiatan.

5. Memberikan fasilitas kepada kelompok dalam melaksanakan tugasnya.

Stogdill dalam Gaya Kepemimpinan – Pendekatan Bakat Situasional (Rustandi ; 1985 : h. 46)

menyimpulkan bahwa peran pemimpin menurut teori klasik, meliputi :

1. Perencanaan 2. Pengorganisasian 3. Pengendalian

Dalam implementasinya kadang-kadang ditambahkan dengan koordinasi, supervisi, dan motivasi, tetapi tambahan itu

(4)

sesunggguhnya hanya merupakan perincian dari peran pengendalian.

Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah: 1. Pemimpin bekerja dengan orang lain

Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang diluar organisasi.

2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas). Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk

menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.

3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas

Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif. 4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual

Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.

5. Manajer adalah seorang mediator

Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus

dapat menjadi seorang mediator (penengah). 6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat

Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang

(5)

diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.

7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit

Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.

Jika organisasi yang dipimpinnya bisa berjalan secara efektif, maka ada empat peranan manajemen yang harus dilakukan oleh manajer. Empat peranan itu menurut Ichak Adizes dalam Perilaku Organisasi (Nimran : 1999: h.62), yakni : memproduksi, melaksanakan,

melakukan informasi, dan memadukan(integr ating).

Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen,

mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok, yaitu peran antarpribadi, peran informasional, dan peran pengambilan

keputusan. Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi dengan orang lain.

1. Peranan Hubungan Antar Pribadi (Interpersonal Role)

Pada peranan ini, menyangkut hal-hal tentang pengembangan antar pribadi. contoh dari pengembangan dirinya adalah eksistensi

manajer itu sendiri dengan dunia sekitarnya. Dalam peranan ini dibagi lagi atas tiga peranan, yaitu peranan sebagai :

a.Peran sebagai tokoh (figurehead role), karena posisinya selaku kepala dalam

organisasi setiap pemimpin mempunyai kewajiban untuk melakukan kegiatan

yang bersifat seremonial atau dalam persoalan yang timbul secara formal.

b.Peran sebagai pemimpin (leader role), dalam peranan ini manajer bertindak

(6)

sebagai pemimpin. Karena jabatannya, pemimpin

bertanggungjawab atas segala sesuatu yang dikerjakan anak buahnya. Misalnya, pemimpin bertanggungjawab atas penggajian dan latihan kerja anak buahnya. Selain itu merupakan tugasnya yang tidak langsung untuk memotivasi dan meningkatkan semangat kerja anak buahnya, serta harus berusaha menyelaraskan

kebutuhan anak buahnya dengan kepentingan organisasi. Organisasi secara formal hanya menyediakan sejumlah

kewenangan, kepemimpinanlah yang menentukan sejauhmana kekuasaan yang tersedia akan dimanfaatkan.

c.Peran sebagai pejabat perantara/penghubung (liaison role), ialah kegiatan

pemimpin untuk melakukan hubungan selain hubungan ke atas menurut jalur komando, juga melakukan peranan yang berinteraksi dengan teman sejawat, staf, orang-orang lain yang berada di luar organisasinya.

2.Peranan yang Berhubungan Dengan Informasi (Informational Role) Manajer berhubungan langsung dengan informasi. Pada peranan ini dibagi menjadi tiga

peranan, yaitu peranan sebagai : a.

Peran selaku pencatat (monitor role). Karena jaringan kontak pribadinya demikian luas, pemimpin dapat mengumpulkan

informasi dari berbagai pihak. Informasi itu didapatkannya secara langsung, termasuk yang berupa desas-desus, kabar angin atau spekulasi. Informasi ini dapat berupa informasi lunak yang berguna bagi kepentingan organisasi.

Selain itu dalam peran ini mengidentifikasikan seorang manajer sebagai penerima dan

(7)

pengertian yang baik dari organisasi yang dipimpinnya dan mempunyai pemahaman yang komplit tentang lingkungannya. b.

Peran selaku penyebar (disseminator role). Informasi yang berhasil didapatkannya berdasarkan hubungan pribadinya, boleh jadi ada yang perlu diketahui oleh anak buahnya. Pemimpin dapat memberikan informasi yang

diperlukan itu secara langsung. Mungkin pemimpin menjadi penghubung antara anak buah yang saling membutuhkan, jika diantara mereka secara formal tidak ada jalur informasi satu sama lain. Peran ini melibatkan manajer untuk menangani proses

transmisi dari informasi-informasi ke dalam organisasi yang dipimpinnya.

c.

Peran selaku juru bicara (spokesman role). Peran selaku juru bicara adalah kegiatan pemimpin untuk memberikan keterangan tentang organisasinya kepada pihak luar. Semisal, seorang direktur perusahaan raksasa kadang-kadang harus menggunakan sebagian besar waktunya untuk memberikan keterangan tentang

perusahaannya kepada para wartawan. Peran ini dimainkan manajer untuk penyampaian informasi keluar lingkungan organisasinya.

