BAB IV
ANALISIS PERANCANGAN
4.1 Analisis Tapak
Lokasi tapak rancangan terletak di daerah Karangploso Kabupaten Malang, tepatnya ada di sepanjang Jl. Panglima Sudirman dan Jl. Diponegoro yang depannya terdapat Ruang Terbuka Hijau (RTH) dekat dengan pertigaan jalan yang mengarah ke daerah Batu, Malang, dan Karanglo atau Surabaya.
Jl. Diponegoro
A
Jalan pertigaan Pasar Karangploso lama
B
Jl. Panglima Sudirman Jl. KartanegaraC
RTHA
Deretan toko Rumah pendudukRuang terbuka hijau
U
Sawah Sawah
Gambar 4.1 Batasan lokasi tapak dan sekitarnya Sumber: Hasil survey lapangan.2009
U
Sawah Sawah Arah ke Batu/Kediri Arah ke Karanglo/Sby Jalan pertigaan Arah ke Malang/Batu Terminal MPU Musholla Kantor polisi Lokasi pasar Batas tapak Pasar hewan TPS Parkir delman Kantor dishub Parkir bus T. souvenirGambar 4.2 Arah tiga jalur akses dan prasarana yang ada di Pasar Karangploso Sumber: Hasil Survey lapangan.2009
Pasar Karangploso baru
B
4.1.1 Aksesbilitas dan Sirkulasi
Analisis pada aksesbilitas dan sirkulasi, terlebih dahulu melihat kondisi tapak rancangan, untuk arah aksesbilitas di ambil dari tiga arah jalan raya, yaitu dari arah selatan (Jl. Panglima Sudirman), arah timur (Jl. Kartanegara) dan arah barat (Jl. Diponegoro). Karena jalur pada setiap jalan raya memiliki jalur dua arah yang berseberangan. Tujuannya supaya bisa lebih mudah di akses dari berbagai daerah (Malang, Batu, Kediri, Karanglo, Surabaya dan lain sebagainya).
U
B
Keterangan:
A: Kondisi jalur yang ramai dilalui
kendaraan
B: Kondisi jalur yang tidak begitu
ramai dilalui kendaraan
Lokasi rancangan
Alasan: Akses lebih mudah dan bisa menarik pengunjung lebih banyak karna dekat dengan jalur ramai
kendaraan dan jalan pertigaan Jalan pertigaan
A
Gambar 4.4 Analisis aksesbilitas Sumber: Hasil Analisis.2009 Gambar 4.3 Luas lahan tapak rancangan
Sumber: Hasil survey lapangan.2009 Luas total lahan
Melihat dari analisis aksesbilitas yang ada di atas tersebut, maka analisis sirkulasi untuk kendaraan yang masuk (main entrance) pada area tapak bangunan dibagi menjadi dua alternatif. Diantaranya yaitu:
A. Alternatif pertama
B. Altrenatif kedua
U
IN (main entrance utama) IN
OUT
Loading dock IN
Area parkir bus Lokasi pasar
Keterangan:
- Jalur putih: jalur untuk
kendaraan pengunjung, angkutan umum dan pengelola.
- Jalur orange: jalur
untuk kendaraan
mengangkut barang dalam skala besar atau kecil (Loading dock).
- Jalur hijau: jalur untuk
bus.
- Jalur kuning: jalur
untuk kendaraan pengangkut sampah.
- Jalur merah: jalur
untuk delman dan ojek.
Gambar 4.5 Analisis sirkulasi (Alternatif pertama) Sumber: Hasil Analisis.2009
Keterangan:
- Jalur putih: jalur untuk
kendaraan pengunjung, angkutan umum dan pengelola.
- Jalur orange: jalur
untuk kendaraan
mengangkut barang dalam skala besar atau kecil (Loading dock).
- Jalur hijau: jalur untuk
bus.
- Jalur kuning: jalur
untuk kendaraan pengangkut sampah.
- Jalur merah: jalur
untuk delman dan ojek. Terminal MPU
Terminal MPU
IN (main entrance utama)
OUT IN
Area parkir bus Lokasi pasar
OUT
IN
IN
U
Gambar 4.6 Analisis sirkulasi (Alternatif kedua) Sumber: Hasil Analisis.2009
4.1.2 View dan Orientasi
Untuk analisis view, bangunan lebih di arahkan ke arah utara karena terdapat akses jalan masuk utama dan view kedalam dari Jl. Diponegoro dan Jl. Panglima Sudirman, tujuannya agar bangunan bisa di ekspos dari arah utara, selatan, timur, dan barat.
Sedangkan pada orientasi bangunan di arahkan pada Jl. Diponegoro, karena akses lebih mudah dan efisien. Lihat pada gambar 4.8 dibawah ini:
Deretan toko Jl. Diponegoro
A
Jl. Panglima Sudirman
B
Lokasi rancangan (sebelumnya pasar lama)
Keterangan:
- A dan B: Main entrance - Panah kuning: View ke
dalam tapak bangunan
- Panah putih: Jalur
kendaraan masuk dan keluar Lokasi pasar baru
(diganti pasar sayur grosir)
Jalan pertigaan
Jl. Kartanegara Perumahan penduduk
U
Gambar 4.7 Analisis view Sumber: Hasil Analisis.2009
Keterangan:
- A dan B: Main entrance - Panah kuning: View ke
dalam tapak bangunan
- Panah putih: Jalur
kendaraan masuk dan keluar
Perumahan penduduk Lokasi rancangan Jalan pertigaan Jl. Kartanegara Jl. Diponegoro
Gambar 4.8 Analisis orientasi Sumber: Hasil Analisis.2009
Jl. Panglima Sudirman
A
B
4.1.3 Vegetasi
Sebagai pengolahan ruang luar, maka diperlukan berbagai macam alternatif pemilihan jenis vegetasi sebagai elemen pendukung. Dengan melihat hasil analisis tapak terhadap kondisi lingkungan sekitar, sehingga diharapkan penempatan jenis vegetasi dapat berfungsi dengan maksimal. Lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar di bawah ini, yaitu analisis penempatan vegetasi pada area tapak bangunan: Taman (cemara dan bunga) Pohon tanjung Pohon palem Pohon cerry Rumput jarum Pohon palem
Gambar 4.9 Analisis vegetasi Sumber: Hasil Analisis.2009
Peneduh
Peneduh
Pengarah Estetik
Penetralisasi kebisingan Penetralisasi udara dan panas
Gambar 4.10 Analisis fungsi vegetasi pada tapak Sumber: Hasil Analisis.2009
4.1.4 Analisis Zoning Tapak
Pada rancangan objek studi (Perancangan Kembali Pasar Karangploso Kabupaten Malang), terdapat beberapa pembagian zoning. Penzoningan lebih didasarkan pada jenis kebutuhan yang diakomodasikan dari masing-masing area.
Ruang privasi (pengelola pasar; dilantai dua)
Ruang publik pasar induk
Ruang publik pasar wisata Ruang publik pasar grosir
Ruang publik pasar hewan Ruang privasi (kantor DisHub)
Ruang semi publik (loading dock)
Gambar 4.11 Analisis zoning (1) Sumber: Hasil Analisis.2009
Ruang publik pasar hewan Ruang privasi (kantor DisHub) Ruang privasi (pengelola pasar; dilantai dua)
Ruang publik pasar induk
Ruang publik pasar wisata Ruang publik pasar grosir Ruang semi publik (loading dock)
Gambar 4.12 Analisis zoning (2) Sumber: Hasil Analisis.2009
4.2 Analisis Bangunan
Pada analisis bangunan yang akan di analisis diantaranya yaitu: analisis fungsi, analisis pelaku dan aktifitas, anlisis ruang (jenis ruang, dimensi ruang dan hubungan antar ruang), bentuk dan tampilan bangunan serta penghawaan dan pencahayaan. Analisis ini akan dijelaskan dengan deskriptif dan gambar (sketsa) sebagai berikut:
4.2.1 Analisis Fungsi
Analisis fungsi bangunan Pasar Karangploso Kabupaten Malang, dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1. Primer
Fungsi primer Pasar Karangploso Kabupaten Malang, yaitu sebagai pasar induk karena keberadaan Pasar Karangploso Kabupaten Malang merupakan salah satu pasar terbesar yang ada di Kabupaten Malang sebagai tempat atau area penyuplai barang dari pedagang-pedagang besar didistribusikan kepada pedagang-pedagang kecil atau eceran lainnya. 2. Sekunder
Fungsi sekundernya yaitu sebagai pasar wisata karena menyediakan fasilitas penjual souvenir atau aksessoris selain apa yang dijual dalam pasar pada umumnya serta ada fasilitas tempat parkir bus untuk pengunjung diluar daerah atau kota.
