HASIL PENGAMATAN
Petani responden di daerah penelitian m e ~ p a k a n petani pemilik lahan dan lahan yang diusahakan petani rata-rata berkisar sekitar 0,25- 5 hektar. Pola tanam pa& lahan usaha tani yang diterapkan oleh seluruh petani responden adalah kebun camp- atau secara tumpangsari (tanaman perkebunan, buah-buhan dan pangan ) yang umumnya mempakan tanaman utama di lahan tersebut.
Pembanding antara rata-rata bagian luas lahan yang ditanami pohon serbaguna dengan rata-rata luas lahan yang dimiliki atau diperoleh sekitar 36,67 % luas lahan responden dimanfaatkan untuk ditanami jenis pohon serbaguna dan sisanya dimanfaatkan untuk mengusahakan tanaman lainnya seperti tamman perkebunan, tanaman buah-buahan, pekarangan dan tempat tinggal
Jenis-jenis tanaman serbaguna yang dibudidayakan oleh petani, yaitu Petai (Parkia spesiosa, Log), Jengkol (Phitelobium piringa), Nangka (Artowrpm integra), Melinjo (Gnetum gnemon), Kemiri (Aleurite molucana, Wield), Aren (Arengo pinmta, sp), Kayu Manis (Cinnamomum burmanni), Randu (Ceibapetandra), Asem (Tamarindus indicus), Pala (Myristica ffagam), Karet (Hevea brasilemis), Damar (Agathis loranthifolia), Sukun (Artocarpus ultilis), Bambu (Bambusa Spp). Tidak semua jenis tanaman dapat tumbuh didaerah lokasi penelitian, seperti tanaman kayu manis hanya bisa tumbuh di Kabupaten Lampung Barat dan Lampung Selatan (tab.3). Alasan petani menanam pohon serbaguna
1. Masyarakat untuk menanam hasil pohon serbaguna terutama dikarenakan hasil pohon serbaguna ini mudah dijual, dengan arti kata lain hasil tanaman ini laku di pasaran setempat.
46 2. Menanam dan mempertahankan pohon serbaguna yang merupakan warisan
peninggalan nenek moyang mereka dapat menambah kebutuhan para petani. 3. Menanam dan mempertahankan pohon serbaguna ini tidak membutuhkan
sarana produki yang besar dan tidak membutuhkan tekhnologi dan pengelolaan yang intensif.
4. Menjual hasil pohon serbaguna ini relatif mudah, banyak pedagang pengumpul yang datang ke lokasi kebun, jika tanaman tersebut dipanen, sehingga petani tidak bersusah payah menjualnya ke pasar.
5. Menanam dan mempertahankan pohon serbaguna m e ~ p a k a n budaya yang diwarisi secara turun temurun dari orang - orang tua mereka.
6. Menanam pohon serbaguna dapat berfungsi sebagai tabungan . Semakin besar atau semakin lama umur tanaman akan dapat memberikan hasil yang semakin baik dalam jumlah maupun kualitas. Sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan, misalnya untuk membangun m a h , menyekolahkan anak, tanaman ini dapat ditebang. Selama tumbuh pohon serbaguna ini juga tidak membutuhkan perawatan , pengelolaan dan biaya yang besar. Dengan modal awal yang tidak terlalu besar, selama lebih kurang sepuluh tahun ketika dipanen akan dapat memberikan hasil yang berlipat ganda, contohnya seperti pa& tanaman kayu manis dan kemiri. Semakin luas pohon serbaguna yang dimiliki oleh petani
akan menunjukkan besamya tabungan yang dimililu dan meningkatkan status sosial di dalam masyarakat setempat.
47
Status Produk
Hasil pengamatan dilapangan dari 525 responden petani yang memproduksi tanaman serbaguna, dibagi dalam tiga kretaria status produk yaitu : komersil, semi komersil dan tradisional.
