• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETUNJUK TEKNIS SUBSIDI BENIH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PETUNJUK TEKNIS SUBSIDI BENIH"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Dalam rangka menyediakan benih varietas unggul bersertifikat padi dan kedelai guna memenuhi kebutuhan benih untuk pelaksanaan budidaya tanaman pangan secara nasional, Pemerintah telah memprogramkan penyediaan benih bersubsidi yang penjualan dan penyalurannya ditugaskan kepada BUMN pelaksana subsidi benih untuk benih padi (inbrida dan hibrida), dan benih kedelai.

Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2017 ini merupakan acuan bagi seluruh pemangku kepentingan baik di pusat maupun di tingkat daerah untuk

pelaksanaan, penjualan dan penyaluran benih

bersubsidi, sehingga dapat berjalan lancar, tepat sasaran dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Jakarta, 3 Januari 2017

Direktur Jenderal Tanaman Pangan,

HASIL SEMBIRING

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN NOMOR 10/KPA/SK.310/C/1/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SUBSIDI BENIH TAHUN ANGGARAN 2017 ... 1

I. PENDAHULUAN ... 11

A. Latar Belakang ... 11

B. Maksud dan Tujuan ... 12

C. Sasaran ... 13

D. Ruang Lingkup ... 13

E. Pengertian ... 13

F. Indikator Keberhasilan ... 15

G. BUMN Pelaksana Subsidi Benih ... 15

II. PERENCANAAN, KRITERIA DAN PROSEDUR PENETAPAN PETANI/KELOMPOK TANI, SPESIFIKASI TEKNIS DAN REALOKASI BENIH BERSUBSIDI ... 17

A. Perencanaan Kebutuhan ... 17

B. Kriteria dan Prosedur Penetapan Petani/ Kelompok Tani Pembeli Benih Bersubsidi ... 18

C. Spesifikasi Teknis ... 20

(4)

III. HARGA BENIH (HB), SUBSIDI BENIH DAN HARGA

ECERAN TERTINGGI (HET) ... 23

IV. PENYEDIAAN, PENJUALAN DAN PENYALURAN, BENIH BERSUBSIDI ... 25

A. Penyediaan ... 25

B. Penjualan dan Penyaluran ... 25

V. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN ... 29

A. Monitoring dan Evaluasi ... 29

B. Pelaporan ... 29

VI. PENUTUP ... 31

(5)

DAFTAR TABEL

Halaman

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Alokasi Benih Bersubsidi

Per Provinsi TA 2017 ... 34-37

Lampiran 2. Surat Penugasan ... 38

Lampiran 3. Daftar Usulan Pembelian Benih Bersubsidi (DU-PBB) ... 39

Lampiran 4. Rekapitulasi Daftar Usulan Pembelian

Benih Bersubsidi (DU-PBB) Tk. Kab/Kota 40

Lampiran 5. Faktur Penjualan Benih Bersubsidi ... 41

Lampiran 6. Rekapitulasi Faktur Penjualan Benih

Bersubsidi ... 42

Lampiran 7. Rencana dan Realisasi Penjualan dan Penyaluran Benih Bersubsidi Kabupaten/

Kota ... 43

Lampiran 8. Rencana dan Realisasi Penjualan dan

Penyaluran Benih Bersubsidi Provinsi .... 44

(7)

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN NOMOR 10/KPA/SK.310/C/1/2017

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS SUBSIDI BENIH TAHUN ANGGARAN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan subsidi

benih Tahun Anggaran 2017 telah diterbitkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 71/Permentan/ TP.020/12/2016 tentang Pedoman Subsidi Benih Tahun Anggaran 2017;

(8)

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992

tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3478);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

(9)

6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2106 Nomor 240, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5948);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang Perbenihan Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3616);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423);

9. Peraturan Presiden Nomor 121/P Tahun

2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode 2014-2019;

(10)

11. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian Pertanian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 85);

12. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2017 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 95);

13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 250/PMK.05/2010 tentang Tata Cara Pencairan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Bagian Atas Beban Anggaran Bendahara Umum Negara Pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2010 Nomor 662);

14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 256/PMK.05/2010 tentang Tata Cara Penyimpanan dan Pencairan Dana Cadangan (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor 679);

(11)
(12)

21. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 71/Permentan/TP.020/12/2016 tentang Pedoman Subsidi Benih Tahun Anggaran 2017;

Memerhatikan : 1. Surat Direktur Jenderal Tanaman Pangan

kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 1205/TP.000/ C/11/2016 tanggal 4 Nopember 2016, perihal Permintaan Penetapan BUMN Pelaksanan Penyaluran Subsidi Benih Tahun Anggaran 2017;

2. Surat Menteri Badan Usaha Milik Negara

kepada Menteri Pertanian Nomor S-708/MBU/11/2016 tanggal 30 November 2016, perihal Persetujuan Penugasan PSO Dalam Rangka Pelaksanaan Subsidi Benih 2017.

