• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Ekstrak Buah Pinang Muda (Areca Catechu L.) Terhadap Penghambatan Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Aureus Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Ekstrak Buah Pinang Muda (Areca Catechu L.) Terhadap Penghambatan Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Aureus Chapter III VI"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

4. Telah ada penyakit lain di kulit

(2)

3.2. Kerangka Konsep

Ekstrak buah pinang muda dengan konsentrasi 25%, 50%, 75%, 85% dan 100%

Kadar Hambat Minimum (KHM) pada pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

Gambar 3.2. Kerangka konsep penelitian

3.3. Hipotesis

Hipotesis untuk penelitian ini adalah ekstrak buah pinang muda dapat

(3)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian yang telah dilakukan ini merupakan studi eksperimental

laboratorium dengan desain penelitian posttest only with control group design.

4.2. Tempat Dan Waktu Penelitian 4.2.1. Tempat Penelitian

Ekstrak buah pinang muda didapat dari Laboratorium Obat Tradisional,

Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara, Medan dan uji daya hambat

ekstrak dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran,

Universitas Sumatera Utara, Medan.

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung dari bulan September 2016 sampai bulan Oktober

2016. Penelitian ini dimulai dengan mendapatkan ekstrak buah pinang muda dari

Laboratorium Obat Tradisional, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara

dan dilanjutkan dengan melakukan uji daya hambat ekstrak buah pinang muda

terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus di Laboratorium

Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.

4.3. Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah bakteri Staphylococcus

aureus yang disediakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran

(4)

4.3.1. Besar Sampel Penelitian

Pada penelitian ini jumlah sampel minimal telah diestimasi dengan

menggunakan rumus Frederer sebagai berikut:

(t-1)(r-1) ≥ 15

Keterangan:

t = banyak kelompok diperlakukan

r = jumlah sampel tiap kelompok diperlakukan

(t-1)(r-1) ≥ 15 (6-1)(r-1) ≥ 15 r ≥ 4

Penelitian ini telah dilakukan dengan menggunakan 6 sampel dan diberikan

perlakuan pengulangan sebanyak 4 kali. Jadi jumlah sampel yang telah digunakan

adalah 24 sampel.

P1 : Kontrol negatif (blanko)

P2 : Ekstrak buah pinang muda 25%

P3 : Ekstrak buah pinang muda 50%

P4 : Ekstrak buah pinang muda 75%

P5 : Ekstrak buah pinang muda 85%

(5)

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpul dari penelitian ini berupa data primer, dimana

peneliti mengukur diameter zona hambat yang timbul pada pertumbuhan koloni

bakteri Staphylococcus aureus setelah diberi intervensi dengan ekstrak buah

pinang muda dengan konsentrasi yang berbeda di Laboratorium Mikrobiologi,

FK, USU, Medan.

4.5. Bahan dan Cara Kerja

4.5.1. Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah:

Peralatan yang digunakan adalah inkubator, paper disc, jangka sorong, pinset,

cawan petri, ose, autoclave, bunsen, pipet tetes dan tabung uji.

4.5.2. Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah:

Bahan yang digunakan adalah ekstrak buah pinang muda, biakan bakteri

Staphylococcus aureus, aquabides steril, Dimethyl Sulfoxide (DMSO), kertas

label, kapas lidi steril dan Mueller-Hinton Agar (MHA).

4.5.3. Prosedur Penelitian

4.5.3.1. Ekstrak buah pinang muda

Ekstrak buah pinang muda didapatkan dari Laboratorium Obat Tradisional,

Fakultas Farmasi, USU, Medan.

4.5.3.2. Pengenceran

Pengenceran dilakukan untuk menghasilkan beberapa konsentrasi dari ekstrak buah

pinang muda yang digunakan dalam penghambatan pertumbuhan bakteri

Staphylococcus aureus. Pengenceran yang dibuat adalah 25%, 50%, 75%, 85% dan

100%.

4.5.3.3. Pemurnian

1. Biakan Staphylococcus aureus murni diinokulasi dalam aquabides steril.

(6)

3. Biakan murni Staphylococcus aureus diinokulasi dengan kapas lidi steril pada

permukaan lempeng agar sehingga tersebar merata.

4.5.3.4. Pengujian daya hambat ekstrak buah pinang muda terhadap Staphylococcus aureus

1. Menyiapkan empat buah cawan petri berisi MHA yang telah dioleskan dengan

bakteri Staphylococcus aureus.

