PENERAPAN
PENURUNANNILAI
INSTRUMENKEUANGAN
BERDASARKAN PSAK 50
DAN5s (REVlSl 2006)
DANPERUBAHAN YANG HARUS DILAKUKAN OLEH
PERUSAHAANRizka Annisa, Natasya Febrina,
Christofer
Rusli Fakultas Ekonomi Universitas Katolik ParahyanganAbstract
Convergence between
US
GAAPand
IFRS ceftainlyaffect
toaccounting standard
that
occur
now
in
lndonesia. lndonesia
is harmonizingwith
IFRSand
revisingseveral
standardsso
that
it
will comptywith lnternational
Standard.One
of
the
standardthat
being revised,s PSAK 50 (Presentation and Disclosureof
Financial lnstrument)and
PSAK55
(Recognition and Measurementof
Financial lnstrument). Atongwith
harmonizationand
applyingfair
value accounting, financial instrument need to be assessed to their market valueif
there ls descenf of the value, the financial instrument need to be impaired. With applyingPSAK
50
and
55
(revision 2006),the
impairment process should besuppofted by reliable, documented data, and need another data to prove
that the value of financial instrument is descenf. Company has to prepare themself
to
face
the
changesthat
happened,which
is
changes in information sysfem, organization, technologyand
human resource. ln addition, company should understand overallof
PSAK 50and
PSAK 55,because there is a lot of detailed rules in this revision. Key words : harmonization, imPaired
Pendahuluan
saat
ini dunia sedang melakukan konvergensi antara US GAAPsdengan /FRS. Dengan
penggunaanstandar yang sama
di
laporan keuangan, diharapkandapat
memberikan kemudahanbagi
penggunalaporan keuangan, karena lebih mudah untuk diperbandingkan. Saat ini,
Indonesia
sedang
melakukan harmonisasidengan
melakukan revisibeberapa
standar
dalam PSAK agar
sesuai dengan
standarinternasional.
Salah
satu
standar
yang
direvisi
adalah
PSAK
50 (penyajiandan
pengungkapaninstrumen
keuangan)dan
PSAK
55 (penbaluan dan pengukuran instrumen keuangan) yang mengacu pada IAS 32 dan 39.Dengan
diterapkannya
PSAK
50
dan
55
(revisi
2006)' memberikandampak terhadap
perlakuan instrumenkeuangan
padalaporan keuangan. Salah satunya adalah perusahaan harus melakukan penyesuaian terhadap penurunan nilai instrumen keuangan yang diatur
dalam PSAK 50 dan 55 (revisi 2006).
Bagaimana pengaruh PSAK
50 dan 55
(revisi 2006) terhadap perlakuan instrumen keuangan yang mengalami penurunan nilai?Bagaimana perubahan
yang
harus
dilakukan perusahaan
dalammenerapkan PSAK
50
dan
55
(revisi
2006)
sehubungan
dengan penurunan nilai instrumen keuangan? Apa tantangan dan manfaat yang didapatoleh
perusahaan dalam menerapkan PSAK50 dan
55
(revisi 2006)?.Penulis
membatasi
ruang lingkup
pembahasan
mengenai penurunannilai dalam PSAK
50
dan
55
(revisi 2006).
Penulis tidakmelakukan pembahasan
mengenai kewajiban keuangan
karena penurunan nilai tidak berlaku terhadap kewajiban keuangan. Penulis jugatidak melakukan pembahasan mengenai reklasifikasi, instrumen derivatif,
akuntansi lindung
nilai,
dan
pengungkapanyang
tercantum
pada eksposure draft PSAK 31.PSAK 50 dan 55
(revisi
2006)PSAKSO
-
lnstrumen Keuangan: Penyajiandan
Pengungkapan(revisi 2006) secara garis besar, membahas uraian definisi yang menjadi panduan penyajian instrumen keuangan dan persyaratan klasifikasi dari
sisi
penerbit,
serta
pengaturan infromasi-informasiterkait
instrumen keuangan yang harus terdapat pada pengungkapan.Jika dilihat secara umum, topik yang dibahas pada
PSAKSS(revisi
2006)
meliputi klasifikasi
dan
aturan reklasifikasi
instrumen keuangansaat
pengakuannya; selainitu
dibahas pulatopik
pedomanpengukuran instrumen keuangan
pada nilai wajar, pada
biaya diamortisasi,saat
pengakuan awalnya,serta
pengukuran impairmentinstrumen keuangan.