3. Surat Pengesahan Daftar Isian

Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Program Pengelolaan Subsidi Benih Tahun Anggaran 2017 Nomor SP DIPA-999.07.1.956099/2017 tanggal 29 Desember 2016;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

KESATU : Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun

(13)

KEDUA : Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud dalam

diktum KESATU sebagai dasar dalam pelaksanaan, penjualan dan penyaluran benih bersubsidi Tahun Anggaran 2017.

KETIGA : Pelaksana subsidi benih Tahun Anggaran 2017

adalah PT Sang Hyang Seri (Persero) dan PT Pertani (Persero).

KEEMPAT : Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan

ini berlaku sepanjang dana subsidi benih masih dianggarkan/ disediakan dalam APBN Tahun Anggaran 2017.

KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal

ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 3 Januari 2017

DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN,

HASIL SEMBIRING

(14)

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth.: 1. Menteri Pertanian;

2. Menteri Keuangan selaku Pengguna Anggaran; 3. Menteri BUMN;

4. Pejabat Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian RI; 5. Gubernur Provinsi seluruh Indonesia;

6. Bupati dan Walikota seluruh Indonesia;

7. Direktur Utama PT Sang Hyang Seri (Persero) dan PT Pertani (Persero);

8. Kepala Dinas Pertanian Provinsi yang membidangi Tanaman Pangan Seluruh Indonesia;

(15)

LAMPIRAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN

Nomor

: 10/KPA/SK.310/C/1/2017

Tanggal

: 03 Januari 2017

(16)

LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN

NOMOR : 10/KPA/SK.310/C/1/2017

TANGGAL : 3 Januari 2017

PETUNJUK TEKNIS SUBSIDI BENIH TAHUN ANGGARAN 2017

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk besar perlu memantapkan kestabilan pangan secara berkelanjutan, oleh karenanya perlu melakukan strategi dan upaya konkrit untuk antisipasi terjadinya gangguan ketahanan pangan nasional. Peningkatan produksi melalui ekstensifikasi semakin sulit untuk dilakukan, oleh karena itu upaya intensifikasi untuk peningkatan produktivitas pada masa mendatang semakin penting dan harus lebih ditingkatkan.

(17)

Dalam rangka menyediakan benih varietas unggul bersertifikat dan membantu petani agar dapat membeli benih tanaman pangan, pemerintah mengalokasikan subsidi benih untuk benih padi inbrida, padi hibrida, dan benih kedelai.

Berdasarkan hal tersebut, agar pemberian subsidi benih dapat dilaksanakan dengan baik serta penjualan dan penyaluran benih bersubsidi dapat diawasi sesuai dengan mekanisme, prosedur dan ketentuan yang berlaku, maka perlu menetapkan Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2017.

B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud

Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2017 dimaksudkan sebagai dasar dalam pelaksanaan subsidi benih Tahun Anggaran 2017.

2. Tujuan

a. menyediakan benih varietas unggul bersertifikat padi inbrida, padi hibrida, dan kedelai dengan mutu yang terjamin untuk memenuhi kebutuhan benih dalam rangka pelaksanaan budidaya tanaman pangan;

(18)

C. Sasaran

1. Tersedianya benih varietas unggul bersertifikat padi inbrida, padi hibrida, dan kedelai dengan mutu yang terjamin untuk memenuhi kebutuhan benih dalam rangka pelaksanaan budidaya tanaman pangan. 2. Terbantunya petani untuk membeli benih dengan

harga terjangkau.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2017 meliputi perencanaan, penyediaan, penjualan dan penyaluran, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan subsidi benih.

E. Pengertian

Dalam Petunjuk Teknis ini yang dimaksud dengan: 1. Harga Benih, yang selanjutnya disingkat HB adalah

semua biaya yang timbul, baik secara langsung maupun tidak langsung dari proses produksi sampai dengan benih siap jual sampai ke kelompok tani, termasuk keuntungan dan biaya angkut.

