• Tidak ada hasil yang ditemukan

E-PILKADA. (Komputerisasi Sistem Informasi PILKADA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "E-PILKADA. (Komputerisasi Sistem Informasi PILKADA)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

E-PILKADA

(Komputerisasi Sistem Informasi PILKADA)

Oleh: Paulus Bambangwirawan, Dipl.-Inform.

(Gambar1 :Alur Sistem e-Pilkada)

1. PENDAHULUAN

Dari segi SDM, Teknologi, Pengetahuan dan Infrastruktur negara kita sudah mampu membuat dan melaksanakan e-election atau e-Pilkada.

(Gambar2 : Webcam SVGA) (Gambar3: Barcode Scanner) Dengan teknologi dan pengetahuan dibidang

Informatika dan Komputer ditambah lagi dengan teknologi foto digital menggunakan Webcam dan

Barcode Scanner, maka masalah PILKADA dalam konteks Logistik, Transportasi, Proses Pemilihan dan Perhitungan suara dapat dengan mudah diselesaikan.

Dengan memanfaatkan sentuhan komputer, selain prosesnya cepat, datanya pun menjadi tepat dan akurat. Efisiensi tempat, sarana dan waktu dapat dicapai. Artinya adalah penghematan biaya dan peningkatan kinerja.

Tempat maksudnya ruang untuk mengarsip dokumen menjadi kecil untuk data yang lebih banyak dam biayanya murah sekali. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan CD, Harddisk atau media penyimpanan data lainnya, dimana dokumen kertas digantikan dengan dokumen digital (E-Document).

Waktu maksudnya kecepatan mengelola data, seperti: mencari data, mencetak kartu pemilih, membuat surat, membuat laporan, dsb.

Beban biaya yang dikeluarkan oleh negara/rakyat untuk memperoleh dan menentukan ketua pemerintahan akan semakin effektif, efisien dan ekonomis.

2. MAKSUD dan TUJUAN

• Memperkenalkan Prototype suatu sistem manajemen pelayanan Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) yg terintergrasi berbasis TI, yang:

o Memperbaiki dan meningkatkan pelayanan

kepada Masyarakat dan Instansi terkait.

o Mengantar Lembaga Pemilihan Umum

atau Daerah untuk mempunyai data dan statistik yang tepat dan akurat untuk kepentingan pemerintahan dan pihak lain yang membutuhkan.

• Agar Lembaga Pemilihan Umum atau Daerah

dapat memberikan informasi dengan cepat, tepat dan akurat kepada warga, pemerintah dan pihak lain yang membutuhkan.

• Menjadikan Pemilihan Umum atau Pemilihan Kepala Daerah menjadi mudah, cepat, tepat dan akurat dengan biaya yang murah, dst.

3. FUNGSI

Mendukung dan mengatur sistem manajemen

pelayanan PILKADA dengan bantuan TI

(Teknologi Informasi), agar kerja menjadi Effisien,

Effektif dan Ekonomis. Langkah2 yang dilakukan adalah sbb:

1. Cetak kartu Pemilih berdasarkan data warga yang diperoleh dari Kelurahan.

2. Proses PILKADA: validasi keabsahan pemilih, memilih calon, dan menghitung hasil pemilihan.

3. Membuat laporan informasi yang penting dari kegiatan butir 1 dan 2.

Administrasi tertib, informasi tertata rapih, perhitungan dan proses internal serta pelayanan warga cepat, tepat dan akurat.

4. Kartu Pemilih

Kartu pemilih dicetak langsung dari database warga yang diperoleh dari kelurahan. Disini kita asumsikan, bahwa kantor Kelurahan yang punya database tentang warga yang paling lengkap, akurat, aktual dan tepat. Alasannya, karena di kelurahan Institusi Pemerintah memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat atau warganya. Ada data yang tidak valid, maka ini adalah tanggung jawab Lurah setempat.

Pada gambar 4 dapat kita lihat contoh Kartu pemilih yang langsung dicetak menggunakan data

(2)

yang diperoleh dari kelurahan. Kartu Pemilih dapat dicetak menggunakan printer dan menggunakan kertas biasa, yang seterusnya dilaminating. Untuk memperoleh hasil cetakan yang baik dan cepat, dapat dianjurkan menggunakan Laser Printer berwarna.

