• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Penelitian Metode Taguchi (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Proposal Penelitian Metode Taguchi (2)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL

PERMOHONAN KERJA PRAKTEK

KE PT. INDUSTRI SANDANG NUSANTARA

UNIT PATAL SECANG

Disusun Oleh

Sawaludin

4105111041

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

(2)

MANAGEMENT KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

( Studi kasus di PT Industri Sandang Nusantara Unit PATAL)

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Derajat Sarjana (S-1)

Program Studi Teknik Industri

Disusun Oleh

Sawaludin

4105111041

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

(3)

MANAGEMENT KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

( Studi kasus di PT Industri Sandang Nusantara Unit PATAL)

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

Di susun oleh :

Nama : Sawaludin

No. Induk Mahasiswa : 4105111041 Program Studi : Teknik Industri

Dosen Pembimbing

Suseno, STP, M.T

Proposal Kerja Praktek ini telah diterima sebagai salah satu syarat Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Program Studi Teknik Industri

Yogyakarta, 30 Januari 2012 Ketua Program Studi Teknik Industri

(4)

1. Judul

Judul penelitian ini adalah MANAGEMENT KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT INDUSTRI SANDANG NUSANTARA UNIT PATAL

2. Latar Belakang Masalah

(5)

Tetapi apabila shift kerja ini tidak dilakukan management yang baik atau pembagian secara bergilir khususnya dishift malam maka akan terjadinya perbedaan produksi output produksi hal ini sesuai dari penelitian Menurut Newstrom (1996:481) dalam satu hari sistem kerja shift dapat dibagi menjadi 3 yaitu shift pagi, shift psore, dan shift malam. Dan berdasarkan banyak penelitian bahwa shift malam dianggap banyak menimbulkan masalah seperti stres yang tinggi, ketidakpuasan kerja dan kinerja yang jelek.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis mengambil judul kerja praktek yaitu PEMILIHAN SHIFT KERJA YANG PRODUKTIF DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT. NAGA SEMUT” Perusahaan-perusahaan saat ini memiliki, tugas meningkatkan proses produksi dan harus bisa memenuhi semua kebuthan konsumen sehingga. Agar perusahaan berhasil, strategi manajemen shift kerja harus dikordinasikan

Menurut Tayari F and Smith J.L. (1997) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk manajemen kerja shift adalah sebagai berikut.

a) Jika memungkinkan lamanya kerja shift malam dikurangi tanpa mengurangi kompensasi dan benefit lainnya.

b) Jumlah karyawan shift malam yang diperlukan seharusnya dikurangi untuk mengurangi jumlah hari kerja pekerja shift malam.

c) Lamanya kerja shift tidak melebihi 8 jam.

(6)

e) Memungkinkan adanya interaksi sosial dengan teman kerja.

f) Menyediakan fasilitas kegiatan olah raga seperti permainan bola baskket, khususnya untuk pekerja shift malam.

g) Musik yang tidak monoton selama bekerja shift malam sangat berguna.

3. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang masalah di atas ditemukan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Managemen yang dilakukan untuk pembagian shift kerja di PT Naga Semut ?

2. Menentukan shift kerja yang paling produktif dengan metode AHP di PT Naga Semut ?

4. BATASAN MASALAH

Batasan masalah dalam penelitian Optimalisasi shift kerja pada PT Naga Semut hanya bisa mengambil data sesuai dengan apa yang telah diajukan, pengambilan data ini juga dibatasi dengan adanya waktu kerja praktek, belum diadakanya kerja praktek ketika proposal ini terbuat.

5. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari dilaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui managemen shift kerja yang dilakukan PT. Naga Semut

2. Mengetahui Shift kerja yang paling produktif dengan metode AHP di PT Naga Semut.

6. MANFAAT KERJA PRAKTEK

(7)

1. Mahasiswa memperoleh deskripsi yang jelas tentang pembagian Shift kerja di PT Naga Semut

2. Mahasiswa dapat menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan teknis yang belum pernah didapat sebelumnya di lembaga pendidikan. 3. Pihak perusahaan memperoleh masukan tentang kinerja dari pembagian

shift kerja yang selama ini sudah dirancang dan digunakan oleh perusahaan sehingga pihak perusahaan dapat mengetahui dimana kekurangannya, kemudian dapat mengambil langkah-langkah perbaikan apabila diperlukan, untuk meningkatkan kualitas dari perusahaan.