3. Tersier
Sedangkan fungsi tersiernya yaitu fasilitas terminal MPU (mikrolet), kantor Dishub, los semi permanen, pasar hewan, pasar sayur grosir, ruko,
pengolahan sampah, TPS, Musholla dan parkir bus, sebagai pendukung kegiatan Pasar Karangploso Kabupaten Malang.
4.2.2 Analisis Pelaku dan Aktifitas
Analisis pelaku dan aktivitas di bagi menjadi dua: 1. Primer
Analisis pelaku dan aktivitas yang tergolong primer adalah penjual, pembeli dan distributor. Khusus untuk penjual dibagi menjadi empat, yaitu:
1) Penjual di kios
Yaitu penjual yang berada dalam ruang dengan batasan adanya dinding, pedagang yang berjualan pada area ini biasanya untuk pedagang yang masuk kategori pasar kering, misalkan: penjual pakaian, perabot rumah tangga dan lain-lain.
Pasar grosir sayur sebagai fungsi sekunder
Kantor dishub, terminal MPU, pasar hewan, pengolahan sampah, TPS, parkir bus, dan musholla, sebagai fungsi tersier pasar
Kios souvenir atau aksessoris sebagai fungsi sekunder pasar Parkir bus
Pasar induk sebagai fungsi primer
Gambar 4.13 Analisis fungsi bangunan pada lahan tapak rancangan Sumber: Hasil Analisis. 2009
2) Penjual di bedak
Yaitu penjual yang berada dalam ruang yang ukurannya lebih kecil dari kios dengan batasan adanya dinding, pedagang yang berjualan pada area ini biasanya untuk pedagang yang masuk kategori pasar kering.
3) Penjual di los (lapak)
Yaitu penjual yang berada dalam ruang tanpa pembatas dinding hanya sebuah meja saji yang menjadikan batas area jual, biasanya pada area ini digunakan untuk pedagang yang masuk kategori pasar basah, misalkan: penjual daging, sayur-sayuran dan ikan.
4) Penjual di los (pelataran)
Yaitu penjual yang berada dalam ruang tanpa pembatas dinding hanya sebuah batasan pada area pada lantai, ukuran lebih kecil dari los lapak dan tanpa meja, ketika pulang barang dibawa.
2. Sekunder
Sedangkan yang tergolong sekunder meliputi pengelola pasar, keamanan dan petugas kebersihan.
Diagram pelaku dan aktivitas yang tergolong primer sebagai berikut:
Pembeli membawa uang memilih barang masuk pasar menawar kesepakatan dibeli pulang
tidak ada kesepakatan pulang
pindah ke pedagang lain
datang Penjual
di kios masuk pasar kios
menata dagangan berdagang menawarkan dagangan kesepakatan dijual dapat imbalan puas
sepi pembeli tutup kios pulang
tidak ada kesepakatan
tidak dijual
datang Penjual
di bedak masuk pasar bedak
menata dagangan berdagang menawarkan dagangan kesepakatan dijual dapat imbalan puas
sepi pembeli tutup bedak pulang
tidak ada kesepakatan
datang Penjual
di los (lapak)
bawa barang
dagangan los (lapak)
menata dagangan menawarkan dagangan kesepakatan dijual dapat imbalan puas masuk pasar
sepi pembeli mengkondisikan
barang dagangan pulang
berdagang tidak ada kesepakatan tidak dijual datang Penjual di los (lesehan) bawa barang
dagangan los (lesehan)
berdagang menawarkan dagangan kesepakatan dijual masuk pasar dapat imbalan puas menata dagangan
sepi pembeli barang dagangan mengkondisikan pulang tidak ada kesepakatan
Sedangkan diagram pelaku dan aktivitas yang tergolong sekunder adalah sebagai berikut:
Pengelola datang masuk pasar kantor kerja mengawasi
kondisi pasar
istirahat
kerja mengawasi kondisi pasar
jam kerja habis
pulang
Distributor datang masuk pasar bawa pasokan
barang memasukkan barang kantor urusan barang ruang tunggu gudang pulang
Diagram 4.14 Aktivitas Golongan Primer Sumber: Hasil Analisis.2009
Keamanan datang masuk pasar pos keamanan
kerja mentertibkan dan mengamankan
kondisi pasar
istirahat
jam kerja habis
pulang kerja mentertibkan dan mengamankan
kondisi pasar
Petugas
kebersihan datang masuk pasar gudang ambil alat
kerja mengkondisikan dan membersihkan
sampah pasar
istirahat
jam kerja habis
pulang kerja mengkondisikan
dan membersihkan sampah pasar
Diagram 4.15 Aktivitas Golongan Sekunder Sumber: Hasil Analisis.2009
4.2.3 Analisis Ruang
Berupa analisis fungsi ruang yang mendukung perwujudan bangunan sesuai dengan pendekatan masalah, yaitu dengan pemunculan kebutuhan ruang yang di butuhkan pada perancangan kembali Pasar Karangploso Kabupaten Malang serta fungsi ruangan, dimensi ruang dan hubungan antar ruang.
4.2.3.1 Jenis Ruang
Kebutuhan jenis ruang yang ada menyesuaikan dengan jenis pasar yang dikelola. Karena Pasar Karangploso Kabupaten Malang tergolong pasar induk dengan skala regional artinya dapat menjangkau wilayah kota maupun luar kota, maka kebutuhan jenis ruang yang meliputi sarana dan prasarana yang tersedia nantinya harus lengkap. Adapun jenis ruang dan fungsinya dibagi menjadi dua macam, yaitu ruang sarana pasar dan ruang prasarana pasar. Untuk lebih jelasnya bisa di lihat pada tabel 4.1 dan 4.2 di bawah ini:
No. Nama Ruang Fungsi
1. Kios permanen Sebagai pasar kering
2. Toko Sebagai pasar kering
3. Bedak Sebagai pasar kering dan basah
4. Los lapak Sebagai pasar kering dan basah
5. Los pelataran Sebagai pasar kering dan basah 6. Ruang informasi Sebagai pusat informasi tentang pasar
7. Gudang Sebagai tempat penyimpanan barang
8. KM/WC Tempat buang hajat kecil atau besar
Tabel 4.1
Jenis ruang sarana dan fungsinya pada lantai 1
No. Nama Ruang Fungsi
1. Kantor Pasar Sebagai pengelola pasar
2. Kios permanen Sebagai pasar kering
3. Toko Sebagai pasar kering
4. Bedak Sebagai pasar kering dan basah
5. Kantor keamanan Sebagai keamanan dan ketertiban pasar 6. Ruang informasi Sebagai pusat informasi tentang pasar
7. Gudang Sebagai tempat penyimpanan barang
8. KM/WC Tempat buang hajat kecil atau besar
No. Nama Ruang Fungsi
1. Kios jual aksessoris dan souvenir
Sebagai tempat jualan aksessoris anak-anak hingga orang dewasa serta souvenir
2. Los semi permanen Tempat jualan para PKL/Tempat grosir sayur
3. Pasar hewan
Sebagai tempat jual beli hewan dan daging hewan (ayam, bebek, kambing dan sapi)
4. Pasar sayur grosir Sebagai tempat jual segala macam sayuran dalam jumlah besar
