• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Pemahan Konsep Sifat-Sifat Cahaya Pada Siswa Kelas V SD Negeri Dukuhan Kerten No.58 Surakarta | Hasan Mahfud | Jurnal Didaktika Dwija Indria (SOLO) 10355 22255 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peningkatan Pemahan Konsep Sifat-Sifat Cahaya Pada Siswa Kelas V SD Negeri Dukuhan Kerten No.58 Surakarta | Hasan Mahfud | Jurnal Didaktika Dwija Indria (SOLO) 10355 22255 1 PB"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DENGAN MODEL INKUIRI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Yendi Yusra1), Chumdari2), Hasan Mahfud3)

PGSD FIKP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet riyadi 449 Surakarta e-mail:

1yendiyusra@gmail.com 2chum_dari@yahoo.co.id 3hasanmahfud449@gmail.com

Abstract : The purpose of this study is to improve the understanding of the concept of ligsht properties by using inquiry model. The from of this research is Classroom Action Research (CAR). The research performed in two cycles, where each cycles consist of four phase, there are planning, action, observation and reflection. The data collecting technique were observation, interview, test and documentations. The validity of data used triangulation technique and source triangulation. The data analysis used by interactive analysis. The results showed that the use of inquiry model can improve the concept understanding of Light properties in the fifth grade students of Elementary School.

Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya dengan menggunakan model inkuiri. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Analisis data dilakukan dengan analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan model inkuiri dapat meningkatkan pemahaman konsep Sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SD.

Kata Kunci : Pemahaman Konsep, Inkuiri, Sifat-Sifat Cahaya

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menjadi salah satu mata pelajaran dari beberapa mata- pelajaran yang sangat berperan dalam penge-mbangan IPTEK, pelajaran Ilmu Pengetahu-an Alam di Sekolah Dasar sebagai dasar bagi siswa untuk mempelajari ilmu pengetahuan alam di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Materi pelajaran IPA di SD menyang-kut tentang berbagai aspek yang berhubung-an dengberhubung-an proses kehidupberhubung-an alam. Dalam materi pembelajaran yang terdapat dalam silabus kelas V SD terdapat standar kompet-ensi dan kompetkompet-ensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik sebagai acuan dalam pem-belajaran. Salah satu kompetensi dasar terse-but yaitu materi sifat-sifat cahaya. Materi sifat-sifat cahaya ini berhubungan erat deng-an kehidupdeng-an mdeng-anusia sehari-hari. Cahaya sangat pentingnya bagi kehidupan tanpa cahaya kita tidak bisa melihat apa-apa. Jika bumi tidak dapat cahaya sama sekali maka bumi tidak akan terlihat apa-apa atau gelap gulita. Salah satu contoh cahaya adalah dapat dipantulkan kita dapat melihat benda-benda yang ada disekitarkita karena adanya cahaya yang dapat terpantulkan. Karena setiap hari peserta didik melihat sifat-sifat cahaya yang sangat penting dalam kehidupan.

Data yang peneliti dapatkan berdasar-kan hasil wawancara dengan guru kelas VSD Negeri Dukuhan Kerten No.58 pada pembe-lajaran IPA khususnya pada materi sifat-sifat cahaya ternyata siswa masih mengalami ke-sulitan dalam memahami materi yang diajar-kan guru, pembelajaran yang sering diguna-kan guru masih bersifat konvesional yang perpusat pada guru saja sehingga hasil bela-jar siswa masih rendah. Penyebab masih ren-dahnya hasil belajar pada materi sifat-sifat cahaya adalah kurang tepatnya model yang dipilih guru. Guru belum menggunakan mult-imetode pembelajaran yang tepat dalam pem-belajaran, yang akibatnya menjadikan kelas terasa monoton dan membosankan. Siswa-siswa kelas V masih kurang aktif dalam pem-belajaran, mereka lebih sering diam mende-ngarkan penjelasan dari guru sehingga dalam proses pembelajaran kurang ada interaksi an-tara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa lainnya.

