• Tidak ada hasil yang ditemukan

penyediaan benih sumber 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "penyediaan benih sumber 2015"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

PENYEDI

BENI H SUMB

( VUB) ME

BE

DI

BALAI PENGKA

BADAN PENELI

LAPORAN AKHI R

DI AAN DAN PENYEBARLUA

SUMBER VARI ETAS UNGGU

MELALUI UNI T PENGELOL

BENI H SUMBER ( UPBS)

DI PROVI NSI BENGKULU

WAHYU WI BAWA

KAJI AN TEKNOLOGI PERTANI AN B

ELI TI AN DAN PENGEMBANGAN PER

2015

No. Kode : 1801.025.

UASAN

UL BARU

OLAAN

U

N BENGKULU

PERTANI AN

(2)

LAPORAN AKHI R

PENYEDI AAN DAN PENYEBARLUASAN

BENI H SUMBER VARI ETAS UNGGUL BARU

( VUB) MELALUI UNI T PENGELOLAAN

BENI H SUMBER ( UPBS)

DI PROVI NSI BENGKULU

Wahyu Wibaw a

Harw i Kusnadi

Lina I vanti

Tri Wahyuni

Yahumri

Waluyo

Rahmat Oktavia

Yanhar

Syafi’i

BALAI PENGKAJI AN TEKNOLOGI PERTANI AN BENGKULU

BADAN PENELI TI AN DAN PENGEMBANGAN PERTANI AN

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah swt, karena berkat karunia-Nyalah Laporan Akhir Tahun 2015 Kegiatan penyediaan dan penyebarluasan benih sumberVarietas Unggul Baru (VUB) melalui Unit Pengeloaan Benih Sumber (UPBS)BPTP Bengkuludapat diselesaikan. Laporan ini dibuat sebagai salah satu pertanggungjawaban terhadap hasil pelaksanaan kegiatan selama tahun 2015.

Tujuan kegiatan UPBS pada tahun 2015 meliputi : 1) Menyusun basis data kebutuhan benih, varietas, kelas benih, dan sebaran varietas unggul padi di Provinsi Bengkulu. 2) Memproduksi benih sumber padi untuk agroekosistem sawah, rawa dan ladang sebanyak 13,70 ton dengan kelas benih SS (label ungu) serta memfasilitasi proses sertifikasi benih tanaman pangan strategis (padi) ke BPSB bagi petani kooperator. 3) Mempercepat proses penyebaran VUB spesifik lokasi melalui berbagai media dan metode penyampaian informasi teknologi di Provinsi Bengkulu. 4) Memperoleh umpan balik kinerja lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Kepala BPTP Bengkulu atas arahan-arahannya dalam kegiatan ini, demikian juga kepada rekan-rekan BPTP Bengkulu yang telah memberikan sumbangan tenaga dan pemikiran sehingga kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik. Harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bengkulu, Desember 2015 Penanggung Jawab,

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul RDHP : Penyediaan Benih Sumber Varietas Unggul Baru (VUB) melalui Unit Pengeloaan Benih Sumber (UPBS) di Provinsi Bengkulu.

2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu

3. Alamat Unit Kerja : JL. I rian KM, 6,5 Bengkulu 38119 4. Sumber Dana : DI PA BPTP Bengkulu TA. 2015 5. Status Kegiatan (L/ B) : L (lanjutan)

6. Penanggung Jawab

a. Nama : Dr. Wahyu Wibawa, MP

b. Pangkat/ Golongan : Penata Tingkat 1/ I I I d c. Jabatan Fungsional : Peneliti Muda

7. Lokasi : Provinsi Bengkulu

8. Agroekosistem : Lahan sawah dan lahan rawa

9. Tahun Mulai : 2011

10. Tahun Selesai : 2016

11. Output Tahunan : 1. I nformasi dan basis data kebutuhan benih, varietas, kelas benih, dan sebaran varietas unggul padi di Provinsi Bengkulu.

2. Benih sumber padi untuk agroekosistem sawah, rawa dan ladang sebanyak 13,70 ton dengan kelas benih SS (label ungu) serta memfasilitasi proses sertifikasi benih tanaman pangan strategis (padi) ke BPSB bagi petani kooperator.

3. Peningkatan jumlah pengguna VUB yang diproduksi oleh UPBS.

4. Diperoleh umpan balik kinerja lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu.

12. Output Akhir : 1. Harmonisasi dan sinergi dari lembaga perbenihan (UPBS, BBI , BBU, UPTD Perbenihan, petani penangkar) dalam penyediaan benih unggul yang berkualitas bagi petani pengguna di Provinsi Bengkulu.

2. VUB berkualitas yang spesifik lokasi dipahami dan diadopsi secara masif oleh petani dalam upaya peningkatan produktivitas dan produksi tanaman. 3. Data base yang akurat tentang

(5)

4. UPBS menjadi lembaga penyedia benih sumber (logistik) yang mandiri, profesional dan mampu berkolaborasi aktif serta sinergis dengan lembaga perbenihan daerah.

13. Biaya : Rp. 179.570.000,00 (Seratus tujuh puluh sembilan juta lima ratus tujuh puluh ribu rupiah).

Koordinator Program,

I r. Wahyu Wibawa, MP. Ph.D NI P.19690427 199803 1001

Penanggung Jawab RDHP,

I r. Wahyu Wibawa, MP. Ph.D NI P.19690427 199803 1001

Mengetahui, Kepala BBP2TP

Dr. I r. Abdul Basit, MS NI P. 19610929 198603 1003

Kepala BPTP Bengkulu,

(6)

DAFTAR I SI

Halaman

KATA PENGANTAR... ii

LEMBAR PENGESAHAN... iii

DAFTAR I SI ... v

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR LAMPI RAN... vii

RI NGKASAN ... viii

SUMMARY... xii

I . PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Dasar Pertimbangan... 2

1.3 Tujuan ... 3

1.4 Keluaran yang Diharapkan ... 4

1.5 Perkiraan Manfaat dan Dampak ... 5

I I . TI NJAUAN PUSTAKA... 6

I I I . PROSEDUR PELAKSANAAN ... 9

3.1 Pendekatan/ Kerangka Pemikiran ... 9

3.2 Ruang Lingkup Kegiatan . ... 9

3.3 Bahan dan Prosedur Pelaksanaan Kegiatan. ... 10

I V. HASI L DAN PEMBAHASAN ... 15

4.1 Koordinasi I nternal dan Antar I nstitusi ... 15

4.2 Penyusunan Basis Data Perbenihan di Provinsi Bengkulu ... 16

4.3 I dentifikasi Kegiatan, Sarana dan Prasarana, Kelembagaan dan Kinerja Lembaga Perbenihan Daerah (BBI , BBU) ... 18

4.4 Produksi Benih Stock Seed (SS) ... 19

4.5. Percepatan proses penyebaran VUB spesifik lokasi Melalui berbagai Media dan Metode Penyampaian I nformasi Teknologi di Provinsi Bengkulu . ... 29

4.6. Kinerja UPBS dan Produktivitas Petani Penangkar ... 31

V. KESI MPULAN DAN SARAN ... 32

KI NERJA HASI L DI SEMI NASI ... . 33

DAFTAR PUSTAKA ... 33

ANALI SI S RI SI KO ... 35

JADWAL KERJA... 37

PEMBI AYAAN. ... 39

PERSONALI A ... 41

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Data Sebaran Varietas Padi di Provinsi Bengkulu Tahun 2015... 16 2. Kebutuhan Benih bedasarkan jumlah luas tanam VUB di Provinsi

Bengkulu Tahun 2015. ... 17 3. Keragaan lembaga perbenihan padi di Provinsi Bengkulu ... 20 4. Nama petani, luas lahan, kebutuhan benih dan varietas

masing-masing petani kooperator kegiatan UPBS BPTP Bengkulu TA.

