• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan Kabel Terbesar Di Dunia Pada Tahun Nama Perusahaan. Nexans Perancis $7.3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan Kabel Terbesar Di Dunia Pada Tahun Nama Perusahaan. Nexans Perancis $7.3"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri kabel merupakan salah satu industri yang berperan penting dalam pembangunan infrastruktur listrik di suatu negara. Salah satu perusahaan kabel tertua di dunia adalah AEI Cables (Inggris) yang memiliki pengalaman selama 175 tahun dalam menyediakan kabel untuk sektor industri yang bergerak dalam bidang konstruksi, minyak dan gas, pertahanan dan rel di berbagai negara seperti Amerika, China, Jepang, negara-negara Eropa. (AIE Cables,2015)

Tabel 1.1 Perusahaan Kabel Terbesar Di Dunia Pada Tahun 2010

Nama Perusahaan Negara Jumlah

Karyawan

Jumlah Pendapatan

(Trilliun Dollar)

Prysmian Group Italia 22.000 $9.0

Nexans Perancis 25.000 $7.3

Sumitomo Electric Industries Jepang 12.000 $5.8

LS Cable & System Korea Selatan 9.168 $5.1

General Cable Amerika

Serikat 11.700 $4.9

Furukawa Electric Jepang 4.192 $4.6

Southwire Amerika 4.100 $3.9

(2)

Tabel 1.1 Perusahaan Kabel Terbesar Di Dunia Pada Tahun 2010 (Lanjutan)

Nama Perusahaan Negara Jumlah Karyawan Jumlah Pendapatan (Trilliun Dollar)

Walsin Lihwa Taiwan 7.000 $2.5

Far East Holding China 5.600 $2.05

Polycab Group India 8.000 $0.79

(Sumber: Integer Research,2015)

Dapat dilihat dari Tabel 1.1, terdapat 11 (sebelas) perusahaan kabel terbesar di dunia yang diurutkan berdasarkan segi pendapatan perusahaan-perusahaan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa industri kabel menjadi salah satu industri yang dapat bersaing dengan industri-industri sektor lainnya.

Seiring dengan jumlah pemakaian listrik yang berfluktuasi di setiap negara maka permintaan terhadap kabel mengalami fluktuasi juga tiap tahunnya. Negara China merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat konsumsi kabel yang tinggi.

Tabel 1.2 Pemakaian Kabel Di Negara China Pada Tahun 2007-2012

(3)

Dapat dilihat dari Tabel 1.2 bahwa pemakaian kabel di negara China sepanjang tahun 2007- 2012 secara umum mengalami kenaikan tiap tahunnya . Pada jenis kabel tegangan rendah, power cables, kabel data internal dan winding wires selalu mengalami kenaikan pemakaian setiap tahunnya. Namun pada jenis kabel eksternal selalu mengalami penurunan setiap tahunnya.

Dari segi jumlah konsumsi kabel negara China pada tahun 2007-2008 mengalami peningkatan hampir sebesar 11%. Pada tahun 2008-2009 terjadi peningkatan juga lebih dari 12%. Lalu pada tahun 2009-2010 mengalami jumlah peningkatan pemakaian kabel sebesar 9,3%. Sedangkan pada tahun 2010-2011 mengalami peningkatan sebesar lebih dari 4%. Dan pada tahun 2011-2012, tingkat pemakaian kabel di negara tersebut mengalami kenaikan sebesar hampir 5%. Peningkatan pemakaian kabel terbesar di negara China terjadi pada tahun 2008-2009 yaitu meningkat hampir 12%.

Perusahaan yang bergerak dalam industri kabel umumnya memproduksi berbagai jenis kabel seperti kabel listrik, kabel telepon, kabel fiber optik, kabel kontrol dan lainnya. Kabel listrik merupakan media penghantar tenaga listrik dari sumber tenaga listrik ke peralatan yang menggunakan listrik atau menghubungkan suatu peralatan listrik ke peralatan listrik lainnya (APKABEL,2015).

