• Tidak ada hasil yang ditemukan

Chap 2: Postulate Mekanika Statistik dan Teori Ensembel. Ref. Kerson Huang, Statistical Mechanics, Chap. 7

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Chap 2: Postulate Mekanika Statistik dan Teori Ensembel. Ref. Kerson Huang, Statistical Mechanics, Chap. 7"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

Chap 2:

Postulate Mekanika Statistik dan

Teori Ensembel

(2)

Beberapa Pengertian Dasar Mekanika

Statistik

• Macrostate : keadaan system keseluruhan yang dikarakterisasi oleh besaran

variable makro (nilai rata-ratanya, seperti tekanan P, volume V dan temperature T, untuk system fluid)

• Microstate: konfigurasi tertentu system yang dinyatakan oleh keadaan individual

atom atau molekul penyusun system, misal dinyatakan oleh kecepatan {𝑣𝑘} dan atau posisinya {𝒓𝑘}.

• Untuk satu keadaan microstate terdapat banyak keadaan microstate yang bersesuaian.

• Thermodinamika : mendeskripsikan hubungan microstate (variable makro) secara empiris.

• Mekanika Statistik : menjelaskan hubungan antara macrostate dengan microstate. Hubungan tsb bisa dilakukan melalui konsep entropi S dengan banyaknya keadaan mikro Ω

• Besaran makroskopik akan diperoleh sebagai rata-rata keadaan microstate dengan bobot tertentu (rapat probabilitas).

(3)

Pendekatan Pemodelan Mekanika

Statistik

Non Interacting Interacting Distinguishable 1 2 Identical/Non Dist. 3 4 Hal yg dipertimbangkan:

1.Apakah partikel bisa dibedakan → klasik /kuantum

2.Apakah ada interaksi antar partikel

→ menentukan kompleksitasnya

Pendekatan klasik: volume Ruang fasa sistem

(4)

Ruang Fasa Klasik (Classical Phase Space)

• Model : Gas dalam volum V sejumlah N partikel klasik yang terbedakan.

• Satu keadaan dari sistem ini dikarakterisasi oleh 1 buah koordinat di ruang fasa yang berdimensi 6N yaitu :

(q1,..,qN, p1,…,pN) dengan qk adalah posisi partikel ke-k dan pk: momentum partikel ke-k. Titik ini disebut juga titik fasa (phase point)

Ruang fasa  terdiri dari 6 koordinat (x,y,z, Px,Py,Pz), setiap keadaan 1 partikel diwakili oleh 1 titik.

• Ruang yg berdimensi 6N, dengan koordinat di atas disebut

ruang fasa (Γ). Sketsa gambar berikut ini menunjukkan hubungan ruang fasa  dan Γ dalam menggambarkan 1 sistem N partikel yang sama:

(5)

Ruang Fasa

dan

r(x,y,z) (Px, py, pz) r1,…,rN P1,…,pN 1 partikel 1 sistem N partikel 1 sistem N partikel saat t tertentu 1 sistem N partikel

(6)

Dinamika sistem N partikel dinyatakan oleh koordinat posisi sebanyak 3N q={q1,…,qN} dan momentum p={p1,p2,…pN},

dengan qk, pk : koordinat vektor posisi dan momentum partikel ke –k.

Misal hamiltonian sistem diberikan oleh : H= H(p1,p2,…pN, q1,q2,…qN,), maka persamaan gerak sistem diberikan oleh (perkomponen): N j q H q q H p j j j j  =1,..,3  − =   − =  

(7)

Dinamika Sistem N Partikel (Hamiltonian)

• Spefisikasi keadaan 1 sistem N partikel ini akan diberikan oleh 3N+3N koordinat posisi dan momentum {q,p}.

• Tiap titik di ruang fasa Γ mewakili satu keadaan system pada suatu saat t.

• Evolusi sistem N-partikel ini akan berupa trayektori di ruang fasa Γ.

Jika sistem bersifat konservatif (kekekalan energi), maka berlaku

(8)

• Misal gas dengan keadaan makroskopik tertentu (misal P,V,T tertentu) akan terkait dengan sejumlah sangat besar keadaan mikroskopik {q,p} yang semuanya terkait dengan keadaan makroskopik yang sama tsb.

• Kumpulan dari sistem-sistem dengan keadaan

makroskopik yang sama ini disebut sebagai ENSEMBEL.

