• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PERANAN ORANG TUA DENGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PERANAN ORANG TUA DENGAN"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam

Oleh:

WAHYUNINGSIH SUTRISNO NIM. 11.2.3.028

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

MANADO

(2)

ii

menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar adalah hasil karya penyusun sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikasi, tiruan, plagiasi, atau dibuatkan oleh orang lain, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenannya, batal demi hukum.

Manado, 22 September 2015 Penyusun

(3)

mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Manado, telah diuji dan dipertahankan dalam sidang Munaqasyah yang diselenggarakan pada hari Selasa 22 September 2015, dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan dengan beberapa perbaikan.

Manado, 29 September 2015 M 15 Dzulhijjah 1436 H

DEWAN PENGUJI

Ketua : Dr. Muhammad Idris, M.Ag (………) Sekertasis : Drs. Ishak W. Talibo M.Pd.I (………)

Munaqisy I : Drs. Kusnan M.Pd (………)

Munaqisy II : Ismail K. Usman M.Pd.I (………) Pembimbing I : Drs. Ishak W. Talibo M.Pd.I (………) Pembimbing II: Shinta Nento M.Pd (………)

Mengetahui

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Manado

(4)
(5)

iv

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Peranan Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Manado” dapat diselesaikan. Penelitian ini disusun sebagai salah satu prasyarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Manado.

(6)

iv

Wakil Rektor III.

3. Dr. Muh. Idris, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

4. Dr. S. Rahman, M.Pd.I, selaku Wakil Dekan I, Sahari, M.Pd.I, selaku Wakil Dekan II, dan Rizal. H. Arsyad, S.Ag.M.A, selaku Wakil Dekan III.

5. Drs. Ishak Talibo, M.Pd.I selaku ketua Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Feiby Ismail M.Pd selaku sekertaris Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan beserta seluruh staf dosen jurusan Tarbiyah yang telah membantu peneliti memberikan ilmu pengetahuan selama perkuliahan hingga akhir studi.

(7)

iv

8. Dr. Deysie Lumowa M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Manado dan Ramli Makatungkang M.Ag selaku guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ( PAI ) yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian, beserta staf dewan guru, staf tata usaha, serta siswa yang telah bersedia meluangkan waktu untuk mengisi instrumen penelitian.

9. Kedua Orang Tua tercinta dan tersayang, Ayahanda Sutrisno dan Ibunda Hj. Adnin Paputungan S,Pd.I, yang telah mengasuh dan mendidik dengan segala jerih payah dan kasih sayangnya hingga penulis dapat menempuh jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi dengan baik. Terimakasih atas setiap doa yang tiada henti-hentinya dipanjatkan demi kesuksesan penulis serta dukungan baik moril maupun materil. Semoga segala jerih payah dan usaha yang diberikan menjadi amal soleh dan diterima Allah SWT., amin.

10. Kepada kakak dan adik tercinta, Agung Sucipto dan Tri Atmojo Sutrisno yang selama ini menjadi motivasi bagi peneliti.

(8)

iv

13. Teman-teman KKN IAIN Manado Angkatan I Posko 1 Desa Warisa Kampung Baru Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara, terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini.

14. Sahabatku Silvana Sondakh, Cera Ceria Makalalag, Mida Paputungan, Alfira Paputungan, Fildzah Dukalang, Kartika Muhsin, Arsita, Farha yang telah membantu penulis dalam berbagi pendapat yang berkaitan dengan penulisan skripsi serta anak kos pelangi Dila, Windy, Eka, Siska, Eda, Ana, Mentari, Novita, Tillah, Leni, Leti, Nuraini, Fitri, Sintia, Cindra, Ayu Cipit, iyah, Titin, Yuni, Sinta, Masnin, Dhisa, dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan studi.

Akhirnya, hanya kepada Allah SWT, semuanya dikembalikan. Semoga amal yang mereka sumbangkan mendapat balasan yang lebih baik dan menjadi amal kebaikan di akhirat nanti.

Manado, 22 September 2015 penulis

(9)

viii

HALAMAN PERNAYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

ABSTRAK... xiii

BAB I PENDAHULUAN... 1-8 A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Masalah... 5

C. Rumusan Masalah... 5

D. Hipotesis……… 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 6

F. Pengertian Judul... 7

BAB II KAJIAN TEORI... 9-34 A. Peranan Orang Tua... 9

B. Prestasi Belajar………... 22

C. Hubungan Peranan Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa... 28

D. Hasil Penelitian Yang Relevan... 30

(10)

ix

C. Populasi dan Sampel... 37

D. Teknik Pengumpulan Data... 39

E. Penyusunan Instrumen Penelitian... 40

F. Teknik Analisis Data... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...49-58 A. Deskripsi Hasil Penelitian... 49

B. Pengujian Persyaratan Analisis... 51

C. Pengujian Hipotesis... 53

D. Pembahasan Hasil Penelitian... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...59-60 A. Kesimpulan... 59

B. Saran... 59

(11)

3.2 Analisis Realibility... 44

3.3 Interval Korelasi Nilai r... 47

4.1 Rumus Penentuan Kategori... 49

4.2 Kategori Variabel X... 50

4.3 Distribusi Frekuensi Variabel X... 50

4.4 Hasil Output Uji Normalitas Variabel Peranan 0rang Tua... 52

4.5 Rekapitulasi Uji Normalitas………... 52

4.6 Hasil Output Uji Homogenitas ... 53

4.7 Rekapitulasi Uji Homogenitas... 53

4.8 Uji Korelsi... 54

(12)
(13)

ii

Lampiran 2. Surat Keterangan Selesai Penelitian Lampiran 3. Dafatr Riwayat Hidup

Lampiran 4. Profil Sekolah Lampiran 5. Angket Penelitian

Lampiran 6. Daftar Nilai Ujian Akhir Semester Kelas XI Variabel Y Lampiran 7. Tabulasi Data Penelitian Variabel X

Lampiran 8. Perhitungan Uji Validitas Variabel X Lampiran 9. Penentuan Kategori Variabel X Lampiran 10. Tabel Penolong Uji Korelasi Lampiran 11. Tabel Interpretasi Korelasi Nilai r Lampiran 12. Rumus Interpolasi Linear

(14)

iii

Kelas XI pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Manado”

Skripsi ini meneliti tentang Hubungan Antara Peranan Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Pada Mata Pelajaran Penddikan Agama Islam (PAI) di SMA N 1 Manado.

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui hubungan antara peranan orang tua dengan prestasi belajar siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI yang berjumlah 93 orang, kemudian dijadikan sampel 75 orang yang ditentukan dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling dengan menggunakan Rumus Taro Yamane

Instrumen pengumpul data dalam penelitian ini adalah berupa angket dan dokumentasi. Sebelum data dianalisis terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas dan homogenitas. Uji normalitas menggunakan uji kolmogorov-smirnov untuk variabel X peranan orang tua dan diperoleh nilai Sig > 0,05 (0,200* > 0,05) sehingga data berdistribusi normal. Kemudian dilanjutkan dengan uji homogenitas dengan menggunakan uji Levene Test . Dari hasil perhitungan didapat Sig > 0,05 atau 0,130> 0,05 sehingga variabel bersifat homogen.

Berdasarkan hasil uji hipotesis, bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara peranan orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Manado. Hal ini dibuktikan setelah dilakukan perhitungan, maka uji korelasi pada penelitian ini adalah 0,552 yang memiliki tingkat hubungan yang cukup kuat, yang memberikan konstribusi terhadap prestasi belajar siwa sebesar 30,5%, artinya peranan orang tua berhubungan dengan prestasi belajar siswa sebesar 30,5% dan 69,5% berhubungan dengan faktor-faktor lain. Kemudian hasil pengujian signifikansi korelasi diperoleh nilai t hitungt tabel atau 5,657≥ 1,996, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkaan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Melalui

pendidikan manusia dapat mengembangkan potensi dan mempersiapkan dirinya memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang.