Di Indonesia, pembangunan pabrik kabel pertama didirikan pada tahun 1952 dan terus mengalami perkembangan hingga tahun 1970. Pada tanggal 10 Februari 1973, Asosiasi Pabrik Kabel Listrik Indonesia (APKABEL) dibentuk dan disahkan pada tanggal 26 Juni 1974. APKABEL berada dalam pembinaan Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka (ILMTA) Departemen Perindustrian dan Perdagangan dan menjadi anggota luar biasa Kadin Indonesia (APKABEL, 2015).

Anggota APKABEL terdiri dari Perusahaan Modal Asing (PMA) dan Perusahaan Modal Dalam Negeri (PMDN) baik dalam sudah bentuk Perusahaan Terbuka (Tbk) maupun belum. Beberapa perusahaan adalah merupakan anak perusahaan atau kepemilikannya terkait dengan MNC seperti Pirelli, Furukawa, Fujikura, Sumitomo, Showa, Siemens/Corning yang cukup potensial baik dari segi financial, jaringan maupun teknologi.

(4)

Tabel 1.3 Jumlah Anggota Asosiasi Pabrik Kabel Listrik Indonesia (APKABEL)

Tahun Jumlah Perusahaan

1974 5 Perusahaan 1997 35 Perusahaan 2000 35 Perusahaan 2002 36 Perusahaan 2005 33 Perusahaan 2006 34 Perusahaan 2008 32 Perusahaan 2009 33 Perusahaan (Sumber: APKABEL,2009)

Kabel listrik dikelompokkan kepada jenis tegangannya yaitu tegangan tinggi (High Voltage/HV), Medium Voltage (MV), dan Low Voltage (LV). Berdasarkan penggunaan isolasi nya kabel listrik dibagi menjadi kabel telanjang yang terdiri dari kawat aluminium (Bare Alluminium Conductor) dan Bare Cooper Conductor. Umumnya kabel telanjang ini adalah kabel udara bertegangan ekstra tinggi, tinggi atau menengah. Hampir semua pabrik kabel besar memproduksi semua jenis kabel baik kabel listrik, telepon maupun fiber optic. Seperti PT Sucaco, dan PT. Sumi Indo Kabel. Setiap kabel memiliki kode pengenal yang menunjukkan jenis konduktor, jenis isolator, jenis pelindung. Misalnya kabel berkode NYY adalah kabel dengan konduktor jenis tembaga (kode N), jenis bahan isolasinya PVC yang terdiri dari 2 lapis (kode YY) (Indonesian Commercial Newsletter,2009)

Perkembangan industri kabel listrik di Indonesia selalu mengalami pasang surut. Industri kabel pasca krisis moneter tahun 1998 sangat terpuruk. Sampai tahun 2004, pemanfaatan kapasitas produksi hanya sekitar 25-30% dari kapasitas produksi terpasang. Pada tahun 2006-2009, industri kabel mulai mengalami peningkatan pertumbuhan. Dari kapasitas terpasang sebesar 445 ribu ton/tahun, produksi kabel

(5)

tahun 2007 hampir mencapai 300 ribu ton atau sekitar 65% dari kapasitas produksi. Maraknya pembangunan proyek pembangkit listrik dan peningkatan pasar ekspor mampu mendukung pulihnya industri kabel (APKABEL,2015). Pasar kabel juga mulai merambah ke pasar ekspor. Negara tujuan ekspor utama adalah wilayah Timur Tengah, yang sedang giat melakukan pembangunan akibat harga minyak naik pada tahun 2005. Pembangunan kota baru tersebut pada gilirannya membutuhkan pasokan daya listrik termasuk jaringan transmisi dan distribusinya.

Pertumbuhan pasar kabel sepanjang tahun 2007 dan 2008 terlihat dari kinerja keuangan pabrik kabel yang telah “go public”. Perusahaan go public merupakan perusahaan kabel yang sudah berdiri lama, memproduksi lebih dari 1 (satu) jenis kabel. Selama tiga tahun terakhir penjualan dan keuntungan pabrik kabel meningkat pesat. PT Sumi Kabel pada tahun 2004 nilai penjualannya hanya mencapai Rp. 97 milyar, kemudian meningkat pesat mencapai Rp. 1,914 milyar tahun 2006. PT Supreme Cable (SUCACO) penjualan pada tahun 2007 meningkat pesat menjadi Rp 2,281 milyar dari Rp. 1,483 milyar tahun 2006.

