22
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK CAIR LIMBAH IKAN LEMURU
(Sardinella sp.) TERHADAP KEPADATAN POPULASI Spirulina platensis.
EFFECT OF PROVISION LEMURU (Sardinella sp.) FISH WASTE
LIQUID FERTILIZER ON POPULATION DENSITY Spirulina platensis
Myrna Budi Resmawati, Endang Dewi Masithah dan Laksmi Sulmartiwi
Fakultas Perikanan dan Kelautan - Universitas Airlangga
Kampus C Mulyorejo – Surabaya 60115 Telp. 031-5911451
Abstract
Natural feed is one important factor as the basis for the fulfillment of
nutrition during early life of fish larvae. One of plankton that can be given to the
larvae of
Spirulina platensis
. Nutrients is one important element in the growth of
S. platensis
. Meeting the nutrient requirements for
S. platensis
is very dependent
on the availability in the culture medium. Lemuru (
Sardinella
sp.)
fish waste can
be utilized as raw material for a complete organic fertilizer because it contains
nitrogen and phosphorus needed for growth of
S. platensis.
The purpose of this study to determine the effect of adding lemuru
(
Sardinella
sp.)
fish waste liquid fertilizer on the growth of
Spirulina platensis
and to determine the optimal dose of lemuru (
Sardinella
sp.)
fish waste liquid
fertilizer
that can enhance the growth of
Spirulina
platensis
. The study was
conducted at the Laboratory of Education Faculty of Fisheries and Marine
Fisheries, Airlangga University, Surabaya. Data analysis using Analysis of
Variance (ANOVA), if there any different, it could be continued with Duncan
Multiple Range Test to know best treatment which 8 treatments and 3
replicantions. The main parameters observed are the population of
S. platensis
,
while supporters of the observed parameters are temperature, pH, and salinity.
The results showed that the addition of lemuru (
Sardinella
sp.)
fish waste
liquid fertilizer can increase the growth population of
S. platensis
. The addition of
lemuru (
Sardinella
sp.)
fish waste liquid fertilizer 0.25 ml/L in the culture
medium can result in growth population of
S. platensis
high of 58,917x10
3unit/ml. Water quality parameters during the study remained within the tolerance
limit for the growth of
S. platensis
, which is pH 7-8, the water temperature ranges
between 30-32
oC, salinity between 25-34 ppt.
Keywords :
Spirulina platensis
, lemuru fish waste liquid fertilizer, nutrient
PENDAHULUAN
Ketersediaan fitoplankton sangat dibutuhkan terutama pada usaha
pembenihan udang dan ikan. Pakan alami merupakan salah satu faktor yang
penting sebagai dasar pemenuhan gizi pada saat awal kehidupan larva ikan. Salah
satu plankton yang dapat diberikan pada larva yaitu
Spirulina platensis
. Arlyza
(2005) menyatakan fitoplankton jenis blue-green alga dapat memanfaatkan
bahan-23
bahan organik yang ada pada limbah perairan.
S. platensis
merupakan fitoplakton
jenis blue green alga yang memanfaatkan nitrogen dan fosfor untuk
pertumbuhannya. Nutrien merupakan salah satu unsur penting dalam
pertumbuhan
S. platensis
. Nutrien dibagi menjadi dua jenis yaitu makro nutrien
antara lain N, P, S, K, Si dan C dan mikro nutrien yang terdiri Fe, Mo, Cu, Ca,
Mn, Zn, dan Co (Kaplan
et al,
1986
.
). Nitrogen merupakan salah satu contoh
makro nutrien yang sangat berperan sebagai penyusun senyawa dalam sel,
termasuk protein dan klorofil untuk fotosintesis (Chrismadha dkk., 2006).
Pemenuhan kebutuhan nutrien untuk
S. platensis
sangat bergantung pada
ketersediaannya dalam medium kultur (Kurniasih, 2001). Selama ini, kultur pakan
alami skala laboratorium menggunakan pupuk Walne sebagai media
pemeliharaan. Mahalnya harga pupuk Walne menjadi dasar pencarian sumber
nutrien alternatif yang berasal dari alam. Salah satunya dengan menggunakan
limbah sehingga dapat menekan biaya untuk penggunaan pupuk.
