• Tidak ada hasil yang ditemukan

BASELINE SURVEY KESEHATAN TERUMBU KARANG DAN EKOSISTEM TERKAIT DI TAMAN WISATA PERAIRAN GILI MATRA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BASELINE SURVEY KESEHATAN TERUMBU KARANG DAN EKOSISTEM TERKAIT DI TAMAN WISATA PERAIRAN GILI MATRA"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BASELINE SURVEY KESEHATAN

TERUMBU KARANG DAN EKOSISTEM TERKAIT

DI TAMAN WISATA PERAIRAN GILI MATRA

COREMAP - CTI

Pusat Penelitian Oseanografi

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

LIPI

(3)

Baseline Survey Kesehatan Terumbu karang dan Ekosistem Terkait di Taman Wisata Perairan Gili Matra

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dalam kegiatan COREMAP Fase III kali ini yang diberi nama COREMAP-CTI, ada penambahan lokasi baru yang sebelumnya tidak ada di COREMAP fase II. Lokasi lokasi baru yang ditambahkan adalah lokasi perairan Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) yang pengelolaannya ada dibawah Kementrian Kelautan dan Perikanan. Salah satu kawasan KKPN ini adalah Taman Wisata Perairan Gili Matra (TWP Gili Matra). Taman Wisata Perairan Gili Matra merupakan kesatuan dari perairan Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan yang letaknya berada di Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. Gili Matra adalah daerah tujuan wisata bagi turis yang mayoritas berasal dari mancanegara. Taman Wisata Perairan Gili Matra yang selanjutnya disebut TWP Gili Matra mempunyai luas wilayah sebesar 2.954 Ha yang terdiri dari daratan seluas 665 Ha dan sisanya berupa wilayah perairan laut.

Keanekaragaman ekosistem pesisir dan laut yang terdapat di TWP Gili Matra merupakan sumberdaya yang penting untuk dilindungi mengingat besarnya ketergantungan masyarakat terhadap ekosistem tersebut terutama di bidang pariwisata. Untuk itu perlu adanaya kesadaran dari berbagai pihak dalam mengelola dan menjaga kelestarian ekosistem pesisir ini.

Dalam rangka mendukung program COREMAP-CTI dan melaksanakan evaluasi yang berkelanjutan di kawasan konservasi TWP tersebut, pemerintah dalam hal ini diwakili oleh P2O-LIPI bekerjasama dengan UPT dari Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Mataram yang berada di bawah Direktur Jendral Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil melakukan kajian bersama dalam rangka pengelolaan kondisi kesehatan terumbu karang dan ekosistem terkait lainnya yakni ekosistem lamun dan ekosistem mangrove.

Tujuan dari studi awal ini untuk mendapatkan data dasar/awal mengenai ekosistem terumbu karang beserta ekosistem terkait lainnya dilokasi perairan TWP Gili Matra. Data dasar dan data monitoring nantinya dapat dijadikan bahan evaluasi yang penting bagi keberhasilan program COREMAP CTI di perairan tersebut. Selain itu data tersebut dapat dipakai sebagai acuan bagi pemangku kebijakan dalam mengambil suatu kebijakan.

Baseline Survey Kesehatan Terumbu karang dan Ekosistem Terkait di Taman Wisata Perairan Gili Matra

vii

PRAKATA

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah tak ternilai yang diberikan pada bangsa Indonesia berupa sumberdaya laut yang sangat kaya, hendaknya diikuti rasa tanggung jawab yang besar untuk menjaga sumberdaya tersebut agar kelestariannya terjaga untuk kemakmuran rakyat. Dalam dekade belakangan ini kondisi ekosistem laut dibanyak daerah di Indonesia ini terusik dan rusak. Tidak terkecuali ekosistem laut dangkal yang berada di perairan Kabupaten Lombok Barat. Eksploitasi berlebihan akan selalu berdampak buruk bagi lingkungan dan kehidupan masyarakatnya.

Untuk menanggulangi masalah tersebut Pemerintah Indonesia menjalankan sebuah program bernama COREMAP (Coral Reef Rehabilitation and Management Program). Program yang direncanakan berlangsung selama 15 tahun yang terbagi dalam 3 fase ini dirancang untuk menyelamatkan terumbu karang di Indonesia yang saat ini kondisinya sudah terancam akibat praktek praktek yang tidak bertanggung jawab. Fase III Program COREMAP yang diberi nama COREMAP-CTI ini bertujuan menciptakan pengelolaan ekosistem terumbu karang dan ekosistem terkait seperti ekosistem lamun dan ekosistem mangrove untuk dapat direhabilitasi, diproteksi dan dikelola secara berkesinambungan. Hasil akhirnya tidak lain adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir yang hidup di wilayah tersebut.

Laporan ini merupakan hasil penelitian studi awal Kesehatan Ekosistem Terumbu Karang dan Ekosistem terkait lainnya di perairan Taman Wisata Perairan Gili Matra untuk bidang ekologi yang dilaksanakan pada tahun 2014. Terlaksananya kegiatan dan laporan ini

melibatkan berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

sudah terlibat dalam penelitian ini serta sumbangan pikiran dan tenaga demi tersusunnya laporan ini.

(4)

i

Baseline Survey Kesehatan Terumbu karang dan Ekosistem Terkait di Taman Wisata Perairan Gili Matra

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dalam kegiatan COREMAP Fase III kali ini yang diberi nama COREMAP-CTI, ada penambahan lokasi baru yang sebelumnya tidak ada di COREMAP fase II. Lokasi lokasi baru yang ditambahkan adalah lokasi perairan Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) yang pengelolaannya ada dibawah Kementrian Kelautan dan Perikanan. Salah satu kawasan KKPN ini adalah Taman Wisata Perairan Gili Matra (TWP Gili Matra). Taman Wisata Perairan Gili Matra merupakan kesatuan dari perairan Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan yang letaknya berada di Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. Gili Matra adalah daerah tujuan wisata bagi turis yang mayoritas berasal dari mancanegara. Taman Wisata Perairan Gili Matra yang selanjutnya disebut TWP Gili Matra mempunyai luas wilayah sebesar 2.954 Ha yang terdiri dari daratan seluas 665 Ha dan sisanya berupa wilayah perairan laut.

Keanekaragaman ekosistem pesisir dan laut yang terdapat di TWP Gili Matra merupakan sumberdaya yang penting untuk dilindungi mengingat besarnya ketergantungan masyarakat terhadap ekosistem tersebut terutama di bidang pariwisata. Untuk itu perlu adanaya kesadaran dari berbagai pihak dalam mengelola dan menjaga kelestarian ekosistem pesisir ini.

Dalam rangka mendukung program COREMAP-CTI dan melaksanakan evaluasi yang berkelanjutan di kawasan konservasi TWP tersebut, pemerintah dalam hal ini diwakili oleh P2O-LIPI bekerjasama dengan UPT dari Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Mataram yang berada di bawah Direktur Jendral Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil melakukan kajian bersama dalam rangka pengelolaan kondisi kesehatan terumbu karang dan ekosistem terkait lainnya yakni ekosistem lamun dan ekosistem mangrove.

Tujuan dari studi awal ini untuk mendapatkan data dasar/awal mengenai ekosistem terumbu karang beserta ekosistem terkait lainnya dilokasi perairan TWP Gili Matra. Data dasar dan data monitoring nantinya dapat dijadikan bahan evaluasi yang penting bagi keberhasilan program COREMAP CTI di perairan tersebut. Selain itu data tersebut dapat dipakai sebagai acuan bagi pemangku kebijakan dalam mengambil suatu kebijakan.

Baseline Survey Kesehatan Terumbu karang dan Ekosistem Terkait di Taman Wisata Perairan Gili Matra

vii

PRAKATA

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah tak ternilai yang diberikan pada bangsa Indonesia berupa sumberdaya laut yang sangat kaya, hendaknya diikuti rasa tanggung jawab yang besar untuk menjaga sumberdaya tersebut agar kelestariannya terjaga untuk kemakmuran rakyat. Dalam dekade belakangan ini kondisi ekosistem laut dibanyak daerah di Indonesia ini terusik dan rusak. Tidak terkecuali ekosistem laut dangkal yang berada di perairan Kabupaten Lombok Barat. Eksploitasi berlebihan akan selalu berdampak buruk bagi lingkungan dan kehidupan masyarakatnya.

Untuk menanggulangi masalah tersebut Pemerintah Indonesia menjalankan sebuah program bernama COREMAP (Coral Reef Rehabilitation and Management Program). Program yang direncanakan berlangsung selama 15 tahun yang terbagi dalam 3 fase ini dirancang untuk menyelamatkan terumbu karang di Indonesia yang saat ini kondisinya sudah terancam akibat praktek praktek yang tidak bertanggung jawab. Fase III Program COREMAP yang diberi nama COREMAP-CTI ini bertujuan menciptakan pengelolaan ekosistem terumbu karang dan ekosistem terkait seperti ekosistem lamun dan ekosistem mangrove untuk dapat direhabilitasi, diproteksi dan dikelola secara berkesinambungan. Hasil akhirnya tidak lain adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir yang hidup di wilayah tersebut.

Laporan ini merupakan hasil penelitian studi awal Kesehatan Ekosistem Terumbu Karang dan Ekosistem terkait lainnya di perairan Taman Wisata Perairan Gili Matra untuk bidang ekologi yang dilaksanakan pada tahun 2014. Terlaksananya kegiatan dan laporan ini

melibatkan berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

sudah terlibat dalam penelitian ini serta sumbangan pikiran dan tenaga demi tersusunnya laporan ini.