2015 di Desa Taba, Kecamatan Talo Kecil, Kabupaten Seluma ... 22 5. Nama petani, luas lahan, kebutuhan benih dan varietas

masing-masing petani kooperator kegiatan UPBS BPTP Bengkulu TA. 2015 di Desa Rimbo Kedui, Kecamatan Seluma Selatan, Kabupaten

Seluma ... 23 6. Nama petani, luas lahan, kebutuhan benih dan varietas

masing-masing petani kooperator kegiatan UPBS BPTP Bengkulu TA.2015 di

Kabupaten Bengkulu Utara... 24 7. Nama petani, luas lahan, kebutuhan benih dan varietas

masing-masing petani kooperator kegiatan UPBS BPTP Bengkulu TA. 2015

di Kabupaten Rejang Lebong ... 24 8. Komponen PTT dan teknologi yang diterapkan pada kegiatan

Penangkaran UPBS BPTP Bengkulu TA. 2015 ... 26 9. Hasil prosesing calon benih UPBS BPTP Bengkulu TA. 2015... 28 10. Data stok,Produksi dan Distribusi VUB Padi UPBS

(8)

DAFTAR LAMPI RAN

(9)

RI NGKASAN

1. Judul : Penyediaan dan Penyebarluasan Benih Sumber Varietas Unggul Baru (VUB) melalui Unit Pengeloaan Benih Sumber (UPBS) di Provinsi Bengkulu

2. Unit kerja : BPTP Bengkulu 3. Lokasi : Provinsi Bengkulu

4. Agroekosistem : Lahan Sawah, Lahan Rawa, dan Ladang 5. Status (L/ B) : Lanjutan

6. Tujuan : Tahun 2015:

1. Menyusun basis data kebutuhan benih, varietas, kelas benih, dan sebaran varietas unggul padi di Provinsi Bengkulu.

2. Memproduksi benih sumber padi untuk agroekosistem sawah, rawa dan ladang sebanyak 13,70 ton dengan kelas benih SS (label ungu) serta memfasilitasi proses sertifikasi benih tanaman pangan strategis (padi) ke BPSB bagi petani kooperator.

3. Mempercepat proses penyebaran VUB spesifik lokasi melalui berbagai media dan metode penyampaian informasi teknologi di Provinsi Bengkulu.

4. Memperoleh umpan balik kinerja lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu

Akhir kegiatan :

1. Menciptakan harmonisasi dan sinergi dari lembaga perbenihan (UPBS, BBI , BBU, UPTD Perbenihan, petani penangkar) dalam menyediakan benih unggul yang berkualitas bagi petani pengguna di Provinsi Bengkulu. 2. Petani memahami dan mengadopsi

penggunaan VUB berkualitas yang spesifik lokasi dalam upaya peningkatan produktivitas dan produksi tanaman pangan strategis (padi).

3. Menyusun basis data yang akurat tentang kebutuhan benih, lembaga perbenihan daerah (BBI , BBU, penangkar), penyebaran benih, dan peta pengembangan VUB spesifik lokasi di Provinsi Bengkulu.

(10)

7. Keluaran : Tahun 2015 :

1. I nformasi dan basis data kebutuhan benih, varietas, kelas benih, dan sebaran varietas unggul padi di Provinsi Bengkulu.

2. Benih sumber padi untuk agroekosistem sawah, rawa dan ladang sebanyak 13,70 ton dengan kelas benih SS (label ungu) serta memfasilitasi proses sertifikasi benih tanaman pangan strategis (padi) ke BPSB bagi petani kooperator.

3. Peningkatan jumlah pengguna VUB yang diproduksi oleh UPBS.

4. Diperoleh umpan balik kinerja lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu.

Akhir kegiatan :

1. Harmonisasi dan sinergi dari lembaga perbenihan (UPBS, BBI , BBU, UPTD Perbenihan, petani penangkar) dalam penyediaan benih unggul yang berkualitas bagi petani pengguna di Provinsi Bengkulu. 2. VUB berkualitas yang spesifik lokasi dipahami

dan diadopsi secara masif oleh petani dalam upaya peningkatan produktivitas dan produksi tanaman pangan strategis (padi) . 3. Data base yang akurat tentang kebutuhan

benih, lembaga perbenihan daerah (BBI , BBU, penangkar), penyebaran benih, dan peta pengembangan VUB spesifik lokasi di Provinsi Bengkulu.

4. UPBS menjadi lembaga perbenihan yang mandiri, profesional dan mampu berkolaborasi aktif serta sinergis dengan lembaga perbenihan daerah.

3. Alternatif rekomendasi peningkatan kinerja lembaga perbenihan.

4. Peta terintegrasi (overlay) dari lokasi penangkar, lembaga perbenihan dan penyebaran VUB padi.

9. Prakiraan Manfaat : 1. Tersedia informasi yang akurat mengenai kebutuhan benih, varietas, kelas benih, waktu produksi dan penyebaran VUB di Provinsi Bengkulu.

(11)

petani penangkar mendapatkan benih sumber secara tepat jumlah, varietas, mutu, waktu, lokasi dan harga.

3. Petani dan lembaga perbenihan daerah mendapatkan bimbingan teknis budidaya, prosesing benih, dan bahkan dapat menyaksikan langsung keunggulan varietas yang dikembangkan melalui berbagai kegiatan diseminasi (penangkaran, temu lapang, panen raya).

4. Petani menghargai dan memahami panjangnya proses untuk menghasilkan benih unggul berkualitas dan pentingnya penggunaan VUB spesifik lokasi.

5. Petani mendapatkan varietas adaptif yang sudah teruji dengan potensi hasil tinggi dan toleran terhadap berbagai cekaman lingkungan biotik dan abiotik, sebagai upaya untuk mengurangi resiko kegagalan dalam usaha tani.

6. Benih yang spesifik agroekosistem (dataran rendah, dataran tinggi, lahan kering, lahan rawa, lahan masam, lahan alkalis, lahan sawah irigasi, tadah hujan) dapat disediakan secara tepat, sehingga para pengguna/ petani mempunyai banyak pilihan atau alternatif VUB spesifik lokasi.

7. Lembaga perbenihan di daerah dapat melakukan pembenahan secara internal dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi sebagai lembaga penyedia benih berkualitas untuk masyarakat tani di Provinsi Bengkulu.

10. Prakiraan Dampak : Adopsi terhadap benih berkualitas yang spesifik lokasi berdampak pada peningkatan produksi dan produktivitas tanaman padi di ProvinsiBengkulu. Peningkatan tersebut akan menyebabkan meningkatnya pendapatan petani. Peningkatan produktivitas dan produksi padi dapat mendukung dan mewujudkan swasembada dan swasembada padi berkelanjutan di Provinsi Bengkulu.

(12)

perbaikan rencana kegiatan (RODHP dan juklak) dan koordinasi. Pelaksanaan kegiatan meliputi: (a) Pertemuan internal dan antar institusi (dinas/ instansi terkait di pusat dan daerah),( b) Menyusun basis data perbenihan di Provinsi Bengkulu (c).I dentifikasi kegiatan dan kinerja lembaga perbenihan daerah (BBI dan BBU) (d).Produksi benih/ pelaksanaan penangkaran di lahan petani penangkar, prosesing, sertifikasi, penyimpanan dan distribusi benih (e) Meningkatkan kapasitas (pengetahuan dan keterampilan) petugas, penangkar, dan petani dalam upaya perubahan sikap dan perilaku (f). pelaporan kegiatan. Adapun parameter yang diamati meliputi: (1) Basis data dan Peta penyebaran varietas padi di Provinsi Bengkulu, (2) Kinerja UPBS, lembaga perbenihan daerah dan peran petani penangkar dalam memenuhi kebutuhan benih sumber di Provinsi Bengkulu, (3) Produksi benih sumber padi, (4) Jumlah benih yang produksi dan disalurkan oleh UPBS BPTP Bengkulu, dan (5) Jumlah penangkar yang dibina.

12. Jangka Waktu : 6 tahun (2011 -2016).

(13)

SUMMARY

1. Title : Supplyingand Distribution of Breeding Seed for New I mproved Varieties by Management Unit for Breeding Seed in BengkuluProvince.

2. I nstitusion : Bengkulu AI AT 3. Location : Bengkulu Province

4. Agroecosystem : Rice field, Swamp,and fields 5. Status (N/ C) : Continued

6. Objective : On 2015 :

1. Develop database seed needed, varieties, seed class, and distribution of high yielding varieties of rice in the province of Bengkulu. 2. Producing rice seed source for agroecosystem

fields, swamps and fields as much as 13.70 tons with seed class SS (purple label) and facilitate the certification process of strategic food crop seeds for farmers to BPSB cooperators.

3. Accelerate the deployment site-specific VUB through a variety of media and methods of delivery of information technology in the province of Bengkulu.

4. Obtain feedback breeding institution performance in Bengkulu

And of activity :

1. To create harmonize dan sinergy of breeding institution (UPBS, BBI ), BBU, UPTD, and breeders) and in supplying high quality of supperior seed for farmers in Bengkulu Province.

2. Farmers understand and adopt using high specific locations quality VUB in an effort to increase productivity and production of strategic food crops (rice).

3. Develop accurate data base on with seed needed, regional breeding institution, (BBI , BBU, penangkar), spreading seed and map of developing new improved varieties having site-specific in Bengkulu Province.

