• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan Kompetensi Dasar Sistem Stater Melalui Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dengan Panel Peraga Multifungsi Pada Siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Meningkatkan Kompetensi Dasar Sistem Stater Melalui Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dengan Panel Peraga Multifungsi Pada Siswa"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 20

Meningkatkan Kompetensi Dasar Sistem Stater Melalui Contextual Teaching And

Learning (Ctl) Dengan Panel Peraga Multifungsi Pada Siswa

Tri Setyonugroho (10320109)

Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang

ABSTRAK

Hasil ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal pembelajaran kompetensi dasar sistem stater masih rendah ini dibuktikan dengan hanya 5 dari 30 siswa yang berkompeten dalam kompetensi dasar sistem stater. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dasar sistem stater kelas XI SMK Taruna Bangsa Pati dengan menggunakan metode Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan panel peraga multifungsi dan mengetahui peranan Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan panel peraga multifungsi dalam meningkatkan kompetensi dasar sistem stater kelas XI SMK Taruna Bangsa Pati Tahun Ajaran 2012/2013. Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dilaksanakan dikelas XI SMK Taruna Bangsa Pati yang memiliki 30 siswa. Penelitian ini nantinya diharapkan terjadi peningkatan kompetensi, serta penguasaan yang lebih baik bagi siswa pada kompetensi dasar sistem stater. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa ada peningkatan kompetensi siswa pada kompetensi dasar sistem stater, setelah diadakan penelitian tindakan kelas di kelas XI SMK Taruna Bangsa Pati. Pada kondisi awal ketuntasan belajar siswa hanya 50 % dan siklus I pada job praktek Pemeriksaan Komponen Armature, Pemeriksaan Field Coil, Pemeriksaan Kopling Stater dan Roda Gigi, dan Pengujian Tanpa Beban dan Dengan Beban prosentase hasil belajar siswa adalah 80% ini belum memenuhi target yang ditetapkan yaitu minimal rata – rata 85 % siswa yang hadir menguasai kompetensi tersebut. Nilai rata – rata kemampuan perawatan dan perbaikan sistem stater pada siklus I adalah 2,40. Ini belum memenuhi target karena target yang ditetapkan adalah 2,5.Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa ketuntasan belajar pada siklus I belum memenuhi target yang ditetapkan. Sebagian besar siswa belum dapat merawat dan memperbaiki sstem stater. Pada Siklus II didapatkan peningkatan terhadap ketuntasan belajar siswa, nilai rata – rata seluruh siswa sudah memenuhi target yang ditetapkan yaitu minimal nilai rata – rata 2.50 siswa yang hadir menguasai kompetensi tersebut. Nilai rata – rata kemampuan merawat dan memperbaiki system stater pada siklus II adalah 2,95 dan ketuntasan belajar siswa pada siklus II adalah 100%. Dengan metode Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan panel peraga multifungsi berperan dalam meningkatkan kompetensi sistem stater kelas XI SMK Taruna Bangsa Pati. Hal ini dapat diketahui dari seluruh siklus PTK yang dilakukan komponen pembelajaran CTL, modeling, tanya jawab, komunitas belajar, inkuiri, refleksi dan penilaian otentik memberikan pemahaman yang besar bagi siswa dalam melaksanakan praktek perawatan dan perbaikan sistem stater. Pendidikan karakter siswa, penampilan dan pelaksanaan pembelajaran guru pada kondisi awal masih cukup, pada siklus I kategori yang didapat cukup, dan pada siklus II ada peningkatan yaitu dengan kategori baik sekali. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa ada peningkatan kompetensi dasar sistem stater melalui Contextual Teaching And Learning (CTL) Dengan panel peraga multifungsi pada siswa kelas XI SMK Taruna Bangsa Pati. Peningkatan ini dapat dijadikan modal yang sangat penting bagi siswa demi persiapan menghadapi Ujian Kompetensi Kejuruan tahun ajaran 2014.