Kehidupan manusia mempunyai hubungan erat dengan proses pendidikan.2

Selama manusia masih hidup maka pendidikan masih terus ada. Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terpogram dalam bentuk pendidikan formal, non formal, dan informal di sekolah dan luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup.3 Jadi komponen yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan

pendidikan ada tiga unsur yaitu orang tua, masyarakat, dan pemerintah.

1Undang-Undang Sisdiknas Sistem Pendidikan Nasional & PP No 32 Tahun 2013, Cet. I,

h. 2.

2Soelaiman Joesoef, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, (Cet. I; Jakarta: Bumi

Aksara, 1992), h. 3.

3Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, (Cet. VII; Jakarta: PT Raja Grafindo

(16)

Pendidikan menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi, yang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari yang tidak berpendidikan.

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa pendidikan pertama dan utama yang di alami oleh anak yaitu dari keluarga. Anak lahir dalam pemeliharaan orang tua dan dibesarkan di dalam keluarga. Orang tua tanpa ada yang memerintah langsung memikul tugas sebagai pendidik, baik bersifat sebagai pemelihara, sebagai pengasuh, sebagai pembimbing, sebagai pembina maupun sebagai guru dan pemimpin terhadap anak-anaknya.4 Ini adalah tugas kodrati dari tiap-tiap manusia.

Sebagaimana firman Allah dalam Q.S At-Tahriim/66: 6 Terjemahnya:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka...”5

Firman Allah SWT di atas menunjukkan bahwa orang tua merupakan pendidik yang paling pertama dan utama. Orang tualah yang bertanggung jawab penuh terhadap pendidikan dan keselamatan anak di dunia maupun di akhirat kelak. Maka orang tua di dalam keluarga harus dan merupakan kewajiban kodrati untuk memperhatikan anak-anaknya serta mendidiknya.

Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya untuk memiliki prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan aktivitas belajarnya

4Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Cet. II; Jakarta: PT Rineka Cipta,

2007), h. 177.

5Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT Sinergi Pustaka

(17)

yang dinyatakan dalam bentuk nilai angka atau huruf.6 Kegiatan yang dilaksanakan pada akhir tahunnya atau akhir semester dilakukan penilaian (evaluasi). Penilaian sebagai alat akhir untuk mengetahui keberhasilan kegiatan belajar siswa yang dapat disebut pula dengan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar ini secara nyata akan dapat diketahui oleh siswa setiap akhir semester dinyatakan dalam bentuk huruf atau angka sebagai nilai raport.

Prestasi baik yang diperoleh anak bukan hanya semata-mata hasil dari sekolah atau peran dari guru dan anak sebagai peserta didik. Melainkan ditunjang oleh peran orang tua. Salah satu dari peranan orang tua terhadap keberhasilan pendidikan anaknya adalah dengan memberikan perhatian, terutama perhatian pada kegiatan belajar. Peranan orang tua memberikan perhatian terhadap anaknya memiliki pengaruh psikologis yang besar terhadap kegiatan belajar anak. Dengan adanya perhatian dari orang tua, anak akan lebih giat dan lebih bersemangat dalam belajar karena ia tahu bahwa bukan hanya dirinya saja yang berkeinginan untuk maju, akan tetapi orang tuanya pun demikian.

Totalitas sikap orang tua dalam memperhatikan segala aktivitas anak selama menjalani rutinitasnya sebagai pelajar sangat diperlukan agar si anak mudah dalam menerima transfer ilmu pendidikannya selama menjalani proses belajar, di samping itu juga agar ia dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal. Peranan orang tua khususnya dalam pendidikan anak dapat berupa pemberian bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap belajar, pemberian motivasi dan penghargaan, serta pemenuhan fasilitas belajar.

6Nur Ghufron dan Rini Risnawati, Gaya Belajar Kajian Teoritik, (Cet. II; Yogyakarta:

(18)

Dalam hal ini Slameto menyatakan bahwa orang tua yang kurang/tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak memperhatikan apakah anaknya belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain, dapat menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam belajarnya.7

Sebagaimana yang telah dipaparkan di atas bahwa orang tua memiliki andil yang cukup besar terhadap keberhasilan pendidikan anak. Tapi, terkadang orang tua lupa terhadap tugasnya untuk mendidik dan memberi perhatian kepada anaknya. Bahkan orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga lupa untuk memperhatikan aktifitas belajar anak.

SMA Negeri 1 Manado merupakan salah satu sekolah favorit yang ada di kota Manado. Hal ini terlihat dari berbagai prestasi yang diperoleh sekolah tersebut. Siswa-siswi yang belajar di SMA 1 Manado dikenal sebagai anak-anak yang memiliki prestasi yang baik, baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Peneliti berkesimpulan bahwa prestasi yang dimiliki oleh siswa di SMA Negeri 1 Manado bukan semata-mata hasil dari sekolah atau peran dari guru dan anak sebagai peserta didik, melainkan ditunjang oleh peran orang tua. Akan tetapi pada saat peneliti melakukan observasi lapangan, ketika guru PAI memberikan tugas rumah/PR kepada siswa hanya ada beberapa siswa yang mengerjakan tugas tersebut, bahkan ada siswa yang acuh tak acuh dengan tugas yang diberikan guru. Hal ini diduga karena kurangnya peranan orang tua terhadap aktivitas belajar siswa.

7Slameto, Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Cet. V; Jakarta: Rineka

(19)

Berdasarkan pendapat dan pengamatan sementara dari penulis, maka untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara peranan orang tua dengan prestasi belajar siswa SMA Negeri 1 Manado, maka penulis tertarik dan hendak meneliti masalah tersebut dan mengangkat judul “Hubungan antara Peranan Orang Tua dengan Prestasi Belajar siswa kelas XI Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Manado.

B. Batasan Masalah

Untuk memberikan pemahaman yang mendalam, peneliti memfokuskan dan membatasi ruang lingkup penelitian ini untuk mengkaji Hubungan antara Peranan Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Manado.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara peranan orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Manado ?

D. Hipotesis

(20)

1. Hipotesis dalam bentuk kalimat:

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara peranan orang tua dengan

prestasi belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Manado.

Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara peranan orang tua

dengan prestasi belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Manado.

2. Hipotesis dalam bentuk statistik:

Ha: r≠ 0 Ho: r = 0

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini:

1) Untuk mengetahui hubungan antara peranan orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran PAI di SMA Negeri 1 Manado.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah: a. Secara teoritis

(21)

b. Secara Praktis

1) Bagi orang tua yaitu sebagai bahan informasi akan pentingnya prestasi belajar anak sehingga dapat bertanggung jawab dan memberikan perhatian lebih terhadap belajar mereka.

2) Bagi siswa yaitu siswa mengetahui pentingnya pendidikan dan memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

3) Bagi pendidik yaitu sebagai bahan masukan yang berguna untuk kepentingan komunikasi dengan orang tua dan anak didik.

F. Pengertian Judul

Penelitian ini berjudul: Hubungan antara Peranan Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

di SMA Negeri 1 Manado.

Dalam judul tersebut mengandung beberapa kata atau istilah yang tersusun dalam satu kalimat sehingga perlu dijelaskan pengertian dari masing-masing kata atau istilah tersebut agar dapat dipahami dan terhindar dari kesalahan penafsiran. Berikut ini merupakan pengertian dari kata atau istilah pada judul penelitian ini:

1. Hubungan

Hubungan adalah“keadaan berhubung atau dihubungkan”.8Sedangkan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah adanya hubungan dari suatu variabel dengan variabel yang lain. Dalam hal ini adalah peranan orang tua dan hubungannya dengan prestasi belajar siswa.

