• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP KELUARGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONSEP KELUARGA"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP KELUARGA KONSEP KELUARGA

Konsep Keluarga menurut Friedman, Bowden, dan Jones (2010) Konsep Keluarga menurut Friedman, Bowden, dan Jones (2010) a.

a. Definisi KeluargaDefinisi Keluarga

Keluarga yang merupakan bagian dari masyarakat sesungguhnya mempunyai Keluarga yang merupakan bagian dari masyarakat sesungguhnya mempunyai  peranan

 peranan yang yang sangat sangat penting penting dalam dalam membentuk membentuk budaya budaya dan dan perilaku perilaku sehat.sehat. Dari keluargalah pendidikan kepada individu dimulai, tatanan masyarakat Dari keluargalah pendidikan kepada individu dimulai, tatanan masyarakat yang baik diciptakan, budaya dan perilaku sehat dapat lebih dini ditanamkan. yang baik diciptakan, budaya dan perilaku sehat dapat lebih dini ditanamkan. Oleh karena itu, keluarga mempunyai posisi yang strategis untuk dijadikan Oleh karena itu, keluarga mempunyai posisi yang strategis untuk dijadikan sebagai unit pelayanan kesehatan karena masalah kesehatan dalam keluarga sebagai unit pelayanan kesehatan karena masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antar anggota keluarga, yang pada saling berkaitan dan saling mempengaruhi antar anggota keluarga, yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi juga keluarga dan masyarakat yang ada akhirnya juga akan mempengaruhi juga keluarga dan masyarakat yang ada disekitarnya.

disekitarnya.

Banyak ahli menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan Banyak ahli menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan  perkembangan

 perkembangan sosial sosial masyarakat. masyarakat. Berikut Berikut ini ini definisi definisi keluarga keluarga menurutmenurut  beberapa ahli dalam (Jhonson R, 2

 beberapa ahli dalam (Jhonson R, 2010) 010) :: 1.

1. RaisnerRaisner

Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dan dua orang atau lebih Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dan dua orang atau lebih masing

masing  –  –   masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari  masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari  bapak, ibu, kakak, dan

 bapak, ibu, kakak, dan nenek.nenek. 2.

2. DuvalDuval

Menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan Menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan  perkawinan,

 perkawinan, kelahiran kelahiran dan dan adopsi adopsi yang yang bertujuan bertujuan untuk untuk menciptakan,menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari setiap anggota keluarga.

emosional serta sosial dari setiap anggota keluarga. 3.

3. Spradley dan alllenderSpradley dan alllender

Satu atau lebih yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan Satu atau lebih yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan tugas. emosional dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan tugas. 4.

4. Departemen Kesehatan RIDepartemen Kesehatan RI

Keluarga merupakan unti terkecil dari masyarakat yang terdiri dari Keluarga merupakan unti terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :

Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah : a)

a) Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,  perkawinan atau adopsi.

(2)

 b)

 b) Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah merekaAnggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain.

tetap memperhatikan satu sama lain. c)

c) Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masihAnggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masih  –  –   masing  masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik.

mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik. d)

d) Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya,Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota. meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

b.

b. Tipe atau bentuk keluargaTipe atau bentuk keluarga

Gambaran tentang pembagian Tipe Keluarga sangat beraneka ragam, Gambaran tentang pembagian Tipe Keluarga sangat beraneka ragam, tergantung pada konteks keilmuan dan orang yang mengelompokkan, namun tergantung pada konteks keilmuan dan orang yang mengelompokkan, namun secara umum pembagian Tipe Keluarga dapat dikelompokkan sebagai berikut secara umum pembagian Tipe Keluarga dapat dikelompokkan sebagai berikut ::

1.

1. Pengelompokan secara TradisionalPengelompokan secara Tradisional

Secara Tradisional, Tipe Keluarga dapat dikelompokkan dalam 2 macam, Secara Tradisional, Tipe Keluarga dapat dikelompokkan dalam 2 macam, yaitu :

yaitu : a)

a)  Nuclear Family Nuclear Family (Keluarga Inti)(Keluarga Inti)

Adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang Adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.

diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.  b)

 b)  Extended Family Extended Family (Keluarga Besar)(Keluarga Besar)

Adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih Adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah, seperti kakek, nenek, paman, dan bibi mempunyai hubungan darah, seperti kakek, nenek, paman, dan bibi 2.

2. Pengelompokan secaraPengelompokan secara Modern Modern

Dipengaruhi oleh semakin berkembangnya peran individu dan Dipengaruhi oleh semakin berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualism, maka tipe keluarga Modern dapat meningkatnya rasa individualism, maka tipe keluarga Modern dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam, diantaranya :

dikelompokkan menjadi beberapa macam, diantaranya : a.

a. Tradisional Nuclear Tradisional Nuclear 

Adalah : Keluarga INTI (Ayah, Ibu dan Anak) yang tinggal dalam Adalah : Keluarga INTI (Ayah, Ibu dan Anak) yang tinggal dalam satu rumah yang ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu satu rumah yang ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, dimana salah satu atau keduanya dapat bekerja ikatan perkawinan, dimana salah satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.

di luar rumah.  b.

 b.  Niddle Age/Aging Couple Niddle Age/Aging Couple

Adalah : suatu keluarga dimana suami sebagai pencari uang dan Adalah : suatu keluarga dimana suami sebagai pencari uang dan istri di rmah atau kedua-duanya bekerja di rumah, sedangkan istri di rmah atau kedua-duanya bekerja di rumah, sedangkan anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/menikah/meniti anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/menikah/meniti karier.

