• Tidak ada hasil yang ditemukan

44b3c75265f5dc6cdecc55b234768f7e 2. BAB II RPJMD 2016 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "44b3c75265f5dc6cdecc55b234768f7e 2. BAB II RPJMD 2016 2021"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 1 BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

1. Aspek Geografis dan Demografis

1.1. Aspek Geografis

Kabupaten Wonogiri memiliki luas wilayah 182.236,02 Hektar atau 5,59% luas

wilayah Provinsi Jawa Tengah, yang berbatasan secara langsung dengan beberapa

kabupaten tetangga, yaitu:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten

Karanganyar.

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ponorogo

Provinsi Jawa Timur.

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa Timur dan

Samudera Indonesia.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Gambar 1 : Peta Administrasi Kabupaten Wonogiri

Secara astronomis terletak antara 7032’ dan 8015’ Lintang Selatan (LS) dan

antara 110041’ dan 111018’ Bujur Timur (BT). Topografi Kabupaten Wonogiri

sebagian besar tanahnya berupa perbukitan, dengan + 20% bagian wilayah

merupakan perbukitan kapur, terutama yang berada di wilayah selatan Wonogiri.

Sebagian besar topografi tidak rata dengan kemiringan rata-rata 300, sehingga

(2)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 2 membuat kondisi sumber daya alam saling berbeda. Sacara rinci Kabupaten

Wonogiri terbagi dalam 4 wilayah topografi, yaitu:

1. Wilayah dengan topografi datar (kemiringan lahan 0 – 2%) memiliki luas wilayah

432 Hektar. Wilayah dengan topografi datar ini umumnya termasuk dalam Daerah

Aliran Sungai (DAS) Sungai Bengawan Solo Hulu, DAS Sungai Keduwang, DAS

Sungai Wiroko, DAS Sungai Temon, DAS Sungai Alang serta DAS Sungai

Ngunggahan;

2. Wilayah dengan topografi bergelombang (kemiringan lahan 2 – 15%) memiliki

luas wilayah 7.865 Hektar. Wilayah dengan topografi bergelombang ini

menempati hampir semua wilayah Kabupaten Wonogiri;

3. Wilayah dengan topografi curam (kemiringan lahan 15 – 40%) memiliki luas

wilayah 237 hektar. Wilayah dengan topografi curam ini menempati wilayah

Kecamatan Giriwoyo, Batuwarno, Karangtengah, Tirtomoyo, Jatiroto, Girimarto,

Jatipurno, Slogohimo, Bulukerto, Puhpelem, Purwantoro dan Kismantoro; dan

4. Wilayah dengan topografi sangat curam (kemiringan lahan > 40%) memiliki luas

wilayah 96 hektar.

Wilayah dengan topografi sangat curam ini menempati wilayah Kecamatan

Karangtengah, Tirtomoyo, Jatiroto, Jatipurno, Slogohimo, Puhpelem, Purwantoro

dan Kismantoro.

Kabupaten Wonogiri terbagi atas 25 Kecamatan dengan 251 Desa dan 43

Kelurahan serta 2.306 Dusun/Lingkungan. Letak kecamatan terjauh yaitu Kecamatan

Paranggupito dari ibukota kabupaten sejauh 68 km, kecamatan terdekat dengan

ibukota kabupaten adalah Kecamatan Selogiri. Kecamatan Puhpelem yang memiliki

luas wilayah 3.162 ha merupakan kecamatan yang tersempit wilayahnya, sedangkan

kecamatan yang paling luas adalah Kecamatan Pracimantoro dengan luas wilayah

14.214,3 ha. Sementara Kecamatan Karangtengah adalah kecamatan yang paling

tinggi lokasinya yang berada pada ketinggian  600 m di atas permukaan air laut dan

yang paling rendah adalah Kecamatan Selogiri yang berada pada ketinggian 106 m

di atas permukaan air laut. Data administrasi pemerintahan diperinci sebagaimana

tabel berikut :

Tabel 2.1

Data Administrasi Pemerintahan Kabupaten Wonogiri

No Kecamatan Desa Kelurahan Total Luas

1 Pracimantoro 17 1 18 14.214,3245

2 Paranggupito 8 - 8 6.475,4225

3 Giritontro 5 2 7 6.163,2230

4 Giriwoyo 14 2 16 10.060,1306

5 Batuwarno 7 1 8 5.165,0000

6 Karangtengah 5 - 5 8.459,0000

(3)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 3

No Kecamatan Desa Kelurahan Total Luas

8 Nguntoronadi 9 2 11 8.040,5175

9 Baturetno 13 - 13 8.910,3800

10 Eromoko 13 2 15 12.035,8598

11 Wuryantoro 6 2 8 7.260,7700

12 Manyaran 5 2 7 8.164,4365

13 Selogiri 10 1 11 5.017,9805

14 Wonogiri 9 6 15 8.292,3600

15 Ngadirojo 9 2 11 9.325,5560

16 Sidoharjo 10 2 12 7.719,7045

17 Jatiroto 13 2 15 6.277,3620

18 Kismantoro 8 2 10 9.986,1125

19 Purwantoro 13 2 15 5.925,7837

20 Bulukerto 9 1 10 4.051,8455

21 Puhpelem 5 1 6 3.161,5400

22 Slogohimo 15 2 17 6.414,7955

23 Jatisrono 15 2 17 5.002,7400

24 Jatipurno 9 2 11 5.546,4090

25 Girimarto 12 2 14 6.236,6815

JUMLAH 251 43 294 182.236,0236

Sumber data : Wonogiri Dalam Angka 2015

Seiring dengan berjalannya pembangunan, penggunaan lahan mengalami

perubahan, dan masing-masing jenis penggunaan mengalamai perubahan secara

fluktuatif. Perubahan penggunaan lahan dalam periode tahun 2011 sampai dengan

tahun 2015 adalah sebagai berikut :

a. Sawah mengalami peningkatan 227 Ha, dari 32.342 Ha tahun 2011 menjadi

32.539 Ha tahun 2015. Peningkatan jumlah sawah ini disebabkan oleh

bertambahnya luasan sawah tadah hujan sebesar 417 Ha, dan berkurangnya

luasan sawah berirrigsi sebesar 191 Ha.

b. Tegalan mengalami peningkatan 19.498, dari 69.140 Ha pada tahun 2011

menjadi 88.638 Ha tahun 2015. Bertambahnya luas tegalan dalam periode ini

disebabkan oleh perubahan klasifikasi tegalan, dimana mulai tahun 2013 lahan

pekarangan yang ditanami tanaman pertanian dimasukan dalam jenis

penggunaan tegalan yang sebelumnya masuk jenis penggunaan lahan lain-lain.

c. Hutan Negara bertambah sebesar 68, dari 17.594 Ha tahun 2011 menjadi 17.662

Ha tahun 2015..

d. Hutan rakyat mengalami peningkatan sebesar 479 Ha, dari 3.891 Ha tahun 2011

menjadi 4.370 tahun 2015.

e. Lahan Bukan Pertanian mengalami penurunan sebesar 554 Ha, dari 38.479 Ha

tahun 2011 menjadi 37.925 Ha tahun 2015.

f. Lain-Lain berkurang 17.718 Ha, dari 20.790 Ha tahun 2011 menjadi 1072 Ha

tahun 2015. Berkurangnya luasan lpenggunaan lahan untuk lain-lain penggunaan

(4)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 4 lahan pekarangan yang ditanami tanaman pertanian masuk dalam klasifikasi ini,

dipindahkan ke tegalan.

Tabel 2.2.

Data Penggunaan Lahan Tahun 2011-2015 (Ha)

No. Jenis Penggunaan 2011 2012 2013 2014 2015

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura, 2016

Penggunaan lahan untuk persawahan kebanyakan dijumpai di dataran

banjir, dataran alluvial serta kaki perbukitan. Sedang penggunaan lahan untuk

permukiman dan tegalan menempati hampir sebagian besar wilayah Kabupaten

Wonogiri. Penggunaan lahan tegalan umumnya ditanami dengan jenis tanaman

ketela pohon, jagung, kedelai dan padi gogo. Sedangkan hutan lindung, hutan

produksi dan hutan rakyat menyebar secara luas pada perbukitan- perbukitan

yang ada dengan berbagai macam jenis tanaman seperti pohon jati, pinus, sono

keling dan mahoni sesuai dengan kondisi iklim, tanah serta jenis batuan di

wilayah tersebut.

1.2. Aspek Demografis

Penduduk Kabupaten Wonogiri mengalami peningkatan dalam periode

2010-2014. Dengan menggunakan data BPS jumlah penduduk meningkat dari

928.904 jiwa tahun 2010 menjadi 945.817 tahun 2014. Dari aspek komposisi

penduduk, dalam periode tersebut jumlah penduduk perempuan lebih besar

(rata-rata 51,37%) dibanding jumlah penduduk laki-laki (48,63%). Pertumbuhan

penduduk dalam periode tersebut, rata-rata 0,45%, dengan pertumbuhan

tertinggi pada tahun 2011 sebesar 0,62%, dan terendah tahun 2014 sebesar

0,37%

Grafik 2.1.

Perkembangan Penduduk Wonogiri Tahun 2011-2015.

Sumber : Wonogiri Dalam Angka, beberapa tahun penerbitan.

2010 2011 2012 2013 2014 2015 Laki-Laki 452.38 454.36 456.29 458.09 459.79 537.01 Perempuan 476.51 480.32 482.35 484.28 486.01 533.34 Total 928.90 934.68 938.64 942.37 945.81 1.070.