(2)

Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 21 PENDAHULUAN

Pelajaran kelistrikan otomotif di sekolah menengah kejuruan (SMK) jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) meliputi banyak Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar . Diantara Kompetensi Dasar tersebut adalah memasang sistem stater dan pengetesan motor stater, yang meliputi pembongkaran, pemeriksaan, pemasangan, pengetesan pull in coil, hold in coil, tanpa beban dan dengan beban. Siswa harus kompeten dalam semua kompetensi tersebut sehingga dapat melanjutkan ke kompetensi berikutnya yang ada didalam mata pelajaran produktif otomotif.

Dalam proses pembelajaran, mengajarkan kompetensi dasar sistem stater dan pengetesan motor stater merupakan hal yang susah dan rumit. Didalam kompetensi tersebut mempelajari pemeriksaan – pemeriksaan dan rangkaian – rangkaian yang sangat komplek, Sehingga diperlukan kretifitas guru yang lebih ekstra didalam memberi materi pelajaran tersebut kepada siswa, agar siswa dapat melakukan perawatan dan perbaikan system stater dengan membaca buku manual yang ada dengan benar. Pada akhirnya diharapkan siswa dapat mempraktekkan apa yang dipelajari pada kondisi yang nyata di kehidupan sehari – hari jika menemukan permasalahan dengan sistem stater pada kendaraan.

Siswa Kelas XI TKR di SMK Taruna Bangsa Pati juga merupakan contoh siswa yang mengalami kesulitan dalam kompetensi dasar sistem stater dan pengetesan motor stater. Mereka mengungkapkan sulit menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru mata pelajaran tersebut. Setelah diadakan evaluasi hasilnya beraneka ragam, tetapi relatif kepada kecenderungan mereka menyatakan kompetensi dasar sistem stater susah pada pemeriksaan, pengetesan, dan mengaplikasikannya pada kendaraan. Dari evaluasi tersebut dapat diketahui bahwa diantara 30 siswa kelas XI TKR didapatkan data sebanyak 15 siswa tidak kompeten, 15 siswa kompeten dengan kompetensi dasar sistem stater yang disampaikan dengan kata lain 50% siswa berkompeten.

Selama ini guru mapel yang mengajarkan kompetensi dasar sistem stater dan pengetesan motor stater menggunakan media modul sistem stater dan praktek pada sebuah mobil kijang. Dalam modul sistem stater tersebut berisi tentang teori atau materi tentang semua komponen sistem stater dan pengetesan motor stater. Siswa diberi arahan untuk mempelajari modul tersebut dengan bantuan guru. Pada waktu praktek guru juga menyampaikan hal - hal yang kurang jelas dengan modul tersebut tentang bagaimana membaca gambar kerja, bagaimana metode pengujian sistem stater serta memahami alur dari sistem stater. Apabila dirasa perlu selain dengan mempelajari modul, sesekali guru juga menggambar cara pengetesan motor stater di papan tulis untuk dijelaskan kepada siswa, siswa diajak proaktif untuk mempelajari pengetesan motor stater dan mengaplikasikannya pada kendaraan praktek.

Setelah diadakan evaluasi hasil belajar ternyata diketahui mayoritas siswa belum kompeten dalam kompetensi sistem stater tersebut. Ini artinya nilai sistem stater masih kurang dari KKM yang ditetapkan yaitu 75. Oleh karena hal tersebut, penulis mencoba berkolaborasi dengan guru mapel tersebut untuk mengembangkan metode penggunaan panel peraga multifungsi untuk meningkatkan

(3)

Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 22 kompetensi siswa. Panel peraga multifungsi merupakan panel bantu sistem stater yang berfungsi sesuai dengan keadaan nyata pada sistem kendaraan.

Panel peraga multifungsi berisi komponen accu, kunci kontak, fuse, dan motor stater. Komponen tersebut nantinya bisa berfungsi setelah dirangkai menurut cara pengetesannya. Panel peraga digunakan untuk mempermudah siswa praktek sistem stater. Panel peraga bisa memberikan gambaran yang lebih mudah dimengerti bagi siswa dalam merangkai dan cara membaca pengetesan sistem stater.