(5)

Baseline Survey Kesehatan Terumbu karang dan Ekosistem Terkait di Taman Wisata Perairan Gili Matra

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dalam kegiatan COREMAP Fase III kali ini yang diberi nama COREMAP-CTI, ada penambahan lokasi baru yang sebelumnya tidak ada di COREMAP fase II. Lokasi lokasi baru yang ditambahkan adalah lokasi perairan Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) yang pengelolaannya ada dibawah Kementrian Kelautan dan Perikanan. Salah satu kawasan KKPN ini adalah Taman Wisata Perairan Gili Matra (TWP Gili Matra). Taman Wisata Perairan Gili Matra merupakan kesatuan dari perairan Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan yang letaknya berada di Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. Gili Matra adalah daerah tujuan wisata bagi turis yang mayoritas berasal dari mancanegara. Taman Wisata Perairan Gili Matra yang selanjutnya disebut TWP Gili Matra mempunyai luas wilayah sebesar 2.954 Ha yang terdiri dari daratan seluas 665 Ha dan sisanya berupa wilayah perairan laut.

Keanekaragaman ekosistem pesisir dan laut yang terdapat di TWP Gili Matra merupakan sumberdaya yang penting untuk dilindungi mengingat besarnya ketergantungan masyarakat terhadap ekosistem tersebut terutama di bidang pariwisata. Untuk itu perlu adanaya kesadaran dari berbagai pihak dalam mengelola dan menjaga kelestarian ekosistem pesisir ini.

Dalam rangka mendukung program COREMAP-CTI dan melaksanakan evaluasi yang berkelanjutan di kawasan konservasi TWP tersebut, pemerintah dalam hal ini diwakili oleh P2O-LIPI bekerjasama dengan UPT dari Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Mataram yang berada di bawah Direktur Jendral Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil melakukan kajian bersama dalam rangka pengelolaan kondisi kesehatan terumbu karang dan ekosistem terkait lainnya yakni ekosistem lamun dan ekosistem mangrove.

Tujuan dari studi awal ini untuk mendapatkan data dasar/awal mengenai ekosistem terumbu karang beserta ekosistem terkait lainnya dilokasi perairan TWP Gili Matra. Data dasar dan data monitoring nantinya dapat dijadikan bahan evaluasi yang penting bagi keberhasilan program COREMAP CTI di perairan tersebut. Selain itu data tersebut dapat dipakai sebagai acuan bagi pemangku kebijakan dalam mengambil suatu kebijakan.

Baseline Survey Kesehatan Terumbu karang dan Ekosistem Terkait di Taman Wisata Perairan Gili Matra

xiii

ABSTRAK

Taman Wisata Perairan Gili Matra yang selanjutnya disebut TWP Gili Matra mempunyai luas wilayah sebesar 2.954 Ha yang terdiri dari daratan seluas 665 Ha dan sisanya berupa wilayah perairan laut. Taman Wisata Perairan Gili Matra merupakan kesatuan dari perairan Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan yang letaknya berada di Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. Gili Matra adalah daerah tujuan wisata bagi turis yang mayoritas berasal dari mancanegara. Besarnya ketergantungan masyarakat terhadap ekosistem tersebut terutama di bidang pariwisata perlu diimbangi dengan kesadaran yang besar akan arti pentingnya ekosistem di wilayah perairan tersebut. Oleh karena itu, informasi mengenai ekosistem tersebut sangat diperlukan bagi penentu kebijakan didalam mengelola wilayahnya. Penelitian ini merupakan studi awal untuk mengetahui kondisi ekosistem terumbu karang beserta ekosistem terkait seperti ekosistem lamun (seagrass) dan mangrove, yang hasil penelitiannya sebagai data dasar dalam COREMAP-CTI Fase III. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu untuk penilaian kondisi terumbu karang menggunakan Underwater Photo Transcect (UPT), UVC (Underwater Visual Census) untuk mengetahui kelimpahan ikan karang, reef check untuk mengetahui kelimpahan megabentos, transek kuadrat untuk menilai kondisi lamun serta transek kuadrat dan hemispherical photography untuk menilai kondisi mangrove, serta keseluruhan informasi tersebut disajikan secara spasial (keruangan) melalui SIG (Sistem Informasi Geografi). Berdasarkan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa kondisi karang di perairan Gili Matra dalam kondisi kurang baik dengan rata-rata persentasi tutupan karang hidup sebesar 24,48%. Tercatat sebanyak jumpai 109 jenis karang batu yang merupakan anggota dari 44 marga dari 14 famili. Teridentifikasi sebanyak 27 jenis ikan kepe kepe dengan kelimpahan sebesar 1643 individu/ha. Sedangkan untuk ikan target tercatat sebanyak 45 jenis dari 6 suku dengan total biomasa sebesar 109.69 kg/ha. Pengamatan megabentos mendapatkan sebanyak 220 individu megabenthos target. Sementara untuk lamun tercatat 6 jenis lamun. Dua jenis lamun yang memiliki kehadiran 100% yaitu Thalassia hemrpichii dan Cymodocea rotundata. Komunitas mangrove hanya dijumpai di P. Gili Trawangan dan Gili Meno. Persentase tutupan mangrove secara keseluruhan berkisar antara 49.02 ± 21.19% di MGM12 Gili Meno dan paling tinggi 70.49 ± 4.24% di stasiun MGM22 Gili Trawangan. Habitat laut dangkal yang berhasil dipetakan dari citra satelit Landsat 8 terdiri dari empat kelas yaitu karang, pasir, lamun serta substrat campuran. Lamun sulit dipetakan karena tutupannya sangat jarang

(6)

iii

Baseline Survey Kesehatan Terumbu karang dan Ekosistem Terkait di Taman Wisata Perairan Gili Matra

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dalam kegiatan COREMAP Fase III kali ini yang diberi nama COREMAP-CTI, ada penambahan lokasi baru yang sebelumnya tidak ada di COREMAP fase II. Lokasi lokasi baru yang ditambahkan adalah lokasi perairan Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) yang pengelolaannya ada dibawah Kementrian Kelautan dan Perikanan. Salah satu kawasan KKPN ini adalah Taman Wisata Perairan Gili Matra (TWP Gili Matra). Taman Wisata Perairan Gili Matra merupakan kesatuan dari perairan Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan yang letaknya berada di Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. Gili Matra adalah daerah tujuan wisata bagi turis yang mayoritas berasal dari mancanegara. Taman Wisata Perairan Gili Matra yang selanjutnya disebut TWP Gili Matra mempunyai luas wilayah sebesar 2.954 Ha yang terdiri dari daratan seluas 665 Ha dan sisanya berupa wilayah perairan laut.

Keanekaragaman ekosistem pesisir dan laut yang terdapat di TWP Gili Matra merupakan sumberdaya yang penting untuk dilindungi mengingat besarnya ketergantungan masyarakat terhadap ekosistem tersebut terutama di bidang pariwisata. Untuk itu perlu adanaya kesadaran dari berbagai pihak dalam mengelola dan menjaga kelestarian ekosistem pesisir ini.

Dalam rangka mendukung program COREMAP-CTI dan melaksanakan evaluasi yang berkelanjutan di kawasan konservasi TWP tersebut, pemerintah dalam hal ini diwakili oleh P2O-LIPI bekerjasama dengan UPT dari Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Mataram yang berada di bawah Direktur Jendral Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil melakukan kajian bersama dalam rangka pengelolaan kondisi kesehatan terumbu karang dan ekosistem terkait lainnya yakni ekosistem lamun dan ekosistem mangrove.

Tujuan dari studi awal ini untuk mendapatkan data dasar/awal mengenai ekosistem terumbu karang beserta ekosistem terkait lainnya dilokasi perairan TWP Gili Matra. Data dasar dan data monitoring nantinya dapat dijadikan bahan evaluasi yang penting bagi keberhasilan program COREMAP CTI di perairan tersebut. Selain itu data tersebut dapat dipakai sebagai acuan bagi pemangku kebijakan dalam mengambil suatu kebijakan.