2. Menyiapkan 5 paper disc untuk menguji masing-masing konsentrasi ekstrak

buah pinang muda dan 1 paper disc sebagai kontrol negatif.

3. Merendamkan 5 paper disc kedalam larutan ekstrak buah pinang muda

masing-masing konsentrasi 25%, 50%, 75%, 85% dan 100% selama 15 menit

sedangkan 1 paper disc sebagai kontrol negatif.

4. Memasukkan 5 paper disc yang telah direndam dalam ekstrak buah pinang

muda dengan konsentrasi yang berbeda dan 1 paper disc sebagai kontrol

negatif dengan bantuan pinset steril ke dalam cawan petri.

5. Mengulang langkah 2, 3 dan 4 sebanyak tiga kali lagi.

6. Semua cawan petri diinkubasi selama 18 - 24 jam dengan suhu 37°C.

4.5.3.5. Zona hambat

Pengukuran zona hambat dilakukan dengan menggunakan jangka sorong

untuk mengukur besar zona daya hambat yang terbentuk disekitar paper disc.

Jaraknya diukur mulai dari ujung disc sampai ke batas bening daya hambat

ekstrak buah pinang muda. Pengukuran dengan jangka sorong dinyatakan dalam

ukuran millimeter.

4.6. Definisi Operasional 4.6.1. Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi zat-zat

aktif dari tanaman segar dengan menggunakan pelarut etanol 70%.

Cara ukur : Cara maserasi

(7)

Hasil ukur : Sediaan kental yang mengandung zat-zat aktif

Skala ukur : Nominal

4.6.2. Buah pinang muda

Buah pinang muda adalah buah yang berwarna hijau dalam ukuran 2 – 3 cm

yang didapatkan dari tanaman pinang.

Cara ukur : Observasi

Alat ukur : Penggaris

Hasil ukur : Buah pinang yang berwarna hijau dengan ukuran 2 - 3 cm

Skala ukur : Nominal

4.6.3. Konsentrasi

Konsentrasi adalah pengenceran yang dilakukan pada ekstrak buah pinang

muda untuk menentukan jumlah zat terlarut yang harus ada dalam suatu larutan.

Cara ukur : Menggunakan rumus pengenceran; V1C1=V2C2

V1 – volume ekstrak yang digunakan (ml)

C1 – konsentrasi ekstrak yang digunakan (mg/ml)

V2 – volume larutan yang akan dibuat (ml)

C2 – konsentrasi ekstrak yang akan dibuat (mg/ml)

25% V1C1 = V2C2

V1(1000 mg/ml) = (10 ml)(250 mg/ml)

V1 = 2,5 ml (DMSO 7,5 ml)

50% V1C1 = V2C2

V1(1000 mg/ml) = (10 ml)(500 mg/ml)

V1 = 5 ml (DMSO 5 ml)

75% V1C1 = V2C2

V1(1000 mg/ml) = (10 ml)(750 mg/ml)

(8)

85% V1C1 = V2C2

V1(1000 mg/ml) = (10 ml)(850 mg/ml)

V1 = 8,5 ml (DMSO 1,5 ml)

100% V1C1 = V2C2

V1(1000 mg/ml) = (10 ml)(1000 mg/ml)

V1 = 10 ml

Alat ukur : DMSO, ekstrak buah pinang muda

Hasil ukur : Larutan ekstrak dengan konsentrasi 25%, 50%, 75%, 85% dan 100%

Skala ukur : Rasio

4.6.4. Kadar Hambat Minimum (KHM)

Kadar Hambat Minimum (KHM) adalah kadar konsentrasi ekstrak buah

pinang muda minimum yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan bakteri.

Cara ukur : Observasi

Alat ukur : Jangka sorong

Hasil ukur : Diameter zona bening yang timbul pada koloni bakteri

Skala ukur : Rasio

4.6.5. Pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

Pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus adalah bakteri Staphylococcus

aureus yang bertumbuh setelah dibiakkan dalam MHA.

Cara ukur : Observasi

Alat ukur : Cawan petri, MHA, Suspensi Bakteri Staphylococcus aureus

Hasil ukur : Koloni bakteri yang berwarna putih kekuningan

Skala ukur : Nominal

4.7. Metode Analisa Data

(9)

aureus. Selanjutnya data disajikan dalam bentuk tabel dan dilakukan tes

normalitas. Hasil tes normalitas menunjukkan data tidak berdistribusi normal.