2. Harga Eceran Tertinggi yang selanjutnya disingkat HET adalah harga tertinggi benih yang dibeli oleh petani di tingkat kelompok tani.

3. Subsidi Benih adalah selisih antara HB dengan HET yang harus dibayar oleh Pemerintah atas penjualan benih bersubsidi.

(19)

5. Benih Varietas Unggul Bersertifikat adalah Benih Bina yang telah disertifikasi.

6. Benih Bersubsidi adalah benih padi inbrida, padi hibrida, dan kedelai bersertifikat yang mendapatkan subsidi bersumber dari dana APBN dalam proses penyediaan, penjualan dan penyalurannya oleh BUMN Pelaksana Subsidi Benih.

7. Badan Usaha Milik Negara Pelaksana Subsidi Benih yang selanjutnya disebut BUMN Pelaksana Subsidi Benih adalah BUMN yang memproduksi benih yang ditugaskan sebagai pelaksana penjualan dan penyaluran benih bersubsidi oleh Menteri BUMN. 8. Public Service Obligation yang selanjutnya disingkat

PSO adalah penugasan khusus yang diberikan oleh disingkat CPCL adalah calon petani dan calon lokasi yang akan melaksanakan budidaya tanaman pangan.

10. Daftar Usulan Pembelian Benih Bersubsidi yang selanjutnya disingkat DU-PBB adalah daftar usulan petani yang akan membeli benih bersubsidi.

11. Dinas adalah dinas daerah provinsi dan kabupaten/kota yang menyelenggarakan urusan pertanian.

12. Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Pengawasan

(20)

BPSBTPH adalah instansi yang melaksanakan tugas di bidang pengawasan dan sertifikasi benih di

daerah.

F. Indikator Keberhasilan

Terlaksananya penyediaan, penjualan dan penyaluran

Benih Bersubsidi kepada petani/kelompok tani

pelaksana kegiatan budidaya tanaman pangan yang mengajukan DU-PBB.

G. BUMN Pelaksana Subsidi Benih

Pelaksana penjualan dan penyaluran Benih Bersubsidi Tahun Anggaran 2017 yaitu BUMN Pelaksana Subsidi Benih, sesuai Surat Menteri Badan Usaha Milik Negara kepada Menteri Pertanian S-708/MBU/11/2016 tanggal 30 November 2016, perihal Persetujuan Penugasan PSO Dalam Rangka Pelaksanaan Subsidi Benih 2017.

Produsen benih swasta dapat ikut serta dalam pelaksanaan Subsidi Benih di bawah koordinasi BUMN Pelaksana Subsidi Benih.

(21)
(22)
(23)

d. DU-PBB dibuat rangkap 3 (tiga), satu berkas

(24)

dan udara minimal poly ethylene (PE) 8-10

mikrometer, berat/volume benih per kemasan maksimal 10 kg, serta diberi tanda tulisan BENIH BERSUBSIDI.

(25)

sesuai kebutuhan petani dan karakteristik lahan pertanian di wilayah setempat berdasarkan hasil kajian atau rekomendasi dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian setempat

e. Benih diterima petani minimal 1 bulan sebelum habis masa edar benih (kadaluarsa).

2. Benih Padi Hibrida

a. Varietas unggul yang sudah dilepas Menteri Pertanian.

b. Benih bersertifikat kelas Benih Sebar (BR/ES) dengan standar mutu sesuai peraturan yang berlaku.

c. Benih dikemas menggunakan bahan kedap air

dan udara minimal poly ethylene (PE) 8-10

mikrometer, berat/volume benih per kemasan maksimal 10 kg, serta diberi tanda tulisan BENIH BERSUBSIDI.

d. Jumlah benih bersubsidi yang dapat dibeli maksimal 15 kg/ha atau sesuai kebutuhan petani dan karakteristik lahan pertanian di wilayah setempat berdasarkan hasil kajian atau rekomendasi dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian setempat.

(26)

3. Benih Kedelai

a. Varietas unggul yang sudah dilepas Menteri Pertanian.

b. Benih bersertifikat minimal kelas Benih Sebar 4 (BR4) dengan standar mutu sesuai peraturan yang berlaku.

c. Benih dikemas menggunakan bahan kedap air

dan udara minimal poly ethylene (PE) 8-10

mikrometer, berat/volume benih per kemasan maksimal 10 kg, serta diberi tanda tulisan BENIH BERSUBSIDI.

d. Jumlah benih bersubsidi yang dapat dibeli maksimal 50 kg/ha atau sesuai kebutuhan petani dan karakteristik lahan pertanian di wilayah setempat berdasarkan hasil kajian atau rekomendasi dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian setempat.

e. Benih diterima petani minimal 1 bulan sebelum habis masa edar benih (kadaluarsa).