5. Wartel Sebagai alat komunikasi
6. Kantor Dinas Perhubungan (DisHub)
Sebagai pengelola adanya terminal angkutan umum
7. Musholla Sebagai tempat ibadah oarang islam
8. ATM center Sebagai tempat transaksi uang (transfer atau penarikan uang)
9. Terminal angkutan umum Sebagai tempat parkir para angkutan umum
10. Parkir bus Khusus untuk parkiran bus wilayah kota atau luar kota
11. Parkir mobil Khusus untuk parkiran mobil
12. Parkir sepeda motor Khusus untuk parkiran sepeda motor 13. Parkir delman Khusus untuk parkiran delman 14. Tempat ojek Khusus untuk pangkalan ojek sepeda
motor
15. Tandon air Sebagai penyuplai air bersih Tabel 4.3
Jenis ruang prasarana dan fungsinya Tabel 4.2
Jenis ruang sarana dan fungsinya pada lantai 2
16. KM/WC Tempat buang hajat kecil atau besar 17. Tempat Pembuangan Sampah
(TPS) Sebagai tempat pembuangan sampah
18. Tempat pengolahan sampah Sebagai tempat pengolahan sampah kering atau basah
4.2.3.2 Dimensi Ruang
Adalah analisis berupa ukuran besaran ruang yang di butuhkan dalam rencana merancang kembali Pasar Karangploso Kabupaten Malang. Adapun analisis besaran ruang adalah sebagai berikut:
KANTOR MANAJEMEN PASAR Jenis Ruang kapasitas Jumlah Ruang Stan dart Sum
ber Pendekatan Luas
K E B U T U H A N R U A N G K A N T O R R. Pimpinan 1 1 1,15 – 2m2 / orang EN Luas pokok = 1 x 2 m 2 = 2 m2 Sirkulasi 50% x 2 m2 = 1 m2 3 m 2 R. Tamu 4 1 - A Space T.duduk (60x60) = 0,36m2 x 4 = 1,44 m2 Meja (60x120) = 0,72 m2 2,16 m2 x 1 = 2,16 m2 Sirkulasi 100% x 2,16 = 2,16m2 4,32 m2 R. Rapat Max 12 orang 1 1,15 - 2m2 / orang EN
Rapat dihadiri oleh: (1pimpinan + 3 kabag + 6 staf + 2 tamu) = 12 orang x 1,5 m2 = 18m2 Sirkulasi 30% x 18 m2 = 5,4 m2 23,4 m2 R. Pelaksana Teknis Administrasi 1 1 1,15 - 2m2 / orang EN Fasilitas:
Meja kerja + rak arsip (cabinet) = 1 x 1,8 m2 = 1,8 m2 Sirkulasi 50% x 1,8 m2 = 0,9m2 2,7 m2 R. Pelaksana Teknis Retribusi 1 1 1,15 - 2m2 / orang EN Fasilitas:
Meja kerja + rak arsip (cabinet) = 1 x 1,8 m2 = 1,8 m2 Sirkulasi 50% x 1,8 m2 = 0,9m2 2,7 m2 R. Pelaksana Teknis Ketertiban & Kebersihan 1 1 1,15 - 2m2 / orang EN Fasilitas:
Meja kerja + rak arsip (cabinet) = 1 x 1,8 m2 = 1,8 m2 Sirkulasi 50% x 1,8 m2 = 0,9m2 2,7 m2 R. Kerja Staff Teknis Administrasi 2 1 1,15 - 2m2 / orang EN Fasilitas:
Meja kerja + rak arsip (cabinet) = 2 x 1,6 m2 = 3,2 m2; Sirkulasi 50% x 3,2 m2 = 1,6m2 4,8 m2 R. Kerja Staff Teknis Retribusi 2 1 1,15 - 2m2 / orang EN Fasilitas:
Meja kerja + rak arsip (cabinet) = 2 x 1,6 m2 = 3,2 m2;
Sirkulasi 50% x 3,2 m2 = 1,6m2 4,8 m 2
Sumber: Hasil Analisis.2009
Tabel 4.4
R. Kerja Staff Teknis Ketertiban & Kebersihan 2 1 1,15 - 2m2 / orang EN Fasilitas:
Meja kerja + rak arsip (cabinet) = 2 x 1,6 m2 = 3,2 m2; Sirkulasi 50% x 3,2 m2 = 1,6m2 4,8 m2 Musholla 10 1 0,90 m 2/ orang EN Luas pokok 10 x 0,90 m2 = 9m2 Sirkulasi 40% x 9 m2 = 3,6m2 12,6 m2
Gudang - 1 - SB Meja + rak arsip = 6,25 m2 6,25 m2
Toilet 1 3 2,52m 2/ orang EN Luas pokok = 1 x 2,52 m2= 2,52m2 x 3 = 7,56 Sirkulasi 50% x 7,56 m2 = 3,78m2 11,34 m2 TOTAL 83,41 m2 + sirkulasi 20% = 83,41 m2 + 16,68 m2 = 99,68 m2
PASAR INDUK KARANGPLOSO Jenis Ruang Kapasitas Jumlah Ruang Stan dart Sum
ber Pendekatan Luas
K E B U T U H A N R U A N G P A S A R K A R A N G P L O S O K A B U P A T E N M A L A N G R. Informasi - 2 2 m2 JP & MZ Fasilitas: Meja + kursi = 2 x 2 m2 = 4 m2 4 m 2 Toko Max 8 orang 60 A & SB Fasilitas: Area penjualan 60 x 4 x 4 (modul) = 960 m2 Sirkulasi 30% x 960 = 288 m2 1.248 m2 Kios Max 6 orang 128 - A & SB Fasilita: Area penjualan 128 x 5 x 3 (modul) = 1950 m2 Sirkulasi 30% x 1950 m2 = 585m2 2535 m2 Bedak Max 3 orang 320 - A & SB Fasilitas: Area penjualan 320 x 3 x 2 (modul) = 1920 m2 Sirkulasi 30% x 1920 m2 = 576m2 2496 m2 lapak Max 2 orang 288 - A & SB Fasilitas: Meja+kursi 288 x 2 x 1,5 (modul) = 864 m2 Sirkulasi 30% x 864 m2 = 259,2m2 Total 1123,2 : 2 = 561,6 m2 561,6 m2 Pelataran Max 2 orang 170 - A & SB
Fasilitas: Area penjualan 160 x 1,8 x 1,5 (modul) = 432m2 10 x 1,5 x 1,5 (modul) = 22,5m2 Sirkulasi 30% x 454,5 m2 = 136,35m2 Total 590,85 m2 : 2 = 295,425 295,42 m2 Km/wc 2 40 WC = 1,08m2/ orang JP & MZ 2 x 1,08 m2 = 2,16 m2 Sirkulasi 50% x 2,16 m2 = 1,08m2 Sehingga: 40 x 1,08 m2 = 43,2m2 43,2 m2 Gudang - 6 - A 2 x 3 = 6 m2 6 m2 x 6 = 36 m2 Sirkulasi 50% x 36 m2 = 18 m2 54 m2 Tandon air bersih - 4 - A Luas 7,5 x 2,5 = 18,75 m2 18,75 m2 x 4 = 75 m2 Sirkulasi 30% x 75 m2 =22,5m2 97,5 m2 TOTAL 7334,72 m2 + sirkulasi 20% = 7334,72 m2 + 1466,94 m2 = 8801,66 m2
FASILITAS PENUNJANG PASAR Jenis Ruang Kapasitas Jumlah Ruang Stan dart Sum
ber Pendekatan Luas
P A S A R W IS A T A ( T O K O S O U V E N IR
) Retail Shop Max 6
orang 36 - A & SB Fasilitas: Area penjualan 36 x 3 x 5 (modul) = 540 m2 Sirkulasi 30% x 540 m2 = 162 m2 702 m2 ATM 2 1 - A 2 x 1 x 1,5 = 3 m2 3 m2 Wartel 3 1 0,81m 2 /orang JP & MZ Fasilitas:
Meja telepon + kursi = 0,81 m2 KAsir = 0,81 m2 Sirkulasi 20% x 1,62 = 0,324 m2 Sehingga: 3 x 1,944 m2 = 5,832m2 5,832 m2 Gudang - 2 - A 2 x 5 = 10 m2 10 m2 x 2 = 20 m2 Sirkulasi 50% x 20 m2 = 10 m2 10 m2 Km/wc 2 8 WC = 1,08m2/ orang JP & MZ 2 x 1,08 m2 = 2,16 m2 Sirkulasi 50% x 2,16 m2 = 1,08m2 Sehingga: 8 x 1,08 m2 = 8,64 m2 8,64 m2 TOTAL 729,472 m2 + sirkulasi 20% 729,472 m2 + 145,8944 m2 = 875,36 m2 Jenis Ruang Kapasitas Jumlah Ruang Standa rt Sum
ber Pendekatan Luas
P A S A R G R O S IR S A Y U R
Los lapak Max 3 orang 40 - A & SB Fasilitas: Area penjualan 40 x 1,25 x 2 (modul) = 100 m2 Sirkulasi 30% x 100 m2 = 30 m2 130 m2
Los pelataran Max 3 orang 40 - A & SB Fasilitas: Area penjualan 40 x 1,25 x 2 (modul) = 100 m2 Sirkulasi 30% x 100 m2 = 30 m2 130 m2 Km/wc 2 8 WC = 1,08m2/ orang JP & MZ 2 x 1,08 m2 = 2,16 m2 Sirkulasi 50% x 2,16 m2 = 1,08m2 Sehingga: 8 x 1,08 m2 = 8,64 m2 8,64 m2 TOTAL 268,64 m2 + sirkulasi 20% 268,64 m2 + 53,728 m2 = 322,36 m2