Selanjutnya telah dilakukan uji non-parametrik, Kruskal-Wallis. Uji ini telah

dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS.

4.8. Alur Penelitian

Ekstrak buah pinang muda diperoleh dari Laboratorium Obat Tradisional,

Fakultas Farmasi, USU, Medan.

Pengenceran ekstrak buah pinang muda dengan konsentrasi 25%, 50%, 75%

85% dan 100%

Paper disc direndamkan dalam larutan ekstrak buah pinang muda dalam tiap

konsentrasi

Paper disc diletakkan dalam bakteri yang telah dibiakkan dalam medium MHA

Setelah 24 jam dilakukan pengukuran zona hambat dengan menggunakan

jangka sorong

Pencatatan data

(10)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Tempat Penelitian

Pembuatan ekstrak buah pinang muda dilakukan di Laboratorium Obat Tradisional, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara, Medan. Setelah

pembuatan ekstrak selesai, ekstrak yang diperoleh langsung dibawa ke Laboratorium

Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara, Medan untuk

dilakukan uji daya hambat ekstrak terhadap bakteri Staphylococcus aureus.

Gambar 5.1. Ekstrak Buah Pinang Muda

5.1.2. Hasil Uji Daya Hambat

Hasil uji daya hambat ekstrak buah pinang muda terhadap bakteri

Staphylococcus aureus yang dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas

Kedokteran, USU menunjukkan ekstrak buah pinang muda dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini telah dihitung dengan

menggunakan rumus Frederer.

Rumus Frederer:

(11)

Tabel 5.1. Diameter Zona Hambat (mm) Hasil Uji Daya Hambat Ekstrak Buah

Penelitian ini telah dilakukan dengan menggunakan 24 sampel. Jumlah sampel

ini merupakan jumlah sampel minimal yang diperlukan untuk melakukan

penelitian ini berdasarkan hitungan dari rumus Frederer. Dalam penelitian ini

telah dilakukan pengulangan sebanyak empat kali untuk setiap kelompok sampel

mulai dari ekstrak buah pinang muda konsentrasi 25%, ekstrak buah pinang muda

konsentrasi 50%, ekstrak buah pinang muda konsentrasi 75%, ekstrak buah

pinang muda konsentrasi 85%, ekstrak buah pinang muda konsentrasi 100% and

pada sampel kelompok kontrol.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata luas zona hambat yang

timbul untuk kelompok sampel ekstrak buah pinang muda konsentrasi 50% adalah

7 mm, untuk ekstrak buah pinang muda konsentrasi 75% adalah 10,5 mm, untuk

ekstrak buah pinang muda konsentrasi 85% adalah 12,5 mm dan untuk ekstrak

buah pinang muda konsentrasi 100% adalah 15,75 mm. Sedangkan tidak ada zona

hambat yang timbul untuk kelompok sampel ekstrak buah pinang muda

konsentrasi 25% dan pada kelompok sampel kontrol.

Luas zona hambat yang terkecil dapat ditemukan pada kelompok sampel

ekstrak buah pinang muda dengan konsentrasi 50% dengan rata-rata luas zona

hambat sebesar 7 mm. Kadar konsentrasi ini merupakan kadar konsentrasi terendah

yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Kadar ini

dapat disebut sebagai Kadar Hambat Minimum (KHM) ekstrak buah pinang muda

untuk menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Luas zona hambat

yang terbesar dapat ditemukan pada kelompok sampel ekstrak buah pinang muda

(12)

Gambar 5.2. Hasil Uji Daya Hambat ulangan pertama

Gambar 5.3. Hasil Uji Daya Hambat ulangan kedua

(13)

Gambar 5.5. Hasil Uji Daya Hambat ulangan keempat

Setelah diperoleh data-data diatas, telah dilakukan uji normalitas. Daripada

hasil uji normalitas yang dilakukan, Shapiro-Wilk, diperoleh nilai p:0,003

(p<0,05), pada data seluruh kelompok perlakuan dan kontrol. Hal ini

menunjukkan bahwa data tidak berdistribusi normal. Dengan demikian, uji non

parametrik, Kruskal-Wallis, dapat digunakan dalam penelitian ini. Hasil uji

Kruskal-Wallis menunjukkan nilai p<0,0001 (p<0,05). Hal ini menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan luas zona hambat yang signifikan antara kelompok

ekstrak buah pinang muda konsentrasi 25%, ekstrak buah pinang muda

konsentrasi 50%, ekstrak buah pinang muda konsentrasi 75%, ekstrak buah

pinang muda konsentrasi 85%, ekstrak buah pinang muda konsentrasi 100% dan

blanko yang digunakan sebagai kelompok kontrol.