(5)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 5 Penduduk kebupaten Wonogiri tersebar di 25 kecamatan,dan dalam

periode tahun 2011-2015 penyebaran tertinggi di Kecamatan Wonogiri, yaitu

rata-rata 7,5% dari total penduduk, kemudian Kecamatan Pracimantoro 6,32%,

Kecamatan Jatisrono sebesar 5,3%. Penyebaran penduduk terkecil di berada di

Kecamatan Paranggupito.

Tabel 2.3.

Penyebaran Penduduk di Kabupaten Wonogiri Tahun 2011-2015

KECAMATAN TAHUN

2011 2011 2013 2014 2015

1. Pracimantoro 59.249 59.489 59.716 59.922 66.686 2. Paranggupito 16.634 16.701 16.764 16.822 18.786 3. Giritontro 19.403 19.481 19.556 19.623 21.712 4. Giriwoyo 36.101 36.247 36.384 36.511 41.245 5. Batuwarno 17.009 17.078 17.143 17.202 18.961 6. Karangtengah 22.210 22.342 22.471 22.592 23.899 7. Tirtomoyo 48.945 49.143 49.330 49.501 54.923 8. Nguntoronadi 22.784 22.877 22.964 23.043 25.753 9. Baturetno 44.588 44.768 44.938 45.094 48.901

10. Eromoko 40.789 40.955 41.111 41.253 45.363

11. Wuryantoro 25.630 25.734 25.832 25.921 27.722

12. Manyaran 34.073 34.211 34.341 34.460 37.107

13. Selogiri 38.057 38.211 38.356 38.489 46.888

14. Wonogiri 77.752 78.081 78.392 78.678 84.658

15. Ngadirojo 53.149 53.364 53.567 53.753 60.729 16. Sidoharjo 39.689 39.960 40.224 40.477 44.179

17. Jatiroto 35.839 35.983 36.120 36.246 42.261

18. Kismantoro 35.719 35.863 35.999 36.125 40.175 19. Purwantoro 48.337 48.533 48.717 48.886 56.719 20. Bulukerto 29.027 29.145 29.255 29.357 35.049

21. Puhpelem 19.061 19.139 19.211 19.278 21.218

22. Slogohimo 45.379 45.563 45.736 45.894 53.748 23. Jatisrono 56.470 56.700 56.914 57.114 64.904 24. Jatipurno 30.883 31.008 31.126 31.234 39.445 25. Girimarto 37.912 38.065 38.210 38.342 49.328

JUMLAH 934.689 938.641 942.377 945.817 1.070.359

Sumber : Buku Wonogiri Dalam Angka Tahun 2011-2015, dan Dispendukcapil 2016.

Kepadatan penduduk yang menggambarkan tingkat populasi penduduk

per km2, menunjuukan bahwa daerah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk

tertinggi adalah Kecamatan Jatissrono sebesar 1/142 penduduk per Km2,

kemudian Kecamatan Wonogiri sebesar 949 jiwa per Km2, dan Kecamatan

Purwantoro 821 jiwa per km2. Kepadatan penduduk terendah di Kecamatan

(6)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 6 Grafik 2.2.

Tingkat Kepadatan Penduduk Per Kecamatan.

Sumber : Buku WDA 2015

Dari aspek kualitas penduduk, bisa diketahui bahwa dengan

menggunakan pyramida penduduk, pada tahun 2012 dan 2013 kelompok umur

produktif sudah mulai mendominasi penduduk Wonogiri. Dengan menggunakan

Dependency ratio diketahui bahwa, nilai DR tahun 2012 sebesar 52,079%, turun

menjadi 51, 35% tahun 2013 dan turun lagi menjadi 51,06% tahun 2014. Kondisi

itu menunjukkan bahwa pada tahun 2012 setiap 100 orang penduduk usia

produktif menanggung 52 orang penduduk tidak produktif dan pada tahun 2014

setap 100 orang penduduk usia produktif menanggung 51 penduduk usia tidak

produktif.

Grafik 2.3.

Pyramida Penduduk Kabupaten Wonogiri Tahun 2015

Sumber : Diolah dari Buku Wonogiri Dalam Angka 2015.

Paranggupito

(7)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 7 2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

2.1.1. Pertumbuhan PDRB

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wonogiri dalam periode tahun

2011-2015, rata-rata sebesar 4,99%, dengan pertumbuhan terendah tahun 2011

sebesar 3,5% dan tertinggi tahun 2012 sebesar 5,94%. Sektor ekonomi yang

memiliki pertumbuhan rata-rata tertinggi adalah Sektor Jasa Pendidikan sebesar

12,84% per tahun, kemudian Sektor Informasi dan Komunikasi sebesar 11,41%,

Jasa Perusahaan sebesar 9,97% dan Jasa Kesehatan sebesar 9,35%.

Pertumbuhan terendah pada Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan dengan

rata-rata sebesar 2,17% pertahun. Secara rinci gambaran pertumbuhan ekonomi

tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut :

1. Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan memiiki pertumbuhan yang

fluktuatif dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 2,17%. Pertumbuhan

tertinggi pada Sektor ini dicapai pada tahun 2012 sebesar 4,56% dan

pertumbuhan terendah tahun tahun 2011 sebesar 0,67%.

2. Sektor Pertambangan dan Penggalian memiliki trend pertumbuhan yang

positip, selalu meningkat dalam periode 2011-2014, namun menurun pada

tahun 2015 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 6,48%. Pertumbuhan

tertingi Sektor Pertambangan dan Penggalian pada tahun 2014 sebesar

9,27% dan terendah tahun 2015 sebesar 3,47%.

3. Sektor Industri Pengolahan memiliki trend pertumbuhan yang positip dalam

tahun 2011-2014, namun menurun di tahun 2015, dengan rata-rata

pertumbuhan sebesar 7,14% per tahun. Pertumbuhan tertinggi Sektor Industri

dicapai pada tahun 2014 sebesar 8,53% dan terendah tahun 2015 sebesar

5,85%.

4. Pengadaan Listrik dan Gas memiliki rata-rata pertumbuhan yang fluktuatif,

bahkan minus di tahun 2015, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 6,21%,

dengan pertumbuhan yang tinggi pada tahun 2012 sebesar 10,46% dan

terendah tahun 2105 sebesar -2,66%.

5. Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang memiliki

pertumbuhan yang fluktuatif dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 3,02%,

dengan pertumbuhan tertinggi pada tahun 2013 sebesar 7,56% dan terendah

tahun terendah tahun 2013 sebesar -1,06% dan tertinggi tahun 2014 sebesar

7,56%.

6. Sektor konstruksi memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar 5,83% per tahun,

dengan trend pertumbuhan yang menurun tahun 2012-2014, dan

(8)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 8 7. Sektor Perdagangan dan Eceran, Reparasai Mobil dan Sepeda Motor,

memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar 4,97%, dengan pertumbuhan yang

semakin meningkat di tahun 2011-2014.

8. Sektor Transportasi dan Pergudangan memiliki pertumbuhan rata-rata

sebesar 7,58%, dengan pertumbuhan yang selalu meningkat di tahun

2011-2014.

9. Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum memiliki pertumbuhan

rata-rata sebesar 4,21%, dengan pertumbuhan yang fluktuatif, terendah tahun

2011 sebesar 3,25% dan tertinggi tahun 2014 sebesar 5%.

10. Sektor Informasi dan Komunikasi memiliki pertumbuhan rata-rata sebesar

11,91%, dengan kecenderungan pertumbuhan yang semakin meningkat,

terendah tahun 2011 sebesar 9,73% dan tertinggi tahun 2014 sebesar

17,69%.

11. Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi, memiliki pertumbuhan rata-rata sebesar

5,74%, dengan kecenderungan menurun dalam tahun 2011-2013, dengan

pertumbuhan terendah tahun 2013 sebesar 4,22% dan tertinggi tahun 2011

sebesar 6,86%.

12. Sektor Real Estate memiliki pertumbuhan rata-rata sebesar 5,74%, dengan

pertumbuhan terendah tahun 2012 sebesar 2,56% dan tertinggi tahun 2014,

sebesar 8,45%.

13. Sektor Jasa Perusahaan memiliki petumbuhan rata-rata sebesar 10,31%,

dengan trend pertumbuhan yang menurun, terendah tahun 2012 sebesar

5,46%.

14. Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial wajib

memiliki pertumbuhan rata-rata terendah sebesar 1,21%.

15. Sektor Jasa Pendidikan memiliki pertumbuhan rata-rata tertinggi, dengan

pertumbuhan rata-rata sebesar 14,16%, dengan pola pertumbuhan yang

fluktuatif, dengan pertumbuhan terendah tahun 2013 sebesar 9,84% dan

tertinggi tahun 2011 sebesar 15,21%.

16. Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, memiliki pertumbuhan rata-rata

sebesar 9,73%, dengan trend menurun dalam tahun 2011-2013.

17. Sektor Jasa Lainnya memiliki pertumbuhan rata-rata sebesar 5,25%, dengan

pertumbuhan terendah tahun 2012 sebesar -0,83% dan tertinggi tahun 2013,

(9)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 9 Tabel 2.4

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Wonogiri Tahun 2011-2015

Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-Rata

(10)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 10 Dibandingkan dengan perekonomian nasional, memang perekonomian

kita secara umum di bawah kinerja perekonomian nasional, maupun Jawa

Tengah. Dari aspek pertumbuhan ekonomi, dalam tahun 2011-2015

perekonomian Wonogiri rata tumbuh sebesar 4,9% per tahun, dibawah

rata-rata pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah dan Nasional, yang masing-masing

mampu tumbuh rata-rata sebesar 5,3% dan 5,8%.

