• Tidak ada hasil yang ditemukan

Refeleksi Serta Pandangan Filsafat Cosse (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Refeleksi Serta Pandangan Filsafat Cosse (1)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Hu a is a d Libraries Questions for Reflection

1. Granting Cossette his dictinction between library sciences ( study of method ) and library philoshophy (study of foundation), have three decades of thecnological change had implications for library philoshophy as they clearly have had for library science? What are those implication, if any? Have the defenitions of libraries and libraries and librarianship, respectively, been changed along with theur context and methods? Are its fou datio s a d ai s the sa e as they a e at the ti e of the essay’s i ti g, o something different? If they have changed, what they now? For example, has the internet made the informational function of libraries less relevant and made their educational function more attractive?

Secara filosofis khususnya menggunakan paradigma filsafat eksistensialisme jean paul satree tentu saja banyak nilai nilai filosofi yang berkembang, berdasarkan eksistensialisme, eksistensi mendahului esensi, Ini yang mebedakan antara manusia de ga bara g atau sesuatu . Disi i filsafat elihat kalau eksiste si pustakawa lebih dipertimbangkan secara keilmuan, beberapa perusahaan technology seperti google, bing dan yahoo menggunakan ilmu perpustakan untuk membangun indeks pencarian mereka. Dengan adanya peluang implementasi keilmuan diluar perpustakan pustawakan seharusnya dapt lebih membangun citra eksistensi yang berbeda dengan pustakawan sebelum ditemukanya tekhnologi informasi.

Kondisi tersebut seharusnya berimbas pada perkembangan perpustakan, karena pustakawan adalah agen dari srturktur yang selama ini simbolkan dengan kata perpustakaa . Filsafat da i teraksi a tara pustakawan denan tekhologi informasi membuat cabang keilmuan perpustakaan seharusnya semakin kaya akan metode metode dan kemungkinan kemungkinan pengembabgan perpustakaan digital. Namun esensi dan keluasan tersebut akan tehalang dengan pengembangan keilmuan yang bersifat aristokrat dan ekslusif di dalam pendidikan kepustakwanan.

3. Cossette Did not find it acceptable for libraries to have a mixture of more than one fundamental goal, that having morethan one goal at the same time would result in difficulty planing or justifying services and make it more difficult to arrive at good decisions and explain what is that we do. He Believed in the power of understanding Nama Al Muhdil Karim

NIM

(2)

the essence of a thing. Do you agree with this view? Do you believe that libraries have an essence in the sense that Cossette looking for?

Saya ragu dengan pandangan Cossette mengenai tujuan akhir dari perpustakaan yang menyarankan perpustakaan untuk mempunyai lebih dari satu tujuan fundamental. Disatu sisi dengan adanya satu tujuan fundamental, ditakutkan pepustakaan menjadi badan mekanis dengan melupakan posisi manusia sebagai makluk yang mempunyai moral dan daya fikir otonom.

Penggunaan kata fundamental goal juga kurang dirasakan tepat. Dirasakan dengan penggunaan terminologi tersebut seolah seolah pepustakaan dicitrakan sangat sempit oleh Cossette. Fundamental adalah dapat diartikan sebagai pakem, kosep dasar ataupun basis. Berbicara mengenai keyakinan khususnya dalam pandangan humanistik hal tersebut sangat tidak mungkin, manusia cendrung ketika meyakini satu hal akan menegasikan opsisi binear dari apa yang diyakininya. Bagimana mungkin dalam satu waktu kita dapat percaya api terebut panas dan dingin.

Menurut asumsi penulis cossette berusaha memanusiakan perpustakaan. Cossette melihat aspek kemanusian yang bersifat paradoks dapat diterapkan diperpustakaan. Cossette melupakan konsekuensi ego dan konflik yang mungkin tumbuh didalam perpustakaan dengan membiarkan gagasan perpustakaan menjadi liar akibat dari keyakinanya yang menyandarkan kepada tujuan perpustakaan menjadi lebih dari satu. Cossette menutup diri pada pada oposisi binear hukum keterbatasan. Namun penggunaan kata fundamental mencitrakan satu tujuan tunggal, mencitrakan status kedigdayaan akan sebuah susunan logika atupun sistem.

Pernyataan lain yang muncul dari teks filsafat cossette adalah usaha untuk membuka kemungkinan untuk muncul dalam setiap usaha perencanaan tujuan dasar perpustakaan. Cossette terkesan ingin melepaskan perpustakaan dari sebuah dogma yang telah menjadi kultus pengembangan perpustakaan selama ini. Mekanisasi yang terjadi diperpustakaan juga merupakan akibat dari tidak adanya pendekatan yang humanistis didalam pengembangan kepustakwanan. Cossette dapat dinyatakan memahami hal tersebut walapun tidak dalam justifikasi kebenaran yang dapat diterima sepenuhnya.