4. To make UPBS as self and profesional breeding seed supplyer that able to colaborate with regional breeding institution.

7. Output : On 2015 :

1. I nformations of seed needed, varieties, seed class, distribution of high yielding varieties of rice in the Bengkulu Province.

(14)

facilitate the certification process of strategic food crop seeds (rice) to BPSB for farmer cooperators.

3. I ncreasing the number of users VUB produced by UPBS.

4. Retrieved performance feedback seed institutions in the province of Bengkulu.

End of activity :

1. Harmonize dan sinergy of breeding institution (UPBS, BBI , BBU, UPTD, and breeders) and in supplying high quality of supperior seed for farmers in the province of Bengkulu users. 2. VUBspecific quality massively understood and

adopted by farmers in an effort to increase productivity and production of strategic food crops (rice).

3. The data base that is accurate about the needs of the seed, seedling institute area (BBI , BBU, breeder), seed dispersal, and maps VUB development of specific locations in the province of Bengkulu.

4. Germination UPBS be independent institutions, professional and able to collaborate actively and synergistically with local seed institutions. 8. Result/ Achievement : 1. On 2012 UPBS had produced and distributed

17.962 kg of rice breeding seed.

2. On 2013 UPBS had produced new improved varieties of rice (I npari, I npara, I npago), corn, and soybean.

3. Recommandation for increasing performance of regional breeding seed institution.

4. I ntegrated map of breeding location, regional breeding institution, and spreading new improved varieties of breeding seed.

9. Expected benefit : 1. Aviability of acurate informations conected with seed needed, varieties, seed class and period of seed production, and spreading new improved varieties in Bengkulu Province.

2. Regional breeding institutions included breeders can get breeding seed easely in exactly volume, variety, time, site, price and quality.

3. Farmersandregional breeding institution get guidance in cultivation and seed proccessing and than they can see supperiorty of developed varieties directly on the field through various disemination activities.

4. Farmersgetadaptive varieties having high potencial yield and tolerant for manykinds of extreem environment.

(15)

be supplied fastly and axactly.

6. Regional breeding institution can do internal improvement as an effort to do duty and fanction as high quality of breeding institution in Bengkulu Province.

7. Farmers appreciate and understand the complexity proccess to produce improved seed having good quality and they aware that planting or using new improved varieties is important thing to increase rice production. 8. Seed having specific agroecosystem (low lat itu,

high latitu, dry land, swamp, acid soil, alcalic soil) can be supplied exactly, sothat farmers and breeders have many choiice in using new improved varieties.

10. Expected I mpact : Adoption for supperior seed has impact in increasing rice productivity and production in Bengkulu Province. The increasing of productivity will cause increasing of farmersincome. This condition will support rice self suficient.

11. Procedure : UPBS activities will be conducted in Bengkulu Province. Seed production will be conducted on farmers field with controling quality from AI AT and certification institute. UPBS activities consist of preparation, execution and evaluation. The preparation incluted activities of arrangment of proposal (RODHP and Guidance) and coordination. The excecution activities consists of a). Coordination between internal and external institution. b). Seed production. c). Assistance for breeders. d). Reporting and evaluation. . 12. Duration : 6 years (2011 -2016).

(16)

I . PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu hambatan dalam pencampaian swasembada tanaman pangan di I ndonesia adalah ketersediaan benih yang belum memadai. Saat ini, produksi benih baru memenuhi sekitar separuh produksi benih nasional. Sisa kebutuhan benih dipenuhi dengan cara mengimpor. Selain permasalahan tersebut, petani juga kesulitan memperoleh benih yang bermutu, sehingga petani menggunakan benih asalan untuk memenuhi kebutuhannya.

Permasalahan lain terdapat pada kelembagaan produksi benih seperti Balai Benih I nduk (BBI ) dan Balai Benih Unggul (BBU) yang selama ini belum berfungsi secara optimal khususnya sejak era otonomi daerah, sehingga lembaga tersebut belum dapat diharapkan sebagai penyedia benih sumber. Berdasarkan hasil kegiatan UPBS tahun 2015 terhadap lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu, dari 10 kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Bengkulu, hanya 7 kabupaten yang memiliki balai benih padi. Terdapat tiga kabupaten, yakni Kabupaten Seluma, Bengkulu Utara, dan Bengkulu Tengah yang belum memiliki lemabaga perbenihan. Padahal, Kabupaten Seluma dan Kabupaten Bengkulu Utara merupakan sentra penghasil padi di Provinsi Bengkulu.

Secara umum, lembaga perbenihan baik pada tingkat BBI dan BBU menghadapi permasalahan yang sama yakni keterbatasan sarana dan prasarana (peralatan dan bangunan sarana produksi benih), SDM (kurang keterampilan dan pelatihan), infrastruktur jaringan irigasi, dan anggaran. Selain itu, struktur kelembagaan lembaga perbenihan di kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu masih beragam. Sudah ada lembaga perbenihan yang dibentuk struktur tersendiri menjadi institusi eselon I I I dan I V, namun masih ada lembaga perbenihan yang menempati struktur di bawah Kepala Bidang Pertanian.

(17)

Keberadaan UPBS di BPTP juga diharapkan dapat mengatasi permasalahan kurangnya promosi dan diseminasi VUB oleh Balai Besar Penelitian/ Balit komoditas, minimnya stok dan logistik benih VUB adaptif serta jauhnya rentang kendali antara produsen (sumber benih: Balai Besar Penelitian dan Balit Komoditas) dan pengguna benih (BBI , BBU dan petani penangkar).

Lebih lanjut, UPBS di BPTP mempunyai mandat untuk menghasilkan benih sumber kelas FS dan SS dengan jumlah dan varietas yang disesuaikan dengan kebutuhan, permintaan, preferensi serta karakteristik agroekosistem dan sosial budaya setempat (BBP2TP, 2013). UPBS BPTP Bengkulu sejauh ini telah menghasilkan dan menyebarluaskan VUB padi, jagung dan kedelai. Hasil yang telah dicapai adalah telah disebarkan sebanyak 17.962 kg VUB padi pada tahun 2012 dan pada tahun 2013 telah diproduksi benih sumber VUB padi (I npari, I npara dan I npago) 33,5 ton, jagung 1,95 tondan kedelai 0,40 ton.

Pada tahun 2014, UPBS bekerjasama dengan petani penangkar dan lembaga perbenihan (BBI / BBU) telah menghasilkan benih sumber VUB padi sebanyak 34.56 ton. Pada tahun 2015, ditargetkan produksi benih VUB sebanyak 13.70 ton benih padi kelas SS (label ungu) dan dihasilkan basis data kebutuhan benih, varietas, kelas benih, dan sebaran varietas unggul padi di Propinsi Bengkulu.

1.2 Dasar Pertimbangan

1. Produktivitas padi di Propinsi Bengkulu pada tahun 2014 masih relatif rendah yaitu 4.02 ton/ ha menurun 4.67% dibandingkan tahun 2013 (Badan Pusat Statistik, 2014).

2. Luas tanam VUB padi di Propinsi Bengkulu pada tahun 2014 adalah 71.931 ha dengan dominasi penggunaan VUB Cigeulis (luas tanam 27.664 ha) dan Mekongga (luas tanam 18.871 ha) (Dinas Pertanian Propinsi Bengkulu, 2014).

3. Tingkat kesadaran petani dalam memanfaatkan VUB spesifik lokasi baru sudah mulai muncul, seiring dengan kegiatan promosi. Oleh karena itu, perlu ditingkatkan upaya penyediaan logistik VUB padi yang memenuhi enam tepat.

(18)

menyediakan benih sumber VUB sebanyak 33,15 ton, tahun 2014 sebanyak 34.56 ton dan pada tahun 2015, produksi sumber benih UPBS ditargetkan menjadi 13,70 ton VUB SS.

5. Penyebarluasan VUB spesifik lokasi dapat diwujudkan secara cepat dengan cara mendekatkan teknologi kepada stakeholders (pengambil kebijakan) dan petani pengguna. Keunggulan VUB dapat disebarluaskan kepada petani maupun stakeholders melalui kegiatan demplot, penangkaran, temu lapang dan temu usaha. VUB cepat diadopsi jika stakeholders dan petani yakin bahwa VUB yang ditawarkan dapat meningkatkan produktivitas, kualitas hasil serta pendapatan usahatani.

6. UPBS dapat berperan sebagai penyedia logistik benih dan agen dalam mempromosikan/ menyebarluaskan VUB Badan Litbang Pertanian.