Persyaratan komersil :
1. Pasar sudah terbentuk
2. Hubungan F m e r -Dealer (ada)
3. Seluruh hail produksi lebih dari 50 % dijual
4. Sudah mempunyai atau menghasilkan buah - kuantitas dan kualitas yang bagus
Persyaratan semi komersil :
1. Pasar belum begitu terbentuk dan belum tertentu dan jelas 2. Hasil produksi yang dijual lebih kecil dari 50 %
3. Hasil produksi belum memiliki kualitas dan kuantitas yang jelas. Persyaratan tradisional :
1. Pasar belum begitu terbentuk
2. Hasil produksi hampir dan atau seluruhnya untuk konsumsi sendiri atau djual di pasar lokal
3. Pengelolaan kebun secara tradisional
Hasil pengamatan dilapangan berdasarkan ~ t e r i a status produk diatas maka dari 17 kecamatan yang menanam tanaman serbaguna secara komersil adalah petai (Purkiu spesiosu, log ) (72,15 %), dan kecamatan yang paling banyak memproduksi tanaman petai secara komersil adalah Pesisir tengah (96 %), Jengkol (Phitelobium
piringa) (77,53 %) yang paling banyak memproduksi tanaman secara komersil dikecamatan Abung Tengah dan Abung Barat ((76%), Sedangkan untuk jenis tanaman yang lain semi komersil seperti Nangka (Artocarpus integra) (37,28 %) di kecamatan P h n Ratu (32 %)
,
Melinjo (Gnetum gnemon) (66,30 %) di kecamatan padang Cermin (44 %), Kemiri ( Aleurite molucana, Wield) (75,OO %) di kecamatan Katibung (92 %) clan Kayu Manis (Cinnamomum burmanni) (96,96 %) di kecamatan Batubrak (90 %). Sedangkan untuk jenis tanaman serbaguna yang lainnya sangat tradisional sekali hanya untuk konsurnsi sendiri. (Tabel 3)Tabel 3. Status Produk has1 Pohon Serbaguna di Propinsi Lampung Tahun 2001
11. Karet 100,OO 0 0 0 0 12. 13. 14. (Hevea brasilensis) Damar
Sumber: Data Primer
(Agathis loranthifolia Sukun (Artocarpus ultilis) Bambu (Bambusa Spp) 48,OO 0 3,OO 100,OO 0 33,33 0 0 0 0 0 0 0 10,OO 6,OO 0 100,OO 66,66
Sebagian menjual hasil dari tanarnan serbaguna tersebut, dari persentase dilapangan membuktikan bahwa untuk tanaman Petai penjualan sekitar 74,68 % dan konsumsi 25,32 %. Jengkol85,46 % dan konsumsi 14,54 %. Nangka penjualan 52,54
% dan konsumsi 47,46 %. Melinjo penjualan 68,47 % konsumsi 31,52 %. Kemiri penjualan 77,5 % dan konsumsi 22,s %. Aren penjualan 93,93 % dan konsumsi 6,07
% dan Kayu manis 98,48 % konsumsi 1,52 %.
Petani tidak secara optimal membudidayakan tanaman serbaguna tersebut, dan hanya sebagai tanaman campuran disamping tanaman utama seperti tanaman perkebunan dan tanaman pangan, Karena masa pertumbuhan dan masa berproduksi yang sangat lama, sehingga petani hanya melihat manfaat lain dari tanaman serbaguna tersebut, seperti untuk peneduh, konservasi, pupuk, pembatas lahan dan manfaat yang lainnya.
Untuk tanarnan jengkol dan petai, petani banyak mengusahakannya dian&a tamman pangan maupun tanaman perkebunan dikarenakan daun dari pohon jengkol bisa menjadi pupuk dan peneduh agar tidak langsung terkena sinar matahari bagi tanaman yang agak rentan terhadap cahaya matahari seperti tanaman pangan.
Sedangkan untuk tanarnan kayu manis petani banyak menanm dipinggi-pinggir lahan sebagai pembatas lahan mereka dan sebagai tajar untuk tanaman lada. Tanaman ini banyak dibudidayakan di kabupaten Lampung Barat., terutama di Kecamatan Batubrak dan kecamatan Liwa.
Pohon Melinjo banyak diusahakan petani di Kabupaten Lampung Selatan terutama di kecamatan Paciang Cermin. Tanaman ini selain bijinya dapat dijadikan
50 emping, daun dan kulit biji juga banyak dikonsumsi masyarakat untuk sayuran dan makanan ternak.
Pohon Kemiri banyak diusahakan petani di kabupaten Lampung Selatan terutarna di Kecamatan Katibung. Tanarnan ini selain biji yang dimanfaatkan untuk rempah- rempah dan bahan kosmetik kayunya juga bermanfaat untuk bangunan, tetapi petam masih sedikit yang mengambil batang kemiri untuk dijadikan bahan banguna.