(22)

2. Peranan Orang Tua

Peranan berasal dari kata peran. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan. Orang tua adalah ayah ibu kandung yang telah melahirkan, mengasuh, merawat dan bertanggung jawab atas pendidikan dan memenuhi kebutuhan anaknya.9 Dengan kata lain orang tua adalah orang yang bertanggung jawab dalam satu keluarga atau rumah tangga yang biasa disebut ibu/bapak. Adapun peranan orang tua yang di maksud dalam penelitian ini adalah andil orang tua dalam proses pendidikan atau kegiatan belajar siswa yaitu berupa pemberian perhatian, nasihat, motivasi, bimbingan, pengawasan serta pemenuhan kebutuhan dan fasilitas belajar.

3. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan aktivitas belajarnya yang dinyatakan dalam bentuk nilai angka atau huruf.10 Adapun yang di maksud dalam penelitian ini adalah hasil atau capaian nilai yang didapat oleh siswa yang terdapat dalam nilai raport. Dengan demikian, maka yang dimaksud judul di atas adalah suatu penelitian yang membahas tentang peranan ayah dan ibu yang meliputi pemberian nasihat, motivasi, bimbingan, pengawasan, serta pemenuhan kebutuhan dan fasilitas belajar dan hubungannya terhadap nilai hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti evaluasi setiap akhir semester yang diketahui lewat nilai raport.

9Zakiah Darojat, Kesehatan Mental, (Jakarta: Gunung Agung, 2000), hal. 49.

(23)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Peranan Orang Tua

1. Pengertian Peranan Orang tua

Peranan berasal dari kata peran. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan. Menurut Soekanto peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang yang melakukan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan. Nasution menyatakan bahwa peranan adalah mencakup kewajiban hak yang bertalian dengan kedudukan.1 Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka peneliti menyimpulkan peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilakukan seseorang yang mencakup hak maupun kewajiban yang sesuai dengan kedudukannya. Setiap manusia yang menjadi bagian dari masyarakat senantiasa mempunyai status atau kedudukan yang akan menimbulkan suatu peran atau peranan. Jadi status merupakan posisi di dalam suatu sistem sosial. Peran adalah perilaku yang terkait dengan status tersebut. Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status). Peran merupakan pemeranan dari perangkat hak dan kewajiban. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan.

(24)

Orang tua adalah ayah dan ibu seorang anak melalui hubungan bilogis atau sosial.2 Maksud dari hubungan bilogis yaitu anak berasal dari hubungan darah atau perkawinan, sedangkan sosial yaitu di adopsi. Adapun dalam penulisan skripsi ini yang dimaksud dengan orang tua itu adalah bapak dan ibu dari anak-anak hasil pernikahan (orang tua kandung).

Berdasarkan pengertian di atas sehingga penulis menyimpulkan peranan orang tua adalah suatu tindakan orang tua untuk memberikan motivasi, bimbingan, fasilitas belajar, serta perhatian yang cukup terhadap anak-anaknya untuk mencapai tahapan atau tujuan tertentu.

Di dalam keluarga, maka orang tua yang terdiri dari ayah, ibu atau orang yang diserahi tanggung jawab dalam suatu kelurga memegang peranan yang sangat penting terhadap pendidikan anak-anak.3 Oleh karena itu, orang tualah yang merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak, karena memang merekalah yang pertama dikenal oleh anak-anak sejak lahir.

Sebagaimana firman Allah dalam Q.S At-Tahriim/66:6

Terjemahnya:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka...”4

2Wikipedia, Orang Tua, tersedia di http://id.wikipedia.org/wiki/Orang_tua diakses pada

tanggal 22 September 2014 pukul 14.57 WITA.

3Djumransjah dan Adul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam, (Cet. I; Malang:

UIN-Malang Press, 2007), h. 84.

4Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya,(Jakarta: PT Sinergi Pustaka Indonesia,

(25)

Dengan demikian bentuk utama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Anak lahir dalam pemeliharaan orang tua dan dibesarkan di dalam keluarga.5 Orang tua tanpa ada yang memerintah langsung memikul tugas sebagai pendidik, baik bersifat sebagai pemelihara, pengasuh, pembimbing, pembina, guru dan pemimpin terhadap anak-anaknya.

Anak mengisap norma-norma pada anggota keluarga, baik ayah dan ibu. Maka orang tua di dalam keluarga harus dan merupakan kewajiban kodrati untuk memperhatikan anak-anaknya serta mendidiknya, sejak anak-anak itu kecil, bahkan sejak anak itu masih dalam kandungan.

2. Peranan Ibu terhadap Pendidikan Anak dalam Keluarga

Di antara anggota keluarga, maka pengaruh ibu lah yang paling banyak karena sejak anak itu lahir sampai akan menginjak dewasa, anak dalam kehidupan sehari-harinya lebih berdekatan dengan ibu dibanding dengan lainnya.6 Ibu yang memberi makan, minum, memelihara dan lain sebagainya. Jika seorang ibu berhasil menanamkan kasih sayang dan pendidikan yang baik maka akan terkesan bagi anak untuk selama-lamanya, karena pendidikan seorang ibu harus bersifat bijaksana. Oleh karena itu, ibu sering mendapat predikat sebagai pendidik bangsa. Penyair terkenal Hafez Ibrahim pernah menulis:

Ibu adalah suatu taman (berisi tanaman yang indah, bila dipelihara tanaman

taman itu maka berdaunlah dengan daun yang sebagaimana mestinya. Ibu adalah

seorang guru dari guru-guru yang utama yang memberikan bekas sepaanjang masa.

5Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Cet. II; Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007),

h. 177.

6Djumransjah dan Adul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam, (Cet. I; Malang:

(26)

Dengan demikian, betapa mulianya kedudukan kaum ibu, meskipun mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berat baik sebagai pendidik maupun sebagai pengatur rumah tangga. Perkembangan watak anak tergantung pada besar kecil dan baik buruknya pengaruh yang ditanamkan oleh para ibu.

Adapun gambaran peranan seorang ibu sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya dalam pendidikan anak-anaknya dapat disimpulkan sebagai:

a. Sumber dan pemberi rasa kasih sayang. b. Pengasuh dan pemelihara.

c. Tempat mencurahkan isi hati.

d. Pengatur kehidupan dalam rumah tangga. e. Pembimbing hubungan pribadi.

f. Pendidik dalam segi-segi emosional.7

Jadi peranan ibu nampak lebih berfungsi dalam pendidikan anak-anaknya. Bukan hanya sebagai pengatur rumah tangga dalam keluarga tetapi sebagai pengasuh dan pemelihara bagi keluarga terutama bagi anak.