Baseline Survey Kesehatan Terumbu karang dan Ekosistem Terkait di Taman Wisata Perairan Gili Matra

xiii

ABSTRAK

Taman Wisata Perairan Gili Matra yang selanjutnya disebut TWP Gili Matra mempunyai luas wilayah sebesar 2.954 Ha yang terdiri dari daratan seluas 665 Ha dan sisanya berupa wilayah perairan laut. Taman Wisata Perairan Gili Matra merupakan kesatuan dari perairan Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan yang letaknya berada di Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. Gili Matra adalah daerah tujuan wisata bagi turis yang mayoritas berasal dari mancanegara. Besarnya ketergantungan masyarakat terhadap ekosistem tersebut terutama di bidang pariwisata perlu diimbangi dengan kesadaran yang besar akan arti pentingnya ekosistem di wilayah perairan tersebut. Oleh karena itu, informasi mengenai ekosistem tersebut sangat diperlukan bagi penentu kebijakan didalam mengelola wilayahnya. Penelitian ini merupakan studi awal untuk mengetahui kondisi ekosistem terumbu karang beserta ekosistem terkait seperti ekosistem lamun (seagrass) dan mangrove, yang hasil penelitiannya sebagai data dasar dalam COREMAP-CTI Fase III. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu untuk penilaian kondisi terumbu karang menggunakan Underwater Photo Transcect (UPT), UVC (Underwater Visual Census) untuk mengetahui kelimpahan ikan karang, reef check untuk mengetahui kelimpahan megabentos, transek kuadrat untuk menilai kondisi lamun serta transek kuadrat dan hemispherical photography untuk menilai kondisi mangrove, serta keseluruhan informasi tersebut disajikan secara spasial (keruangan) melalui SIG (Sistem Informasi Geografi). Berdasarkan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa kondisi karang di perairan Gili Matra dalam kondisi kurang baik dengan rata-rata persentasi tutupan karang hidup sebesar 24,48%. Tercatat sebanyak jumpai 109 jenis karang batu yang merupakan anggota dari 44 marga dari 14 famili. Teridentifikasi sebanyak 27 jenis ikan kepe kepe dengan kelimpahan sebesar 1643 individu/ha. Sedangkan untuk ikan target tercatat sebanyak 45 jenis dari 6 suku dengan total biomasa sebesar 109.69 kg/ha. Pengamatan megabentos mendapatkan sebanyak 220 individu megabenthos target. Sementara untuk lamun tercatat 6 jenis lamun. Dua jenis lamun yang memiliki kehadiran 100% yaitu Thalassia hemrpichii dan Cymodocea rotundata. Komunitas mangrove hanya dijumpai di P. Gili Trawangan dan Gili Meno. Persentase tutupan mangrove secara keseluruhan berkisar antara 49.02 ± 21.19% di MGM12 Gili Meno dan paling tinggi 70.49 ± 4.24% di stasiun MGM22 Gili Trawangan. Habitat laut dangkal yang berhasil dipetakan dari citra satelit Landsat 8 terdiri dari empat kelas yaitu karang, pasir, lamun serta substrat campuran. Lamun sulit dipetakan karena tutupannya sangat jarang

(7)

Baseline Survey Kesehatan Terumbu karang dan Ekosistem Terkait di Taman Wisata Perairan Gili Matra

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dalam kegiatan COREMAP Fase III kali ini yang diberi nama COREMAP-CTI, ada penambahan lokasi baru yang sebelumnya tidak ada di COREMAP fase II. Lokasi lokasi baru yang ditambahkan adalah lokasi perairan Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) yang pengelolaannya ada dibawah Kementrian Kelautan dan Perikanan. Salah satu kawasan KKPN ini adalah Taman Wisata Perairan Gili Matra (TWP Gili Matra). Taman Wisata Perairan Gili Matra merupakan kesatuan dari perairan Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan yang letaknya berada di Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. Gili Matra adalah daerah tujuan wisata bagi turis yang mayoritas berasal dari mancanegara. Taman Wisata Perairan Gili Matra yang selanjutnya disebut TWP Gili Matra mempunyai luas wilayah sebesar 2.954 Ha yang terdiri dari daratan seluas 665 Ha dan sisanya berupa wilayah perairan laut.

Keanekaragaman ekosistem pesisir dan laut yang terdapat di TWP Gili Matra merupakan sumberdaya yang penting untuk dilindungi mengingat besarnya ketergantungan masyarakat terhadap ekosistem tersebut terutama di bidang pariwisata. Untuk itu perlu adanaya kesadaran dari berbagai pihak dalam mengelola dan menjaga kelestarian ekosistem pesisir ini.

Dalam rangka mendukung program COREMAP-CTI dan melaksanakan evaluasi yang berkelanjutan di kawasan konservasi TWP tersebut, pemerintah dalam hal ini diwakili oleh P2O-LIPI bekerjasama dengan UPT dari Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Mataram yang berada di bawah Direktur Jendral Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil melakukan kajian bersama dalam rangka pengelolaan kondisi kesehatan terumbu karang dan ekosistem terkait lainnya yakni ekosistem lamun dan ekosistem mangrove.

Tujuan dari studi awal ini untuk mendapatkan data dasar/awal mengenai ekosistem terumbu karang beserta ekosistem terkait lainnya dilokasi perairan TWP Gili Matra. Data dasar dan data monitoring nantinya dapat dijadikan bahan evaluasi yang penting bagi keberhasilan program COREMAP CTI di perairan tersebut. Selain itu data tersebut dapat dipakai sebagai acuan bagi pemangku kebijakan dalam mengambil suatu kebijakan.

Baseline Survey Kesehatan Terumbu karang dan Ekosistem Terkait di Taman Wisata Perairan Gili Matra

xiv

ABSTRACT

Gili Matra which consists of three small islands name Gili Meno, Air, Trawangan is a marine tourism park area located in North Lombok Regency, West Nusa Tenggara. This area covered of 2.954 Ha which consist of land (665 Ha) and the rest is marine water areas. Gili Matra is tourist destination area which majority come from all over the world. Dependency of community on their ecosystem must be followed by awareness of their ecosystems in their areas since tourism sector has been the main livelihood of the people in Gili Matra. For that reason, information regarding the important of those ecosystems is urgency for the efforts of sustainable management in those areas. A baseline study for COREMAP CTI on coral reefs and its related ecosystems such as seagrass and mangrove was conducted to understand condition of these ecosystems. The result of the study will be used as a data base in COREMAP-CTI Fase III. The method used for data collection were Underwater Photo Transcect (UPT) for coral reefs condition, underwater visual census (UVC) for evaluating reef fishes abundance, reef check for evaluating megabenthos abundance, quadrat transect for examining seagrass and quadrat transect and slso using hemispherical photography for mangrove conditions. Data obtained will be presented as spatial distribution of the ecosystems by applying Geographic Information System (GIS). Result indicated that coral condition was not in in a good condition with percentage of live coral cover 24,48 %. It was recorded 109 species of hard coral belong to 44 genera and 14 families. The diversity of fish indicators, which serve as indicators of coral health was 27 species with total abundance was 1643 individual/ha. While for target fishes (6 families) was recorded 45 species with their biomass was 109.69 kg/ha. Overall 220 individual of megabenthos wich is noted as a target species. While seagrass found 6 species from 9 stations observed which 2 species Thalassia hemrpichii and Cymodocea rotundata have 100% occurance. Mangrove community only be found in two island Gili Meno and Gili Trawangan with the cover percentage range from 49.02 ± 21.19% in MGM12 Gili Meno to 70.49 ± 4.24% in station MGM22 Gili Trawangan. Spatial distribution of shallow water habitats was visualized as thematic map. Shallow water habitats that have been successfully mapped by using satelite imagery of Landsat 8 which classified four classes i.e. coral reefs, sand, seagrass and mix subtrate. While, seagrasses were difficult to be mapped since its distribution was very scanty.

(8)

v

Baseline Survey Kesehatan Terumbu karang dan Ekosistem Terkait di Taman Wisata Perairan Gili Matra

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dalam kegiatan COREMAP Fase III kali ini yang diberi nama COREMAP-CTI, ada penambahan lokasi baru yang sebelumnya tidak ada di COREMAP fase II. Lokasi lokasi baru yang ditambahkan adalah lokasi perairan Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) yang pengelolaannya ada dibawah Kementrian Kelautan dan Perikanan. Salah satu kawasan KKPN ini adalah Taman Wisata Perairan Gili Matra (TWP Gili Matra). Taman Wisata Perairan Gili Matra merupakan kesatuan dari perairan Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan yang letaknya berada di Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. Gili Matra adalah daerah tujuan wisata bagi turis yang mayoritas berasal dari mancanegara. Taman Wisata Perairan Gili Matra yang selanjutnya disebut TWP Gili Matra mempunyai luas wilayah sebesar 2.954 Ha yang terdiri dari daratan seluas 665 Ha dan sisanya berupa wilayah perairan laut.

Keanekaragaman ekosistem pesisir dan laut yang terdapat di TWP Gili Matra merupakan sumberdaya yang penting untuk dilindungi mengingat besarnya ketergantungan masyarakat terhadap ekosistem tersebut terutama di bidang pariwisata. Untuk itu perlu adanaya kesadaran dari berbagai pihak dalam mengelola dan menjaga kelestarian ekosistem pesisir ini.

Dalam rangka mendukung program COREMAP-CTI dan melaksanakan evaluasi yang berkelanjutan di kawasan konservasi TWP tersebut, pemerintah dalam hal ini diwakili oleh P2O-LIPI bekerjasama dengan UPT dari Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Mataram yang berada di bawah Direktur Jendral Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil melakukan kajian bersama dalam rangka pengelolaan kondisi kesehatan terumbu karang dan ekosistem terkait lainnya yakni ekosistem lamun dan ekosistem mangrove.

Tujuan dari studi awal ini untuk mendapatkan data dasar/awal mengenai ekosistem terumbu karang beserta ekosistem terkait lainnya dilokasi perairan TWP Gili Matra. Data dasar dan data monitoring nantinya dapat dijadikan bahan evaluasi yang penting bagi keberhasilan program COREMAP CTI di perairan tersebut. Selain itu data tersebut dapat dipakai sebagai acuan bagi pemangku kebijakan dalam mengambil suatu kebijakan.