• Dalam limit thermodinamika (N--> , N/V : berhingga},

maka kumpulan titik-titik di ruang fasa tsb dapat didekati sebagai kontinuum.

(9)

• Sehingga jumlah total keadaan mikroskopik di ruang fasa tsb, akan diberikan oleh volume sbb:

: jumlah seluruh keadaan mikroskopik sistem yang berada di dalam volum d3Np d3Nq.

• Dengan fungsi ρ= ρ(q,p,t) disebut fungsi rapat keadaan yg menyatakan jumlah keadaan mikroskopik per satuan

volum di ruang fasa.

• Sehingga deskripsi lengkap evolusi sistem diberikan oleh evolusi fungsi ρ(p,q,t). p qd d t) 3N 3N , , (q p

(10)

Kecepatan Evolusi Titik-titik Fasa

Di ruang fasa, titik-titik fasa {q,p} akan bergerak dengan kecepatan yang diberikan oleh vektor kecepatan:

}

,

{

q

p

v

=

• Gerak titik ini di Γ akan terbatas dalam volume di Γ

sebab TOTAL ENERGI dan momentum sistem sudah tertentu dan terbatas.

• Tinjau sekumpulan (ensembel) titik-titik representasi sistem yang terkait dengan makroskopik yang sama di ruang Γ.

• Sejalan dengan t, titik-titik tsb akan bergerak

(mengalir), pergerakan ini digambarkan oleh evolusi dari fungsi kerapatan ρ(q,p,t).

(11)

Rata-rata Ensembel

=  p q p q p q p q p q N N N N d d t d d t f f 3 3 3 3 ) , , ( ) , , ( ) , (  

• Dengan mengetahui ρ ini dapat dihitung rata-rata dari suatu besaran f tertentu (rata-rata ensembel):

• Integral tsb prinsipnya dilakukan di seluruh ruang fasa 6N-D, akan tetapi secara efektif, hanya perlu dilakukan dimana ρ≠0 saja.

• Suatu ensembel disebut stasioner kalau nilai ρ bukan fungsi waktu (t) secara eksplisit, yaitu jika

• Untuk ensembel stasioner, maka nilai rata-rata

ensembelnya juga tidak bergantung waktu, jadi <f> independent dari waktu.

0 =   t

(12)

Tinjau suatu elemen volume dω

dengan luas permukaan σ

di ruang fasa Γ.

Adalah Laju (rate) penambahan jumlah titik dalam elemen volum ω

Sedangkan laju netto arus titik-titik yang menembus keluar permuakaan batas σ:

Teorema Liouville:

Pergerakan Titik Representasi

σ ω n vp q q p t d d d N d N t 3 3 ) , , ( =  

      

d t v n q p, , ) ˆ (

(13)

Menurut teorema Divergensi Gauss maka :

Dengan divergensi ruas kanan adalah:

Karena titik-titik representasi dlm ruang fasa kekal (tidak ada sumber atau sumur), maka berlaku hukum kekekalan jumlah titik representasi, sehingga:

Atau:

Pers. Ini harus berlaku tak peduli berapapun ukuran ω, sehingga mestilah: Pers. Kontinutas/Liouville:

Persamaan Kontinuitas/Liouville

=        +    •  N k k k k k 3 1 ) ( p p q q v         

•  = •nˆd ( v)d v      

•  − =   d d t ( v) 0 ) (  =        + • 

    d t v 0 ) ( =   + •  t  v

(14)

Jadi mestilah:

Tetapi suku terakhir =0, sebab berlaku :

Sehingga: atau

Sedang suku kedua dapat dituliskan sbg:

Teorema Liouville

0 3 1 =         +   +  

= N k k k k k t p p q q    0 3 1 3 1 =         +   +         +   +  

= = N k k k k k N k k k k k t p p q q p p q q         k k k k k k H H p q q q p q    =   →   =  2  k k k k k k H H q p p p q p    − =   →   − =  2  0 =   +   k k k k p p q q  0 3 1 2 2 =           −   

= N k k k k k k H H p p q p q k k k k k k k k q H p p H q p p q q     −     =   +       

(15)

Berarti pers kontinutas menjadi:

Atau dapat dituliskan sbg:

Telah dipakai definisi Poisson Bracket :

Berarti secara umum karena dρ/dt=0, maka jumlah titik kekal dan aliran titik tsb seperti fluida incompressible. Jikalau ensembel stasioner

atau dalam Kesetimbangan maka akibatnya: atau {ρ,H}=0

Teorema Liouville

0 3 1 = =         +   +  

= dt d t N k k k k k     p p q q   0 3 1 =         +  

= N k k k k k p p q q     0 =   t  0 } , { = +   = H t dt d 

=          −     = N k k k k qk H p p H q H 3 1 } , {  

(16)

Solusi dari kondisi stasioner ini adalah (1) jika: ρ independent dari q dan p!