3. Peranan Ayah terhadap Pendidikan Anak-Anak dalam Keluarga

Selain ibu yang berperan dalam pendidikan anak, peranan seorang ayah terhadap pendidikan anak-anaknya sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap dan tingkah laku mereka. Oleh karena itu, apa dan bagaimana tingkah laku yang dilakukan oleh seorang ayah akan berpengaruh pada tingkah laku anak-anak. Jika ayah memberikan keteladanan sebagai penolong dalam keluarga, maka akan terkesan

(27)

pula pada hati anak-anak akan keberhasilan didikan ayah terhadap anak-anaknya.8 Namun tidak jarang dalam beberapa keluarga, terjadi kepincangan pendidikan yang dilakukan oleh seorang ayah. Ada ayah yang tidak memiliki waktu untuk mengurusi dan bergaul dengan anak-anak mereka, karena terlalu sibuk dengan urusan mencari nafkah keluarga, dan menganggap bahwa pendidikan anak-anak hanya menjadi tanggung jawab istri. Walaupun sebenarnya pendidikan anak-anak adalah menjadi tanggung jawab mereka berdua sebagai suami istri, pendidikan anak merupakan kebersamaan fungsi dan tanggung jawab dalam melaksanakan amanah Allah. Adapun gambaran fungsi dan tanggung jawab seorang ayah terhadap pendidikan anak-anaknya dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Sumber kekuasaan di dalam keluarga.

b. Penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar. c. Pemberi rasa aman bagi seluruh anggota keluarga.

d. Pelindung terhadap ancaman dari luar.

e. Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan. f. Pendidik dalam segi-segi rasional.9

Fungsi dan tanggungjawab sebagaimana disebutkan tadi adalah menjadi milik ayah dan harus dilakukan oleh seorang ayah menurut pandangan Islam. Oleh karena itu, Kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak secara terus menerus perlu dikembangkan kepada setiap orang tua. Kerjasama untuk mendidik anak antara suami dan istri sangat mutlak diperlukan. Bagi suami yang mempunyai

8Djumransjah dan Adul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam, ibid., h.86.

(28)

kelebihan ilmu dan keterampilan mendidik, harus mengajarkan kepada istrinya dan begitu pula sebaliknya. Jelaslah dari penjelasan di atas menunjukkan bahwa orang tualah yang berperan dan bertanggung jawab terhadap pendidikan anak.

4. Bentuk Peranan Orang Tua Terhadap Belajar Anak

Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus tak terputus dari generasi ke generasi di mana pun di dunia ini.10 Sehingga muncul istilah pendidikan seumur hidup yaitu proses pendidikan berlangsung setiap saat dari manusia itu lahir sampai meninggal dunia. Jadi selama manusia masih hidup, maka pendidikan masih tetap ada.

Setiap anak yang lahir, pasti memerlukan didikan dari orang tuanya. Oleh karena itu yang bertanggung jawab dalam pemberian asuhan, bimbingan, dan pendidikan adalah tugas orang tua. Untuk mengasuh, membimbing dan mendidik anak orang tua perlu memiliki pengetahuan dan pengalaman. Karena pengalaman dan pendidikan yang di peroleh dapat menjadi dasar orang tua untuk mendidik anaknya. Dengan kata lain pengalaman dan pengetahuan apa yang diperoleh oleh orang tua itulah yang diberikan kepada anaknya.

Kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak secara terus menerus perlu dikembangkan kepada setiap orang tua, mereka juga perlu dibekali teori-teori pendidikan modern sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan demikian tingkat dan kualitas materi pendidikan yang diberikan dapat digunakan anak untuk menghadapi lingkungan yang selalu berubah. Bila hal ini dapat dilakukan oleh setiap orang tua maka generasi mendatang telah mempunyai kekuatan mental menghadapi

10Umar Tirtarahardja dan S.L. La Sulo, Pengantar Pendidikan, (Cet.II; Jakarta: PT Rineka

(29)

perubahan dalam masyarakat.11 Untuk dapat berubah demikian, tentu saja orang tua perlu meningkatkan ilmu dan keterampilannya sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya.12 Tanggung jawab pendidikan yang perlu disadarkan dan dibina oleh kedua orang tua terhadap anak antara lain sebagai berikut:

a. Memelihara dan membesarkannya. Tanggung jawab ini merupakan dorongan alami untuk dilaksanakan, karena anak memerlukan makan, minum dan perawatan, agar ia dapat hidup secara berkelanjutan.

b. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah maupun rohaniah maupun rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan dirinya.

c. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi hidupnya, sehingga apabila ia telah dewasa ia mampu berdiri sendiri dan membantu orang lain.

d. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah sebagai tujuan akhir hidup muslim. Tanggung jawab ini dikategorikan juga sebagai tanggung jawab kepada Allah.13

Dengan melihat uraian di atas, orang tua perlu meningkatkan ilmu dan keterampilannya sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya, agar dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan baik seperti yang dijelaskan di atas yaitu

11Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, (Cet. VII; Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h. 64.

12Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, Ibid., h. 64

13Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Cet. XI; Jakarta: PT Raja Grafindo, 2013), h.

(30)

memelihara dan membesarkannya, melindungi dan menjamin kesehatan, mendidik dengan ilmu dan keterampilan yang berguna bagi hidupnya serta memberikan anak pendidikan agama. Semua itu merupakan bentuk tanggung jawab dan yang perlu dibina oleh orang tua terhadap anak, tentunya untuk melaksanakan semua itu orang tua perlu meningkatkan ilmunya.

Selain dari penjelasan di atas, bentuk tanggung jawab orang tua dalam membina anak antara lain membantu kesulitan belajar anaknya, mengontrol hasil belajar anaknya, memberi saran dan petunjuk dalam belajar, mengetahui apa yang dipelajari anak, dan sebagainya. Semua hal itu merupakan bentuk peranan orang tua dalam proses pendidikan. Peranan orang tua, terutama dalam hal pendidikan anak sangatlah diperlukan. Terlebih lagi yang harus difokuskan adalah peranan orang tua terhadap aktifitas belajar yang dilakukan anak sehari-hari dalam kapasitasnya sebagai pelajar dan penuntut ilmu yang kelak akan menjadi pemimpin masa depan. Bentuk peranan orang tua terhadap belajar anak selain yang disebutkan di atas dapat berupa pemberian bimbingan dan nasehat, pengawasan terhadap belajar anak, pemberian motivasi serta pemenuhan kebutuhan belajar anak.

Dengan peranan orang tua terhadap aktifitas belajar anak sehingga ia termotivasi untuk belajar dan hasilnya akan terlihat pada prestasi belajarnya.

a. Pemberian bimbingan dan nasihat 1) Pemberian bimbingan belajar

Kata nomina “bimbingan” berasal dari kata verba “bimbing” yang artinya “tuntun”, “asuh” atau “pimpin”. Jadi, bimbingan secara sederhana dapat diartikan sebagai tuntunan atau pimpinan.14 Selain itu dalam kamus besar Bahasa Indonesia

14Muhibbin Syah, Telaah Singkat Perkembangan Peserta Didik, (Cet. I; Jakarta: PT Raja

(31)

bimbingan juga dapat berarti petunjuk atau penjelasan mengenai cara mengerjakan sesuatu. Adapun menurut Oemar Hamalik dengan mengutip pendapat Stikes & Dorcy, menyatakan bahwa bimbingan adalah “suatu proses untuk menolong individu dan kelompok supaya individu itu dapat menyesuaikan diri dan memecahkan masalah-masalahnya. Kemudian ia juga mengutip pendapat Stoops, yang menyatakan bimbingan adalah“suatu proses yang terus menerus untuk membantu perkembangan individu dalam rangka mengembangkan kemampuannya secara maksimal untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.”15

Dari beberapa definisi bimbingan yang telah dikemukakan di atas, jika dikaitkan dengan bimbingan orang tua kepada anak, maka definisi bimbingan adalah bantuan yang diberikan orang tua kepada anaknya untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

Hal yang perlu diperhatikan orang tua dalam bimbingan belajar kepada anak adalah pemberian bantuan kepada anak dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan dalam penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup, agar anak lebih terarah dalam belajarnya. Orang tua memberikan bantuan kepada anak untuk menyelesaikan masalah belajar yang dihadapinya, seperti membantu untuk mengerjakan tugas, atau dapat menjadi pendengar yang aktif ketika anak sedang mengalami masalah. Tujuannya, agar di samping mereka terhindar dari kesulitan belajar, mereka juga lebih efisien dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan.