4. Terjalinnya hubungan yang baik antara pihak universitas dengan perusahaan.

5. Pihak universitas mendapat umpan balik untuk meningkatkan kualitas pendidikan, dari hasil kerja praktik mahasiswa di perusahaan, sehingga dapat menentukan materi–materi perkuliahan yang sesuai dengan perkembangan dalam dunia industri.

7. LANDASAN TEORI

a. Shift kerja

(8)

yang bersifat cepat. Dalam sistem kerja shift rotasi yang bersifat lambat, pertukaran shift berlangsung setiap bulan atau setiap minggu, misalnya seminggu kerja malam, seminggu kerja sore dan seminggu kerja pagi. Sedangkan dalam sistem kerja shift rotasi yang cepat, pertukaran shift terjadi setiap satu, dua, atau tiga hari.

(Scott&LaDou, dalam Adnan; 2002) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa pada sistem shift rotasi terdapat aspek positif dan aspek negatif. Aspek positifnya adalah memberikan lingkungan kerja yang sepi khusunya shift malam dan memberikan waktu libur yang banyak. Sedangkan aspek negatifnya adalah penurunan kinerja, keselamatan kerja dan masalah kesehatan. Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek fisiologis dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan kemampuan mental menurun yang berpengaruh terhadap perilaku kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas kendali dan pemantauan. Survei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang dilakukan Smith et. al, melaporkan bahwa frekuensi kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir rotasi shift kerja (malam) dengan rata-rata jumlah kecelakaan 0,69% per tenaga kerja (Adiwardana dalam Yasir, 2008).

Kesimpulan dari beberapa definisi di atas adalah, bahwa shift kerja merupakan sistem pengaturan waktu kerja yang memungkinkan karyawan berpindah dari satu waktu ke waktu yang lain setelah periode tertentu, yaitu dengan cara bergantian antara kelompok kerja satu dengan kelompok kerja yang lain sehingga memberi peluang untuk memanfaatkan keseluruhan waktu yang tersedia untuk mengoperasikan pekerjaan.

Glueck (1982) menyatakan, ada beberapa alasan mengapa suatu organisasi atau perusahaan menggunakan jadwal kerja shift, yaitu:

(9)

b) Alasan ekonomi; biaya peralatan yang harus dikeluarkan, jika hanya satu shift mungkin terlalu mahal.

c) Permintaan pasar; yaitu terdapat peningkatan permintaan terdapat produk tertentu sehingga dibutuhkan lebih dari satu shift.

b. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika. Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, member nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. Metode AHP ini membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan menstruktur suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan dengan menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas. Metode ini juga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan kita secara intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat. (Saaty, 1993).

(10)

tersebut kadang-kadang tidak dapat dibandingkan karena sutu ukuran atau bidang yang berbeda dan kedua, menyatakan bahwa pengaruh tindakan tersebut kadang-kadang saling bentrok, artinya perbaikan pengaruh tindakan tersebut yang satu dapat dicapai dengan pemburukan lainnya. Kedua alasan tersebut akan menyulitkan dalam membuat ekuivalensi antar pengaruh sehingga diperlukan suatu skala luwes yang disebut prioritas.

Prinsip Dasar dan Aksioma AHP

AHP didasarkan atas 3 prinsip dasar yaitu: 1. Dekomposisi

Dengan prinsip ini struktur masalah yang kompleks dibagi menjadi bagian-bagian secara hierarki. Tujuan didefinisikan dari yang umum sampai khusus. Dalam bentuk yang paling sederhana struktur akan dibandingkan tujuan, kriteria dan level alternatif. Tiap himpunan alternatif mungkin akan dibagi lebih jauh menjadi tingkatan yang lebih detail, mencakup lebih banyak kriteria yang lain. Level paling atas dari hirarki merupakan tujuan yang terdiri atas satu elemen. Level berikutnya mungkin mengandung beberapa elemen, di mana elemen-elemen tersebut bisa dibandingkan, memiliki kepentingan yang hampir sama dan tidak memiliki perbedaan yang terlalu mencolok. Jika perbedaan terlalu besar harus dibuatkan level yang baru.

