NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
Perspektif tenikal terkonfirmasi IHSG dalam pekan ini bergerak positif, terindikasi baik dari leading indikator maupun lagging indikator. Indikator Stochastics dan indikator MACD terkonfirmasi positif bagi indeks dalam pekan ini. Sinyal yang sama juga terkonfirmasikan pada moving average jangka pendek IHSG dalam bullih pattern.
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 5049.488 +0.820 4,890.34 4,469.15
LQ-45 865.5174 +0.965 630.13 2,402.84
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
Pada pekan lalu, perdagangan saham diwarnai oleh berbagai sentimen internal dan eksternal. Pasar masih dipengaruhi oleh ketidakpastian pemerintah mengenai kenaikan harga BBM bersubsidi yang dikhawatirkan dapat mendorong harga barang naik sebelum BBM subsidi dinaikkan harganya.Selain itu, pasar juga dipengaruhi oleh keputusan Bank Indonesia untuk mempertahankan BI rate pada level 7,5%. Kebijakan tersebut konsisten dengan upaya mengarahkan inflasi ke target inflasi 4,5% (±1%) di tahun ini dan 4% (±1%) di tahun depan. Bank Indonesia juga mengumumkan data transaksi berjalan Indonesia untuk periode kuartal ketiga 2014 yang mencatatkan defisit sebesar USD 6,8 miliar atau 3,07% dari PDB. Data ini lebih baik dibandingkan defisit sebesar USD 8,7 miliar atau 4,07% dari PDB pada kuartal sebelumnya. IHSG juga masih dipengaruhi sentimen politik menyangkut proses rekonsiliasi Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP) yang belum selesai. Dari sisi global, pertumbuhan ekonomi AS menunjukan tanda-tanda penguatan. Hal ini ditandai dengan tingkat pengangguran yang turun menjadi 5,8% dari 5,9% dan indeks labor market conditions yang menguat sebesar 4 bps. Departemen Perdagangan AS juga melaporkan bahwa persediaan grosir naik 0,3% MoM di bulan September, mengalahkan ekspektasi pasar. Penjualan di tingkat grosir juga naik 0,2% menjadi US$453,3 miliar, dibandingkan dengan penurunan 0,8% pada bulan Agustus. Trend perbaikan ekonomi AS juga diperkuat oleh hasil laporan keuangan perusahaan AS yang mayoritas mengalahkan estimasi pasar. Dari pasar regional, investor mencermati rilis data ekonomi China yang mengindikasikan perlambatan ekonomi. Produksi industri China pada bulan Oktober tumbuh 7,7% YoY, atau dibawah eskpetasi pasar sebesar 8%. Sementara itu, pasar juga mencermati sentimen positif dari Jepang dimana pemerintah menyatakan akan menunda kenaikan pajak penjualan. Adapun, data transaksi berjalan Jepang kembali membukukan surplus untuk tiga bulan berturut-turut, mencapai surplus sebesar JPY0,41tn. Dari pasar Eropa, investor dipengaruhi oleh berita positif mengenai pertumbuhan PDB Jerman dan Perancis di kuartal ketiga 2014. PDB Jerman tumbuh 0,1% QoQ, sedangkan PDB Perancis tumbuh 0,3% QoQ. Tingkat pertumbuhan kedua negara ini lebih baik dari pertumbuhan di kuartal sebelumnya. Di akhir perdagangan Jumat (14/11), IHSG ditutup di level 5.049,48.
Sentimen dari dalam negeri diperkirakan lebih banyak katalis positif bagi pergerakan IHSG dalam pekan ini. Kabar dari dalam negeri tersebut akan menjadi dukungan bagi indeks menyusul penegasan dari lembaga pemeringkat Fitch rating untuk peringkat Indonesia menetapkan kembali layak investasi serta defisit transaksi berjalan Indonesia yang menurun. Fitch Ratings menegaskan kembali peringkat kredit Indonesia di level BBB- dengan outlook stabil (Investment Grade), seiring dengan terjaganya stabilitas ekonomi nasional. Beberapa faktor kunci yang mendukung keputusan tersebut antara lain konsistensi dan kehati-hatian kebijakan stabilisasi ekonomi yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Pemerintah dalam merespon tekanan eksternal dan domestik. Fitch juga mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tercatat lebih tinggi dan stabil dibandingkan dengan negara lain yang selevel. Perbaikan defisit transaksi berjalan seiring dengan meningkatnya surplus neraca perdagangan non-migas juga menjadi catatan posistif Fitch. Selain itu, transisi pemerintahan yang berjalan lancar, serta komitmen pemerintahan baru untuk melanjutkan kebijakan reformasi struktural dan memperbaiki iklim investasi turut memperkuat keyakinan Ficth untuk mengukuhkan posisi investment grade Indonesia. Defisit transaksi berjalan Indonesia menurun ditopang oleh kebijakan stabilisasi yang ditempuh oleh Bank Indonesia dan Pemerintah. Defisit transaksi berjalan pada triwulan III-2014 tercatat sebesar US$6,8 miliar (3,07% PDB), lebih rendah dibandingkan dengan defisit US$8,7 miliar (4,06% PDB) pada triwulan II-2014 dan defisit pada periode yang sama tahun 2013 sebesar US$8,6 miliar (3,89% PDB). Perbaikan tersebut terutama didukung oleh neraca perdagangan barang yang kembali surplus seiring dengan meningkatnya surplus neraca perdagangan nonmigas, di tengah defisit neraca perdagangan migas yang tetap besar. Sedangkan berkenaan dengan rencana pemerintah menaikan harga bahan Bakar (BBM) bersubsidi, kabarnya pemerintah tengah menghitung ulang kenaikan BBM ini, seiring dengan turunnya harga minyak dunia. Wakil presiden Jusuf Kalla mengatakan bahwa pemerintah akan berupaya secepatnya memberikan kepastian pada masyarakat terkait wacana kenaikan harga BBM. Faktor internal tersebut diperkirakan akan banyak mewarnai bagi pergerakan IHSG dalam pekan ini ketimbangan sentimen dari luarnegeri, yang akan menjadi komplemen. IHSG diperkirakan berpotensi menguat dengan pola mixed pada perdagangan saham hari ini..