7. Ketersediaan benih sumber spesifik lokasi untuk lembaga perbenihan di daerah (BBI , BBU, UPTD Perbenihan) dan petani penangkar masih kurang dan perlu disediakan secara tepat.

8. Sinergi dan kolaborasi antar lembaga perbenihan di daerah masih lemah.

1.3 Tujuan

Tujuan kegiatan UPBS pada tahun 2015 adalah:

1. Menyusun basis data kebutuhan benih, varietas, kelas benih, dan sebaran varietas unggul padi di Provinsi Bengkulu.

2. Memproduksi benih sumber padi untuk agroekosistem sawah, rawa dan ladang sebanyak 13,70 ton dengan kelas benih SS (label ungu) serta memfasilitasi proses sertifikasi benih tanaman pangan strategis (padi) ke BPSB bagi petani kooperator.

3. Mempercepat proses penyebaran VUB spesifik lokasi melalui berbagai media dan metode penyampaian informasi teknologi di Provinsi Bengkulu. 4. Memperoleh umpan balik kinerja lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu Tujuan akhir kegiatan UPBS BPTP Bengkulu adalah :

(19)

2. Petani memahami dan mengadopsi penggunaan VUB berkualitas yang spesifik lokasi dalam upaya peningkatan produktivitas dan produksi tanaman pangan strategis (padi).

3. Menyusun basis data yang akurat tentang kebutuhan benih, lembaga perbenihan daerah (BBI , BBU, penangkar), penyebaran benih, dan peta pengembangan VUB spesifik lokasi di Provinsi Bengkulu.

4. Membentuk UPBS sebagai lembaga perbenihan yang mandiri, profesional dan mampu berkolaborasi aktif serta sinergis dengan lembaga perbenihan daerah.

1.4 Keluaran yang Diharapkan

Keluaran Tahun 2015 :

1. I nformasidan basis data kebutuhan benih, varietas, kelas benih, dan sebaran varietas unggul padi di Provinsi Bengkulu.

2. Benih sumber padi untuk agroekosistem sawah, rawa dan ladang sebanyak 13,70 ton dengan kelas benih SS (label ungu) serta memfasilitasi proses sertifikasi benih tanaman pangan strategis (padi) ke BPSB bagi petani kooperator.

3. Peningkatan jumlah pengguna VUB yang diproduksi oleh UPBS.

4. Diperoleh umpan balik kinerja lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu.

Keluaran Akhir Kegiatan :

1. Harmonisasi dan sinergi dari lembaga perbenihan (UPBS, BBI , BBU, UPTD Perbenihan, petani penangkar) dalam penyediaan benih unggul yang berkualitas bagi petani pengguna di Provinsi Bengkulu.

2. VUB berkualitas yang spesifik lokasi dipahami dan diadopsi secara masif oleh petani dalam upaya peningkatan produktivitas dan produksi tanaman pangan strategis (padi).

3. Basis data yang akurat tentang kebutuhan benih, lembaga perbenihan daerah (BBI , BBU, penangakar), penyebaran benih dan peta pengembangan VUB spesifik lokasi di Provinsi Bengkulu.

(20)

1.5 Perkiraan Manfaat dan Dampak

Manfaat dari UPBS BPTP Bengkulu bagi stakeholders:

1. Memberikan informasi yang akurat mengenai kebutuhan benih, varietas, kelas benih, waktu produksi dan penyebaran VUB di Provinsi Bengkulu. 2. Lembaga perbenihan di daerah termasuk petani penangkar mendapatkan

benih sumber dengan tepat jumlah, varietas, mutu, waktu, lokasi dan harga. 3. Petani dan lembaga perbenihan daerah mendapatkan bimbingan teknis

budidaya, prosesing benih, dan bahkan dapat menyaksikan langsung keunggulan varietas yang dikembangkan melalui berbagai kegiatan diseminasi (penangkaran, temu lapang, panen raya).

4. Petani menghargai dan memahami panjangnya proses untuk menghasilkan benih unggul berkualitas dan pentingnya penggunaan VUB spesifik lokasi. 5. Petani mendapatkan varietas adaptif yang sudah teruji dengan potensi hasil

tinggi dan toleran terhadap berbagai cekaman lingkungan biotik dan abiotik, sebagai upaya untuk mengurangi resiko kegagalan dalam usaha tani.

6. Benih yang spesifik agroekosistem (dataran rendah, dataran tinggi, lahan kering, lahan rawa, lahan masam, lahan alkalis, lahan sawah irigasi, tadah hujan) dapat disediakan secara tepat, sehingga para pengguna/ petani mempunyai banyak pilihan atau alternatif VUB yang spesifik lokasi.

7. Lembaga perbenihan di daerah dapat melakukan pembenahan secara internal dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi sebagai lembaga penyedia benih berkualitas untuk masyarakat tani di Provinsi Bengkulu.

(21)

I I . TI NJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis

Penggunaan varietas unggul yang berdaya hasil tinggi, responsif terhadap pemupukan dan toleran terhadap serangan hama penyakit utama telah terbukti dapat meningkatkan produktivitas (Nugraha dkk., 2007). Sistem perbenihan yang tangguh (produktif, efisien, berdaya saing, dan berkelanjutan) sangat diperlukan untuk mendukung upaya peningkatan penyediaan benih padi dan peningkatan produksi beras nasional.

Kesadaran petani untukmenggunakan benih bermutu dari VUB spesifik lokasi sudah mulai muncul di Propinsi Bengkulu. VUB (I npari, I npara, dan I npago) yang dilepas sejak tahun 2008 masih belum dominan di petani. Hal ini menunjukkan bahwasistem diseminasi masih lemah. Wahyuni (2011) melaporkan bahwa lambatnya adopsi VUB juga dipicu oleh terbatasnyaketersediaan benih sumberserta belum dapat dilayaninya permintaan VUB dari stakeholdersmaupun petani secara tepatwaktu, jumlah, varietas, tempat, harga, dan kualitas.

Penyebarluasan informasi tentang keunggulan VUB padi spesifik lokasi serta ketersediaan benih sumber berpengaruh terhadap percepatan proses adopsi. Keunggulan suatu varietasakan dapat dirasakan manfaatnya apabila tersedia benih dalam jumlah cukup untuk ditanam oleh petani (Daradjat dkk., 2008).

Selain tersedia benih dalam jumlah yang cukup, untuk mendorong percepatan penggunaan benih bermutu diperlukan upaya penangkaran dan sertifikasi benih.UPBS dilembagakan sebagai bentuk tindakan reponsif atas lemahnya kinerja kelembagaan perbenihan di daerah, kurangnya promosi dan diseminasi VUB oleh sumber inovasi, serta minimnya stok dan logistik benih VUB spesifik lokasi. UPBS di BPTP mempunyai mandat untuk menghasilkan benih sumber kelas FS dan SS dengan jumlah dan varietas yang disesuaikan dengan kebutuhan, permintaan, preferensi serta karakteristik agroekosistem dan sosial budaya setempat (BBP2TP, 2013).

(22)

nasinya pulen (Wibawa dkk., 2012). Konsekuensi dari peningkatan kesadaran petani dalam penggunaan benih bermutu dan VUB spesifik lokasi adalah: (1). Perlu peningkatan intensitas, kualitas dan jangkauan informasi/ penyuluhan yang berkaitan dengan keunggulan VUB yang spesifik lokasi (2). Perlu perencanaan dan prediksi yang akurat berkaitan dengan kebutuhan benih, varietas, kelas benih, waktu produksi dan sebaran varietasnya (3). Penguatan sinergi dan kolaborasi antar lembaga perbenihan daerah (BBI , BBU) dan kelompok/ petani penangkar (4). Penyediaan (logistik) benih sesuai kebutuhan masyarakat tani secara tepat waktu, tempat, jumlah, varietas, harga, dan kualitas.

2.2. Hasil Penelitian Terkait

Perubahan iklim global berpengaruh terhadap produksi pertanian, dampaknya dapat berupa peningkatan munculnya hama dan penyakit, fluktuasi ketersediaan air, salinitas, penurunan/ perubahan luas area tanam, penurunan hasil (produksi dan produktivitas), dan lain-lain. Manajemen pertanian dalam menghadapi perubahan iklim global yang dapat dilakukan salah satunya dengan menggunakan varietas yang toleran (Haryanto, 2014).