2. Perbandingan penilaian/pertimbangan (comparative judgments).

(11)

3. Sintesa Prioritas

Sintesa prioritas dilakukan dengan mengalikan prioritas lokal dengan prioritas dari kriteria bersangkutan di level atasnya dan menambahkannya ke tiap elemen dalam level yang dipengaruhi kriteria. Hasilnya berupa gabungan atau dikenal dengan prioritas global yang kemudian digunakan untuk memboboti prioritas lokal dari elemen di level terendah sesuai dengan kriterianya.

AHP didasarkan atas 3 aksioma utama yaitu :

1. Aksioma Resiprokal

Aksioma ini menyatakan jika PC (EA,EB) adalah sebuah perbandingan berpasangan antara elemen A dan elemen B, dengan memperhitungkan C sebagai elemen parent, menunjukkan berapa kali lebih banyak properti yang dimiliki elemen A terhadap B, maka PC (EB,EA)= 1/ PC (EA,EB). Misalnya jika A 5 kali lebih besar daripada B, maka B=1/5 A.

2. Aksioma Homogenitas

Aksioma ini menyatakan bahwa elemen yang dibandingkan tidak berbeda terlalu jauh. Jika perbedaan terlalu besar, hasil yang didapatkan mengandung nilai kesalahan yang tinggi. Ketika hirarki dibangun, kita harus berusaha mengatur elemen-elemen agar elemen tersebut tidak menghasilkan hasil dengan akurasi rendah dan inkonsistensi tinggi.

3. Aksioma Ketergantungan

(12)

Kelebihan dan Kekurangan dalam Metode AHP

Kelebihan menggunakan metode AHP

1. Struktur yang berhierarki sebagai konskwensi dari kriteria yang dipilih sampai pada sub-sub kriteria yang paling dalam.

2. Memperhitungkan validitas sampai batas toleransi inkonsentrasi sebagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan.

3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.

Metode “pairwise comparison” AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang diteliti multi obyek dan multi kriteria yang berdasar pada perbandingan preferensi dari tiap elemen dalam hierarki. Jadi model ini merupakan model yang komperehensif. Pembuat keputusan menetukan pilihan atas pasangan perbandingan yang sederhana, membengun semua prioritas untuk urutan alternatif. “ Pairwaise comparison” AHP mwenggunakan data yang ada bersifat kualitatif berdasarkan pada persepsi, pengalaman, intuisi sehigga dirasakan dan diamati, namun kelengkapan data numerik tidak menunjang untuk memodelkan secara kuantitatif.

Kelemahan dari metode AHP

1. Ketergantungan model AHP pada input utamanya.

(13)

2. Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik

sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk.

(14)

Metode yang digunakan untuk mendapatkan data dalam penulisan laporan kerja praktek ini, adalah sebagai berikut :

1. Tahap pendahuluan

Tahap ini merupakan tahap awal dari penelitian. Secara rinci tahap-tahap pendahuluan ini diuraikan sebagai berikut:

a. Studi pustaka

Studi ini dilakukan untuk mencari informasi dari literatur terkait yang dibutuhkan. Selain itu juga dalam studi ini dilakukan pencarian teori-teori untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul dalam penelitian.

b. Identifikasi masalah

Identifikasi masalah dilakukan untuk mencari penyebab timbulnya masalah dan kemudian mencari solusi yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut.

c. Perumusan masalah

Perumusan masalah dilakukan untuk mengetahui permasalahan apa yang akan dianalisa serta untuk menemukan pemecahan masalah tersebut. d. Penentuan batasan masalah

Penentuan batasan masalah ini dilakukan agar penelitian menjadi lebih fokus pada permasalahan yang diamati.

e. Penentuan tujuan penelitian

Penentuan tujuan ini untuk menetapkan arah penelitian sehingga penelitian lebih fokus pada permasalahan yang akan diambil.