PSAK
50
dan
55
(revisi2006)
diterapkanuntuk
semua jenis instrumen keuangan dan oleh semua entitas, kecuali: bentuk instrumen-instrumen yang telah diatur pada PSAK lain, bentuk komitmen pinjamanyang telah diatur pada PSAK57, serta kontrak pembelian
/
penjualan ifem non-keuanganseperti
komoditasyang
bukan merupakan
instrumenderivatif pada kontraknya.
Berikut ini beberapa definisi yang akan dibahas dalam makalah ini menurut PSAK 50 dan 55 (revisi 2006):
'
Instrumen keuangantnstrumen
keuangan adalahtiap
kontrak yang menambah nilaiaset
keuangan entitasdan
kewajiban keuanganatau
instrumenekuitas entitas lain.
'
Aset keuanganAset
keuangan adalah hak kontraktual untuk menerima kas atauinstrumen keuangan lainnya dari entitas lain; atau untuk bertukar
aset
keuanganltau
kewajiban keuangandengan entitas
laindalam kondisi yang
berpotensi memberikan keuntungan padaentitas tersebut termasuk kas, instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain, serta kontrak non-derivatif atau derivatif.
lnstrumen ekuitas
Instrumen
ekuitas
adalah setiap kontrak yang memberikan hakresidual atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh kewajibannya.
Nilaiwajar
Nilai
wajar
adalah nilai dimana suatuaset
dapat dipertukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm's length transaction).Definisi terkait pengakuan dan pengukuran
Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan (amortized
cosf)
adalahjumlah aset
keuangan atau kewajiban keuanganyang diukur pada
saat
pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambahatau
dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metodesuku bunga
efektifyang
dihitung
dari
selisih antara
nilai awal
dan
nilai
jatuhtemponya,
dan
dikurangi penurunan
(baik
secara
langsungmaupun
menggunakan perkiraan cadangan)untuk
penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih.Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung amortized
cosf dari aset
keuanganatau
kewajiban keuangan dengan menggunakan suku bunga efektif.Biaya transaksi adalah biaya tambahan yang dapat diatribusikan
secara langsung pada perolehan, penerbitan atau pelepasan aset
keuangan atau kewajiban keuangan.
Aset
keuangan
dibagi
kedalam
4
kategori sesuai
denganpersyaratan klasifikasi yang diatur pada PSAK
55
(revisi 2006) sebagai berikut: Financial asset/
liabilityat fair
value throughprofit & loss
(afFVTPL); Held to maturity investment (HTM); Loans and receivable (L&R);
Available for sale (AFS).
Aset
keuangan
atau
kewajiban keuangan
pada
awalpengakuannya diukur pada nilai wajar ditambah biaya trarisaksi. Setelah pengakuan awal, entitas mengukur aset keuangan:
a. At fair value untuk kategori financial assef at FVTPL dan kategori AFS.
b. At amoftized cost untuk kategori L&R dan HTM.
c.
At
cost untuk investasi instrumen ekuitas yang tidak dapat diukurnilaiwajarnya.
Penurunan Nilai (lmpa irment)
Setiap tanggal pelaporan, aset keuangan harus dinyatakan pada nilai recoverable amount. Untuk
itu,
pemegangaset
harus melakukanevaluasi
kemungkinanterjadinya
penurunannilai atas
semua
asetkeuangan kecuali kategori diukur pada nilai wajar melalui laporan laba
rugi
(at
FVTPL). Penurunan nilai dilakukanjika
nilai tercatat (carryingamount)
aset
keuangan melebihi
nilai
pemulihannya
(recoverableamount).
Kefompok
aset
keuangan diturunkan nilainyajika
terdapat buktiyang objekfrl
mengenaiterjadinya
penurunannilai tersebut
sebagaiakibat
dari satu atau
lebih peristiwa kerugian yang terjadi
setelahpengakuan awal aset tersebut, dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa depan yang dapat diestimasi secara andal.
Bukti
objektif bahwa
aset
keuangan
atau
kelompok
asetkeuangan mengalami penurunan
nilai
meliputi
data yang
dapat diobseruasiyang
menjadi perhatian
dari
pemegang
aset
tersebut mengenai peristiwa-peristiwayang
merugikan. (PSAK55
revisi
2006, paragraf 60)Pemegang
aset
memperhatikan peristiwa-peristiwa
yang merugikan sebagai berikut:a.
Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam;b.
Pelanggaran kontrak;c.
Pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukumsehubungan dengan kesulitan keuangan
yang
dialami pihakpeminjam, memberikan keringanan (konsesi)
pada
pihakpeminjam yang
tidak
mungkin diberikanjika
pihak peminjamtidak mengalami kesulitan tersebut;
d.
Terdapat
kemungkinan
bahwa
pihak
peminjam
akandinyatakan
pailit
atau
melakukan reorganisasi
keuangan lainnya;e.
Hilangnyapasar
aktif dari aset
keuanganakibat
kesulitan keuangan;Tersedianya
data yang dapat
diobservasisejak
pengakuan awalaset
mengenai penurunan nilai yang dapat diukur atasestimasi arus kas masa depan, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual
dalam kelompok aset tersebut. (PSAK 55 revisi 2006, paragraf
60)
Sebagai tambahan
bukti objektif
mengenai penurunan nilai investasi dalam instrumen ekuitas mencakup:Informasi mengenai perubahan signifikan
yang
berpengaruh buruk yang mengindikasikan bahwa biaya perolehan investasi pada instrumen ekuitas tersebut mungkin tidak bisa diperolehkembali;
Penurunan signifikan
/
jangka
panjangpada nilai wajar
dariinvestasi dalam instrumen ekuitas
di
bawah biaya perolehan. (PSAK 55 revisi 2006, paragraf 62).f.
Kondisi berikut
ini
bukan
merupakanbukti adanya
penurunan nilai:a.
Menghilangnyapasar aktif karena
instrumen keuangan entitastidak lagi diperdagangkan secara publik;
b.
Turunnya peringkat kredit entitas;c.
Penurunandalam
nilai wajar aset
keuangandi
bawah
biayaperolehan atau
di
bawah biaya perolehan diamortisasi. (PSAK 55 revisi 2006, paragraf 61)Jika terdapat bukti objektif bahwa aset
keuangan mengalamipenurunan
nilai,
maka
pengukuran
penurunan
nilai
berdasarkan klasifikasi dan pengukuran aset keuangan adalah sebagai berikut:a.
Penurunan Nilai Aset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan Diamortisasi.lmpairmenf Loss. Jumlah kerugian adalah selisih antara nilaitercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskonto menggunakan
suku bunga efektif awal
dari
aset tersebut.
Nilaitercatat
aset dikurangi kerugian, baik secara langsung
maupun menggunakanpos
cadangan. Kerugianyang terjadi diakui
padalaporan laba rugi. (PSAK 55 revisi 2006, paragraf 64)
Reversal
of
impairment.
Jika
pada
periode berikutnya
jumlahimpairmenf
/oss
berkurang
(dan
masih dapat dikaitkan
secaraobyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui),
maka
impairmenf/oss yang
sebelumnyadiakui harus
dipulihkan,baik
secara langsung, atau dengan menyesuaikanpos
cadangan.Pemulihan
tidak
boleh mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum adanya pengakuanpenurunan nilai pada tanggal pemulihan dilakukan. (PSAK 55 revisi
2006, paragraf66)
Penurunan NilaiAset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan.
lmpairmenf Loss. Jumlah kerugian adalah selisih antara nilaitercatat
aset dengan nilai kini dari
estimasiarus kas masa depan
yang didiskontokanpada tingkat
pengembalianyang berlaku
di
pasaruntuk aset serupa. lmpairmenf /oss tidak dapat dipulihkan. (PSAK 55 revisi 2006, paragraf 67).
Penurunan NilaiAset Keuangan yang Tersedia untuk Dijual.
lmpairmenf Loss. Jika telah terdapat bukti objektif, maka kerugian kumulatif
yang
sebelumnyadiakui
langsungdalam ekuitas
yang berupa penurunannilai wajar
harus dikeluarkandari
ekuitas dandiakui pada laporan laba
rugi
meskipunaset
belum
dihentikan pengakuannyasebesar selisih antara biaya perolehan
(setelah dikurangi pelunasan pokok dan amortisasi) dengan nilai wajar kini,dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi. (PSAK 55 revisi 2006, paragraf
68, 69)
b.
lmpairmenf
/oss
atas
investasi instrumen ekuitas
tidak
bolehdipulihkan melalui laporan laba
rugi
melainkan melalui ekuitas. Namun untuk instrumen utang dalam klasifikasi kelompok tersedia untuk dijualdapat dipulihkan melalui laporan
laba rugi.
(PSAK
55
revisi
2006,paragraf 70,71).