Ikan merupakan bahan yang cepat membusuk. Karena hal ini begitu ikan
tertangkap, maka proses pengolahan dalam bentuk pengawetan dan pengolahan
harus segera dilakukan. Selama pengolahan ikan, masih banyak bagian-bagian
dari ikan, baik kepala, ekor dan jenis-jenis ikan yang tertangkap tetapi tidak
mempunyai nilai ekonomi dibuang. Limbah yang terbuang secara langsung
menyebabkan gangguan lingkungan di kawasan pesisir. Menurut Ditjen
Perikanan Budidaya (2005) limbah ikan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
pupuk organik lengkap. Menurut Card
et. al
(2008) pengolahan limbah ikan
lemuru sebagai pupuk menggunakan metode hidrosilat protein ikan memiliki
kandungan nitrogen 2,1% dan fosfor 0,73% .
Kandungan nitrogen dan fosfor pada pupuk cair limbah ikan lemuru
(
Sardinella
sp.) diharapkan dapat memenuhi kebutuhan nutrien untuk
pertumbuhan populasi
S. platensis
. Berdasarkan hal ini penelitian tentang
penggunaan pupuk cair limbah ikan lemuru (
Sardinella
sp.) sebagai nutrien untuk
meningkatkan pertumbuhan populasi
S. platensis
perlu dilakukan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan pupuk
cair limbah ikan lemuru (
Sardinella
sp.) terhadap pertumbuhan
Spirulina platensis
dan untuk mengetahui dosis optimal pupuk cair limbah ikan lemuru (
Sardinella
sp.) yang dapat meningkatkan pertumbuhan
Spirulina platensis
Materi dan Metode
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2011 di Laboratorium
Pendidikan Fakultas Perikanan dan kelautan Universitas Airlangga Surabaya.
Materi penelitian yang akan digunakan terdiri atas bahan dan alat penelitian.
Bahan penelitian yang akan digunakan adalah
S. platensis
, pupuk cair limbah ikan
lemuru (
Sardinella
sp.) produksi Universitas Jember, air laut dan air tawar,
aquades, alkohol, khlorin dan Na Thiosulfat. Peralatan yang akan digunakan
dalam penelitian adalah toples kaca, aerator, selang aerator, gelas ukur,
Erlenmeyer, pipet tetes, pipet volume, mikroskop,
Sedgewich Rafter
(50 mm x 20
mm x 1 mm),
Handtally Counter
,
autoclave
, oven, refraktometer, pH universal,
termometer, timbangan digital analitik, dan lampu TL 15 Watt
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan
Acak Lengkap (RAL), sebab dalam penelitian ini semua dikondisikan sama
kecuali perlakuan (Kusriningrum, 2008) yaitu konsentrasi pupuk cair limbah ikan
ikan lemuru (
Sardinella
sp.). Pupuk cair limbah ikan lemuru (
Sardinella
sp.) yang
digunakan untuk penelitian ini merupakan pupuk komersil produksi Universitas
Jember. Pupuk ini digunakan untuk tanaman dengan dosis 1-2 ml/L, dosis inilah
yang menjadi dasar untuk penelitian pendahuluan. Penelitian pendahuluan
menggunakan pupuk cair limbah ikan lemuru (
Sardinella
sp.) dengan 5 perlakuan
yaitu konsentrasi 1 ml/L (perlakuan A), 2 ml/L (perlakuan B), 3 ml/L (perlakuan
C), 4 ml/L (perlakuan D), pupuk Walne digunakan sebagai kontrol pertumbuhan
pada perlakuan E.
Hasil penelitian pendahuluan tersebut didapatkan bahwa konsentrasi yang
menghasilkan pertumbuhan
S. platensis
terbaik adalah 1 ml/L. Dosis ini yang
menjadi dasar dosis untuk penelitian utama. Pada dosis 2 ml/L
S. platensis
masih
dapat tumbuh dengan baik tetapi menghasilkan pertumbuhan dibawah perlakuan
1 ml/L dan perlakuan kontrol Walne maka dosis penelitian utama ditentukan
sampai batas akhir 1,5 ml/L.
25
Penelitian utama menggunakan pupuk cair limbah ikan lemuru (
Sardinella
sp.) dengan 8 perlakuan yaitu konsentrasi 0,25 ml/L (perlakuan A), 0,5 ml/L
(perlakuan B), 0,75 ml/L (perlakuan C), 1 ml/L (perlakuan D), 1,25 ml/L
(perlakuan E), 1,5 ml/L (perlakuan F), pupuk Walne digunakan sebagai kontrol
pertumbuhan (perlakuan G) dan dosis 0 ml/L sebagai kontrol pertumbuhan
(Perlakuan H). Setiap perlakuan mendapatkan 3 kali ulangan.
