BAB 3
KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP
3.1. KerangkaTeori
Diabetes Melitus
Hiperglikemia
1.
Peningkatan resorpsi glukosa
2.
Penurunan efek incretin
3.
Sekresi insulin terganggu
4.
Peningkatan sekresi glucagon
5.
Peningkatan produksi glukosa
hepar
6.
Kerusakan neurotransmiter
7.
Penurunan absorpsi glukosa
8.
Peningkatan resorpsi glukosa
3.2. Kerangka Konsep
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan diabetes melitus terhadap peningkatan pembuluh darah. Berdasarkan tujuan penelitian di ata, maka kerangka konsepdalam penelitian adalah:
Variable Dependen Variable Independen
3.3. Hipotesis
Hipotesisi penelitian ini mengacu pada perumusan masalah pengaruh diabetes dalam permeabilitas pembuluh darah. Hipotesis menurut dalam penelitian ini adalah
Ha: Adanya peningkatan permeabilitas pembuluh darah pada tikus diabetes melitus setelah diinduksi aloksan.
Ho: Tidak ada peningkatan permeabilitas pembuluh darah pada tikus diabetes mellitus setelah diinduksi aloksan.
Diabetes Melitus
Kadar Gula Darah
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan studi experimental deskriptif dengan design cross sectional.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini di mulai pada bulan Agustus-Oktober 2016.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah tikus putih jantan Galur sprague dawley
berkisar 250-300 gram.
4.3.2 Sampel Penelitian
Sampel pada penelitaian adalah 32 tikus tikus putih jantan Galur sprague dawley .
4.3.2.1 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi subjek penelitian adalah : 1. Tikus yang menderita diabetes militus
4.3.2.2 Besar Sampel
Sampel penelitian ditentukan menurut rumus Federer untuk uji eksperimental, yaitu:
Dinama kelompok (t) adalah kelompok perlakuan dan (n) adalah jumlah sampel per kelompok.
( t – 1 ) ( n – 1 ) ≥ 15 ( 2 – 1 ) ( n – 1 ) ≥ 15
1 ( n – 1 ) ≥ 15 1 ( n – 1 ) ≥ 15 1 n – 1 ≥ 15
n ≥ 16
Dalam penelitain ini, tikus dibahagi dalam satu kelompok kontrol perlakuan dan satu kelompok perlakuan, dan jumlah sampel per kelompok dalah 16 ekor tikus, sehingga didapat jumlah sampel 32 ekor tikus.
4.4 Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dari penelitian ini berupa data primer, dimana peneliti akan mengukur kadar gula darah dari tikus uji coba dan mengukur kadar endothelin-1 dengan metode elisa.
4.5 Cara Kerja
Diabetes pada hewan diinduksi dengan menyuntikkan Aloksan. Bahan ini akan berkembang dan akhirnya merosot Langerhans islets beta cells. Gejala akhir kekurangan insulin jelas terlihat pada tikus yang menderita diabetes kimia oleh Aloksan . Menggunakan 60mg / kg Aloksan dosis dapat memulai proses autoimun yang menyebabkan kehancuran dari Langerhans islets beta cells dan 60mg / kg. Hasil dosis Aloksane di toksisitas ke sel beta dengan munculnya diabetes klinis dalam 2-4 hari14
1. Menyiapkan ethical clearance yang diberikan oleh komisi etik penelitian untuk riset yang melibatkan makhluk hidup.
.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
3. Jumlah total tikus sebanyak 32 ekor dengan berat 250-300 gr disiapkan.16 ekor tikus menjadi kontrol dan 16 tikus akan dilakukan uji coba.
4. Tikus yang disuntik aloksan dibiarkan selama 2-4 hari untuk terjadinya diabetic klinis. Pengukuran kadar gula darah dan kadar endothelin-1 dilakukan 5. Data kadar gula darah dikumpul dengan pegukuran menggunakan alat
pengukur gula darah dan mengukur kadar endothelin-1 dengan metode elisa. 6. Selanjutanya dilakukan analisis data yang telah dikumpulkan.
4.6 Defenisi Operasional
Variabel Defenisi
4.7 Alur Penelitian
Tikus Putih Jantan
Kelompok 1 Kelompok Kontrol
Kelompok 2 Kelompok Perlakuan
Kontol Pemberian
Aloksan
2-4 Hari
Pengukuran Kadar Gula
Darah
Pengukuran Kadar Endothelin
4.8 Metode Analisi Data 1. Editing
Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data 2. Coding
Data yang telah terkumpul dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer 3. Entry
Data yang telah dibersihkan kemudian dimasukkan kedalam program komputer statistic package for social science (SPSS) 4.
4. Cleaning
Pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan kedalam komputer guna menghindari terjadiya kesalahan dalam pemasukan data
5. Saving
Penyimpanan data untuk siap dianalisis
4.9 Jadwal Penelitian
Tabel 4.1 Jadwal Penelitian
No Jenis Kegiatan Bulan
3 4 5 ¹ 7 8 9 10 11 12 1. Meminta Kesediaan Dosen
Pembimbing 2. Judul Skripsi 3. Bab 1
4. Bab 2 5. Bab 3 6. Bab 4
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Proses pengambilan data untuk penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 24 September 2016 sampai 23 November 2016 di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara dengan total sampel sebanyak 32 tikus.