Atas dasar tersebut penulis mengadakan penelitian di kelas XI TKR di SMK Taruna Bangsa Pati. Penelitian dibantu oleh guru mapel produktif dan dilakukan berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK), di kelas tersebut yang memiliki 30 siswa. Semoga dengan diadakannya penelitian ini nantinya diharapkan terjadi peningkatan kompetensi, serta penguasaan yang lebih baik siswa pada kompetensi sistem stater.

TINJAUAN PUSTAKA

Contextual Teaching And Learning (CTL)

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.

Panel Peraga Multifungsi

Media pembelajaran merupakan alat bantu dalam kegiatan pembelajaran untuk mempermudah dalam penyaimpaian suatu materi yang sulit dipahami oleh peserta didik. Media pembelajaran ini biasanya disajikan dalam berbagai bentuk seperti meja, miniatur ataupun berupa panel gambar yang dapat menjelaskan materi yang disampaikan yang disebut dengan panel peraga.

METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian

Penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan terhadap kelas tersebut dengan menggunakan metode baru yaitu praktek menggunakan panel peraga. Siswa diajak merangkai sistem stater dengan cara praktek menggunakan peraga bukan pada kendaraan secara langsung. Rangkaian Sistem stater di buat oleh siswa sesuai dengan jobsheet yang ada, siswa praktek dengan membaca wiring diagram sistem sater tersebut. Siswa dinyatakan kompeten apabila dapat merangkai sistem stater sehingga bisa berfungsi dan bisa membaca wiring diagramnya.

Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti adalah guru mapel produktif otomotif di SMK Taruna Bangsa Pati yang akan memberikan tindakan dengan siswa XI TKR yang berjumlah 30 siswa. Pada penelitian kali ini peneliti juga dibantu oleh guru mapel produktif pendamping sebagai Observer.

(4)

Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 23 Latar Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Taruna Bangsa Pati tahun ajaran 2012/2013, adapun waktu pelaksaan penelitian mulai tanggal 30 Januari 2013 sampai dengan 01 Maret 2013. Penyusunan laporan dilanjutkan di bulan Maret 2013 sampai dengan selesai.

Prosedur Penelitian

Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus yang masing – masing siklus memiliki empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengumpulan data dan tahap refleksi.

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan menerapkan PTK yang dapat dilihat pada Skema berikut ini:

Gambar 1. skema siklus pelaksanaan pembelajaran

HASIL PENELITIAN Siklus I

a. Tahap perencanaan

Peneliti merencanakan siklus I tanggal 01 Februari 2013. Pada perencanaan peneliti melibatkan guru produktif pendamping juga selaku kepala kejuruan teknik kendaraan ringan untuk merencanakan pelaksanaan praktek, dengan tujuan agar peneliti mendapat bimbingan praktek yang efektif agar pada akhirnya mengetahui dimana letak kesalahan dan kekurangan dalam pelaksanaan praktek nantinya.

Perencanaan 1

Refleksi 2

Pengumpulan

Data 2

Pelaksanaan 1

Pelaksanaan 2

Pengumpulan

Data 1

Perencanaan 2

Refleksi 1

(5)

Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 24 b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran praktek selama 4 pertemuan yaitu pada tanggal 04, 05, 11 dan 12 Februari 2013. Praktek dilaksanakan di bengkel sekolahan.

Pertemuan 1 (4 Februari 2013) Pertemuan 2 (5 Februari 2013) Pertemuan 3 (11 Februari 2013) Pertemuan 4 (12 Februari 2013) c. Hasil Observasi dan Evaluasi

Adapun proses belajar praktek mengacu pada skenario pembelajaran yang telah dibuat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah teruraikan. Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran praktek berlangsung menghasilkan data form penilaian.

Pada kegiatan memperbaiki sistem stater ini, pembongkaran dan perakitan motor stater menjadi job praktek yang mendapatkan hasil yang paling maksimal. Siswa tidak mengalami kesulitan dalam membongkar dan merakit motor stater. Pada kesempatan penilaian praktek kali ini, sebanyak 2 siswa masih membutuhkan sedikit bimbingan dalam membongkar dan merakit motor stater, dan sebanyak 28 siswa dapat membongkar dan merakit motor stater tanpa bimbingan. Dengan kata lain tingkat ketercapaian siswa yaitu 100%.