WEEKLY REPORT
17 November 2014
•SingTel restui monetisasi menara Telkomsel
•TLKM berencana akuisisi operator telekomunikasi di Selandia Baru •TLKM bidik market cap Rp 500 triliun
•SMGR proyeksi penjualan tahun 2015 naik 5%-6%
•Oktober 2014 penjualan SMGR naik 3% dari target 2014 naik 4-5% •SMGR kaji bangun WHRPG untuk pabrik semen Tonasa
•Kontrak baru ADHI mendekati target •ADHI siap investasi Rp 1 triliun untuk hotel
•PTPP bukukan order book Rp36 triliun hingga Oktober 2014 •ASRI siapkan belanja modal Rp 2,2 triliun pada 2015 •ASRI akan percepat pelunasan obligasi
•Laba JSPT per 9M14 naik 5,9%
•PLIN suntik modal anak usaha Rp 290 miliar •KRAS berpotensi hemat US$40 juta
•JSMR akan operasikan 9 ruas baru pada 2017 •JSMR operasikan 3 ruas tol
•Idemitsu tambah 18% saham MBAP •RUIS lepas blok Bukit Barisan
•HITS alokasikan capex 2015 sebesar USD 315 juta •HITS siap lepas 51% saham HTC
•Penjualan CTTH per 9M14 turun 12%
•CTTH anggarkan capex 2015 sebesar Rp 17 miliar •ERAA optimis capai target
•ERAA targetkan buka minimal 60 gerai tahun depan •BPFI akan melakukan rights issue
17 November 2014
17 November 2014
SingTel merestui rencana Telekomunikasi Indonesia (TLKM) terkait monetisasi menara Telekomunikasi Seluler (Telkomsel). Dari 14 ribu menara Telkomsel, perseroan siap memonetisasi sebanyak 4.000 menara. Perseroan lebih memilih mitra strategis yang akan membesarkan dan memberikan nilai tambah bagi menara telekomunikasi tersebut. TLKM cenderung mengajak Tower Bersama Infrastructure (TBIG) terkait monetisasi secara bertahap menara Telkomsel.
Telekomunikasi Indonesia (TLKM) terus mematangkan rencana akuisisi 27% saham salah satu operator telekomunikasi di Selanda Baru. Pasar telekomunikasi di Selandia baru menjanjikan karena average revenue per user (ARPU) rata-rata operator di negara tersebut sekitar USD 100.
Telekomunikasi Indonesia (TLKM) menargetkan kapitalisasi pasar (market cap) senilai Rp 500 triliun pada 2020. Tahun depan, perseroan memproyeksikan market cap Rp 300 triliun. Untuk merealisasikan target tersebut, TLKM harus mempercepat aksi akuisisinya di sejumlah negara dan memperdalam pasar di kawasan Asia Tenggara. Selain itu, perseroan berupaya mengejar pertumbuhan yang konsisten dan memperluas portofolio produk. Semen Indonesia ( (SMGR) memproyeksikan penjualan tahun 2015 naik sekitar 5%-6%. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bisa menyebabkan kenaikan inflasi dan suku bunga acuan (Bank Indonesia rate). Kondisi ini akan menghambat konsumsi semen ritel. Di awal tahun, SMGR menargetkan penjualan semennya tumbuh 6% sepanjang 2014. Namun karena konsumsi domestik yang mengalami perlambatan, SMGR pun menurunkan targetnya ke sekitar 4% sampai 5%. Hingga Oktober 2014 Semen Indonesia (SMGR) mencatatkan pertumbuhan penjualan semen sebesar3% mencapai21,57 juta ton dibandingkan periode sama 2013 sebanyak 20,95 juta ton. Penjualan Semen Indonesia masih berkontribusi terbesar dengan kenaikan 6,4% dari 10,78 juta ton menjadi 11,47 juta ton, diikutipenjualan Semen Padang yang turun 0,8% dari 5,69 juta ton menjadi 5,64 juta ton, sedang penjualan Semen Tonasa turun 0,05% dari 4,47 juta ton menjadi 4,45 juta ton. Penjualan SMGR di pasar domestik meningkat 3,5% dari 20,66 juta ton memnjadi 21,38 juta ton. Pertumbuhan SMGR itu sedikit lebih tinggi dibanding konsumsi semen domestik yang tumbuh 3,4%. Meski demikian pencapaiannya masih di bawah target penjualan SMGR yang berkisar di 4%-5%. SMGR menargetkan pertumbuhan laba tahun 2014 sebesar 10% menjadi Rp 5,9 triliun. Hingga kuartal III 2014, SMGR membukukan laba Rp 4,08 triliun atau baru mencapai 69,15% target 2014 perseroan. Semen Indonesia (SMGR) mengkaji pembangunan pembangkit listrik yang memanfaatkan gas buang atau Waste Heat Recovery Power Generation (WHRPG) untuk pabrik Tonasa. Perseroan menilai, memungkinkan bagi pabrik Tonasa untuk menggunakan WHRPG dengan kapasitas sekitar 10 MW - 15 MW, atau tidak sebesar WHRPG untuk pabrik Tuban yang berkapasitas 30,6 MW. Sebelumnya SMGR menggandeng JFE Engineering Jepang membangun WHRPG di pabrik Tuban. Biaya investasi mencapai Rp 638 miliar. Dengan adanya pembangkit listrik tersebut, SMGR mampu menghemat biaya listrik sebesar Rp 120 miliar dalam setahun.