Guna membangkitkan keaktifan dan partisipasi siswa baik secara individual mau-pun kelompok dan juga memberikan kesem-patan kepada siswa untuk melakukan eksplo-rasi sederhana agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan yang dihadapinya dengan

(2)

ngadakan percobaan sendiri. Oleh karena itu, pelaksanaan pembelajaran perlu menggu-nakan variasi metode dalam pembelajaran diantaranya melalui model-model pembelaja-ran yang inovatif. Salah satu model pembela-jaran inovatif yang dapat digunakan adalah model Inkuiri. Model Inkuiri bisa disebut dengan metode penemuan. Metode penemu-an ini spenemu-angat penting untuk dilakukpenemu-an dalam pemelajaran pada Sekolah Dasar. Menurut Sagala (dalam Puspita, 2012 : 33) mengata-kan model inkuiri merupakan metode pembe-lajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa sehing-ga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajara sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah.

Pemahaman yang baik sangat mem-pengaruhi keberhasilan seseorang dalam me-mpelajari fakta baru. Hal ini sesuai pendapat dari Bloom dalam (Susanto, 2016:6) Pemah-aman adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelaja-ran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami ser-ta mengerti apa yang ia baca, yang dia lihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa penelitian atau observasi langsung yang ia la-kukan. Dalam pemahaman terdapat juga kon-sep, Sagala (2010: 71) menyatakan konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam defenisi sehingga melahirkan produk penge-tahuan meliputi prinsip, hukum dan teori. Konsep diperolah dari fakta atau peristiwa, pengalamn melalui generalisasi dan berfikir abstrak, kegunaan konsep untuk menjelaskan dan meramalkan. Jadi dapat diartikan pema-haman konsep adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa mampu mema-hami arti dari konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya.

Cahaya mempunyai peranan yang sa-ngat penting bagi kehidupan makhluk hidup. Dangan adanya cahaya kita dapat meng-gunakan indera mata kita untuk melihat ben-da-benda yang ada disekitar kita. Menurut Sumardi dkk (2009: 10.3) Cahaya meru-pakan energi terbentuk gelombang dan mem-bantu kita untuk melihat. Cahaya di definisi-kan sebagai radiasi yang mempengaruhi mata dan memiliki kecepatan sebesar 300 juta m/s.

Untuk lebih memahami materi yang di-ajarkan peneliti menggunakan model inkuiri, Menurut Sani (2015: 113) model pembela-jaran inquiri merupakan pembelapembela-jaran deng-an seni merekayasa situasi-situsi ydeng-ang sede-mikian rupa sehingga siswa berperan sebagai ilmuan. Siswa bisa memiliki inisiatif untuk mengamati dan menanyakan gejala alam, melakukan penjelasan-penjelasan tentang apa yang mereka lihat, merancang dan melaku-kan pengujian untuk menunjang atau men-entang teori-teori mereka, menganalisi data, menarik kesimpulan dari data eksperimen, merancang dan membangun model. Adapun langkah-langkah dalam menerapkan model inkuiri yaitu: 1. Orientasi; 2. Merumuskan masalah; 3. Merumuskan hipotesis; 4. Meng-umpulkan data; 5. Menguji hipotesis; dan 6. Merumuskan kesimpulan.

Adapun tujuan yang diharapkan pada pene-litian ini adalah untuk meningkatkan pem-ahaman konsep siswa terhadap materi sifat-sifat cahaya melalui penggunaan model Inku-iri Pada Siswa Kelas V SD Negeri Dukuhan Kerten No.58 Surakarta Tahun 2016/2017.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan di SD Neg-eri Dukuhan Kerten No.58 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017. Penelitian ini dilaksanak-an selama dua siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu: 1) perencanaan; 2) pe-laksanaan; 3) observasi; dan 4) refleksi. Sub-jek dari penelitian ini adalah saya sebagai peneliti, guru, dan siswa kelas V SD Negeri Dukuhan Kerten No.58 Surakarta Tahun Aja-ran 2016/2017 dengan jumlah siswa seban-yak 31 siswa. Sumber data penelitian ini ter-diri dari data primer dan data skunder. Tek-nik pengumpulan data yang digunakan meli-puti dokumentasi, observasi, wawancara, dan tes. Teknik uji validitas data yang digunakan adalah triangulasi sumber dan triangulasi tek-nik. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif.