Pada pemeriksaan komponen armature menjadi job praktek yang mendapatkan hasil yang kurang maksimal. Siswa mengalami kesulitan dalam memeriksa dengan menggunakan alat ukur jangka sorong dan multitester, diketahui 15 siswa tidak bisa memeriksa dengan cara membaca jangka sorong dan multitester yang masih banyak membutuhkan banyak bantuan dari guru dalam membaca alat tersebut. Mereka mengungkapkan jarang sekali diajarkan cara membaca jangka sorong dan multitester, disamping itu 10 siswa sedikit membutuhkan bantuan dalam memeriksa komponen armature. Sisanya 5 siswa dapat dengan baik memeriksa komponen armature dengan menggunakan jangka sorong dan multitester.

Pemeriksaan field coil mendapatkan hasil yang kurang baik, dalam memeriksa field coil siswa yang banyak bimbingannya sebanyak 9 siswa, sementara yang sedikit bimbingan 6. Sedangkan yang tanpa bimbingan sebanyak 15 anak atau dengan kata lain dari seluruh siswa yang memeriksa field coil baru mencapai 70% yang bisa memeriksa field coil tersebut.

Pada jobsheet memeriksa sikat dan pemegang sikat,banyak siswa yang sudah memahami bagaimana cara untuk memeriksa panjang sikat tetapi juga ada beberapa siswa yang masih kurang memahami pemeriksaannya. Hal ini siswa yang tanpa bimbingan sebanyak 25 siswa, sedangkan yang membutuhkan banyak bimbingan sebanyak 2 siswa. Sisanya yaitu 3 siswa yang membutuhkan sedikit bantuan dan pengarahan dari guru pendamping.

(6)

Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 25 Sub kompetensi pemeriksaan kopling stater dan roda gigi sudah cukup baik karena dari 30 siswa tersebut, hanya 5 siswa yang kurang paham untuk memeriksa kopling stater dan roda gigi. Sebanyak 3 siswa masih mendapat sedikit bimbingan dan 22 siswa lainnya tanpa bimbingan,

Memeriksa magnetic switch hampir sama dengan pemeriksaan kopling stater dan roda gigi tetapi ada beberapa perbedaan pada jumlah siswa yang masih banyak mendapatkan bimbingan yaitu 3 siswa sementara yang sedikit bimbingan sebanyak 5 siswa dan 22 siswa tanpa bimbingan.

Pengujian tanpa beban dan dengan beban pada motor stater ini masih harus mendapatkan perhatian karena dari 30 siswa, 9 diantaranya masih membutuhkan banyak bimbingan dikarenakan mereka kurang memahami rangkaian yang ada di job sheet, 10 siswa juga masih membutuhkan bimbingan walaupun sedikit, dan siswa yang tanpa bimbingan sebanyak 11 siswa. Pada pegujian dengan beban ini ditambahkan sebuah relai, siswa banyak yang kurang paham dalam merangkai dan memasang rangkaian yang menggunakan sebuah relai. Pada relai terdapat terminal yang harus dihubungkan antara terminal 30 dengan positif baterai, 87 dengan beban, 85 terminal ST pada kunci kontak dan 86 mendapat massa (ground).

Tabel 1. Distribusi Hasil Pencapaian Prestasi Pada Siklus I

KOMPETENS

I DASAR JOB PRAKTEK

HASIL PENGAMATAN JU MLA H N ILA I RATA -RATA PR O SE N T A S E ( %) BB SB TB Perawatan dan perbaikan system stater a. Pembongkaran dan

perakitan sistem stater - 2 28 88 2.93 100 b. Pemerikasaan komponen

armature 15 10 5 50 1.67 50

c. Pemeriksaan field coil

9 6 15 66 2.20 70

d. Pemeriksaan sikat dan

pemegang sikat 2 3 25 83 2.77 93

e. Pemeriksaan kopling

stater dan roda gigi 5 3 22 77 2.57 83

f. Pemeriksaan magnetic

switch 3 5 22 79 2.63 90

g. Pengujian tanpa beban

dan dengan beban 9 10 11 62 2.07 70

JUMLAH 2.40 80

Keterangan skor (mengacu pada kisi – kisi UKK) Banyak bimbingan = (BB)