Nama, Foto, Alamat dan Informasi lainnya yang diperlukan untuk mencetak kartu sudah tersedia dari database warga yang diperoleh dari kelurahan. Berdasarkan data tanggal lahir dan informasi lainnya yang ada di dalam database setiap warga, sistem komputer akan dengan mudah memilih warga yang sudah menenui syarat sebagai pemilih untuk dicetak kartu pemilihnya. Hasilnya akan sangat akurat.

(Gambar 4: Kartu Pemilih dengan Foto dan Barcode)

Dalam hal ini, sensus penduduk untuk persiapan Pilkada tidak perlu dilakukan.

5. Proses Pemilihan di TPS 5.1. KEHADIRAN

Setiap warga yang sudah siap untuk memilih di TPS, langsung menggunakan kartu Pemilih untuk diindetifikasi namanya, sesuai dengan yang ada di dalam database melalui sistem komputer E-Election atau disebut PILKADASOFT.

Lihat pada gambar 5, jika kode nomor identitas pemilih tidak dikenal oleh sistem, maka proses memilih langsung ditolak. Kalau kode identitas pemilih dikenal, proses memilih dapat dilakukan. Saat identitas pemilih dikenal oleh sistem, akan muncul foto pemilih yang sama dengan yang tertera pada kartu pemilih. Foto pemilih yang terlihat di layar monitor via Webcam langsung disimpan dalam suatu file sebagai bukti kehadiran pemilih.

(Gambar 5: Cek identitas pemilih dan mendata kehadiran, menentukan Calon dan Partai)

(Gambar 6: Foto Kehadiran)

Gambar 6 adalah contoh foto berukuran 320x230 pixel itu yang direkam dan disimpan ke dalam komputer dan secara otomatis oleh sistem diberi nama 20080512110454-00000015.jpg. Nama file gambar tersebut diterjemahkan sbb:

Year Mon Day Hour Min Sec Id Code Typ

2008 05 12 11 04 54 00000015 Jpg

Selain itu juga nama file gambar tersebut akan disimpan ke dalam database bersama dengan data dan informasi penting lainnya.

(Gambar 6a: Pesan Sudah Kehadiran)

Setiap Warga hanya bisa melakukan satu kali pemilihan di TPS yang ditunjuk dan ini akan otomatis dikontrol oleh sistem komputer. Lihat gambar 6a menunjukan pesan dari kompuper, bahwa nomor pemilih yang digunakan sudah melakukan haknya.

5.2.PEMILIHAN

Setelah data pemilih sudah divalidasi, seterusnya tinggal mengisi nomor urut CALON, maka foto

(3)

Kalau menggunakan Barcode Scanner, maka tinggal menyorot pada kode barcode yang disediakan oleh panitia.

Setelah selesai menentukan pilihan, maka komputer langsung merekam data data yang dibutuhkan ke dalam database dan siap untuk pemilih berikutnya melakukan haknya seperti yang dijelaskan pada butir 5.1.

5.3.PERHITUNGAN SUARA

Setelah proses pendataan kehadiran dan pemilihan yang dijelaskan pada butir 5.1 dan 5.2 diatas selesai dilakukan, selanjutnya tinggal melakukan menampilkan perhitungan akhir suara hasil PILKADA untuk di TPS yang bersangkutan. Saat itu juga langsung dapat diketahui Siapa pemenang dan berapa suara yang diperolehnya.

(Gambar 9: Perhitungan Final calon dan partai)

Gambar 9 menunjukan laporan hasil perhitungan final PILKADA pada satu TPS berdasarkan Calon dan Logo Partai. Daftar suara yang diperoleh dari hasil pemilihan secara rinci dapat langsung ditampilkan di layar komputer atau dicetak ke Printer. Selanjutnya database ini langsung dikirim via Email atau Modem ke Kantor Pusat untuk menghitung total dari seluruh TPS.

Data asli tetap disimpan di panitia TPS yang bersangkutan dan Kantor pusat mendapatkan data olahan yang berupa data yang sudah valid.

Jika ditemukan ada berbedaan antara data Pusat dan TPS, maka dapat dipastikan bahwa yang valid adalah data yang ada di TPS.