(3)

c.  Dyadic Nuclear 

Adalah : suatu keluarga dimana suami-istri sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya atau salah satunya bekerja di luar umah.

d. Single Parent 

Adalah : keluarga yang hanya mempunyai satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah.

e.  Dual Carrier 

Adalah : Keluarga dengan suami –   istri yang kedua-duanya orang karier dan tanpa memiliki anak.

f. Three Generation

Adalah : keluarga yang terdiri atas tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam satu rumah.

g. Comunal 

Adalah : keluarga yang dalam satu rumah terdiri dari dua pasangan suamiistri atau lebih yang monogamy berikut anak-anaknya dan  bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.

h. Cohibing Couple/Keluarga Kabitas/Cahabitation

Adalah : keluarga dengan dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa ikatan perkawinan.

i. Composite /Keluarga Berkomposisi

Adalah : sebuah keluarga dengan perkawinan poligami dan hidup/tinggal secara bersama-sama dalam satu rumah.

 j. Gay and Lesbian Family

Adalah : keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama.

c. Peranan keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola  perilaku dan keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang

(4)

1. Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak  –   anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunganya.

2. Ibu sebagai istri dan ibu dari anak  –   anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik bagi anak  –   anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari  peranan sosial serta sebagai anggota masyarakat di lingkungannya, disamping itu juga ibu perperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

3. Anak  –   anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat  perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

d. Tugas keluarga

Pada dasarnya ada delapan tugas pokok keluarga, tugas pokok tersebut ialah : 1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.

2. Pemeliharaan sumber –  sumber daya yang ada dalam keluarga.

3. Pembagian tugas masing  –   masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing –  masing.

4. Sosialisasi antar anggota keluarga. 5. Pengaturan jumlah anggota keluarga. 6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.

7. Membangkitkan dorongan dan semangat pada anggota keluarga.

e. Stuktur keluarga

Struktur sebuah keluarga memberikan gambaran tentang bagaimana suatu keluarga itu melaksanakan fungsinya dalam masyarakat. Adapun macam-macam Struktur Keluarga diantaranya adalah :

1. Patrilineal

Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam  beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. 2. Matrilineal

Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam  beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu. 3. Matrilokal

(5)

Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.

4. Patrilokal

Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.

5. Keluarga Kawin

Adalah : hubungan suami-istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

f. Fungsi keluarga menurut friedmen (2010) sebagai berikut : 1. Fungsi afektif

Yaitu fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarganya dalam berhubungan dengan orang lain.

2. Fungsi sosialisasi

Adalah fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak untuk  berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan

dengan orang lain di luar rumah. 3. Fungsi reproduksi

Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

4. Fungsi ekonomi.

Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga. 5. Fungsi pemeliharaan kesehatan

Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.

g. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan

Menurut Friedman (2010) sesuai dengan Fungsi Pemeliharaan Kesehatan, keluarga mempunyai Tugas-tugas dalam bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, yaitu:

(6)

2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.

3. Memberikan perawatan bagi anggotanya yang sakit atau yang tidak mampu membantu dirinya sendiri karena kecacatan atau usianya yang terlalu muda.

4. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan  perkembangan kepribadian anggota keluarga.

5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan dengan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.

A. PENGERTIAN KESEHATAN KELUARGA

1. Definisi Kesehatan Keluarga

Kesehatan keluarga digambarkan sebagai sebuah konsep yang dinamis dan kompleks, yang lebih dipengaruhi dari multidimensi variabel keluarga, interaksi anggota keluarga, dan konteks budaya daripada pertemuan medis sekali-kali anggota keluarga (Denham, 2003). Kemudian, ide kesehatan keluarga menjadi lebih daripada jumlah kesehatan anggota keluarga secara individu dan tidak dapat diketahui hanya melalui pengkajian (Loveland-Cherry), 1996 dalan Denham, 2003).

Dalam penelitian keluarga, kesehatan keluarga paling sering diartikan sebagai fungsi keluarga atau adaptasi keluarga (McCubbin & Patterson, 1983a), walaupun terdapat variasi dalam cakupan definisi yang luas ini. WHO (1974) memberikan sebuah definisi yang hampir sama dengan definisi terakhir ini. WHO menyatakan bahwa kesehatan keluarga “mengandung arti fungsi keluarga sebagai lembaga sosial primer dalam promosi kesehatan dan kesejahteraan”. Pengertian kesehatan keluarga juga berbeda-beda, bergantung  pada disiplin ilmu penulis atau perspektif teori yang digunak annya.

Dalam literature tentang tress keluarga , adaptasi keluarga didefinisikan sebagai ukuran kesehatan keluarga. Hal itu mengacu pada “ sebuah proses sistem keluarga yang bersinambung, yaitu penggunaan berbagai strategi koping yang digunakan untuk megatasi stress dan tuntutan yang dihadapi keluarga”(Lawson, 1996). Dengan menggunakan teori self care (perawatan diri) Orem, kesehatan keluarga merujuk pada sejauh mana keluarga membantu anggotanya untuk memenuhi kebutuhan perawatan dirinya, dan sejauh mana

(7)

keluarga memenuhi fungsi keluarga serta mencapai tugas perkembangan yang sesuai dengan tingkat perkembangan keluarga.