Media kultur yang digunakan dalam penelitian adalah air laut (30 ppt)
sebanyak 0,5 liter dan pupuk cair ikan sesuai dengan konsentrasi yang ditentukan.
Selanjutnya, media kultur diberi aerasi dan bibit
S. platensis
dimasukkan dengan
kepadatan 10
4unit/ml (Suryati, 2002).
Lingkungan kultur
S. platensis
yang diharapkan dalam penelitian adalah
suhu 25 - 35
oC, salinitas 20-70 ppt, pH 7,2-9,5 yang merupakan lingkungan kultur
terbaik
S. platensis
. Photoperiod 12 jam dalam keadaan terang dan 12 jam dalam
keadaan gelap
(Jain
et.al
., 2011).
S. platensis
murni diperoleh dari Balai Besar Budidaya Pengembangan Air
Payau Jepara. Bibit
S. platensis
dimasukkan ke dalam media dengan kepadatan
10
4unit/ml. Penghitungan jumlah bibit
S. platensis
untuk kultur menggunakan
rumus (Edhy dkk., 2003):
1
2
2
1
N
V
N
V

ï‚´
Keterangan:
V1 = Volume bibit untuk penebaran awal (ml) N1 = Kepadatan bibit/ stock S. platensis (unit/ ml) V2 = Volume media kultur yang dikehendaki (ml)
N2 = Kepadatan bibit S. platensis yang dikehendaki (unit/ ml)
Parameter Pengamatan
Parameter utama dalam penelitian adalah populasi
S. platensis
.
Penghitungan populasi
S. platensis
dilakukan setiap hari selama 7 hari.
Pertumbuhan populasi dihitung dengan menggunakan
Sedgewich Rafter
dengan
bantuan mikroskop dan
Handtally Counter
. Perhitungan dilakukan dengan rumus
(Ekawati, 2005):
n
d
N

2ï‚´
)
2
/
(
14
,
3
1000
Keterangan:
N = Kepadatan S. platensis (unit/ ml) d = Diameter bidang pandang (mm)
n = Jumlah rata-rata S. platensis per bidang pandang (unit/ ml)
Hasil dan Pembahasan
Data harian yang diperoleh selama penelitian pengaruh penambahan
pupuk cair limbah ikan lemuru (
Sardinella
sp.) terhadap kepadatan populasi
S. platensis
dianalisis dengan dengan analisis varian (ANAVA) dan uji jarak
berganda Duncan (Lampiran 3). Hasil analisis varian (ANAVA) menunjukan
bahwa terdapat pengaruh yang berbeda nyata (p<0,05) pada tiap perlakuan
terhadap pertumbuhan populasi
S. platensis
dengan pemberian pupuk cair limbah
ikan lemuru (
Sardinella
sp.) dengan konsentrasi berbeda. Karena terdapat
perbedaan pada tiap perlakuan maka dilakukan uji jarak Duncan dengan derajat
kepercayaan 0,05 untuk mengetahui perbedaan diantara semua perlakuan. Data
pertumbuhan populasi dengan dapat dilihat pada Tabel 1., sedangkan grafik
pertumbuhan populasi dapat dilihat pada Gambar 1.
Tabel 1. Data Pertumbuhan Populasi
Spirulina platensis
(10
3unit/ml) dengan
Penambahan Pupuk Cair Limbah Ikan Lemuru (
Sardinella
sp.) Hari
Pertama Hingga Hari Ketujuh
Perlakuan
Kepadatan
Spirulina platensis
(10
3unit/ml) pada
Hari Ke-1 2 3 4 5 6 7 A 19,554a 21,932ab 39,830a 49,936a 58,917a 51,656a 49,108a B 17,516ab 23,185ab 33,376b 36,327b 46,221b 37,834bc 33,185b C 14,395b 24,182a 25,584c 42,654 b 41,762bc 40,233b 34,734b D 19,788a 25,308a 32,569b 40,870b 40,722c 33,015c 30,785b E 14,352b 15,626bc 24,225c 40,340b 33,440d 31,444c 28,960b F 13,907b 18,747b 24,395c 41,337b 36,836cd 33,461c 26,115b G 13,333b 21,359ab 23,609c 40,955b 37,771cd 33,630c 30,616b H 2,522c 2,820c 3,528d 5,261 c 4,875e 4,518d 4,301c