Grafik 2.4

Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Wonogiri

Gambar : Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Wonogiri, Jawa Tengah dan Nasional

Tahun 2011-2015

2.1.2. Laju Inflasi

Inflasi menjadi salah indikator kinerja ekonomi makro baik nasional maupun

daerah karena pengaruhnya negatif terhadap daya beli masyarakat. Inflasi yang

terlalu tinggi akan menggerogoti daya beli, karena kenaikan harga-harga akan

menekan kenaikan pendapatan, sehingga kenaikan pendapatan yang ada tidak

bermanfaat karena quantity barang yang bisa dibeli tidak meningkat atau dengan

kata lain dengan inflasi yang tinggi daya beli akan menurun.

Inflasi di Wonogiri dalam periode 2009-2015 fluktuatif dan cenderung naik.

Dalam periode tersebut angka inflasi terendah sebesar 2,13% tahun 2009 dan

tertinggi sebesar 8,6% tahun 2013 dengan rata-rata sebesar 5,10%. 0,0

1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0

2011 2012 2013 2014 2015

Wonogiri 3,6 5,94 4,8 5,26 5,1

Jawa Tengah 5,30 5,34 5,14 5,42 5,4

Indonesia 6,16 6,16 5,74 5,21 4,8

%

Wonogiri

Jawa Tengah

(11)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 11 Grafik 2.5

Laju Inflasi Di Wonogiri tahun 2011-2015

Sumber : Buku IHK Tahun 2011-2015

Dilihat dari Kelompok komoditas penyumbang inflasi, komoditas yang

mengalami inflasi tertinggi adalah Kelompok Sandang sebesar 9,66%, kemudian

kelompok Bahan Makanan sebesar 9,32%, dan Kelompok Kesehatan sebesar

8,14%. Komoditas yang mengalami inflasi terendah adalah kelompok transportasi

sebesar 0,96%.

Tabel 2.5.

Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang Tahun 2011-2015

KELOMPOK 2011 2012 2013 2014 2015

RATA-RATA

Bahan Makanan 1,37 3,43 20,09 18,9 0,33 9,32

Makanan Jadi,

Minuman , Rokok 0 17,42 15,14 1,5 9,03 6,69

Perumahan 0 1,37 5,25 5,87 1,66 4,14

Sandang 11,76 12,33 22,05 7,91 5,42 9,66

Kesehatan 11,52 15,27 11,43 4,02 8,14

Pnddkn, Rekreasi, OR 0,46 4,7 8,77 3,97 -0,8 4,13

Transportasi 1,38 0,26 2,48 1,79 -3,84 0,96

Sumber : Buku IHK, beberapa tahun penerbitan.

Sedangka dilihat dari komoditas penyumbang inflasi pada kelompok Bahan

Manakan, bumbu-bumbuan memgalami inflasi tertinggi, rata-rata 34,94% dalam

tahun 2012-2014, kemudian Untuk kelompok Bahan Makanan, Bumbu-Bumbuan

memgalami inflasi tertinggi, rata-rata 34,94% dalam tahun 2012-2014, kemudian

Buah-Buahan sebesar 15,39%, Kacang-kacangan sebesar 14,66% dan

Padi-Padian, Umbi-umbian dan daging sebesar 14,58%.

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

2,89

6,66

3,00

3,43

8,60

5,99

(12)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 12 Tabel 2.6.

Inflasi Kelompok Bahan Makanan Tahun 2011-2015

No. Jenis Komoditas 2011 2012 2013 2014 2015

1 Padi-Padian, Umbi-Umbian dan Hasilnya

4,57 3,83 5,52 34,39 5,12

2 Daging dan Hasilnya 8,12 8,33 12,98 7,65 8,53

3 Ikan Diawetkan 3,96 -0,3 4,92 23,67 45,35

4 Ikan Segar 11,23 8,33 15,24 5,83 4,03

5 Telur, Susu dan Hasilnya 5,84 12,39 5,54 2,21 0,05

6 Sayur-sayuran 12,41 -0,41 12,97 16,33 -4,8

7 Kacang-Kacangan 16,23 30,02 19,28 -5,32 -5,25

8 Buah-Buahan 28,44 -4,75 45,42 5,51 5,03

9 Bumbu-Bumbuan 24,19 -5,76 39,12 71,45 -22,1 10 Lemak dan Minyak 26,73 -26,84 40,39 8,42 -11,25 11 Bahan Makanan Lainnya 12,71 -1,46 16,72 5,11 14.25

Sumber : Buku IHK, beberapa tahun penerbitan

2.1.3. PDRB Perkapita

PDRB Perkapita merupakan salah satu indikator guna melihat

keberhasilan pembangunan perekonomian di suatu wilayah yang mencerminkan

tingkat kesejehtaraan penduduk. Semakin tinggi pendapatan per kapita maka

semakin baik pembangunan ekonomi di wilayah tersebut. PDRB perkapita

menunjukkan kecenderungan meningkat dalam periode 2011-2015. Berdasarkan

harga konstan, PDRB perkapita meningkat dari Rp. 13,786 juta tahun 2011

menjadi Rp. 16,975 juta tahun 2015, dan berdasarkan harga berlaku meningkat

dari Rp. 14,5 juta tahun 2011 menjadi Rp. 21,549 juta tahun 2015

Grafik 2.6

Perkembangan PDRB Perkapita Kabupaten Wonogiri Tahun 2011-2015.

Sumber : Buku PDRB Kabupaten Womogiri Tahun 2015, dan BPS 2016

2011 2012 2013 2014 2015

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1 ADH Konstan 2010 14.750.05 15.559.82 16.241.16 17.032.58 17.713.88 2 ADH Berlaku 15.520.15 17.071.55 18.737.22 20.801.43 22.862.85

0 5000000 10000000 15000000 20000000 25000000

R

p

(13)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 13 Dibandingkan dengan perekonomian nasional, memang perekonomian kita

secara umum di bawah kinerja perekonomian nasional, maupun Jawa Tengah.

PDRB perkapita Kabupaten Wonogiri dalam periode 2010-2014 secara rata-rata

74,2% dari Perkapita Jawa Tengah dan 49,5% dari PDRB Perkapita Nasional.

Artinya pendapatan penduduk Wonogiri, masih jauh di bawah dari PDRB

Perkapita penduduk Jawa Tengah dan Nasional.

Grafik 2.7

Perbandingan PDRB Parkepita Nasional, Jawa Tengah dan Wonogiri.

Sumber : Diolah dari berbagai sumber.

2.1.4. Index Gini

Gini rasio merupakan ukuran untuk melihat kemerataan antar kelompok

penerima pendapatan dalam masyarakat. Gini Rasio terletak antara 0-1, dan

semakin mendekati 1, semakin tidak merata pendapatan dalam masyarakat.

Hasil perhitungan BPS, menunjukkan bahwa gini rasio Kabupaten Wonogiri dari

tahun 2010-2014 fluktuatif, namun relatif rendah. Gini rasio tertinggi pada tahun

2011 sebesar 0,35 dan Gini rasio terendah tahun 2010 sebesar 0,29. Hasil ini

menunjukkan bahwa ketimpangan antar kelompok penerima pendapatan di

Kabupaten Wonogiri tergolong rendah.

Tabel 2.7.

Perkembangan Gini Rasio Kabupaten Wonogiri Tahun 2010-2014

NO. URAIAN TAHUN

2010 2011 2012 2013 2014

1 Gini Rasio 0,29 0,35 0,32 0,34 0,33

Sumber : BPS Wonogiri, 2016

-5.000.000 10.000.000 15.000.000 20.000.000 25.000.000 30.000.000 35.000.000

2010 2011 2012 2013 2014

Wonogiri 14.305.951 14.750.052 15.559.823 16.241.162 17.032.584

Jawa Tengah 19.209.310 20.053.800 20.950.620 21.852.220 22.858.320

Indonesia 28.778.170 30.112.370 31.519.930 32.874.760 34.127.720

R

p

(14)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 14 2.1.5. Index Ketimpangan Wiliamson

Pembangunan biasanya akan menciptakan ketimpangan antar wilayah,

karena ada wilayah yang tumbuh lebih cepat dibanding daerah lainnya.Dengan

menggunakan Index Williamson, ketimpangan pendapatan memang terjadi di

Wonogiri, namun termasuk dalam klasifikasi rendah (<0,03, skala 0-1) dengan

kecenderungan menurun dari 0,81 tahun 2000 menjadi 0,22 tahun 2014.

Meskipun dalam jangka panjang ketimpangan pendapatan yang terjadi

cenderung menurun, namun perlu diwaspadai dalam tahun 2012-2014 ada

kecenderungan ketimpangan pendapatan meningkat.

Grafik 2.8. :

Perkembangan Index Williamson Kabupaten Wonogiri tahun 2000-2014.

Sumber : Data Diolah.

Angka ketimpangan pendapatan Wonogiri, jauh di bawah angka ketimpangan

pendapatan Jawa Tengah yang berkisar di angka 0,6 (ketimpangan tinggi).

Sebagaimana bisa dilihat pada Gambar 2.5 .di bawah ini ketimpangan

pendapatan yang terjadi di Kabupaten Wonogiri sepertiga dari ketimpangan

pendapatan di Jawa Tengah. Kondisi ini barangkali diebabkan oleh struktur

ekonomi yang cenderung lebih homogin di Wonogiri dibandingkan di Jawa

Tengah.

1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Series1 0,27 0,29 0,28 0,32 0,30 0,30 0,31 0,24 0,25 0,25 0,25 0,24 0,20 0,22 0,21 0,21 0,22 0,000

0,050 0,100 0,150 0,200 0,250 0,300 0,350

In

d

e

x

Wil

liam

(15)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 15 Grafik 2.9.