Pohon Aren selain airnya diolah menjadi gula Aren, buahnya juga dapat dikonsumsi untuk jajanan pasar atau kolang-kaling. Biasanya permintaan datmg pada saat hari besar keagamaan seperti hari raya Idul Fitri dan tahun baru serta hari Natal. Bunga Aren banyak dipakai masyarakat untuk membuat umbul-umbul apabila ada suatu acara Adat, Ijuk dari buah Aren banyak dibuat untuk atap rumah. Permintaan
%
untuk hasil dari Pohon ini cukup tinggi tetapi selalu tidalc terpenuhi dikarenakan sedikit petani yang mengusabkan tanaman tersebut. P&II ini tumbuh didaerah Lampung Barat, tepatnya di Keeamatan Surnbe j a m Way Tenong dan Batubrak.
Saluran Pemasaran
Saluran pemasaran yang terlibat didalam pemasaran hasil pohon serbaguna cukup sederhana sekali dan sangat pendek dan melibatkan beberapa pelaku pasar
pedagang pengecer.Saluran pemasaran yang terbentuk dapat dilihat pada garnbar dibawah ini.
Gambar 2. Saluran Pemasaran Pohon Serbaguna di Propinsi Lampung Tahun
I
Ket Gambar : Petani
...
: Saluran pemasaran 1---
ped%ang "--I Pedagang
.===--$
Pengumpull I Pengumpul2 - I : Saluran pemasaran 2...
: Saluran pemasaran 3I
.
9 CI m I.
---
: Saluran pemasaran 4 I I I : Saluran pemasaran 5v...*
.
Irlr
: r-----
I - = I I : I---
4 Pedagang Pengecer.
I I : 1.
I I I : 1.
I I p e ~ ~ g w Grosir 4- 1.
9 - I ..
7
...
:.---:
Konsumen Akhir5 2 Untuk tanaman Petai (Parkia spesiosa, log ) dan jengkol (Phitelob ium piringa) terdapat 5 saluran pemasaran , yaitu;
1. Petani
+
konsumen akhir (Saluran 1)2. Petani -+ Pedagang Pengecer -+ konsumen Akhir (Saluran 2)
3. Petani
+
Pedagang Pengumpul 1 -+ Pedagang pengecer -+ konsumen Akhir (Saluran 3)4. Petani -+ Pedagang Pengumpul 1 -+ Pedagang Grosir -+ Pedagang Pengecer-+ konsumen Akhir (Saluran 4)
5. Petani
+
Pedagang Pengumpul 1 -+ Pedagang Pengumpul 2+
Pedagang Grosir+
Pedagang Pengecer -+ konsumen Akhir (Saluran5 )
Sedangkan untuk jenis tanarnan serbaguna yang lainnya seperti Melinjo (Gnetum gnemon), Kemiri (Aleurite molucana, Wield) terdapat 4 saluran pemasaran.
1. Petani
+
konsumen akhir (Saluran Pemasaran 1)2. Petani -+ Pedagang Pengumpul 1 -+ konsumen Akhir (Saluran 2) 3. Petani
+
Pedagang Pengumpul 1+
Pedagang pengecer -+ konsumenAkhir (Saluran 3)
4. Petani -+ Pedagang Pengumpul 1 -+ Pedagang Grosir
+
Pedagang Pengecer -+ konsumen Akhir (Saluran 4)Untuk tanaman Kayu Manis hanya ada 2 saluran pemasman yaitu ; 1. Petani -+ Pedagang Pengecer
+
konsumen Akhir (Saluran 2).53
2. Petani -+ Pedagang Pengumpul 1
-+
Pedagang pengecer-+
konsumen Akhir (Saluran 3)3. Petani
+
Pedagang Pengumpul 1-+
Pedagang Grosir+
Pedagang Pengecer+
konsumen Akhir (Saluran 4)dan petani tidak menjadi pengecer dalarn menjual hasil tanamannya.