Perlakuan Penurunan Nilai Sesuai PSAK 50 & 55
(revisi
2006)Pengaturan terkait penurunan nilai (impairment) yang dijelaskan pada
PSAK
55
(revisi 2006)
setidaknya memaksaentitas
pemegang aset keuanganuntuk
memperhatikan5
aspek dalam perlakuan penurunan nilai, yaitu:Indikator Penurunan Nilai
PSAK
55
(revisi 2006) mengharuskan tersedianya bukti objektifbahwa
suatu
kerugian
telah
timbul
sebelum
memperhitungkan impairmenf /oss. Sulit untuk mengidentifikasi peristiwa tertentu yangmenyebabkan penurunan nilai. Selain
itu
pada dasarnya penurunannilai terjadi atas dampak beberapa kombinasi peristiwa,
tidak
hanya karena terjadinya satu indikator penurunan nilai.lndikator bukti objektif kerugian nilai pada investasi ekuitas dapat berupa menurunnya nilai
wajar
saham dalam periode panjang danpenurunan tersebut bukan karena fluktuasi pasar. Selain itu indikator
lainnya adalah adanya
informasi
bahwa
perusahaan
rnyesfeemengalami kesulitan operasional misalnya penutupan
segmenoperasi, kegagalan produk,
pelanggarankontrak pinjaman,
serta likuidasi perusahaa n investee.Untuk investasi instrumen keuangan lainnya seperti kepemilikan
obligasi
yang
digolongkan
sebagai
Held
to
Maturity
dimanaperusahaan menerima informasi mengenai masalah keuangan yang
dialami penerbit sehingga
tidak
mampu melakukan
pembayaran.Informasi tersebut merupakan kejadian
yang dapat
digolongkansebagai
peristiwa-peristiwayang
merugikan,oleh sebab
itu
perludilakukan penyesuaian terhadap penurunan nilai obligasi tersebut.
Memburuknya
rasio
keuangan
dapat menjadi
pengukur kemampuan penerbit dalam melakukan pembayaran hutang. Rasio keuanganterkait adalah: rasio
likuiditas,rasio
profitabilitas, sertafin anci al leverage ratio. Data yang Dapat Diobservasi
Entitas
pemegang
aset
keuangan
harus
dapatmempertanggungjawabkan
data
mengenai peristiwa
merugikan.Penggunaan
acuan
ketetapan seperti misalnyayang tertera
dalam aging schedule, kini menurut PSAK 55 (revisi 2006) tidak dapat secaraserta merta
membuktikanbahwa
penerbittidak dapat
melakukan pembayaran atas utangnya dan tidak dapat secara langsung menjadi bukti objektif dari terjadinya penurunan nilai.Pertanggungjawaban
data
dapat dilakukan dengan menyimpandan
menggunakansegala
data
historis
yang
berkaitan
denganpenerbit,
melakukan
pertimbangan
berdasarkan
pengalamansebelumnya, dan mengedepankan estimasi rasional.
Jika
tidak
terdapat
data
historis
pendukung,
maka
dapat dilakukan pengolahan data berdasarkan entitas atau aset keuanganyang serupa dan diperlukan penyesuaian agar mencerminkan kondisi entitas yang sebenarnya.
Keandalan Nitai Kini EstimasiArus Kas Masa Depan
Nilai kini estimasi arus kas masa yang akan datang penting untuk
menentukan recoverable amounf. Jika nilai recoverable amount lebih
rendah,
maka perlu
dilakukan
penyesuaianterhadap
nilai
yang tercatat agar disajikan sebesar recoverable amounf-nya. Melakukanestimasi arus kas yang akan
diterima setelah terjadinya perstiwamerugikan merupakan
hal
yang
sulit dan
membutuhkan
datapendukung serta keahlian
tersendii.
Rate untuk mendiskonto arus kasmudah
ditetapkanjika
instrumenyang
mengalami penurunan nilaiadalah aset keuangan yang diukur pada amortized cost. Namun untuk
aset
keuanganyang diukur
pada biaya perolehan, penentuan rafelebih rumit karena harus
mencaritingkat bunga pasar atas
asetserupa, untuk itu dibutuhkan data yang memadai.