Perbandingan Ketimpangan Pendapatan di Jawa Tengah dan Wonogiri

Sumber : Data Diolah

Fakta juga menunjukkan bahwa, dengan semakin meningkatnya

pendapatan perkapita, ternyata tidak menyebabkan peningkatan ketimpangan.

Gambar 3. Di bawah ini bisa memberikan kepada kita bahwa meskipun

pendapatan perkapita Wonogiri cenderung meningkat, namun tidak menyebabkan

ketimpangan pendapatan antar wilayah meningkat, namun yang terjadi justreu

semakin menurun. Kondisi ini memberikan gambaran bahwa, pembangunan di

wonogiri bisa dinikmati secara merata oleh penduduk di setiap wilayah.

Grafik : 2.10.

Hubungan Antara Pendapatan Perkapita dengan Index Ketimpangan Pendapatan

Sumber : Data Diolah.

0,2810,3220,303 0,303 0,313

0,240 0,250 0,253 0,254 0,248

0,209 0,220 0,215 0,219 0,6250,623 0,634 0,636 0,644 0,646 0,644 0,641 0,639 0,636 0,635

0,638 0,662 0,658

0,0000 0,0500 0,1000 0,1500 0,2000 0,2500 0,3000 0,3500

(16)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 16 Untuk mengetahui penyebab ketimpangan pendapatan antar wilayah, bisa

dihitung dengan Index Theil, yang mampu menjelaskan daerah mana atau wilayah

mana yang menjadi penyebab ketimpangan pendapatan. Ketimpangan yang

diukur dengan menggunakan Index Theil juga menunjukkan ketimpangan yang

rendah, dengan kecenderungan meningkat pada tahun 1998-2002, dan menurun

tahun 2002-2013, dengan Index 0,0168 tahun 1998 menjadi 0,0105 tahun 2014.

Namun terdapat pola yang sama dengan ketimpangan yang dihitung dengan Index

Williamson, bahwa dalah tahun 2012-2014 ketimpangan juga menunjukkan

kecenderungan meningkat.

Grafik 2.11.

Perbandingan Ketimpangan Pendapatan di Jawa Tengah dan Wonogiri

Sumber : Data Diolah

Terjadi perubahan pola ketimpangan di Kabupaten Wonogiri., kalau tahun

1998-2002, ketimpangan yang terjadi disebabkan oleh ketimpangan pendapatan

antar kecamatan dalam satu wilayah (ex kawedanan), namun tahun 2003 dan 2004

ketimpangan labih disebabkan oleh ketimpngan antar wilayah (ex kawedanan).

Dalam periode 2005-2010. Dalam tahun 2011-2013 pola ketimpangan berubah,

dimana ketimpangan pendapatan yang terjadi lebih disebabkan oleh ketimpangan

pendapatan antar wilayah dan dalam tahun 2014, pola ketimpangan berubah lagi,

dimana ketimpangan yang terjadi lebih disebabkan oleh adanya ketimpangan

pendapatan antar kecamatan dalam satu wilayah.

-0,0050 0,0100 0,0150 0,0200 0,0250 0,0300

1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

In

d

e

x

T

h

e

il

(17)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 17 Grafik 2.12.

Sumber-Sumber Ketimpangan Pendapatan Di Wonogiri

.

Dimana sumber-sumber ketimpangan tersebut terjadi :

• Tahun 1998-2002, ketimpangan terbesar terjadi antar kecamatan dalam wilayah eks Kawedanan Jatisrono.

• Tahun 2001-2003 ketimpangan antar kecamatan dalam wilayah ex kawedanan Purwantoro.

• Tahun 2004-2014 ketimpangan tertinggi terjadi diantara kecamatan di wilayah eks Kawedanan Wonogiri.

• Ketimpangan pendapatan antar kecamatan di wilayah eks Kawedanan Baturetno dan Pracimantoro cenderung stabil dan rendah

2.1.6. Prosentase Penduduk Di Atas Garis Kemiskinan

Prosentase penduduk di atas Garis kemiskinan menggambarkan rasio

jumlah penduduk yang berada di atas gars kemiskinan terhadap total jumlah

penduduk. Pada periode tahun 2011-2015 prosentase penduduk di atas garis

Kemiskinan menunjukkan peningkatan dari 84,26% tahun 2011 menjadi 87,02%

tahun 2015, atau rata-rata sebesar 85,9% per tahun.

Tabel 2.8

Prosentase Penduduk Di Atas Garis Kemiskinan

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1 Angka Kemiskinan (%) 84,26 85,33 85,98 86,91 87,02

0,0000 0,0010 0,0020 0,0030 0,0040 0,0050 0,0060 0,0070 0,0080 0,0090

1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

(18)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 18 2.1.7. Angka Krimininalitas Yang Tertangani

Angka kriminalitas yang tertangani meningkat dari 138 tahun 2011

menjadi 189 tahun 2012, nemun menurun seiring dengan menurunnya kejiadian

kriminal menjadi 150 tahun 2013 dan meningkat lkembali pada tahun 2014

menjadi 174.

Tabel 2.9

Angka Kriminalitas Yang Tertangani Tahun 2011-2014

No. Angka Kriminalitas 2011 2012 2013 2014

1. Crime Total 145 227 211 238

2 Crime Cleared 138 189 150 174

Clearance Rate (%) 95,2 83,3 71,1 73,1

Sumber : Buku Statistik Kemanan, Tahun 2015

2.2. Fokus Kesejehtaraan Masyarakat

2.2.1. Angka Melek Huruf

Angka Melek Huruf penduduk Wonogiri dalam periode tahun 2011-2015

naik turun dan cenderung semakin menurun. Pada tahun 2011 sebesar 98,83,

meningkat menjadi 98,94 tahun 2012, turun menjadi 98,73 tahun 2013 dan 96,74

tahun 2015. Artinya secara rata-rata dalam periode tahun 2011-2015 masih

terdapat 1,62% penduduk berusia>15 tahun yang belum melek huruf.

Tabel 2.10.

Angka Melek Huruf Penduduk Wonogiri Tahun 2011-2015

NO. URAIAN

TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 1 Jumlah penduduk >15 tahun 907.876 997.620 836.560 727.678 735.471

2

Jumlah penduduk 15 th yang bisa baca

897.225 986.999 825.969 717.837 711.516

Angka Melek Huruf 98,83 98,94 98,73 98,65 96,74

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri, 2015

2.2.2. Angka Rata-Rata Lama Sekolah

Rata-rata lama sekolah merupakan jumlah tahun yang digunakan oleh

penduduk yang berusia di atas 25 tahun dalam menjalani pendidikan formal.

Rata-rata lama sekolah penduduk menggambarkan kualitas pendidikan

penduduk, semakin lama rata-rata sekolah berarti semakin tinggi kualitas

pendidikan penduduk. Dari tabel di bawah ini, nampak bahwa rata-rata lama

sekolah penduduk Wonogiri dalam tahun 2011-2015 adalah. 5,92 tahun. Rta-rata

lama sekolah penduduk Wonogiri cenderung meningkat dari 5,58 tahun di tahun

2010 menjadi 6,23 tahun di tahun 2015. Kalau dibanding dengan kabupaten/kota

lain di Jawa Tengah, rata-rata lama sekolah penduduk Wonogiri berada di

(19)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 19 Tabel 2.11

Rata-Rata Lama Sekolah Penduduk Wonogiri

NO. URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 1 Rata-Rata Lama Sekolah (tahun) 5,66 6,03 6,12 6,23 6,39

Sumber : BPS Jawa Tengah, 2016.

2.2.3. Angka Partisipasi Kasar

Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket dalam periode 2011-2015

menunjukkan trend membaik, dari 84,16 pada tahun 2011 meningkat mnjadi 100

pada tahun 2015. Begitu juga untuk APK SMP/MTS/Paket B, cenderung

membaik, meningkat dari 81,03 tahun 2011 meningkat menjadi 100,52 tahun

2014 dan turun menjadi 100 pada tahun 2015. Angka Partisipasi Kasar (APK)

SMA/SMK/Paket C pada tahun meningkat dari 57,07 pada tahun 2011 menjadi

70 pada tahun 2015.

Tabel 2.12

Angka Partisipasi Kasar (APK) Tahun 2011-2015

NO. URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

1 APK SD/MI 84,16 95,08 100,72 101,1 100

2 APK SMP/MTS 81,03 100,63 98,32 100,52 99 3 APK SMA/MA/SMK 57,07 77,51 92,86 75,91 70

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri, 2015

2.2.4. Angka Pendidikan Yang Ditamatkan

2.2.5. Angka Partisipasi Murni

Angka Partisipasi Murni (APM) untuk SD/MI/Paket A pada pada dalam

periode tahun 2011-2015 menunjukkan kecenderungan meningkat dari 72,83

pada tahun 2011 menjadi 97,95 pada tahun 2015. Begitu Juga APM

SMP/MTS/Paket B meningkat dari 74,61 tahun 2011 menjadi 85 tahun 2015, dan

Angka Partasipasi Murni (APM) SMA/SMK/paket C pada tahun meningkat dari

53,17 pada tahun 2011 menjadi 62 tahun 2015.

