PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN-ENDED DALAM MATERI FUNGSI TRIGONOMETRI
BAGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 BANDA ACEH
Erni Maidiyah1, Mukhlis Hidayat2 dan Anugrah Utami3
1Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 3Mahasiswi Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah
Abstraks
Pada bidang matematika, pengetahuan dapat dimunculkan dengan berpikir secara logis, kritis dan sistematis. Fungsi trigonometri merupakan salah satu materi dalam bidang matematika. Pada saat ini masih terdapat siswa kurang mampu menyelesaikan permasalahan dalam materi fungsi trigonometri. Salah satu penyebabnya adalah karena siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Siswa hanya menerima segala yang ditransfer oleh guru tanpa adanya dorongan untuk berpikir kreatif, yang akhirnya hasil belajar tidak optimal. Untuk meningkatkan taraf keberhasilan belajar siswa, hendaknya guru lebih memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi balajar siswa. Hal ini antara lain dengan mengembangkan model, strategi dan pendekatan pembelajaran sesuai dengan materi yang disajikan. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa adalah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan open-ended. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan open-ended mengarahkan siswa untuk dapat mengapresiasikan pikiran mereka dengan leluasa, sehingga pengetahuan yang diperoleh oleh siswa bermakna. Penelitian yang berjudul “Penerapan Pendekatan Pembelajaran Open-ended dalam materi fungsi trigonometri bagi siswa kelas X SMA Negeri 4 Banda Aceh” ini mengangkat masalah apakah melalui penerapan pendekatan open-ended pada materi fungsi trigonometri bagi siswa kelas X SMA Negeri 4 Banda Aceh, siswa dapat mencapai taraf berhasil?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui taraf keberhasilan belajar siswa melalui pendekatan open-ended
pada materi fungsi trigonometri di kelas X SMA Negeri 4 Banda Aceh. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 4 Banda Aceh. Sampel yang dipilih adalah kelas X6 dengan jumlah siswa 32 orang. Teknik
pengumpulan data adalah tes hasil belajar siswa. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan uji-t pada taraf signifikan � = , . Hasil analisis data didapat �ℎ� �� = , dan � �� = , , sehingga �ℎ� �� > � �� ini berarti H ditolak pada taraf nyata � = , . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan pendekatan open-ended pada materi fungsi trigonometri di kelas X SMA Negeri 4 Banda Aceh, siswa dapat mencapai taraf berhasil.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu upaya dalam mewujudkan perubahan kualitas
setiap pribadi manusia. Dalam pendidikan, tentunya diperoleh berbagai pengetahuan
dari sejumlah bidang ilmu. Pada bidang matematika, pengetahuan dapat dimunculkan
dengan berpikir secara logis, kritis dan sistematis. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Suherman dkk. (2003:17) yang menyatakan bahwa matematika tumbuh dan
berkembang karena proses berpikir, oleh karena itu logika adalah dasar untuk
terbentuknya matematika. Di dalam perkembangan pola pemikiran manusia,
matematika merupakan salah satu sains yang berperan karena perilaku manusia
dalam mempertahankan keberadaannya senantiasa disertai dengan
perhitungan-perhitungan dengan aturan tertentu. Matematika juga sangat penting untuk dipelajari
karena sangat berpengaruh dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Oleh sebab itu, segenap lapisan masyarakat khususnya para siswa yang sangat
berpengaruh atas berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi harus memahami
konsep-konsep matematika. Semua itu akan diperoleh apabila setiap insan memiliki
ketekunan dan keyakinan dalam mempelajarinya dan menghilangkan kesan bahwa
matematika itu menakutkan dan membosankan.
