Program Jaminan Kesehatan
Nasional-kartu Indonesia
Sehat (JKN-KIS)
Kamis, 17/06/2016
2
PENDAHULUAN
KEPESERTAAN
MANFAAT JAMINAN
KESEHATAN
1
2
SISTEM JAMINAN
KESEHATAN NASIONAL
LANDASAN HUKUM
3
4 UU No.40 Tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Kesehatan Nasional
UU No.24 Thn 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial
PP No. 86 Thn 2013
PerPres No. 12 Thn 2013 PerPres No. 111 Thn 2013 PerPres No.19 Thn 2016 PerPres No.28 Thn 2016
Setiap orang, termasuk
orang asing yang bekerja
paling singkat 6 bulan di
Indonesia, wajib
menjadi
peserta program Jaminan
Sosial
1. LANDASAN HUKUM
01
02
03
2. Sistem Jaminan Sosial Nasional
Jaminan Kesehatan
Jaminan Kecelakaan Kerja
Jaminan Hari Tua Jaminan Pensiun
Kegotong-royongan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia
3 Azas
5 Prinsip
9 Prinsip
Jaminan Kematian
Portabilitas
Kepesertaan Wajib Dana Manfaat
Hasil pengelolaan dana digunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan sebesar-besarnya untuk
1
2
PENTAHAPAN
KEPESERTAAN
JENIS KEPESERTAAN
6
B. KEPESERTAAN
3
4
PEKERJA BUKAN
PENERIMA UPAH DAN BP
PEKERJA PENERIMA
UPAH
5
PBI APBN/ APBD
Pekerja Penerima Upah (PPU) dan Anggota Keluarganya
Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)
dan Anggota Keluarganya
Bukan Pekerja (BP) dan Anggota Keluarganya
7
1. JENIS KEPESERTAAN
Bukan
Penerima
Bantuan
Iuran (PBI)
A
B
PBI APBN
PBI APBD
Penerima
Bantuan
Iuran (PBI)
A
B
2014
2015
2016
2019
Mulai 1 Januari 2014
PBI
TNI/POLRI
Eks Askes
Eks Jamsostek
Paling lambat 1 Januari 2015
BUMN
Usaha besar
Usaha menengah
Usaha kecil
Paling lambat 1 Januari 2016
Usaha mikro
Universal Coverage
Pasal 6 (3)
PerPres Nomor: 111 Tahun 2013
3. PEKERJA PENERIMA UPAH
a
c
b
d
Iuran
Kewajiban pemberi kerja
Hak kelas rawat
PENAMBAHAN KELOMPOK PESERTA
PEKERJA PENERIMA UPAH (PPU)
PASAL 4
(2) Pekerja Penerima Upah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:
a. Pegawai Negeri Sipil; b. Anggota TNI;
c. Anggota Polri; d. Pejabat Negara;
e. Pegawai Pemerintah non Pegawai Negeri;
f. pegawai swasta; dan
g. Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf g yang menerima Upah.
PERPRES 12 TAHUN 2013 jo. PERPRES 111 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN
PASAL 4
(2) Pekerja Penerima Upah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:
a. Pegawai Negeri Sipil; b. Anggota TNI;
c. Anggota Polri; d. Pejabat Negara;
e. pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; f. Pegawai Pemerintah non
Pegawai Negeri; g. pegawai swasta; dan
h. Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf g yang menerima Upah
PERPRES 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERPRES 12 TAHUN 2013 TENTANG
Pemberi Kerja
Pekerja
Gaji Pokok + Tunjangan tetap Maks Rp.
8.000.000,-Menanggung 5 Anggota Keluarga Tambahan Keluarga
lainnya : 1%
BUMN, BUMS, BUMD
3% Pemberi Kerja
2% Pekerja
PNS,TNI/Polri, Pejabat Negara, pimpinan dan anggota DPRD, PPNPN
BERLAKU MULAI 1 APRIL 2016
3)
2)
1)
Wajib mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai peserta dengan membayar iuran
Wajib memungut iuran dari Pekerjanya,
membayar iuran paling lambat tanggal 10 setiap bulan
Wajib mendaftarkan & memberikan data dirinya dan pekerjanya beserta keluarganya secara
lengkap dan benar kepada BPJS Kesehatan
Keterlambatan pembayaran Iuran Jaminan Kesehatan lebih dari 1 bulan sejak tgl 10, penjaminan Peserta diberhentikan sementara.