Kesehatan keluarga adalah kualitas hidup dari keluarga sebagaimana kualitas tersebut dipengaruhi oleh perspektif holistik variabel –  variabel, seperti nutrisi, stres, lingkungan, rekreasi, olahraga, tidur, dan seksualitas (Bomar, 1999 dalam Christtensen, 2009, p. 138).

Selain definisi di atas, Loveland Cherry (1989) dalam Christtensen (2009,  p. 138) mengidentifikasi emapat pandangan tentang kesehatan keluarga yang

didasarkan pada model kesehatan individual, yaitu: a. Klinik

Tidak terdapat terdapat penyakit fisik, mental, sosial, penyimpangan, atau disfungsi sistem keluarga.

 b. Performa Peran

Kemampuan sistem keluarga untuk menjalankan fungsi keluarganya secara efektif dan untuk mencapai tugas-tugas perkemabangan keluarga. c. Adaptif

Pola-pola interaksi keluarga dengan lingkungan ditandai oleh adaptasi yang fleksibel dan ekfektif atau kemampuan untuk berubah dan

 bertumbuh. d. Eudaimonistik

Penyediaan sumber  – sumber, panduan, dan dukungan yang

 berkesinambungan guna merealisasi kesejahteraan dan potensi maksimum keluarga sepanjang rentang hidup keluarga.

2. Karakteristik keluarga sehat

Karakteristik keluarga sehat di gambarkan dalam cara yang beragam oleh beberapa penulis buku terkenal. Bahkan, istilah yang digunakan oleh  para penulis ini untuk menggambarkan keluarga yang sehatpun beragam. Sebagai contoh, Pratt(1976) menyebut keluarga sehat dengan “keluarga yang kuat” atau “berfungsi secara optimal”, sementara McCubbin dan rekan (1999) dan Walsh (1998) menyebut keluarga yang berfungsi dengan  baik dengan “keluarga yang tangguh”. (friedman, Marilyn M, 2010. p 10)

Model sistem Beavers mungkin merupakan model yang paling dikenal karena memasukkan skala pengkajian keluarga menurut tingkat kompetensi keluarga dalam 6 area:

(8)

a. Struktur keluarga- kekuatan, persatuan orang tua, dan kedekatan  b. Mitologi

c.  Negosiasi yang diarahkan pada tujuan d. Otonomi

e. Pengaruh keluarga

f. Penilaian menyeluruh terhadap penyyimpangan kesehatan.

Model ini menggabungkan pengamatan klinik terhadap keluarga yang menjalani terapi dan lingkungan penelitian selama periode 30 tahun serta memberikan penekanan pada kompetensi keluarga, “seberapa baik keluarga menjalankan tugas perawatan dan tugas yang semestinya dilakukan dalam mengatur dan mengelola diri” (Beavers & Hampson, 1993, dalam Friedman, Marilyn M, 2010).

Di bawah ini adalah sebuah rangkuman deskripsi Beavers dan Hampson (1993) mengenai keluarga yang berfungsi secara optimal. Keluarga yang  berfungsi secara optimal ditandai dengan:

a. Menunjukkan tingkat kemampuan keterampilan negosiasi yang tinggi dalam menghadapi masalahnya secara terus menerus.

 b. Mengungkapkan berbagai perasaan, kepercayaan, dan perbedaan mereka dengan jelas, terbuka, dan spontan.

c. Menghargai perasaan anggotanya d. Memotivasi otonomi anggotanya

e. Mengharapkan anggota keluarga untuk memikul tanggung jawab  pribadi terhadap tindakan yang mereka lakukan.

f. Menunjukkan prilaku afiliatif (kedekatan dan kehangatan) satu sama lain. Dalam keluarga ini orang tuan merupakan pemimpin yang nyata dan saling memehartikan. Kepemimpinan keluarga bersifat setara dan  berasal dari pernikahan atau kedua orang tua. Orang tua membentuk  persatuan yang kuat sebagai orang tua dan menunjukkan cara menghargai dan afeksi atau kedekatan bagi anak-anaknya. Keluarga memperlihatkan sikap optimis dan merasa nyaman satu sama lain (Beavers & Hampson,1993).

Ditemukan beberapa keterbatasan gambaran Beavers mengenai keluarga yang kesehatanya optimal. Kritik paling banyak terhadap hal ini adalah bahwa keluarga yang terlibat dalam observasi ini kebanyakan merupakan keluarga yang berkulit putih, kelas menengah, dengan 2 orang

(9)

tua (Gershwin & Nilsen,1989). Oleh karena itu, kita harus mempertimbangkan bahwa keluarga yang berasal dari latar belakang sosioekonomi dan budaya yang beragam, serta keluarga dengan struktur yang berbeda, mungkin tidak “cocok” dengan gambaran Beavers mengenai sebuah keluarga yang kompeten.