Jenis Ruang Kapasitas Jumlah Ruang Stan dart Sum
ber Pendekatan Luas
P A S A R H E W A N R. Kantor - 1 - A & SB Luas 4 x 3 = 12 m2 12 m2 x 1 = 12 m2 Luas r.dokumentasi 2 x 1,5 = 3m2 3 m2 x 1 = 3 m2 Sirkulasi 30% + 15 m2 = 4,5 m2 19,5 m2
T. Ternak sapi 10 ekor 1 2,2 m 2
/ternak EN
10 x 2,3 m2 = 23 m2
Sirkulasi 30% x 23 m2 = 6,9 m2 29,9 m2 T. Makan sapi 10 ekor 1 1,98 m
2 /ternak EN 10 x 1,98 m2 = 19,8 m2 Sirkulasi 20% x 19,8 m2 = 3,96m2 23,76 m2 T. Ternak kambing 20 ekor 1 0,88 m2 /ternak EN 20 x 0,88 m2 = 17,6 m2 Sirkulasi 30% x 17,6 m2 = 5,28m2 22,88 m2 T. Makan Kambing 20 ekor 1 - A 0,8 x 0,5 = 0,4 m2 Sirkulasi 20% x 0,4 m2 = 0,12 m2 Sehingga 20 x 0,12 m2 = 2,4 m2 2,4 m2 T. Ternak Ayam Max 286 ekor 1 - A 0,3 x 0,2 = 0,06 m2 Sirkulasi 100% x 0,06 m2 = 0,06m2 Sehingga 286 x 0,06 m2 = 17,16m2 17,16 m2 T. Ternak Bebek Max 286 ekor 1 - A 0,3 x 0,2 = 0,06 m2 Sirkulasi 100% x 0,06 m2 = 0,06m2 Sehingga 286 x 0,06 m2 = 17,16m2 17,16 m2 T.Pemotonga n sapi &kambing - 1 - A Luas 5 x 3 = 15 m2 15 m2 T.Penampung kotoran sapi 10 1 0,6 m2 /ekor EN 10 x 0,6m2 = 6 m2 Sirkulasi 30% x 6 m2 = 1,8 m2 7,8 m2 T.Penampung kotoran kambing 20 1 0,35 m 2 /ekor EN 10 x 0,35 m2 = 3,5 m2 Sirkulasi 30% x 3,5 m2 = 1,05 m2 4,55 m2 T.Pemotonga n Ayam & bebek - 1 - A Luas 5 x 6 = 30 m 2 Sirkulasi 30% x 30 m2 = 9 m2 39 m 2 Km/wc 2 2 WC = 1,08m2/ orang JP & MZ 2 x 1,08 m2 = 2,16 m2 Sirkulasi 50% x 2,16 m2 = 1,08m2 Sehingga: 2 x 1,08 m2 = 2,16 m2 2,16 m2 TOTAL 201,27 m2 + sirkulasi 20% 201,27 m2 + 40,254 m2 = 241,52 m2
FASILITAS PENUNJANG LAINNYA K E B U T U H A N R U A N G P E L E N G K A P Jenis Ruang Kapasitas Jumlah Ruang Standa rt Sum
ber Pendekatan Luas
Cassier of Parking 1 4 0,96 m2 /orang EN 1 x 0,96 m2 = 0,96 m2 Sirkulasi = 20% x 0,96 = 0,192m2 Sehingga 4 x 0,192 m2 = 0,768m2 0,768 m2 Pos satpam 2 10 - A 10 x 2 x 2 m2= 40 m2 40 m2
Jasa selep - 1 - A Luas pokok 8 x 3 = 24 m2 24 m2
Pusat Informasi 2 1 2 m 2 JP & MZ Luas pokok 3 x 4 = 12 m 2 12 m2 Kantor
DISHUB 4 1 - A Luas pokok 4 x 4 = 16 m
2 16 m2 Musholla 60 1 0,90 m 2/ orang EN Luas pokok 60 x 0,90 m2 = 54m2 Sirkulasi 40% x 54 m2 = 21,6 m2 75,6 m2 Tempat istirahat sopir MPU - 4 - A Luas pokok 6 x 12 = 72 m2 Sirkulasi 30% x 72 m2 = 21,6 m2 93,6 m2 T.Menunggu Penumpang 6 MPU 1 7,1668 m2 /angkuta n EN 1 x 7,1668 m2 = 7,1668 m2 Sirkulasi 100% x 7,1668 m2 = 7,1668 m2 Sehingga 6 x 7,1668 m2 = 43,0008m2 43,0008 m2 Bengkel
khusus MPU - 1 - A Luas pokok 7 x 4 = 28 m
2 28 m2 TPS - 1 Volume Standar 5,35 l/m2 Vol min. Vs-2,55 Vol mak. Vs+2,25 A (Stand ar sam Pah pa sar)
Vs = Luas lahan : Vol.Standar Vs = 230 m2 : 5,35 = 42,99 m3 Vmin = 42,99 m3 – 2,25 = 40,74m3 Vmax = 42,99 m3 + 2,25 = 45,24m3 45,24 m3 Sirkulasi Ramp - 8 1,583 x 9,61 m2/ unit EN 8 x 1,583 x 9,61 m 2 = 121,70104m2 121,70104 m2 Tangga - 8 6,2 m2 EN 8 x 6,2 m2 = 49,6 m2 49,6 m2 Tangga darurat - 4 6,2 m 2 EN 4 x 6,2 m2 = 24,8 m2 24,8 m2 TOTAL 574,30984 m2 + sirkulasi 20% = 574,30984 m2 + 114,861968 m2 = 850,63m2
TOTAL LUASAN BANGUNAN
Ruang Kantor Manajemen Pasar 99,68 m2
Pasar Induk Karangploso 8.801,66 m2
Pasar Wisata (Toko Souvenir) 875,36 m2
Pasar Grosir Sayur 322,36 m2
Pasar Hewan 241,52 m2 Fasilitas Penunjang 850,63 m2 JUMLAH TOTAL 11.191,21 m2 Keterangan: EN = Ernst Neufert SB = Studi banding
JP & MZ = Julius Paneto dan Martin Zelnik
A = Analisis
LUAS LAHAN TAPAK: 41.813 m2 Perhitungan perbandingan 30% : 70%
Jadi, 30% x 41813 m2 = 12.543,9 m2, Sisanya 70% x 41813 m2 = 29.269,1 m2 sebagai lahan terbuka (taman, parkir, terminal MPU, dan area parkir loading
dock).
Hal ini berarti, luas Koefisiensi Dasar Bangunan yang diperoleh
(11.191,21 m2 < 12.543,9 m2) masih memenuhi persyaratan Konsep
Sustainable
4.2.3.3 Hubungan Antar Ruang
Analisis hubungan antar ruang adalah hubungan antar ruang-ruang yang ada pada Pasar Karangploso Kabupaten Malang, baik hubungan dari ruang-ruang sarana di pasar itu sendiri atau hubungan dengan ruang-ruang prasarana atau sebaliknya. Analisis hubungan ruang ini, dilihat dari akses antar ruang-ruang yang ada, secara langsung atau tidak langsung. Lebih jelasnya bisa dilihat pada skema berikut:
Skema 4.16 Hubungan antar ruang dalam pasar Sumber: Hasil Analisis.2009
LOS LAPAK KIOS
LOS LESEHAN BEDAK
KANTOR KEAMANAN PUSAT INFORMASI GUDANG BARANG DAGANGAN GUDANG BARANG PEMBERSIH KM/WC Langsung TidakLangsung Keterangan:
T. SOPIR MPU KANTOR DISHUB LOADING DOCK TERMINAL PASAR HEWAN PENGOLAHAN SAMPAH TPS MUSHOLLA TEMPAT WUDLU
PASAR SAYUR GROSIR
WARTEL PASAR WISATA ATM BERSAMA KIOS SEMI PERMANEN PARKIR TOILET UMUM Langsung Tidak Langsung Keterangan:
Skema 4.17 Hubungan antar ruang luar pasar Sumber: Hasil Analisis.2009
TANDON AIR
PASAR INDUK
PASAR GROSIR WARTEL
PARKIR PARKIR MUSHOLLA TEMPAT WUDLU KANTOR PASAR LOADING DOCK PARKIR KIOS SOUVENIR
ATM BERSAMA TOILET UMUM PARKIR PARKIR
PARKIR
Langsung Tidak Langsung Keterangan:
Skema 4.18 Hubungan pasar induk dengan ruang luar pasar Sumber: Hasil Analisis.2009
KANTOR DISHUB PASAR HEWAN PENGOLAHAN SAMPAH TPS TANDON AIR TERMINAL MPU
4.2.4 Bentuk dan Tampilan Bangunan
Berupa analisis fisik yang mendukung perwujudan bangunan sesuai dengan pendekatan masalah. Berupa pemunculan karakter bangunan yang serasi dan saling mendukung. Analisis bentuk dan tampilan bangunan meliputi:
4.2.4.1 Karakter Fungsional Bangunan
Karakter bangunan Pasar Karangploso Kabupaten Malang, mengambil atau melihat karakter pasar pada umumnya yaitu berupa deretan ruang dengan koridor di tengah atau diluar. Dengan melihat kondisi disekitar, maka karakter bangunannya tradisional dengan sentuhan gaya modern (semi modern). Sedangkan karakter dari segi tema yang di ambil yaitu sustainable, sebuah bentuk sederhana dan menarik dengan atap pelana seperti sebelumnya menyesuaikan dengan lingkungan sekitar serta kondisi iklim yaitu sub-tropis.