Konsumsi kabel pada tahun 2007 terus meningkat pesat. Pada tahun 2004, konsumsi mencapai 65,4 ribu ton dan kemudian meningkat menjadi 227,7 ribu ton tahun 2007 atau meningkat lebih dari 3 kali lipat. Kenaikan konsumsi di dalam negeri tahun 2007 sejalan dengan mulai dibangunnya proyek percepatan pembangunan pembangkit listrik PLTU batubara 10.000 MW, dan juga selesainya beberapa pembangunan pembangkit listrik di Jawa dan luar Jawa yang dibangun untuk mengatasi krisis kekurangan listrik di kawasan tersebut.

Namun memasuki akhir tahun 2008, pasar kabel mulai melambat pertumbuhan nya. Pasar ekspor mengalami penurunan karena banyaknya proyek infrastrukur dan pembangunan kota baru yang ditunda akibat krisis finansial global. Di dalam negeri pasar kabel juga mendapat gangguan yang diakibatkan melambatnya pembangunan kelistrikan sebagai imbas krisis finansial global, kenaikan harga bahan baku seperti tembaga juga menyebabkan margin penjualan dari pabrik kabel semakin menyusut.

(6)

Tabel 1.4 Data Pertumbuhan Industri Kabel dan Telepon Indonesia Tahun 2006-2010 Tahun Unit Usaha Tenaga Kerja Nilai Produksi (Ribuan Rupiah) Nilai Tambah Bruto (Ribuan Rupiah) 2006 81 21.536 9.957.628.258 2.590.851.935 2007 79 23.182 10.464.808.163 3.345.678.165 2008 78 18.689 12.026.587.752 4.124.088.127 2009 76 23.976 11.376.156.001 4.540.423.382 2010 70 22.726 15.808.305.608 6.191.537.383

(Sumber: Kementerian Perindustrian,2015)

Dari Tabel 1.4 dapat dilihat bahwa pertumbuhan industri kabel di Indonesia sepanjang tahun 2006-2010 mengalami naik turun. Jumlah unit usaha dari tahun 2006-2012 mengalami penurunan tiap tahun. Dari tahun 2006-2007, jumlah unit usaha mengalami penurunan hampir 3%. Kemudian pada tahun 2007-2008, mengalami penurunan jumlah unit usaha hampir 1,3%. Tahun 2008-2009 kembali mengalami penurunan jumlah unit usaha sebesar 2,6%. Tahun 2009-2010 terjadi penurunan jumlah unit usaha yang drastis yaitu sekitar 7,8%. Jadi penurunan terbesar dalam jumlah unit usaha industri kabel di Indonesia terjadi pada tahun 2009-2010 yaitu sekitar 7,8%.

Dari segi jumlah tenaga kerja juga mengalami naik turun sepanjang tahun 2006-2010. Jumlah tenaga kerja tahun 2006-2007 mengalami peningkatan sebesar 7,4%. Tahun 2007-2008 mengalami penurunan hampir 19%. Tahun 2008-2009 mengalami peningkatan signifikan hampir 29%. Dan tahun 2009-2010, jumlah tenaga kerja mengalami penurunan hampir 5%.

Jumlah nilai produksi industri kabel di Indonesia sepanjang tahun 2006-2010 juga mengalami naik turun tiap tahun nya. Tahun 2006-2007, jumlah produksi dari industri kabel mengalami peningkatan hampir 6%. Tahun 2007-2008 mengalami peningkatan kembali sebesar hampir 15%. Tahun 2008-2009 mengalami penurunan

(7)

hampir 5,5%. Dan pada tahun 2009-2010 peningkatan signifikan hampir mencapai 39%.