D. Realokasi Benih Bersubsidi

Realokasi perubahan volume antar provinsi dilaksanakan oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan, sedangkan realokasi antar kabupaten/kota dilaksanakan oleh Kepala Dinas Provinsi.

(27)

III. HARGA BENIH (HB), SUBSIDI BENIH DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET)

Harga benih (HB), subsidi benih dan harga eceran tertinggi (HET) benih bersubsidi sesuai Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 867/Kpts/TP.030/12/2016 tentang Harga Benih, Subsidi Benih dan Harga Eceran Tertinggi Benih Untuk Komoditas Padi Inbrida, Padi Hibrida, dan Kedelai Pada Kegiatan Subsidi Benih Tahun Anggaran 2017.

Harga Eceran Tertinggi (HET) Benih Bersubsidi yang dibeli

oleh petani sebagai berikut : padi inbrida sebesar Rp. 2.500,/kg, padi hibrida sebesar Rp. 4.100,-/kg, dan

(28)

IV. PENYEDIAAN, PENJUALAN DAN PENYALURAN BENIH BERSUBSIDI

A. Penyediaan

Benih bersubsidi disediakan oleh BUMN Pelaksana Subsidi Benih, yang dapat berasal dari areal penangkaran milik BUMN Pelaksana Subsidi Benih, areal penangkaran kerjasama produksi, atau kerjasama pemasaran dengan produsen benih lainnya.

B. Penjualan dan Penyaluran

Mekanisme penjualan dan penyaluran benih bersubsidi dilakukan dengan pola subsidi tertutup, yaitu BUMN Pelaksana Subsidi Benih hanya menjual dan menyalurkan benih bersubsidi sampai ke lokasi kelompok tani yang mengajukan DU-PBB.

Mekanismenya adalah sebagai berikut :

1. DU-PBB yang sudah diverifikasi dan disetujui oleh

(29)

2. Kelompok tani membeli benih bersubsidi kepada BUMN Pelaksana Subsidi Benih. Tanda bukti pembelian benih bersubsidi tersebut berupa faktur penjualan yang ditandatangani dan diberi stempel atau cap oleh petugas BUMN Pelaksana Subsidi Benih dan kelompok tani serta diketahui oleh

(30)

7. Untuk benih bersubsidi yang berasal dari luar

(31)

berlaku maka benih bersubsidi tersebut tidak dapat dijual dan disalurkan.

8. Kebenaran dokumen dan fisik penjualan dan penyaluran benih bersubsidi (harga eceran tertinggi/HET, jenis, volume, dan mutu benih) menjadi tanggung jawab BUMN Pelaksana Subsidi Benih.

(32)

yang dibentuk di Provinsi yang terdiri dari unsur Dinas Provinsi, Dinas Kabupaten/Kota, dan bersifat uji petik, yaitu tidak dilakukan di semua lokasi.

B. Pelaporan

(33)

laporan realisasi penjualan dan penyaluran Benih Bersubsidi, sedangkan laporan tahunan merupakan pelaksanaan kegiatan Subsidi Benih secara keseluruhan.

1. Dinas Kabupaten/Kota menyusun rekapitulasi

DU-PBB, realisasi penjualan dan penyaluran benih bersubsidi setiap bulan. Laporan disampaikan kepada Dinas Provinsi. Format tabel laporan seperti Lampiran 7.

2. Dinas Provinsi wajib menyusun rekapitulasi

DU-PBB, realisasi penjualan dan penyaluran Benih Bersubsidi setiap bulan yang disampaikan kepada Direktur Jenderal Tanaman Pangan. Format tabel laporan seperti Lampiran 8.

3. BUMN Pelaksana Subsidi Benih wajib menyusun

laporan secara tertulis realisasi penjualan dan penyaluran Benih Bersubsidi setiap bulan yang disampaikan kepada Direktur Jenderal Tanaman Pangan selaku KPA.