4.2.4.2 Bentuk Dasar
: Cocok, karena bersifat sederhana, efisien, statis dan stabil untuk bangunan pasar, sesuai dengan kondisi sekitar.
Persegi dan kubus
Gambar 4.20 Bentuk bangunan sekitar pasar Sumber: Hasil Survey Lapangan.2009 Gambar 4.19 Bentuk bangunan pasar
yang akan di redesain Sumber: Hasil Survey Lapangan.2009
4.2.4.3 Tampilan
Analisis tampilan lebih mengarah pada bentuk tampak depan bangunan (facade) yang bisa menarik perhatian pengunjung untuk masuk berkunjung atau belanja ke pasar.
Tampak atau muka bangunan lebih menyesuaikan dengan kondisi sekitar bangunan, agar terlihat menyatu dengan bangunan sekitar. Gambar 4.22 Analisis bentuk tampak bangunan
Sumber: Hasil Analisis.2009
: Kurang cocok, karena pasar bukan bangunan monumental melainkan bangunan publik yang memakai ruang-ruang dalam bentuk persegi.
: Cocok, apabila dimodifikasi dengann bentuk yang lain dan kurang cocok apabila berbentuk lingkaran atau bola saja karena menyesuaikan dengan kondisi tapak juga.
Segi tiga dan piramida
Iingkaran dan bola
Gambar 4.21 Analisis bentuk dasar bangunan Sumber: Hasil Analisis.2009
4.2.5 Analisis Penghawaan
Pada analisis penghawaan mengarah pada rancangan bangunan bagian dalam (ruang). Karena tema yang di pakai adalah arsitektur berkelanjutan, maka lebih memperhatikan pada kenyamanan pengguna (thermal comfort) dan pemanfaatan penghawaan alami.
Gambar 4.24 Analisis arah angin berhembus Sumber: Hasil Analisis.2009
U
Arah angin berhembus paling kencang dari arah timur, karena dari arah ini terdapat ruang terbuka hijau (RTH).
Peletakan beberapa titik vegetasi pada area sekitar bangunan pasar difungsikan sebagai pengarah angin dan penetralisir udara kotor (debu dan asap kendaraan) ke dalam bangunan. Tampak atap diubah
menjadi bentuk atap pelana dengan sedikit dimodifikasi
(mengambil bentuk atap malangan)
Deretan kios permanen
Vocal point pada tampak bangunan, atap menggunakan atap pelana (sebelumnya atap perisai) dan lebih di tinggikan dari atap-atap disampingnya sekaligus sebagai gerbang utama masuk (main entrance) Bukaan-bukaan
pada bedak lantai 2 sebagai pencahayaan alami
Gambar 4.23 Analisis tampak bangunan Sumber: Hasil Analisis.2009
4.2.6 Analisis Pencahayaan
Pada analisis pencahayaan, juga mengacu pada tema arsitektur berkelanjutan, yang dimana memanfaatkan energi alam berupa sinar matahari sebagai pencahayaan alami pada rancangan secara optimal.
Gambar 4.27 Arah matahari terbit dan terbenam Sumber: Hasil Analisis.2009
U
Catatan: Area bangunan yang terkena sinar matahari langsung akan digunakan sebagai pasar kering Pasar keringPasar basah
Pasar grosir sayur
Kios dan bedak Los lapak dan pelesteran
Angin Angin
Lapak
Gambar 4.25 Analisis bukaan pada bangunan pasar Sumber: Hasil Analisis.2009
Gambar 4.26 Analisis penghawaan alami pada bangunan Sumber: Hasil Analisis.2009
Angin Sirkulasi Lantai 2 Tangga Bedak Kios Angin
4.3 Analisis Elemen Fisik
Bagian dari proses perencanaan yang berkaitan dengan rancangan spatial lingkungan untuk menghasilkan rancangan yang peduli dengan lingkungan di sekitarnya. Tentunya tidak hanya berkaitan dengan elemen-elemen fisik yang spesifik saja, akan tetapi juga elemen-elemen lain yang penting bagi masyarakat sekitar. Analisis elemen fisik meliputi:
4.3.1 Tata Guna Lahan
Penggunaan lahan berdasarkan kondisi dan kecenderungan perkembangan guna lahan. Kondisi lahan saat ini adalah sebagai area perdagangan berupa Pasar
Connect Space
koridor Kantilever fiberglass
Kios/toko
Kios/toko
Gambar 4.28 Analisis pencahayaan alami Sumber: Hasil Analisis.2009
Connect Space
Kios/toko bedak
Karangploso (Pasar Semi Modern) sekaligus sebagai Pasar Wisata (yoko souvenir), yang akan mengalami perancangan kembali.
Konsep analisis tata guna lahan yang dipakai adalah:
1. Floating Used yaitu konsep guna lahan dimana terdapat kecenderungan penggunaan lahan dan bangunan untuk lebih dari satu fungsi kegiatan.
4.3.2 Bentuk dan Massa Bangunan
Pengertian awalnya menyangkut bentuk dan tatanan massa bangunan hanya pada aspek fisik dan rona (setting) khusus meliputi :
4.3.2.1 Ketinggian (Heights), Ketinggian bangunan yang akan di gunakan
pada rancangan sesuai dengan kebutuhan untuk 10 tahun mendatang (mengacu tema sustainable). Analisis ketinggian lantai yaitu dua lantai sesuai dengan aturan di ADTRK Karangploso.
Kantor pengelola pasar
Pasar kering (toko, kios, bedak, & los)
Pasar Karangploso Musholla Pasar Wisata
Parkir bus Pasar basah (toko, kios, bedak, & los)
Bengkel MPU Terminal MPU Kantor DisHub Jasa selep Pasar hewan TPS Pasar grosir sayur & tempat PKL
Gambar 4.29 Analisis Tata guna lahan Sumber: Hasil analisis.2009
Gambar 4.30 Tinggi Bangunan Sumber: Hasil analisis.2009
4.3.2.2 Pemunduran (Setback), dikarenakan oleh faktor ketinggian
bangunan dan visual dari jarak jalan raya. Akan tetapi disini, pada rancangan kembali Pasar Karangploso kabupaten Malang sudah mengalami kemunduran bangunan dari jarak jalan raya.
4.3.2.3 Penutup atau Selubung Bangunan (Building coverage) yaitu
material yang menutupi seluruh bagian bangunan. Gambar 4.31 Pemunduran (Setback) pada bangunan
Sumber: Hasil analisis.2009
Setback
Setback
Setback
Setback
Lokasi pasar Karangploso
Building Coverage
Building Coverage
Building Coverage
Building Coverage
Menggunakan dinding permanen dari batu bata
Gambar 4.32 Selubung Bangunan (building coverage) Sumber: Hasil Analisis.2009
4.3.2.4 Massa Bangunan
Untuk massa bangunan terdapat tiga alternatif model massa bangunan yang akan di gunakan pada perancangan kembali Pasar Karangploso Kabupaten Malang. Nanti di pilih salah satu dari tiga alternatif model massa bangunan.