HASIL

Sebelum melaksanakan tindakan ter- lebih dahulu diadakan observasi, wawancara, dan data nilai guru tentang pemahaman kon-sep sifat-sifat cahaya menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik belum mencapai ketuntasan. Data frekuensi nilai pemahaman

(3)

konsep sifat-sifat cahaya pratindakan dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut:

Tabel .1Distribusi Frekuensi Nilai Pratindakan

Interval

Nilai (fi) (xi) Fi.xi Persentase (%) 49-55 9 52 486 29,03 % 56-62 2 59 118 6,45 % 63-69 8 66 528 25,81 % 70-76 8 73 584 25,81 % 77-83 3 80 240 9,67 % 84-90 1 87 87 3,23 % Jumlah 31 417 2043 100 %

Nilai Rata-Rata 2043:31= 65,9 Ketuntasan Klasikal 12:31 x 100% = 38,71% Nilai Dibawah KKM 19:31 x 100% = 61,29% Nilai Tertinggi 85

Nilai Terendah 45

Berdasarkan Tabel 1. dapat diketahui bahwa pretest pada pelajaran sifat-sifat cahaya siswa kelas V SD Negeri Dukuhan Kerten No.58 Surakarta, siswa mendapat nilai dalam interval 49-55 sebanyak 9 siswa (29,03 %), interval 56-62 sebanyak 2 siswa (6,45 %), interval 63-69 sebanyak 8 siswa (25,81%), interval 70-76 sebanyak 8 siswa (25,81%), interval 77-83 sebanyak 3 siswa (9,67%), dan interval 84-90 sebanyak 1 siswa (3,23%).

Berdasarkan hasil data tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai memenuhi KKM yaitu 12 siswa (38,71%) dan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM yaitu 19 siswa (61,29%). Maka dapat diketahui bahwa rata-rata nilai hanya men-capai 65,9 dengan ketuntasan klasikal 38,71%.

Sebelum diadakan tindakan siklus I ter-lebih dahulu saya dan guru kelas merencana-kan pembelajaran dengan penerapan model inkuiri.

Berdasarkan fakta dan data di atas, da-pat diketahui bahwa nilai pemahaman konsep tentang pelajaran IPA kelas V SD Negeri Du-kuhan Kerten No.58 Surakarta masih rendah. Hal tersebut menjadi refleksi bagi peneliti untuk mengoptimalkan pemahaman konsep pelajaran IPA khususnya materi sifat-sifat ca-haya. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti bersama guru kelas V berdiskusi ber-usaha untuk mengatasi dan memperbaiki ke-adaan tersebut. Alternatif pemecahan masa-lah tersebut yaitu dengan menggunakan

mo-del Inkuiri untuk meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SD Negeri Dukuhan Kerten No.58 Surakarta tahun ajaran 2016/2017.

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Siklus I

Interval

Nilai (fi) (xi) Fi.xi Persentase (%) 49-55 2 52 104 6,45 % 56-62 1 59 59 3,22 % 63-69 8 66 528 25,81 % 70-76 5 73 365 16,13 % 77-83 10 80 800 32,26 % 84-90 5 87 435 16,13 % Jumlah 31 417 1985 100 %

Nilai Rata-Rata 2291 : 31 = 73,90 Ketuntasan Klasikal 20:31 x 100% = 64,51% Nilai Dibawah KKM 11:31 x 100% =35,48% Nilai Tertinggi 89

Nilai Terendah 50,5

Berdasarkan hasil analisis data nilai tes evaluasi pemahaman konsep sifat-sifat caha-ya dengan menggunakan model inkuiri pada tabel 2 di di atas, diperoleh data bahwa ketu-ntasan klasikal nilai tes evaluasi siswa men-capai 64,51% atau 20 siswa dengan KKM 70. Hasil tersebut menunjukkan adanya pening-katan persentase ketuntasan klasikal jika dibandingkan dengan hasil tes pratindakan yang hanya sebesar 38,71% atau 12 siswa. Peningkatan ketuntasan klasikal dari pretest pada pelajaran sifat-sifat cahaya hingga sik-lus I mencapai 25,8%. Nilai rata-rata kelas pada pratindakan yakni 65,9 menjadi 73,90 pada siklus I, dengan peningkatan mencapai 9,87.