Pratt (1976) serta McCbbin (1993) menekankan pentingnya interaksi keluarga dengan komunitas dalam memfasilitasi kesehatan keluarga tingkat tinggi. Menurut McCubbin, Thompson (1998), fungsi keluarga dibentuk kembali dengan memasukkan sampai sejauh mana keluarga mampu beradaptasi terhadap lingkup sosial tempat mereka tinggal. Keluarga dianggap berfungsi dengan baik jika keluarga dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap budaya dan komunitas umum. Pratt (1976) juga mengatakan bahwa keluarga yang kuat memilki kontak yang aktif dan beragam dengan berbagai kelompok dan organisasi lain, yaitu sebagai cara untuk meningkatkan, mendukung, dan memenuhi minat serta kebutuhan anggota keluarganya.

Goldenberg (2000), seorang ahli terapi keluarga, menekankan bahwa keluarga yang berfungsi dengan baik mendorong individu yang ada di dalam keluarga untuk meraih potensi dirinya. Keluarga yang sehat memberikan kebebasan yang dibutuhkan anggota keluarga untuk mengeksplorasi dan menemukan jati diri, sementara pada ssaat yang sama memberikan perlindungan dan keamanan yang mereka butuhkan untuk meraih potensi dirinya.

Sedangkan menurut Curran (1983) dalam Christtensen (2009, p. 139) ada beberapa sifat dari keluarga sehat, dimana anggotanya:

1. Berkomunikasi dan mendengarkan.

2. Menguatkan dan mendukung satu sama lain. 3. Mengajarkan cara menghormati orang lain. 4. Mengembangkan rasa percaya dalam keluarga. 5. Mempunyai rasa bersenang –  senang dan humor.

6. Menunjukkan rasa saling berbagi dan bertanggung jawab. 7. Mengajarkan tentang benar dan salah.

8. Mempunyai rada kekeluargaan yang kuat serta terdapat ikatan tradisi dan ritual.

(10)

10. Mempunyai inti keagamaan yang sama. 11. Menghargai privasi satu sama lain. 12. Menghargai layanan kepada orang lain. 13. Memlihara jadwal dan percakapan keluarga. 14. Menggunakan waktu luang bersama.

15. Mengakui dan mencari bantuan jika menghadapi masalah.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN KELUARGA

1. Konteks keluarga adalah semua lingkungan dimana setiap anggota keluarga  berinteraksi atau mempunyai kesempatan untuk berinteraksi dengan keluarga. Konteks keluarga meluputin anggota keluarga dapat berperan di dalam konteks sebagai yang mempunyai potensi untuk menguatkan, melemahkan, mempertahankan, memelihara, atau menghancurkan keluarga; sumber dari anggota keluarga (potensi), karakteristik/tipe keluarga (missal keluarga inti yang banyak), asset anggota keluarga (anak), jarak antar setiap rumah (Jarak rumah jauh/dekat) , dan lokasi tetangga, hubungan dengan teman sosial, warisan biologis (penyakit keturunan), tradisi budaya (mis. Seorang wanita melahirkan, pantangan dari ortunya seperti tidak boleh makan makanan yang berlemak atau berminyak), sumber komunitas (masyarakatnya yang bagaimana, misal pendidikan yang bias mempengaruhi keehatan) social kapital, kebijakan publik, hukum, dan akses untuk perawatan medis (sarana dan prasarana, puskesmas dan RS).

Konteks= ruang lingkup keluarga, semua anggota keluarga.

2. Hubungan keluarga meliputi pola dan proses komunikasi (fungsional dan disfungsional), koordinasi (adanya keterikatan antar keluarga, mis dalam hal mengambil keputusan harus bersama), kerjasama, dan pengasuhan, kedekatan keluarga, dan kesenangan, berbagi nilai-nilai sesama anggota keluarga, saling menghormati, dukungan, perawatan dan berbagi rasa humor, pengembangan keluarga, kebutuhan keluarga yang unik, nilai-nilai (sosioekonomi, etnisitas dan akulturasi, letak geografis, perbedaan generasi) dan batasan-batasan rumah tangga.

(11)

a. Self care, berhubungan dengan pengalaman aktivitas sehari-hari dari keluarga meliputi diet, hygiene, istirahat dan tidur, aktivitas fisik dan exescise, gender dan seksualiti.

 b. Keamanan dan pencegahan, berhubungan dengan pencegahan penyakit, menghindari atau berpartisipasi dalam perilaku yang beresiko tinggi dan usaha untuk mencegah kecelakaan meliputi status imunisasi, pelecehan, dan pemerkosaan, merokok, alcohol, dan penggunaan obatobatan terlarang.

c. Perilaku kesehatan mental, meliputi cara anggota dan keluarga untuk memiliki kepercayaan diri, menyelesaikan masalah stress sehari-hari meliputi self esteem, integritas pribadi, bekerja dan bermain dan level stress.

d. Perawatan keluarga, meliputi aktivitas sehari-hari, perilaku tradisional, dan perayaan khusus yang memberikan makna dalam kehidupan, dan membuat perasaan santai dan bahagia bagi anggota keluarga meliputi relaksasi, rekreasi, tradisi dan praktek agama.

e. Perawatan sakit, terdiri dari cara anggota keluarga membuat keputusan yang berhubungan dengan perawatan kesehatan yang dibutuhkan, memutuskan kapan, dimana dan bagaimana cara mencari dukungan  pelayanan kesehatan (sarana dan prasarana kesehatan) dan menentukan

cara merespon informasi kesehatan.

f. Pengasuhan anggota keluarga, meliputi pendidikan kesehatan (mis.,  peran anggota dan tanggung jawab, dukungan terhadap aktivitas

anggota keluarga.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. KONSEP DIAGNOSA

1. Definisi Keperawatan Keluarga

(12)

hasil pengkajian keperawatan. Diagnosis keperawatan keluarga termasuk masalah kesehatan aktual dan potensial dengan perawat keluarga yang memiliki kemampuan dan mendapatkan lisensi untuk menanganinya berdasarkan pendidikan dan pengalaman.