Belajar matematika pada dasarnya seseorang tidak terlepas dari masalah
karena berhasil atau tidaknya seseorang dalam matematika ditandai adanya
kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Namun, saat ini siswa
kurang mampu menyelesaikan permasalahan dalam matematika. Hal ini disebakan
karena siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, siswa hanya menerima segala
yang ditransfer oleh guru tanpa adanya dorongan untuk berpikir kreatif, pada
akhirnya hasil belajar tidak optimal. Rendahnya hasil belajar matematika bukan
hanya disebabkan karena matematika yang sulit, melainkan disebabkan oleh
beberapa faktor yakni siswa itu sendiri, guru, metode pembelajaran, maupun
lingkungan belajar yang saling berhubungan satu sama lain. Hal ini diperkuat dari
hasil dialog penulis dengan guru matematika yang mengatakan bahwa pada saat
proses pembelajaran matematika di SMA Negeri 4 Banda Aceh, umumnya siswa
lebih pasif, hanya ada beberapa orang saja yang aktif. Siswa hanya mendengarkan
dan adanya pengembangan kreativitas pemikiran dari mereka. Hasil belajar yang
kurang memuaskan akan berdampak pada prestasi belajar siswa, untuk itu ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran. Sedangkan
prestasi belajar dipengaruhi oleh 2 faktor, yakni internal dan eksternal.
Abdurrahman (2003:13) mengatakan
Penyebab utama kesulitan belajar (learning disabilities) adalah faktor internal, yaitu kemungkinan adanya disfungsi neurologis, sedangkan penyebab utama masalah belajar (learning problems) adalah faktor eksternal, yaitu antara lain berupa strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak, dan pemberian ulangan penguatan (reinforcement) yang tidak tepat.
Pembelajaran yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu untuk meningkatkan
taraf keberhasilan belajar siswa maka guru harus lebih memperhatikan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi prestasi balajar siswa. Arikunto (2008:299) yang
menyatakan bahwa di dalam melaksanakan pengajaran, tidak mustahil guru
menjumpai kesulitan di tengah-tengah waktu mengajar, disebabkan karena
ketidaktepatan dalam memilih metode atau pendekatan. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Roestiyah (2001:84) yang menyatakan bahwa guru harus
memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena
pada tujuan yang diharapkan selama ini metode pengajaran matematika di sekolah
cenderung hanya berjalan satu arah, dimana guru yang lebih banyak aktif
memberikan informasi kepada siswa sehingga siswa hanya bertindak sebagai agen
pembelajaran yang pasif. Oleh karena itu, guru sebagai salah satu komponen
pendidikan yang berperan secara langsung dalam membelajarkan siswa, harus dapat
mengatasi masalah seperti ini yaitu dengan mengembangkan model, strategi dan
pendekatan pembelajaran sesuai dengan materi yang disajikan sehingga akan
tercapai hasil yang semaksimal mungkin.
Berbagai macam pendekatan pembelajaran yang merangsang minat,
pemikirandan kreatifitas siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu
di antaranya adalah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan open-ended.
pendekatan open-ended dapat memberikan suatu kesempatan kepada siswa untuk
menyelidiki berbagai strategi dan cara yang diyakininya sesuai dengan
kemampuannya mengelaborasi soal. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
open-ended diharapkan agar siswa dapat mengapresiasikan pikiran mereka dengan
leluasa, sehingga pengetahuan yang diperoleh oleh siswa bermakna dan siswa dapat
menguasai materi tersebut dengan baik, maka dengan demikian akan mendapatkan
hasil belajar siswa semaksimal mungkin.