Total Warga yang ikut memilih di TPS harus sama

atau lebih besar dibandingkan dengan total suara yang terkumpul. Dalam bentuk matrik hasil perolehan suara di setiap TPS dapat dilihat pada gambar 10.

(Gambar 10: Matrik suara TPS)

Gambar 10 menjelaskan:

1. Kolom 1 s/d n mewakili Partai Peserta atau Calon Kepala daerah.

2. Pada baris Σ, parameter Σ1 s/d Σn adalah

total suara Partai di TPS.

Saat database dari semua TPS sudah masuk ke kantor pusat, maka hanya dalam hitungan menit hasil pemilihan sudah langsung dapat diketahui.

(Gambar 11: Matrik Suara Pusat)

Akumulasi perhitungan suara dari TPS ke Kantor Pusat matriknya dapat dilihat pada gambar 11, yang menjelaskan sbb:

1. Kolom 1 s/d n mewakili partai Peserta atau Calon Kepala daerah .

2. Baris 1 s/d n mewakili nomor TPS.

3. Baris Σ, Σ1 s/d Σn adalah total perolehan

suara untuk setiap Partai atau Calon Kepala Daerah yang dijumlah dari setiap TPS dari baris 1 s/d n.

(4)

Pada gambar 12 dapat kita lihat pola distribusi data dan Informasi PILKADA dari TPS ke kantor Pusat dan dari dari kantor Pusat ke Instansi lainnya yang membutuhkan informasi tersebut.

6. Kerahasiaan Pemilih

Kerahasian pemilih harus dijaga oleh sistem Komputer dan dijamin oleh penyelenggara Pemilihan. Artinya Sistem Komputer hanya akan menambah angka setiap ada transaksi yang memilih Partai atau Calon tertentu. Dan tidak boleh ada jejak yang bisa mengindikasikan seseorang telah memilih siapa atau partai apa.

Pada saat pemilihan berlangsung, data akumulasi jumlah suara untuk setiap partai atau orang tidak bisa dilihat dan diakses oleh siapa saja. Untuk ini ada pengawas dan panitia yang bertanggung jawab.

7. Kontrol Pasca Pilkada

Untuk mengetahui warga yang sudah memilih pada TPS yang ditunjuk, maka dapat dengan mudah dilihat laporannya yang menunjukan FOTO dan waktunya. Lihat gambar 13, yang menunjukan foto dari database dan bukti Kehadiran Pemilih dengan Fotonya pada PILKADA di TPS yang bersangkutan. Jika disinyalir ada oknum yang melakukan pemilihan berkali kali di TPS yang sama atau berbeda yang menggunakan identitas orang lain, maka dengan mudah pihak berwenang dapat melacaknya.

(Gambar 13: bukti kehadiran di TPS dibanding dengan foto yang tertera di Kartu Pemilih.) 8. BIAYA

Biaya untuk proses PILKADA dengan sistem TI ini secara intuisi seharusnya lebih murah dibandingkan dengan cara biasa atau konvensional yang dilakukan belakangan ini. Perbandingan yang signifikan yaitu untuk penghematan Biaya Personal, ATK, Logistik dan Distribusi.

Investasi perangkat komputer untuk di setiap TPS menjalankan sistem ini:

1. Personal Komputer (Harus)

2. Webcam (Harus)

3. Barcode Scanner (Optional)

4. Printer color (Optional)

Penghematan biaya yang bisa dikurangi dari cara konvensional a.l.:

1. Biaya Sensus Daerah untuk mengetahui jumlah pemilih.

2. Biaya ATK.

3. Biaya mencetak lembar formulir pemilihan. 4. Biaya pengadaan kotak suara

5. Biaya logistik dan distribusi

6. Biaya SDM sebagai Panitia menurun 7. Dst.

Personal Komputer dan Webcam harus ada, karena perangkat inilah yang bekerja selama pemilihan berlangsung. Barcode scanner adalah alat membantu membaca kode identitas Pemilih sesuai dengan yang terteta pada kartu pemilih dengan cepat dan akurat. Jika barcode scanner tidak ada, dapat digantikan dengan Keyboard. Dimana setiap pemilih langsung mengetik kode Identitasnya pada kolom yang sudah disediakan melalui keyboard. Printer adalah pelengkap untuk keperluan administrasi, kalau tidak ada tidak akan menghambat berlangsungnya PILKADA. Perangkat Komputer tersebut, seterusnya dapat digunakan untuk pemilihan di daerah lain.