Dengan ω adalah daerah dimana titik-titik fasa (microstate) memenuhi syarat batas persoalannya (macrostate yg sama)

Nilai fungsi rapat keadaan ρ = konstan, artinya sembarang nilai (q,p) punya peluang nilai sama untuk muncul!

Asal di dalam volume ω yg memenuhi syarat batas!

Postulate : Equal Apriori Probability

    = lainnya kons 0 ) , ( tan ) , (   q p q p

(17)

Ergodisitas

• Nilai rata-rata besaran 𝑓{𝑞, 𝑝} mestinya dihitung menurut nilai 𝑓 𝑡 sepanjang trayektori di ruang fasa ketika system berevolusi :

ҧ

𝑓 = lim

𝑇→∞

1

𝑇 න 𝑑𝑡 𝑓{𝑞 𝑡 , 𝑝 𝑡 }

• Rata –rata ensemble < 𝑓 > dan rata-rata thd waktu (𝑓ҧ) ini akan sama jikalau dalam evolusinya setiap keadaan di permukaan energi konstan dikunjungi sekali (atau sejumlah yg sama)! (Postulate Ergodicitas –

Boltzmannn)

• Secara teoritis, hal ini tidak mungkin sebab trayektori tidak boleh memotong dirinya sendiri! Why?

• Maka kondisi diperlunak : tidak perlu lewat tiap titik di ruang fasa, asal lewat cukup dekat saja (quasi ergodic)

• Jika system memenuhi ergodisitas (atau secara kuasi) maka :

(18)

Prinsip Equal Apriori Probability:

Setiap keadaan mikroskopik (microstate) yg berkenaan dengan keadaan makroskopik (macrostate) yang sama (syarat batas), memiliki peluang yang sama untuk muncul atau terpilih.

Akibatnya nilai rata-rata besaran f(q,p) diberikan oleh:

Postulate : Equal Apriori Probability

 

=  f f t d qd p N N 3 3 ) , , ( ) , (q p q p Ensembel mikrokanonik

(19)

Ensembel Mikrokanonik

1.  = Hypersurface 2.  = Hypershell 3.  = Hypervolumel

f   rata-rata ensembel f = rata-rata thd waktu  f

=  rata-rata thd waktu f  2 perata2an ini independen = rata-rata waktu f dari 1 anggota ensembel untuk t lama sekali = f terukur

    = lainnya C 0 ) , ( ) , (   q p q p  =  =   −   − /2 3 3 2 / 3 3 ) , , ( E H N N E H N N p qd d C p qd d t p q   = volume Hypershell E H E H E H    − = ) , ( 2 / ) , ( ) , ( p q p q p q contoh:

(20)

Ensembel Mikrokanonik

Jika 0 = volume (fundamental) yg berisi 1 keadaan microstate, maka banyak keadaan untuk “volume” ω adalah:

Kaitan mekanika statistik dengan thermodinamika diberikan oleh definisi entropi :

0

= 

=

k

ln

S

(21)

Mengapa S=k ln

Ω

• Secara termodinamika, kesetimbangan termal terjadi jika temperatur sistem sama (T1=T2).

Bagaimana hal ini dipahami di Mekanika Statistik?

• Definisikan Ω (N,V,E)= banyak microstate terkait dengan macrostate dengan nilai besaran (N,V,E) tertentu.

• Tinjau 2 buah sistem makroskopik 1 dan 2 yg dipisah dinding

diathermal. Gabungan sistem 1+2 terisolasi.