Terkait dengan hal tersebut, Kementerian Pertanian hingga saat ini telah melepas 233 Varietas Unggul Baru (VUB) padi, yaitu 144 VUB padi sawah inbrida, 35 VUB padi hibrida, 30 VUB padi gogo, dan 24 VUB padi rawa/ pasang surut (Sudarwati, dkk., 2014). Lebih lanj ut, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian telah menyiapkan dan menyediakan VUB yang toleran menghadapi musim kekeringanpada tahun 2015. Karakteristik beberapa varietas unggul tersebut adalah: umur genjah, tahan dan adaptif terhadap kekeringan dan dapat bertahan pada dua kondisi iklim yang berbeda yaitu lahan kering dan lahan genangan (Amfibi). Varietas-varietas padi tersebut adalah: Limboto, Batutegi, Towuti, Situ Patenggang, Situ Bagendit, I npari 10 Laeya, I npago 4, I npago 5, I npago 6, I npago 7, I npago 8, dan I npago 9 (Anonim, 2015).

(23)

penggunaan kemasan kantong plastik dengan ketebalan 0.08 mm cukup baik untuk menahan pengaruh RH udara ruang penyimpanan terhadap kadar air benih padi.

Dewayani dkk. (2013) melakukan penelitian penyimpanan kualitas gabah dan beras yang dikemas dengan menggunakan kemasan hermetik dan karung plastik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan dengan menggunakan kemasan kedap udara (hermetik) dapat mempertahankan kualitas gabah. Penggunaan kemasan hermetik dapat menghambat kenaikan kadar air gabah varietas Cigeulis selama dalam penyimpanan. Selain itu, penyimpanan hermetik mampu mempertahankan daya tumbuh gabah yang tinggi (99% ) hingga penyimpanan 9 dan 12 bulan. Sementara penyimpanan dengan kemasan karung plastik menurunkan daya tumbuh gabah hingga 11% pada penyimpanan selama 9 bulan dan 0% pada penyimpanan selama 12 bulan.

(24)

I I I .

PROSEDUR PELAKSANAAN

3.1. Pendekatan/ Kerangka Pemikiran

Keluaran kegiatanUPBSdapat tercapai apabila data dukung yang diperlukan dapat diperoleh.Data dan informasi yang diperlukan berkaitan dengan: (1). Total kebutuhan benih padi dalam 1 tahun (2). Komposisi varietas padi yang dikembangkan/ dibudidayakan (3). Kebutuhan benih berdasarkan varietas dan kelas benih (4). Sebaran varietas padi (peta) (5). Kalender tanam terpadu dalam penentuan waktu dan lokasi tanam ( 6). Jumlah, aktifitas, sarana dan prasarana, kelembagaan, dan kinerja lembaga perbenihan daerah (BBI dan BBU) di Provinsi Bengkulu (7). Jumlah dan sebaran kelompok/ petani penangkar (8). Peluang dan permasalahan dalam penyediaan dan penyebarluasan VUB spesifik lokasi (9). Metode penyuluhan dan diseminasi.

Data dan informasi tersebut diperoleh melalui desk study, survey, pengisian kuisioner maupun wawancara. Data yang terkumpul ditabulasikan, dianalisis, dan diintrepretasikan menjadi output kegiatan yang sesuai dengan tujuan kegiatan yaitu : (1) I nformasi dan basis data kebutuhan varietas, kelas benih, dan sebaran varietas unggul padi. (2) I nformasi tentang kelembagaan, kegiatan dan kinerja institusi perbenihan daerah (BBI dan BBU) serta kelompok penangkar. (3) Peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta perubahan perilaku dari petugas, penangkar, dan petani dalam pemilihan serta penggunaan VUB spesifik lokasi (4) Benih sumber padi untuk agroekosistem sawah dan rawa sebanyak 13,70 ton dengan kelas benih SS (label ungu) serta memfasilitasi proses sertifikasi.

3.2. Ruang Lingkup Kegiatan

(25)

perbenihan daerah. Produksi benih diutamakan untuk kebutuhan benih sumber di Provinsi Bengkulu.

3.3. Bahan dan Prosedur Pelaksanaan Kegiatan

3.3.1 Bahan dan alat

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan Produksi Benih/ UPBS antara lain: a) VUB padi (I npari dan I npara) kelas BS (label kuning) dan FS (label putih). b) Saprodi pupuk (pupuk phonska, urea), pestisida (herbisida, insektisida, fungisida). c) Karung untuk hasil panen dan karung kemasan 20 kg, d) Plastik kemasan 5 kg, e) Tali, dan f) Elpiji.

Peralatan yang diperlukan dalam kegiatan UPBS tahun 2015 antara lain: timbangan, alat pengukur kadar air, alat pengebor tanah, sealer, terpal penjemuran, seed cleaner, seed blower, AC, dan gerobak sorong.

3.3.2 Prosedur pelaksanaan kegiatan

Lokasi kegiatan dan w aktu

Lokasi penangkaran kegiatan UPBS pada tahun 2015 adalah Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Bengkulu Utara, dan Kabupaten Seluma. Pemilihan lokasi penangkaran didasarkan pada beberapa kriteria yaitu: (1). Merupakan daerah sentra padi di masing-masing kabupaten/ kota, (2). Lokasi strategis, pinggir jalan, mudah dijangkau dan didukung oleh sarana irigasi yang memadai, (3) Bukan merupakan daerah endemis hama dan penyakit utama padi, (4). Petani kooperatif dan bersedia bekerjasama secara partisipatif.

Tahapan pelaksanaan kegiatan

Persiapan

(26)

Pelaksanaan kegiatan

1. Pertemuan internal dan antar institusi

Pertemuan internal dilaksanakan secara rutin dalam bentuk pertemuan di BPTP Bengkulu yang mengevaluasi kemajuan dan tindak lanjut kegiatan di masing-masing lokasi kegiatan UPBS/ Perbenihan.Pertemuan antarinstitusi dilakukan baik pada tingkat regional (stakeholders di Provinsi dan Kabupaten) maupun nasional. Pertemuan di tingkat regional, khususnya ditingkat kabupaten direncanakan dalam bentuk koordinasi yang dilakukan denganstakeholders (Dinas Pertanian Kabupaten maupun Badan Pelaksana Penyuluhan). Pertemuan/ workshop/ seminar di tingkat nasional dilakukan di Balai Besar/ Balit lingkup Badan Litbang pertanian.

2. Penyusunan basis data perbenihan di Provinsi Bengkulu

Basis data disusun dari data primer dan sekunder melalui desk study, wawancara, pengisian kuisioner, dan survei. Data yang diperlukan dalam penyusunan basis data perbenihan diantaranya adalah: (1). Total kebutuhan benih padi dalam 1 tahun (2). Komposisi varietas padi yang dikembangkan/ dibudidayakan di Provinsi Bengkulu (3). Kebutuhan benih berdasarkan varietas dan kelas benih (4). Sebaran varietas padi (peta) di 10 kabupaten/ kota (5). Kalender tanam terpadu dalam penentuan waktu dan lokasi tanam.

Basis data ini bermanfaat dalam perencanaan produksi benih berkaitan dengan jumlah/ volume, varietas, kelas benih, lokasi dan waktu penggunaan benih. Basis data perbenihan dapat digunakan untuk mengevaluasi kecukupan dan kinerja UPBS dan lembaga perbenihan daerah dalam penyediaan dan penyebarluasan benih sumber dari VUB spesifik lokasi.

3. I dentifikasi kegiatan, sarana dan prasarana, kelembagaan, dan kinerja lembagaperbenihan daerah (BBI ; BBU)

(27)

Selatan), Balai Benih I nduk (Kepahiang dan Mukomuko), Balai Benih Utama(Kaur), Balai Benih Padi dan Palawija (Lebong dan Rejang Lebong). Kabupaten Seluma, Bengkulu Tengah dan Bengkulu Utara belum memiliki lembaga perbenihan.

4. Produksi benih SS

Penentuan lokasi dan petani kooperator

UPBS BPTP Bengkulu tidak mempunyai kebun percobaan, maka produksi benih dilakukan di lahan petani penangkar kooperator.Penentuan lokasi dan petani penangkar sangat berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan. Pemilihan petani kooperator menjadi salah satu faktor penting dalam pelaksanaan penangkaran. Petani penangkar yang dipilih adalah petani yang kooperatif dan bersedia untuk mengikuti semua petunjuk teknis yang telah ditentukan.

Budidaya , panen , prosesing dansertifikasi benih

Pelaksanaan penangkaran difokuskan pada produksi benih sumber padi SS sebanyak 13,70 ton. Kegiatan produksi benih dimulai dengan kegiatan budidaya, meliputi kegiatan persemaian, penyiapan lahan, penanaman, pemupukan, pengairan, penyiangan dan pengendendalian OPT, roughing, panen, sertapengeringan. Setelah proses pengeringan, dilanjutkan dengan kegiatan pengolahan benih (seed cleaning), sertifikasi,pengemasan serta penyimpanan yang secara keseluruhan akan dtuangkan dalam juklak.