Investasi 1 set perangkat komputer yang diuraikan diatas masih dalam kisaran di bawah 10 juta rupiah per unitnya.

Per TPS diasumsikan melayani 500 Pemilih dan waktu pemilihan ditentukan sekitar 4 jam. Dengan 1 set perangkat komputer, per pemilih butuh waktu 4 jam * 3600 detik / 500 orang = 28.8 detik. Beban biaya per pemilih sekitar 20.000,- rupiah.

Jika waktu pilih per orang dipercepat menjadi 15 detik, maka bisa melayani 1000 Pemilih dan beban biayanya menjadi 10.000,- rupiah per pemilih. Selanjutnya pemanfaatan Perangkat Komputer ini dioptimalkan untuk 10 s/d 20 kali PILKADA, maka biaya hanya menjadi 1000 s/d 500 rupiah per pemilih.

Dari data yang kita ketahui, jika bandingkan antara Pemilu 2009 Biasa dan e-Election sbb:

Keterangan Biasa e-Election Unit

Biaya per pemilih*) 115,484 20,000 Rp.

Jumlah pemilih 155 155 JutaOrang

Total Biaya 17,900 3,100 MilyarRp.

(5)

Kalau kita perhatikan data di tabel di atas, maka selisih biaya antara cara biasa dan e-Election yang dapat dihemat adalah sebesar 14,8 Triliun rupiah.

9. WAKTU

Waktu yang diperlukan untuk proses PILKADA dengan sistem TI ini secara otomatis akan jauh lebih cepat dan effesien, antara lain seperti:

1. Proses menyusun Data Pemilih yang tinggal langsung mengambil datanya dalam bentuk Softcopy dari Kantor Kelurahan setempat. 2. Proses mencetak Kartu Pemilih yang langsung

dapat dilakukan menggunakan Printer Laser Warna dan kertas HVS biasa.

3. Proses pengecekan Peserta pemilih, langsung oleh komputer yang tidak perlu melibatkan banyak orang untuk memeriksa keabsahannya. 4. Proses pemilihan yang lebih praktis dan

pemilih tinggal menulis Nomor pilihannya, maka foto dan nama pilihan Calon langsung tampil di layar komputer. Dimana sebelumnya harus mengambil dan membuka lembar formulir suara, memilih/menusuk, melipat kembali, dan memasukannya ke dalam kotak suara.

5. Proses perhitungan suara sangat cepat sekali yaitu dalam hitungan DETIK, dimana sebelumnya membutuhkan waktu yang lama untuk membuka kotak suara, membaca, memeriksa dan menyetujui setiap lembar kertas suara. Ditulis pada papan peritungan suara satu persatu., dst.

10.

AMAN DAN SELAMAT

Aman (secure) maksudnya proses PILKADA berjalan dengan lancar, sistemnya berfungsi dengan baik tanpa gangguan dan datanya disimpan dengan baik dan benar.

Selamat (safe) maksudnya data hasil PILKADA disimpan dengan selamat, dimana setiap saat dibutuhkan datanya selalu tersedia.

Keamanan dan keselamatan (security and safety) data PILKADA adalah sangat penting dan vital. Artinya harus ada yang menjaga keamanan dan keselamatan data tersebut dan ini harus dipercayakan kepada seorang yang punya pengetahuan dan integritas tentang TI. Keamanan dan keselamatan data harus di jaga pada tingkatan TPS, selanjutnya diarsip ke KPU, Perpustakaan Daerah/Nasional, masyarakat yang berwenang dst. Untuk keselamatkan, data hasil PILKADA disimpan sebagai Backup dalam bentuk data elektronik di dalam CD-Compactdisk, HD-Harddisk, FD-Flashdisk atau SSD-SolidStateDisk. Data hasil PILKADA tidak perlu di rahasiakan dan menjadi milik publik. Hanya prosesnya yang benar

harus dijaga dan dipantau dengan baik dan seksama.