(4)

be-berapa kendala-kendala yang menyebabkan hasil belajar siswa belum maksimal.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Siklus II

Interval

Nilai (fi) (xi) Fi.xi Persentase (%)

56-62 1 59 59 3,22 % 63-69 4 66 264 12,90 % 70-76 2 73 146 6,45 % 77-83 4 80 320 12,91 % 84-90 8 87 696 25,81 % 91-97 12 94 1,128 38,71 % Jumlah 31 459 2613 100 %

Nilai Rata-Rata 2613 : 31 = 84,29 Ketuntasan Klasikal 26 : 31 x 100% = 83,87% Nilai Dibawah KKM 5 : 31 x 100% = 16,13% Nilai Tertinggi 94

Nilai Terendah 62

Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dike-tahui hasil analaisis yang dilakukan pada si-klus II yang ditunjukkan pada Tabel 4.7 di atas tentang nilai tes evaluasi pemahaman konsep sifat-sifat cahaya menunjukkan bah-wa ketuntasan klasikal pada siklus II yaitu 83,87%. Hasil tersebut jika dibandingkan de-ngan siklus I mengalami peningkatan, karena pada siklus I ketuntasan klasikal hanya sebe-sar 64,51% peningkatan ketuntasan klasi-kal dari siklus I sampai siklus II sebesar 19,36%. Selain itu hasil analisis observasi ki-nerja guru dan aktivitas siswa juga sudah me-nunjukkan adanya peningkatan dengan kate-gori baik. Dengan demikian indikator kinerja yang telah ditetapkan pada penelitian ini su-dah tercapai.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil data yang disajikan dalam deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil tindakan siklus I dan siklus II, dan perbandi-ngan hasil tindakan antar siklus maka dapat disimpulkan bahwa model inkuiri berhasil meningkatkan pemahman konsep siswa ter-hadap materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SD Negeri Dukuhan Kerten No.58 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017. Menur-ut Sagala (dalam Puspita, 2012 : 33) menga-takan model inkuirimerupakan model pem-belajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa

sehing-ga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajara sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah.

Peningkatan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya ditunjukkan dengan penilaian rata-rata pemahaman konsep siswa pada pra-tindakan. Sebelum guru menerapkan model inkuiri. Nilai rata-rata pemahaman konsep si-fat-sifat cahaya siswa sebesar 65,9 dengan persentase ketuntasan 38,71% atau 12 siswa yang mampu mendapat nilai ≥70.

Dari hasil pelaksanaan tindakan, nilai rata-rata dan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan terus mengalami peningkatan di setiap siklus. Pada saat uji pratindakan diper-oleh ketuntasan klasikal sebesar 38,71% den-gan nilai rata-rata kelas 65,9, kemudian pada tindakan siklus I ketuntasan klasikal meni-ngkat menjadi 64,51% dengan nilai rata-rata kelas 73,9. Setelah dilakukan refleksi terha-dap pelaksanaan tindakan pada siklus I, ca-paian ketuntasan klasikal siklus II meningkat lagi menjadi 83,87% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 84,29. Penelitian ini berakhir pada siklus II karena indikator kinerja (80%) yang telah ditetapkan telah tercapai dan bah-kan perolehannya lebih besar dari indikator kinerja yaitu sebesar 83,87%. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ketuntasan belajar yang dicapai oleh siswa kelas V SD Negeri Dukuhan Kerten No.58 Surakarta tahun ajar-an 2016/2017 sudah mencapai indikator ki-nerja yang ditetapkan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, terjadi peningkatan dalam pemah-aman konsep sifat-sifat cahaya dengan peng-gunaan model inkuiri selama tindakan berla-ngsung. Dengan penerapan model inkuiri ter-sebut dapat meningkatkan pemahan konsep siswa dalam belajar karena model ini kan kan pada keterlibatan siswa untuk mene-mukan sendiri pengetahuan yang ia peroleh dengan memecahkan masalah yang diajukan sehingga sejak diterapkan model inkuiri akti-vitas siswa makin meningkat. Dalam pelak-sanaan tindakan dalam penelitian ini, siswa merasa sangat antusias dan tertarik dengan eksperimen tentang sifat-sifat cahaya. Hal ini sesuai dengan pendapat Jauhar (2011 : 65) yang menyatakan bahwa inkuiri merupakan suatu proses untuk memperoleh dan menda-patkan informasi dengan melakukan