VUB yang ditangkarkan sudah diseleksi melalui berbagai kegiatan penelitian, pengkajian, pendampingan, maupun gelar teknologi di BPTP Bengkulu. VUB yang sudah ditangkarkan dan sudah terseleksidiantaranya adalah I npari 6, I npari 7, I npari 10, I npari 13, I npari 15 , Banyuasin, I npara 2, I npara 6, dan I npago 8.Varietas yang ditangkarkan pada tahun 2015 adalah I npari 30 Ciherang Sub 1, I npari 6, I npara 2, I npara 4, I npari 16, dan I npari 18.Penentuan varietas berdasarkan pertimbangan teknis, kesesuaian agroekosistem dan preferensi petani.

5. Percepatan proses penyebaran VUB spesifik lokasi melalui berbagai media dan metode penyampaian informasi teknologi di Provinsi Bengkulu.

(28)

Berbagai metode dan media penyuluhan (display, demplot, temu lapang, gelar teknologi, maupun penyebaran bahan informasi tercetak maupun elektronik) perlu diintensifkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani. Hal ini dilakukan dalam upaya mengubah sikap dan perilaku petani untuk menerima VUB spesifik lokasi yang direkomendasikan.

Promosi/ sosialisasi juga dilakukan untuk menyebarluaskan informasi tentang ketersediaan benih sumber di UPBS BPTP Bengkulu kepada dinas/ instansi lingkup pertanian tingkat Provinsi dan Kabupaten/ Kota, BUMN, penangkar dan petani padi. Sosialisasi dilakukan melalui berbagai kegiatan pertemuan (temu lapang, temu usaha, sinkronisasi/ koordinasi kegiatan dengan stakeholders), penyebarluasan informasi dalam bentuk tercetak serta website. Melalui berbagai kegiatan sosialisasi diharapkan timbulnya sinergi kegiatan antar pelaku agribisnis (petani, badan usaha, dan pemerintah) dalam mempercepat penyebarluasan penggunaan VUB padidi lahan petani.

Strategi pendistribusian benih sumber dilakukan dengan 2 pendekatan yaitu (1) promosi/ diseminasi dan (2) komersial.

Distribusi melalui kegiatan promosi/ diseminasi

Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain :

1. Sosialisasi benih VUB kepada dinas pertanian (Provinsi/ kabupaten/ kota), badan koordinasi penyuluhan (pada tingkat Provinsi) atau badan pelaksana penyuluhan kabupaten/ kota.

2. Melakukan promosi benih bersama dengan Dinas dan masyarakat dalam bentuk kunjungan lapang maupun panen bersama.

3. Pemberian bantuan benih kepada petani melalui dinas pertanian kabupaten/ kota dan/ atau badan pelaksana penyuluhan pertanian kabupaten/ kota setempat untuk dimanfatkan dalam kegiatan uji adaptasi varietas, demonstrasi benih unggul, demplot, display VUB dan kaji terap varietas unggul.

4. Temu lapang hasil kegiatan penangkaran varietas unggul serta pameran. 5. Pameran dalam rangkahari ulang tahun (HUT) kabupaten/ kotadan pameran

pembangunan.

(29)

Distribusi benih secara komersial

1). Produksi benih yang dimanfaatkan secara komersial atau dijual. Hasil penjualan sepenuhnya disetorkan kepada kas negara sebagai pendapatan negara bukan pajak (PNBP). Semakin besar proporsi benih yang dapat dikomersialkanmengindikasikan bahwa minat masyarakat terhadap VUB berkualitas semakin meningkat.

2). Penyaluran (distribusi) benih, baik yang bersifat bantuan maupun benih yang dikomersialkan perlu dilengkapi dengan dokumen administrasi benih atau berita acara serah terima benih. Pelaksanaan pengelolaan UPBS berdasarkan pada Pedoman Umum Unit Pengelola Benih Sumber Tanaman (UPBS) Badan Litbang Pertanian Tahun 2011 melalui SK Kepala Badan Litbang Pertanian Nomor: 142/ Kpts/ OT.160/ I / 5/ 2011 tanggal 18 Mei 2011 dan Petunjuk Pelaksanaan UPBS Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP).

6. Pelaporan

Penyusunan laporan pelaksanaan yang terdiri atas laporan bulanan, semester dan laporan akhir. I si laporan meliputi : (1) target produksi, (2) pelaksanaan kegiatan : lokasi, varietas benih, mekanisme produksi, (3) realisasi produksi dan distribusi, (4) Kinerja UPBS dalam memenuhi kebutuhan benih padi di Provinsi Bengkulu.

3.3.3 Parameter yang Diukur

1. Produksi benih sumber padi

2. Jumlah benih yang produksi dan disalurkan oleh UPBS BPTP Bengkulu. 3. Jumlah penangkar yang dibina.

(30)

I V. HASI L DAN PEMBAHASAN

4.1. Koordinasi internal dan antar institusi

Koordinasi kegiatan UPBS dilaksanakan secara internal dan antarinstitusi. Koordinasi internaltim kegiatan UPBS BPTP Bengkulu dilaksanakan secara rutin setiap bulan. Pertemuan tim inidilaksanakan untuk merencanakan pelaksanaan kegiatan UPBS BPTP Bengkulu tahun 2015. Dalam pertemuan ini juga dievaluasi kemajuan kegiatan, hambatan dan kendala, tingkat serapan dana, pencapaian dan rencana tindak lanjut kegiatan UPBS.

Koordinasi antarinstitusi ditingkat regional (stakeholders)dilaksanakan pada tingkatprovinsi dan kabupaten untuk membangun sinergitas dan kerjasama antarlembaga/ institusi dan stakeholder. Koordinasi pada tingkat provinsi dilakukan dengan Dinas Pertanian dan BPSB Provinsi Bengkulu. Ditingkat kabupaten koordinasidilaksanakan melalui kunjungan dan pemaparan kegiatan kepada stakeholders(Dinas Pertanian dan Badan Pelaksana Penyuluhan maupun petugas BPSB yang bertindak sebagai Koordinator Wilayah di Kabupaten Rejang Lebong, Seluma, dan Bengkulu Utara). Tujuan dari kegiatan koordinasi tersebut adalah melaksanakan sosialisasi kegiatan UPBS, mengidentifikasi calon lokasi kegiatan penangkaran UPBS, serta mengidentifikasi kebutuhan benih di Provinsi Bengkulu.

Koordinasi di tingkat nasional telah dilaksanakanmelalui pertemuan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) dan ReviewUPBS di Badan Litbang Pertanian.Rakor UPBS lingkup Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) yang secara rutin dilaksanakan tiap tahun ini bertujuan agar tim kegiatan UPBS di seluruh I ndonesia dapat saling bertukar informasi, pengalaman, serta melakukan klarifikasi dan validasi datapelaksanaan kegiatan UPBS maupunmerumuskan upaya untuk menyelesaikan permasalahan atau kendala yang dihadapi. Kegiatan tersebut selain diikuti oleh para penanggung jawab UPBS dari 33 BPTP/ LPTP, juga diikuti oleh penanggung jawab UPBS Balai Besar Penelitian Padi, Balai Penelitian Tanaman Serealia, dan Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Ubi.Selain itu juga dilakukan koordinasi dengan BBP2TP dalam rangka perbaikan proposal, RDHP dan RODHP.

(31)

VUB padi di BB Padi yang mencakup varietas, volume,serta deskripsi dan kelas benih yang tersedia. Berdasarkan informasi tersebut, dapat ditentukan kebutuhan VUB yang akan ditangkarkan oleh UPBS BPTP Bengkulu.

4.2.Penyusunan Basis Data Perbenihan di Provinsi Bengkulu

Penyusunan basis data dilakukan berdasarkan hasil pengumpulan data primer dan sekunder. Hasil pengumpulan data menunjukkan bahwatotal luas tanam VUB padi di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 adalah 71.931 ha. Data sebaran penggunaan VUB Padi di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 disajikan pada Tabel 1. Data tersebut menunjukkaan bahwa VUB yang paling banyak digunakan di Provinsi Bengkulu adalah varietas Cigeulis sebanyak 38.46% dan Mekongga sebanyak 26.23% .