Salah satu materi yang dapat diterapkan dengan pembelajaran melalui
pendekatan open-ended adalah fungsi. Oleh karena itu akan dilakukan penerapan
open-ended pada materi fungsi trigonometri. Materi trigonometri merupakan salah
satu materi yang sering dikeluarkan dalam soal UN (Ujian Nasional), digunakan
pada materi-materi matematika lainnya dan bidang pelajaran lainnya bahkan dapat
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil observasi lapangan
penulis di SMA Negeri 4 Banda Aceh, penulis banyak menanyakan tentang
persoalan dalam proses pembelajaran kepada siswa kelas X dan para guru bidang
studi matematika yang menyatakan bahwa materi fungsi trigonometri pada pelajaran
matematika sangat sulit dikuasai para siswa. Diandita (2011:59) menyatakan bahwa
penyebeb kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal materi trigonometri karena
memiliki banyak rumus dan kandungan materi yang terlalu banyak. Pendapat itu juga
diperkuat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Miksalmina (2010:81)
menyatakan bahwa dari 31 orang yang mengikuti tes materi trigonometri, ada 3,23%
yang mampu menguasai; 32,26% siswa yang kurang mampu menguasai, dan 64,52%
yang belum mampu menguasai materi trigonometri. Oleh sebab itu penulis ingin
menerapkan pendekatan open-ended pada materi fungsi trigonometri untuk
meningkatkan hasil belajar siswa, yang tingkat ketuntasannya dapat dilihat melalui
penguasaan tujuan pembelajaran di SMA Negeri 4 Banda Aceh minimal 70% dari
seluruh tujuan pembelajaran.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yani (2007:42) menyatakan bahwa
siswa mencapai ketuntasan belajar secara klasikal yaitu sebanyak 87,1 % siswa
bahwa hal ini terlihat dari hasil belajar siswa melalui pendekatan open-ended
mencapai rata-rata 71,03. Oleh sebab itu, dari hasil penelitian yang pernah dilakukan
peneliti sebelumnya bahwa pendekatan open-ended merupakan suatu pendekatan
yang dapat membantu guru dalam memotivasi siswa dan dapat mengembangkan
kreativitas pemikiran siswa dalam mencapai hasil belajar dan ketuntasan yang
maksimal, baik dari aspek aktivitas belajar maupun hasil belajar yang diperoleh
siswa. Berdasarkan uraian yang telah diuraikan oleh penulis, maka penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian dengan judul ”Penerapan Pendekatan Open-ended
dalam Materi Fungsi Trigonometri bagi Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Banda Aceh”.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dikemukakan masalah dari penelitian ini yaitu “Apakah melalui penerapan pendekatan open-ended pada materi fungsi trigonometri bagi siswa kelas X SMA Negeri 4 Banda Aceh,
siswa dapat mencapai taraf berhasil?”. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui taraf keberhasilan belajar siswa melalui pendekatan open-ended pada
materi fungsi trigonometri di kelas X SMA Negeri 4 Banda Aceh.
LANDASAN TEORI
Matematika merupakan suatu bidang ilmu yang pengetahuannya diperoleh
secara logis, sistematis dan kritis. Matematika juga dapat dikatakan sebagai ilmu
pendukung ilmu lainnya sehingga matematika sangat berpengaruh terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, matematika
merupakan mata pelajaran yang mutlak untuk dipelajari. Sehubungan dengan
peranan matematika yang sangat penting, maka matematika merupakan salah satu
pelajaran yang diajarkan disetiap jenjang sekolah, baik tingkat dasar, menengah,
maupun diperguruan tinggi. Johar dkk. (2006:19) menyatakan bahwa tujuan
pembelajaran akan tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk mencapainya.
Belajar adalah proses perubahan pada diri seseorang. Perubahan dalam diri
seseorang dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya
pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilan dan
pada individu (Sudjana, 2002:280). Kemudian Hamalik (2002:37) menyatakan
bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat
pengalaman dan latihan. Oleh karena itu, belajar dapat di artikan sebagai usaha yang
dilakukan secara sadar agar terjadinya perubahan baik dari aspek kognitif, afektif dan
psikomotor. Belajar matematika adalah usaha yang dilakukan secara sadar oleh
seseorang yang hasilnya berupa perubahan pengetahuan, sikap, keterampilan dan
untuk menerapkan konsp-konsep , struktur dan pola dalam matematika sehingga
dapat berpikir secara logis, kreatif, sistematis dan kritis. Seorang dapat dikatakan
telah berhasil dalam belajar apabila sudah ada perubahan di dalam dirinya.
