• Tidak ada hasil yang ditemukan

Organisasi Pendidikan yang Sehat untuk M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Organisasi Pendidikan yang Sehat untuk M"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Organisasi Pendidikan yang Sehat untuk Menghadapi Paradigma Baru Pendidikan Indonesia Abad 21

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidikan (dosen pengampu Dr Heni Mulyani, S.Pd, M.Pd)

oleh Widia Damayanti

NIM 1505098

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji serta syukur kepada Allah SWT sebaik-baiknya pencipta, yang telah menghamparkan langit dan bumi beserta isinya, yang menciptakan siang dan malam, yang maha kuasa atas segala sesuatu serta yang maha pengasih lagi maha penyayang. Berkat kasih sayang-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Sholawat beriring salah semoga tersampaikan kepada teladan seluruh makhluk di alam raya ini, yaitu Nabi Muhammad SAW, semoga tersampaikan juga kepada seluruh keluarga serta sahabatnya, dan kepada umatnya hingga akhir zaman.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas akhir mata kuliah Pengelolaan Pendidikan. Topik yang diangkat didalam makalah ini yaitu mengenai organisasi pendidikan dengan judul “Organisasi Pendidikan yang Sehat untuk Menghadapi Paradigma Baru Pendidikan Indonesia Abad 21”.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, maka dari itu berbagai kritik serta saran yang bisa memotivasi penulis agar dapat menyusun makalah lebih baik lagi sangatlah diharapkan.

Tidak lupa ucapan terima kasih penulis haturkan kepada Ibu Dr Heni Mulyani, S.Pd, M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah Pengelolaan Pendidikan yang telah membimbing penulis, serta kepada seluruh pihak yang dengan ikhlas telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah yang penulis susun dapat memberikan manfaat kepada seluruh pembaca.

(3)
(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI... 1

BAB 1... 2

PENDAHULUAN...2

A. LATAR BELAKANG...2

B. RUMUSAN MASALAH...4

BAB 2... 4

KAJIAN PUSTAKA...4

A. Organisasi Pendidikan...4

B. Organisasi Pendidikan yang Sehat...6

C. Organisasi Pendidikan di Indonesia...8

D. Paradigma Pendidikan Indonesia...9

BAB 3... 11

PEMBAHASAN...11

1. Bagaimana Gambaran Organisasi Pendidikan Indonesia yang Sehat?...12

2. Bagaimana paradigma baru pendidikan Indonesia di abad-21?...13

3. Seperti apa peran organisasi pendidikan yang sehat didalam menghadapi paradigma baru pendidikan di indonesia di abad-21?...13

BAB 4... 14

KESIMPULAN DAN SARAN...14

(5)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Saat ini dunia telah memasuki abad ke-21 dimana banyak sekali perubahan —perubahan yang mengakibatkan keadaan yang sangat berbeda dari berbagai macam aspek yang ada didunia ini, mulai dari perekonomian, kebudayaan, politik, pendidikan dan lain sebagainya. Perubahan-perubahan ini terjadi dikarenakan pesatnya perkembangan teknologi yang berimplikasi kepada kemudahan-kemudahan manusia dalam mengakses informasi dari berbagai penjuru dunia.

Hal ini tentunya mengakibatkan berbagai macam manfaat bagi manusia pada abad 21 ini, terlebih dalam aspek kebebasan dalam menjalankan kehidupan. Manusia semakin mudah memperoleh pengetahuan yang mempermudah mereka dalam menjalani kehidupan. Namun disisi lain, kebebasan ini menimbulkan persaingan antar manusia menjadi semakin ketat. Hanya yang berkualitaslah yang dapat bertahan ditengah arus zaman yang semakin modern.

Organisasi merupakan wadah untuk memuluskan sekumpulan orang dalam merain tujuannya. Pada era seperti ini, penting bagi manusia untuk ikut andil dalam organisasi sehingga memudahkan mereka dalam mencaai tujuan-tujuan mereka. Kaitannya dengan abad 21 ini, organisasi merupakan sarana manusia untuk tetap eksis dan tidak mudah tergerus oleh zaman.

