• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsistensi Mutu Produk di Industri Pang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Konsistensi Mutu Produk di Industri Pang"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Konsistensi Sifat Sensori Produk Pangan

Oleh : Moh Taufik

Sifat sensori adalah atribut dari suatu produk

pangan yang dapat dideteksi oleh panca indra

manusia dan termasuk parameter mutu yang

sangat penting karena akan menentukan apakah

produk tersebut dapat dijual atau tidak. Sifat

sensori meliputi warna, rasa, aroma, flavor, tekstur

dan kekentalan. Analisis sifat sensori (evaluasi

sensori) sering dilakukan di industri, baik untuk

evaluasi proses di line produksi, pemeriksaan

finish goods atau pengembangan produk baru. Banyak sekali metode yang dapat

digunakan untuk evaluasi sensori. Secara umum, metode evaluasi sensori dapat dibagi

menjadi tiga jenis, yaitu uji diskriminatif, uji deskriptif dan uji afektif. Pemilihan jenis uji

disesuaikan dengan tujuan dari evaluasi sensori tersebut.

Setiap perusahaan mempunyai spesifikasi sifat sensori tertentu untuk setiap jenis produk

yang diproduksi. Spesifikasi sifat sensori tersebut harus benar-benar well defined sehingga

perusahaan mempunyai patokan yang jelas untuk menentukan boleh tidaknya produk

yang telah diproduksi dijual ke konsumen. Selain itu, sifat sensori dari produk yang

diproduksi harus konsisten. Hal ini berarti, tidak terdapat perbedaan sifat sensori yang

signifikan antar produk yang berasal dari batch produksi yang berbeda.

Konsistensi sifat sensori suatu produk pangan lebih penting dari level sifat sensori produk

pangan tersebut. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk

menjaga konsistensi sifat sensori produk yang dihasilkan, yaitu

1. Standarisasi ingredien

(2)

Produk pangan dibuat dengan mencampurkan beberapa ingredien, baik itu main

ingredient, functional ingredient atau food additive. Ingredien-ingredien yang digunakan

harus memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Ingredien akan berkontribusi langsung terhadap karakteristik produk yang akan dihasilkan.

Jika disetiap batch produksi digunakan ingredien yang berbeda spesifikasinya, maka

kemungkinan besar sifat sensori produk yang dihasilkan akan berbeda juga. Sebaliknya,

jika ingredien yang digunakan telah memenuhi standar, maka variasi sifat sensori produk

antar batch produksi dapat diminimalisir.

2. Menjaga stabilitas parameter proses

Ingredien-ingredien yang telah mengalami proses pencampuran akan mengalami proses

pengolahan lanjut menjadi produk. Contoh proses pengolahan adalah pasteurisasi,

evaporasi, pemanggangan, fermentasi dan lain-lain. Masing-masing proses tersebut akan

berkontribusi terhadap karakteristik produk yang dihasilkan, sehingga perusahaan harus

menjaga stabilitas parameter proses yang digunakan.

3. Mengecek “produk antara” di setiap tahap produksi

Untuk lebih memastikan bahwa suatu proses pengolahan berjalan dengan baik dan

menghasilkan “produk antara” atau intermediate products yang sesuai maka diperlukan

pengecekan mutu produk disetiap proses tersebut. Pengecekan tersebut bisa dari segi sifat sensori, fisik atau kimia dari “produk antara” tersebut.

Perusahaan biasanya menetapkan spesifikasi “produk antara” di setiap tahap proses. Jika ditemukan terjadi penyimpangan sifat sensori pada suatu proses, maka dapat dilakukan

adjustment untuk “produk antara” tersebut. Adjustment dapat berupa perubahan parameter

proses atau perubahan komposisi ingredien yang digunakan. Hal ini disesuaikan dengan

Referensi

Dokumen terkait

Cukup baiknya penerimaan teman sebaya pada siswa yang berkepribadian ekstrovert dan kurang diterimannya siswa yang berkepribadian introvert dalam kelompok pergaulan ini

Setiap spesifikasi bahan awal, produk antara, dan produk ruahan hendaklah disetujui dan disimpan oleh bagian pengawasan mutu, kecuali untuk produk jadi yang harus disetujui

1) Berbagai macam produk yang diproduksi oleh perusahaan sesuai dengan spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individual. 2)

Dalam lirik lagu ini juga menggambarkan kehidupan sosial masyarakat Minangkabau yang sudah jauh melenceng dari ajaran agama Islam, masyarakat Minangkabau sangat terkenal

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses transfer tacit knowledge antar individu dalam satu divisi adalah: (1) karakteristik sumber, yang terdiri dari faktor motivasi, kemampuan

Pada saluran tataniaga nol tingkat nilai efisiensi dapat dilihat pada perbandingan antara biaya tataniaga yang dikeluarkan dengan jumlah produksi yang dijual, maka

Dalam pelajaran ini, anda akan belajar bagaimana menawarkan makanan dan apa yang harus dikatakan kalau terjadi salah pengertian.. Anda juga

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai profil ekspresi gen-gen yang terlibat dalam biosintesis fitohormon akibat cekaman kekeringan pada