Perubahan yang ditunjukkan yaitu melalui hasil belajar. Hasil belajar diperoleh
melalui proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan segala prilaku seseorang
yang bertujuan untuk mengubah prilaku orang lain. Berdasarkan definisi tersebut,
maka yang dimaksud dengan pembelajaran adalah usaha untuk mengubah struktur
kognitif, efektif, dan psikomotor siswa mealui penataan belajar.
Pembelajaran matematika merupakan salah satu dari sekian banyak bidang
studi yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan dan mempunyai tujuan tertentu
sesuai dengan fungsi dan penerapan matematika. Materi fungsi trigonometri
diajarkan pada kelas X semester genap. Hal ini sesuai dengan standar isi KTSP 2006.
Dalam pengertian ini, fungsi-fungsi trigonometri baku merupakan fungsi-fungsi
trigonometri yang berbentuk f(x) = sin x, f(x) = cos x, dan f(x) = tan x (x dalam
ukuran radian).
Pendekatan open-ended merupakan proses pembelajaran yang menggunakan
masalah yang diformulasikan dengan memiliki multi jawaban yang benar dan lebih
menekankan pada adanya keragaman selesaian sehingga sampai pada suatu
kesimpulan yang diinginkan. Kegiatan pembelajaran harus membawa siswa dalam
menjawab permasalahan dengan banyak jawaban (yang benar) sehingga
mengundang potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam proses menemukan
sesuatu yang baru. Tujuannya adalah agar kemampuan berpikir matematika siswa
dapat berkembang secara maksimal dan pada saat yang sama kegiatan-kegiatan
Inilah yang menjadi pokok pikiran pembelajaran dengan open-ended, yaitu
pembelajaran yang membangun kegiatan interaktif antara matematika dan siswa
sehingga mengundang siswa untuk menjawab permasalahan melalui berbagai
strategi. Dengan kata lain, kegiatan kreatif dan pola pikir matematik siswa harus
dikembangkan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan setiap siswa. Hal ini
diperkuat oleh pernyataan Syahjuzar dan Mukhlis (2007:9) yang menyatakan bahwa
pembelajaran open-ended biasa dimulai dengan memberikan masalah terbuka
kepada siswa. Kemudian siswa diminta memfokuskan pada usaha untuk
mendapatkan jawaban dari masalah yang diberikan dengan metode, cara atau
pendekatan yang digunakan untuk sampai pada jawaban yang diminta. Raipina
(2011:48) yang menyatakan bahwa melalui pendekatan pembelajaran open-ended
hasil belajar siswa lebih baik dalam memahami materi persamaan garis lurus di kelas
VIII SMP Negeri 6 Banda Aceh.
Pembelajaran matematika melalui pendekatan open-ended adalah proses
pembelajaran yang menggunakan masalah open-ended yang dimulai dengan
memberikan masalah terbuka kepada siswa. Suherman dkk. (2003:124) menyatakan
bahwa dalam kegiatan matematika dan kegiatan siswa disebut terbuka jika
memenuhi ketiga aspek berikut:
1. Kegiatan siswa harus terbuka yaitu kegiatan siswa harus terbuka adalah kegiatan pembelajaran harus mengakomodasi kesempatan siswa untuk melakukan segala sesuatu secara bebas sesuai kehendak mereka.
2. Kegiatan matematika merupakan ragam berpikir dimana kegiatan yang didalamnya terjadi proses pengabstraksian dari pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari ke dalam dunia matematika atau sebaliknya.