Adhi Karya (ADHI) memperoleh kontrak baru sebesar Rp 5,3 triliun hingga Oktober 2014. Tahun ini, perseroan menargetkan total kontrak baru senilai Rp 5,5 triliun. Kontrak baru masih didominasi dari proyek-proyek swasta sebesar 47,6%. Adapun kontribusi
proyek pemerintah pusat sebesar 22,4% dan pemerintah daerah 14,7%. Kontrak baru ADHI hingga Oktober tahun ini didominasi oleh proyek-proyek gedung sebesar 51,1%, serta jalan dan jembatan sebesar 17,3%.
Adhi Karya (ADHI) siap menginvestasikan dana sebesar Rp 1 triliun untuk membangun 5 hotel di beberapa kota sepanjang 2014-2015. Hotel tersebut menyasar segmen bintang tiga dan empat. Hotel yang dibangun akan digarap sendiri dengan membentuk anak usaha yang fokus menggarap hotel dan apartemen sewa.
Pembangunan Perumahan (PTPP) membukukan total order book hingga minggu terakhir Oktober 2014 sebesar Rp36 triliun yang terdiri dari kontrak baru Rp14,19 triliun dan carry over sebesar Rp21,93 triliun. Pada 2015, perseroan menargetkan perolehan kontrak baru dapat tumbuh 25% atau mencapai Rp27,5 triliun. Alam Sutera Realty (ASRI) menyiapkan belanja modal sebesar Rp 2,2 triliun pada 2015 atau lebih besar dibandingkan alokasi tahun ini Rp 1,5 triliun. Perseroan mengalokasikan capex sebesar Rp 1,15 triliun atau 50% untuk membeli lahan di Pasar Kemis dan Serpong, Tangerang. Sisanya untuk membangun gedung apartemen dan menara perkantoran.
Alam Sutera Realty (ASRI) berencana melunasi obligasi senilai USD 66,57 juta pada Maret 2015. Obligasi tersebut seharusnya jatuh tempo pada 2017. Namun, perseroan memutuskan untuk mempercepat pembayaran untuk menekan beban keuangan. Dana pelunasan akan diambil dari kas internal.
Cowell Development (COWL) terus ekspansi di segmen properti hunian vertikal. Perseroan menggarap Apartemen 45 Antasari, Jakarta Selatan, senilai total Rp 3 triliun. Tahap pertama, nilai proyek yang digarap mencapai Rp 2 triliun untuk 990 unit apartemen.
Jakarta Setiabudi Internasional (JSPT) membukukan laba bersih pada kuartal III 2014 sebesar Rp 231,98 miliar atau meningkat 5,90% dari laba bersih kuartal III 2013 sebesar Rp 219,07 miliar. Penjualan dan pendapatan usaha di kuartal III 2014 naik 2,96% menjadi Rp 930,38 miliar dari sebelumnya Rp 903,66 miliar. Plaza Indonesia (PLIN) menambah modal anak usahanya, Plaza Indonesia Urban, sebesar Rp 290 miliar. Penambahan penyertaan modal digunakan untuk rencana proyek pengembangan dan pembangunan properti di Jakarta Selatan dan Serpong.
Rencana Krakatau Steel (KRAS) melalui anak usahanya, Krakatau Daya Listrik, untuk membangun pembangkit listrik berkapasitas 2x80 mega watt (MW) diprediksi akan menghemat biaya produksi hingga US$40 juta. Harga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik itu lebih murah dibandingkan dnegan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Adapun pembangunan pembangkit listrik ini dilakukan seiring dengan tekanan yang terjadi pada industri baja mulai dari kenaikan tarif listrik dan ketidakstabilan harga baja global serta nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Jasa Marga (JSMR) menargetkan dapat mengoperasikan tiga ruas tol di Jawa Timur pada bulan depan. Ketiga ruas tol tersebut adalah tol Pandaan, Pasuruan seksi I Gempol-Rembang dan Surabaya-Mojokerto seksi IV Krian-Mojokerto. Jasa Marga (JSMR) berencana mengoperasikan sembilan ruas jalan tol baru di Indonesia pada 2017 yang ditargetkan dapat
17 November 2014
17 November 2014
meningkatkan aset perusahaan menjadi Rp55 triliun. Kesembilan ruas jalan tol tersebut antara lain Kualanamu-Tebing Tinggi, Bogor Ring Road, Cengkareng-Kunciran, Kunciran-Serpong, Gempol-Pandaan, Pandaan-Pasuruan, Jakarta Outer Ring Road West 2 (JORR W2), Semarang-Solo, dan Triyan- Mojokerto. Sementara untuk 2015, terdapat tiga ruas jalan tol yang akan dioperasikan yakni Gempol-Pandaan dan Pejagan-Gempol serta Triyan-Mojokerto.
Idemitsu Kosan menambah sebanyak 18% saham Mitrabara Adiperdana (MBAP). Nilai pembelian saham tersebut mencapai Rp 287,1 miliar. Idemitsu membeli sebanyak 220,9 juta saham milik Athaniasius Tossin pada harga Rp 1.300 per saham.
Radiant Utama Interinsco (RUIS) melepas 100% saham anak usahanya, Radiant Bukit Barisan. Saham tersebut dijual kepada Citra Sarana Energi dan Wisesa Inspirasi Sumatera, anggota kelompok usaha Graha Sumber Berkah. Nilai penjualan saham Radiant Bukit disepakati sebesar Rp 3 miliar. Hal itu disertai dengan pelunasan utang kepada perseroan sebesar USD 7 miliar. Humpuss Intermoda Transportasi (HITS) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/ capex) tahun 2015 sebesar USD 315 juta atau setara Rp 3,7 triliun. Sebagian besar capex dari pinjaman bank sebesar 80% dari total kebutuhan capex. Sisanya dari joint operation dan kas internal. Sebagian besar investasi untuk sektor bisnis LNG (liquid natural gas/gas alam cair) sebesar USD 205 juta. Sebesar USD 30 juta dana capex untuk tanker product oil, USD 65 juta untuk offshore, USD 15 juta untuk sektor bisnis baru yaitu pengangkutan semen. Rencana investasi perseroan tahun 2015 sebagian besar merupakan rencana carry over dari tahun 2014. Hingga November 2014 perseroan baru merealisasikan investasi di sektor tanker product oil sebesar USD 20 juta dari rencana investasi tahun 2014 senilai USD 650 juta.