Baseline Survey Kesehatan Terumbu karang dan Ekosistem Terkait di Taman Wisata Perairan Gili Matra

xiv

ABSTRACT

Gili Matra which consists of three small islands name Gili Meno, Air, Trawangan is a marine tourism park area located in North Lombok Regency, West Nusa Tenggara. This area covered of 2.954 Ha which consist of land (665 Ha) and the rest is marine water areas. Gili Matra is tourist destination area which majority come from all over the world. Dependency of community on their ecosystem must be followed by awareness of their ecosystems in their areas since tourism sector has been the main livelihood of the people in Gili Matra. For that reason, information regarding the important of those ecosystems is urgency for the efforts of sustainable management in those areas. A baseline study for COREMAP CTI on coral reefs and its related ecosystems such as seagrass and mangrove was conducted to understand condition of these ecosystems. The result of the study will be used as a data base in COREMAP-CTI Fase III. The method used for data collection were Underwater Photo Transcect (UPT) for coral reefs condition, underwater visual census (UVC) for evaluating reef fishes abundance, reef check for evaluating megabenthos abundance, quadrat transect for examining seagrass and quadrat transect and slso using hemispherical photography for mangrove conditions. Data obtained will be presented as spatial distribution of the ecosystems by applying Geographic Information System (GIS). Result indicated that coral condition was not in in a good condition with percentage of live coral cover 24,48 %. It was recorded 109 species of hard coral belong to 44 genera and 14 families. The diversity of fish indicators, which serve as indicators of coral health was 27 species with total abundance was 1643 individual/ha. While for target fishes (6 families) was recorded 45 species with their biomass was 109.69 kg/ha. Overall 220 individual of megabenthos wich is noted as a target species. While seagrass found 6 species from 9 stations observed which 2 species Thalassia hemrpichii and Cymodocea rotundata have 100% occurance. Mangrove community only be found in two island Gili Meno and Gili Trawangan with the cover percentage range from 49.02 ± 21.19% in MGM12 Gili Meno to 70.49 ± 4.24% in station MGM22 Gili Trawangan. Spatial distribution of shallow water habitats was visualized as thematic map. Shallow water habitats that have been successfully mapped by using satelite imagery of Landsat 8 which classified four classes i.e. coral reefs, sand, seagrass and mix subtrate. While, seagrasses were difficult to be mapped since its distribution was very scanty.

(9)

Baseline Survey Kesehatan Terumbu karang dan Ekosistem Terkait di Taman Wisata Perairan Gili Matra

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dalam kegiatan COREMAP Fase III kali ini yang diberi nama COREMAP-CTI, ada penambahan lokasi baru yang sebelumnya tidak ada di COREMAP fase II. Lokasi lokasi baru yang ditambahkan adalah lokasi perairan Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) yang pengelolaannya ada dibawah Kementrian Kelautan dan Perikanan. Salah satu kawasan KKPN ini adalah Taman Wisata Perairan Gili Matra (TWP Gili Matra). Taman Wisata Perairan Gili Matra merupakan kesatuan dari perairan Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan yang letaknya berada di Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. Gili Matra adalah daerah tujuan wisata bagi turis yang mayoritas berasal dari mancanegara. Taman Wisata Perairan Gili Matra yang selanjutnya disebut TWP Gili Matra mempunyai luas wilayah sebesar 2.954 Ha yang terdiri dari daratan seluas 665 Ha dan sisanya berupa wilayah perairan laut.

Keanekaragaman ekosistem pesisir dan laut yang terdapat di TWP Gili Matra merupakan sumberdaya yang penting untuk dilindungi mengingat besarnya ketergantungan masyarakat terhadap ekosistem tersebut terutama di bidang pariwisata. Untuk itu perlu adanaya kesadaran dari berbagai pihak dalam mengelola dan menjaga kelestarian ekosistem pesisir ini.

Dalam rangka mendukung program COREMAP-CTI dan melaksanakan evaluasi yang berkelanjutan di kawasan konservasi TWP tersebut, pemerintah dalam hal ini diwakili oleh P2O-LIPI bekerjasama dengan UPT dari Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Mataram yang berada di bawah Direktur Jendral Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil melakukan kajian bersama dalam rangka pengelolaan kondisi kesehatan terumbu karang dan ekosistem terkait lainnya yakni ekosistem lamun dan ekosistem mangrove.

Tujuan dari studi awal ini untuk mendapatkan data dasar/awal mengenai ekosistem terumbu karang beserta ekosistem terkait lainnya dilokasi perairan TWP Gili Matra. Data dasar dan data monitoring nantinya dapat dijadikan bahan evaluasi yang penting bagi keberhasilan program COREMAP CTI di perairan tersebut. Selain itu data tersebut dapat dipakai sebagai acuan bagi pemangku kebijakan dalam mengambil suatu kebijakan.

Baseline Survey Kesehatan Terumbu karang dan Ekosistem Terkait di Taman Wisata Perairan Gili Matra

i

RINGKASAN EKSEKUTIF A. PENDAHULUAN

Gili Matra mempunyai sumberdaya perairan yang cukup beragam dan kaya dengan adanya ekosistem laut dangkal di wilayah perairan tersebut. Keanekaragaman ekosistem pesisir dan laut yang dimiliki oleh Gili Matra merupakan sumberdaya yang harus dilindungi mengingat besarnya ketergantungan masyarakat terhadap ekosistem tersebut terutama di bidang pariwisata. Seiring dengan berjalannya waktu dan pesatnya perkembangan pembangunan hampir disemua sektor di Nusa Tenggara Barat dan khususnya di Mataram, Lombok, hal ini berdampak semakin banyaknya turis mancanegara maupun domestik yang berkunjung ke Gili Matra. Kondisi yang demikian mengakibatkan tekanan yang besar terhadap perairan di wilayah tersebut. Tanpa upaya pengelolaan yang baik dan terencana, sumberdaya ini akan lambat laun semakin mengkhawatirkan kondisinya.

Sebagai lokasi baru dalam COREMAP-CTI, perlu dilakukan studi awal ekologi (ecological baseline study) di wilayah periaran tersebut yang meliputi ekosistem terumbu karang dan ekosistem tarkait lainnya seperti lamun dan mangrove. Studi ini dilakukan pada lokasi lokasi tertentu dengan membuat transek permanen, sehingga kondisi ekosistem laut dangkal ini dapat dimonitor di tahun tahun mendatang di lokasi yang sama. Tujuan dari studi awal ini untuk mendapatkan data dasar/awal mengenai ekosistem terumbu karang beserta ekosistem terkait kainnya seperti ekosistem lamun dan ekosistem mangrove dilokasi perairan TWP Gili Matra. Data dasar dan data monitoring nantinya dapat dijadikan bahan evaluasi yang penting bagi keberhasilan program COREMAP CTI di perairan tersebut. Selain itu data tersebut dapat dipakai sebagai acuan bagi pemangku kebijakan dalam mengambil suatu kebijakan.

B. METODE PEMANTAUAN YANG DIGUNAKAN

1. Peta Habitat Laut Dangkal

Pemetaan yang dilakukan Sistem Informasi Geografi menggunakan metode survei ground truth dengan bantuan citra satelit LANDSAT 8 path/row 116/66 perekaman 6 Mei 2014 yakni mendiskripsi secara visual jenis substrat dasar perairan meliputi komposisi persentase material penyusun pada bentangan 15 m x 15 m, sedangkan posisi geografis dicatat menggunakan GPS dalam format derajad, desimal berdasar

(10)

vii

Baseline Survey Kesehatan Terumbu karang dan Ekosistem Terkait di Taman Wisata Perairan Gili Matra

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dalam kegiatan COREMAP Fase III kali ini yang diberi nama COREMAP-CTI, ada penambahan lokasi baru yang sebelumnya tidak ada di COREMAP fase II. Lokasi lokasi baru yang ditambahkan adalah lokasi perairan Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) yang pengelolaannya ada dibawah Kementrian Kelautan dan Perikanan. Salah satu kawasan KKPN ini adalah Taman Wisata Perairan Gili Matra (TWP Gili Matra). Taman Wisata Perairan Gili Matra merupakan kesatuan dari perairan Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan yang letaknya berada di Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. Gili Matra adalah daerah tujuan wisata bagi turis yang mayoritas berasal dari mancanegara. Taman Wisata Perairan Gili Matra yang selanjutnya disebut TWP Gili Matra mempunyai luas wilayah sebesar 2.954 Ha yang terdiri dari daratan seluas 665 Ha dan sisanya berupa wilayah perairan laut.

Keanekaragaman ekosistem pesisir dan laut yang terdapat di TWP Gili Matra merupakan sumberdaya yang penting untuk dilindungi mengingat besarnya ketergantungan masyarakat terhadap ekosistem tersebut terutama di bidang pariwisata. Untuk itu perlu adanaya kesadaran dari berbagai pihak dalam mengelola dan menjaga kelestarian ekosistem pesisir ini.

Dalam rangka mendukung program COREMAP-CTI dan melaksanakan evaluasi yang berkelanjutan di kawasan konservasi TWP tersebut, pemerintah dalam hal ini diwakili oleh P2O-LIPI bekerjasama dengan UPT dari Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Mataram yang berada di bawah Direktur Jendral Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil melakukan kajian bersama dalam rangka pengelolaan kondisi kesehatan terumbu karang dan ekosistem terkait lainnya yakni ekosistem lamun dan ekosistem mangrove.

Tujuan dari studi awal ini untuk mendapatkan data dasar/awal mengenai ekosistem terumbu karang beserta ekosistem terkait lainnya dilokasi perairan TWP Gili Matra. Data dasar dan data monitoring nantinya dapat dijadikan bahan evaluasi yang penting bagi keberhasilan program COREMAP CTI di perairan tersebut. Selain itu data tersebut dapat dipakai sebagai acuan bagi pemangku kebijakan dalam mengambil suatu kebijakan.