5.2. Pembahasan

Penelitian ini merupakan penelitian studi eksperimental laboratorium dengan

desain penelitian posttest only with control group design yang dilakukan untuk

mengetahui pengaruh ekstrak buah pinang muda terhadap penghambatan

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

5.2.1. Uji Daya Hambat

Pada penelitian ini, ekstrak buah pinang muda yang didapatkan dari

(14)

konsentrasi yang berbeda yaitu 25%, 50%, 75%, 85% dan 100%. Pada penelitian

ini ditemukan bahwa ekstrak buah pinang muda dapat menghambat pertumbuhan

bakteri dengan konsentrasi 50%, 75%, 85% dan 100%. Ekstrak buah pinang muda

dengan konsentrasi 50% menunjukkan luas zona hambat yang terkecil, yaitu

dengan rata-rata 7 mm sedangkan luas zona hambat yang terbesar dapat

ditemukan pada ekstrak buah pinang muda dengan konsentrasi 100%, yaitu

dengan rata-rata 15,75 mm.

Senyawa kimia yang terdapat dalam tumbuhan boleh berperan sebagai obat

lokal untuk penyembuhan penyakit. Selain itu, senyawa kimia pada tumbuhan

juga memiliki beberapa peran yang amat penting untuk memastikan tumbuhan

tersebut dapat bertahan hidup dari kondisi lingkungan yang kurang

menguntungkan seperti suhu, iklim, gangguan hama dan penyakit tumbuhan.26

Antara senyawa kimia yang terdapat dalam buah pinang muda adalah tanin,

flavonoid dan alkaloid.27

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yang WQ pada tahun 2012, buah

pinang muda mengandung senyawa kimia flavonoid.28 Senyawa kimia ini dapat

bekerja sebagai antibakteri dengan mendenaturasi protein pada sel bakteri dan

merusakkan sitoplasma. Apabila sitoplasma bakteri dirusak, metabolit penting

yang ada pada bakteri akan keluar dan sistem enzim pada bakteri akan terhambat.

Keadaan ini dapat menyebabkan pertumbuhan sel bakteri terganggu.27

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wang CK pada tahun 1997, buah

pinang muda juga mengandung senyawa kimia tanin dan alkaloid.

Hal yang

sama terjadi pada penelitian ini di mana ekstrak buah pinang muda yang

mempunyai senyawa kimia flavonoid menghambat pertumbuhan bakteri

Staphylococcus aureus.

9

Senyawa-senyawa kimia ini dapat bekerja sebagai antibakteri. Senyawa kimia tanin ini

dapat merusak dinding sel bakteri sementara senyawa kimia alkaloid dapat

mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri sehingga lapisan

dinding sel tidak terbentuk secara utuh. Hal ini dapat menyebabkan dinding sel

bakteri mudah mengalami kerusakan. Kerusakan ini akan mengakibatkan sifat

(15)

ke luar sel akan terganggu. Apabila sel bakteri mengalami gangguan hantaran zat

seperti air dan nutrisi ke dalam dan ke luar sel, metabolisme sel akan terhambat

sehingga kadar pembentukan ATP yang diperlukan untuk pertumbuhan bakteri

akan menurun. Keadaan ini dapat menyebabkan pertumbuhan sel bakteri

terhambat dan boleh menyebabkan kematian pada sel bakteri.27 Hal yang sama

terjadi pada penelitian ini di mana ekstrak buah pinang muda yang mengandung

senyawa kimia tanin dan alkaloid menghambat pertumbuhan bakteri

Staphylococcus aureus.