Bagi Peserta Pekerja Penerima Upah, pembayaran iuran dan denda ditanggung oleh Pemberi Kerja.
*)Ketentuan pemberhentian sementara penjaminan Peserta dan pengenaan denda mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 2016.
Aktif kembali bila :
Membayar tunggakan iuran.
Jika tunggakan lebih dari 12 bulan, maka iuran yang dibayar adalah maksimal 12 bulan serta membayar iuran bulan berjalan.
b. KEWAJIBAN PEMBERI KERJA
KELAS I
KELAS II
c. HAK KELAS RAWAT
Rp
04
PELAPORAN IURAN
03
PEMBAYARAN
02
PENAGIHAN
01
PENDAFTARAN
Per BPJS Kesehatan Nomor 1 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Pendaftaran, Penagihan, Pembayaran dan Pelaporan
Iuran Secara Online Bagi Peserta PPU Dari BU Baru Dalam Rangka Kemudahan
Berusaha
BU mengaktivasi via email
Daftar
Badan Usaha Baru mengakses Website
BPJS Kesehatan
BU mendapatkan NomorVirtual Account/
VA, User id Password Edabu, Formulir
Registrasi (pdf)
Badan
Registrasi OnlineEntri Data
Notifikasi email untuk aktivasi
Aktivasi Sukses
Nomor VA, User id + password terbentuk maks. 3 jam
1
2
Catatan Tindaklanjut BPJS Kesehatan :
BPJS Kesehatan Kantor Cabang menghubungi BU untuk mendaftarkan karyawan + keluarga dari BU (Kontak ke BU, Kunjungan, Informasi Jadwal sosialisasi/ gathering, penerimaan Formulir Registrasi bermaterai yg telah ditandatangan & stempel)
Dalam 3 bulan BU tidak melengkapi Data Peserta dan membayar Iuran, maka BPJS akan melaporkan BU tersebut ke BPTP dan account di Aplikasi E-DABU akan disuspend.
BU akses keAplikasi E-DABU dan mendaftarkan Karyawan
+ Keluarga
Pembayaran tagihan iuran pertama Sesuai ketentuan BPJS Kesehatan
yang berlaku.
4
Approval Daftar Peserta
Proses Cetak e-id
Terbentuk Tagihan Iuran pertama 1x24 jam
Badan
Usaha
Baru
Notifikasi pembayaran (email/ sms) E-dabu
Mengakses Laporan Iuran via
aplikasi
6
PENDAFTARAN KARYAWAN BADAN USAHA
3
18
Rp 51.000/Org/Bln
Rp 25.500/Org/Bln Rp 80.000/Org/Bln
a. IURAN PBPU & BP
PBI APBN/ APBD
5
1
2
MANFAAT AKOMODASI
ALUR PELAYANAN
KESEHATAN
21
22
A. Bersifat pelayanan kesehatan perorangan, mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, pelayanan obat, bahan medis habis pakai sesuai dengan indikiasi medis yang diperlukan meliputi :
1. Manfaat Medis yang tidak terikat dengan besaran iuran yang dibayarkan
2. Manfaat non medis yang ditentukan berdasarkan skala besaran iuran yang dibayarkan, termasuk didalamnya manfaat akomodasi.
B. Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan:
a. penyuluhan kesehatan perorangan;
b. imunisasi rutin;
c. keluarga berencana; dan
d. skrining kesehatan.C. Manfaat pelayanan rujukan meliputi Pemeriksaan,
pengobatan dan konsultasi medis dasar di UGD;
Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik,
Pelayanan Keluarga Berencana
MANFAAT JAMINAN KESEHATAN
D. Peserta yang
menginginkan kelas lebih tinggi dari haknya dapat membayar selisihnya : membayar sendiri
selisihnya, dibayar pemberi kerja atau mengikuti
asuransi kesehatan
BPJS Kesehatan
Gawat Darurat/ Emergency
Rujuk / Program Rujuk Balik
Klaim
Puskesmas, Klinik dan Dokter
Praktek Perorangan yang Bekerja Sama dengan BPJS Kesehatan
Faskes Primer Peserta mengalami
Sakit
Rujukan Sesuai Indikasi Medis
• P o l i S p e s i a l i s
• F K T L / R u m a h S a k i t
24
Peserta
Bukan
Non-PBI
PPU
Kelas I dan II
PBPU
Kelas I, II dan
III
Bukan
Pekerja
Kelas I, II dan
III
PBI
PBI APBN
Kelas III
PBI APBD
Kelas III
D. SANKSI & DENDA
Pasal 17 :
Ayat 1 : tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dikenai sanksi administratif.
Ayat 2 : Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:
a. teguran tertulis; b. denda; dan/atau
c. tidak mendapat pelayanan publik tertentu.
Pasal 55 :
Pemberi kerja yang melanggar pasal 19 ayat (1) dan (2) pidana penjara 8 tahun atau penjara denda 1 M
UU No.24 Tahun 2011
SANKSI
PEMBERI KERJA
Pasal 3 :
Apabila tidak mendaftarkan sebagai peserta BPJS Kesehatan maka dikenakan
Sanksi Administratif sesuai Peraturan Pemerintah No.86 tahun 2013
berupa:
- Teguran tertulis (2X teguran)
- Denda 0,1% (nol koma satu persen) setiap bulan dari iuran yang
seharusnya dibayar yang dihitung sejak teguran tertulis kedua berakhir;
dan/atau
- Tidak mendapat pelayanan publik tertentu
SANKSI ADMINISTRASTIF UNTUK KETIDAKPATUHAN
PENDAFTARAN DAN PERUBAHAN DATA KEPESERTAAN
•Diberikan untuk jangka waktu 10 hari
Teguran Tertulis 1
•Diberikan untuk jangka waktu 10 hari sejak penyampaian teguran tertulis 1
Teguran Tertulis 2
•Diberikan untuk jangka waktu paling lama 30 hari sejak berakhirnya teguran tertulis 2
Denda
•BPJS Kesehatan mengusulkan Sanksi Tidak Mendapat Pelayanan Publik kepada Pemerintah yang menangani Pelayanan Publik tertentu
Tidak Mendapatkan Pelayanan Publik
•
Pengenaan Sanksi Teguran Tertulis Dan Denda Dilakukan Oleh BPJS
•
Sanksi Tidak Mendapat Pelayanan Publik Tertentu Dilakukan Oleh Unit
Pelayanan Publik Pada Instansi Pemerintah , Pemda Provinsi, Dan Pemda Kab/
Kota Atas Permintaan BPJS
MONITORING
1. Perizinan terkait usaha
2. Izin yang diperlukan dalam
mengikuti tender proyek
3. Izin Mempekerjakan Tenaga
Kerja Asing (IMTA)
4. Izin Perusahaan Penyedia Jasa
Pekerja/ Buruh (PPJP/ PPJB)
5. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
PEMBERI KERJA :
1. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
2. Surat Izin Mengemudi (SIM)
3. Sertifikat tanah
4. Paspor
5. Surat Tanda Nomor Kendaraan
(STNK)
SETIAP ORANG :
Pasal 17A.1 Ayat 1:
Dalam hal terdapat keterlambatan pembayaran
Iuran Jaminan Kesehatan lebih dari 1 (satu) bulan
sejak tanggal 10, penjaminan Peserta
diberhentikan sementara.
Pasal 17A.1 ayat 3:
Dalam waktu 45 hari sejak status kepesertaan aktif
kembali, Peserta wajib membayar denda kepada
BPJS Kesehatan untuk setiap pelayanan kesehatan
rawat inap yang diperolehnya.