Dalam tiap kegiatan pemeblajaran matematika dan kegiatan siswa, adapun
beberapa tahap-tahap pembelajaran, hal ini sesuai dengan pernyataan Maqsudah
(2003:141-144) yang menyatakan bahwa bentuk pembelajaran dengan pendekatan
open-ended yang dapat meningkatkan pemahaman siswa adalah suatu pembelajaran
yang menggunakan strategi tiga tahapan yaitu tahapan awal, tahap inti dan tahap
akhir. Ketiga tahapan tersebut dilaksanakan secara klasikal dan secara kelompok
serta dilengkapi dengan penggunaan lembar kerja siswa (LKS). Tiap soal diberikan
berdasarkan taksonomi Bloom, hal ini sesuai dengan pernyataan Syaban (dalam
http://educare.e-fkipunla.net) bahwa tingkat berpikir matematika untuk menyusun
pertanyaan open-ended sebaiknya disesuaikan dengan tingkat berpikir matematika.
Suhartati (2009:50) menyatakan bahwa secara sistematis bentuk pembelajaran
open-ended dapat digambarkan pada skema berikut ini.
Pembelajaran
Aktivitas Pemahaman (kelompok) Aktivitas
Pengenalan (Klasikal)
Tahap Akhir (klasikal) Tahap Inti
Tahap Awal (Klasikal)
Aktivitas Pemantapan (kelompok)
Dari skema tersebut, ketiga tahapan pembelajaran dapat di uraikan secara
rinci sebagai berikut:
a. Tahap awal pembelajaran, merupakan tahap persiapan siswa untuk mengikut
kegiatan pembelajaran. Pada tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
pendekatan atau model serta strategi yang akan dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran, mengaktifkan kemampuan dasar siswa, mengaitkan materi yang
akan dipelajari dengan materi sebelumnya serta memberi motivasi siswa.
b. Tahap inti pembelajaran, pada tahap ini dibagi dalam tiga aktivitas yaitu aktivitas
Kegiatan siswa dalam aktivitas pengenalan yaitu membaca dan memahami masalah yang ada pada LKS, menjawab pertanyaan yang diajukan guru serta
menyelesaikan masalah dengan mengkonstruksikan ide-ide dan pengetahuan
dasar yang dimiliki secara individu.
Kegiatan siswa pada aktivitas pemahaman antara lain menyelesaikan masalah di dalam kelompok dengan melakukan kolaborasi dan pengabungan ide-ide
yang diperoleh dari setiap anggota kelompok menuju sebuah kesimpulan yang
akan dipresentasikan dan dipertanggungjawabkan di depan kelas. Pada saat
diskusi kelas, siswa mencatat hal-hal penting sebagai bahan sharing pendapat.
Pada aktivitas pemantapan, kegiatan yang dilakukan adalah siswa memberikan tanggapan dan komentar serta kritikan terhadap jawaban atau
kesimpulan dari penyelesaian masalah yang telah disampaikan. Selain itu guru
mengajukan beberapa pertanyaan untuk memancing respon siswa yang belum
muncul.
c. Tahap akhir pembelajaran, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah guru
mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan dari hasil pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan kegiatan refleksi untuk mengecek
pemahaman siswa yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa
tentang materi yang telah dipelajari serta memberikan PR untuk dkerjakan di
rumah.
Dari tahapan-tahapan pembelajaran dengan menggunakan open-ended, jelas
bahwa pembelajaran tersebut menggunakan model pembelajaran kooperatif.
Khaucak dan Egger (dalam tim pengajaran mikro, tanpa tahun:105) yang
menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu kumpulan strategi
mengajar yang digunakan guru untuk menciptakan kondisi belajar sesama siswa.