(Friedman, 2010, p.170)

Diagnosis tersebut digunakan sebagai dasar proyeksi hasil, intervensi perencanaan, dan evaluasi hasil yang dicapai.

(Friedman, 2010, p. 170)

Penetapan diagnosis keperawatan keluarga selalu mempertimbangkan faktor resiko, faktor potensial terjadinya  penyakit dan kemampuan keluarga dalam menghadapi masalah

kesehatannya. (Ali, 2009, p. 62)

Diagnosa dapat ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi komunitas terhadap stressor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu problem atau masalah, etiologi atau penyebab, manifestasi atau data penunjang. (ekasari, 2008, p. 37)

2. Cara-Cara menentukan diagnosa keperawatan keluarga a. Diagnosis keperawatan dengan klasifikasi NANDA.

Diagnosis keperawatan menunjukkan upaya yang signifikan atas nama pemimpin perawat untuk mengelola praktek keperawatan dan meningkatkan penggunaan daftar diagnosis

dalam praktek yang terstandar.

 NANDA (North American Nursing Diagnosis Association) yang dikutip dalam (Friedman, 2010, p. 171) mendefinisikan diagnosis keperawatan sebagai keputusan klinik tentang respons individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan/ proses kehidupan yang aktual atau potensial. Diagnosis keperawatan memberikan dasar dalam pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang menjadi akuntabilitas perawat. (Friedman, 2010, p. 171)

Format NANDA yang dikutip dalam (Friedman, 2010, p. 171)  berfungsi untuk menyatakan diagnosis keperawatan yang

terdiri dari pernyataan diagnosis, tanda dan gejala (karakteristik) dan faktor etiologi dan penyerta. Format ini memberikan sumber yang kaya dan luas untuk menetapkan

(13)

tujuan dan perumusan rencana intervensi. (Friedman, 2010, p. 171)

 b. Menetapkan masalah keluarga

Peran serta aktif keluarga melalui proses keperawatan harus menjadi perhatian utama. Dalam hal mengidentifikasi masalah dan kekuatan, perawat keluarga dan keluarga, bersama-sama  bertanggung jawab mengambil bagian dari proses ini. Proses identifikasi masalah dan kekuatan secara bersama ini akan meningkatkan hubungan perawat-keluarga. Perawat perlu menunjukkan tingkat sistem apa masalah keluarga ini berada-di tingkat unit keluarga atau berada-di tingkat salah satu subsistem seperti hubungan pernikahan suami-istri, subsistem orang tua-anak.. (Friedman, 2010, p. 172)

Diagnosis melibatkan proses menyusun informasi keluarga untuk merumuskan masalah dan menggali tindakan yang dapat dilakukan. Maknanya: tidaklah cukup bagi perawat bekerja dengan keluarga untuk mengamati bahwa keluarga mengalami stres dan tidak memasukkan keluarga atau teman dalam rencana perawatannya agar membantu. Bersama keluarga,  perawat perlu menghasilkan diagnosis tentang apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa keluarga tidak mampu melakukan sesuatu. Jika perawat telah mengumpulkan informasi yang memadai dan memverifikasi informasi tersebut dengan keluarga maka diagnosis yang ditegakkan dapat dinyatakan akurat. Diagnosis yang dibuat tersebut selanjutnya mengarahkan pada sasaran dan intervensi yang ditujukan untuk membantu keluarga mengatasi masalah dengan lebih efektif. (Friedman, 2010, p. 172)

c. Keterkaitan antara data dan masalah

Salah satu masalah dalam menetapkan kebutuhan dan masalah kesehatan keluarga adalah bahwa semua informasi yang terkumpul saling berhubungan, dan terdapat kesulitan yang

(14)

tidak teratasi yang terlibat dalam pemilahan hubungan sebab-akibat. Hal ini karena, menurut teori sistem, terdapat kausalitas sirkular. Lingkungan umpan balik ada ketika  perilaku seseorang (A) menimbulkan perilaku orang lain (B) yang menyebabkan A bereaksi dalam menanggapi perilakunya (A) sebelumnya dan respons (B). juga, tumpang tindih masalah keluarga seperti; konflik peran dan kekuasaan, dan masalah tertentu yang tidak sama dalam jenis maupun tingkat generalisasi atau spesifikasinya seperti yang lain. (Friedman, 2010, p. 172)