• Asumsi • N1, N2 : masing-masing konstan • V1, V2 : masing-masing konstan • E0= E1+E2= konstan N1, E1 V1 N2, E2 V2

(22)

Kesetimbangan Thermal Dalam

Mekanika Statistik

• Banyak keadaan sistem-1 : Ω1 (N1 ,V1 ,E1)

• Banyak keadaan sistem-2 : Ω2 (N2 ,V2 ,E2)

• Banyak keadaan sistem 1+2, dimana energi sistem 1: E1 dan sistem 2: E2 adalah:

Ω (E1,E2) = Ω1 (E12 (E2) = Ω1 (E12 (E0-E1)

• Kesetimbangan tercapai jika nilai E1 memaksimalkan Ω (E1,E2)

• Saat kesetimbangan berarti : dΩ/dE1 =0

0 ) ( ) ( ) ( ) ( 1 1 * 1 2 2 2 2 * 1 1 1 * 1 2 2 1 1 1 1 =     +     =    = = = E E E E E E E E E E E E E

(23)

Syarat Kesetimbangan Thermal

• Karena E0=E1+E2, maka saat kesetimbangan thermal :

) ( ) ( ) ( ) ( 1 1 * 2 2 2 2 2 * 1 1 1 2 2 1 1 E E E E E E E E E E     =     = = 2 2 1 1 2 * 2 2 1 2 * 1 1 1 1 1 ) ( ) ( 1 ) ( ) ( 1 E E E E E E E E E E ==    =     2 2 1 1 2 * 2 2 * 1 1 1( ) ln ( ) ln E E E E E E E E = =    =    0 ) ( ) ( ) ( ) ( 1 1 1 2 * 2 2 2 2 2 * 1 1 1 * 1 2 2 1 1 1 1 =       +     =    = = = E E E E E E E E E E E E E E E

(24)

Kesetimbangan Thermal Dalam

Mekanika Statistik

• Bandingkan dengan kesetimbangan thermal menurut thermodinamika, yaitu T1= T2, dan

• Maka ln Ω sebanding dengan S (entropi thermodinamika). Planck mengusulkan :

• Dengan k: konstanta Boltzmann.

) ( ln E k S =  T E S V N 1 , =  

(25)

Kesetimbangan Thermal Dalam

Mekanika Statistik

• Dalam limit thermodinamika, formulasi yang ekivalen dari bentuk diatas adalah :

• Γ(E) : banyak keadaan dengan H < E

• ρ(E) : density of states (dΩ/dE) atau rapat keadaan

) ( ln E k S =  ) ( ln E k S = 

(26)

Berapa Besar Fundamental Volume

ω

0

?

Tinjau kasus Osilator harmonis 1D.

Hamiltonian sistem 1 partikel :

Persamaan geraknya : Dengan solusi umum :

Energi total osilator E :

Persamaan trayektori di ruang fasa (q,p) untuk H=E=konstan → Permukaan 0 = + q m k q m p kq p q H 2 2 1 ) , ( 2 2 + = ) cos( ) (t = At +0 q 2 2 2 2 1 2 1 A m kA E = =  E m p k q E H =  + = 2 / 2 2 2 1 2 / 2 2 2 = + mE p k E q Persamaan Ellips 2  m k = 1 2 / 2 2 2 2 = + mE p m E q

(27)

• “Volume” (Luas) ellips di ruang fasa

• Luas kulit ellips dengan energi antara E-1/2 dan E-1/2:

Berapa Besar Fundamental Volume

ω

0

?

q p mE 2 2 / 2E m     mE E m E A = 2 2 / 2 = 2

    + =  = =

 −    − 2 ) 2 / 1 ( ) 2 / 1 ( 2 2 / 1 2 / 1 E E dqdp A E H E

• Menurut Mekanika Kuantum, energy 1 Osilator Harmonis : En= (n+1/2)ћω

(28)

Menghitung Banyak Keadaan (semi klasik)

h A = =     2 N

h

3

=

• Jadi jarak antara 2 energi berdekatan E= ћω

• Berarti nilai  terkecil :  = ћω

• Luas terkecil di ruang fasa yang berisi 1 status keadaan:

• “Volume” fundamental di ruang fasa yg berisi 1 status keadaan:ω0=h

• Hal ini berlaku umum, (px)terkecil berisi 1 status keadaan = h

• Sehingga secara umum: untuk N partikel dalam V banyak status keadaan Ω:

(29)

Banyak Keadaan Ensembel Mikrokanonik

 =  =    −   − /2 3 3 3 2 / 3 3 1 ) , , ( E H N N N E H N N p qd d h p qd d t p q

• Jadi banyak status keadaan untuk ensembel mikrokanonik :