4. Laporan yang disusun oleh Dinas Provinsi dan

BUMN Pelaksana Subsidi Benih menjadi bahan evaluasi perkembangan realisasi penjualan dan penyaluran Benih Bersubsidi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

5. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan wajib

(34)

VI. PENUTUP

Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2017 ini merupakan acuan dalam pelaksanaan, penjualan, dan penyaluran benih bersubsidi Tahun Anggaran 2017. Sehingga diharapkan tujuan dan sasaran pelaksanaan subsidi benih dapat tercapai.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 3 Januari 2017

DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN

HASIL SEMBIRING

NIP 196002101988031001

(35)

(36)

LAMPIRAN 1.

ALOKASI BENIH BERSUBSIDI PER PROVINSI TA 2017

(37)
(38)
(39)
(40)

Lampiran 2

SURAT PENUGASAN

Yang Bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

NIP :

Jabatan : Kepala……….

Kabupaten/Kota :

Memberikan penugasan kepada :

Nama :

NIP :

Jabatan :

Untuk :

1. Menyetujui Daftar Usulan Pembelian Benih Bersubsidi (DU-PBB) yang dibuat oleh Kelompok Tani.

2. Mengetahui Faktur Penjualan Benih Bersubsidi.

Demikian Surat Penugasan ini, agar dipergunakan sebagaimana mestinya.

………2017

Kepala Dinas Kabupaten/Kota

Ttd/Cap/Stempel

(41)

PT. Sang Hyang Seri (Persero)/PT. Pertani (Persero)*)

Untuk memenuhi kebutuhan benih budidaya tanaman pangan, kami mengajukan pembelian benih bersubsidi sebagai berikut :

Jenis Benih : Padi Inbrida, Padi Hibrida, Kedelai*)

No Nama Petani Luas (Ha) Benih (Kg)Kebutuhan **) Varietas***)

**) Kebutuhan benih maksimal untuk padi inbrida di lahan sawah 25 kg/ha; padi hibrida 15 kg/ha; dan kedelai 50 kg/ha; atau sesuai kebutuhan petani dan karakteristik lahan pertanian di wilayah setempat berdasarkan hasil kajian atau rekomendasi dari BPTP Badan Litbang Pertanian setempat **) Dapat dibuat 2 (dua) alternatif varietas

Menyetujui, Kepala Cabang Dinas/Kepala UPT Kecamatan/

Petugas Pertanian Lainnya Ketua/Pengurus Kelompok Tani,

Ttd dan Cap/Stempel Ttd dan Cap/Stempel (………..) (…..………..) Catatan :

(42)

JENIS BENIH : Padi Inbrida, Padi Hibrida, Kedelai*)

(43)

(44)

Lampiran 6

REKAPITULASI FAKTUR PENJUALAN BENIH BERSUBSIDI

KABUPATEN/KOTA :

JENIS BENIH : Padi Inbrida, Padi Hibrida, Kedelai*)

(45)
(46)

Referensi

Dokumen terkait

Efisiensi Penularan Penyakit Blas Melalui Benih pada Varietas Padi Unggul Nasional yang Umum Ditanam Petani di Kabupaten Jember; Muhammad Samsul Arifin, 081510501091;

Peningkatan produktivitas padi dilakukan melalui peningkatan penggunaan benih bermutu dari varietas unggul spesifik lokasi dengan produktivitas tinggi termasuk benih

Efisiensi Penularan Penyakit Blas Melalui Benih pada Varietas Padi Unggul Nasional yang Umum Ditanam Petani di Kabupaten Jember; Muhammad Samsul Arifin, 081510501091;

Hasil pada penelitian menunjukkan bahwa (1) Sistem agribisnis yang dilakukan pada penangkar benih padi varietas unggul bersertifikat di Kabupaten OKU Timur

Tujuan kegiatan UPBS pada tahun 2014 meliputi : 1) Menyediakan benih sumber (logistik) Varietas Unggul Baru (VUB) padi spesifik lokasi untuk lembaga perbenihan dan

Tujuan kegiatan UPBS pada tahun 2015 meliputi : 1) Menyusun basis data kebutuhan benih, varietas, kelas benih, dan sebaran varietas unggul padi di Provinsi Bengkulu. 2)

Untuk mendukung upaya peningkatan produktifitas dan produksi padi, jagung dan kedelai serta meringankan beban petani dalam rangka peningkatan penggunaan benih varietas unggul

Selain menggunaan varietas unggul baru, penggunaan benih bermutu bersertifikat dalam pengelolaan tanaman terpadu padi sawah dapat meningkatkan hasil, karena benih bermutu akan tumbuh