2) Memberikan Nasehat

15Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Cet. VII; Bandung: Sinar Baru

(32)

Bentuk lain dari peranan orang tua adalah memberikan nasihat kepada anak. Menasihati anak berarti memberi saran-saran untuk memecahkan suatu masalah, berdasarkan pengetahuan, pengalaman dan pikiran sehat. Nasihat dan petuah memiliki pengaruh yang cukup besar dalam membuka mata anak-anak terhadap kesadaran akan hakikat sesuatu serta mendorong mereka untuk melakukan sesuatu perbuatan yang baik. Nasehat yang diberikan orang tua dapat juga berupa mengendalikan stres yang berkaitan dengan sekolah. Betapa pentingnya nasihat orang tua kepada anaknya, sehingga Al-Qur’an memberikan contoh, seperti yang terdapat dalam Q.S Luqman/31:13 Allah berfirman:

Terjemahnya:

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".16

Nasehat yang diberikan orang tua memberikan pengaruh secara psikologis kepada anak sehingga ia termotivasi untuk belajar dan berfikir terlebih dahulu sebelum bertindak. Apapun yang akan dilakukan oleh anak selalu teringat oleh dirinya akan nasehat dari orang tuanya. Dengan nasehat itu juga orang tua dapat mengetahui kesulitan-kesulitan anaknya dalam belajar. Karena dengan mengenai kesulitan-kesulitan tersebut dapat membantu usaha untuk mengatasi kesulitannya dalam belajar, sehingga anak dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

b. Pengawasan terhadap belajar anak

Orang tua perlu mengawasi pendidikan anak-anaknya. Terkadang ketika anak telah memasuki ke jenjang pendidikan SMA orang tua sudah jarang memberikan

(33)

pengawasan kepada anak, hal ini disebabkan orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaan atau orang tua menganggap anak sudah mampu mengurusi dirinya sendiri termasuk dalam hal belajar. Meskipun anak sudah masuk ke jenjang pendidikan SMA orang tua perlu memberikan pengawasan kepada anak, tanpa adanya pengawasan yang kontinu dari orang tua besar kemungkinan pendidikan tidak akan berjalan lancar. Pengawasan orang tua tersebut dalam arti mengontrol atau mengawasi semua kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh anak baik secara langsung maupun tidak langsung. Mengawasi pendidikan anak dapat dipahami sebagai upaya komunikasi orang tua berupa memberi pertanyaan, memberi perintah/larangan, mendengarkan jawaban, yang di maksudkan sebagai penguat disiplin belajar sehingga pendidikan anak tidak terbengkalai. Perhatian dan pengawasan tersebut meliputi: rutinitas kegiatan anak dirumah, pemanfaatan waktu senggang anak, kedisiplinan waktu belajar anak, gangguan atau hambatan yang dialami anak, pergaulan anak dengan teman-temannya, serta prestasi belajar anak.

(34)

c. Pemberian Motivasi

Istilah motivasi berasal dari kata latin movvers yang artinya menggerakan.17 Motivasi menurut Sumadi Suryabrata adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktifitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan.18 Mc. Donald mengatakan bahwa, motivasi adalah perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.19 Banyak para ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing, namun intinya sama, yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktifitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.

Dari pengertian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa motivasi adalah rangsangan atau dorongan daya yang membangkitkan seseorang untuk melakukan sesuatu. Berkaitan dengan masalah belajar, yang memotivasi anak untuk giat belajar bukan hanya tanggung jawab guru semata, tetapi orang tua juga berkewajiban memotivasi anak untuk giat belajar. Peran orang tua dalam memberikan motivasi kepada anak dalam hal belajar dapat berupa meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, mempersiapkan anak untuk menghadapi ulangan, mengendalikan stres yang berkaitan dengan sekolah, mendorong anak untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan sekolah dan memberi penghargaan terhadap prestasi belajar anak dengan memberi hadiah maupun kata-kata pujian.

17Esa Nur Wahyuni, Motivasi dalam Pembelajaran, (Cet. 1; Malang: UIN Malang Press,

2009), h. 12.

18Djaali, Psikologi Pendidikan, (Cet. VII; Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 101.

(35)

Motivasi orang tua kepada anaknya sangat penting dalam rangka meningkatkan minat dan rangsangan anak untuk belajar. Motivasi ini dapat diberikan melalui 3 bentuk yaitu: motivasi belajar yang bersifat tidak langsung, motivasi untuk meningkatkan dan mempertahankan prestasi, serta motivasi untuk memperbaiki prestasi. Motivasi belajar yang bersifat tidak langsung dapat dilakukan dengan cara: memberikan semangat kepada anak ketika anak mengalami kebosanan dalam belajar. Motivasi belajar untuk meningkatkan dan mempertahankan prestasi anak dapat dilakukan dengan cara memberikan pujian dan hadiah ketika prestasi anak meningkat. Sedangkan motivasi belajar untuk memperbaiki prestasi belajar anak dapat dilakukan dengan cara membimbing dan menasihati anak agar mau memperbaiki prestasi belajarnya. Selain itu menghargai prestasi anak memacu anak untuk giat dalam berprestasi dan bagi anak yang belum berprestasi akan termotivasi untuk mengejar atau bahkan mengungguli anak yang berprestasi.

d. Pemenuhan kebutuhan belajar

Kebutuhan belajar adalah segala alat dan sarana yang diperlukan untuk menunjang kegiatan belajar anak, kebutuhan tersebut bisa berupa ruang belajar anak, seragam, buku-buku, alat-alat belajar, laptop dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan belajar ini sangat penting bagi anak, karena akan dapat mempermudah baginya untuk belajar dengan baik. Penyediaan fasilitas belajar anak yang dilakukan oleh orang tua cukup berperan dalam menunjang keberhasilan anak.

(36)

tua adalah guru pertama bagi anak karena orang tualah yang pertama kali mendidik atau menanamkan pendidikan kepada anak-anaknya.

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah hasil yang dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).20Begitu juga pengertian prestasi di

dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer adalah hasil yang diperoleh dari sesuatu yang dilakukan, dan sebagainya.21 Menurut Qohar prestasi adalah hasil dari

suatu kegiatan yang dikerjakan diciptakan baik secara individu maupun kelompok. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan yang dikerjakan baik secara individu maupun kelompok.

Belajar adalah proses perubahan dalam diri manusia dan merupakan aktifitas yang terjadi secara terus menerus. Suryabrata, Masrun, dan Martianah mengemukakan bahwa pada dasarnya belajar merupakan sebuah proses untuk melakukan perubahan perilaku seseorang, baik lahiriah maupun batiniah.22 Menurut

Slameto belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

20Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai

Pustaka, 2005), h. 895.

21Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indoensia Kontemporer, (Jakarta: Modern

English Press, 1991), h.1190.

22Nur Ghufron dan Rini Risnawati, Gaya Belajar Kajian Teoritik, (Cet. II; Yogyakarta:

(37)

memperoleh sebuah perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman-pengalaman sendiri dan interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan beberapa pengertian di atas sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku seseorang baik secara lahiriah maupun batiniah yang dilakukan secara terus menerus.

Berdasarkan pengertian di atas sehingga dapat disimpulkan prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa atau mahasiswa setelah melakukan aktivitas belajarnya yang dinyatakan dalam bentuk nilai angka atau huruf. Untuk mengetahui seberapa jauh prestasi akademik tersebut, maka diperlukan pengukuran dan penilaian hasil belajar.23 Prestasi belajar lebih jauh dapat diukur tinggi dan rendahnya berdasarkan nilai ujian yang diperoleh, berupa nilai raport atau IP (indeks prestasi). Pengukuran dan penilaian hasil belajar biasa disebut evaluasi. Penilaian atau evaluasi pencapaian prestasi belajar peserta didik adalah salah satu kegiatan yang merupakan kewajiban setiap pendidik.