Tabel 1. Data Sebaran Varietas Padi di Provinsi Bengkulu Tahun 2015 No. Varietas Jumlah Luas Tanam VUB

Padi (ha)

8. I npari Sidenuk 1.994 2,77

9. I R-64 1.220 1,69

17. Diah Suci 164 0,23

18. Rojolele 163 0,23

19. I npari 5 104 0,15

20. PB-46 58 0,08

21. I npago 8 52 0,07

22. Cilaya Muncul 43 0,06

23. I npara 1 33 0,05

24. I npari 30 3 0,004

25. I npari 32 2 0,003

Total 71.931 100

(32)

Selain varietas Cigeulis dan Mekongga, varietas lokal juga banyak digunakan. Hal ini berarti kebutuhan benih seluas areal 5021 ha (6.99% ) dipenuhi dari penggunaan varietas lokal yang mungkin telah digunakan secara turun temurun. Namun demikian, informasi tentang asal usul varietas lokal terkait belum tersedia.Hal ini karena petani biasanya memperoleh benih lokal tersebut dengan cara tukar-menukar benih.Berdasarkan data sebaran VUB tersebut, dapat diperoleh perkiraan kebutuhan benih di Provinsi Bengkulu.

Tabel 2. Kebutuhan Benih bedasarkan jumlah luas tanam VUB di Provinsi Bengkulu Tahun 2015

4. Mukomuko 4.254 106.35 Mekongga, Cigeulis, PB-42, I npari 14, I npari 13, Rojolele, PB-46, I npari 2, I npari 1 5. Seluma 8.032 200.80 Cigeulis, Mekongga,

Ciherang, Situbagendit, I R-64, Lokal, I npari 13, I npari 14, Bestari, I npari 10, I npari 20, PB-42

6. Kaur 1.913 47.83 Cigeulis, Mekongga, Lokal 7. Kepahiang 22.881 572.03 Cigeulis, Mekongga, I npari

Sidenuk, I npari 13, Bestari, I npari 10, Situbagendit, Ciherang, I npago 8, I npari 30, I npari 32

8. Lebong

-9. Bengkulu Tengah

5.116 127.90 Lokal, Cigeulis, Ciherang I npari 10, I npari 14, Mekongga, I npari 2, I npara 2, Bestari, I npago 1

10. Kota Bengkulu

2.125 53.13 Lokal

Jumlah 71.931 1.798,28

(33)

Kebutuhan benih di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 disajikan pada Tabel 2.Kebutuhan benih di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 mencapai 1.798,28 ton. Kebutuhan benih di Kabupaten Kepahiang tertinggi mencapai 572.03 tondibandingkan Kabupaten yang lain karena luas tanam padi juga tertinggi. Sebaliknya Kabupaten Kaur membutuhkan benih dalam jumlah yang terendah dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Provinsi Bengkulu sesuai dengan luas tanam yang terendah.

4.3. I dentifikasi kegiatan, sarana dan prasarana, kelembagaan, dan kinerja lembaga perbenihan daerah ( BBI ; BBU)

Hasil survei terhadap lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu menunjukkan bahwa masih terdapat 3 kabupaten yang tidak memiliki lembaga perbenihan, terdiri atas Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Utara, dan Kabupaten Bengkulu Tengah. Ditinjau dari aspek produktivitas, Kabupaten Bengkulu Utara dan Kabupaten Seluma merupakan daerah sentra produksi padi di Provinsi Bengkulu. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengelolaan perbenihan belum menjadi prioritas di Provinsi Bengkulu.

Keragaan lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu. Disajikan pada Tabel 3. Ditinjau dari segi agroekosistem ketinggian tempat, lembaga perbenihan berada pada ketinggian 14-628 m di atas permukaan laut termasuk dalam kategori dataran rendah-menengah. Penguasaan lahan oleh lembaga perbenihan berkisar antara 1,5-8 ha. Penguasaan lahan yang paling luas yakni Balai Benih Pembantu di Kota Bengkulu dengan luas lahan sekitar 8 ha. Didukung dengan penguasaan lahan tersebut, lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu mampu memproduksi sebanyak 13.33 ton benih. Sementara itu, produksi benih tertinggi dicapai oleh Balai Benih Padi dan Palawija Kabupaten Lebong dengan jumlah produksi sebanyak 15.50 ton.

Ditinjau dari aspek kelembagaan, penamaan lembaga perbenihan di tiap kabupaten masih beragam, demikian juga dengan struktur kelembagaan lembaga perbenihan. Selain itu, lembaga perbenihan juga didukung dengan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang terbatas. Jumlah SDM yang menjalankan operasional lembaga perbenihan berkisar antara 1-13 orang. Hal ini karena anggaran yang dimiliki oleh lembaga perbenihan terbatas.

(34)

dimiliki oleh lembaga perbenihan yang belum memadai. Tidak hanya bangunan dan saluran air irigasi yang sudah banyak rusak, peralatan prosesing yang dikuasai oleh lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu juga terbatas. Prosesing benih juga terkendala dengan kompetensi SDM yang terbatas, sehingga perlu adanya pelatihan untuk meningkatkan kompetensi SDM.

Kondisi lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu tersebut pada satu sisi menjadi hambatan dalam penyediaan benih di Provinsi Bengkulu. Namun, di sisi lain, hal ini menjadi peluang bagi UPBS BPTP Bengkulu untuk meningkatkan peranannya sebagai penyedia benih di Provinsi Bengkulu. Peluang untuk mempromosikan VUB semakin terbuka. Didukung dengan sarana dan SDM yang memadai, UPBS diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya secara berkelanjutan.

4.4. Produksi Benih Stock Seed( SS)

4.4.1. Penentuan lokasi dan petani kooperator

(35)

` Tabel 3. Keragaan lembaga perbenihan padi di Provinsi Bengkulu

2.00 5.58 13 Eselon I I I - Bangunan banyak yang sudah rusak

- Peralatan prosesing benih padi terbatas

- Saluran air irigasi rusak sehingga pemanfaatan lahan tidak optimal

Balai Benih I nduk

Mukomuko 2.00 0 1 Masih di bawah

Kabid. Pertanian

- SDM sangat terbatas

- Peralatan prosesing dan laboratorium minim - Sistem pengganggaran belum jelas

- Kelembagaan masih di bawah Kabid. Produksi Balai Benih

5.54 15.50 7 Eselon I V - SDM sangat terbatas

- Perlu peningkatan kompetensi SDM, pelatihan sangat terbatas - Peralatan prosesing dan laboratorium minim

- Anggaran terbatas

3.00 0 7 Eselon I V - Peralatan prosesing terbatas

- Saluran air irigasi rusak sehingga pemanfaatan lahan tidak optimal - Anggaran dan SDM terbatas

Balai Benih

8.00 13.33 9 Masih di bawah

Kabid. Pertanian

- Peralatan prosesing dan laboratorium minim - Sistem pengganggaran belum jelas

- Kelembagaan masih di bawah Kabid. Produksi - Anggaran tidak tersedia

5.00 2.50 3 Eselon I V - Peralatan prosesing terbatas

- Perlu peningkatan kompetensi SDM, pelatihan sangat terbatas - Saluran air irigasi rusak sehingga pemanfaatan lahan tidak optimal - Anggaran dan SDM terbatas

- SDM Terbatas

1.5 1.50 3 Masih di bawah

Kabid. Pertanian

- Peralatan prosesing terbatas

(36)

BPTP Bengkulu tidak mempunyai kebun percobaan (KP), sehingga untuk produksi benih sumber dilakukan kerjasama dengan petani penangkar. Berdasarkan petunjuk teknis pelaksanaan UPBS, ada dua cara kerjasama dengan petani kooperator yaitu dengan cara bagi hasil dan sewa lahan. Produksi benih melalui mekanisme kerjasama bagi hasil dengan petani/ penangkar dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

(1) Melakukan identifikasi calon petani/ penangkar dan identifikasi lahan calon lokasi produksi yang bersedia bekerjasama (bermitra), pada tahapan ini ada beberapa hal yang perlu dicermati, diantaranya adalah calon petani/ penangkar bersifat inovatif, kreatif, bersedia menerima dan menerapkan informasi teknologi. (2) Menyusun perjanjian atau kontrak, yang mengatur lingkup kegiatan, lokasi, kontribusi masing-masing pihak dan sistem bagi hasil. Perjanjian mencantumkan lingkup kegiatan, waktu, lokasi, dan teknis kegiatan.

(37)

kawasan/ hamparan sawah yang berpengairan irigasi teknis, d) mendapatkan rekomendasi dari petugas dan DP3 Kabupaten Seluma.