Tabel 2.13

Perkembangan Angka Partsisipasi Murni (APM) Tahun 2011-2015

NO. URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

1 APM SD/MI 72,83 82,25 86,59 87,52 97,95

2 APM SMP/MTS 74,61 71,69 73,73 75,83 85

3 APM SMA/MA/SMK 53,17 52,85 61,43 49,96 62

(20)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 20 2.2.6. Angka Kelangsungan Hidup Bayi

2.2.7. Angka Usia Harapan Hidup

Angka Usia Harapan Hidup Kabupaten Wonogiri pada awal RPJMD tahun

2011 yaitu 75,58 tahun, meningkat dalam periode 2010-2014 menjadi 75,84

tahun pada tahun 2015. Dibandingkan dengan Angka Usia Harapan Hidup

Kabupaten/kota se Jawa Tengah, Kabupaten Wonogiri di peringkat 5, sebuah

prestasi yang cukup baik, karena ini tentunya juga terkait dengan keberhasilan

pembangunan bidang lainnya, terutama kesehatan.

Tabel 2.14

Perkembangan Angka Usia Harapan Hidup Tahun 2010-2014

NO. URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

1 Angka Harapan Hidup 75,65 75,72 75,8 75,84 75,86

Sumber : BPS Wonogiri, 2015

2.2.8. Persentase Penduduk Yang Memiliki Lahan

Dengan menggunakan data tanah yang telah bersertifikat yang

diterbitkan Badan Pertanahan Nasional, diketahui bahwa sampai dengan tahun

2014 , telah terdapat 454,589 bidang tanah bersertifikat, dimana 97,9% atau

445.075 bidang berupa Hak Milik, 1,523% atau 5.649 bidang berupa Hak Pakai

dan 0,569% atau 1.871 bidang berupa Hak Guna Bangunan. Dilihat dari

rata-ratanya bahwa setiap tahun terdapat sekitar 1,54% kenaikan tanah bersertifikat

baru.

Tabel 2.15

Tanah Yang Telah Bersertifikat di Wonogiri

No. Uraian 2011 2012 2013 2014

1 Hak Milik 422.074 424.412 184.345 445.075

2 Hak Guna Bangunan 2.540 2.601 1.871 2.587

3 Hak Pakai 6.762 6.813 5.649 6.927

4 Jumlah 431.376 433.826 191.865 454.589

Sumber : Wonogiri Dalam Angka Beberapa Tahun Penerbitan.

2.2.9. Rasio Penduduk Yang Bekerja

Penduduk Usia Kerja di Kabupaten Wonogiri menunjukkan peningkatan

dari 721.082 orang tahun 2011 menjadi 733.488 orang tahun 2015 atau rata-rata

meningkat 0,43% per tahun. Angkatan kerja yang merupakan bagian dari

(21)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 21 538.385 orang tahun 2015 atau rata-rata meningkat 1,76% per tahun. Penduduk

yang bekerja atau angkatan kerja yang bekerja meningkat dari 484.858 orang

tahun 2011 menjadi 521.088 tahun 2015 atau rata-rata meningkat 1,81%.

Rasio penduduk yang bekerja merupakan perbandigan antara Angkatan

Kerja yang bekerja dengan jumlah angkatan kerja. Rasio Penduduk yang bekerja

dalam periode tahun 2011-2015 rata-rata sebesar 96,4, tertinggi pada tahun 2015

sebesar 96,8 dan terendah tahun 2012 sebesar 95,6. Dari Tabel 2.15 juga

diketahui tingkat pengangguran di Kabupaten Wonogiri yang rata-rata sebesar

3,6% dengan kecenderungan menurun,. Angka pengangguran tertinggi tahun

2012 sebesar 4,4 % dan terendah tahun 2015 sebesar 3,2%.

Tabel 2.16

Rasio Penduduk Yang Bekerja

NO. URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

1 Penduduk Usia Kerja (>15 tahun)

721.032 760.055 731.876 737.395 733.488

2 Angkatan Kerja 501.982 518.771 526.438 527.385 538.385 3 Penduduk Yang Bekerja 484.858 495.752 507.223 509.190 521.088 4 Pengangguran 17.124,0 23.019,0 19.215,0 18.195,0 17.297,0 5 Rasio Penduduk Yang

Bekerja

96,6 95,6 96,3 96,5 96,8

6 Pengangguran 3,4 4,4 3,7 3,5 3,2

Sumber : Data diolah dari Disnakertrans Kabupaten Wonogiri, 2016

Penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha utama menunjukkan bahwa

dalam periode 2011-2015 secara rata-rata sekitar 54,7% penduduk bekerja di

Sektor Pertanian, kemudian 14,7% di Sektor Perdagangan Besar, Eceran,

Rumah Makan dan Hotel dan 9,9% bekerja di Sektor Jasa kemasyarakatan serta

7,4% di Sektor Bangunan. Data selengkapnya sebagaimana Tabel 1.15

Tabel 2.17

Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Kerja Utama Tahun 2011-2015

NO. Lapangan Usaha TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 1 Pertanian, Kehutanan,

Perkebunan dan perikanan

271.942 304.373 263.697 255.171 274.903

2 Pertambangan dan penggalian 2.366 6.496 3.002 3.123 1.699 3 Industri Pengolahan 48.953 34.987 57.025 61.386 28.870 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 409 1.061 408 830 627

5 Bangunan 32.476 30.782 37.006 38.797 47.848

6 Perdagangan Besar eceran, Rumah Makan dan Hotel

64.740 62.241 80.712 81.244 81.222

7. Angkutan, Pergudangan dan Komunkasi

(22)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 22

NO. Lapangan Usaha TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 8. Keuangan, Asuransi, Usaha

Sewa bangunan, Tanah dan Jasa Perusahaan

4.457 3.557 4.737 4.803 7.492

9. Jasa Kemasyarakatan 47.653 41.455 51.980 55.310 51.466 Jumlah 484.858 495.750 507.223 509.190 509.960

Sumber : Data diolah dari Disnakertrans Kabupaten Wonogiri, 2016

2.3. Fokus Seni Budaya dan Olah Raga

2.3.1. Jumlah Group Kesenian

Perkembangan seni di kabupaten Wonogiri sangat baik, hal ini tercermin

dari perkembangan jumlah group kesenian yang tersebar di seluruh wilayah

kecamatan di Kabupaten wonogiri, yang meningkat dari 1.025 group di tahun

2011 menjadi 1.036 group di tahun 2015.

Tabel. 2.18

Jumlah Group Kesenian di Kabupaten Wonogiri

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah Group Keenian 1.025 1.025 1.036 1.036 1.036

Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga

2.3.2. Jumlah Klub Olah Raga

Perkembangan kegiatan olah raga di Kabupaten Wonogiri juga sangat

baik, hal ini ditandai dengan banyaknya jumlah klub olah raga dari berbagai

cabagng olah raga yang ada di Wonogiri, yang mencapai 150 buah di tahun

2011, meningkat menjadi 160 buah di tahun 2015.

Tabel.2.19.

Jumlah Klub Olah Raga di Kabupaten Wonogiri

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah Klub Olah Raga 150 150 150 150 160

Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga, 2016.

2.3.3. Jumlah Gedung Olah Raga

Seiring dengan banyaknya klub olah raga di Kabupaten Wonogiri, jumlah

gedung olah raga tersedia dalam jumlah yang memadai, baik itu milik swasta,

desa dan lembaga lainnya. Berdasarkan data jumlah gedung olah raga di

Kabupaten Wonogiri sebanyak 103 di tahun 2011, relatif bertambah 2 unit

menjadi menjadi 107 pada tahun 2015.

Tabel.2.20.

Jumlah Gedung Olah Raga di Kabupaten Wonogiri

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah Gedung Olah Raga 103 103 105 107 107

(23)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 23 3. Aspek Pelayanan Umum

3.1. Fokus Layanan Urusan Pemerintahan Wajib Yang Berkaitan Dengan

Pelayanan Dasar

3.1.1. Pendidikan

3.1.1.1 Angka Partisipasi Sekolah

Angka Partisipasi Sekolah di Kabupaten Wonogiri, disetiap jenjang

pendidikan menunjukkan peningkatan. Angka Partsisipasi Sekolah SD/MI

meningkat dari 82,17 tahun 2011 menjadi 98,7 pada tahun 2015. Untuk

jenjang pendidikan SMP/MTS, Angka Partisipasi Sekolah meningkat dari

93,27 tahun 2011 menjadi 97,95 tahun 2015.

Tabel 2.21.

Perkembangan Angka Partiisipasi Sekolah Tahun 2011-2015

NO. URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

1 APS SD/MI 82,17 95,1 98,24 98,14 98,7

2 APS SMP/MTS 93,27 88,2 93,66 97,54 97,95

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri,2015.

3.1.1.2. Rasio Ketersediaan Sekolah

Rasio ketersediaan sekolah menggambarkan kemampuan untuk

menampung semua penduduk usia pendidikan dasar. Rasio ketersediaan

sekolah pendidikan SD/MI dalam periode 2011-2015 menunjukkan

peningkatan dari 79,57 tahun 2011 menjadi 98,11.2015. Begitu juga angka

ketersediaan sekolah pendidikan SMP/MTs meningkat dari 26,42 tahun

2011 menjadi 36,35 tahun 2015.

(24)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 24 3.1.1.3. Rasio Guru Murid

Rasio Guru Murid merupakan rasio guru per 1000 murid pwndidikan

dasar. Rasio ini menggambarkan ketersediaan tenaga pengajar, sekaligus

mengukur jumlah ideal murid untuk satu guru agar tercipta pendidikan

yang berkualitas. Berdasarkan data, dalam periode 2011-2015 Rasio Guru

murid tingkat pendidikan SD/MI sebesar 1:9, artinya setiap 1 guru

mengampu 9 murid. Untuk rasio guru tingkat pendidikan SMP/MTS

sebesar dalam periode yang sama sebesar 1:9, artinya rata-rata satu guru

tingkat pendidikan SMP/MTS mengampu 9 murid.