Salah satu aspek yang memerlukan organisasi demi mencapai tujuannya adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan upaya sadar dan terencana untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman mengenai objek tertentu. Dalam mencapai tujuan tersebut, jelas disebutkan dengan cara yang terencana, maka sangatlah penting untuk mengorganisasikan pendidikan tersebut.

(6)

keadaan ini sangatlah berdampak positif bagi Indonesia terutama untuk mengadopsi dan menerapkan inovasi yang datang dari luar sehingga dapat meningkatkan peluang kesempatan kerja yang luas bagi masyarakat Indonesia.

Mengabil keuntungan dari keadaan tersebut merupakan tantangan bagi bangsa ini, sehingga untuk menjawab tantangan tersebut diperlukanlah paradigma baru bagi pendidikan Indonesia dan untuk menjalankan paradigma tersebut peran organisasi pendidikan yang sehat akan mampu menghantarkan Indonesia memenuhi tuntutan-tuntutan kebutuhan masyarakat di abad 21 ini.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari pemaparan latar belakang diatas, penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran organisasi pendidikan yang sehat? 2. Bagaimana paradigma baru pendidikan Indonesia di abad-21?

(7)

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

A. Organisasi Pendidikan

Organisasi merupkan wadah untuk sekumpulan orang dalam mewujudkan tujuan-tujuan tertentu. Beberapa ahli juga mengungkapkan pengertian dari organisasi, Gibson (dalam Wahab, 2011, hlm.3) mengemukakan bahwa organisasi adalah unit yang dikoordinasikan dan berisi paling tidak dua orang atau lebih yang fungsinya adalah untuk mencapai tujuan bersama atau seperangkat tujuan bersama.

Stephen Robbins (dalam Wahab, 2011, hlm.3) juga mengungkapkan tentang organisasi sebagai satuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar yang secara relatif terus-menerus untuk mencapai tujuan bersama atau seperangkat tujuan.

Organisasi mengharuskan orang-orang didalamnya untuk saling berinteraksi demi tercapainya tujuan secara efektif dan efisien, interaksi-interaksi tersebut akan menjelaskan hubungan antar anggota didalamnya, pola-pola hubungan tersebut akan menciptakan struktur tersendiri didalam suatu organisasi.

Struktur organisasi menjelaskan peran, kegiatan, hierarki, tujuan dan gambaran dari sebuah organisasi. Bentuk organisasi dikenal ada dua jenis, yaitu organisasi formal dimana struktur menjadi sangatlah penting dalam mewujudkan tujuan. Sedangkan organisasi informal lebih fleksibel dengan tidak terpaku kepada struktur didalam organisasinya.

Organisasi sangat berkaitan erat dengan kata manajemen yang pada umumnya memiliki fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan pengawasan. Dengan begitu banak aspek dalam kehidupan ini yang dapat dibangun dari sebuah organisasi, salah satunya adalah pendidikan. Contoh yang paling kongkrit dari organisasi pendidikan adalah lembaga sekolah dan perguruan tinggi.

Baik organisasi secara umum maupun organisasi pendidikan harus bersifat adaptif terhadap lingkungannya dan menghendaki suatu interaksi yang dinamis antar bagian-bagian didalam organisasi.

(8)

organisasi merupakan suatu proses yang meliputi serangkaian perencanaan perubahan yang sistematis yang dilakukan secara

terus-menerus oleh suatu organisasi dengan menggunakan pendekatan situasional atau kontingensi untuk meningkatkan efektifitas organisasi.

Pengembangan dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama, perkembangan organisasi dapat dilakukan dengan experimental way. Organisasi secara berkala merefleksikan pengalaman-pengalaman yang telah terjadi untuk dibuat kesimpulan dan mengkonsepnya kedalam kerangka kerja.

Cara yang kedua, adalah dengan jalan melakukan research, organisasi harus melakukan penelitian untuk mengetahui bentuk-bentuk hubungn yang terjadi didalam organisasinya. Metode yang dapat digunakan adalah dengn mengembangkan hipotesis melalui wawancara dan observasi terhadap anggota orgaisasi, penelitian ini disebut dengan exploratory research. Selanjutnya, hipotesis diuji menggunakan pendekatan kuantitatif melalui penyebaran kuesioner (explanatory research).