Sedikit bimbingan = (SB) Tanpa bimbingan = ( TB)

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa pada siklus I ini pada job praktek pemeriksaan komponen armature, pemeriksaan field coil, pemeriksaan kopling stater dan roda

(7)

Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 26 gigi, dan pengujian tanpa beban dan dengan beban belum memenuhi target yang ditetapkan yaitu minimal rata – rata 85 % siswa yang hadir menguasai kompetensi tersebut. Nilai rata – rata kemampuan merawat dan memperbaiki sistem stater adalah 2,40. Ini belum memenuhi target karena target yang ditetapkan adalah 2,5. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa ketuntasan belajar pada siklus I belum mencapai target yang ditetapkan. Sebagian besar siswa belum dapat merawat dan memperbaiki sistem stater. Ketuntasan belajar siswa dapat terlihat pada tabel 2 berikut ini. d. Refleksi

Berdasarkan pelaksanaan kegiatan pada siklus I didapatkan bahwa sebanyak 30 siswa mengikuti praktek dengan hasil sebagai berikut:

1) Pembongkaran dan perakitan system stater 2) Pemeriksaan komponen armature

3) Pemeriksaan field coil

4) Pemeriksaan sikat dan pemegang sikat 5) Pemeriksaan kopling stater dan roda gigi 6) Pemeriksaan magnetic switch

7) Pengujian tanpa beban dan dengan beban Siklus II

a. Tahap perencanaan

Pada Siklus II ini guru memperbaiki kekurangan berdasarkan rekomendasi dari siklus I. b. Tahap Pelaksanaan

Adapun pelaksanaan pembelajaran praktek selama 3 pertemuan pada tanggal 18, 19 dan 25 Februari 2013. Praktek seperti pada siklus I tetap dilaksanakan di bengkel sekolahan.

Pertemuan 1 (18 Februari 2013) Pertemuan 2 (19 Februari 2013) Pertemuan 3 (25 Februari 2013) c. Hasil Observasi dan Evaluasi

Proses belajar dan praktek yang mengacu pada rencana pembelajaran menggunakan panel peraga multifungsi sistem stater menggunakan Jobsheet yang telah disiapkan dapat berjalan dengan baik. Observasi yang dilakukan pada saat proses pelaksanaan praktek berlangsung menghasilkan fakta bahwa semua kompetensi system stater meningkat hasil belajarnya pada siklus II.

Pada siklus II job memeriksa komponen kumparan armature mendapatkan hasil yang meningkat signifikan dibanding siklus I. Hanya terdapat 4 siswa yang sedikit membutuhkan bimbingan dalam memeriksa komponen kumparan armature. Mereka salah dalam membaca pengukuran dengan menggunakan jangka sorong kemudian diberikan bimbingan sedikit mereka dapat membaca pengukuran kumparan komutator dengan benar. 26 Siswa yang lain dapat memeriksa komponen kumparan armature dengan baik.

(8)

Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 27 Memeriksa field coil sudah tidak menjadi masalah lagi pada siklus II, terbukti 28 siswa dapat memeriksa field coil dengan baik dan hanya ada 2 siswa yang membutuhkan sedikit bimbingan dalam memeriksa field coil, mereka tidak tahu mana yang terminal positif dan mana yang terminal negative dan ketika ditanya tentang kebocoran pada pemeriksaan field coil mereka menjawab dengan grogi dan masih ada kesalahan sedikit. Setelah dibimbing sedikit akhirnya pemeriksaan field coil dapat mereka lakukan dengan baik dan benar.