Bagi pendidik, evaluasi pendidikan akan memberikan kepastian atau ketetapan hati kepada diri pendidik tersebut, sudah sejauh manakah kiranya usaha selama ini telah membawa hasil, sehingga ia secara psikologis memiliki pedoman atau pegangan batin yang pasti guna menentukan langkah-langkah apa saja dipandang perlu dilakukan selanjutnya.24 Adapun bagi peserta didik, evaluasi pendidikan (khususnya evaluasi hasil belajar) akan dapat memperbaiki, meningkatkan dan

23M. Nur dan Ghufron Rini Risnawati, Gaya Belajar Kajian Teoritik, op.cit., h. 9.

24Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Cet. XII; Jakarta: PT Raja Grafindo

(38)

mempertahankan prestasinya. Evaluasi hasi belajar itu misalnya, akan menghasilkan nilai-nilai hasil belajar untuk masing-masing individu siswa/mahasiswa.

Ada siswa yang nilainya jelek (prestasinya rendah), karena itu siswa tersebut terdorong untuk memperbaikinya, agar untuk waktu-waktu yang akan datang nilai hasil belajarnya tidak sejelek sekarang. Ada siswa yang nilainya tidak jelek, tetapi belum dapat dikatakan baik atau memuaskan, karena itu siswa tersebut akan memperoleh dorongan untuk meningkatkan prestasi belajarnya pada masa-masa yang akan datang. Ada pula siswa yang nilainya baik (prestasi belajarnya tinggi) dengan nilai yang sudah baik itu, siswa yang bersangkutan akan termovasi untuk dapat mempertahankan prestasi yang tinggi itu, agar tidak mengalami penurunan pada masa-masa yang akan datang.25 Dengan demikian, setiap orang tua menginginkan anaknya memiliki prestasi belajar yang baik. Kesadaran untuk mencerdaskan anak, tentulah dimiliki oleh setiap orang tua yang bijak. Banyak orang tua yang berpendapat bahwa tugas mencerdaskan, mendidik anak adalah tugasnya para guru dan institusi pendidikan.26Sementara mereka sendiri asyik dengan profesinya sendiri.

Implikasi dari pendapat semacam ini adalah munculnya kertidakpedulian orang tua terhadap perkembangan spiritual, inteletual dan moral anaknya sendiri. Ketika anaknya gagal memenuhi harapannya, pihak pertama yang ditudingnya adalah guru dan institusi pendidikan. Bagaimanapun guru, sekolah dan institusi pendidikan lainnya, hanyalah pihak yang membantu mencerdaskan anak. Tugas utama mencerdaskan dan mendidik anak, tetaplah ada pada orang tua itu sendiri. Orang tua sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak memiliki peranan yang sangat besar

25Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Ibid., h. 12.

(39)

dalam proses pendidikan. Oleh karena itu orang tua harus memberikan perhatian, bimbingan, maupun pengawasan kepada anak sebagai bentuk peranan dan kepedulian orang tua terhadap pendidikan anak. Dengan peranan orang tua tersebut sehingga secara tidak langsung memberikan pengaruh secara psikologis terhadap kegiatan belajar anak. Dan hal tersebut membuat anak giat untuk belajar dan termotivasi untuk memiliki prestasi yang baik.

2. Faktor yang mempengruhi prestasi belajar

Prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan yang diperoleh peserta didik selama proses belajarnya. Keberhasilan itu ditentukan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan. Menurut Slameto faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern yang ada dalam diri individu yang sedang belajar dan faktor ekstern yang bersumber dari luar diri individu.27 Faktor internal terdiri dari faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan) dan faktor kelelahan.28 Sedangkan faktor eksternal terdiri dari faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah), dan faktor

27Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Cet. V; Jakarta: Rineka Cipta,

(40)

masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

Sedangkan Menurut Muhibbin Syah bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh setidaknya tiga faktor yakni:29

a. Faktor internal

Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, faktor intern terdiri dari:

1) Faktor fisiologis (jasmani) yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh.

2) Faktor psikologis yang meliputi tingkat inteligensi, sikap siswa, minat, bakat, dan motivasi siswa.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor yang dipengaruhi oleh faktor di luar individu, faktor eksternal terdiri dari:

1) Faktor lingkungan sosial.

a) Lingkungan sosial sekolah seperti guru, para tenaga kependidikan (kepala sekolah dan wakil-wakilnya), dan teman-teman sekelas dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.

b) Lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut. Kondisi masyarakat

28Teguh Sutanto, Fator-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar, tersedia di

http://jalurilmu.blogspot.com/2011/10/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html, diakses pada tanggal 22 September 2014 pukul 22.20 WITA.

29Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Cet. XIX; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), h.

(41)

dilingkungan kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak penganggur, misalnya akan sangat memengaruhi aktivitas belajar siswa. Siswa tersebut akan menemukan kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi atau meminjam alat-alat belajar.

c) Lingkungan sosial keluarga (orang tua) adalah yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, semuanya dapat memberi dampak baik atau buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai siswa. Contoh: Kebiasaan yang diterapkan orang tua dalam mengelola keluarga yang keliru, seperti kelalaian dalam memonitor kegiatan anak, dapat menimbulkan dampak lebih buruk lagi. Dalam hal ini bukan saja anak tidak mau belajar melainkan juga cenderung berperilaku menyimpang.

2) Lingkungan Nonsosial ialah geduang sekolah, rumah tempat tinggal keluarga siswa, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning)

Faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.30

(42)

Berdasarkan penjelasan di atas sehingga peneliti dapat menyimpulkan bahwa ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Dan Salah satu dari faktor yang mempengruhi prestasi belajar peserta didik adalah lingkungan keluarga.

C. Hubungan Peranan Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa

Orang tua adalah salah satu figur terpenting dalam pengasuhan dan pendidikan anak-anaknya. Tugas yang berat ini, dirasakan kini semakin berat karena tuntutan pengasuhan dan pendidikan memerlukan dasar-dasar kuat yang lebih dipertanggungjawabkan demi tercapainya tujuan yang hendak dicapai, yaitu mengantarkan buah hatinya agar kelak menjadi manusia yang bertanggung jawab dan mampu berfungsi secara baik di tengah masyarakat.31 Berdasarkan hal yang diutarakan di atas dapat diperoleh pengertian bahwa orang tua tidak hanya cukup memberi makan, minum, dan pakaian, kepada anak-anaknya tetapi berusaha memberi arahan, bimbingan, serta berusaha menjadikan anaknya baik, pandai, memiliki prestasi belajar yang baik, bahagia dan berguna dalam masyarakat.

Sesungguhnya orang tua merupakan penanggung jawab utama pendidikan anak. Dalam pengertian ini, keberhasilan pendidikan anak disekolah bukan hanya merupakan hasil perjuangan guru dan anak sebagai peserta didik. Tetapi keberpihakan orang tua yang memberikan dukungan berupa perhatian, dorongan dan pengawasan kepada anaknya ikut memberikan andil. Dengan kata lain, orang tua mempunyai peranan besar terhadap keberhasilan yang dicapai anak di sekolah.

31Wiyono dan Obey Angga Nursyahid, Rahasia Mendidik Anak Cerdas, (Cet. I; Jakarta

(43)

Dalam hal ini Hari Waluyo menyatakan bahwa “peranan orang tua untuk membimbing dan memotivasi anak, akan sangat berperan untuk kesuksesan prestasi belajar anak.”32 Peranan orang tua pada aktivitas belajar anak dengan segala yang berhubungan dengannya, dapat memberikan motivasi berprestasi yang tinggi dan memunculkan simpati anak kepada orang tua yang pada akhirnya dapat menumbuhkan kepercayaan pada diri anak. Peranan orang tua sesungguhnya merupakan investasi kepada anak dalam meningkatkan aktivitas belajar, dan membantu memaksimalkan perkembangan kepribadian serta prestasi belajar.