(3)

terhadap manusia. Ensensi yang dimaksud oleh Cossette akan terus menerus menerus dipertanyakan, sehingga kemampuan memahami esensi pada dasarnya adalah gagasan idealis utopis yang sedang dibangun Cossette.

4. Do Agree with cossette strong assertion that education is a form of indoctrination into bourgeouis cultural values and is not usefull as simply providing information? What does education have to offer that Cossette may not have recognized? Do libraries have an educational role? If so, in what way? Who defines the role of libraries?

Saya setuju pembelajaran dan pendidikan adalah bagian dari indoktrinasi, namun korelasi antara kebudayan burjois dan perpustakaan tidak dapat dibuktikan secara empiris oleh Cossette. Kebudayan burjuis seperti apa yang dimaksudkan oleh Cossette juga tidak mempunyai signifikasi yang jelas, ketika masyarakat burjuis dirujuk pada terminologi Karl Marx, burjuis adalah kaum pemilik modal. Apa relasi atara modal dan pendidikan dan indoktrinasi belum mempunyai korelasi yang jelas dalam penjelasan Cossette. Klaim yang menyatakan informasi yang berasal dari pendidikan pepustakaan yang berakarkan pada kebudayaan borjuis tidak bernilai guna juga tidak mempunyai titik tolak yang jelas. Informasi sekecil apapun dan dimajemen seburuk apapun tetaplah informasi. Dalam argumen tersebu Cossette terkesan Cossette mendeskreditkan budaya burjuis sebagai akar dari pendidikan yang tanpa makna.

Menurut pendapat saya, apapun landasan ilmu pengetahuan dapat diterima ketika ilmu pengetahuan dipahami sebagai instrumen pembangun manusia untuk mempermudah kehidupanya. Namun dalam gagasanya Cossette melihat ilmu pengetahuan dalam sudut pandang ideologis yang kaku. Klaim klaim filosofis yang dikemukan oleh Cossette terlihat tidak berakarkan pada konsep konsep postulat yang dapat dijadikan sebagai kerangka berfikir. Keinginan cossette untuk mendestruksi konstruksi keilmuan perpustakaan memang dapat diapresiasi, namun dengan pandangn Cossette yang cendrung idealisme, dalam perkembangan perpustakaan digital yang sarat dengan konsep logic dan materi tentu gagasan tersebut agak susah untuk diimplementasikan. Derrida dan kaum postmodernisme menilai ini sebagai sebuah grandnaration yang dibangun cossette untuk menarik sisi idealisme dengan menegasikan sisi materialisme perpustakaan.

(4)

aspek aspek angka objektif dalam struktur yang kaku. Akan tetapi lebih kepada pendidikan berdasarkan keinginan pemustaka.

Sedangkan pihak yang berperan untuk mendefenisikan peran perpustakaan bukan teoritisi, pustakawan ataupun akademisi, namun lebih kepada pemustaka dan trend informasi yang berkembang diluar perpustakaan. Tidak dapat dipungkiri lembaga informasi diluar perpustakaan telah berkembang sedemikian pesatnya, sehingga trend informasi tidak dapat di regulasi atapun di atur oleh perpustakaan semata.

6. Co t a y to Cossette’s asse tio that fu da e tal uestio s of librarianship received little attention, the list of his cited works shows that these question were verymuch at issue in mid-20 th century. Are the same questions at issue today? What is being writen on library philoshopy now? Are questions of library philoshopy being neglected? Are they si ply ei g possed i a post-li a y o othe ise e ay ? Is the li a y discourse distracted from fundamental questions by more immediate concern? Can you thi k of ho you ight like to i g li a y philoshopy a k , o epha ase the questions currently being asked out there?

Tentu saja ada perbedaan isu yang berkembang dari pertengahan abad dua puluh sampai saat sekarang ini. Isu yang paling signifikan adalah pergeseran implementasi technology informasi di dalam perpustakaan. Pada pertengahan abad ke dua puluh, technolgy digunakan sebagai technology pembantu dalam pengelolaan perpustakaan. Namun diakhir abad kedua puluh, tekhnologi informasi telah menjadi dasar dari pendirian pepustakaan digital. Itu adalah pergeseran isu. Namun untuk pertanyaan terhadap perpustakaan menurut asumsi saya tetap sama, tetap berpretensi terhadap pertanyaan kenapa perpustakaan? Untuk penulisan filsafat perpustakaan seharusnya tidak terlantar, karena instrumen perpustakaan semakin luas dan probelematika perpustakaan sebagai sebuah ilmu semakin kompleks. Jati diri perpustakaan digital masih belum terjawab sampai saat sekarang ini, ini mungkin bisa dijadikan sebagai project filsafat dalam memabangun epistemologi perpustakaan digital. Isu isu seperti jenis content dapat menjadi perhatian filsafat khususnya untuk pepustakaan digital. Untuk itu pertanyaan kenapa perpustakaan? Masih dapat dijadikan pertanyaan mendasar untuk menjawab eksistensi perpustakan.