3. Pembuat Keputusan (Decission Role)

Informasi tentu saja bukan akhir dari segala kegiatannya. Informasi merupakan masukan dasar untuk membuat keputusan. Pemimpin memainkan peran utama dalam proses pembuatan keputusan. Peranan ini membuat manajer harus terlibat dalam suatu proses

(8)

pembuatan strategi. Peran pembuat keputusan diperinci menjadi : a.Peran sebagai wiraswastawan (entrepreneur role). Pemimpin bertanggungjawab

untuk memajukan dan menyesuaikan organisasinya dengan

perkembangan lingkungan. Perannya selaku pengumpul informasi, suatu ketika mungkin menemukan gagasan-gagasan baru.

Gagasan-gagasan baru ini kalau dianggapnya baik, dapat

diterapkan di dalam organisasi yang dipimpinnya. Manajer bertindak sebagai pemrakarsa dan perancang dari banyak

perubahan-perubahan yang terkendali dalam organisasinya. b.

Peran sebagai penghalau/penanggulangan gangguan (disturbande handler

role). Tidak ada suatu organisasi yang selalu berjalan mulus. Suatu saat pasti akan

mengalami gangguan tertentu yang disebabkan perkembangan keadaan. Gangguan itu bukan saja disebabkan keterbatasan pemimpin untuk mengenali situasi, tetapi juga karena pemimpin yang terbaikpun tidak mungkin meramalkan akibat dari seluruh tindakannya. Pendek kata gangguan itu datang dari suatu hal yang di luar jangkauannya. Selaku pemimpin, ia harus mampu

mengatasinya. Jika perannya selaku wiraswastawan berupa inisiatif untuk mengadakan

penanggulangan dengan sukarela, perannya selaku

penanggulangan gangguan merupakan seharusnya yang mesti dilakukan. Dimana manajer bertanggungjawab terhadap organisasi ketika organisasinya terancam bahaya, misalnya : akan dibubarkan, terkena gossip, isu-isu kurang baik, dan lain sebagainya.

(9)

Peran sebagai pembagi sumber daya (resources allocator of role),

peran pemimpin selaku pembagi sumber daya adalah tanggung jawab pemimpin dalam menentukan “siapa akan dapat apa”, dalam organisasi yang dipimpinnya. Sumber daya yang paling penting untuk diatur pembagiannya adalah waktu yang dimiliki. Selanjutnya pemimpin dibebani tugas untuk mengatur pola hubungan formal yang mengatur bagaimana pekerjaan dibagi dan dikoordinasikan. Dalam peran ini manajer memainkan peranan untuk memutuskan kemana sumber dana akan didistribusikan ke bagian-bagian dari organisasinya.

d.

Peran sebagai perunding (negotiator role), penelitian

membuktikan bahwa pemimpin menggunakan waktunya yang tidak sedikit untuk mengadakan perjanjian demi perjanjian. Penutupan perjanjian ini nampaknya telah merupakan tugasnya yang rutin, yang mengalir dari kedudukannya sebagai pusat syaraf organisasi dan kewenangan yang dimilikinya dalam organisasi

DAFTAR PUSTAKA http://www.damandiri.or.id/file/suwandiunairbab21.pdf http://lapmics.blogspot.com/2009/04/hakekat-kepemimpinan-dalam-organisasi.html http://4ld1.wordpress.com/2009/08/30/4-peran-pemimpin-unggul/ http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/kepemimpinan-34/ http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen http://organisasi.org/macam-jenis-peranan-manajemen-peran- manajer-dalam-organisasi-perusahaan-ekonomi-manajemen http://bona9dari.wordpress.com/2010/01/09/kepemimpinan/ http://iniiblogusi.blogspot.com/2009/12/peranan-gaya-kepemimpinan-dalam.html

(10)

http://rebaneka.blogspot.com/2009/04/peranan-manajer.html http://christina.ngeblogs.com/category/manajemen-umum/

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis ini mengindikasikan bahwa kelompok manajer yang diberi informasi lingkungan dan sosial secara kualiatatif dan kuantitatif memiliki preferensi keputusan

Dalam mencapai tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan penerapan kolaborasi desain dalam pengambilan keputusan dokumen

Mereka menyadari, bahwa kepemimpinan adalah suatu proses yang memerlukan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dalam mencapai suatu tujuan, dan mengarahkan organisasi dengan

Dengan menggunakan metode studi kasus pada Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK), penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dinamika komunikasi kelompok dalam proses

Kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakan orang lain guna mencapai tujuan tertentu ini disebut Kepemimpinan atau leadership. Kepemimpinan sangat menentukan

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok

Menurut Robbins (2003:165), kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan. Pada organisasi pemerintah kepemimpinan

Hamalik 2007:174 menyatakan bahwa: ”Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang-orang lain atau kelompok agar mereka berbuat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.”