d. Masalah potensial

Masalah yang teridentifikasi dalam keperawatan keluarga  berfokus pada kemampuan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan atau lingkungan. Pada banyak situasi, tidak ditemui  penyakit medis atau kecacatan. Pada keadaan ini, diagnosis yang sering adalah pencegahan (preventif), seperti  pengurangan resiko (modifikasi nutrisi -mengurangi garam, kalori, gula, dan lemak; dan mengurangi tingkat stres); memperbaiki gaya hidup (olahraga teratur , lebih banyak istirahat dan relaksasi, komunikasi yang lebih baik). Dari  pengertian, diagnosis keperawatan dapat melibatkan masalah kesehatan potensial yang berasal dari kondisi yang ada atau yang diantisipasi. Karena periode antisipasi ketika tuntutan  berhadap keluarga dan anggota di luar kebiasaan, bimbingan antisipatif, konseling kesehatan, dan inisiatif rujukan ke sumber komunitas sedring kali diperlukan. Contoh stresor yang dapat diantisipasi yaitu kehamilan, pindah ke komunitas  baru, pensiun, masa remaja, isteri mulai bekerja penuh waktu, dan kemunduran progresif orang tua berusia lanjut. (Friedman, 2010, p. 172)

(15)

Keluarga mungkin juga sampai pada satu titik, berkeinginan untuk mencapai tingkat fungsi yang lebih tinggi dalam bidang tertentu (Friedman, 2010, p. 172).

Pada kasus ini, akan dipilih diagnosis (promosi) kesehatan atau kesejahteraan. Ini menunjukkan keluarga siap pada keadaan sehat, namun tetap ingin memfokuskan rencana  perawatan mereka untuk meningkatkan kekuatan dan modal mereka. (Friedman, 2010, p. 172)

3. Macam-macam diagnosis keperawatan

a. Diagnosis aktual ( terjadi defisit atau gangguan kesehatan) Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan kesehatan, dimana masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga memerlukan bantuan untuk segera di tangani dengan cepat. Pada diagnosis keperawatan aktual faktor yang berhubungan merupakan etiologi, atau faktor  penunjang lain, yang telah mempengaruhi perubahan status

kesehatan. (Chayatin, 2012, p. 102)

Sedangkan menurut (Chayatin, 2012, p. 102) faktor tersebut dapat dikelompokkan dalam 4 kategori yaitu :

1. Patofisiologi

2. Tindakan yang berhubungan 3. Situasional

4. Maturasional

Menurut (Chayatin, 2012, p. 102) secara umum faktor-faktor yang berhubungan atau etiologi dari diagnostik keperawatan keluarga adalah :

1. Ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan, pemahaman, kesalahan persepsi)

2. Ketidakmauan ( sikap dan motivasi)

3. Ketidakmampuan (kurangnya keterampilan terhadap suatu prosedur, kurangnya sumber daya keluarga, baik finansial, fasilitas, sistem pendukung,lingkungan fisik,  psikologis)

(16)

 b. Diagnosis resiko tinggi/ ancaman kesehatan

Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan, tetapi tanda tersebut dapat menjadi masalah aktual apabila tidak segera mendapatkan bantuan pemecahan dari tim kesehatan/ keperawatan. Faktor-faktor risiko untuk diagnosis resiko dan resiko tinggi memperlihatkan keadaan dimana kerentanan meningkat terhadap klien atau kelompok. Faktor ini membedakan klien atau kelompok resiko tinggi dari yang lainnya pada populasi yang sama yang mempunyai resiko. (Chayatin, 2012, p. 103)

c. Diagnosis potensial

Suatu keadaan jika keluarga dalam keadaan sejahtera, kesehatan keluarga dapat ditingkatkan. Diagnosis keperawatan sejahtera tidak mencangkup faktor-faktor yang berhubungan. Perawat dapat memperkirakan kemampuan atau potensi keluarga dapat ditingkatkan kearah yang lebih baik. (Chayatin, 2012, p. 104)

Diagnosis keperawatan keluarga berdasarkan buku NANDA yang dikutip dalam buku (Chayatin, 2012, p. 104) adalah:

1. Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah lingkungan

a. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah/ hygien lingkungan

 b. Resiko terhadap cidera

c. Resiko terjadi infeksi atau penularan penyakit (Chayatin, 2012, p. 104)

2. Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah struktur komunitas. (Chayatin, 2012, p. 104)

3. Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah struktur  peran

a. Berduka dan antisipasi  b. Berduka disfungsional

c. Isolasi sosial

(17)

e. Potensial peningkatan menjadi orang tua (Chayatin, 2012, p. 104)

4. Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi afektif

a. Perubahan proses keluarga  b. Perubahan menjadi orang tua

c. Potensial peningkatan menjdai orang tua

d. Berduka yang diantisipasi (Chayatin, 2012, p. 105) 5. Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi

sosial

a. Perilaku mencari bantuan kesehatan

 b. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan

c. Perubahan pemeliharaan kesehatan (Chayatin, 2012,  p. 106)

6. Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi  perawatan kesehatan

a. Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan  b. Perilaku mencari pertolongan kesehatan

c. Ketidak efektifan penatalaksanaan aturan terapeutik atau pengobatan keluarga (Chayatin, 2012, p. 106) 7. Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah koping

a. Koping keluarga tidak efektif, menurun.  b. Resiko terhadap tindakan kekerasan

c. Koping keluarga tidak efektif, ketidak mampuan (Chayatin, 2012, p. 106)

4. Prioritas diagnosa keperawatan keluarga

Skala untuk menentukan Prioritas Asuhan Keperawatan Keluarga. (Susanto, 2012, p. 63)

 No Kriteria Skor Bobot

Sifat masalah Skala: Aktual 3 2 1 1

(18)

Risiko

Keadaan sejahtera/ diagnosis sehat Kemungkinan

masalah dapat diubah

Skala: Mudah Sebagian Tidak dapat 2 1 0 2 Potensi masalah untuk dicegah Skala : tinggi Cukup Rendah 3 2 1 1 Menonjolnya masalah Skala : masalah dirasakan dan harus segera ditangani

Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani

Masalah tidak dirasakan 2 1 0 1 Skoring :

a. Tentukan skore untuk setiap kriteria

 b. Skore dibagi dengan makna tertinggi dan kalikanlah dengan  bobot.