7. Is there a link between the status of librarians in society and the existence ( or non- existence) of a philoshopy of librarianship?

(5)

masyarakat dengan adanya filsafat kepustakwanan. Dalam sudut pandang perpustakaan sebagai age ko u ikasi pesa e pu yai pera a ya g pe ti g terhadap a ggota masyarakat. Menurut Cossette pustakawan setara dapat menjadi fasilitator dalam komunikasi. Namun untuk mengklasifikasikan gagasan Cossette tersebut sebagai gagasan filosofis ditemukan beberapa indikasi historis yang menjadi penolakan gagsan tersebut sebagai gagasan filosofis. Gagasan perpustakaan sebagai lembaga informasi dalah salah satu kultus yang menjadi landasan metode keilmuan perpustakaan. Kegagalan pustakawan untuk mendapatkan tempat ditengah masyarakat bukan karena pendekatan yang digunakan oleh pustakawan dalam menentukan peranya baik yang bersifat pendekatan ilmuah atau pendekatan filosofis, namun lebih kepada informasi yang disuguhkan perpustakaan seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Namun ketika gagasan tersebut dipandang sebagai postulat, gagasan Cossette tersebut membuat status pustakawan menjadi lebih dipandang ditengah masyarakat. Dengan prasyarat kemampuan perpustakaan untuk mengikuti trend informasi dan memberikan otoritas kepantasan konten perpustakaan kepada pengguna, bukan berdasarkan kebijakan otoritatif perpustakaan.

8. What a e the a ios ays i hi h the s ie e a d philoshopy i li a y s ie e a d li a y philoshopy ha e ee a d a e u de stood?

Ilmu pengetahuan dan filsafat dapat dilihat dari karakteristisnya, ilmu pengetahuan dalam klaim modernisme bersifat kaku, teruji dan universal. Filsafat dilihat sebagai pencarian mendalam akan kebenaran atau kebijaksanaan serta menurut hedeger filsafat adalah refeleksi. Usaha verivikasi kebenaran dalam Ilmu pengethuan lebih menitik beratkan pada verivikasi dan pengujian, berbeda dengan pengujian dan filsafat. Kebenaran dalam filsafat lebih absurd ketika kata tidak mungkin tidak dapat digunakan, hal hal yang tidak teruji dapat menjadi dijadikan sebagai landasan bagi kajian filsafat. Bentrand Russell membagi menjadi tiga bagian, antara filsafat, ilmu pengetahuan dan agama. Menurut Betrand Russell Filsafat berada diantara ilmu pengetahuan dan agama, filsafat dapat melesat jauh kedepan ilmu pengethuan dan mengkaji objek yang metafisika sekalipun tidak dapat divervikasi kebenaranya, serta filsafat juga mempunyai hak untuk menggugat postulat postulat keagamaan yang tidak dimungkinkan dalam ruang agama.

(6)

perpustakaan ideal. Sedangkan library science mencoba untuk mendekati formulasi formulasi yang bersifat abstrak tersebut menjadi implementatif.

Saya mencoba untuk menolak filsafat modernisme dalam perkembangan filsafat kepustakwanan, karena sifat kaku dan otoritarisme dari filsafat modern. Dengan sifat tersebut keilmuan dan filsafat kepustaaan tidak lebih menajdi ideologi ideologi baru dalam pengembangan perpustakaan. Adanya indikasi indikasi saling menyalahkan dalam mahzab mahzab filsafat perpustakaan dikhawatirkan akan menjadi permasalahan baru, ditambah lagi sifat ekslusive perpustakaan akan menambah ketegangan dalam mahzab filsafat perpustakaan nantinya.

Referensi

Dokumen terkait

Dr St Aisjah Farhum yang juga merupakan Dekan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin Makassar sangat mengharapkan dukungan dari para stakeholders untuk

Penentukan titik sampling sedimen dilakukan dengan mempertimbangkan pada jauh dekatnya dengan pantai dan kedalaman perairan yang mempengaruhi tekstur sedimen dan

Berdasarkan perbandingan persentase aktivitas harian maupun frekeunsi aktivitas individu owa jantan sebelum, selama dan pada saat tidak lagi diberikan sanrego

Muhaemin., et al., Paradigma Pendidikan Islam; Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah (Bandung: PT.. Kedua, pewarisan budaya. Ketiga, interaksi antara potensi

Telah berhasil dirancang sebuah sistem pakar diagnosis dini nyeri kepala primer dengan parameter input yaitu jenis kelamin, usia, lokasi nyeri kepala yang

Berdasarkan hasil analisis kuesioner dengan 7 pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa terhadap SQL yang penulis sebarkan kepada mahasiswa STMIK CIC

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, dapat dirumuskan tujuan penelitian ini adalah : a.) Meningkatkan hasil belajar pada mata kuliah Profesi

Koefisien determinasi (R2) sebesar 43,6% mempunyai makna bahwa ketiga variabel independen yaitu persepsi profesi guru, Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) dan