Tabel 2.23.

Rasio Guru Murid Tingkat Pendidikan SD/MI dan SMP/MTS

NO. URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

SD/MI

1 Jumlah Guru 7.862 7.861 7.765 7.470 7.470 2 Jumlah Murid 87.740 85.146 83.291 81.072 81.072

3 Rasio Guru Murid 1:9 1:8 1:9 1:9 1:9

SMP/MTS

1 Jumlah Guru 3719 3684 3752 3730 3730

2 Jumlah Murid 42.093 46.175 43.329 39.958 39.958

3 Rasio Guru Murid 1:9 1:8 1:9 1:9 1:9

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri, 2016

3.1.1.4. Kondisi Bangunan Sekolah

Kondisi sarana pendidikan di Wonogiri menunjukkan peningkatan.

Untuk jenjang pendidik SD jumlah gedung sekolah memang menunjukkan

penurunan, karena kebijakan regouping, dari 835 gedung tahun 2011

menjadi 790 gedung tahun 2015., namun jumlah ruang kelas yang

berkondisi baik menunjukkan peningkatan dari 3.345 ruang kelas menjadi

3.621 ruang kelas. Untuk jenjang pendidikan SMP/MTS bangunan sekolah

meningkat dari 136 tahun 2011 menjadi 147 tahun 2015 dan kondiai ruang

kelas berkondisi baik meningkat dari 1.180 tahun 2011 menjadi 1.302

ruang kelas berkondisi baik. Jenjang pendidikan SMA/Ma gedung sekolah

relatif tetap, namun ruang kelas berkondisi baik meningkat dari 299 ruang

kelas menjadi 366 ruang kelas. Untuk jenjang pendidikan SMK, jumlah

sekolah meningkat dari 40 menjadi 45 gedung sekolah dan ruang kelas

(25)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 25 Tabel 2.24

Kondisi Bangunan Sekolah di Kabupaten Wonogiri

NO

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri Tahun 2016

3.1.1.5. Angka Kelulusan

Angka kelulusan di Kabupaten Wonogiri dalam tahun 2011-2015

cenderung meningkat. Angka kelulusan SD/MI meningkat dari 98,8%

tahun 2011 menjadi 100 tahun 2012 dan 2013. Namun pada tahun 2014

dan 2015 turun menjadi 99. Angka kelulusan SMP/MTS meningkat dari

82,2% tahun 2011 menjadi 100% tahun 2014 dan 2015.

Tabel 2.25

Angka Kelulusan di Kabupaten Wonogiri Tahun 2011-2015

NO. Tingkat Pendidikan 2011 2012 2013 2014 2015

1 SD/MI 98,8 100 100 96 99

2 SMP/MTS 82,2 81,3 92 100 100

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri, 2016

3.1.2. Kesehatan

3.1.2.1.1. Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu Per Satuan Penduduk

Rasio Puskesmas, Polilinik dan Puskesmas terpadu

menggambarkan cakupan layanan kesehatan bagi penduduk. Dalam

Periode 2011-2015 terlihat bahwa rasio Puskesmas Per satuan penduduk

relatif tetap sebesar 0,036. Begitu juga rasio Poliklinik per satuan

penduduk relatif tetap sebesar 0,038 dan rasio Pukesmas Pembantu

persatuan penduduk sebesar 0,0150. Dari tabel tersebut juga terlihat

bahwa rasio terbesar adalah pada rasio Pustu per satuan penduduk,

artinya sebagian besar penduduk Wonogiri masih dilayanai oleh

(26)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 26 Tabel 2.26

Rasio Puskesmas, Puskesmas Keliling dan Pustu Persatuan Penduduk

Tahun 2011-2015

4 Jumlah Penduduk 934.689 938.641 942.377 945.817 1.070.359 5 Rasio Puskesmas Per

satuan Penduduk

0,036376 0,036223 0,036079 0,035948 0,031765

6 Rasio Puskesmas Keliling Per satuan Penduduk

0,038515 0,038353 0,038201 0,039120 0,034568

7 Rasio Pustu Per satuan Penduduk

0,149782 0,149152 0,148561 0,148020 0,130797

Sumber : Diolah dari Buku Wonogiri Dalam Angka Beberapa Tahun Penerbitan

3.1.2.1.2. Rasio Rumah Sakit Per Satuan Penduduk

Rasio ini menggambarkan cakupan layanan rumah sakit

terhadap penduduk yang ada di suatu wilayah. Rasio Rumah sakit per

satuan penduduk cenderung turun, dari 0,0096 tahun 2011 menjadi

0,00951, karena penambahan jumlah penduduk tidak diimbangi dengan

penambahan jumlah RS.

Tabel. 2.27.

Rasio Rumah Sakit dan Dokter per Satuan Penduduk

NO. URAIAN TAHUN

2 Jumlah Penduduk 934.689 938.641 942.377 945.817 1.070.359 3 Rasio Dokter Per

satuan Penduduk

0,009629 0,009588 0,009550 0,009516 0,008408

Sumber : Diolah dari Buku profil Kesehatan Tahun 2014

3.1.2.1.3. Rasio Dokter Persatuan Penduduk

Rasio Dokter persatuan penduduk menggambarkan tingkat

pelayanan yang diberikan oleh dokter dibandingkan dengan jumlah

penduduk yang ada. Rasio dokter umum terhadap jumlah penduduk

sebesar 15,1 pada tahun 2011, artinya di setiap 100.000 penduduk

(27)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 27 penduduk sebesar 14,4, artinya di setiap 100.000 penduduk tersedia 14,4

orang dokter.

Tabel 2.28

Rasio Dokter Per Satuan Penduduk Tahun 2011-2015

NO. URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah Dokter Umum

141 136 127 136 154

2 Jumlah Penduduk 934.689 938.641 942.377 945.817 1.070.359 3 Rasio Dokter Per

satuan Penduduk

15,1 14,5 13,5 14,4 14,4

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri Tahun 2016.

3.1.2.1.4. Rasio Tenaga Medis Per Satuan penduduk

Rasio tenaga medis per 100.000 penduduk dalam periode tahun

2012-2014 masih berada di bawah standar yang ditetapkan, yaitu 40 per

100.000 penduduk untuk Dokter umum dan 11 per 100.000 penduduk

untuk Dokter Gigi, bhkan untuk rasio Dokter Umum menunjukkan

penurunan dalam periode tersebtu. Rasio Dokter Spesialis per 100.000

penduduk, pada tahun 2012 sebesar 5,2 meningkat menjadi 7,5 di tahun

2014. Rasio dokter Umum per 100.000 penduduk menunjukkan

penurunan dari 10,5 di tahun 2012 menjadi 7,33 di tahun 2014. Rasio

dokter Umum dan Dokter Spesialis per 100.000 penduduk menunjukkan

penurunan dari 15,3 di tahun 2012 menjadi 14,88 di tahun 2014.

3.1.2.1.5. Cakupan Desa /Kelurahan Universal Child Imunization (UCI)

Menurun Data daru Buku Profil Kesehatan Tahun 2014, yang

diterbitkan tahun 2015 Capain desa/kelurahan Universal Child Imunization

selalu menunjukkan peningkatan, dari sebesar 78,91% tahun 2010

menjadi 100% tahun 2012 dan sampai dengan tahun 2015 sebesar 100%.

Tabel 2.29.

Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Iminization (UCI)

NO. URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 1 Desa/Kelurahan Universal

Child Imunization (UCI)

84,35 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Wonogiri 2016.

3.1.2.1.6. Balita Gizi Buruk dan Gizi Kurang

Kinerja bidang kesehatan juga diukur dengan masih adanya kasus

Bayi dan Balita Gizi Buruk dan Gizi kurang. Dalam tahun 2011-2015 angka

(28)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 28 kasus tahun 2015. Untuk balita giizi kurang terjadi dengan kecenderungan

fluktuatif dari 1.731 kejadian tahun 2011 menjadi 1752 kejadian tahun

2015. Peningkatan cukup tajam terjadi pada tahun 2012 dari 1.731

kejadian tahun 2011 menjadi 2.003 tahun 2012.

Tabel 2.30.

Kejadian Gizi Buruk dan Gizi Kurang Tahun 2010-2014

NO. URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

1 Gizi Buruk

- Balita 295 310 231 331 281

2 Gizi Kurang

- Balita 1.731 2.003 1.853 1.988 1.752

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Wonogiri 2016.

3.1.2.1.7. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita TBC BTA

Penderita TBC BTA di Kabupaten Wonogiri pada tahun 2011

sebesar 5.124 orang, menurun menjadi 4.260 tahun 2015. Jumlah

penderita yang ditemukan dan diobati meningkat dari 446 tahun 2011

menjadi 598 tahun 2015.. Cakupan penderita TBC yang diobati meningkat

dari 8,5% tahun 2011 menjadi 14 %tahun 2015.

Tabel 2.31.

Cakupan Penderita TBC BTA Yang Diobati

NO. URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 1 Jumlah Penderita Yang

Ditemukan dan Diobati

446 446 774 664 598

2 Jumlah Penderita TBC yang Periksa

5.224 4.992 4.903 4.155 4.260

3 Rasio Penderita TBC EBTA yang diobati

8,5 8,9 15,8 16,0 14,0

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri Tahun 2016.