Baseline Survey Kesehatan Terumbu karang dan Ekosistem Terkait di Taman Wisata Perairan Gili Matra

i

RINGKASAN EKSEKUTIF A. PENDAHULUAN

Gili Matra mempunyai sumberdaya perairan yang cukup beragam dan kaya dengan adanya ekosistem laut dangkal di wilayah perairan tersebut. Keanekaragaman ekosistem pesisir dan laut yang dimiliki oleh Gili Matra merupakan sumberdaya yang harus dilindungi mengingat besarnya ketergantungan masyarakat terhadap ekosistem tersebut terutama di bidang pariwisata. Seiring dengan berjalannya waktu dan pesatnya perkembangan pembangunan hampir disemua sektor di Nusa Tenggara Barat dan khususnya di Mataram, Lombok, hal ini berdampak semakin banyaknya turis mancanegara maupun domestik yang berkunjung ke Gili Matra. Kondisi yang demikian mengakibatkan tekanan yang besar terhadap perairan di wilayah tersebut. Tanpa upaya pengelolaan yang baik dan terencana, sumberdaya ini akan lambat laun semakin mengkhawatirkan kondisinya.

Sebagai lokasi baru dalam COREMAP-CTI, perlu dilakukan studi awal ekologi (ecological baseline study) di wilayah periaran tersebut yang meliputi ekosistem terumbu karang dan ekosistem tarkait lainnya seperti lamun dan mangrove. Studi ini dilakukan pada lokasi lokasi tertentu dengan membuat transek permanen, sehingga kondisi ekosistem laut dangkal ini dapat dimonitor di tahun tahun mendatang di lokasi yang sama. Tujuan dari studi awal ini untuk mendapatkan data dasar/awal mengenai ekosistem terumbu karang beserta ekosistem terkait kainnya seperti ekosistem lamun dan ekosistem mangrove dilokasi perairan TWP Gili Matra. Data dasar dan data monitoring nantinya dapat dijadikan bahan evaluasi yang penting bagi keberhasilan program COREMAP CTI di perairan tersebut. Selain itu data tersebut dapat dipakai sebagai acuan bagi pemangku kebijakan dalam mengambil suatu kebijakan.

B. METODE PEMANTAUAN YANG DIGUNAKAN

1. Peta Habitat Laut Dangkal

Pemetaan yang dilakukan Sistem Informasi Geografi menggunakan metode survei ground truth dengan bantuan citra satelit LANDSAT 8 path/row 116/66 perekaman 6 Mei 2014 yakni mendiskripsi secara visual jenis substrat dasar perairan meliputi komposisi persentase material penyusun pada bentangan 15 m x 15 m, sedangkan posisi geografis dicatat menggunakan GPS dalam format derajad, desimal berdasar

(11)

viii

Baseline Survey Kesehatan Terumbu karang dan Ekosistem Terkait di Taman Wisata Perairan Gili Matra

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dalam kegiatan COREMAP Fase III kali ini yang diberi nama COREMAP-CTI, ada penambahan lokasi baru yang sebelumnya tidak ada di COREMAP fase II. Lokasi lokasi baru yang ditambahkan adalah lokasi perairan Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) yang pengelolaannya ada dibawah Kementrian Kelautan dan Perikanan. Salah satu kawasan KKPN ini adalah Taman Wisata Perairan Gili Matra (TWP Gili Matra). Taman Wisata Perairan Gili Matra merupakan kesatuan dari perairan Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan yang letaknya berada di Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. Gili Matra adalah daerah tujuan wisata bagi turis yang mayoritas berasal dari mancanegara. Taman Wisata Perairan Gili Matra yang selanjutnya disebut TWP Gili Matra mempunyai luas wilayah sebesar 2.954 Ha yang terdiri dari daratan seluas 665 Ha dan sisanya berupa wilayah perairan laut.

Keanekaragaman ekosistem pesisir dan laut yang terdapat di TWP Gili Matra merupakan sumberdaya yang penting untuk dilindungi mengingat besarnya ketergantungan masyarakat terhadap ekosistem tersebut terutama di bidang pariwisata. Untuk itu perlu adanaya kesadaran dari berbagai pihak dalam mengelola dan menjaga kelestarian ekosistem pesisir ini.

Dalam rangka mendukung program COREMAP-CTI dan melaksanakan evaluasi yang berkelanjutan di kawasan konservasi TWP tersebut, pemerintah dalam hal ini diwakili oleh P2O-LIPI bekerjasama dengan UPT dari Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Mataram yang berada di bawah Direktur Jendral Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil melakukan kajian bersama dalam rangka pengelolaan kondisi kesehatan terumbu karang dan ekosistem terkait lainnya yakni ekosistem lamun dan ekosistem mangrove.

Tujuan dari studi awal ini untuk mendapatkan data dasar/awal mengenai ekosistem terumbu karang beserta ekosistem terkait lainnya dilokasi perairan TWP Gili Matra. Data dasar dan data monitoring nantinya dapat dijadikan bahan evaluasi yang penting bagi keberhasilan program COREMAP CTI di perairan tersebut. Selain itu data tersebut dapat dipakai sebagai acuan bagi pemangku kebijakan dalam mengambil suatu kebijakan.

Baseline Survey Kesehatan Terumbu karang dan Ekosistem Terkait di Taman Wisata Perairan Gili Matra

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dalam kegiatan COREMAP Fase III kali ini yang diberi nama COREMAP-CTI, ada penambahan lokasi baru yang sebelumnya tidak ada di COREMAP fase II. Lokasi lokasi baru yang ditambahkan adalah lokasi perairan Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) yang pengelolaannya ada dibawah Kementrian Kelautan dan Perikanan. Salah satu kawasan KKPN ini adalah Taman Wisata Perairan Gili Matra (TWP Gili Matra). Taman Wisata Perairan Gili Matra merupakan kesatuan dari perairan Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan yang letaknya berada di Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. Gili Matra adalah daerah tujuan wisata bagi turis yang mayoritas berasal dari mancanegara. Taman Wisata Perairan Gili Matra yang selanjutnya disebut TWP Gili Matra mempunyai luas wilayah sebesar 2.954 Ha yang terdiri dari daratan seluas 665 Ha dan sisanya berupa wilayah perairan laut.

Keanekaragaman ekosistem pesisir dan laut yang terdapat di TWP Gili Matra merupakan sumberdaya yang penting untuk dilindungi mengingat besarnya ketergantungan masyarakat terhadap ekosistem tersebut terutama di bidang pariwisata. Untuk itu perlu adanaya kesadaran dari berbagai pihak dalam mengelola dan menjaga kelestarian ekosistem pesisir ini.

Dalam rangka mendukung program COREMAP-CTI dan melaksanakan evaluasi yang berkelanjutan di kawasan konservasi TWP tersebut, pemerintah dalam hal ini diwakili oleh P2O-LIPI bekerjasama dengan UPT dari Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Mataram yang berada di bawah Direktur Jendral Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil melakukan kajian bersama dalam rangka pengelolaan kondisi kesehatan terumbu karang dan ekosistem terkait lainnya yakni ekosistem lamun dan ekosistem mangrove.

Tujuan dari studi awal ini untuk mendapatkan data dasar/awal mengenai ekosistem terumbu karang beserta ekosistem terkait lainnya dilokasi perairan TWP Gili Matra. Data dasar dan data monitoring nantinya dapat dijadikan bahan evaluasi yang penting bagi keberhasilan program COREMAP CTI di perairan tersebut. Selain itu data tersebut dapat dipakai sebagai acuan bagi pemangku kebijakan dalam mengambil suatu kebijakan.

Baseline Survey Kesehatan Terumbu karang dan Ekosistem Terkait di Taman Wisata Perairan Gili Matra

ii datum WGS 84. Penajaman citra dilakukan untuk mengurangi pengaruh gangguan kolom air, sehingga objek dasar perairan dangkal dapat terlihat lebih jelas. Survei lapangan digunakan untuk mengetahui kenampakan sebenarnya dilapangan yang terekam oleh citra satelit. Pengambilan titik pengamatan dilakukan secara sistematis dengan membuat jalur transek mulai dari garis pantai hingga ujung terumbu atau tubir. Pengamatan dilakukan menggunakan teknik snorkeling serta berhenti sejenak untuk mencatat ketika terjadi perubahan kenampakan didasar perairan. Setiap titik pengamatan dicatat lokasinya menggunakan alat receiver GPS. Analisis dilakukan dengan menggunakan Object Base Image Analysis (OBIA).

2. Karang

Metode yang digunakan untuk penelitian karang adalah Underwater Photo Transect (UPT) dengan ukuran frame 58x44 cm2. Pemotretan dilakukan dengan interval jarak 1 m di sepanjang garis transek . Penelitian dilakukan di 8 satsiun penelitian sesuai dengan lokasi milik UPT KKP. Pada setiap stasiun pengamatan, dibuat permanen transek dengan posisi yang tercatat di GPS. Analisis Foto dengan menggunakan CPCe. Teknik analisis dengan pemilihan sampel titik acak 30 titik .