Hasil dari usaha-usaha pengembangan organisai adalah menciptakan keharmonisan hubungan kejra antara pimpinan dengan staf anggota organisasi, menciptakan kemampuan memecahkan persoalan organisasi secara lebih terbuka, menciptakan keterbukaan dalam berkomunikasi dan meningkatkan semangat kerja para anggota organisasi dan kemampuan mengendalikan diri.

Pada umumnya desain suatu organsasi terdiri dari dua jenis yaitu mekanis dan organis, untuk organisasi pendidikan desain yang digunakan adalah desain mekanis dimana fungsionalisasi terbagi berdasarkan rantai komando yang sudah jelas yang mengarah dari atas kebawah. Hal ini mengacu kepada faktor strategi organisasi, ukuran organisasi, lingkungan dimana organisasi itu berada, dan keadaan teknologi saat itu.

Oleh karena itu organisasi pendidikan menghendaki spesialisasi tenaga kerja, delegasi wewenang untuk menciptakan kebutuhan garis komando dan sentralisasi terkait dengan wewenang pembuatan keputusan.

B. Organisasi Pendidikan yang Sehat

(9)

Organisasi harus memiliki anggota yang jelas identitas dan kuantitasnya; Saat ini, setiap organisasi yang modern pasti menuntut para anggotanya memiliki KTA (kartu tanda anggota), agar tidak timbul ”romli” atau “rombongan liar” yang merupakan

1. kumpulan dari ”talap” alias “anggota gelap” dari sebuah ”OTB” singkatan dari “organisasi tanpa bentuk”.

2. Organisasi harus memiliki pula identitas yang jelas tentang keberadaannya dalam masyarakat; Artinya, jelas di mana alamat kantornya. Tampak pula aktivitas sehari-hari kantor tersebut dalam menjalankan roda organisasi. Ada pula nama, lambang, dan tujuan organisasi yang termuat dalam AD (anggaran dasar) dan ART (anggaran rumah tangga). Demikian pula struktur organisasinya. Masih banyak lagi yang bisa membuktikan keberadaan organisasi itu di mata masyarakat. Jika identitas tak jelas, maka jangan salahkan masyarakat bila menaruh curiga terhadap organisasi itu.

3. Organisasi harus memiliki pemimpin serta susunan manajemen yang juga jelas pembagian tugasnya; Masing-masing bagian, divisi, maupun seksi juga aktif memainkan perannya. Tidaklah bagus ketika suatu organisasi yang terlihat aktif hanyalah ketuanya saja. Ini sangat ganjil dan bisa disebut ”sakit parah”, bahkan tampak seperti pertunjukan sirkus one man show dalam manajemen organisasi itu.

(10)

5. Organisasi harus mendapat tempat di hati masyarakat sekitarnya; Artinya, organisasi itu dirasakan benar manfaatnya bagi masyarakat. Maka, kegiatan organisasi dituntut untuk mengakar kepada kebutuhan anggota khususnya, bahkan untuk masyarakat di sekelilingnya.

Organisasi yang sehat akan berhasil menghadapi kekuatan-kekuatan dari luar yang merusak dan mengahkan energinya terhadap pencapaian sasaran dan tujuan utama organisasi secara efektif. (Wahab, 2011, hlm. 76)

C. Organisasi Pendidikan di Indonesia

UU No. 2 Tahun 1989 tentanf Sistem Pendidikan Nasional merupakan produk dari program pembangunan Indonesia etape kedua yaitu dalam bidang pendidikan. Dan sekarang Indonesia memasuki tahapan selanjutnya yang lebih tinggi, yaitu penanganan atau

manajemen sektor pendidikan sebagai bagian dari pembangunan nasional. Manajemen pendidikan ini penting karena merupakan salah satu dinamisator dari pembangunan.

Organisasi pendidikan Indonesia dewasa ini memiliki kelemahan dari segi perencanaan dari bawah (kebutuhan daerah). Pengelolaan sekolah dasar merupakan contoh dari keadaan semrawutnya organisasi pendidikan Indonesia, akan menjadi kemustahilan bagi Indonesia untuk mencapai kualitas Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS ) yang sesuai dengan harapan.