Tes Individual atau Kolektif
Hal
pertamayang
dilakukan entitas pemegangaset
keuanganuntuk penilaian aset adalah menilai pengaruh aset keuangan tersebut
secara
individual.Jika
pengaruhaset
keuangansecara
individualbesar, maka lakukan tes penurunan nilai secara individual. Jika bukti objektif
tidak
muncul padates
individualmaka
lakukantes
secarakoiektif untuk
membuktikanapakah bukti objektif
penurunan nilaitersebut ada. Tes penurunan nilai secara kolektif langsung dilakukan
jika
pengaruh aset keuangan secara individualtidak
besardan
adakeputusan manajemen.
Pemulihan Kerugian Penurunan Nilai
Perusahaan
tetap harus
memperhatikanaset
keuangan yangtelah dilakukan impairment apakah terjadi penurunan impairmenf /oss sehingga
perlu
dilakukan reversalof
impairmenf. Pemulihan dapat dilakukan untukaset
keuangan yang dicatatpada
biaya perolehandiamortisasi
dan aset
keuangan yang tersedia untuk dijual. Dimanapemulihan kerugian penurunan nilai untuk investasi instrumen ekuitas diakui pada ekuitas sedangkan investasi instrumen kewajiban diakui
pada laporan laba rugi. Aset
keuanganyang dicatat pada
biaya perolehan tidak dapat dilakukan pemulihan kerugian penurunan nilai.Perubahan
yang
Harus
Dilakukan
Perusahaan
Terkait
Aplikasi
Penurunan NilaiPerusahaan
setidaknya
mengalamiperubahan berkaitan
dengan pengelolaan aset keuangannya baik berupa perubahan sistem informasi,perubahan organisasi, perubahan teknologi, serta perubahan kebutuhan sumber daya manusia.
'
Perubahan sistem informasia.
Perusahaan membutuhkansistem
yang
dapat
menangkap segala indikasi bukti objektif dari adanya penurunan nilai dan sistem yang dapat membaca arti-arti rasio keuangan.b.
Perusahaan memerlukan data tambahan berupa estimasi cashflow
dari unit bisnis untuk
melakukan penilaian impairment,serta memerlukan time series data.
c.
Perusahaanharus
membina komunikasi transparan dengan investee ataupunpihak
penerbitagar dapat selalu
memilikiketerangan
posisi
dan
keadaan penerbit
dalam
rangka memprediksi turunnya nilai dari instrumen yang dipegang oleh perusahaan.d.
Terdapat
penyimpanandata historis
berkaitandengan
aset keuangan yang dimiliki perusahaane.
Perusahaan harus mampu melakukan penilaian berdasarkan kelompok-kelompokaset serupa jika
informasihistoris
aset tersebut tidak dimiliki.l.
Dibutuhkan
sistem
informasi
yang
mampu
membantupengungkapan sifat dan jumlah
tiap
kerugian penurunan nilaiyang diakui pada laporan laba rugi untuk aset keuangan sesuai PSAK 50 (revisi 2006).
Perubahan organisasi
a.
Perlu adanya pemisahan tanggungjawab
untukunit
khususyang
bertugasdalam
menyusundan
memvalidasi proyeksiarus kas yang akurat serta terpercaya.
b.
Perlu adanya keputusan manalemen yang berkaitan dengan melakukantes
penurunan nilai secara individual atau secara kolektif.Perubahan teknologi
Kemungkinan
dibutuhkan penyesuaian
sistem
teknologiakuntansi
yang
terpisah
dari
sistem utama
perusahaan mengingat banyaknyadata
informasiyang
berkaitan denganregulasi.
Perubahan kebutuhan sumber daya manusia
c.
Dibutuhkanstaff yang
mampu menganalisarasio
keuangansecara berkala untuk
membuktikanadanya
bukti
objektifpenurunan
nilai
seperti
misalnya
manajer
kredit
yang terkualifikasi.d.
Tenagaahli
yang dapatdatang
serta
memiliki accounting.e.