Pasal 17A.1 ayat 4 :
Denda sebagaimana dimaksud pada ayat 3
sebesar 2,5% (dua setengah persen) dari biaya
pelayanan kesehatan untuk setiap bulan
tertunggak dengan ketentuan :
a.
Jumlah bulan tertunggak maksimal 12 (dua
belas) bulan.
b.
Besar denda paling tinggi rp. 30.000.000 (tiga
puluh juta rupiah).
Pepres No.19 Tahun 2016
DENDA
30
DENDA PEMBERI KERJA
DALAM HAL KETERLAMBATAN PEMBAYARAN IURAN
Contoh Kasus Ilustrasi I :
PT Sinar Abadi Jaya telah menjadi peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan TMT 1 Juli 2014, dengan jumlah peserta 100 Orang dan besaran iuran Rp 4.000.000/bulan ke BPJS Kesehatan. PT Sinar Abadi Jaya telah menunggak iuran selama 15 bulan (Mei 2015-Juli 2016). Akan membayar tagihan iuran bulan Agustus 2016 pada tanggal 5 Agustus 2016. Jumlah iuran yang harus dibayar di Bulan Agustus 2016 adalah :
(Rp 4.000.000 x 12 bulan) + Rp 4.000.000 (Tagihan Iuran Bulan Agustus 2016) = Rp. 52.000.000.
Catatan :
Pasal 17A. 1 Ayat 1 & 2 PerPres 19 Tahun 2016 :
Dalam hal terdapat keterlambatan pembayaran Iuran Jaminan Kesehatan lebih dari 1 bulan sejak tanggal 10, penjaminan Peserta diberhentikan sementara. Status kepesertaan aktif kembali apabila Peserta:
a. Membayar iuran bulan tertunggak paling banyak untuk waktu 12 (dua belas) bulan; dan
b. Membayar iuran pada bulan saat peserta ingin mengakhiri pemberhentian sementara jaminan. * PT Sinar Abadi Jaya menunggak lebih dari 12 Bulan sehingga membayar iuran hanya terhitung 12 bulan + tagihan iuran bulan berjalan.
Pada tanggal 16 Agustus 2016 salah satu pegawainya (Mr.X) Rawat Inap di Rumah Sakit dengan total biaya yang dikeluarkan Rp 25.000.000. Berapakah denda yang harus dibayar oleh PT Sinar Abadi Jaya ?
Jawab :
12 bulan x (2.5% x Rp 25.000.000) = Rp 7.500.000
Catatan :
Pasal 17A. 1 Ayat 3-5 PerPres 19 Tahun 2016 :
Dalam waktu 45 hari sejak status kepesertaan aktif kembali, Peserta wajib membayar denda kepada BPJS Kesehatan untuk setiap pelayanan kesehatan rawat inap yang diperolehnya. Denda sebesar 2,5% dari biaya pelayanan kesehatan untuk setiap bulan tertunggak dengan ketentuan:
a. Jumlah bulan tertunggak paling banyak 12 bulan; dan b. Besar denda paling tinggi Rp 30.000.000.
Pembayaran iuran dan denda ditanggung oleh Pemberi Kerja.
31
DENDA PEMBERI KERJA
DALAM HAL KETERLAMBATAN PEMBAYARAN IURAN
Contoh Kasus Ilustrasi II :
PT Alam Indah telah menjadi peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan TMT 1 November 2015, dengan jumlah peserta 200 Orang dan besaran iuran Rp 6.000.000/bulan ke BPJS Kesehatan. PT Alam Indah telah menunggak iuran selama 3 bulan (Juli 2016-September 2016). Akan membayar tagihan iuran pada tanggal 9 Oktober 2016. Jumlah iuran yang harus dibayar di Bulan Oktober 2016 adalah :
(Rp 6.000.000 x 3 bulan) + Rp 6.000.000 (Tagihan Iuran Bulan Oktober 2016) = Rp. 24.000.000.