Lahirnya berbagai peraturan perundang-undangan merupakan sekurang-kurangnya langkah pemeritah Indonesia dari segi yuridis sebagai upaya untuk menyempurnakan SISDIKNAS. Namun hadirnya peraturan tersebut tidak tanpa hambatan, dimana sangat perlu bagi lembaga, dan pelaku peraturan ini untuk melakukan penyesuaian. Adakalanya peraturan-peraturan ini bertentangan dengan peraturan-peraturan yang telah berlaku di lembaga sebelumnya.

(11)

peraturan ini jelas sangat positif yaitu memupuk kemandirian daerah agar mampu mengembangkan potensi yang terkandung disetiap masing-masing daerah.

Selain itu, kebutuhan setiap daerah dibidang pendidikan juga berbeda. Dengan ditetapkannya desentralisasi tersebut, pemerintah daerah lebih leluasa menentukan goal dari proses pendidikannya meskipun dalam perjalanannya daerah harus tetap mengacu kepada SISDIKNAS.

Tidak semulus yang diharapkan, karena seperti yang telah dijelaskan diatas suatu masyarakat tertentu perlu beradaptasi terhadap peraturan baru. Desentralisasi dibeberapa daerah justru tidaklah berjalan sesuai harapan, alias tidak memupuk kemandirian malah membuat masalah dimana beberapa daerah yang tidak mampu menjalankan tugas pendidikan tersebut karena keterbatasan sumber daya manusia, keterbatasan fasilitas dan keterbatasan finansial.

Pemahaman tentang statement pendidikan “unggulan” yang seakan-akan hanya terdapat di pusat-pusat perkotaan, lumrahnya fasilitas penunjang pendidikan hampir dipastikan merata. Namun tidak berbanding terbalik dengan pendidikan di daerah pinggiran kota atau

bahkan di pedalaman yang netabene dikenal dengan pendidikan dengan sebutan “terbelakang”.

Hal inilah yang menjadikan skat terhadap dunia pendidikan. Sehingga penyelenggara pendidikan yang berada di perkotaan seakan menjadi favorit para wali murid untuk berbondong-bondong menyekolahkan anaknya di daerah perkotaan dibandingkan dengan asal-muasal keberadaannya, yaitu daerah pinggiran kota atau daerah pedalaman.

D. Paradigma Pendidikan Indonesia

(12)

Globalisasi merupakan ciri dari abad ke-21, dimana hubungan-hubungan interaksi yang dilakukan manusia dilakukan secara mendunia baik antar individu, bangsa dan negara, oganisasi kemasyarakatan, dan tentu dalam kependidikan. Globalisasi menghendaki keterbukaan dan kebebasan antar para pelakunya baik dari kalangan negara maju maupun negara berkembang.

Sehingga hubungan saling ketergantungan terjadi diantara negara-negara tersebut. Negara maju akan menjadi subjek atau pelaku dari berbagai aspek kehidupan (misalnya ekonomi, politik, sosial, budaya dan pendidikan) sedangkan negara berkembang lebih sebagai objek atau sasaran dari globalisasi.

Menurut Prof. Dr. Abdul Aziz Wahab, M.A. dalam bukunya yang berjudul “Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan” menyatakan bahwa dampak dari kelompok negara-negara berkembang adalah sebagai berikut:

1. Kelompok negaranegara maju akan lebih dominan pengaruhnya terhadap kelompok negara-negara berkembang terutama pada bidang politik dan ekonomi.

2. Kelmpok negara-negara berkembang tetap pada posisi yang lemah dalam berkompetisi; walaupun secara teori kompetisi itu dilaksanakan dalam konteks kerja sama.

Terjadi perubahan dalam cara kehidupan masyarakat terutama generasi muda yang tinggal di kota-kota.

1. Semakin mudahnya komunikasi internasional, masyarakat dapat mengetahui inovasi global tentang perkembangan ilmu dan teknologi, sebaliknya dapat membawa pengaruh negatif pada kehidupan generasi muda. Contohnya adalah masalah narkoba yang sudah melanda generasi muda Indonesia termasuk siswa SLTP/SLTA dan mahasiswa perguruan tinggi.