Hasil siklus II pada pemeriksaan sikat dan pemegang sikat sangat baik. Dari keseluruhan siswa hanya ada satu siswa yang sedikit membutuhkan bimbingan dalam memeriksa sikat dan pemegang sikat. Siswa ini hanya sedikit bingung untuk menentukat panjang sikat, apakah panjang sikat ini dilepas dari dudukannya atau tetap terpasang pada dudukannya. Setelah dibimbing guru, siswa ini melepas sikat kemudian diukur dengan menggunakan jangka sorong, hal ini karena siswa kuarng paham antara melepas atau tetap pada kedudukan pada sikat (brush).

Pada pengetesan tanpa beban dan dengan beban dengan menggunakan sebuah relai sudah menunjukan peningkatan yang segnifikan. Dari keseluruhan siswa ada 2 siswa yang masih bingung menentukan terminal pada relai untuk disambungkan ke komponen – komponen sistem stater, dengan sedikit bimbingan guru tentang terminal – terminal pada relai. Mereka dapat merangkai sistem stater dengan baik dan 28 siswa lainnya tidak mendapatkan bimbingan karena bisa menyelesaikan dengan baik

Pada pembongkaran dan perakitan motor stater, pemeriksaan kopling stater dan roda gigi dan pemeriksaan magnetic switch hasilnya sangat memuaskan. Seluruh siswa dapat membongkar dan merakit motor stater dengan baik, memeriksa kopling stater dengan cara diputar searah jarum jam dapat berputar dengan baik jika dibalik putarannya maka tidak bisa berputar, siswa dapat melakukannya dengan baik tanpa bimbingan sedikitpun. Sementara pada pemeriksaan magnetic switch ini juga mendapatkan hasil yang maksimal. Siklus II pada kompetensi ini sukses 100%, dan siswa dapat mendapatkan nilai yang maksimal. Hasil siklus II dapat dilihat yang dirangkum dalam tabel 8.

Tabel 8. Distribusi Pencapaian Hasil Prestasi Pada Siklus II

KOMPETENS

I DASAR JOB PRAKTEK

HASIL PENGAMATAN JU MLA H N ILA I RA T A -RATA PR O SE N T A SE (%) BB SB TB Perawatan dan perbaikan system stater a. Pembongkaran dan perakitan sistem stater

- - 90 3.00 100

b. Pemerikasaan

komponen armature - 86 100

(9)

Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 28 d. Pemeriksaan sikat dan

pemegang sikat

- 2.96 100

e. Pemeriksaan kopling stater dan roda gigi

- - 3.00 100

f. Pemeriksaan magnetic switch

- - 3.00 100

g. Pengujian tanpa beban dan dengan beban

- 88 2.93

JUMLAH 2.95 100

d. Refleksi

Berdasarkan pelaksanaan kegiatan pada siklus II didapatkan bahwa sebanyak 30 siswa mengikuti praktek dengan hasil sebagai berikut:

a. Pembongkaran da Perakitan Sistem Stater b. Pemeriksaan Kumparan Armature

c. Pemeriksaan Field Coil

d. Pemeriksaan Sikat dan Pemegang Sikat e. Pemeriksaan Kopling Stater dan Roda Gigi f. Pemeriksaan magnetic switch

g. Pengujian Tanpa Beban dan Dengan Beban

KESIMPULAN

1. Metode Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan panel peraga multifungsi dapat meningkatkan kompetensi sistem stater kelas XI SMK Taruna Bangsa Pati terbukti adanya peningkatan kompetensi dasar sistem stater. Ini dibuktikan pada kondisi awal siswa yang berkompeten terhadap kompetensi dasar sistem stater adalah 50% dari 30 siswa, pada siklus I rata – rata prosentase keberhasilan siswa yang berkompeten adalah 80 % ini menunjukkan bahwa pada siklus I belum menunjukkan keberhasilan siswa yang berkompeten dalam kompetensi dasar system stater. Pada siklus II prosentase keberhasilan siswa yang berkompeten sudah mencapai 100% ini menunjukkan adanya peningkatan dari pada siklus I karena indicator keberhasilan siswa yang berkompeten harus mencapai lebih dari 85%.