Humpuss Intermoda Transportasi (HITS) berencana melepas sebanyak 40-51% saham anak usahanya, Humpuss Transportasi Curah (HTC), pada akhir tahun ini. Perseroan berpotensi memperoleh dana sebesar USD 15 juta. Divestasi tersebut merupakan salah satu rencana untuk menyehatkan keuangan perseroan. Setelah melepas saham HTC, perseroan akan mengalihkan investasinya ke sektor yang lebih stabil yaitu pengangkutan semen.
Citatah (CTTH) hingga September 2014 mencatatkan penurunan penjualan bersih sebesar 12% menjadi Rp 161,76 miliar dari Rp 180,67 miliar per September 2013. Mayoritas penjualan masih didominasi oleh penjualan domestik sebesar Rp 132 miliar atau 82% dari total penjualan di tahun 2014. Sebesar Rp 29,02 miliar atau 18% dari penjualan ekspor. Penurunan penjualan ditengarai dikontribusikan oleh penurunan penjualan domestik sebesar 15% akibat dari perlambatan sektor properti yang berpengaruh pada permintaan marmer di Indonesia. Faktor yang mempengaruhi permintaan, seperti aturan uang muka minimal pembelian properti yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, dan kondisi politik yang kurang stabil akibat pemilu yang membuat penjualan negatif di beberapa bulan terakhir. Laba bersih perseroan meningkat signifikan sebesar 202,89% menjadi Rp 13,69 miliardari Rp 4,52 miliar pada kuartal III 2013.
Citatah (CTTH) menganggarkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun 2015 sebesar Rp 17 miliar. Dana ini akan digunakan untuk melakukan pengembangan bisnis perseroan. Peningkatan anggaran capex tahun 2015 karena perseroan akan membuka satu lahan tambang baru di wilayah
Sulawesi Selatan. Perseroan akan mengalokasikan dana sebesar Rp 12 miliar dalam rangka penambangan baru tersebut. Sisanya sebesar Rp 5 miliar akan digunakan untuk pemeliharan serta peremajaan mesin-mesin milik perseroan. Dana capex sebesar 30%-40% dari kas internal, sisanya 60%-70% dari leasing.
Erajaya Swasembada (ERAA) mengandalkan re-bid dengan prinsipal handset untuk mengejar target pencapaian laba bersih tahun ini yang mencapai Rp280 miliar. Hingga kuartal III/2014, perseroan baru membukukan Rp181,2 miliar atau sekitar 64,7% dari target. Peolehan tersebut juga lebih rendah 23,81% dibandingkan dengan laba bersih pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp237,83 miliar. Namun demikian, perseroan optimis dapat mencapai angka yang diharapkan dan belum berencana kembali melakukan revisi target. Di samping mengandalkan re-bid, perseroan yakin kontribusi penjualan Xiaomi dapat menutup perlambatan yang terjadi. Sebelumnya, ERAA menargetkan laba bersih Rp440 miliar, namun tekanan nilai tukar membuat perseroan merevisi menjadi Rp280 miliar.
Erajaya Swasembada (ERAA) menargetkan bisa membangun minimal 60 gerai baru Erafone pada tahun depan. Wilayah pengembangan yang disasar hingga ke luar pulau Jawa seperti Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.
Media Nusantara Citra (MNCN) berencana menguasai seluruh saham Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (CTPI). MNCN berencana membeli 25% saham dalam CTPI, perusahaan yang mengoperasikan stasiun MNC TV (dulu bernama TPI). Per September 2014, perseroan memiliki 75% saham di CTPI dan sebesar 25% masih dipegang oleh Siti Hardiyanti Rukmana. Sejumlah emiten kosmetik siap mendorong penjualan ke luar negeri untuk meningkatkan penjualan. Mustika Ratu (MRAT) baru saja meloloskan dua produknya ke Jerman. Sementara Mandom Indonesia (TCID) berencana fokus membangun pasar di Indocina dan Asia Timur yang baru saja dimasukinya. Untuk MRAT, selama ini ekspor perseroan terkonsentrasi di negara Asia seperti Malaysia, Hong Kong, dan Thailand yang berkontribusi sekitar 60% terhadap total ekspor. Sedangkan TCID, kontribusi pasar ekspor terhadap penjualan perseroan stabil di kisaran 30% dan selama ini sebagian besar ekspor produknya masuk ke Uni Emirat Arab.
Sejumlah emiten farmasi menerapkan strategi lindung nilai (hedging) dengan menggandeng perbankan untuk mengantisipasi depresiasi mata uang rupiah. Kimia Farma (KAEF) telah menandatangani kerja sama dengan Bank Mandiri (BMRI) untuk melakukan heding dengan nilai US$1 juta atau sekitar 5% dari kebutuhan impor bahan baku perseroan yang nilainya mencapai Rp250 miliar. Fasilitas hedging tersebut akan digunakan pada akhir tahun ini dan diteruskan sampai tahun depan. Sementara itu, Pyridam Farma (PYFA) juga melakukan hedging dengan menggandeng HSBC. Langkah tersebt sudah ditempuh perseroan sejak rupiah berfluktuasi dengan nilai rata-rata sekitar US$100.000 per bulan untuk kebutuhan operasional.
Batavia Properindo Finance (BPFI) akan melakukan rights issue sebanyak-banyaknya 700 juta saham biasa dengan nominal Rp 100 yang akan ditawarkan dengan harga pelaksanaan Rp 500 dan rasio 10:7. Tanggal RUPSLB pada 19 November 2014. Cum HMETD di pasar reguler dan negosiasi adalah 26 November 2014. Dana yang diperoleh akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka ekspansi kredit perseroan.