(19)

Skore × bobot

Angka tertinggi

c. Jumlahkanlah skore untuk semua kriteria. (Susanto, 2012)

Faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan  prioritas, adalah :

1. Rasa keterdesakan klien (ini penting untuk membina hubungan)

2. Tindakan yang akan atau mungkin mempunyai efek terapeutik terhadap perilaku kesehatan klien dan keluarga di masa mendatang. Masalah ini kemudian akan membentuk landasan untuk menentukan tujuan dan perencanaan intervensi. (Susanto, 2012, p. 64)

B. KONSEP PERENCANAAN

1. Definisi

Menurut (Susanto, 2012, p. 63) Perencanaan keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan yang ditentukan oleh perawat bersama-sama sasaran yaitu keluarga untuk dilaksanakan, sehingga masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang telah diidentifikasi dapat diselesaikan.

Kualitas rencana keperawatan keluarga sebaiknya berdasarkan masalah yang jelas, harus realita, sesuai dengan tujuan, dibuat secara tertulis dan dibuat bersama keluarga. (Susanto, 2012, p. 63)

3. Cara-cara menentukan rencana keperawatan a. Menetapkan Prioritas Masalah Kesehatan

Menetapkan prioritas masalah/ diagnosa keperawatan keluarga adalah dengan menggunakan Skala menyusun prioritas dari Bailon dan Maglaya (Susanto, 2012, p. 63)

 b. Menetapkan tujuan Keperawatan

Tujuan keperawatan harus mewakili status yang diinginkan yang dapat dicapai atau dipertahankan melalui program intervensi keperawatan (mandiri). Sasaran merupakan tujuan umum ( yang

(20)

merupakan akhir yang dituju dengan semua usaha). (Susanto, 2012, p. 64)

Tujuan merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan yang terdiri dari jangka panjang dan jangka  pendek. (Susanto, 2012, p. 64)

a. Tujuan jangka panjang adalah target dari kegiatan atau hasil akhir yang diharapkan dari rangkaian proses penyelesaian masalah keperawatan (penyelesaian satu diagnosa atau masalah) dan biasanyaberorientasi pada perilaku seperti pengetahuan ,sikap dan pengetahuan. Misalnya : keluarga mampu merawat anggotanya (Tn.X) yang mengalami TB Paru. (Susanto, 2012, p. 64)

 b. Tujuan jangka pendek merupakan hasil yang di harapkan dari setiap akhir kegiatan yang di lakukan pada waktu tertentu di sesuaikan dengan penjabaran jangka panjang. Misalnya setelah dilakukan satu kali kunjungan, keluarga mengerti tentang  penyakit TBC. Pada tujuan juga perlu ditentukan rencana evaluasi yang merupakan kriteria (tanda/ indikator yang mengukur pencapaian tujuan dan tolak ukur dari kegiatan tertentu) dan standar tingkat penampilan sesuai tolak ukur yang ada. (Susanto, 2012, p. 64). Misalnya :

1. Berat badan akan naik minimal 1 kg setiap bulan.

2. Setelah kunjungan rumah ibu akan mengunjungi puskesmas munimal 4 kali selama kehamilannya.

3. Keluarga dapat menjelaskan secara verbal: arti TB paru, minimal 3 tanda TB paru, minimal 2 penyebab TB paru. (Susanto, 2012, p. 64)

4. Langkah-langkah menyusun rencana tindakan keperawatan keluarga a. Menentukan sasaran atau goal

Sasaran merupakan tujuan akhir yang akan dicapai melalui segalaupaya. Prinsip yang paling penting adalah bahwa sasaran harus ditentukan bersama keluarga. Jika keluarga mengerti dan menerima sasaran yang telah ditentukan, mereka diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif dalam mencapai sasaran tersebut. Misalnya setelah

(21)

dilakukan tindakan keperawatan , keluarga mampu merawat anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi. (Chayatin, 2012, p. 107)  b. Menentukan tujuan atau objektif

Objektif merupakan pernyataan yang lebih spesifik atau lebih terperinci, berisi tentang hasil yang diharapkan dari tindakan  perawatan yang akan dilakukan. Ciri tujuan atau objektif yang baik

adalah spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, realistis, dan ada batasan waktu. Misalnya setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan anggota keluarga yang sakit hipertensi mengerti tentang cara  pencegahan, pengobatan hipertensi, dan tekanan darah 120/80 mmHg.