Catatan :
Pasal 17A. 1 Ayat 1 & 2 PerPres 19 Tahun 2016 :
Dalam hal terdapat keterlambatan pembayaran Iuran Jaminan Kesehatan lebih dari 1 bulan sejak tanggal 10, penjaminan Peserta diberhentikan sementara. Status kepesertaan aktif kembali apabila Peserta:
a. Membayar iuran bulan tertunggak paling banyak untuk waktu 12 (dua belas) bulan; dan
b. Membayar iuran pada bulan saat peserta ingin mengakhiri pemberhentian sementara jaminan.
* PT Alam Indah menunggak kurang dari 12 Bulan sehingga membayar iuran sesuai dengan jumlah iuran tertunggak + tagihan iuran bulan berjalan.
Pada tanggal 1 November 2016 salah satu pegawainya terkena Rawat Inap di Rumah Sakit dengan total biaya yang dikeluarkan Rp 450.000.000. Berapakah denda yang harus dibayar oleh PT Alam Indah ?
Jawab :
Denda yang harus dibayar oleh PT Alam Indah : 3 bulan x (2.5% x Rp 450.000.000) = Rp 33.750.000
*Besar denda PT Alam Indah lebih dari Rp 30.000.000, Denda yang dibayarkan Rp 30.000.000
Catatan :
Pasal 17A. 1 Ayat 3-5 PerPres 19 Tahun 2016 :
Dalam waktu 45 hari sejak status kepesertaan aktif kembali, Peserta wajib membayar denda kepada BPJS Kesehatan untuk setiap pelayanan kesehatan rawat inap yang diperolehnya. Denda sebesar 2,5% dari biaya pelayanan kesehatan untuk setiap bulan tertunggak dengan ketentuan:
a. Jumlah bulan tertunggak paling banyak 12 bulan; dan b.Besar denda paling tinggi Rp 30.000.000.
Pembayaran iuran dan denda ditanggung oleh Pemberi Kerja.
SIMULASI RAWAT JALAN TINGKAT LANJUTAN (RJTL)
Peserta Hak Rawat Kelas I dengan Premi
Rp
80.000,-Telat membayar iuran 5 bulan sejak tgl 10 jatuh
tempo
Kepesertaan non aktif sementara, Penjaminan Pelayanan diberhentikan
sementara
a. Peserta membayar iuran bulan tertunggak sebesar Rp 80.000/bulan x 5 bulan = Rp 400.000,- dan
b. Peserta membayar iuran bulan berjalan Rp
80.000,-Peserta menjalani perawatan RJTL sesuai
prosedur
Dijamin BPJS Kesehatan
PESERTA PBPU & BP
DALAM HAL KETERLAMBATAN PEMBAYARAN IURAN
*)Ketentuan pemberhentian sementara penjaminan Peserta dan pengenaan denda mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 2016. Ketentuan pembayaran iuran dan denda dikecualikan untuk
SIMULASI RAWAT INAP TINGKAT LANJUTAN (RITL)
Peserta Hak Rawat Kelas I dengan Premi Rp
80.000,-Telat membayar iuran 5 bulan sejak tgl 10 jatuh
tempo
Kepesertaan non aktif sementara, Penjaminan
Pelayanan diberhentikan
sementara
a. Peserta membayar iuran bulan tertunggak sebesar Rp 80.000/bulan x 5 bulan = Rp 400.000,- dan
b. Peserta membayar iuran bulan berjalan Rp
80.000,-Pada hari ke-5 sejak Status Kepesertaan aktif, pasien menjalani
RITL dengan kode
grouper INA CBG’s (I -1-02-I) Prosedur Katup
Jantung dengan Kateterisasi Ringan;
biaya sebesar Rp
55.871.700,-WAJIB membayar denda sebsar 2.5% x Rp 55.871.700 x 5 = Rp
6.983.962,-DENDA PESERTA PBPU & BP
DALAM HAL KETERLAMBATAN PEMBAYARAN IURAN
*)Ketentuan pemberhentian sementara penjaminan Peserta dan pengenaan denda mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 2016. Ketentuan pembayaran iuran dan denda dikecualikan untuk