17 November 2014
17 November 2014
Bank Central Asia (BBCA) dan CIMB Niaga (BNGA) akan
melakukan pengembangan
e-channel
untuk membantupengembangan pasar modal. Perjanjian kerja sama
pengembangan
e-channel
untuk fasilitas AKSes (AcuanKepemilikan Sekuritas) dilakukan oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dengan Bank BCA dan Bank CIMB Niaga. Adanya kerja sama ini, investor akan lebih mudah melakukan penyelesaian atas transaksi pasar modal secara komprehensif, terintegrasi, dan ringkas. Merespons kerja sama tersebut, Bank CIMB Niaga akan melakukan penambahan fitur layanan
internet
banking
CIMB Niaga yaitu CIMB Clicks.Panorama Sentrawisata (PANR) menyiapkan belanja modal tahun depan sebesar Rp 400 miliar. Capex akan dibelanjakan untuk kebutuhan 5 pilar usaha yakni inbound, travel dan leisure, transportasi, media dan hospitality. Perseroan membidik pertumbuhan usaha sekitar 15-25% pada 2015.
Blue Bird (BIRD) berencana menambah 100 unit armada taksi di Semarang secara bertahap dengan pertimbangan besarnya kebutuhan di pasar. Perseroan membuka pool kedua di Semarang dalam upaya mengembangkan bisnis. Saat ini perseroan telah mengoperasikan 400 unit armada taksi di Semarang.
Bank Indonesia (BI) menilai jika kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dilakukan secara langsung akan memberikan kepastian dibandingkan jika harus dinaikkan secara bertahap. Selain akan memberikan kepastian, kenaikan BBM secara langsung tidak akan menimbulkan ekspektasi pada pasar. Setelah diberlakukan harga baru, pemerintah bisa menetapkan harga fix subsidi (subsidi tetap).
Indonesia mencatat surplus neraca pembayaran sebesar USD 6,5 miliar selama periode Juli hingga September 2014, atau lebih besar dari surplus USD 4,3 miliar pada periode April hingga 2014. Terdapat surplus sebesar USD 13,7 miliar di kuartal III 2014 yang bisa menutup defisit USD 6,8 miliar atau setara dengan 3,07% dari GDP. Surplus dari neraca pembayaran ini membuat cadangan devisa Bank Indonesia bertambah menjadi USD 111,2 miliar di akhir kuartal ketiga 2014 dari USD 107,7 miliar di akhir Juni 2014. Pada akhir Oktober, cadangan devisa RI mencapai USD 112 miliar.
17 November 2014
COMMODITIES
DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change (IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 75,66 -0,16 TLKM (US) 45 13.731 174
Natural Gas (US$)/mmBtu 4,14 0,12 ANTM (GR) 0,06 857 0
Gold (US$)/Ounce 1184,95 -3,80
Nickel (US$)/MT 15580,00 180,00
Tin (US$)/MT 19750,00 -110,00
Coal (NEWC) (US$)/MT* 61,85 --
Coal (RB) (US$)/MT* 63,38 --
CPO (ROTH) (US$)/MT 755,00 -5,00
CPO (MYR)/MT 2205,50 -50,00
Rubber (MYR/Kg) 615,50 0,00
Pulp (BHKP) (US$)/per ton 733,50 2,52
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2014E 2015F 2014E 2015F
Market Cap (USD Bn)
USA DOW JONES INDUS. 17634,74 -0,10 6,38 15,52 14,77 2,94 2,75 5.027,5
USA NASDAQ COMPOSITE 4688,54 0,18 12,26 23,29 19,32 3,52 3,19 7.396,7
ENGLAND FTSE 100 INDEX 6654,37 0,29 -1,40 13,95 13,18 1,80 1,70 1.451,0
CHINA SHANGHAI SE A SH 2595,80 -0,27 17,22 10,11 9,00 1,36 1,22 3.010,9
CHINA SHENZHEN SE A SH 1381,66 -0,24 25,17 24,13 18,64 2,69 2,38 1.811,5
HONG KONG HANG SENG INDEX 24087,38 0,28 3,35 11,16 10,38 1,33 1,23 1.904,8
INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 5049,49 0,02 18,14 16,60 14,18 2,82 2,49 387,9
JAPAN NIKKEI 225 17490,83 0,56 7,36 19,31 17,18 1,69 1,58 2.774,2
MALAYSIA KLCI 1813,79 -0,11 -2,85 16,66 15,24 2,07 1,94 309,8
SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 3315,67 0,32 4,68 14,46 13,38 1,16 1,10 419,0
FOREIGN EXCHANGE
FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 12.213,75 8,75 1000 IDR/ USD 0,08 -0,0001
EUR/IDR 15.310,67 86,36 EUR / USD 1,25 0,0011
JPY/IDR 104,82 -0,21 JPY / USD 0,01 0,0000
SGD/IDR 9.417,14 -0,13 SGD / USD 0,77 0,0007
AUD/IDR 10.694,24 78,33 AUD / USD 0,88 0,0006
GBP/IDR 19.149,82 -2,67 GBP / USD 1,57 0,0010
CNY/IDR 1.992,46 0,00 CNY / USD 0,16 -0,0001
MYR/IDR 3.649,44 0,28 MYR / USD 0,30 0,0000
KRW/IDR 11,08 -0,01 100 KRW / USD 0,09 -0,0001
CENTRAL BANK RATE
INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 6.76
BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.50
ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.13
BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13
17 November 2014
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
Description Oct'14 Sep'14 Description Rate (%)
Inflation YTD % 4.19 3.71 SBI (9M) 6,84809
Inflation YOY % 4.83 4.53 SBIS (9M) 6,84809
Inflation MOM % 0.47 0.27
Foreign Reserve (USD) 111.97 Mn 111.16 Mn GDP (IDR Bn) 2,619,869.70 2,480,807.00
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
17 Nov US Empire Manufacturing Naik menjadi 10.00 dari 6.17 17 Nov US Industrial Production MoM Turun menjadi 0.2% dari 1.0%