(Chayatin, 2012, p. 107)

c. Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan

Tindakan keperawatan yang dipilih sangat bergantung pada sifat masalah dan sumber-sumber yang tersedia untuk memecahkan masalah. Dalam perawatan kesehatan keluarga tindakan keperawatan yang dilakukan ditujukan untuk mengurangi atau menghilangkan sebab-sebab yang mengakibatkan timbulnya ketidaksanggupan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan (Chayatin, 2012,  p. 107)

Menurut (Chayatin, 2012, p. 107) perawat dapat melakukan tindakan keperawatan dengan menstimulasi kesadaran dan penerimaan terhadap masalah atau kebutuhan kesehatan keluarga dengan jalan :

1. Memperluas informasi atau pengetahuan keluarga

5. Membantu keluarga untuk melihat dampak atau akibat dari situasi yang ada.

6. Menghubungkan antara kebutuhan kesehatan dengan sasaran yang telah ditentukan.

7. Menunjang sikap atau emosi yang sehat dalam menghadapi masalah.

Menurut (Chayatin, 2012, p. 107) tindakan perawat untuk menolong keluarga agar dapat menentukan keputusan yang tepat dalam menyelesaikan masalahnya dapat dilakukan dengan :

(22)

1. Mendiskusikan konsekuensi yang akan timbul jika tidak melakukan tindakan.

2. Memperkenalkan kepada keluarga alternatif kemungkinan yang dapat diambil serta sumber-sumber yang diperlukan untuk melaksanakan alternatif tersebut.

3. Mendiskusikan dengan keluarga manfaat dari masing-masing alternatif atau tindakan.

d. Menentukan kriteria dan standar kriteria

Menurut (Chayatin, 2012, p. 108) kriteria merupakan tanda atau indikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian tujuan, sedangkan standar menunjukkan tingkat penampilan yang diinginkan untuk membandingkan bahwa perilaku yang menjadi tujuan tindakan

keperawatan telah tercapai.

Menurut (Chayatin, 2012, p. 108) pernyataan tujuan yang tepat akan menentukan kejelasan kriteria dan standar evaluasi.

1. Tujuan, sesudah perawat kesehatan masyarakat melakukan kunjungan rumah, keluarga akan memanfaatkan puskesmas atau  poliklinik sebagai tempat mencari pengobatan.

2. Kriteria, kunjungan ke puskesmas atau poliklinik.

3. Standar, ibu memeriksakan kehamilannya ke puskesmas atau  poliklinik, keluarga membawa berobat anaknya yang sakit ke  puskesmas.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Christensen, Paula J. 2009.  Proses keperawatan: aplikasi model konseptual . Ed. 4. Jakarta: EGC

Efendy. (1998). Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat . Jakarta: EGC Effendi, Ferry. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas: teori, dan praktik dalam

keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Friedman, M.M. (1998). Keperawatan keluarga: teori dam praktek . Ed.3. Jakarta: EGC

Friedman., Marilyn M. (2010).  Buku ajar keperawatan keluarga: riset, teori dan  praktik . Ed.5. Jakarta: EGC

Mubarak, Wahit Iqbal. (2009). Ilmu keperawatan komunitas buku 2: konsep dan aplikasi. Jakarta: Salemba Medika

Mubarak, W.I. & Santoso, B.A. (2006). Buku ajar ilmu keperawatan komunitas: teori & aplikasi dalam praktik dengan pendekatan asuhan keperawatan komunitas, gerontik, dan keluarga. Jakarta: Sagung Seto

Setiadi. (2007). Konsep dan penulisan riset keperawatan. (Ed.1). Jogjakarta: Graha Ilmu

Suprajitno. (2004). Asuhan keperawatan keluarga: aplikasi dalam praktik . Jakarta: EGC

Agusman, F. (2011).  Aplikasi teori Orem terhadap asuhan keperawatan keluarga. Diambil pada 28 November 2012 dari: http://ebookbrowse.com/aplikasi-teori-orem-terhadap-asuhan-keperawatan keluarga-ppt.d143522297

Referensi

Dokumen terkait

Keluarga memiliki peranan yang penting dalam konsep sehat sakit anggota keluarganya yang sudah lansia, dimana keluarga merupakan sebuah sistem pendukung yang

Kepala sekolah juga mempunyai peranan penting dalam membangun serta melestarikan budaya mutu di sekolah, untuk membentuk karakter lembaga sebagai identitas yang dapat

Keluarga memiliki peranan yang penting dalam konsep sehat sakit anggota keluarganya yang sudah lansia, dimana keluarga merupakan sebuah sistem pendukung yang

Kepala sekolah juga mempunyai peranan penting dalam membangun serta melestarikan budaya mutu di sekolah, untuk membentuk karakter lembaga sebagai identitas yang dapat

Pendidikan merupakan kebutuhan setiap insan, Pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air, pendidikan menjadi penting karena pendidikan bisa mengubah perilaku seseorang, bilamana dalam proses pendidikannya

BAB I PENDAH ULUAN A Latar Belakang Sekolah mempunyai peranan penting dalam membentuk kepribadian dan perilaku yang dimiliki oleh peserta didik agar terhindar dari perilaku yang

Pendidikan keluarga dalam perspektif Islam merupakan pendidikan yang didasarkan pada tuntunan agama Islam yang diterapkan dalam keluarga dengan maksud untuk membentuk anak menjadi

Makalah ini membahas tentang budaya hidup sehat, konsep pendidikan kesehatan, dan lingkungan yang sehat untuk anak usia