Tiga model massa bangunan tersebut adalah:
a. Grid, pola massa sejajar dan seimbang atau dua set jalan-jalan sejajar yang saling berpotongan dengan jarak yang sama membentuk bujur sangkar. Kesamaan dimensinya dan sifat simetri dua arah, grid bujur sangkar pada prinsipnya bersifat netral, tak berhirarki dan tak terarah.
b. Aksial, pola dengan massa memutar dan memilki sumbu sebagai garis tegas arah pandang dengan ruang kosong ditengah.
Gambar 4.33 Massa bangunan model grid Sumber: Hasil Analisis.2009
Analisis: keuntungannya yaitu lebih muda
meletakkan ruang-ruang dengan bentukan geometri yang jelas dan ruang dapat diorganisasi secara visual serta memiliki sifat sederhana dan statis. Kekurangannya sirkulasi terlalu banyak menghabiskan lahan yang ada dan agak mebingungkan pengunjung apabila mencari atau pindah ke pedagang yang lain.
Analisis: keuntungannya yaitu
bentukan ruang linier memutar artinya pengulangan ruang-ruang dengan sirkulasi memutar agar pengunjung tidak mengalami kejenuhan. Kekurangannya
menciptakan kesan jarak panjang dan monoton.
Gambar 4.34 Massa bangunan model aksial Sumber: Hasil Analisis.2009
c. Blok medan, tergantung pada lingkungannnya, yaitu situasi jalan sebagai pembatasnya, berfungsi sebagai blok yang mendefinisikan sisi.
4.3.3 Sirkulasi dan Parkir 4.3.3.1 Sirkulasi
Sistem sirkulasi memberikan kaitan yang menghubungkan antar ruang, sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi kendaraan yang merupakan unsur utama dalam menyusun perancangan
1. Sirkulasi Jalan Raya
2. Sirkulasi transportasi umum
Gambar 4.36 Analisis sirkulasi jalan raya ke arah lokasi tapak Sumber: Hasil Analisis.2009
Semua jalan raya yang ada memakai arah dua jalur Keterangan:
Jalur Putih: Jalur kendaraan
keluar masuk pasar
Jalur Kuning: Jalur kendaraan
umum di jalan raya
Lokasi pasar induk Pasar grosir sayur
Gambar 4.35 Massa bangunan model blok medan Sumber: Hasil Analisis.2009
Analisis: keuntungannya yaitu bentukan ruang
linier menyudut artinya pengulangan ruang-ruang dengan sirkulasi menyudut atau terpusat pada satu titik dengan pintu akses dua jalur (masuk dan keluar) dan cocok dengan lokasi lahan. Kekurangannya menciptakan kesan jarak panjang dan monoton yang mungkin buat pengunjung enggan berjalan dan apabila terjadi kebakaran pengunjung akan menumpuk pada pintu masuk.
2. Sirkulasi transportasi umum
3. Sirkulasi pejalan kaki (pedestrian)
3. Sirkulasi pejalan kaki (pedestrian)
IN
IN
IN
IN
IN
IN
IN
IN
OUT
OUT
OUT
OUT
Pasar Induk Terminal angkutan umum Kantor DisHubGambar 4.37 Analisis sirkulasi transportasi umum ke arah lokasi tapak Sumber: Hasil Analisis.2009
Jalur pejalan kaki lewat jalur pedestrian yang sudah terfasilitasi pada tepian jalan-jalan akses masuk dan keluar ke atau dari pasar.
Gambar 4.38 Analisis sirkulasi pejalan kaki ke atau dari pasar Sumber: Hasil Analisis.2009
Pasar induk Pasar grosir
sayur
4.3.3.2 Parkir
Sebagai tempat kendaraan yang bersifat sementara. Sekaligus sebagai fasilitas pada bagian rancangan bangunan. Pembagian parkir ada lima, yaitu: parkir angkutan umum (terminal), parkir bus, parkir mobil, parkir sepeda motor dan parkir delman.
4.3.4 Ruang Terbuka
Ruang terbuka atau biasa di sebut lahan hijau, adalah lahan yang tak terbangun hanya berupa lahan kosong yang diberi tanaman rumput dan vegetasi baik di kawasan luar bangunan atau dalam bangunan. Fungsinya bisa sebagai taman atau area resapan air, sirkulasi udara dan perkerasan atau jalan.
Parkir sepeda motor Parkir delman Parkir mobil & sepeda motor Parkir bus Terminal
Gambar 4.39 Analisis lokasi parkir Sumber: Hasil Analisis.2009
Parkir mobil & sepeda motor (depan pasar)
Pasar induk Karangploso
Parkir mobil
Parkir sepeda motor
IN
IN
IN
IN
Pasar grosir sayurIN
IN
IN
IN
OUT
OUT
OUT
OUT
Pasar Induk Parking area
RTH jadi parking area
Taman & brand identity
Jalan Gambar 4.40 Analisis pamanfaatan ruang terbuka
Sumber: Hasil Analisis.2009 Pasar grosir
4.3.5 Pendukung Kegiatan
Aktifitas pendukung yang berada di antara dua pusat aktifitas utama. Dapat berfungsi sebagai dinamisator kawasan, menghidupkan vitalitas kawasan, sebagai
Social Space bagi warga kota untuk saling berinteraksi.
4.3.6 Tanda-tanda (Sign)
Berupa tanda-tanda yang biasa sering di temui di pinggir-pinggir jalan. Tanda-tanda tersebut meliputi: rambu-rambu lalu lintas, sclupture, penunjuk arah dan reklame.
Kantor pengelola pasar Pasar kering Pasar Karangploso Musholla Pasar Wisata Parkir bus Pasar basah Bengkel MPU Terminal MPU Kantor DisHub Jasa selep Pasar hewan TPS Pasar grosir sayur & tempat PKL
Gambar 4.41 Analisis pendukung kegiatan Sumber: Hasil analisis.2009
Warung
Pasar grosir (lokasi pasar Karangploso sekarang)
Lokasi pasar Karangploso
Deretan toko
Tanda lampu rambu-rambu lalu lintas
Gambar 4.42 Titik-titik tanda (sign) di kawasan pasar Sumber: Hasil Analisis.2009
Sign
Sclupture dan
tanda informasi arah ke suatu daerah
4.4 Analisis Citra (Image)
Mengarahkan pandangan perancangan kawasan pasar ke arah yang memperhatikan pikiran terhadap kawasan dari orang yang hidup di dalamnya (human being). Sehingga memberikan efek terhadap setiap orang yang memandang atau melihat kawasan atau objek pasar tersebut, baik dalam skala makro atau skala mikro.