Pada dasarnya, pendekatan open-ended bertujuan untuk mengangkat kegiatan
kreatif siswa. Ditambah dengan hasil diskusi siswa dengan temannya secara
berkelompok, siswa dapat menggabungkan hasil dari kreatifitas pikiran yang berbeda
setiap individu. Oleh karena itu hal yang perlu diperhatikan adalah kebebasan siswa
sikap, dan minatnya sehingga pada akhirnya akan membentuk intelegensi
matematika siswa. Suherman dkk. (2003:132-133) mengemukakan bahwa:
Pendekatan open-ended ini memiliki beberapa keunggulan antara lain (1) Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan ide, (2) Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan matematik secara komprehensif, (3) Siswa dengan kemapuan matematika rendah dapat merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri, (4) Siswa secara intrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan, (5) Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab permasalahan. Disamping keunggulan terdapat pula kelemahan dari pendekatan open-ended, diantaranya (1) Membuat dan menyiapkan masalah matematika yang bermakna bagi siswa bukanlah pekerjaan mudah, (2) Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon permasalahan yang diberikan, (3) Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan jawaban mereka, (4) Mungkin ada sebagaian siswa yang merasa bahwa kegiatan belajar mereka mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Adapun jenis penelitiannya adalah penelitian eksperimen. Menurut
Sugiyono (2009:107) bahwa metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Pada penelitian eksperimen
terdapat dua design penelitian yaitu pre experiment design dan true experiment
design. Bentuk pre experiment design ada beberapa macam yaitu one-shot case
study, one-group pretest-posttest design dan intact group comparison (sugiyono,
2009:110). Pada penelitian ini menggunakan design pre experiment design dengan
jenis one-shot case study. Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini dapat
digambarkan seperti berikut :
X 0
Paradigma itu dapat dibaca sebagai berikut: terdapat suatu kelompok yang
diberi perlakuan/treatment, dan selanjutnya diobservasi. Dalam penelitian ini
paradigma itu dapat dibaca sebagai: terdapat suatu kelompok siswa yang diajarkan
dengan pendekatan open-ended, dan selanjutnya diberikan tes hasil belajar setelah
proses pembelajaran selesai.
Skema penelitian yang penulis lakukan, dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah
ini.
Statistik Parametrik Uji Normalitas Skor Hasil Belajar
Tes Hasil Belajar Pembelajaran dengan pendekatan open-ended
Sampel Kelas X-6
Populasi
Siswa kelas X SMA Negeri 4 Banda Aceh
Berdistribusi Normal
Statistik Non-parametrik
Pengambilan kesimpulan Uji Hipotesis
Tahap akhir Tahap pelaksanaan
Tahap persiapan
Ya
Tidak
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Tabel Data Hasil Tes Akhir (post-test) Siswa.
No Kode Siswa Nilai Keterangan
1 S-1 64 Tidak Tuntas
2 S-2 52 Tidak Tuntas
3 S-3 55 Tidak Tuntas
4 S-4 60 Tidak Tuntas
5 S-5 70 Tuntas
6 S-6 65 Tidak Tuntas
7 S-7 75 Tuntas
No Kode Siswa Nilai Keterangan
9 S-9 65 Tidak Tuntas
10 S-10 55 Tidak Tuntas
11 S-11 95 Tuntas
12 S-12 77 Tuntas
13 S-13 72 Tuntas
14 S-14 65 Tidak Tuntas
15 S-15 65 Tidak Tuntas
16 S-16 77 Tuntas
17 S-17 80 Tuntas
18 S-18 83 Tuntas
19 S-19 79 Tuntas
20 S-20 75 Tuntas
21 S-21 65 Tidak Tuntas
22 S-22 97 Tuntas
23 S-23 43 Tidak Tuntas
24 S-24 77 Tuntas
25 S-25 83 Tuntas
26 S-26 87 Tuntas
27 S-27 85 Tuntas
28 S-28 82 Tuntas
29 S-29 80 Tuntas
30 S-30 85 Tuntas
31 S-31 72 Tuntas
32 S-32 76 Tuntas
Jumlah 2334
Banyak siswa yang tuntas belajar 21 dari 32 siswa (65,625%) Banyak siswa yang tidak tuntas belajar 11 dari 32 siswa (34,375%)