(13)

masalah proses belum diperhatikan. Kedua, sekolah kehilangan kemandiriannya untuk berinovasi dan menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah tersebut dikarenakan sistem sentralistik kepada daerah. Dan ketiga, peran masyarakat masih terbatas hanya dengan dukungan dana, harusnya peran masyarakat juga harus secara aktif didalam hal kontrol dan evaluasi terhadap sekolah.

(14)

BAB 3

PEMBAHASAN

1. Bagaimana Gambaran Organisasi Pendidikan Indonesia yang Sehat?

Untuk menjadi organisasi pendidikan yang sehat Indonesia perlu memperhatikan hal-hal yang akan menampilkan wajah organisasi yang sehat dimulai dari kualitas dan kejelasan anggota-anggotanya. Jabatan-jabatan harus dipegang oleh orang-orang yang fugsional sesuai keahliannya. Jangan sampai guru yang ahli dibidang x malah diberdayakan dibidangny, atau penunjukan pimpinan lembaga pendidikan yang dibumbui dengan KKN.

Pemerintah harus jeli dalam penetapan guru PNS, kualitaslah yang harus dikedepankan bukan materi. Diharapkan dengan anggota-anggota yang berkualitas sesuai bidangnya, bisa menghantarkan organisasi secara efektif mewujudkan tujuannya.

Selanjutnya organisasi yang sehat perlu memiliki hubungan yang erat dan saling menguntungkan dengan masyarakat. Organisasi harus memiliki kepercayaan dan citra baik dengan terlebih dahulu menampilkan kejelasan akan keberadaan organisasi tersebut, mulai dari nama, tujuan, visi, misi, struktur keorganisasian dan hasil-hasil yang telah dicapai. Disisi lain masyarakat menjadi evaluator dan pengontrol roda organisasi, efeknya organisasi akan diuntungkan oleh partisipasi masyarakat dan sebaliknya kehidupan masyarakat akan lebih baik dengan keberadaan organisasi.

(15)

Berikutnya, fungsi-fungsi manajemen harus diterapkan dengan baik didalam organisasi pendidikan. Fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan harus

melibatkan seluruh bagian dari organisasi terutama di fungsi pelaksanaan. Dimana seluruh kegiatan yangtelah direncanakan diusahakan harus mampu memenuhi target-target organisasi. Gambaran organisasi yang sehat ini tentu menjadi persyaratan wajib untuk memenuhi tuntutan-tuntutan di era globalisasi ini didalam memajukan bidang pendidikan di Indonesia.

2. Bagaimana paradigma baru pendidikan Indonesia di abad-21?

Agar dapat menghadapi tantangan globalisasi yang telah dijelaskan diatas, Indonesia memerlukan suatu paradigma baru dalam pendidikannya. H. A. R. Tilaar (dalam Wahab, 2011, hlm. 73) berpendapat mengenai pokok-pokok paradigma baru pendidikan sebagai berikut:

1. Pendidikan ditunjukan untuk membentuk masyarakat Indonesia baru yang demokratis.

2. Masyarakat demokratis memerlukan pendidikan yang dapat menumbuhkan individu dan masyarakat yang demokratis.

3. Pendidikan diarahkan untuk mengembangkan tingkah laku yang menjawab tantangan internal dan global.

4. Pendidikan harus mampu mengarahkan lahirnya suatu bangsa Indonesia yang bersatu serta demokratis.

5. Didalam menghadapi kehidupan global yang kompetitif inovatif, pendidikan harus mampu mengembangkan kemampuan kompetisi didalam rangka kerj sama.

6. Pendidikan harus mampu mengembangkan kebhinekaan menuju kepada terciptanya suatu suatu masyarakat yang bersatu diatas kekayaan kebhinekaan mansyarakat.

(16)

3. Seperti apa peran organisasi pendidikan yang sehat didalam menghadapi paradigma baru pendidikan di indonesia di abad-21? Paradigma baru Indonesia memberikan sinyal bahwa tanggung jawab akan kesuksesan pendidikan tidak bisa di limpahkan hanya kepada satu pihak dalam hal ini pihak sekolah saja, namun peran masyarakat dan pemerintah secara aktif turut serta dalam menentukan jenis pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan didalam masyarakat itu sendiri.