Keterangan:
: Tanda arah pintu masuk ke dalam pasar
: Tanda arah pintu keluar dari pasar
: Tanda penyeberangan jalan (zebra cross)
: Tanda parkir : Tanda parkir khusus
delman
: Tanda pangkalan ojek : Tanda tempat terminal Angkutan umum Jalan raya IN IN IN IN Jalan raya Zebra cross Tanda keluar Tanda masuk OUT OUT OUT OUT Gerbang pintu masuk Gerbang pintu keluar
P
MPU
Pangkalan ojek Terminal angkutan umum Parkir khusus delmanGambar 4.43 Aplikasi desain tanda-tanda (sign) di kawasan pasar Sumber: Hasil Analisis.2009
4.4.1 Lima Elemen Analisis Citra (Image): 4.4.1.1 Path (Jalur)
4.4.1.2Edge (Tepian)
Jl. Diponegoro berfungsi
sebagai path utama kawasan Karangploso, karena jalur ini ramai dilalui oleh kendaraan dari berbagai daerah Deretan toko
Lokasi pasar Karangploso (rancangan) Pasar grosir
Jalan pertigaan
sebagai path kedua
Jl. Panglima Sudirman sebagai path ketiga
Jl. Diponegoro
Gambar 4.44 Analisis citra (path/jalur) Sumber: Hasil Analisis.2009
Path
Path
Path
Path
Pasar sayur grosir (lokasi
pasar Karangploso sekarang) berfungsi sebagai edge terhadap Pasar Karangploso dan sifatnya menyatu karena mendukung kegiatan dalam pasar sebagai area jual beli
Deretan toko
Jl. Diponegoro
Jl. Panglima Sudirman
RTH
Dinding berfungsi sebagai edge yang
jelas dan sifatnya membagi. Sawah
Gambar 4.45 Analisis citra (edge/tepian) Sumber: Hasil Analisis.2009
E
E
E
Edge
dge
dge
dge
SawahSawah
4.4.1.3District (Kawasan) 4.4.1.4 Node (Simpul) 4.4.1.4 Node (Simpul) 4.4.1.5 Landmark (Tengeran) 4.4.1.5 Landmark (Tengeran) Deretan toko Pasar Karangploso (lokasi rancangan) Jl. Diponegoro Kios aksessoris
Pasar grosir (lokasi pasar sekarang)
RTH
Depot makan
Ruko dan deretan toko bersifat sebagai district perdagangan dan ekonomi
District
District
District
District
Gambar 4.46 Analisis citra (district/kawasan) Sumber: Hasil Analisis.2009
District perdagangan
Pemukiman Jl. Panglima Sudirman
Jalan pertigaan
bersifat sebagai node utama di kawasan Karangploso, citra tempat itu diperkuat dengan adanya tugu yang juga bersifat sebagai landmark Deretan toko
Pasar Karangploso (lokasi rancangan) Pasar grosir sayur
Gambar 4.47 Analisis citra (node/simpul) Sumber: Hasil Analisis.2009
Node
Node
Node
Node
Node
Tugu pada jalan
pertigaan bersifat sebagai landmark kawasan Kec. Karangploso. Deretan toko Jl. Diponegoro
Gambar 4.48 Analisis citra (landmark/tengeran) Sumber: Hasil Analisis.2009
Landmark
Landmark
Landmark
Landmark
LandmarkTaman & Brand
identity berupa sclupture bersifat sebagai landmark kawasan Pasar karangploso Pasar Karangploso (lokasi rancangan) Pasar grosir sayur
4.5 Analisis Struktur & Utilitas 4.5.1 Analisis Struktur
Berupa rencana struktur yang akan digunakan pada Perancangan Kembali Pasar Karangploso Kabupaten Malang. Adapun analisis struktur yang akan digunakan dengan mengacu pada tema sustainable architecture adalah: No. STRUKTUR PEMILIHAN STRUKTUR dan MATERIAL ALASAN
1. Pondasi Batu kali campur semen+pasir+air
Karena tanahnya tergolong bukan tanah keras. Pondasi batu kali bersifat efisien, praktis dan murah karena bahannya dari lokal yaitu berupa batu yang di dapat dari sungai kawasan Karangploso
2. Plat lantai Beton bertulang Kuat dan tahan lama
3. Lantai Keramik Praktis dan mudah
dibersihkan 4. Kolom los
permanen
Kolom praktis beton bertulang
Praktis, murah, kuat dan bisa tahan lama
5. Rangka atap kios
dan bedak Dari kayu
Bahan lokal, mudah dicari dan murah
6. Rangka atap los
permanen Dari baja
Bahan mudah dicari dan tahan lama
7. Rangka koridor
luar Aluminium Kuat dan efisien
8. Dinding Batu bata campur semen+pasir+air
Kuat, bahan lokal berupa batu bata dan
pemasangannya tidak rumit 9. Atap kios dan
bedak
Genteng dengan dilapisi cat anti luntur dan lumut
Bahan lokal, tahan lama dan mudah dicari
10. Atap los
permanen Asbes
Bahan lokal, menyerap panas sinar matahari dan tidak terlalu mengeluarkan biaya banyak
Tabel 4.5
11. Atap koridor Fiber glass
Bahannya bisa menyaring sinar matahari maka bisa dimanfaatkan sebagai pencahayaan pada ruang dalam 12. Kantilever pada etalase depan kios Fiber glass
Bisa menyaring sinar matahari dan tampias air hujan
4.5.2 Analisis Utilitas
Sedangkan untuk analisis utilitas pada Perancangan Kembali Pasar Karangploso Kabupaten Malang meliputi:
4.5.2.1 Instalasi Listrik
Ketersediaan daya listrik pada rancangan objek studi sangat diperlukan sebagai antisipasi keamanan, maka rencana daya listrik pada rancangan objek studi diperoleh dari PLN yang akan di back up oleh Genset. Pada genset nantinya dipasang saklar ohm yang dapat berfungsi secara otomatis apabila terjadi pemadaman listrik PLN.
Adapun analisis instalasi listrik dibagi menjadi dua, yaitu: Sumber: Hasil Analisis.2009
PLN MCB 2 MCB Utama Gardu Panel DP lt. 1 & 2 Diagram 4.49 Instalasi listrik alternatif ke-1
Sumber: Hasil Analisis.2009
4.5.2.2 Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi pada rancangan objek studi terinterkoneksi ke seluruh bangunan sebagai sistem kontrol aktifitas didalam bangunan, yaitu berupa telepon.
Telepon digunakan sebagai sarana percakapan, diantaranya yaitu:
Menggunakan sistem intercommunication (dalam ruang/antar blok/antar lantai) dengan cara penempatan control PABX (Private Automatic Branch Exchange) yang terletak di ruang utilitas.
Fasilitas telepon IDD pada ruang tertentu untuk komunikasi lokal, interlokal maupun sambungan international.
Fasilitas prasarana berupa wartel atau telepon umum untuk pelayanan masyarakat umum.
DIESEL GENSE Panel Utama MCB
Diagram 4.50 Instalasi listrik alternatif ke-2 Sumber: Hasil Analisis.2009
MCB 2 DP lt. 1 & 2 MCB 1 DP lt. 1 & 2
4.5.2.3 Sistem Penyediaan Air Bersih
Sumber penyediaan air bersih yang akan dipergunakan sebagai penunjang segala aktifitas pada perancangan obyek studi dapat diperoleh melalui dua alternatif penyediaan air bersih, yaitu:
1. Sumber air bersih dari PDAM
Gambar 4.51 Skematik air bersih tangki/tandon PDAM Sumber: Hasil Analisis.2009
1. Sumber air bersih dari sumur
Untuk mendapatkan sumur yang cukup bersih dan jernih, salah satu cara dengan menanam beberapa pohon yang akarnya mengikat air tanah. Pengambilan air tanah dilakukan seperlunya dan tidak berlebihan, karena dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan.
Gambar 4.52 Skematik air bersih dari sumur Sumber: Hasil Analisis.2009
Gambar 4.53 Potongan lapisan tanah untuk mendapatkan air bersih Sumber: Hasil Analisis.2009
4.5.2.1Sistem Drainase
Analisis sistem drainase pada lokasi obyek studi ada 4 macam, yang nantinya akan menyesuaikan dengan lokasi objek studi dengan tema yang di usung pada rancangan objek studi. Adapun ke empat macam sistem drainase tersebut adalah:
1) Sistem drainase permukaan, pada sistem ini, limpasan dari daerah yang diperkeras dan daerah yang tidak diperkeras ditampung dan di bawa ke luar tapak oleh saluran drainase permukaan. Kasarnya permukaan pada lapisan vegetatif saluran mengurangi kecepatan limpasan. Pengurangan kecepatan ini menguntungkan, tetapi pada kondisi tertentu permukaan saluran harus diperkeras untuk mencegah erosi di dalam saluran.
Gambar 4.54 Sistem drainase permukaan Sumber: Hasil Analisis.2009 Saluran pengumpul
drainase permukaan Titik tertinggi
Saluran pembuangan air hujan kota
Ke sungai Garis tanah
U
2) Sistem drainase bawah-tanah tertutup, sebuah sistem drainase bawah tanah tertutup menerima limpasan dari daerah yang diperkeras maupun yang tidak diperkeras dan membawanya ke sebuah pipa ke luar di sisi tapak (saluran permukaan atau sungai), ke sistem drainase kota, atau cekungan sedimen dan bak penampung pada tapak.
3) Sistem drainase bawah-tanah tertutup dengan tempat penampungan pada tapak, alternatif sistem drainase ini, memiliki keuntungan seperti halnya sistem drainase tertutup bawah tanah yang menggunakan pengendalian eroasi pada tapak, tetapi kerusakan di luar tapak dapat dihindari.
Gambar 4.55 Sistem drainase bawah tanah tertutup Sumber: Hasil Analisis.2009
Saluran pengumpul air hujan pada tapak
Saluran pembuangan air hujan kota Ke sungai
Kolam dalam penampungan
4) Sistem kombinasi drainase tertutup untuk daerah yang diperkeras dan drainase terbuka untuk daerah yang tidak diperkeras, pada sistem drainase ini, limpasan dari ruang terbuka dikumpulkan pada saluran drainase permukaan sementara limpasan dari daerah yang diperkeras dikumpulkan di dalam sistem drainase tertutup.