3.1.2.1.8. Cakupan Penemuan dan Pengobatan Penyakit DBD

Penderita DBD di Kabupaten Wonogiri tahun 2011 sebanyak 11

orang, menurun pada tahun 2012 menjadi 9 orang.Namun pada tahun

2013 menunjukkan peningkatan yang sangat tinggi menjadi 52 kejadian,

kembali menurun di tahun 2014 menjadi 41 kejadian, namun pada tahun

(29)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 29 Tabel 2.32

Temuan Penderita Penyakit DBD di Kabupaten Wonogiri

NO. URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 1 Jumlah Penderita Yang

Ditemukan

11 9 52 41 60

2 Angka Kesakitan DBD 1,18 0,96 4,14 3,17 4,47

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri Tahun 2016.

3.1.2.1.9. Cakupan Puskesmas

Cakupan Puskesmas terhadap jumalh kecamatan yang ada

di Kabupaten Wonogiri dalam tahun 2010-2014 sebesar 136%, artinya

seluruh kecamatan di Kabupaten Wonogiri telah memiliki Puskesmas dan

bahkan di beberapa kecamatan telah memiliki lebih dari 1 kecamatan.

Tabel. 2.33

Cakupan Puskesmas di Kabupaten Wonogiri

NO. URAIAN

TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah Puskesmas 34 34 34 34 34

2 Jumlah Kecamatan 25 25 25 25 25 3 Cakupan Puskesmas (%) 136 136 136 136 136

Sumber: Buku Wonogiri Dalam Angka Beberapa Tahun Penerbitan

3.1.2.1.10. Cakupan Puskesmas Pembantu

Jumlah Puskesmas Pembantu di Kabupaten Wonogiri dalam

periode tahun 2010-2014 tetap sebesar 140 , Artinya dibandingkan dengan

jumlah desa di seluruh Kabupaten Wonogiri sebesar 251, maka cakupan

Puskesmas pembantu sebesar 55,78%, sehingga masih banyak

desa-desa di Kabupaten Wonogiri yang belum terlayani Puskesmas Pembantu.

Tabel 2.34.

Cakupan Puskesmas Pembantu di kabupaten Wonogiri

NO. URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 1 Jumlah Puskesmas Pembantu 140 140 140 140 140 2 Jumlah Desa 251 251 251 251 251 3 Cakupan Puskesmas Pembantu 55,78 55,78 55,78 55,78 55,78

Sumber : Wonogiri Dalam Angka beberapa Tahun Penerbitan.

3.1.3. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

3.1.3.1.1. Proporsi Jaringan Jalan Berkondisi Baik

Kondisi jalan yang baik merupakan prasyarat utama bagi upaya

(30)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 30 data kondisi jalan yang menunjukkan bahwa dalam tahun 2011-2015 jalan

yang berkondisi baik meningkat khususnya untuk jalan negara, maupun

jalan kabupaten, tetapi untuk jalan provinsi mengalami penurunan.. Jalan

Negara berkondisi baik meningkat dari 8,30% tahun 2011 menjadi 37,07%

tahun 2015. Jalan Kabupaten berkondisi baik meningkat dari 49,0 pada

Berkondisi Baik (%) 65,80

65,80 76,00 32,44 53,03

3. Jalan Kabupaten

- Jalan Berkondisi Baik 496,12 495,20 535,13 578,80 572,31 - Total Panjang Jalan 1011,62 1011,62 1038,47 1038,47 1.038,47 - Prosentase Jalan

Berkondisi Baik (%)

49,0 49,0 51,50 55,70 55,11

Sumber : DPU Kabupaten Wonogiri,2016

3.1.3.1.2. Kondisi Jaringan Irigasi

Kondisi Jaringan Irigasi (permukaan) dari tahun 2011-2015 yang

berkondisi baik mengalami kenaikan dari 18,821 pada tahun 2011 menjadi

19,404 pada tahun 2015 atau sebesar 5,85%

Tabel 2.36

(31)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 31 3.1.4. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

3.1.4.1.1. Rumah Tangga Pengguna Listrik

Jumlah pelanggan listrik di Kabupaten Wonogiri dalam periode

tahun 2011-2015 menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2011 jumlah

pelanggan listrik sebanyak 212.180 RT, meningkat menjadi 251.214 RT,

dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,2% per tahun.

Tabel 2.37

Jumlah Pelanggan Listrik di Kabupaten Wonogiri

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah Pelanggan Listrik 212.180 222.404 230.399 244.689 251.214

Sumber : Buku Wonogiri Dalam Angka, 2015

3.1.4.1.2. Lingkungan Permukiman Kumuh

Berdasarkan Keputusan Bupati Wonogiri Nomor 305 Tahun

2014 Nomor 305 Tahun 2014 tentang Penetapan Lokasi Perumahan

Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Wonogiri terdapat sekitar

47,98 Ha kawasan kumuh, yang tersebar di 12 Desa dan 3 kecamatan di

kabupaten Wonogiri

3.1.4.1.3. Rumah Tangga Bersanitasi

Cakupan Akses Sanitasi Yang Layak merupakan yang

merupakan perbandingan antara jumlah Rumah Tangga Bersanitasi layak

terhadap jumlah seluruh Rumah Tangga, dalam periode tahun 2011-2015

menunjukkan peningkatan dari 60,37% tahun 2011 menjadi 81,10% tahun

2015.

Tabel 2.38

Cakupan Akses Sanitasi Yang Layak

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1 Cakupan Akses Sanitasi Yang Layak dabn Berkelanjutan

60,37 59,43 64,6 81,1 81,1

Sumber : Buku RAD AMPL 2015-2019

3.1.4.1.4. Rasio Rumah Layak Huni

Rasio rumah layak huni tahun 2014 sebesar 57,79% dari target

sebesar 94,5% hal ini desebabkan besarnya jumlah rumah layak huni

dengan besar jumlah seluruh rumah di wilayah pemerintah daerah

(32)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 32 3.1.5. Ketenteraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat

3.1.5.1. Rasio Linmas Per 10.000 Penduduk

Jumlah Linmas per 10.000 penduduk menggambarkan cakupan

pelayanan Linmas di setiap 10.000 penduduk. Data dari Kantor Satpol PP

Kabupaten Wonogiri menunjukkan bahwa Rasio Linmas per 10.000

penduduk pada tahun 2011 sebesar 0,44, menurun menjadi 0,37 di tahun

2012. Selanjutnya di tahun 2013 sebesar 0,45 dan 0,47 di tahun 2014 dan

2015.

Tabel 2.39

Rasio Linmas Per 10.000 Penduduk

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber : Kantor Satpol PP Kabupaten Wonogiri Tahun 2016.

3.1.5.2. Rasio Poskamling Per Jumlah Desa/Kelurahan

Rasio Pos Siskamling Per jumlah desa/kelurahan dalam periode

2011-2015 menunjukan peningkatan, dari 12 di tahun 2011 menjadi 14 di

tahun 2012, 17 di tahun 2013 dan 23 di tahun 2015. Meningkatnya rasio ini

menunjukkan bahwa di setiap desa memiliki jumlah Poskamling yang

melebihi jumlah dusuunya, dan menjadi indikator partisipasi masyarakat

dalam menjaga keamanan lingkungan.

Tabel 2.40.

Rasio Pos Siskamling Per Desa/Kelurahan

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1 Rasio Pos Siskamling Per Jumlah

Sumber : Kantor Satpol PP Kabupaten Wonogiri Tahun 2016.

3.1.6. Sosial

3.1.6.1.1. Sarana Sosial seperti Panti Asuhan, Panti jompo dan

Panti Rehabilitasi

Sebagai upaya membantu masyaakat yang terkenan permasalahan

sosial dan kerentanan sosial, di Kabupaten Wonogiri telah tersedia sarana

sosial berupa 1 (satu) unit panti rehabilitasi dan 2 buah panti asuhan, yang

(33)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 33 Tabel 2.41

Sarana Sosial Di Kabupaten Wonogiri

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1. Panti

Rehabilitasi 1 1 1 1 1

2 Panti Asuhan 2 2 2 2 2

Sumber : Buku Wonogiri Dalam Angka Tahun 2015

3.1.6.1.2. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosal di Kabupaten

Wonogiri terdiri Penyandang Penyakit Kronis Terlantar Menahun, Balita

Terlantar, Ex PGOT dan Anak Jalanan. Penyandang penyakit kronis

menurun dari 2.144 orang tahun 2011 menjadi 148 tahun 2014. Balita

terlantar meningkat dari 1.776 tahun 2012 menjadi 1793 tahun 201. Anak

jalananmenurun dari 50 tahun 2011 menjadi 21 orang tahun 2014. Ex

PGOT tetap sebanyak 17 orang.

Tabel 2.42

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Kabupaten Wonogiri

No. Uraian 2011 2012 2013 2014

1. Penyandang Penyakit Kronis Terlantar Menahun

2.144 1.825 1.825 148

2. Balita Terlantar 1.776 1.776 1.793

3. Anak Jalanan 50 21 61 21

4. Ex PGOT 17 17 37 17

Sumber : Buku Wonogiri Dalam Angka Tahun 2015

3.2. Fokus Layanan Urusan Pemerintahan Wajib Yang Tidak Berkaitan Dengan

Pelayanan Dasar

3.2.1. Tenaga Kerja

3.2.1.1. Angka Partisipasi Angkata Kerja

Angka Partisipasi Angkatan Kerja yang merupakan perbandingan

antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah penduduk yang berumur di

atas 15 tahun pada tahun 2011 sebesar 69,6%, pada tahun 2012

(34)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 34 Tabel 2.43

Angka Partisipasi Angkatan Kerja Kabupaten Wonogiri

NO. URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah

Penduduk >15 tahun

721.032 760.055 731.876 737.395 733.488

2 Angkatan Kerja 501.982 518.771 526.438 527.385 538.385

Sumber : Dinas Tenaga Kerja 2015.