17 Nov US Capacity Utilization Tetap 79.3%
17 Nov US Manufacturing Production --
18 Nov US PPI MoM Tetap -0.1%
18 Nov US PPI YoY Turun menjadi 1.3% dari 1.6%
19 Nov US Housing Starts Naik menjadi 1025 ribu dari 1017 ribu 19 Nov US Housing Starts MoM Turun menjadi 0.8% dari 6.3% 19 Nov US Building Permits Naik menjadi 1031 ribu dari 1018 ribu 19 Nov US Building Permits MoM Naik menjadi 2.8% dari 1.5%
20 Nov US CPI MoM Turun menjadi -0.1% dari 0.1%
20 Nov US CPI YoY Turun menjadi 1.6% dari 1.7%
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS
LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
ASII IJ 7175 1.06 3.26 SCMA IJ 3150 -3.96 -2.04 SMGR IJ 15975 2.40 2.39 UNVR IJ 30450 -0.65 -1.64 BBRI IJ 11075 0.68 1.97 MNCN IJ 2315 -3.94 -1.45 BMRI IJ 10500 0.72 1.86 ICBP IJ 11025 -2.00 -1.41 BBCA IJ 12925 0.39 1.31 SMMA IJ 2800 -6.67 -1.34 PGAS IJ 6050 0.83 1.30 NISP IJ 1170 -6.40 -0.98 INTP IJ 24200 1.15 1.09 PTBA IJ 11975 -3.04 -0.93 MAYA IJ 2380 10.19 0.81 JKON IJ 600 -7.69 -0.88 UNTR IJ 19200 1.05 0.80 BMTR IJ 1685 -3.16 -0.83 SSMS IJ 1230 6.03 0.72 CPIN IJ 3790 -1.04 -0.70
UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price (IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter PT Soechi Lines Shipping
Transportation
550.00 2,571.43 24 Nov-26 Nov’14 02 Dec 2014 Mandiri Sekuritas RHB OSK Securities PT Intan Baruprana
Finance
Finance 311-383 1,670.48 26 Nov-28 Nov’14 04 Dec 2014 BNI Securities PT Archi Indonesia Gold Mineral
Mining
1895-2445 1,600.00 08 Dec-09 Dec’14 15 Dec 2014 CIMB Niaga, Danareksa, Mandiri Sekuritas, Valbury PT Karisma Aksara
Mediatama
Books Store Trade & Service
175-240 535.82 TBA TBA BCA Sekuritas
17 November 2014
17 November 2014
DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
TURI 4.00 Cash Dividend
24 Nov-14 25 Nov-14 27 Nov-14 11 Dec-14
SMSM 60.00 Cash Dividend
24 Nov-14 25 Nov-14 27 Nov-14 11 Dec-14
BATA 16.16 Cash Dividend 28 Nov-14 01 Dec-14 03 Dec-14 16 Dec-14
KPIG 10.00 Cash Dividend 28 Nov-14 01 Dec-14 03 Dec-14 17 Dec-14
INCO $0.0101 Cash Dividend 28 Nov-14 01 Dec-14 03 Dec-14 17 Dec-14
UNVR 336.00 Cash Dividend 02 Dec-14 03 Dec-14 05 Dec-14 12 Dec-14
BHIT 3.00 Cash Dividend
02 Dec-14 03 Dec-14 05 Dec-14 19 Dec-14
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
ARTI Rights Issue 1:4 117.00 06-Nov-14 07-Nov-14 13 Nov – 20 Nov’14
AKKU Rights Issue 20:132 100.00 07-Nov-14 10-Nov-14 14 Nov – 20 Nov’14
BEKS Rights Issue 1000:186 100.00 17-Nov-14 18-Nov-14 24 Nov – 01 Dec14
BWPT Rights Issue 1:6 390-411 TBA TBA TBA
BBRM Rights Issue 100:43 230.00 20-Nov-14 21-Nov-14 27 Nov – 03 Dec’14
BPFI Rights Issue 10:7 500.00 26-Nov-14 27-Nov-14 03 Dec – 07 Dec’14
BNII Rights Issue 9:1 221.00 05-Dec-14 08-Dec-14 12 Dec – 18 Dec’14
BSWD Rights Issue 5:1 2800.00 05-Dec-14 08-Dec-14 12 Dec – 19 Dec’14
MAYA Rights Issue TBA TBA 16-Dec-14 17-Dec-14 23 Dec – 07 Jan’15
SIPD Stock Split 1:10 -- -- 12-Dec-14 12-Dec-14
LTLS Stock Split 1:2 -- -- TBA TBA
FORU Tender Offer -- 695.00 -- -- 30 Oct – 28 Nov’14
SCPI Tender Offer -- 100,000.00 -- -- 12 Nov – 05 Dec’14
ACST Tender Offer -- TBA -- -- TBA
CPGT Tender Offer -- TBA -- -- TBA
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
BPFI RUPSLB 19-Nov-14
BWPT RUPSLB 24-Nov-14
BUVA RUPSLB 24-Nov-14
APLN RUPSLB 27-Nov-14
UNVR RUPSLB 27-Nov-14
BNLI RUPST 27-Nov-14
BSWD RUPSLB 28-Nov-14
INPC RUPSLB 28-Nov-14
DSSA RUPSLB 01-Dec-14
TBIG RUPSLB 02-Dec-14
KBRI RUPSLB 03-Dec-14
BLTA RUPST 04-Dec-14
MAYA RUPSLB 09-Dec-14
PTSN RUPST 10-Dec-14
LTLS RUPSLB 10-Dec-14
RAJA RUPSLB 11-Dec-14
GIAA RUPSLB 12-Dec-14
PSAB RUPSLB
15-Dec-14
17 November 2014
17 November 2014
SMGR
TRADING BUY
S1 15650 R1 16150 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 15150 R2 16650
Closing
Price 15975
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI mendekati area overbought •Harga berada dalam area upper band Prediksi •Trading range Rp 15650-Rp 16650
•Entry Rp 15975, take Profit Rp 16650
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 85.94 Positif
MACD 10.07 Negatif
True Strength Index (TSI) 28.78 Positif
Bollinger Band (Mid) 18150 Negatif
MA5 15510 Positif 14,400 15,000 15,600 16,200 16,800 17,400 18,000
May Jun Jul August September October November
SMGR Upward Sloping Channel
15,510 15,478.1 15,095.2 15,095.2 15,049.9 15,000 15,703.8 15,975 15,975 16,100 18,277.8 18,277.8 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 SMGR - Stochastic %D(6,3,3) = 60.36, Stochastic %K = 80.71, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
60.3591 60.3591 20 80 80.7089 80.7089 -200 -100 0 100 200 0 SMGR - MACD (5,3) = -97.22, Signal() = -44.11 -97.2236 -44.1064 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 SMGR - TSI(3,5,3) = 28.78 2.74905 0.00000 28.7837 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 SMGR - William's % R(14) = -11.36 -11.3636
Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com
SMBR
TRADING BUY
S1 365 R1 385 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 350 R2 400
Closing
Price 375
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area oversold •Harga berada dalam area netral Prediksi •Trading range Rp 365-Rp 385
•Entry Rp 375, take Profit Rp 385
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 5.51 Positif
MACD 0.22 Positif
True Strength Index (TSI) 24.46 Positif
Bollinger Band (Mid) 370 Positif
MA5 365.2 Positif 340.0 360.0 380.0 400.0 420.0 440.0 460.0 480.0 500.0
May Jun Jul August September October November
SMBR Downward Sloping Channel
Bullish Breakout 369.6 367 365.2 364.75 327.25 327.25 372.635 372.635 375 375 383 392.992 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 SMBR - Stochastic %D(6,3,3) = 18.02, Stochastic %K = 35.01, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
20 18.0205 18.0205 35.014 35.014 80 -8.0 -6.0 -4.0 -2.0 0.0 2.0 4.0 6.0 0.0 SMBR - MACD (5,3) = -1.79, Signal() = -0.63 -1.79389 -0.626836 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 SMBR - TSI(3,5,3) = 24.46 0.00000 -5.10554 24.4629 -100.0 -90.0 -80.0 -70.0 -60.0 -50.0 -40.0 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 SMBR - William's % R(14) = -38.10 -38.0952
17 November 2014
17 November 2014
JSMR
TRADING BUY
S1 6450 R1 6600 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 6350 R2 6700
Closing
Price 6525
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought •Harga berada dalam area upper band Prediksi •Trading range Rp 6450-Rp 6700
•Entry Rp 6525, take Profit Rp 6700
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 75.57 Positif
MACD 20.15 Positif
True Strength Index (TSI) 55.44 Positif
Bollinger Band (Mid) 3720 Positif
MA5 6430 Positif 4,800 5,000 5,200 5,400 5,600 5,800 6,000 6,200 6,400 6,600
May Jun Jul August September October November
JSMR Downward Sloping Channel
6,325 6,311.25 6,275 5,924.1 5,704.69 5,704.69 6,325 6,325 6,418.75 6,430 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 JSMR - Stochastic %D(6,3,3) = 74.32, Stochastic %K = 89.63, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
74.321 74.321 20 80 89.6296 89.6296 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 0.0 JSMR - MACD (5,3) = -25.36, Signal() = -18.26 -25.3566 -18.2578 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 JSMR - TSI(3,5,3) = 55.44 45.9926 0.00000 55.4369 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 JSMR - William's % R(14) = -6.67 -6.66667
Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com
MAPI
TRADING BUY
S1 5350 R1 5600 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 5100 R2 5850
Closing
Price 5500
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought •Harga berada dalam area upper band
Prediksi •Trading range Rp 5350-Rp 5600 •Entry Rp 5500, take Profit Rp 5600
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 21.15 Positif
MACD 17.14 Positif
True Strength Index (TSI) 40.32 Positif
Bollinger Band (Mid) 5347 Positif
MA5 5206 Positif 4,800 5,200 5,600 6,000 6,400 6,800
May Jun Jul August September October November
MAPI Upward Sloping Channel
5,250 5,206 5,158.75 4,966.09 4,966.09 4,960 5,347.25 5,500 5,500 5,700.99 6,315.91 6,315.91 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 MAPI - Stochastic %D(6,3,3) = 67.65, Stochastic %K = 87.40, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
67.6511 67.6511 20 80 87.4036 87.4036 -120.0 -80.0 -40.0 0.0 40.0 80.0 0.0 MAPI - MACD (5,3) = -68.75, Signal() = -37.37
-68.7514 -37.37 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 MAPI - TSI(3,5,3) = 40.32 12.4583 0.00000 40.3241 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 MAPI - William's % R(14) = -29.41 -29.4118
17 November 2014
17 November 2014
APLN
TRADING BUY
S1 335 R1 353 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 320 R2 368
Closing
Price 342
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area netral
Prediksi •Trading range Rp 335-Rp 353 •Entry Rp 342, take Profit Rp 353
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 15.60 Positif
MACD -1.52 Positif
True Strength Index (TSI) -14.39 Positif
Bollinger Band (Mid) 347 Negatif
MA5 332.2 Positif 240.0 260.0 280.0 300.0 320.0 340.0 360.0 380.0 400.0
May Jun Jul August September October November
APLN Wedge 342 333.25 332.2 327 326.857 326.857 342 346.85 358 377.461 378.871 378.871 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 APLN - Stochastic %D(6,3,3) = 23.28, Stochastic %K = 40.48, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
23.2804 23.2804 20 40.4762 40.4762 80 -10.0 -8.0 -6.0 -4.0 -2.0 0.0 2.0 4.0 6.0 0.0 APLN - MACD (5,3) = -0.93, Signal() = 0.58