2. Tahap Pengumpulan Data

Dalam tahap ini akan diperoleh data-data yang relevan. Adapun data-data yang diperoleh adalah:

a. Data pembagian shift kerja yang akan digunakan untuk menghitung hasil produksi setiap shift kerja pada semua waktu shift kerja.

b. Hasil produksi dari setiap shift dalam kurun waktu yang akan ditentukan 3. Tahap Pengolahan Data

(15)

a. Pengujian kecukupan data yang digunakan untuk mengetahui apakah data yang sudah diambil cukup atau tidak.

b. Pengujian keseragaman data dengan tujuan untuk mengetahui apakah data yang sudah diambil seragam atau tidak.

c. Penghitungan hasil produksi disetiap shift kerja dengan asumsi data yang ada dengan menggunakan performance rating dalam kondisi normal atau 100%. hasil pengolahan data yang telah dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan pemberian saran kepada pihak perusahaan. Secara ringkas langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan bisa digambarkan dalam diagram alir seperti terlihat di bawah ini.

9. RENCANA PELAKSANAAN

(16)

Mencari Literatur

Pengajuan Proposal

Pelaksanaan Kerja Praktek

Penyusunan Laporan kerja praktek

10. DAFTAR PUSTAKA

Dalam penyusunan laporan kerja praktek penulis menggunakan berberapa referensi dan buku sebagai acuan dalam penulisan kerja praktek, diantaranya adalah sebagai berikut :

ALessio Ishizaka and Ashraf Labib, Analytic Hierarchy Process and Expert

Choice: Benefits and limitations, Porstmouth Business school. Universtity of

Portsmouth. (scribd.com,Akses 25 Oktober 2012)

Engko, Cecilia. 2006. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Individual dengan Self Esteem dan Self Efficacy sebagai Variabel Intervening: Skripsi. Universitas Pattimura, Padang.

http://bangded.blogspot.com/2011/04/penerapan-metode-ahp.html (Akses 17

Oktober 2012)

(17)

http://haniif.wordpress.com/2007/08/01/23-tinjauan-pustaka-sistem-pendukung-keputusan-spk/ (Akses 17 Oktober 2012)

http://juanasari.blogspot.com/2009/11/pengaruh-shift-kerja-terhadap-kepuasan.html (Akses 20 Oktober 2012)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22256/4/Chapter%20II.pdf (Akses

20 Oktober 2012)

Maarif, M. S. Tanjung, H . 2003 Teknik-Teknik Kuantitatif untuk managemen. Gramedia widasarana Indonesia. Jakarta

Saaty T.L 1990, The Analytic Hierarchy Process, New York: McGraw Hill.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa tindakan yang diterapkan melalui proses pembiasaan telah efektif mening- katkan penguasaan soft skills tanggung ja- wab dan

Pensejajaran ontologi atau ontology alignment adalah identifikasi relasi antar elemen yang individual dari berbagai ontologi dengan tujuan membangun interoperabilitas

Isi dalam dokumen B200 ini menjelaskan tentang spesifikasi alat yang meliputi spesifikasi sistem dalam mengembangkan alat ini, serta detail dari alat yang akan

Terminal Bus juga merupakan suatu area dan fasilitas yang di dalamnya terdapat interaksi berbagai elemen seperti manusia (penumpang, pedagang dan kru bus), fasilitas

BAKAT TERHADAP PRESTASI BELAJAR MENGGAMBAR 3DPADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK DI KELAS XI TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2

Warna tanah merupakan pernyataan: (a) jenis dan kadar bahan organik, (b) keadaan drainase dan aerasi tanah dalam hubungan dengan hidrasi, oxidasi dan proses pelindian,

Pada era reformasi muncul kurikulum 2004 yang lebih dikenal dengan nama Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang pada tahun 2006 dilengkapi dengan Standar Isi dan Standar

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, pengumpalan data dilakukan dengan mengadakan observasi, wawancara, dokumetasi dan penelusuran