3. Ikan Karang

Metode sensus visual bawah air (UVC) digunakan untuk pengumpulan data jenis ikan dan jumlah individu ikan. Pemantauan dilakukan di garis transek yang sama dengan kegiatan penelitian karang, agar sekaligus mendapatkan data bentik yang menggambarkan habitatnya. Pengamatan dilakukan disepanjang garis transek dimana ikan-ikan yang ada pada jarak 2,5 m di sebelah kiri dan kanan garis transek sepanjang 70 m dicatat jenisnya beserta jumlah individunya. Luas bidang yang teramati per transeknya yaitu (5 m x 70 m ) = 350 m2.Unit analisis mencakup kelompok ikan

indikator (Chetodontidae) dan kelompok ikan target yang mempunyai nilai ekonomis dan ikan yang terancam punah.

Baseline Survey Kesehatan Terumbu karang dan Ekosistem Terkait di Taman Wisata Perairan Gili Matra

iii Selanjutnya dari data ini dilakukan pengolahan dan analisa data yang meliputi: a. Keanekaragaman jenis

Keanekaragaman jenis adalah total dari spesies ikan karang yang diamati selama monitoring di suatu lokasi ekosistem terumbu karang.

b. Densitas

Densitas (D) adalah jumlah individu seluruh spesies ikan karang per luas area pengamatan.   2 2 / 350 : arg , m individu X m famili setiap et t ikan indikator ikan individu D

 c. Hubungan panjang-berat

Hubungan panjang berat adalah berat individu ikan target (W) sama dengan indeks spesifik spesies (a) dikalikan dengan estimasi panjang total dipangkat indeks spesifik spesies (b). Indeks spesifik spesies (a,b) dan panjang ikan disubsitusikan ke rumus panjang berat W a x Lb

untuk mendapatkan data berat ikan (gram/kg). Nilai “a” dan “b” dapat dicari di situs web “fishbase” untuk setiap jenis ikan target Froese & Pauly (2014).

d. Biomasa (Sediaan ikan per luasan sensus)

Sediaan ikan dalam satuan biomassa (B) adalah berat individu ikan target (W) per luas area pengamatan.

2 350 ) ( m famili setiap total W B 

Data jumlah jenis dan kelimpahan individu ikan karang yang diambil secara periodik akan dibandingkan dengan data awal (baseline data) dan juga tahun-tahun sebelumnya

4. Megabentos.

Metode yang digunakan Reef Check Bentos, Belt Transect dengan luas pengamatan 140 m2. Transek disinkronisasikan dengan transek untuk pengamatan /

monitoring karang dan ikan pada sebuah transek permanen. Analisa data digunakan untuk melihat kelimpahan mega bentos di lokasi yang diamati.

5. Lamun

Untuk penelitian lamun digunakan metode transek kuadrat dengan ukuran 50 cm x 50 cm. Stasiun pengamatan mengikuti stasiun lamun yang sudah pernah dilakukan

(12)

ix

Baseline Survey Kesehatan Terumbu karang dan Ekosistem Terkait di Taman Wisata Perairan Gili Matra

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dalam kegiatan COREMAP Fase III kali ini yang diberi nama COREMAP-CTI, ada penambahan lokasi baru yang sebelumnya tidak ada di COREMAP fase II. Lokasi lokasi baru yang ditambahkan adalah lokasi perairan Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) yang pengelolaannya ada dibawah Kementrian Kelautan dan Perikanan. Salah satu kawasan KKPN ini adalah Taman Wisata Perairan Gili Matra (TWP Gili Matra). Taman Wisata Perairan Gili Matra merupakan kesatuan dari perairan Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan yang letaknya berada di Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. Gili Matra adalah daerah tujuan wisata bagi turis yang mayoritas berasal dari mancanegara. Taman Wisata Perairan Gili Matra yang selanjutnya disebut TWP Gili Matra mempunyai luas wilayah sebesar 2.954 Ha yang terdiri dari daratan seluas 665 Ha dan sisanya berupa wilayah perairan laut.

Keanekaragaman ekosistem pesisir dan laut yang terdapat di TWP Gili Matra merupakan sumberdaya yang penting untuk dilindungi mengingat besarnya ketergantungan masyarakat terhadap ekosistem tersebut terutama di bidang pariwisata. Untuk itu perlu adanaya kesadaran dari berbagai pihak dalam mengelola dan menjaga kelestarian ekosistem pesisir ini.

Dalam rangka mendukung program COREMAP-CTI dan melaksanakan evaluasi yang berkelanjutan di kawasan konservasi TWP tersebut, pemerintah dalam hal ini diwakili oleh P2O-LIPI bekerjasama dengan UPT dari Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Mataram yang berada di bawah Direktur Jendral Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil melakukan kajian bersama dalam rangka pengelolaan kondisi kesehatan terumbu karang dan ekosistem terkait lainnya yakni ekosistem lamun dan ekosistem mangrove.

Tujuan dari studi awal ini untuk mendapatkan data dasar/awal mengenai ekosistem terumbu karang beserta ekosistem terkait lainnya dilokasi perairan TWP Gili Matra. Data dasar dan data monitoring nantinya dapat dijadikan bahan evaluasi yang penting bagi keberhasilan program COREMAP CTI di perairan tersebut. Selain itu data tersebut dapat dipakai sebagai acuan bagi pemangku kebijakan dalam mengambil suatu kebijakan.

Baseline Survey Kesehatan Terumbu karang dan Ekosistem Terkait di Taman Wisata Perairan Gili Matra

ii datum WGS 84. Penajaman citra dilakukan untuk mengurangi pengaruh gangguan kolom air, sehingga objek dasar perairan dangkal dapat terlihat lebih jelas. Survei lapangan digunakan untuk mengetahui kenampakan sebenarnya dilapangan yang terekam oleh citra satelit. Pengambilan titik pengamatan dilakukan secara sistematis dengan membuat jalur transek mulai dari garis pantai hingga ujung terumbu atau tubir. Pengamatan dilakukan menggunakan teknik snorkeling serta berhenti sejenak untuk mencatat ketika terjadi perubahan kenampakan didasar perairan. Setiap titik pengamatan dicatat lokasinya menggunakan alat receiver GPS. Analisis dilakukan dengan menggunakan Object Base Image Analysis (OBIA).

2. Karang

Metode yang digunakan untuk penelitian karang adalah Underwater Photo Transect (UPT) dengan ukuran frame 58x44 cm2. Pemotretan dilakukan dengan interval jarak 1 m di sepanjang garis transek . Penelitian dilakukan di 8 satsiun penelitian sesuai dengan lokasi milik UPT KKP. Pada setiap stasiun pengamatan, dibuat permanen transek dengan posisi yang tercatat di GPS. Analisis Foto dengan menggunakan CPCe. Teknik analisis dengan pemilihan sampel titik acak 30 titik .

3. Ikan Karang

Metode sensus visual bawah air (UVC) digunakan untuk pengumpulan data jenis ikan dan jumlah individu ikan. Pemantauan dilakukan di garis transek yang sama dengan kegiatan penelitian karang, agar sekaligus mendapatkan data bentik yang menggambarkan habitatnya. Pengamatan dilakukan disepanjang garis transek dimana ikan-ikan yang ada pada jarak 2,5 m di sebelah kiri dan kanan garis transek sepanjang 70 m dicatat jenisnya beserta jumlah individunya. Luas bidang yang teramati per transeknya yaitu (5 m x 70 m ) = 350 m2.Unit analisis mencakup kelompok ikan

indikator (Chetodontidae) dan kelompok ikan target yang mempunyai nilai ekonomis dan ikan yang terancam punah.

Baseline Survey Kesehatan Terumbu karang dan Ekosistem Terkait di Taman Wisata Perairan Gili Matra

iii Selanjutnya dari data ini dilakukan pengolahan dan analisa data yang meliputi: a. Keanekaragaman jenis

Keanekaragaman jenis adalah total dari spesies ikan karang yang diamati selama monitoring di suatu lokasi ekosistem terumbu karang.

b. Densitas

Densitas (D) adalah jumlah individu seluruh spesies ikan karang per luas area pengamatan.   2 2 / 350 : arg , m individu X m famili setiap et t ikan indikator ikan individu D

 c. Hubungan panjang-berat

Hubungan panjang berat adalah berat individu ikan target (W) sama dengan indeks spesifik spesies (a) dikalikan dengan estimasi panjang total dipangkat indeks spesifik spesies (b). Indeks spesifik spesies (a,b) dan panjang ikan disubsitusikan ke rumus panjang berat W a x Lb

untuk mendapatkan data berat ikan (gram/kg). Nilai “a” dan “b” dapat dicari di situs web “fishbase” untuk setiap jenis ikan target Froese & Pauly (2014).

d. Biomasa (Sediaan ikan per luasan sensus)

Sediaan ikan dalam satuan biomassa (B) adalah berat individu ikan target (W) per luas area pengamatan.

2 350 ) ( m famili setiap total W B 

Data jumlah jenis dan kelimpahan individu ikan karang yang diambil secara periodik akan dibandingkan dengan data awal (baseline data) dan juga tahun-tahun sebelumnya

4. Megabentos.

Metode yang digunakan Reef Check Bentos, Belt Transect dengan luas pengamatan 140 m2. Transek disinkronisasikan dengan transek untuk pengamatan /

monitoring karang dan ikan pada sebuah transek permanen. Analisa data digunakan untuk melihat kelimpahan mega bentos di lokasi yang diamati.