-0.934169 0.584405 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 APLN - TSI(3,5,3) = -14.39 -14.3933 -37.3977 0.00000 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 APLN - William's % R(14) = -48.48 -48.4848
Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com
BEST
TRADING BUY
S1 580 R1 615 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 555 R2 640
Closing
Price 595
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band
Prediksi •Trading range Rp 580-Rp 615 •Entry Rp 595, take Profit Rp 615
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 38.48 Positif
MACD 3.36 Positif
True Strength Index (TSI) 38.96 Positif
Bollinger Band (Mid) 577 Positif
MA5 565 Positif 420.0 480.0 540.0 600.0 660.0 720.0
May Jun Jul August September October November
BEST Broadening Wedge
576.5 565 558.125 510 508.947 508.947 595 595 595 616.506 633.333 633.333 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 BEST - Stochastic %D(6,3,3) = 72.06, Stochastic %K = 89.78, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
72.0625 72.0625 20 80 89.7821 89.7821 -24.0 -18.0 -12.0 -6.0 0.0 6.0 12.0 18.0 0.0 BEST - MACD (5,3) = -8.63, Signal() = -5.82
-8.63054 -5.82081 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 BEST - TSI(3,5,3) = 38.96 17.3987 0.00000 38.9625 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 BEST - William's % R(14) = -15.00 -15
17 November 2014
17 November 2014
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
14-11-14 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low Agriculture
AALI Trading Sell 23250 23250 22650 22650 23100 23550 24000 Negatif Negatif Negatif 24275 19250 LSIP Trading Sell 1895 1895 1820 1820 1875 1930 1985 Negatif Negatif Negatif 2000 1735 SGRO Trading Sell 2085 2085 2070 2070 2085 2100 2115 Negatif Negatif Negatif 2160 1750 Mining
BUMI Trading Sell 104 104 101 94 101 108 115 Negatif Negatif Negatif 183 98
PTBA Trading Sell 11975 11975 11075 11075 11725 12375 13025 Negatif Negatif Negatif 13625 11100 ADRO Trading Buy 1000 1000 985 960 985 1010 1035 Positif Positif Negatif 1175 920 MEDC Trading Buy 3695 3695 3855 3510 3625 3740 3855 Positif Positif Positif 3900 3555 INCO Trading Buy 3850 3850 3870 3780 3825 3870 3915 Positif Positif Positif 3875 3455
ANTM Trading Buy 935 935 960 915 930 945 960 Positif Positif Positif 1050 920
TINS Trading Sell 1215 1215 1205 1180 1205 1230 1255 Negatif Negatif Negatif 1280 1080 Basic Industry and Chemicals
SMGR Trading Buy 15975 15975 16650 15150 15650 16150 16650 Positif Positif Positif 16325 14500 INTP Trading Buy 24200 24200 24600 23700 24000 24300 24600 Positif Positif Positif 24275 20800 SMCB Trading Sell 2255 2255 2240 2205 2240 2275 2310 Negatif Negatif Negatif 2675 2230 Miscellaneous Industry
ASII Trading Buy 7175 7175 7375 6925 7075 7225 7375 Positif Positif Positif 7150 6325 GJTL Trading Sell 1275 1275 1255 1200 1255 1310 1365 Positif Negatif Negatif 1620 1270 Consumer Goods Industry
INDF Trading Buy 6575 6575 6650 6500 6550 6600 6650 Positif Positif Positif 7000 6375 GGRM Trading Sell 60025 60025 59825 59425 59825 60225 60625 Negatif Negatif Negatif 62500 55525 UNVR Trading Sell 30450 30450 30225 29700 30225 30750 31275 Negatif Negatif Positif 32200 29625 KLBF Trading Buy 1695 1695 1720 1660 1680 1700 1720 Positif Positif Positif 1715 1595 Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Sell 1520 1520 1465 1465 1505 1545 1585 Negatif Negatif Negatif 1615 1420 PTPP Trading Buy 2865 2865 2935 2665 2800 2935 3070 Positif Positif Positif 2840 2135 WIKA Trading Buy 2900 2900 2950 2740 2845 2950 3055 Positif Positif Positif 2935 2420 ADHI Trading Buy 2550 2550 2585 2455 2520 2585 2650 Positif Positif Positif 2920 2320 Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Sell 6050 6050 5900 5900 6000 6100 6200 Positif Positif Positif 6050 5600 JSMR Trading Buy 6525 6525 6700 6325 6450 6575 6700 Positif Positif Positif 6450 5825 ISAT Trading Sell 3210 3210 3180 3105 3180 3255 3330 Negatif Negatif Negatif 3975 3185 TLKM Trading Buy 2740 2740 2795 2690 2725 2760 2795 Positif Positif Positif 2900 2590 CMNP Trading Buy 3200 3200 3215 3115 3165 3215 3265 Positif Positif Positif 3300 3060 Finance
BMRI Trading Buy 10500 10500 10750 10225 10400 10575 10750 Positif Positif Positif 10725 9300 BBRI Trading Buy 11075 11075 11250 10875 11000 11125 11250 Positif Positif Positif 11150 10000 BBNI Trading Buy 5875 5875 5950 5650 5800 5950 6100 Positif Negatif Positif 5950 4975 BBCA Trading Sell 12925 12925 12700 12650 12825 13000 13175 Positif Positif Positif 13575 12050 BBTN Trading Buy 1105 1105 1135 1075 1095 1115 1135 Positif Positif Positif 1195 1070 Trade, Services and Investment
UNTR Trading Buy 19200 19200 19675 18625 18975 19325 19675 Positif Positif Positif 20575 16700 MPPA Trading Buy 3040 3040 3095 2925 3010 3095 3180 Positif Positif Negatif 3345 2650