Gambar 4.56 Sistem drainase bawah tanah tertutup dengan penampungan pada tapak Sumber: Hasil Analisis.2009
Ke sungai
Saluran pembuangan air hujan kota Kolam penampungan
air hujan
Saluran pembuangan air hujan pada tapak
Saluran pembuangan air hujan pada tapak
Pelepasan dari saluran pembuangan air hujan pada tapak
Saluran pembuangan air hujan pada tapak
U
Gambar 4.57 Sistem drainase kombinasi Sumber: Hasil Analisis.2009
Saluran pembuangan air hujan kota Kolam penampungan air hujan Saluran pengumpul drainase permukaan Gorong-gorong Saluran pembuangan air hujan pada tapak Saluran pengumpul drainase permukaan
Ke sungai
4.5.2.5 Sistem Pembuangan Sampah
Analisis pada sistem pembuangan sampah ada dua alternatif, yaitu: 1) Melalui tong sampah yang kemudian di tampung di tempat pembuangan sampah sementara, baru kemudian diangkut ke TPA atau di olah sendiri jadi pupuk kompos.
2) Melalui lubang biopori khusus untuk sampah-sampah organik rumah tangga, secara otomatis akan menjadi pupuk kompos.
4.5.2.6 Sistem Pembuangan Air Kotor
Analisis pada sistem pembuangan air kotor ada tiga alternatif, yaitu:
1) Melalui drainase atau gorong-gorong yang kemudian ditampung melalui sumur resapan.
Tong sampah pasar TPS TPA
Pengolahan sampah
Diagram 4.58 Skematik sistem pembuangan sampah alternatif 1 Sumber: Hasil Analisis.2009
pupuk kompos
Tong sampah pasar Dipilih sampah organik rumah tangga Di masukkan lubang biopori
Menjadi pupuk kompos
Diagram 4.59 Skematik sistem pembuangan sampah alternatif 2 Sumber: Hasil Analisis.2009
2) Melalui drainase atau gorong-gorong akan tetapi air langsung di arahkan atau di buang ke saluran pembuangan air hujan kota menuju sungai.
3) Melalui lubang biopori sebagai wujud pemakaian teknologi baru yang ramah lingkungan, yaitu air disalurkan melalui lubang
berdiameter 10 cm dengan kedalaman 100 cm (1 meter) didalamnya di isi dengan dedaunan atau rumput yang nantinya akan mengalami proses pelapukan.
4.5.2.7 Sistem Keamanan
Pada kasus perancangan objek studi (pasar) yang merupakan bangunan umum dengan tingkat pemakaian bangunan secara terus-menerus dengan banyak pengguna di dalamnya, maka perencanaan sistem keamanan untuk keselamatan bangunan harus diperhatikan dengan baik. Adapun sistem keamanan yang ada pada perancangan objek pasar yaitu:
Gambar 4.60 Sketsa penampang lubang resapan biopori Sumber: Ariestio, Lubang Resapan Biopori.2007
1. Pencegahan Kebakaran
Untuk menghindari terjadinya kebakaran pada suatu bangunan, diperlukan suatu cara atau sistem pencegahan kebakaran karena kebakaran dapat menimbulkan kerugian berupa harta benda, kerusakan lingkungan, korban nyawa manusia dan terganggunya masyarakat disekitar bangunan.
Pada perancangan objek studi (pasar), kelengkapan alat pencegahan kebakaran yang dipergunakan, yaitu:
a. Hidran kebakaran
Hidran kebakaran merupakan suatu alat untuk memadamkan kebakaran yang sudah terjadi dengan penggunaan air. Hidran kebakaran dapat berupa hidran kebakaran dalam gedung dan di halaman bangunan. Di mana jumlah pemakaian hidran kebakaran pada suatu bangunan harus ditentukan dari klarifikasi bangunan dan jumlah luas bangunan tersebut.
b. Tabung Pemadam Kebakaran (APAR)
Sebagai kelengkapan peralatan pencegah kebakaran dalam suatu bangunan, perlu ditambahkan alat-alat pemadam kebakaran praktis yang dapat dilakukan penggunaannya oleh setiap pengguna bangunan, yaitu tabung pemadam kebakaran. Tabung ini umumnya dilatakkan pada tempat umum yang strategis dan mudah terjangkau oleh pengguna bangunan.
c. Sprinkler
Jika kebakaran terjadi pada suatu bangunan yang kesulitan dalam mengadakan pemadaman, maka diperlukan alat pemadam kebakaran yang bersifat otomatis. Dalam hal ini alat pencegah kebakaran yang dipergunakan pada perancangan objek studi adalah sprinkler.
2. Bahaya Kriminal
Mengantisipasi adanya bahaya kriminal yang terjadi pada objek (pasar), maka perlu adanya sistem pengendalian bahaya kriminal dengan melakukan beberapa cara, yaitu:
a. Melalui monitor pemantau (CCTV) yang akan dipasang pada beberapa sudut bangunan.
b. Menggunakan sistem alarm otomatis. c. Keamanan Pasar (security).
Gambar 4.61 Sistem pencegah kebakaran Sumber: http://www.uplink.or.id/re-fire-hydrant/-13k
3. Bahaya Bencana Alam
Untuk menghindari dan meminimalkan segala kerugian yang disebabkan oleh bencana alam yang tak bisa diprediksi kapan datangnya, maka perlu dilakukan pengantisipasian dan penanggulangan terhadap bahaya bencana alam pada objek (pasar) dengan suatu sistem perlindungan bangunan yang tepat.
Bahaya Gempa
Sistem yang digunakan untuk menanggulangi bahaya gempa yang bisa merobohkan dan menghancurkan seluruh struktur bangunan, maka perlu menerapkan sistem dilatasi pada objek rancangan (pasar) berupa pemisahan antara kolom penyambung dengan blok bangunan yang lain. Pemisahan kolom dengan kolom yaitu berjarak antara 10-15 cm.
Bahaya Banjir
Untuk menanggulangi terjadinya bencana banjir pada objek rancangan (pasar), maka lokasi bangunan diletakkan pada bagian tapak yang agak tinggi dari pada area sekitarnya atau lantai bangunan agak di tinggikan dari dasar tapak, selain itu penambahan gorong-gorong sebagai aliran air hujan serta menerapkan sistem biopori disekitar tapak bangunan.
Bahaya Petir
Sebagai antisipasi terhadap bahaya petir, maka diperlukan sistem perlindungan bahaya petir yaitu sistem Franklin / Konvensional,
berupa batang yang runcing dari bahan copper spit dan di pasang paling atas dan dihubungkan dengan batang tembaga menuju elektroda dalam tanah yang dihubungkan dengan control box untuk memudahkan pemeriksaan dan pengetesan.
4.5.2.8 Sistem Transportasi
Sistem transportasi pada objek rancangan (pasar), bisa diterapkan beberapa cara dengan menganalisis kesesuaian dan kegunaannya pada objek rancangan.
Lift atau Elevator
Transportasi ini beroperasi secara vertikal dalam bangunan dan memiliki sudut kerja 180 derajat. Biasa digunakan pada bangunan tingkat tinggi minimal 3-4 lantai, biaya pemasangan dan pengoperasiannya pun mahal. Sedangkan objek rancangan (pasar) yang hanya berlantai dua belum memenuhi standar pemasangan lift dan kurang sustainable karena biayanya terlalu mahal, maka dapat diambil kesimpulan kurang tepat apabila diterapkan pada objek rancangan.
Escalator dan Conveyor
Sistem transportasi berupa tangga otomatis (Moving Walk) yang beroperasi secara vertikal diatas sudut 0 derajat. Biasa digunakan pada bangunan tingkat tinggi dan biaya pengoperasiannya pun cukup mahal. Karena objek rancangan berupa pasar tradisional
yang tingginya cuma dua lantai, maka bisa diambil kesimpulan kurang cocok apabila diterapkan di objek rancangan.
Tangga manual dan Ramp
Sistem transportasi ini bersifat umum karena hampir semua bangunan menerapkan sistem tangga manual, selain biayanya yang murah dan pemasangannya tidak sulit. Sedangkan ramp digunakan pada bangunan-bangunan tertentu yang memerlukan ramp sebagai wujud kepedulian sosial terhadap disable person (orang cacat). Karena objek rancangan berupa pasar tradisional yang menerapkan tema sustainable architecture, maka dapat di ambil kesimpulan cocok apabila diterapkan pada objek rancangan sebagai sistem transportasi.
Gambar 4.62 Escalator dan Conveyer Sumber: Sistem bangunan tinggi
Gambar 4.63 Tangga manual dan Ramp Sumber: Neufert, 2002