5.2 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Animal House Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Data diambil dari pengukuran kadar gula darah dan mengukur kadar endothelin-1. Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam berlokasi di Jalan Dr. T. Mansur No. 9, Kampus Padang Bulan Medan Sumatera Utara. Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan alam memiliki misi menjadi fakultas sains yang terkemuka di Asia melalui pengembangan sumber daya manusia yang berorientasi pada ilmu, teknologi dan industri serta memiliki sikap dan perilaku professional.
5.3Deskripsi Data Penelitian
1. Uji Normalitas Data
Table 5.1
Analisa Hasil Uji Normalitas Data Kadar Gula Darah (n=5)
KARAKTERISTIK Kolmogorov-Smirnov (a)
Kadar gula darah Diabetes Melitus
Statistik Df Significant 0,38056 7.38 0,64236 Rata-rata kadar gula darah setelah induksi aloksan memiliki distribusi data yang normal. Hal ini dapat dilihat dari signifikan sebesar 0.983 pada kadar gula darah setelah induksi aloksan dimana nilai signifikan lebih besar dari nilai alpha (0.05). Berdasarkan hasil uji normalitas data diatas, maka dapat disimpulkan bahwa distrubusi data bersifat normal.
2. Analisa perbedaan kadar gula darah kontrol dan diabetes melitus induksi aloksan
Tabel 5.2 dibawah ini akan menjelaskan tentang nilai P-value untuk melihat seberapa besar pengaruh induksi aloksan terhadap peningkatan kadar gula darah.
Tabel 5.2
Analisa Perbedaan Kadar Kontrol dan Diabetes Mellitus Induksi Aloksan
Variable Kontrol-DM Mean SD P-value T N
yang artinya Ho ditolak, sehinga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kadar gula darah pada tikus setelah diinduksi Aloksan.
3. Analisa peningkatan kadar endothelin -1 setelah diinduksi aloksan
Didapatkan nilai P-value untuk melihat berapa besar peningkatan kadar endothelin-1 atas diabetes mellitus pada tabel dibawah ini.
Table 5.3
Analisa Peningkatan Kadar Endothelin-1
Variable Kontrol-DM Mean SD P-value T N
Berdasarkan Table 5.3 didapatkan rata-rata kadar endothelin-1 pada kontrol sebesar 0.077 dengan standar deviasi 0.092 dan rata-rata kadar endothelin-1 diabetes melitus setelah diinduksi Aloksan adalah 2.384 dengan standar deviasi 0.661. Data tersebut menggambarkan adanya perbedaan kadar endothelin-1 pada kontrol dan kadar endothelin-1 pada diabetes mellitus. Data di atas juga menunjukan adanya pengaruh antara induksi aloksan dan peningkatan endothelin-1. Sehingga dapat disimpulkan adanya perbedaan rata-rata endothelin-1 pada kontrol dan endothelin-1 pada diabetes melitus didapatkan nilai P value 0.002 yang berarti P-value kurang dari alpha (p<0.05) yang artinya Ho ditolak, sehinga dapat disimpulkan terdapat perbedan kadar endothelin-1 pada tikus setelah diinduksi dengan aloksan.
5.2 Pembahasan
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit atau Gangguan metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada DM berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi dan kegagalan beberapa organ tubuh terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh.
mengenai kadar gula darah dan kadar endothelin-1 di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan Table 5.2 nilai rata-rata kadar gula darah kontrol adalah 100.0 dan rata rata-rata kadar gula darah tikus diabetes melitus adalah 305.6. Hal ini menunjukkan perbedaan yang besar dan membuktikan terdapat peningkatan kadar gula darah setelah diinduksi aloksan. Peningkatan ini dapat dilihat dalam jangka waktu 2 hari. Menggunakan pulau islet (Weaver et9Al. 1978b) dan perfusi tikus pankreas (Kliber et al. 1996) menunjukkan bahwa aloksan tiba-tiba meningkatkan sekresi insulin dengan ada atau tidak adanya glukosa. Menurut Ankur Rohilla and Shahjad Ali Induksi diabetes dengan aloksan merupakan prosedur yang paling populer digunakan dalam menginduksi diabetes melitus pada hewan percobaan. Aloksan mampu menginduksi diabetes melitus tipe I pada hewan percobaan. Induksi diabetes dengan metode bedah dan genetic berhubungan dengan persentase morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada hewan percobaan. Oleh karena itu, induksi aloksan merupakan Model diabetes yang dapat diandalkan dan merupakan cara mudah untuk merangsang diabetes melitus pada hewan percobaan.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1Kesimpulan
1. Maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan kadar gula darah dapat terjadi dengan induksi aloksan intravenous dan dapat dilihat dalam 2-4 hari dengan perbedaan rata-rata sebanyak 205.6 mg/dl.
2. Selain itu, peningkatan kadar gula darah akan meningkatkan permeabilitas pembuluh darah. Hal ini dapat dilihat dari sekresi endothelin-1 yang meningkat apabila terjadinya hiperglikemia.
6.2 Saran
1. Bagi mahasiswa agar perlu mendapat akses informasi yang lebih banyak lagi tentang permeabilitas agar dapat meningkatkan lagi pengetahuan tentang endothelin-1.
2. Agar penelitian ini dilanjutkan dengan mengganti aloksan dengan aloksan untuk mendapat kadar gula darah induksi streptozotocin.
3. Disarankan kepada masyarakat agar menjaga kesehatan untuk mengelakkan dari DM yang bias mengakibatkan peningkatan endothelin-1 yang bias menimbulkan komplikas mikrovaskular