• Batasan Volume di ruang fasa di atas dapat diganti menjadi : hypersurface atau hypervolume

(30)

Strategi Menerapkan Ensembel

Mikrokanonik

1. Dapatkan Hamiltonian sistem yang terisolasi

2. Tentukan “volume” di ruang fasa yg dipakai (alternative): H= E= konstan = hypersurface

E-/2 < H < E+/2 : hypershell H < E = konstan : hypervolume

3. Hitung banyak keadaan microstate terkait:

Ω, atau ρ atau Γ

(31)

Strategi Menerapkan Ensembel

Mikrokanonik

5. Pecahkan persamaan U = fungs (S,V) dengan U=E= energi system

6. Pakai hubungan-hubungan Thermodinamika, misalnya:

7. Pergunakan berbagai hubungan thermodinamika yg lain untuk mendapatkan berbagai besaran thermodinamika yg dikehendaki, misalnya U S V V S T S U P S U T         − =         − =         =

(32)

Strategi Menerapkan Ensembel

Mikrokanonik

A = U – TS G = U+PV – TS V V T U C         =

(33)

Partikel Tunggal bebas dalam Volume V

 + +  + +  = =  =  mE p p p z y x mE p p p V E H z y x z y x dp dp dp h V p d q d h p qd d t 2 ) ( 3 2 ) ( 3 3 3 3 3 1 2 2 2 2 2 2 1 ) , , (q pm p p p H x y z 2 2 2 2 + + = 3 3 4 p Vp =  3 3 1 3 4 ) ( h p V p =   mE p2 = 2 3 2 / 3 1 3 ) 2 ( 4 ) ( h mE V E =  

Hamiltonian Partikel tunggal bebas : Banyak keadaan dalam hypervolume dengan H =<E:

Integralnya = volume bola dalam ruang momentum dengan jari-jari, p2=2mE

Sehingga banyak keadaannya : Atau dalam variabel energi :

(34)

Partikel Tunggal bebas dalam Volume V

Density of state (rapat keadaan, thd energi:

Dengan cara serupa akan kita turunkan untuk N partikel bebas dalam ruang volume V.

dE h E m V dE E d dE E g 3 2 / 1 2 / 3 1( ) 2 (2 ) ) ( =  = 

(35)

Gas Ideal dalam Volume V

=  =  = 

 + +  mE p p p V N N E H N N N iz iy ix p d q d h p qd d t 2 3 3 3 3 3 2 2 2 1 ) , , (q p

= + + = N i iz iy ix p p p m H 1 2 2 2 2 1

Hamiltonian N partikel bebas dalam volume V :

Banyak keadaan dalam hypervolume dengan H =<E:

 + +  =  mE p p p Nz Ny Nx z y x N N iz iy ix dp dp dp dp dp dp h V 2 1 1 1 3 2 2 2 

(36)

Gas Ideal dalam Volume V

) 1 2 3 ( ) 2 ( ) ( ) 1 2 3 ( ) ( 2 / 3 2 / 3 3 3 2 / 3 3 +  =  +  = N mE E V N R R V N N N N N N  

Integralnya = volume hypersphere dalam ruang momentum dengan jari-jari, R2=2mE, sehingga volum hypersphere-nya

adalah :

Dengan Γ(x) : fungsi gamma!

Jadi banyak keadaan dalam hypervolume dengan H <=E:

) 1 2 3 ( ) 2 ( ) ( 2 / 3 2 / 3 3 3 +        =  N mE h V E N N N N

(37)

Hubungan Thermodinamika Gas Ideal

Definisi entropi diberikan oleh

Entropi S : S= k ln Ω

Untuk N besar dapat dipakai aproksimasi Stirling : ln x!  xlnx - x             +       +           +  =  = ln(2 ) 2 3 ln ) 1 2 3 ( ln ) ( ln ) , ( 3 2 / 3 3 mE N h V N N k E k V E S N N  2 3 ) 2 3 ln( 2 3 ln 2 3 )! 2 3 ln( ln 2 3 ) 1 2 3 ( ln 2 / 3 N N N N N N N N + −  − =           +    

(38)

Hubungan Thermodinamika Gas Ideal

Sehingga entropi dapat diaproksimasi sbb:

Untuk menurunkan berbagai perilaku thermodinamika, tuliskan E sebagai fungsi E:

Temperature T: atau Persamaan keadaan diperoleh dari :

2 3 3 4 ln ) , ( 2 / 3 2 Nk N h mE V Nk V E S +               =  Nk U S U T V 3 2 =         =             =  1 3 2 exp 4 3 ) , ( 2/3 2 Nk S V N m h V S E UNkT U 2 3 = V NkT V U V U P S = =         − = 3 2

(39)

Paradox Gibbs

Telah diturunkan entropi Gas Ideal is:

Untuk gas ideal monoatomik telah diperoleh bahwa:

Sehingga S dapat ditulis ulang sbb:

2 3 3 4 ln ) , ( 2 / 3 2 Nk N h mE V Nk V E S +               =  NkT U E 2 3 = =             + = = + = 2 0 0 2 / 3 3 4 ln 1 2 3 2 3 ) ( ) ln( ) , ( h m k s kT T u Ns Vu Nk V E S

(40)

Paradox Gibbs

• Sekarang, tinjau sebuah volume V yang disekat 2, masing V1 berisi N1 dan V2 berisi N2, sehingga

V=V1+V2, N=N1+N2.

• Misal kedua gas memiliki massa dan temperature yg sama.

• Kemudian kedua gas tersebut diperbolehkan bercampur! Tentu suku u(T) tetap sama setelah pencampuran.

Pertanyaan : berapa perubahan entropi yang terjadi akibat pencampuran ini ?

(41)

Paradox Gibbs

Entropi sistem mula-mula Si = S1+S2

Entropi sistem setelah pencampuran: Sf

Perubahan entropinya : S Karena V>V1 V>V2, maka S>0 0 2 2 / 3 2 2 0 1 2 / 3 1 1

k

ln(

V

u

)

N

s

N

k

ln(

V

u

)

N

s

N

S

i

=

+

+

+

0 2 1 2 / 3 2 1 2 1 0 2 / 3

)

(

)

)

ln((

)

(

)

ln(

Vu

Ns

N

N

k

V

V

u

N

N

s

Nk

S

f

=

+

=

+

+

+

+

i f

S

S

S

=

)

ln(

)

ln(

)

ln(

)

ln(

)

ln(

2 2 1 1 2 2 1 1

V

V

k

N

V

V

k

N

S

V

k

N

V

k

N

V

Nk

S

+

=

=

(42)

Paradox Gibbs

• Padahal kedua volum mengandung gas dengan temperatur sama dan massa sama (sejenis),

• maka ketika dicampur tak ada alasan entropinya bertambah!

• Bayangkan berapa entropinya jika partisi ruang V, banyak?

• Entropi jadi tak terdefinisikan! (Kenapa?)

Solusi Gibbs:

Menghitung jumlah status keadaan salah, mestinya dibagi N! (tanpa ada penjelasan alasannya!)

Buktikan hal ini tidak mempengaruhi fungsi-fungsi thermodinamika yang diperoleh dan mampu

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Sistem Penggunaan lahan berpengaruh signifikan (p&lt;0,05) terhadap kepadatan cacing tanah musim penghujan dan berpengaruh

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 7   TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT  NOMOR   7   TAHUN 2015 TENTANG

Menurut sejarah fraktur pada klavikula merupakan cedera yang sering terjadi akibat jatuh dengan posisi lengan terputar/tertarik keluar(outstretched hand) dimana

Begitu pula dengan hasil observasi siswa menunjukkan adanya peningkatan pada tanggung jawab, kerjasama dan kedisiplinan saat pembelajaran dengan memperoleh nilai

Bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi rubella pada trimester awal kehamilan akan beresiko mengalami kelainan dibawah

Tim/Panitia Pengadaan bersifat adhoc (sementara) dan tidak berwenang menggunakan stempel atas nama jabatan ataupun perusahaan. Tim/Panitia Pengadaan dibentuk melalui

Dengan demikian, permainan ini sebenarnya merupakan teknik pengulangan pembelajaran yang dilakukan secara terus menerus sehingga pada akhirnya tanpa disadari atau tidak,

Apabila dalam musyawarah telah dicapai kesepakatan antara pemegang hak atas tanah dan instansi pemerintah yang memerlukan tanah, Panitia Pengadaan Tanah mengeluarkan