D. Hasil Penelitian Yang Relevaan

Adapun penelitian yang relevan yang mendukung penelitian ini antara lain: Penelitian yang dilakukan Siti Cholifatun (2011) tentang “Hubungan Antara Perhatian Orang Tua dan Prestasi Belajar PAI Siswa Kelas V di SDN 1 Gubugsari Pegandon Kedal Tahun Ajaran 2010/2011”.33 Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara perhatian orang tua dan prestasi belajar siswa Kelas V di SDN 1 Gubugsari Pegandon Kendal Tahun Ajaran 2010/2011. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi. Teknik ini digunakan untuk menghubungkan hasil pengukuran antara dua

32Hari Waluyo, Hambatan Kultural Kurikulum, tersedia di

http://www.suaramerdeka.com/harian/0401/26/kha2.htm diakses pada tanggal 22 September 2014 pukul 14.57 WITA.

33Siti Cholifatun,Hubungan Antara Perhatian Orang Tua dan Prestasi Belajar PAI Siswa

(44)

variabel yang berbeda agar dapat menentukan memperoleh informasi mengenai taraf hubungan yang terjadi antara dua variabel tersebut. Teknik korelasi dalam penelitian ini yang digunakan adalah korelasi serial. Setelah dilakukan analisis terhadap data-data yang terkumpul, diketahui bahwa, terdapat hubungan atau korelasi positif yang cukup signifikan antara perhatian orang tua dan prestasi belajar PAI siswa kelas V di SDN 1 Gubugsari. Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan statistik dengan rumus korelasi serial yang diperoleh nilai koefisien rser sebesar 0,484 yang setelah dikonsultasikan dengan tabel r Pruduct Moment menunjukkan bahwa rserlebih besar dari rtabel(rser> rtabel) atau 0,484 (0,304 dan 0,393) baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1%. Hal ini juga membuktikan kebenaran dari hipotesis yang berbunyi “Besarnya perhatian orang tua siswa berpengaruh terhadap tingginya prestasi belajar PAI siswa kelasV di SDN 1 Gubugsari Pegandon Kendal”.

Penelitian yang dilakukan Sillawati Woy (2013) tentang “Hubungan Perhatian

Orang Tua dengan Motivasi belajar Anak di MTS Al-Ikhlas Sea Kecamatan Pineleng”.34Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perhatian orang tua dengan motivasi belajar anak di MTS Al-Ikhlas SEA. Dari hasil pengujian hipotesis asosiatif diperoleh nilai korelasi antara variabel X dan Y sebesar 0,55 jika dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r berada pada kategori cukup kuat. Selanjutnya dalam uji signifikansi diperoleh harga thit sebesar 3,84 dan ttabel sebesar

1,68. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif

34Sillawati Woy,Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Motivasi Belajar Anak di MTS

(45)

dan signifikan antara perhatian orang tua dengan motivasi belajar anak di MTS Al-Ikhlas Sea.

Penelitian yang dilakukan oleh Rivanny Abdul (2007) tentang “Peranan Orang Tua dan Masyarakat terhadap Prestasi Belajar Siswa di MI Al-Akhirat Sospol Manado”.35 Berdasarkan hasil penelitiannya tersebut beliau menarik kesimpulan bahwa bentuk peran orang tua berhubungan erat dengan prestasi anak di Madrasah Ibtidaiyah Al Akhirat Sospol Manado dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kondusif, mengaturdan memonitor waktu anak, membimbing mereka dalam menyelesaikan pekerjaan rumah, mendiskusikan masalah yang dihadapi di Madrasah dengan anak, dengan demikian secara langsung ataupun tidak orang tua telah melibatkan diri dalam pengembangan kurikulum maupuan dalam proses pembelajaran.

Penelitian yang dilakukan oleh Rommy Cahya Nahu (2013) tentang “Peran Orang Tua dan Guru dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MTS Lolak”.36 Berdasarkan hasil penelitiannya tersebut beliau menarik kesimpulan bahwa bentuk peran orang tua dan guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa sudah sangat baik. Semua itu tidak terlepas dari adanya peran orang tua dan guru di dalam pembimbingan dan pengawasan, namun tidak dapat dipungkiri bahwa masih perlu ditingkatkan lagi terutama dalam menyangkut komunikasi antara orang tua.

35Rivanny Abdul,“Peranan Orang Tua dan Masyarakat Terhadap Prestasi Belajar Siswa di

MI Al Khairaat Manado”(Skripsi Prodi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Manado 2007).

36Rommy Cahya Nahu, Peran Orang Tua dan Guru dalam Meningkatkan Hasil Belajar

(46)

E. Kerangka Berpikir

Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan di atas, maka berikut ini akan di bahas mengenai kerangka berpikir mengenai pola hubungan antara kedua variabel.

Variabel Independen yang mempengaruhi/yang mengikat/atau yang biasa disebut variabel Xadalah “Peranan Orang Tua”. Sedangkan variabel Dependen/yang dipengaruhi/ yang diikat/atau yang biasa disebut variabel Y adalah “Prestasi Belajar Siswa”.

Setiap orang tua menginginkan anaknya memiliki prestasi yang baik. Prestasi belajar yang baik tidak semata-mata muncul begitu saja. Akan tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhinya baik faktor internal maupun eksternal. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah peranan orang tua. Untuk mendidik maupun meningkatkan prestasi belajar siswa bukan hanya tanggung jawab dari guru akan tetapi tanggung jawab dari orang tua. Terkadang ketika anak gagal dalam memenuhi harapan, orang tua sering menyalahkan para guru. Padahal orang tualah yang menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak. Soetjipto W, Slameto menyatakan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama, karena keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar, yaitu pendidikan bangsa, negara, dan dunia.37Oleh karena itu sangat tegas bahwa keluarga dalam hal ini orang tua mempunyai peranan penting dalam pendidikan anak-anaknya.

(47)

Dalam dunia pendidikan, proses belajar mengajar lebih menekankan terciptanya kegiatan belajar siswa. Kegiatan yang dilaksanakan pada akhir tahunnya atau akhir semester dilakukan penilaian (evaluasi). Penilaian sebagai alat akhir untuk mengetahui keberhasilan kegiatan belajar siswa yang dapat disebut pula sebagai prestasi belajar siswa. Prestasi belajar ini secara nyata akan dapat diketahui oleh mahasiswa setiap akhir semester dinyatakan dalam bentuk nilai raport.

Prestasi belajar anak bukan hanya semata-mata hasil proses di sekolah saja. Melainkan ditunjang dari peran orang tua. Peranan orang tua terhadap anak dalam aktivitas belajar dapat berupa pemberian bimbingan, nasehat, pengawasan, motivasi dan pemenuhan kebutuhan belajar. Hubungan antara peranan orang tua dengan prestasi belajar siswa sangat erat dalam artian, orang tua dalam memberikan peranan kepada anaknya berupa bimbingan, nasehat, pengawasan, motivasi dan pemenuhan kebutuhan belajar memiliki pengaruh psikologis yang besar terhadap kegiatan belajar anak. Dengan adanya peranan dari orang tua tersebut, anak akan lebih giat dan lebih bersemangat dalam belajar karena ia tahu bahwa bukan hanya dirinya saja yang berkeinginan untuk maju, akan tetapi orang tuanya pun demikian. Oleh karena itu dengan adanya peranan orang tua dalam aktivitas belajar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Hubungan antara kedua variabel tersebut bisa di lihat sebagai berikut :

Gambar 2.1 Alur Kerangka Berfikir

D.