(5)

si atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertany-aan atau rumusan masalah dengan menggu-nakan kemampuan berpikir kritis dan logis. Melalui kegiatan tersebut siswa menda-patkan pengalaman langsung dalam mempe-roleh suatu pengetahuan dalam pembelajaran sehingga hasil yang didapat pun bisa semakin meningkat. Pada intinya, keseluruhan lang-kah-langkah dalam penerapan model inkuiri sudah dilaksanakan dengan baik sehingga ke-giatan pembelajaran juga meningkat se-makin baik dan pemahaman konsep sifat-si-fat cahaya pada siswa kelas V SD Negeri Du-kuhan Kerten No.58 tahun ajaran 2016/2017 menjadi meningkat. Peningkatan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya siswa kelas V SD Negeri Dukuhan Kerten No.58 dapat dilihat dari nilai hasil evaluasi dan ketuntasan klasi-kal siswa yang telah meningkat dan melebihi indikator kinerja penelitian yang telah diten-tukan.

Berdasarkan analisisis data hasil pene-litian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model inkuiri dapat meningkat-kan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri

Dukuhan Kerten No.58 Surakarta tahun ajaran 2016/2017.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak dua siklus pada materi sifat-sifat cahaya mata pelajaran IPA, dapat disimpulkan bahwa bah-wa penerapan model inkuiri dapat mening-katkan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya siswa kelas V SD Negeri Dukuhan Kerten No.58 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017. Peningkatan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya diketahui dengan hasil tes evaluasi pada siklus I dan siklus II menunjukkan peni-ngkatan rata-rata dan persentase ketuntasan secara klasikal. Rata-rata nilai pemahaman konsep sifat-sifat cahaya pada kondisi awal 65,9 dengan ketuntasan klasikal sebesar 38,71% atau 12 siswa dari 31 siswa yang

mencapai nilai KKM ≥70. Rata-rata siklus I

sebesar 73,9 dengan ketuntasan klasikal 64,51% atau 20 siswa yang mencapai nilai KKM ≥70. Siklus II sebesar 83,87 dengan ketuntasan klasikal 83,87% atau 26 siswa ya-ng mencapai nilai KKM ≥70.

DAFTAR PUSTAKA

Jauhar, M. (2011). Implementasi Paikem dari Behafioristik sampai konstrukturistik. Jakarta:

Prestari Pustakarya.

Puspita, I. H. (2012). Strategi pembelajaran Terpadu. Bandung: Alfabeta.

Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sani, I. K. (2015). Ragam Pengembangan Model Pembelajaran untuk meningkatkan

Profesional Guru. Jakarta: Kata Pena.

Sumardi, Y. d. (2009). Konsep Dasar IPA Di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Gambar

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Siklus I
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Lebih-lebih pekerjaan-pekerjaan hukum itu dikaitkan dengan masalah prosedur, tampak jelas bahwa lembaga legislatif yang menetapkan produk hukum sebenarnya lebih dekat dengan

The First International Conference on Green Computing (ICGC 2010) is an event organized by the Department of Electrical Engineering and Information Technology, Faculty of

nama, tipe data dari sebuah kolom/field, menambah, merubah urutan dan menghapus field, menambah dan menghapus Primary Key dan Foreign Key, menambah dan mengurangi konstrain

Dan kepada semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan dan motivasi untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.. Semoga skripsi

Apabila Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris DPRD, dan Anggota DPRD dicalonkan sebagai calon Kepala Daerah atau calon Wakil Kepala Daerah, yang bersangkutan tidak

b) Rezidenti, ktorí by v prípade, Ïe by sa akcia neuskutoãnila, neostali v lokalite a svoje v˘davky by realizovali in˘m spôsobom v externej ekonomike (napr. by i‰li na v˘let

Nabi Muhammad saw sendiri yang jauh dari dosa senantiasa melakukan taubat dan menyuruh kita umatnya juga berbuat demi- kian, artinya taubat bukan karena hanya nyata mengerjakan

Nya kepada penulis sehingga penelitian berjudul “Pengaruh voluntary auditor switching, financial leverage, dan pengumuman laporan keuangan terhadap reaksi pasar..