Sebanyak 21 siswa dengan persentase 65,625% dari 32 siswa tuntas secara
individu dan 11 siswa yang tidak tuntas dengan persentase 34,375% dari 32 siswa
tidak mencapai KKM, yang mana KKM mata pelajaran matematika kelas X SMA
Negeri 4 Bandaa Aceh dikatakan tercapai jika nilai yang diperoleh ≥ 70, sehingga
hasil belajar siswa secara klasikal belum tercapai. Hal ini sesuai dngan pernyataan
Mulyasa (2004:99) bahwa ketuntasan belajar secara klasikal apabila di kelas tersebut
Kriteria pengujian adalah: tolak H0 jika �ℎ� �� > � �� dan terima H dalam
hal lainnya. Jika taraf signifikan terhadap α = 0,05, maka diperoleh untuk
tt el = t .95 3 = , , jika �ℎ� �� > � ��yaitu 1,71 > 1,698 yang berarti bahwa H ditolak. Dengan demikian, hipotesis dalam penelitian ini yang dinyatakan
bahwa melalui penerapan pendekatan open-ended pada materi fungsi trigonometri di
kelas X SMA Negeri 4 Banda Aceh mencapai taraf berhasil dapat diterima. Skor
rata-rata yang diperoleh guru setiap RPP adalah 4,091 yaitu berada pada kategori
baik. Maka berdasarkan kriteria yang telah diuraikan pada bab III dan skor setiap
aspek yang diamati bernilai baik, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran adalah baik. Aktivitas siswa untuk masing-masing
RPP adalah efektif artinya siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan open-ended. Respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan menggunakan pendekatan open-ended adalah positif untuk setiap
aspek yang direspon.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan
pendekatan open-ended pada materi fungsi trigonometri di kelas X SMA Negeri 4
Banda Aceh, siswa dapat mencapai taraf berhasil. Hal ini didukung oleh kemampuan
guru dalam mengelola pembelajaran yang sudah baik, aktivitas siswa untuk
masing-masing RPP sudah efektif, dan respon siswa terhadap pembelajaran matematika
dengan menggunakan pendekatan open-ended adalah positif.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta:Bumi Aksara.
Diandita, Elly Rizki. 2011. Kesulitan Siswa pada Materi Trigonometri di Kelas X SMA Negeri 7 Banda Aceh Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi. Banda Aceh: FKIP UNSYIAH.
Johar, Rahmah, dkk. 2006. Bahan Ajar Strategi Belajar Mengajar. Banda Aceh: FKIP UNSYIAH.
Maqsudah, B. 2003. Pembelajaran dengan Pendekatan Open-ended untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Sifat-Sifat Grafik Fungsi Kuadrat di Kelas 1 MAN 3 bandung. Tesis. Malang: PPS Program Studi Matematika UN Malang.
Miksalmina. 2010. Penguasaan Siswa pada Materi Trigonometri Kelas XI IPA MAN Darussalam Aceh Besar Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi. Banda Aceh: FKIP UNSYIAH.
Mulyasa. 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Roestiyah, N.K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Raipina, Evo. 2011. Efektivitas Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open-Ended pada Materi Persamaan Garis Lurus di Kelas VIII SMP Negeri 6 Banda Aceh. Skripsi. Banda Aceh: FKIP UNSYIAH.
Sudjana. 2002. Metoda Statistika Edisi 6. Bandung: TARSITO.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). bandung: CV. Alfabeta.
Suhartati. 2009. Penerapan Pendekatan Open-ended Sebagai Upaya Membantu Siswa SMA Memahami Grafik Fungsi Trigonometri. Mon Mata, 11 (1): 45-57
Suherman, Erman, dkk. 2003. Common Textbook (Edisi Revisi) Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-UPI.
Syahjuzar dan Mukhlis Hidayat. 2007. Penerapan Pendekatan Open-Ended untuk Mengajarkan Materi Persamaan Garis Lurus pada Kelas VIII SMP Negeri 8 Banda Aceh. Laporan Penelitian Dosen. Banda Aceh: FKIP UNSYIAH.