Dan dari segi pertumbuhan jumlah nilai tambah bruto industri kabel di Indonesia sepanjang 2006-2010 selalu mengalami peningkatan setiap tahun nya. Tahun 2006-2007 terjadi peningkatan hampir sebesar 30%. Tahun 2007-2008 mengalami peningkatan hampir 24%. Kemudian tahun 2008-2009 kembali mengalami peningkatan hampir 11%. Dan tahun 2009-2010 terjadi peningkatan siginifikan yaitu hampir 36%. Jadi peningkatan terbesar dalam nilai tambah bruto industri kabel di Indonesia terjadi pada tahun 2009-2010 yaitu hampir 36%.

Jumlah perusahaan kabel listrik yang terdaftar di Kementerian Perindustrian pada tahun 2015 adalah 92 (sembilan puluh dua) perusahaan (Kemenperin.com,2015). Jumlah perusahaan kabel yang menjadi anggota Asosiasi Pabrik Kabel Kabel Listrik Indonesia (APKABEL) hingga tahun 2009 berjumlah 33 (tiga puluh tiga) perusahaan. Namun hanya ada 5 (lima) perusahaan kabel listrik yang tercatat sudah go public dalam bisnis kabel listrik yaitu: PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk atau juga yang dikenal sebagai PT. SUCACO, PT Sumi Indo Kabel Tbk, PT Voksel Electric Tbk, PT Jembo Cable Company Tbk, dan PT Kabelindo Murni Tbk. Berikut ditampilkan tingkat penjualan perusahaan-perusahaan tersebut tahun 2006-2007.

Tabel 1.5 Data Penjualan Perusahaan-Perusahaan Listrik Go Public

Nama Perusahaan Penjualan tahun 2006 (Rupiah) Penjualan tahun 2007 (Rupiah) PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk 1.5 trilliun 2.3 trilliun

PT Sumi Indo Kabel Tbk. 1.914 miliar 1.590 miliar

PT Voksel Electric Tbk 919.53 miliar 1.358,64 miliar

PT Jembo Cable Company

(8)

Tabel 1.5 Data Penjualan Perusahaan-Perusahaan Listrik Go Public

Nama Perusahaan Penjualan tahun 2006 (Rupiah)

Penjualan tahun 2007 (Rupiah)

PT Kabelindo Murni Tbk 285.40 miliar 499.50 miliar (Sumber: APKABEL,2009)

Berdasarkan Tabel 1.5, dapat dilihat bahwa PT Kabelindo Murni Tbk mengalami peningkatan penjualan terbesar yaitu sebesar 175%. PT Jembo Cable Company Tbk mengalami peningkatan penjualan sebesar 64.2%. PT. Supreme Cable Manufacturing & Commerce mengalami peningkatan penjualan 53.85%. PT. Voksel Electric Tbk mengalami peningkatkan penjualan sebesar 48%. PT. Sumi Indo Kabel Tbk mengalami penurunan penjualan sebesar 16.93% pada tahun 2006-2007.

PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan kabel listrik di Indonesia. PT XYZ didirikan pada 19 Agustus 1992 dan beroperasi pada bulan Desember 1993. PT. XYZ memiliki 1 (satu) kantor pusat dan 1 (satu) pabrik di daerah Serang. PT. XYZ menggunakan 3 (dua) tipe bahan baku kabel yaitu kabel tembaga, kabel alumunium, dan bahan PVC. PT. XYZ memproduksi 4 tipe produk dengan 28 (dua

puluh delapan) jenis kabel hingga tahun 2015. PT. XYZ sudah memperoleh 2 (dua)

standarisasi Indonesia dan 5 (lima) standardisasi internasional. Perusahaan ini pernah melakukan ekspor kabel listrik ke China pada tahun 1997 namun hanya berlangsung hingga tahun 1998. Hal ini disebabkan oleh persaingan yang ketat dengan produsen China yang dapat menjual kabel listrik dengan kualitas yang sama dengan harga lebih murah dan krisis yang melanda Indonesia pada tahun tersebut. Di Indonesia, PT. XYZ menjual produk kabel listrik ke PLN (Perusahaan Listrik Negara) dan sektor-sektor swasta. Permasalahan yang dihadapi oleh PT XYZ adalah PT.XYZ ingin memperluas wilayah penjualan produk perusahaan di dalam semakin tingginya tingkat kompetisi dalam bidang perkabelan di Indonesia.

Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat dan banyaknya kompetitor di Indonesia, maka PT XYZ harus memiliki strategi bisnis agar dapat bersaing dengan perusahaan sejenis. Strategi bisnis adalah bisnis yang strategi dirumuskan, dilaksanakan dan dievaluasi dengan asumsi kompetisi (David dan David, 2015:53). Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka peneliti terdorong untuk mengangkat permasalahan ini dalam bentuk penelitian dengan judul “Analisis Strategi Bisnis Industri Kabel Listrik Pada PT.XYZ”.

(9)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat disajikan rumusan masalah sebagai berikut:

1.Bagaimana kondisi internal dan eksternal pada produk kabel listrik PT. XYZ? 2.Bagaimana merumuskan alternatif strategi yang dijalankan oleh produk kabel listrik PT. XYZ pada tahap pemasukan, tahap pencocokan dan tahap keputusan?

3.Apakah strategi bisnis yang paling efektif bagi produk kabel listrik PT. XYZ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka dapat disajikan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kondisi internal dan eksternal produk kabel listrik PT. XYZ.(T-1)

2. Untuk merumuskan alternatif strategi yang dijalankan oleh produk kabel listrik PT. XYZ pada tahap pemasukan, tahap pencocokan dan tahap keputusan.(T-2)

3. Untuk mengetahui strategi bisnis yang paling efektif bagi PT. XYZ.(T-3)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yang penulis lakukan adalah:

1. Bagi Perusahaan, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi pengambilan keputusan strategi bisnis yang tepat untuk meningkatlkan daya saing dan daya jual perusahaan tersebut.

2. Bagi Penulis,dapat membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi PT. XYZ.

3. Bagi Pembaca,sebagai referensi dan acuan yang bisa digunakan untuk penelitian lanjutan serta dapat menjadi suatu wawasan tambahan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

(10)

1. Menganalisa kelebihan, kelemahan PT XYZ serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaaan.

2. Keempat hal tersebut akan dianalisa untuk memilih beberapa strategi-strategi bisnis yang dipakai oleh perusahaan tersebut dengan menggunakan Matriks IFE, Matriks EFE, Matriks TOWS, Matriks IE, Matriks SPACE, Matriks CPM, Matriks Grand Strategy.

3. Beberapa strategi-strategi bisnis yang telah ditetapkan oleh metode-metode diatas akan dipilih strategi bisnis yang paling tepat dan akurat dengan Matrix QSPM (Perencanaan Strategis Kuantitatif).

1.6 State Of Art (Tinjauan Pustaka)

Tabel 1.6 State Of Art (Tinjauan Pustaka)

Jurnal Metode Kesimpulan

Mohammad Reza Shojaee, Soheila karimi. Strategic Planning for Parsa Chemical Industry Company Using SWOT Analysis, QSPM model (one of the Top

companies of Iranian paint). Public Policy and Administration Research Vol.3, No.12, 2013.

Analisis SWOT, Matriks EFE, Matriks IFE, dan Matriks QSPM.

Penelitian empirikal mengenai perencanaan strategi bagi sebuah perusahaan print manufacturing di Iran menunjukkan bahwa strategi bisnis yang tepat dan mendapatkan nilai tertinggi dan menjadi priorotas utama adalah memperoleh sertifikasi mutu.

Maryam Saghaei, Leila Fazayeli, Mohammad Reza Shojaee.

Analisa SWOT, Matriks EFE, Matriks IFE, Matriks QSPM

Penelitian empirikal mengenai perencanaan strategi bagi sebuah

(11)

Jurnal Metode Kesimpulan

Strategic Planning for a Lubricant Manufacturing Company Using SWOT Analysis, QSPM model (one of the Top

companies of Iranian Oil, Gas and Petrochemical Products Exporters' Association). Australian Journal of Business and Management Research. Vol.1, No.10 (18-24, January 2012.

perusahaan dan pabrik bensin di Iran

menunjukkan bahwa strategi bisnis yang tepat dan mendapatkan nilai tertinggi dan menjadi prioritas utama adalah merekrut staff yang berkualitas dan

memperkenalkan produk ke pelanggan.