Peranan Orang Tua (X) Prestasi Belajar

(48)

Keterangan:

X = Peranan Orang Tua (variabel bebas) Y = Prestasi Belajar Siswa (Variabel terikat)

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu yang menyangkut proses, prinsip dan prosedur yang dipergunakan untuk mendekati masalah dan mencari jawabannya.1 Dengan metode penelitian pekerjaan penelitian akan lebih terarah,

sebab metode penelitian bermaksud memberikan kemudahan dan kejelasan tentang apa dan bagaimana peneliti melakukan penelitian.

A. Pendekatan Penelitian

Untuk melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan model penelitian korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau lebih variabel. Sehingga dalam penelitian ini ada variabel independen dan dependen. Dari variabel tersebut selanjutnya dicari seberapa besar hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.2 Penelitian Kuantitatif adalah

penelitian yang ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagain dan fenomena serta sebab akibatnya. Penelitian kuantitatif banyak digunakan untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik, untuk menunjukkan hubungan antar variabel. Selanjutnya data yang diteliti adalah data

1Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Cet. VII; Bandung: Alfabeta, 2009), h. 9.

2Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(50)

sampel yang diambil dari populasi tersebut dengan teknik probability sampling (random).3 Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.4 Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.5

Berdasarkan penjelasan di atas sudah jelas bahwa peneliti dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan pendekatan korelasional yaitu untuk meneliti atau ingin mengetahui dan berusaha menemukan ada tidaknya hubungan antara peranan orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran PAI di SMA N 1 Manado.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bertempat di SMA Negeri 1 Manado. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei s.d Juni 2015.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

3Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

Ibid., h. 19.

4Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

Ibid., h. 120.

5Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(51)

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.6 Sedangkan Riduwan mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian.7

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, sehingga penulis menyimpulkan bahwa populasi bukan hanya orang tapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Dalam penelitian ini peneliti mengadakan penelitian di SMA Negeri 1 Manado. Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI yang beragama Islam di SMA Negeri 1 Manado tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 93 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.8Sampel juga berarti sebagian dari populasi atau kelompok kecil yang di amati.9 Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengambilan sampel dengan cara Simple Random Sampling. Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.10 Melalui cara ini,

6Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

op.cit., h. 117.

7Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula, (Cet.

IX; Bandung: Alfabeta, 2013), h. 10.

8Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

,op.cit., h.118.

9H. Amirul Hadi dan H. Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Cet. I; Bandung:

CV Pustaka Setia, 1998), h. 194.

(52)

masing-masing anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini, ditentukan dengan menggunakan rumus Taro Yamane sebagai berikut:

= . ket: n = jumlah sampel N= jumlah populasi

d2= presisi yang ditetapkan

Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran (kepercayaan).11 Bila peluang kesalahan 10 % maka taraf kepercayaan 90, bila peluang kesalahan 5% maka taraf kepercayaan 95%, bila peluang kesalahan 1%, maka taraf kepercayaan 99%. Peluang kesalahan dan kepercayaan ini disebut dengan taraf signifikan. Adapun presisi/tingkat kesalahan yang ditetapkan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu sebesar 5%. Berdasar pada rumus di atas dan tingkat presisi yang telah ditentukan, maka berikut ini adalah jumlah sampel yang akan ditetapkan.

= . = .( , ) = ( ).( , ) = ,

= , = = 75, 45 = 75

Berdasarkan hasil di atas, peneliti menentukan sampel dibulatkan menjadi 75 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian lapangan (field research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke

11Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(53)

obyek penelitian. Untuk mengumpulkan data, peneliti menggunakan teknik angket dan dokumentasi.

1. Angket

Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.12 Adapun angket (kuesioner) yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Skala Likert adalah bentuk kuesioner yang mengungkap sikap, pendapat dan persepsi dari responden dalam bentuk jawaban (pertanyaan) yang berupa: Sangat Sering (SS), Sering (S), Kadang-Kadang (KK), dan Tidak Pernah (TP). Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.13 Metode angket ini digunakan untuk mengumpulkan data peranan orang tua siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Manado.

2. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data prestasi belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran PAI yaitu dengan melihat hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Manado kelas XI pada semester genap tahun ajaran 2014/2015.

E. Penyusunan Instrumen Penelitian

1. Definisi Konseptual

Setiap manusia yang menjadi bagian dari masyarakat senantiasa mempunyai status atau kedudukan yang akan menimbulkan suatu peran atau peranan. Menurut Soekanto peranan adalah aspek dinamis kedudukan (status).

12Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

op.cit., h 199

Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula,

(54)

Apabila seseorang yang melakukan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan. Adapun peranan orang tua adalah suatu tindakan orang tua untuk memberikan motivasi, bimbingan, fasilitas belajar, serta perhatian yang cukup terhadap anak-anaknya untuk mencapai tahapan atau tujuan tertentu.

Menurut Nur Ghufron dan Rini Risnawati prestasi belajar adalah hasil yang

diperoleh siswa setelah melakukan aktivitas belajarnya yang dinyatakan dalam bentuk nilai angka atau huruf. Untuk mengetahui seberapa jauh prestasi akademik tersebut, maka diperlukan pengukuran dan penilaian hasil belajar. Pengukuran dan penilaian hasil belajar biasa disebut evaluasi. Penilaian atau evaluasi pencapaian prestasi belajar peserta didik adalah salah satu kegiatan yang merupakan kewajiban setiap pendidik. Prestasi belajar siswa lebih jauh dapat diukur tinggi dan rendahnya berdasarkan nilai ujian akhir semester yang diperoleh,melalui nilai raport.

2. Definisi Operasional

(55)

3. Kisi-Kisi Instrumen

Sebelum pengambilan data terlebih dahulu dipersiapkan instrumen penelitian yang akan digunakan untuk mengambil data. Instrumen memiliki peran penting dalam upaya mencapai keberhasilan penelitian. Instrumen penelitian ini adalah:

1. Pemberian bimbingan 5, 9, 10, 18

2. Pemberian nasehat 7 4. Pemberian motivasi 6, 8, 25, 26, 28, 34 5. Pemberian penghargaan 23, 24,

6. Pemenuhan kebutuhan belajar

1, 2, 3, 4, 29, 32

2. Prestasi Belajar Siswa Nilai Raport

4. Pengujian Validitas Data

Gambar

Gambar 2.1 Alur Kerangka Berfikir
Tabel 3.1Kisi-Kisi Instrumen
Tabel 3.3Interval Korelasi Nilai r
Tabel 4.1Rumus Penentuan Kategori Variabel Peranan Orang Tua
+7

Referensi

Dokumen terkait

Diantara variabel yang berhubungan tersebut, variabel yang paling berhubungan dengan kejadian kanker kelenjar getah bening diantaranya adalah riwayat kanker

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Gambaran proses pembelajaran dalam menyelesaikan soal cerita tentang sistem persamaan linear dua variabel

Maka dari itu disini penulis mencoba untuk mengambil judul “ Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Materi Usroty dengan Metode

adanya pemisahan antara pemilik dan kontrol (manajemen), jadi pihak pemilik maupun keluarga pemilik tidak dapat lagi masuk dalam manajemen. Sedangkan pemilik yang

Kajian terhadap UU dan peraturan berkaitan dengan guru menghasilkan berbagai rumusan yang intinya menunjukkan urgensi dan perlunya terobosan untuk menerjemahkan

Lembaga sertifikasi menentukan persyaratan kompetensi personel yang menjadi komite pengamanan ketidakberpihakan, untuk menjamin keterwakilan pihak yang berkepentingan secara

diterima secara luas sebagai suatu yang benar dan tidak perlu diragunakan untuk diterapkan dalam pemerintahan modern... Pengaruh

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas V MI Al Mujahidin desa Setarap Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu pada semester II tahun pelajaran