5. Lamun

Untuk penelitian lamun digunakan metode transek kuadrat dengan ukuran 50 cm x 50 cm. Stasiun pengamatan mengikuti stasiun lamun yang sudah pernah dilakukan

(13)

x

Baseline Survey Kesehatan Terumbu karang dan Ekosistem Terkait di Taman Wisata Perairan Gili Matra

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dalam kegiatan COREMAP Fase III kali ini yang diberi nama COREMAP-CTI, ada penambahan lokasi baru yang sebelumnya tidak ada di COREMAP fase II. Lokasi lokasi baru yang ditambahkan adalah lokasi perairan Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) yang pengelolaannya ada dibawah Kementrian Kelautan dan Perikanan. Salah satu kawasan KKPN ini adalah Taman Wisata Perairan Gili Matra (TWP Gili Matra). Taman Wisata Perairan Gili Matra merupakan kesatuan dari perairan Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan yang letaknya berada di Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. Gili Matra adalah daerah tujuan wisata bagi turis yang mayoritas berasal dari mancanegara. Taman Wisata Perairan Gili Matra yang selanjutnya disebut TWP Gili Matra mempunyai luas wilayah sebesar 2.954 Ha yang terdiri dari daratan seluas 665 Ha dan sisanya berupa wilayah perairan laut.

Keanekaragaman ekosistem pesisir dan laut yang terdapat di TWP Gili Matra merupakan sumberdaya yang penting untuk dilindungi mengingat besarnya ketergantungan masyarakat terhadap ekosistem tersebut terutama di bidang pariwisata. Untuk itu perlu adanaya kesadaran dari berbagai pihak dalam mengelola dan menjaga kelestarian ekosistem pesisir ini.

Dalam rangka mendukung program COREMAP-CTI dan melaksanakan evaluasi yang berkelanjutan di kawasan konservasi TWP tersebut, pemerintah dalam hal ini diwakili oleh P2O-LIPI bekerjasama dengan UPT dari Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Mataram yang berada di bawah Direktur Jendral Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil melakukan kajian bersama dalam rangka pengelolaan kondisi kesehatan terumbu karang dan ekosistem terkait lainnya yakni ekosistem lamun dan ekosistem mangrove.

Tujuan dari studi awal ini untuk mendapatkan data dasar/awal mengenai ekosistem terumbu karang beserta ekosistem terkait lainnya dilokasi perairan TWP Gili Matra. Data dasar dan data monitoring nantinya dapat dijadikan bahan evaluasi yang penting bagi keberhasilan program COREMAP CTI di perairan tersebut. Selain itu data tersebut dapat dipakai sebagai acuan bagi pemangku kebijakan dalam mengambil suatu kebijakan.

Baseline Survey Kesehatan Terumbu karang dan Ekosistem Terkait di Taman Wisata Perairan Gili Matra

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dalam kegiatan COREMAP Fase III kali ini yang diberi nama COREMAP-CTI, ada penambahan lokasi baru yang sebelumnya tidak ada di COREMAP fase II. Lokasi lokasi baru yang ditambahkan adalah lokasi perairan Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) yang pengelolaannya ada dibawah Kementrian Kelautan dan Perikanan. Salah satu kawasan KKPN ini adalah Taman Wisata Perairan Gili Matra (TWP Gili Matra). Taman Wisata Perairan Gili Matra merupakan kesatuan dari perairan Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan yang letaknya berada di Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. Gili Matra adalah daerah tujuan wisata bagi turis yang mayoritas berasal dari mancanegara. Taman Wisata Perairan Gili Matra yang selanjutnya disebut TWP Gili Matra mempunyai luas wilayah sebesar 2.954 Ha yang terdiri dari daratan seluas 665 Ha dan sisanya berupa wilayah perairan laut.

Keanekaragaman ekosistem pesisir dan laut yang terdapat di TWP Gili Matra merupakan sumberdaya yang penting untuk dilindungi mengingat besarnya ketergantungan masyarakat terhadap ekosistem tersebut terutama di bidang pariwisata. Untuk itu perlu adanaya kesadaran dari berbagai pihak dalam mengelola dan menjaga kelestarian ekosistem pesisir ini.

Dalam rangka mendukung program COREMAP-CTI dan melaksanakan evaluasi yang berkelanjutan di kawasan konservasi TWP tersebut, pemerintah dalam hal ini diwakili oleh P2O-LIPI bekerjasama dengan UPT dari Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Mataram yang berada di bawah Direktur Jendral Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil melakukan kajian bersama dalam rangka pengelolaan kondisi kesehatan terumbu karang dan ekosistem terkait lainnya yakni ekosistem lamun dan ekosistem mangrove.

Tujuan dari studi awal ini untuk mendapatkan data dasar/awal mengenai ekosistem terumbu karang beserta ekosistem terkait lainnya dilokasi perairan TWP Gili Matra. Data dasar dan data monitoring nantinya dapat dijadikan bahan evaluasi yang penting bagi keberhasilan program COREMAP CTI di perairan tersebut. Selain itu data tersebut dapat dipakai sebagai acuan bagi pemangku kebijakan dalam mengambil suatu kebijakan.

Baseline Survey Kesehatan Terumbu karang dan Ekosistem Terkait di Taman Wisata Perairan Gili Matra

iv oleh Satker UPT KKP. Data yang dicatat adalah komposisi jenis dan penutupan (percent cover). Pengolahan dan Analisis Data diolah dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2010

6. Mangrove

Metodologi yang digunakan dalam penelitian mangrove adalah metode line transek kuadrat dan hemispherical photography. Data dianalisa dengan ANOVA.

C. HASIL

Berdasarkan hasil analisis citra dan dibantu dengan uji/cek lapangan, dapat dibuat peta habitat perairan dangkal dan mangrove. Habitat perairan dangkal yang diperoleh, terdiri atas 4 kelas seperti yang disajikan di bawah ini:

Persentase tutupan karang keras terbanyak di Gili Meno (ST 7), yaitu 46,33 % dan di sisi Barat Gili Trawangan (ST 5) sebesar 40,53%. Sedangkan persentase tutupan terendah terdapat di sisi selatan Gili Air (ST 2) yaitu 7.73 % dan didominasi oleh campuran pecahan karang dan pasir sebesar 75,87 %. Tercatat sebanyak 109 jenis karang batu yang merupakan anggota dari 44 marga dari 14 famili. Secara keseluruhan, rata-rata pertumbuhan karang di perairan Gili Matra adalah 24,48 %, termasuk dalam kategori kurang baik.

Pengamatan terhadap ikan karang dari kategori ikan indikator mendata sebanyak 27 jenis ikan kepe kepe dijumpai dalam lokasi pengamatan. Jenis Chaetodon klenii, Chaetodon baronessa, Chaetodon trifascialis cukup dominan dalam pengamatan dan menempati urutan tertinggi dalam jumlah individu. Stasiun TKGM 05, TKGM 04 dan TKGM 06 di Gili Trawangan dan TKGM 08 di Gili Meno memiliki keragaman jenis dan jumlah individual ikan indikator yang relatif tinggi dibanding stasiun lain di Gili Air.

Habitat Luas (Ha)

Karang 227.6516

Pasir 109.4197

Lamun 116.8168

Substrat campuran: terdiri dari pasir, spot karang hidup dan karang mati, pecahan dan

bongkah karang 176.7448

Mangrove 8.244

Baseline Survey Kesehatan Terumbu karang dan Ekosistem Terkait di Taman Wisata Perairan Gili Matra

v Keragaman dan komposisi ikan target mencatat sebanyak 84 spesies dan 16 suku ikan target. Akan tetapi khusus untuk ikan target yang telah disepakati sebagai objek penelitian di wiayah COREMAP tercatat sebanyak 45 jenis ikan target dari 6 suku. Pada Stasiun TKGM 03, Gili Air, ikan target hadir dalam jumlah jenis yang paling rendah (6 spesies). Kehadiran ikan target yang tertinggi adalah pada stasiun TKGM 08 Gili Meno, yaitu 23 spesies.

Pada pengamatan di seluruh stasiun didapatkan sebanyak 220 individu megabenthos target. Dari delapan stasiun yang diamati, enam dari tujuh spesies atau kelompok spesies megabenthos target berhasil ditemukan di wilayah perairan Gili Matra. Terdapat dua spesies atau kelompok spesies megabenthos yang ditemukan dalam jumlah yang mendominasi. Kedua spesies atau kelompok spesies megabenthos tersebut yaitu bulu babi / echinoids dan siput pemakan polip karang / Drupella spp.

Enam jenis lamun tercatat pada transek monitoring lamun di sembilan stasiun. Dua jenis lamun yang memiliki kehadiran 100% yaitu Thalassia hemrpichii dan Cymodocea rotundata. Sedangkan, jenis lainnya hanya terdapat pada beberapa stasiun saja. Di sisi lain, E. acoroides yang umumnya ditemukan di berbagai perairan Indonesia, jarang terlihat di Gili Matra, kemungkinan jenis substrat pasir rubble dan sedikitnya material lumpur, substrat terbaik untuk pertumbuhan E. acoroides, menjadi faktor penyebab kelimpahan yang sangat rendah.

Komunitas mangrove hanya dijumpai di P. Gili Trawangan dan Gili Meno. Persentase tutupan mangrove secara keseluruhan di TWP Gili Matra berkisar antara 49.02 ± 21.19% MGM12 Pulau Gili Meno dan paling tinggi 70.49 ± 4.24% di stasiun MGM22 Gili Trawangan.