Ahmad Reza Ommani. Strengths, weaknesses, opportunities and threats (SWOT) analysis for farming system

businesses management: Case of wheat farmers of Shadervan District, Shoushtar Township, Iran. African Journal of Business Management Vol. 5(22), pp. 9448-9454, 30 September, 2011

Analisa SWOT, Matriks EFE, Matriks IFE, Matriks SPACE dan Matriks QSPM

Penelitian empirikal mengenai strategi yang tepat bagi manajemen bisnis sistem pertanian gandum di Iran menunjukkan bahwa strategi yang mendapatkan nilai tertinggi dan menjadi priorotas utama adalah membangun pasar lokal dan infrastruktur, membangun tanaman-tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi, peran pemerintah dalam

pengembangan,

(12)

Jurnal Metode Kesimpulan

mempersiapkan strategi dan rencana untuk membangun perkebunan organik, memperhatikan kualitas tanaman, memperhatikan indeks keberlanjutan perkebunan, membuat aturan mengenai penggunaan air,

membangun program jangka panjang

berdasarkan kebutuhan.

Hasan Givarian, Ali Samani, Roghieh Ghorbani, Rokhsareh Samani. Formulating Strategy Of Iran Post Company Using Strategic Management Matrix and SWOT Analysis.

Sci.Int(Lahore), Vol. 25, No. 3 (663-670), 2013.

Matriks EFE, Matriks IFE, Matriks SWOT, Matriks SPACE, Matriks IE, Matriks QSPM.

Penelitian empirikal mengenai strategi yang tepat bagi sebuah perusahaan post di Iran menunjukkan bahwa strategi yang mendapatkan nilai tertinggi dan menjadi prioritas utama adalah menerapkan strategi kompetitif.

Seyed Fathollah Amiri Aghdaie. A SWOT Analysis of Persian Handmade Carpet Exports. International Journal of Business and

Analisa SWOT Penelitian empirikal mengenai ekspor karpet asal Persia dengan metode SWOT menunjukan hasil kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.

(13)

Jurnal Metode Kesimpulan Management Vol. 7, No.

2; January 2012.

yang dimiliki industri tersebut dalam

Gambar

Tabel 1.1 Perusahaan Kabel Terbesar Di Dunia Pada Tahun 2010
Tabel 1.1 Perusahaan Kabel Terbesar Di Dunia Pada Tahun 2010 (Lanjutan)
Tabel 1.3 Jumlah Anggota Asosiasi Pabrik Kabel Listrik Indonesia  (APKABEL)
Tabel 1.4 Data Pertumbuhan Industri Kabel dan Telepon Indonesia Tahun  2006-2010  Tahun  Unit  Usaha  Tenaga Kerja  Nilai  Produksi (Ribuan Rupiah)  Nilai  Tambah Bruto  (Ribuan  Rupiah)  2006  81  21.536  9.957.628.258  2.590.851.935  2007  79  23.182  10
+6

Referensi

Dokumen terkait

PROV. APBD KAB/KOTA PDAM SWASTA MASYA

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah rendahnya produktivitas kerja pegawai pada Bagian Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Dari 18 sampel untuk setiap populasi Yangambi origin, Lame origin dan Lame silang lanjut sawit tipe pisifera dapat diketahui tingkat keragaman genetik yang

Secara keseluruhan terbukti bahwa pada film-film Indonesia bergenre komedi periode bulan Oktober-Desember 2010 terdapat banyak adegan kekerasan secara fisik maupun

Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi keefektifan Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA), Gliocladium fimbriatum , dan kombinasinya dalam mencegah penyakit busuk pangkal

Berdasarkan hasil estimasi dari model gravity yang diperoleh, menunjukkan bahwa variabel-variabel yang berpengaruh signifikan terhadap impor jeruk China di lima negara anggota

[r]

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Bobot Badan Anak Tikus Dari Induk Tikus yang Diberi Ekstrak Akar Purwoceng pada Usia Kebuntingan 1 – 13 dan 13 – 21 Hari adalah