2. Metode Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan panel peraga multifungsi berperan dalam meningkatkan kompetensi sistem stater kelas XI SMK Taruna Bangsa Pati. Hal ini dapat diketahui dari seluruh siklus PTK yang dilakukan komponen pembelajaran CTL, modeling, tanya jawab, komunitas belajar, inkuiri, refleksi dan penilaian otentik memberikan pemahaman yang besar bagi siswa dalam melaksanakan praktek perawatan dan perbaikan sistem stater. Tindakan kelas yang dilakukan guru, pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan urutan pada rencana pelaksanaan pembelajaran, dan pendidikan karakter siswa menunjukkan adanya peningkatan dari

(10)

Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 29 kondisi awal guru yang mengajar tanpa metode pembelajaran dan karakter siswa yang pasif. Pada siklus I dari hasil observasi kategori yang didapat adalah cukup dan dari siklus II dari hasil observasi kategori yang didapat adalah baik sekali. Ini sudah mencapai target karena peneliti menargetkan pada penelitian ini adalah dengan kategori baik.

DAFTAR PUSTAKA

Admin, 2009. Alat Peraga Pembelajaran. From : (http://gurupembaharu.com/ pembelajaran_/proses/alat-peraga-pembelajaran), 3 Februari 2010.

Arief, 2009. Alat Peraga Pengajaran. From : (http://basyaworld.blogspot.com/ 2009/02/rangkuman-buku-dasar-dasar-proses.html), 3 Februari 2010.

Arikunto, Suharsimi 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Darsono, Max.2001. Belajar dan Pembelajaran. Semarang:IKIP Semarang Press. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri & Jaini, Aswar. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hartanti, Weni. 2003. Lembar Kompetensi siswa. Malang: Citra Mentari Group.

Mikrotul Jamilah. Penerapan Pendekatan Ctl Melalui Metode Inquiry Dan Tanya Jawab Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Bunyi Pada Siswa Kelas Iv Mi Al Fatah Banjarejo Pakis Malang (skripsi).

Rusda Koto Sutadi dkk. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: FIP IKIP Semarang.

Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1987. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3S. Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sudjana. 1992. Metode Statiska. Bandung : Tarsito.

Suhardiman, A. M. 1987. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Teguh Setiawan.2009. Peningkatan Sistem Pengapian Engine Dengan Pendekatan Contekstual

Teaching And Learning Berbasis Media Realita Pada Siswa Kelas XI Otomotif Smk Negeri 1 Ampelgading.(skripsi).

Tim Toyota. 1990. Materi Pelajaran Engine Group STEP 1. Jakarta: PT. Toyota-Astra Motor. …………... 1990. Buku Praktek Untuk STM. Jakarta: PT. Toyota-Astra Motor.

Referensi

Dokumen terkait

Blok Barat, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara.Kawasan penelitian ini merupakan kawasan yang memiliki potensi kemenyan terbesar pada kawasan Batang Toru.Adiankoting

Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Model pembelajaran bahasa Indonesia yang bagaimanakah yang dapat meningkatkan kemampuan berbicara

Dengan asumsi setiap TKI yang ditempatkan membuka usaha, tingkat pengangguran di Sumatera Utara tahun 2008 berkurang sebesar 20,53%; usaha TKI Puma berperan

Kesimpulan yang dibuat adalah pengunaan AC sentral yang tidak terawat dengan baik dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri legionella dan menyebabkan keluhan kesehatan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh lama penyimpanan dan konsentrasi natrium benzoat pada suhu berbeda terhadap kadar vitamin C cabai

Kawasan Berikat adalah suatu banguan, tempat, atau kawasan dengan batas-batas tertentu yang didalamya dilakukan kegiatan usaha industri pengolahan barang dan bahan, kegiatan

Fakta yang menjadi ciri model pembelajaran Problem Based Learning sesuai dengan pembelajaran ini, karena pada pembelajaran satu ini guru meminta siswa

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan suatu informasi dan pengetahuan kepada para masyarakat, terlebih yang berprofesi sebagai Guru Sekolah Menengah