D. KESIMPULAN

Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan maka didapatkan beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Sebaran habitat laut dangkal yang berhasil dipetakan dari data citra satelit Landsat 8 yaitu karang, makroalgae, serta substrat terbuka. Untuk ekosistem Lamun sulit untuk dipetakan karena tutupannya sangat jarang. Dalam komponen substrat campuran, sebenarnya masih ada komponen karang, tetapi dalam jumlah kecil.

(14)

xi

Baseline Survey Kesehatan Terumbu karang dan Ekosistem Terkait di Taman Wisata Perairan Gili Matra

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dalam kegiatan COREMAP Fase III kali ini yang diberi nama COREMAP-CTI, ada penambahan lokasi baru yang sebelumnya tidak ada di COREMAP fase II. Lokasi lokasi baru yang ditambahkan adalah lokasi perairan Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) yang pengelolaannya ada dibawah Kementrian Kelautan dan Perikanan. Salah satu kawasan KKPN ini adalah Taman Wisata Perairan Gili Matra (TWP Gili Matra). Taman Wisata Perairan Gili Matra merupakan kesatuan dari perairan Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan yang letaknya berada di Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. Gili Matra adalah daerah tujuan wisata bagi turis yang mayoritas berasal dari mancanegara. Taman Wisata Perairan Gili Matra yang selanjutnya disebut TWP Gili Matra mempunyai luas wilayah sebesar 2.954 Ha yang terdiri dari daratan seluas 665 Ha dan sisanya berupa wilayah perairan laut.

Keanekaragaman ekosistem pesisir dan laut yang terdapat di TWP Gili Matra merupakan sumberdaya yang penting untuk dilindungi mengingat besarnya ketergantungan masyarakat terhadap ekosistem tersebut terutama di bidang pariwisata. Untuk itu perlu adanaya kesadaran dari berbagai pihak dalam mengelola dan menjaga kelestarian ekosistem pesisir ini.

Dalam rangka mendukung program COREMAP-CTI dan melaksanakan evaluasi yang berkelanjutan di kawasan konservasi TWP tersebut, pemerintah dalam hal ini diwakili oleh P2O-LIPI bekerjasama dengan UPT dari Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Mataram yang berada di bawah Direktur Jendral Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil melakukan kajian bersama dalam rangka pengelolaan kondisi kesehatan terumbu karang dan ekosistem terkait lainnya yakni ekosistem lamun dan ekosistem mangrove.

Tujuan dari studi awal ini untuk mendapatkan data dasar/awal mengenai ekosistem terumbu karang beserta ekosistem terkait lainnya dilokasi perairan TWP Gili Matra. Data dasar dan data monitoring nantinya dapat dijadikan bahan evaluasi yang penting bagi keberhasilan program COREMAP CTI di perairan tersebut. Selain itu data tersebut dapat dipakai sebagai acuan bagi pemangku kebijakan dalam mengambil suatu kebijakan.

Baseline Survey Kesehatan Terumbu karang dan Ekosistem Terkait di Taman Wisata Perairan Gili Matra

iv oleh Satker UPT KKP. Data yang dicatat adalah komposisi jenis dan penutupan (percent cover). Pengolahan dan Analisis Data diolah dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2010

6. Mangrove

Metodologi yang digunakan dalam penelitian mangrove adalah metode line transek kuadrat dan hemispherical photography. Data dianalisa dengan ANOVA.

C. HASIL

Berdasarkan hasil analisis citra dan dibantu dengan uji/cek lapangan, dapat dibuat peta habitat perairan dangkal dan mangrove. Habitat perairan dangkal yang diperoleh, terdiri atas 4 kelas seperti yang disajikan di bawah ini:

Persentase tutupan karang keras terbanyak di Gili Meno (ST 7), yaitu 46,33 % dan di sisi Barat Gili Trawangan (ST 5) sebesar 40,53%. Sedangkan persentase tutupan terendah terdapat di sisi selatan Gili Air (ST 2) yaitu 7.73 % dan didominasi oleh campuran pecahan karang dan pasir sebesar 75,87 %. Tercatat sebanyak 109 jenis karang batu yang merupakan anggota dari 44 marga dari 14 famili. Secara keseluruhan, rata-rata pertumbuhan karang di perairan Gili Matra adalah 24,48 %, termasuk dalam kategori kurang baik.

Pengamatan terhadap ikan karang dari kategori ikan indikator mendata sebanyak 27 jenis ikan kepe kepe dijumpai dalam lokasi pengamatan. Jenis Chaetodon klenii, Chaetodon baronessa, Chaetodon trifascialis cukup dominan dalam pengamatan dan menempati urutan tertinggi dalam jumlah individu. Stasiun TKGM 05, TKGM 04 dan TKGM 06 di Gili Trawangan dan TKGM 08 di Gili Meno memiliki keragaman jenis dan jumlah individual ikan indikator yang relatif tinggi dibanding stasiun lain di Gili Air.

Habitat Luas (Ha)

Karang 227.6516

Pasir 109.4197

Lamun 116.8168

Substrat campuran: terdiri dari pasir, spot karang hidup dan karang mati, pecahan dan

bongkah karang 176.7448

Mangrove 8.244

Baseline Survey Kesehatan Terumbu karang dan Ekosistem Terkait di Taman Wisata Perairan Gili Matra

v Keragaman dan komposisi ikan target mencatat sebanyak 84 spesies dan 16 suku ikan target. Akan tetapi khusus untuk ikan target yang telah disepakati sebagai objek penelitian di wiayah COREMAP tercatat sebanyak 45 jenis ikan target dari 6 suku. Pada Stasiun TKGM 03, Gili Air, ikan target hadir dalam jumlah jenis yang paling rendah (6 spesies). Kehadiran ikan target yang tertinggi adalah pada stasiun TKGM 08 Gili Meno, yaitu 23 spesies.

Pada pengamatan di seluruh stasiun didapatkan sebanyak 220 individu megabenthos target. Dari delapan stasiun yang diamati, enam dari tujuh spesies atau kelompok spesies megabenthos target berhasil ditemukan di wilayah perairan Gili Matra. Terdapat dua spesies atau kelompok spesies megabenthos yang ditemukan dalam jumlah yang mendominasi. Kedua spesies atau kelompok spesies megabenthos tersebut yaitu bulu babi / echinoids dan siput pemakan polip karang / Drupella spp.

Enam jenis lamun tercatat pada transek monitoring lamun di sembilan stasiun. Dua jenis lamun yang memiliki kehadiran 100% yaitu Thalassia hemrpichii dan Cymodocea rotundata. Sedangkan, jenis lainnya hanya terdapat pada beberapa stasiun saja. Di sisi lain, E. acoroides yang umumnya ditemukan di berbagai perairan Indonesia, jarang terlihat di Gili Matra, kemungkinan jenis substrat pasir rubble dan sedikitnya material lumpur, substrat terbaik untuk pertumbuhan E. acoroides, menjadi faktor penyebab kelimpahan yang sangat rendah.

Komunitas mangrove hanya dijumpai di P. Gili Trawangan dan Gili Meno. Persentase tutupan mangrove secara keseluruhan di TWP Gili Matra berkisar antara 49.02 ± 21.19% MGM12 Pulau Gili Meno dan paling tinggi 70.49 ± 4.24% di stasiun MGM22 Gili Trawangan.

D. KESIMPULAN

Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan maka didapatkan beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Sebaran habitat laut dangkal yang berhasil dipetakan dari data citra satelit Landsat 8 yaitu karang, makroalgae, serta substrat terbuka. Untuk ekosistem Lamun sulit untuk dipetakan karena tutupannya sangat jarang. Dalam komponen substrat campuran, sebenarnya masih ada komponen karang, tetapi dalam jumlah kecil.

Gambar

Gambar 1. Peta lokasi penelitian di perairan TWP Gili Matra, September 2014  Metode analisis dilakukan menggunakan metode penginderaan jauh
Gambar 2. Peta sebaran ground truth dalam penyusunan peta habitat perairan laut  dangkal di lokasi penelitian
Tabel 1. Megabenthos target yang menjadi objek monitoring
Tabel 3. Kriteria status padang lamun
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun penetapan harga yang diperbolehkan, bahkan diwajibkan, adalah ketika terjadinya pelonjakan harga yang cukup tajam disebabkan oleh ulah para pedagang

l73,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3894) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang - Undang

Tata kerja kelompok ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari aturan besar kelompok SHK Lestari Muara Tiga sebagai acuan atau landasan pelaksanaan kerja kelompok dalam

 Penetapan Status Keadaan Siaga Darurat Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Sumatera Selatan berlangsung sejak ditetapkannya keputusan ini tanggal

c) Penyusunan, penggandaan soal dan pendistribusian merupakan wewenang dan tanggung jawab ketua sub rayon dengan tetap memperhatikan objektifitas dan

Berapa harga kotoran sapi perkilogram jika dijual ke pasar sebelum adanya pengolahan

Persamaan struktural terdiri dari: (1) empat persamaan areal panen jagung, (2) empat persamaan produktivitas jagung, (3) satu persamaan impor jagung Indonesia, (4)

Penyusunan program pembiayaan se- perti tersebut di atas berdasarkan dan disesuai- kan dengan tolok ukur atau karakteristik RSBI/ SBI (Aqib, 2010:90) sebagai sekolah