Dibutuhkan jasa aktuaris.mengestimasi
arus kas yang
akanpemahaman mengenai
fair
valueManfaat
dan
Tantangan Mengenai Penerapan PSAK 50&
55 (revisi 2006) Bagi PerusahaanSaat ini, masih banyak kesulitan yang dihadapi oleh perusahaan
dalam menerapkan PSAK 50 dan 55 (revisi 2006). Salah satu hambatan
yang cukup signifikan yaitu
diperlukannyabiaya
yang
besar
untukmembuat
sistem
baru
yang akan
digunakan
dalam
perhitungan penurunannilai dari
instrument keuangan. Selainitu,
dengan adanyapenyesuaian terhadap penerapan PSAK
50 dan 55
(revisi 2006) yangberkaitan
dengan
penurunan
nilai
instrumen keuangan
menuntutperusahaan untuk melakukan banyak perubahan. Selain itu perusahaan membutuhkan jasa aktuaris dalam menilai instrument keuangan, apakah
perfu dilakukannya impairmenf (penurunan nilai) atau tidak. Sayangnya,
jasa aktuaris memerlukan biaya yang cukup mahal'
Perusahaan memiliki keuntungan dimana laporan keuangan yang
dimiliki
oleh
perusahaanakan lebih
mudah untuk
diperbandingkan(comparabilify), khususnya bagi perusahaan yang multinasional. Laporan keuangan dapat diperbandingkan dengan menggunakan standar yang
Sama sehingga
mempermudahinvestor
dalam
membaca
laporankeuangan dan membuat keputusan investasi. Hal ini membuka peluang bagi perusahaan untuk mendapatkan modal dari investor asing.
Sampai
saat
ini,
belum semua
perusahaantelah
melakukanpenyesuaian
terhadap
revisi
tersebut,
hal
ini
berkaitan
dengankesanggupan
dan
keterbatasan pemahaman
serta dana
dalam melaku[an pengimplementasian revisi dari standar tersebut. Selain itu,teknologi dan sumber daya manusia yang ada, masih menjadi hambatan. Kesimpulan
Penerapan PSAK 50 dan
55
(revisi 2006) menyebabkan prosesimpairmenf
harus
didukung dengan
data yang
tepercaya, teidokumentasi,dan
memerlukan banyakdata yang
dapat diandalkanuntuk
membuktikan bahwa
suatu
instrumen keuangan
mengalamipenurunan
nilai.
Untuk
instrumen keuangan
yang
telah
dilakukan'impairmenf,
perusahaan
harus tetap
memperhatikan nilainya apakah_teilaOi penurunan impairmenf /oss, sehingga perlu dilakukan reversal
of
impairmenf. Perusahaan
harus
banyak
melakukan
perubahan sehubungan dengan penurunan nilai, yaitu perubahan mengenai Sisteminformasi
organisasi, teknologi, dan sumber daya manusia. Pada saatmasih
banyak
kesulitan
yang
dihadapi
oleh
perusahaan
dalammenerapkan PSAK
50
dan55
(revisi 2006) karena adanya hambatanbiaya. Tetapi dengan
penggunaanstandar
yang
sama,
diharapkan laporan keuangan akan lebih mudah untuk diperbandingkan.Saran
Diharapkan perusahaan
dapat
mempersiapkandirinya
dalammenghadapi perubahan-perubahan yang terjadi. Selain
itu
perusahaan diharapkan untuk dapat lebih memahami PSAK 50 dan55
(revisi 2006) secara menyeluruh karena terdapat pengaturan yang lebih detail pada PSAK revisi ini.Daftar Pustaka
2006,
Standar Akuntansi Keuangan.
Jakarta
:
lkatan
Akuntansilndonesia.
2006,
Panduanlmplementasi No.2 PSAK No.
55
(revisi 2006)
danContoh
llustrasi PSAK No.50
&
55.
Jakarta: lkatan Akuntansilndonesia.
Anggraeni, Deasy
,
(2009). Getting Closerwith The
Revised Standard.Modul pelatihan
dalam
Indonesia Accounting Fair 10, tanggal 24 Februari 2009, Depok.Sinaga, Rosita Uli, (2009). Making the Complex Understandable. Modul awareness training dalam Workshop HMPSA UNPAR, tanggal 13 November 2009, Bandung.
(2008). Konvergensi /FRS.
-,
tanggal23
Desember 2008. Jakarta: JW Marriot Hotel.(2009), Penerapan PSAK
50 dan
55
(Revisi
2006). Presentasi Bank Mandiri, tanggal 23 Februari 2009, Jakarta.Tomo,
Handoko,
(2009),
lnstrumen Keuangan. Majalah
AkuntanIndonesia, Agustus 2009.
(2009).
'Gempabumi'
akuntansilndonesia 2010
Persyaratan dalamPSAK 50 dan 55 butuh
investasi
besar.www.iaiglobal.or.id/berita/inex.php?catid,
diakses
tanggal
30 Maret 2010 pukul23.55.(2009). PSAK 50 & 55 ditunda setahun Bank keluarkan US$3
juta
untukapl i ka si d an ad aptasi. www. i aig I ob al. o r. i d/b e rita/i n ex. p h p ? c atid= 1,