Selain itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Puspawati N. tentang

uji aktivitas antibakteri ekstrak etanolik biji pinang (Areca catechu L.) terhadap

Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa menunjukkan bahwa

ekstrak etanolik biji pinang dapat mematikan bakteri Staphylococcus aureus dan

Pseudomonas aeruginosa. Kadar konsentrasi yang paling baik untuk mematikan

bakteri Staphylococcus aureus adalah pada konsentrasi 1,57% dan untuk

Pseudomonas aeruginosa adalah pada konsentrasi 25%.12

Penelitian tentang pengaruh ekstrak buah pinang muda sebagai antibakteri

belum pernah dilakukan sebelum ini. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui pengaruh ekstrak buah pinang muda sebagai antibakteri,

khususnya untuk bakteri Staphylococcus aureus. Hasil penelitian yang diperoleh

ini menunjukkan buah pinang muda mempunyai kemampuan untuk menghambat

pertumbuhan bakteri, khususnya pada pertumbuhan bakteri Staphylococcus

aureus.

Sedangkan penelitian

tentang ekstrak buah pinang muda ini menunjukkan ekstrak buah pinang muda

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

konsentrasi ekstrak 50%.

Hasil penelitian ini menunjukkan ekstrak buah pinang muda dengan kadar

konsentrasi 25% tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus

aureus. Hal ini karena senyawa kimia yang bersifat antibakteri di ekstrak buah

pinang muda yaitu flavonoid, tanin dan alkaloid berada pada kadar yang rendah

sehingga ekstrak buah pinang muda tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri

(16)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian, maka dapat ditarik

kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut:

1. Ekstrak buah pinang muda dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Staphylococcus aureus.

2. Ekstrak buah pinang muda dengan konsentrasi 50%, 75%, 85% dan 100%

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus sedangkan

ekstrak buah pinang muda dengan konsentrasi 25% tidak dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

3. Kadar konsentrasi ekstrak buah pinang muda yang minimum diperlukan untuk

menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus adalah 50%.

4. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak buah pinang muda, semakin luas zona

hambat yang timbul pada koloni bakteri Staphylococcus aureus.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dibuat saran-saran sebagai berikut:

1. Kepada pelayanan kesehatan, menggunakan informasi penelitian ini untuk

menggobati pasien dengan infeksi bakteri Staphylococcus aureus.

2. Kepada masyarakat, menggunakan pengobatan yang berasal dari alami supaya

dapat mengelakan efek samping dari penggunaan antibiotik sintetik.

3. Kepada peneliti lain, menggunakan data penelitian ini untuk melakukan

penelitian lebih lanjut untuk mengetahui Kadar Bunuh Minimum (KBM)

ekstrak buah pinang muda terhadap bakteri Staphylococcus aureus.

4. Kepada peneliti lain, melakukan penelitian tentang ekstrak buah pinang muda

dengan menggunakan bakteri lain untuk mengetahui pengaruh ekstrak buah

Gambar

Gambar 3.1. Kerangka teori
Gambar 5.1. Ekstrak Buah Pinang Muda
Tabel 5.1.  Diameter  Zona  Hambat  (mm)  Hasil Uji Daya Hambat Ekstrak Buah                     Pinang Muda
Gambar 5.2. Hasil Uji Daya Hambat ulangan pertama
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penurunan tersebut merupakan dampak lanjutan dari berkurangnya investasi dan akusisi pada 2H17 yang disebabkan oleh tekanan dari pemerintah Beijing dan Trump: faktor utama

Saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah PT.TELKOM Surakarta, diharapkan mampu meningkatkan kualitas lingkungan fisik tempat kerja karyawan supaya karyawan merasa

Penelitian yang dilakukan oleh Devi (2014) tentang pengaruh ukuran perusahaan, likuiditas, laverage dan status perusahaan pada kelengkapan pengungkapan laporan

“S aya sangat senang dengan disepakati dan kemudian direalisasikan oleh pemerintahan kota medan apa yang menjadi tuntutan kami P2BLM dengan didirikanya kembali

Produktivitas menulis bangsa Indonesia bisa dilihat dari hasil penelitian Alwasilah (Anshori, 2009, hlm. Ini di bawah rata-rata negara berkembang lainnya yang mampu

“Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berfikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan

In this study, the writer used 20 undergraduate English Department academic year 2006 students’ thesis conclusions as the source of data. This study is dealing with

Berdasarkan hasil uji statistik dengan Pearson Chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan tenaga kesehatan tentang pelaksanaan inisiasi menyusu dini dengan praktek IMD