11. APAKAH PEMILIH SIAP?

Dilihat penggunaan Handphone dan ATM yang sudah sangat meluas dimasyarakat kita dan tidak banyak hambatan yang dialami, maka PILKADA dengan memanfaatkan Komputer pun seharusnya dapat dengan mudah diterapkan. Dan Sosialisasinyapun akan lebih mudah, cepat dan murah dilaksanakan.

12.PENUTUP

Dengan menerapkan E-PILKADA penulis optimis bahwa transparansi pelayanan yang dilakukan pemerintah, khususnya pada kantor KPUD dan kelurahan akan cepat bisa menjadi realitas.

Ini disebabkan pelayanan Petugas KPU di kelurahan menjadi lebih mudah, ringan dan cepat. Urusan warga melakukan PILKADA tidak rumit dan secara makro beban rakyat berkurang, baik dari segi cemas, waktu dan biaya.

Efektifitas kerja pelayanan Petugas KPUD di Kelurahan akan punya dampak yang signifikan terhadap proses demokrasi secara langsung maupun tidak langsung.

Efeknya akan menjalar ke Instansi lainya. Karena, jika di tataran bawah kerjanya sudah baik dan transparan, maka tingkatan yang lebih atas mau tidak mau akan ikut berubah menjadi baik dan transparan secara alamiah. Ini yang disebut dengan revolusi pelayanan kepada Masyarakat, yang dilakukan dengan cara tidak perlu merubah kurtur bangsa dengan lewat jalur penyuluhan, himbauan dan bahkan ceramah agama sekalipun.

Dengan memanfaatkan TI kita bisa mengubah kultur bangsa ini dari yang buruk menjadi baik, tanpa harus memaksa orang untuk berobah dan menuding orang lain yang memang sudah nyata nyata bersalah. Mudah mudahan tulisan ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang menjadi bahan untuk diperdebatkan.

Penulis sadar apa yang diusulkan bukanlah yang terbaik, akan tetapi jika ada gagasan yang lebih baik, marilah kita perbincangkan bersama sama. Tujuannya adalah untuk kebaikan berdemokrasi bangsa dan negara yang kita cintai bersama.

:@}~~~]

Tentang Penulis:

Lulusan 1989 Program Studi Informatika di Technische Universität Berlin. Dosen Informatika pada beberapa Universitas Swasta. Pernah menjabat sebagai Ketua Program Studi Informatika pada 2 universitas swasta dan Dekan Fakultas Ilmu Komputer di Jakarta. Selain Konsultan IT, Software Developer yang mengembangkan Applikasi Software Management untuk Bisnis, juga telah mempublikasi lebih dari 10 Buku, antara lain untuk Buku Ajar Informatika dan Applikasi IT untuk Bisnis.

Gambar

Gambar 6 adalah contoh foto berukuran 320x230  pixel   itu   yang   direkam   dan   disimpan   ke   dalam  komputer   dan   secara   otomatis   oleh   sistem   diberi  nama   20080512110454-00000015.jpg

Referensi

Dokumen terkait

Studi terhadap 200 orang perawat menemukan bahwa budaya organisasi di Rumah sakit yang dicerminkan dalam empat dimensi, yaitu: orientasi pada pegawai, focus pada

Penelitian ini bertujuan untuk menguji analisis kompetensi sumber daya manusia, rotasi pekerjaan dan pemberian kompensasi terhadap kinerja pegawai Dinas

Sehingga adanya bencana alam seperti abrasi ini merupakan salah satu bukti bahwa proses pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2012 tentang Pengendalian Pencemaran

Berdasarkan analisis biaya manfaat, opsi yang dianggap paling tepat dalam menyelesaikan permasalahan terkait implementasi jaringan adalah dengan menggunakan opsi

[r]

Dalam ketentuan tersebut diatur adanya beberapa organ jabatan yang dapat disebut sebagai organ daerah atau lembaga daerah yang merupakan lembaga negara yang

lapisan masyarakat, maka yang menjadi sasaran utama sebagai tujuan akhir adalah. menusia atau masyarakat yang terpenuhi kebutuhannya (Hartoyo

Pekerjaan : Pengadaan Perencanaan Konstruksi, Fasum dan Meubelair Pembangunan Gedung Bertingkat 3 Lantai SPN Singaraja.. Pagu Anggaran :