Pendidikan harus dipandang sebagai investasi bukan sebagai bahan konsumsi, yang untuk memperolehnya cenderung ditekan secara materil sehingga menghasilkan pendidikan

sebagai komoditi dengan kualitas rendah. Namun dengan menganggap bahwa pendidikan sebagai investasi, maka akan menghasilkan pendidikan dengan kualitas prima.

Maka pendidikan diabad 21 ini memerukan pengelolaan secara profesional. Semakin canggih sistem pendidikan berimplikasi pada diperlukannya pengelolaan yang profesional.

(17)

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

Sejalan dengan usaha Indonesia untuk mewujudkan paradigma baru pendidikan Indonesia, diperlukan organisasi pendidikan yang sehat sebagai wadah bagi pemerintah dan masyarakat yang menyokong proses pembentukan masyarakat yang berkualitas dan mampu bersaing dengan negara lain dalam arus globalisasi ini.

Posisi Indonesia sebagai negara berkembang yang notabene menjadi objek dari globalisasi tentu akan berubah 1800 bila masyarakat memiliki kualitas yang

tinggi. Oleh karena itu organisasi pendidikan Indonesia harus memperhatikan unsur-unsur berikut ini:

1. Membangun kemitraan yang baik secara terus menerus antar pelaku dan sasaran pendidikan.

2. Organisasi pendidikan Indonesia harus mengarah menjadi suatu bentuk organisasi yang sehat.

3. Menciptakan jati diri pedidikan Indonesia yang mencerminkan nilai-nilai luhur kebudayaan Indonesia untuk menghasilkan insan-insan terdidik yang sesuai degan kebutuhan bangsa ini.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Fairozi, Ahmad. (2016). Ketimpangan dalam Dunia Pendidikan di Indonesia.

[Online]. Diakses dari

http://pemudapost.blogspot.com/2016/01/ketimpangan-dalam-dunia-pendidikan-di.html

Lestari, Sri. (2009). Organisasi Sehat dan Organisasi Berhasil. [Online]. Diakses dari https://zizer.wordpress.com/2009/11/26/organisasi-sehat-dan-organisasi-berhasil/

Rinaldi, Adi. (2011). Pengembangan Organisasi. [Online]. Diakses dari https://blogaldirinaldi.wordpress.com/pengembangan-organisasi/

Tilaar, H. A.R. (2011). Manajemen Pendidikan Nasional (Kajian Pendidikan Masa Depan). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Upu, Hamzah. (2010). Paradigma Pendidikan Masa Kini dan Masa Depan.

[Online]. Diakses dari

http://blog.unm.ac.id/hamzahupu/2010/04/24/paradigma-pendidikan-masa-kini-dan-masa-akan-datang/

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan sidik ragam Tabel 4 diperoleh hasil bahwa perlakuan pemberian pupuk nitrogen, Perlakuan uji Varietas padi dan interaksi kedua faktor perlakuan pada

Faktor lingkungan di dataran tinggi Lembang yang kurang kondusif bagi pertumbuhan tanaman bawang merah baik varietas Bangkok maupun Kuning juga diduga menjadi penyebab tidak

Tujuan digunakannya metode komparatif dalam penelitian ini adalah untuk membandingkan substansi-substansi keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 92/PUU-X/2012 yang

Aliran kas terdiri dari aliran pengeluaran (outflow), yaitu semua biaya per tahun, dalam nilai uang, yang dikeluarkan oleh perusahaan selama pelaksanaan kegiatan, dan aliran

Oleh karena itu, penelitian ini diperlukan untuk menguji efektivitas daya bunuh dari produk pembersih lantai yang digunakan oleh masyarakat Indonesia terhadap bakteri

Seadngkan sub indikator berikutnya bahwa mahasiswa yakin dengan berwirausaha akan menjamin masa depan hidupnya dengan skor diperoleh sebesar 506 termasuk kategori sangat

1. Bertanggung jawab dalam melakukan pendataan tegakan dan pencatatan informasi umum. Maksud bertanggggung jawab disini adalah harus betul- betul mencoba dan

Dengan cara yang sama, seperti diatas dapat ditentukan pula klasifikasi tanah untuk titik bor, dan kedalaman sampel yang berbeda seperti ditunjukkan pada tabel 7