Untuk tanaman Nangka (Artocarpus integra) dan tanaman Aren (Arengo pinnata, sp) terdapat 3 saluran pemasaran yaitu:
1. Petani
-,
konsumen akhir (Saluran Pemasaran 1)2. Petani
+
Pedagang Pengumpull+
konsumen Akhir (Saluran 2) 3. Petani -+ Pedagang Pengumpul 1 -+ Pedagang pengecer+
konsumenAkhir (Saluran 3)
Pada saluran pemasaran 1 petani langsung menjual hasil pohon serbaguna kepada konsumen akhir yang pada umumnya addah masyarakat dan rumah tangga? yang berdomisili dekat dengan petani tersebut ataupun lokasi pohon serbaguna tersebut. Hal ini biasanya te rjadi apabila petani membutuhkran dana dalarn waktu siligkat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau karena hafga pembelian oleh pedagang rendah.
i :
r
l
r
l
r
l
i
Penjualan Penjualan Pembayaran f Penyimpenan . . i fPdrerja, Infoimasi, K e h m p i k dan Modal
f
i f
inputuntuksemu(1kompoaensaiuransama
Gambar 3. Saluran pemasaran secara umum dan komponen utamanya
Permintaan
Permintaan pasar untuk tanaman serbaguna sering tidak terpenuhi, karena produksi tanaman bersifat tahunan (musiman), pada saat musim, harga sering anjlok sehingga harga jual sangat rendah sekali seperti pada tanaman jengkol.
Permintaan banyak datang dari dalam kota : Tanjung Karang, Fajar Bulan, Bukit Kemuning, Pasar Tamin, Pasar Tanjungan untuk tanaman Melinjo, Aren, Nangka dan Kemiri, sedangkan yang
dari
luar kota permintaan banyak datang dari pulau Jawa seperti Bandung (87,5 %), Bogor (80%) daerah penjualan pasar Ogan Lima untuk tanaman jengkol, Petai dan Kayu Manis permintaan dan Padang (80%) di Pasar Liwa yang merupakan pusat penjualan.Sistem penjualan hasil tanarnan serbaguna dari hasil pengamatan 525 responden petani di lapangan dan 29 responden pedagang , 69,33 % pembeli yang mendataqy petani, dan 30,67 % petani yang mendataqg pembeli untuk tanaman Petai, Jengkol, Nangka, Aren, Melinjo, Kayu Manis, kecuali Tanaman Kemiri sistem penjualan
Pembeli mendatangi petani 22,23 % dan 77,77 % petani yang mendatangi pembeli ini disebabkan karena petani melakukan pengolahan sendiri, sehingga &lam bentuk yang sudah dikupas petani menjual ke pedagang dan harganya lebih tinggi dibandingkan buah yang belurn dikupas. (Tab. 4)
Tabel 4.Sistem Penjualan Hasil Pohon Serbaguna di Propinsi Larnpung Tahun 2001 No
I
Jenis TanamanI
Pembeli+
PetaniI I I 1
I
Petai 1331
60,04 (Parkia spesiosa,log) 2. Jengkol 149 62,08 ( ~ h ~telobium piringa) 3. Nangka 4 1 73,2 1 (Artocarpus integra) 4. Melinjo 35 66,04 (Gnetum gnemon) 5. Kemiri ' 8 22,23(Aleurite molucana, Wield)
6. Aren 24 79,37
(Arengo pinnata, sp)
7. Kayu Manis 34 57,62
(~innamomum burrnanni)
Jumlah 424 60,57
rmber: Daro Primer
Petani
+
Pembeli JumlahI
%Tanaman Kemiri dan Aren, petani melakukan pengolahan terlebih dahulu karena harganya lebih tinggi jika dijual dalam bentuk produk yang belum diolah perbandingannya untuk tanaman kemiri 1:5 tetapi dari segi kualitas produk masih kurang bagus jika dibandingkan produk dari Medan. Untuk tanaman Aren Qolah menjadi gula perbandingannya yaitu 1:3 dan masih sangat sederhana sekali dari segi pengolahan menjadi gula Aren. Untuk tanaman Melinjo konsumen akhir membeli produk yang sudah diolah oleh industri nunah tangga yaitu berupa emping yang sekaligus menjadi pedagang pengecer sehingga harga jualnya relatif tinggi.
Permasalahan Produksi
Masalah yang utama di hadapi petani dalam ha1 pemasaran tanaman serbaguna yaitu harga jual yang terlalu murah dan sering tidak adanya informasi mengenai harga, sehingga petani tidak punya pilihan.
Dalam ha1 pemeliharaan tanaman petani enggan membudidayakan tanaman serbaguna ini karena produksinya lama dan dari segi kualitas kurang bagus dan bersifat musiman.
Untuk Tanaman Petai, Jengkol, Nangka dan Kemiri Jika musim kernarau produksi sering