3.2.1.2. Pencari Kerja Yang Ditempatkan

Pencari kerja yang ditempatkan dalam periode tahun 2011-2015

sebesar 2.048 tahun 2011, turun menjadi 1.471 tahun 2012 dan kembali

meningkat dalam periode 203-2015, hingga menjadi 2.2248 orang tahun

2015.

Tabel 2.44

Jumlah Pencari Kerja yang ditempatkan

NO. URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

1 Pencari Kerja Yang

Ditempatkan 2.048 1..471 1.623 1.953 2.248 Sumber : Sumber : Diolah dari Buku Wonogiri Dalam Angka 2015.\

3.2.1.3. Tingkat Penganguran

Tingkat Pengangguran di KabupatenWonogiri cenderung tetap,

dari 3,41% tahun 2011, meningkat menjadi 4,45 tahun 2012. Dalam

periode tahun 2013-2015 cenderung turun dari 3,65% menjadi 3,21%.

Tabel 2.45

Tingkat Pengangguran Tahun 2011-2015

NO. URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 1 Tingkat Pengangguran (%) 3,41 4,44 3,65 3,45 3,21

Sumber : Disnakertran Kabupaten Wonogiri Tahun 2016

3.2.2. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

3.2.2.1. Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintahan

Prosentase patisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintahan

merupakan perbandingan antara jumlah pekerja perempuan di lembaga

pemerintahan dengan jumlah pekerja perempuan. Dalam tahun 2011 rasio

menunjukkan angka 0,62, yang artinya setiap 100 orang pekerja wanita,

(35)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 35 cenderung menurun, hingga menjadi hanya 0,46 di tahun 2015.

Penurunan pertanda positip, karena mungkin semakin banyak perempuan

yang masuk lapangan kerja di luar pemerintahan, sementara perempuan

yang bekerja di lembaga pemerintahan cenderung tetap.

Tabel 2.46

Prosentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintahan

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1 Prosentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintahan

0,62 0,86 0,63 0,48 0,46

Sumber : Badan KB, KS dan PP tahun 2016.

3.2.2.2. Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta

Kebalikan dari Prosesntase Perempuan dil Lembaga

Pemerintahan, prosesntase perempuan di lembaga swasta dalam periode

tahun 2010-2015 cenderung meningkat, yang menunjukkan semakin

meningkatnya kamum perempua yang bekerja di lembaga swasta.

Prosesntase Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta meningkat dari

0,36 di tahun 2011 menjadi 0,44 di tahun 2015.Hal ini barangkali juga

berhubungan dengan berkembangnya investasi di Wonogiri yang

membutuhkan tenaga kerja yang besar.

Tabel 2.47.

Prosentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta

No. Uraian 2011

201 2

201

3 2014 2015 1 Prosentase Partisipasi

Perempuan di Lembaga Swasta

0,38 0,36 0,37 0,52 0,44

Sumber : Badan KB, KS dan PP tahun 2016

3.2.2.3. Rasio KDRT

Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga merupakan gambaran

tingkat kekerasan terhadap perempuan dalam Rumah Tangga di

Kabupaten Wonogiri. Rasio KDRT di tahun 2011 sebesar 0,00004 artinya

di setiap 10.000 RT terdapat 4 KDRT. Angka tersebut meningkat di tahun

2012 menjadi 8 di setiap 100.000 RT, dan cenderung tetap sebesar 2 di

(36)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 36 Tabel 2.48.

Rasio KDRT di Kabupaten Wonogiri

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1 Rasio KDRT 0,00004 0,00008 0,00004 0,00008 0,00008

Sumber : Badan KB, KS dan PP tahun 2016.

3.2.2.4. Prosentase Pekerja Di Bawah Umur

Prosentase pekerja di bawah umur merrupakan pervbandingan

antara pekerja anak yang berumur 5-14 tahun terhadap jumlah pekerja.

Sekecil apapun angka menunjukkan bahwa masih terjadi kasus anak-anak

yang semestinya menikmati pendidikan harus sudah bekerja. Dalam tahun

2011 angka prosentase pekerja dii bawah umur sebesar 0,024, dan pada

tahun 2015 sebesar 0,056. Semetinya angka ini harus dihilangkan,

sehingga tidak ada anak yang masuk lapangan kerja.

Tabel 2.49.

Prosentase Pekerja Di Bawah Umur

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1 Prosentase Tenaga Kerja

Di Bawah Umur 0,24 0,0024 0,057 0,054 0,056

Sumber : Badan KB, KS dan PP tahun 2016.

3.2.3. Pangan

3.2.3.1. Ketersediaan Pangan Utama

Pangan utama di Kabupaten Wonogiri terdiri dari beras, jagung,

kedelai, kacang tanah dan ubi kayu. Ketersediaan beras cenderung

meningkat dari 203 205 ton tahun 2011 menjadi 225.844 ton tahun 2014.

Ketersediaan jagung sebesar 273 ton tahun 2011 meningkat menjadi

200.121 ton tahun 2012 dan 2013, dan turun menjadi 270.573 tahun 2014.

Kedelai menurun dari 18.300 ton tahun 2011 menjadi 14.172 ton tahun

2014. Kacang tanah meningkat dari 32.770 ton tahun 2011, meningkat

menjadi 38.239 tahun 2012 dan 2013, kembali menurun menjadi 33.564

ton tahun 2014. Untuk ubi kayu meningkat dari 670.315 ton tahun 200

menjadi 970.573 ton tahun 2014.

Tabel 2.50.

Ketersediaan Pangan di Kabupaten Wonogiri Tahun 2011-2014

No. Uraian 2011 2012 2013 2014

1. Beras (ton) 203.205 220.604 405.756 225.844 2. Jagung (ton) 273.006 300.121 300.121 270.573 3. Kedelai (ton) 18.300 17.757 17.757 14.172 4. Kacang Tanag (ton) 32.770 38.239 38.239 33.564 5. Ubi Kayu (ton) 671.315 800.823 800.823 970.573

(37)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 II. 37 3.2.3.2. Konsumsi Protein Hewani

Kebutuhan Konsumsi protein hewani merupakan salah satu

prasarat tercapainya keahanan pangan di Kabupaten Wonogiri. Dalam

periode tahun 2011-2015 diharapkan konsumsi protein yang bersumber

dari semua jenis protein hewani meningkat. Konsumsi ikan perkapita

meningkat dari 13 kg tahun 2011 menjadi 14 kg tahun 2015. Konsum

Daging Sapi perkapita d meningkat dari 230 gram tahun 2011 menjadi 250

gram perkapita tahun 2015. Konsumsi protein hewani perkapita

meningkat dari 8.783 gram tahun 2011 menjadi 9.891 gram tahun 2015.

Tabel 2.51.

Konsumsi Protein Hewani Perkapita Tahun 2011-2015

No. Komoditas Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Ikan (kg) 13 13 14 14 14

2 Daging Sapi (gram) 230 283 240 246 250 3 Daging Ayam (gram) 3.890 3.900 4.000 4.230 4.300 4 Telur Ayam Ras (gram) 31.000 32.000 33.000 34.000 35.000 5 Konsumsi Protein

Hewani (gram)

8.783 9.037 9.313 9.622 9.891

Sumber : Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan, 2016

3.2.4. Pertanahan

3.2.5. Lingkungan Hidup

3.2.5.1. Prosentase Penanganan Sampah

Pada tahun 2012 target penanganan sampah 80% tercapai

67,88% , dan tahun tahun 2013 penanganan sampah tercapai sebesar

76,29% dari target yang ditetapkan sebesar 78%. Pada tahun 2015

penanganan sampah meningkat menjadi 77,24%. Tidak tercapainya

penangnan sampah karena penyediaan sarana dan prasarana

pengangkut sampah tidak memenuhi target yang ditetapkan sesui dengan

volume sampah yang ada. Hal ini disebabkan banyaknya penurunan

jumlah tenaga pengangkut sampah dan sarana prasarana yang tidak

memadai.

Tabel 2.52.

Penanganan Sampah di Kabupaten Wonogiri

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1 Volume/hari (m3) 294 302 350 367 375 2 Terangkut/hari (m3) 199 205 267 281 285 3 Kapasitas Angkut 67,69 67,88 76,29 76,57 77,24

Gambar

Gambar 1 : Peta Administrasi Kabupaten Wonogiri
Tabel 2.3.
Grafik  2.2.
Tabel 2.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillahirabbil ‘alamiin, segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Bank Riau cabang Siak Sri Indrapura, dimana dari 34 responden sebanyak 23 orang (68%) menyatakan bahwa program pengembangan sangat bermanfaat, dan 9 orang (26%)

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat madani adalah masyarakat berbudaya dan al-madaniyyah (tamaddun) yang maju, modern, berakhlak dan memiliki peradaban,

Untuk itu, penyediaan sarana promosi dan pusat pemasaran di dalam komplek ini dapat menjadi wadah penyediaan informasi, pemasaran dan promosi mengenai produk yang dihasilkan oleh

5 Selain itu, penelitian lain di Lombok pasca gempa bumi Juli 2018 juga menunjukkan hal yang sama, adanya implementasi solidaritas sosial pasca gempa dalam

Hasil kebidanan komprehensif ini dapat disimpulkan bahwa kurangnya pengetahuan Ny “I” tentang keluhan fisiologis yang dialami pada ibu hamil trimester 3 dan

Pada tata letak alternatif satu tanpa duplikasi target produksi maksimum yang dapat dicapai adalah sebesar 200 unit untuk kedua jenis produk utama per tahun, sedangkan jika

(7) IRR secara parsial memiliki pengaruh yang positif yang tidak signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa periode penelitian 2014 triwulan I sampai