Selanjutnya, dilakukan pertemuan dengan calon petani kooperator (kelompok penangkar) yang berjumlah 9 orang dengan lahan penangkaran seluas 5 ha. Hasil pertemuanmenunjukkan bahwa pada prinsipnya petani bersedia menjadi petani kooperator dan sanggup mengikuti ketentuan yang diprasyaratkan oleh BPTP dengan sistem kerjasama investasi yang ditawarkan.Varietas padi yang digunakan yakni I npari 6, I npara 2, dan I npara 4. Kebutuhan benih ditetapkan berdasarkan luasan lahan tiap petani dan pendistribusian jumlah serta jenis varietas disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Nama petani, luas lahan, kebutuhan benih dan varietas masing-masing petani kooperator kegiatan UPBS BPTP Bengkulu TA. 2015 di Desa Taba, Kecamatan Talo Kecil, Kabupaten Seluma.

No Nama Petani Varietas Kelas Benih

Luas Lahan

(ha)

Jumlah Benih (kg)

1 Syahbudin I npara 2 BS 0,6 15

2 I wan Harjo I npari 6 FS 0,5 11

3 Khalimi I npari 6 FS 0,7 17

4 Maryono I npari 6 FS 0,5 13

5 Kusman I npari 6 dan I npara 4

FS dan BS

1,0 25

6 Wahab I npari 6 FS 0,5 12

7 I din I npari 6 FS 0,3 8

8 Riki I npara 2 BS 0,6 14

9 Toto I npara 4 BS 0,2 5

Jumlah 5,0 120

(38)

Tabel 5. Nama petani, luas lahan, kebutuhan benih dan varietas masing-masing petani kooperator kegiatan UPBS BPTP Bengkulu TA. 2015 di Desa Rimbo Kedui, Kecamatan Seluma Selatan, Kabupaten Seluma.

No Nama Petani Varietas Kelas Benih

Luas Lahan (ha)

Jumlah Benih (kg)

1. Mastur I npari 18 FS 1 25

2. Akral I npari 18 FS 1 25

3. Misbah I npari 18 FS 1 25

4. Gitok I npari 18 FS 1 25

5. Antok I npari 18 FS 0.75 25

Jumlah 4.75 125

Penentuan lokasi di Kabupaten Bengkulu Utara diawali dengansurvei yang dilaksanakansentra pertanaman padi di Kabupaten Bengkulu Utara yakni di Desa Tebing Kaning dan Kelurahan Kemumu Kecamatan Arma Jaya. Lebih lanjut survei dilakukan pada kelompok petani penangkar yang sebelumnya berpengalaman melakukan penangkaran padi. Berdasarkan hasil survei tersebut kemudian ditetapkan kedua lokasi sentra padi di Kabupaten Bengkulu Utara tersebut sebagai lokasi penangkaran karena memenuhi kriteria lokasi penangkaran yakni strategis, terletak di pinggir jalan,mudah dijangkau, memiliki sarana irigasi yang memadai, bukan merupakan daerah endemis hama dan penyakit utama padi serta petani yang kooperatif.

(39)

Tabel 6. Nama petani, luas lahan, kebutuhan benih dan varietas masing-masing petani kooperator kegiatan UPBS BPTP Bengkulu TA. 2015 di Kabupaten Bengkulu Utara

10. Sukirman I npari 30 FS 0,75 15

11. Sarip I npari 30 FS 0,5 10

Jumlah 6,75 160

Penetapan lokasi di Kabupaten Rejang Lebong lokasi dan petani penangkar juga dipilih berdasarkan kriteria letak lokasi yang strategis, kondisi lahan subur dan irigasi/ drainase cukup, petani yang kooperatif dan pernah menjadi penangkar benih.Kegiatan penyediaan benih sumber VUB padi melalui UPBS di Kabupaten Rejang Lebong dilakukan pada lahan sawah irigasi petani penangkarluas lahan penangkaran berada di Balai Benih I nduk Padi dan Palawija di Desa Lubuk Kembang, Kabupaten Rejang Lebong. VUB yang digunakan adalah I npari 16 dengan kelas benih Breeder Seed (BS) dan kelas benih Foundation Seed (FS) (Tabel 7).

(40)

4.4.2. Budidaya

1. Persiapan Lahan

Pelaksanaan kegiatan di lapangan diawali dengan persiapan lahan dengan melakukan pengolahan tanah dengan menggunakan hand tractor. Pengolahan tanah dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

a. Pengolahan tanah dilakukan secara sempurna (maximum tillage) yakni dengan melakukan pembajakan yang pertama, lalu digenangi selama 2 hari, kemudian dikeringkan selama 7 hari. Setelah itu, lahan dibajak lagi lalu digenangi selama 2 hari kemudian dikeringkan lagi. Selanjutnya, tanah digaru untuk melumpurkan dan meratakan t anah.

b. Lahan yang telah diratakan kemudian disemprot dengan herbisida pratumbuh dan dibiarkan selama 7-10 hari untuk menekan pertumbuhan gulma.

2. Persemaian

Persemaian padi dilakukan dengan teknik persemaian basah dengan rekomendasi tahapan sebagai berikut:

a. Tanah diolah dengan cara dicangkul atau dibajak dan dibiarkan dalam kondisi macak-macak selama minimal 2 hari, kemudian dibiarkan mengering sampai 7 hari agar gabah yang ada dalam tanah tumbuh. Setelah itu, tanah diolah kembali dan pengolahan ini sekaligus bertujuan membersihkan lahan dari tanaman padi yang tumbuh.

b. Dibuat bedengan dengan tinggi 5-10 cm, lebar 110 cm dan panjang yang disesuaikan dengan ukuran petak sawah.

c. Luas lahan untuk persemaian adalah 2-4% dari luas areal lahan atau 200-400 m2per hektarlahan.

d. Persemaian dipupuk dengan Urea, TSP, dan KCl masing-masing sebanyak 15 gram/ m2.

e. Benih lalu direndam selama 24 jam, kemudian diperam selama 24 jam sebelum ditaburkan di persemaian.

(41)

3. Tanam

Teknis budidaya padi pada lahan UPBS/ perbenihan dilakukan dengan pendekatan 2 komponen teknologi utama yaitu Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dan Kalender Tanam (Katam) . Komponen PTT dan teknologi yang diterapkan disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Komponen PTT dan teknologi yang diterapkan pada kegiatan penangkaran UPBS BPTP Bengkulu TA. 2015

No Komponen PTT Teknologi Yang Diterapkan 1 Varietas Unggul Baru I npari 6, I npara 2 dan I npara 4

2 Bibit bermutu dan sehat Kelas benih BS dan FS (label kuning dan putih)

3 Pengaturan cara tanam (jajar legowo)

Legowo 2: 1 dengan jarak tanam (20 cm – 40 cm) x 10 cm.

4 Penggunaan bibit muda Umur kurang dari 21 hari setelah semai

5 Jumlah bibit per lubang 1-3 batang 6 Pemupukan berimbang dan

efisien menggunakan PUTS dan Rekomendasi Katam

NPK Phonska 350 kg/ ha dan Urea 100 kg/ ha

7 Pengendalian hama dan penyakit tanaman

Terpadu

8 Pengolahan Tanah Olah tanah sempurna (maximum tillage)

9 Pengelolaan air Berselang (intermitten) 10 Penanganan panen dan

pascapanen

Tepat waktu dan segera dirontok

Pengaturan cara tanam dilakukan dengan menggunakan alat caplak yaitu caplak roda legowo 2: 1.Penerapan sistem jajar legowo 2: 1 pada lahan kegiatan UPBS di Desa Taba Kecamatan Talo Kecil Kabupaten Seluma baru pertama kali diperkenalkan. Penggunaan alat caplak roda dan penanaman dengan sistem jajar legowo diawali dengan demonstrasi langsung oleh anggota tim kegiatan UPBS. Secara umum, petani merespon dengan baik sistem tanam jajar legowo dan penggunaan caplak roda tersebut. Hal ini karena penggunaan caplak roda lebih memudahkan petani dalam mempersiapkan lahan penanaman padi.

(42)

Sistem legowo memberikan kesempatan yang sama pada setiap tanaman untuk memperoleh sinar matahari.

Berbeda dengan lokasi penangkaran UPBS di lokasi yang lain, di Kabupaten Bengkulu Utara, petani penangkar pada umumnya belum menggunakan jajar legowo pada sistem pertanamannya. Salah satu penyebabnya adalah petani menganggap cara bertanam tersebut sulit untuk dilaksanakan. Selain itu, petani juga belum memahami manfaat dari penggunaan jajar legowo.Manfaat yang didapat oleh petani pada penggunaan sistem tanam jajar legowo antara lain : semua barisan rumpun tanaman berada pada bagian pinggir yang biasanya memberi hasil yang lebih tinggi (efek tanaman pinggir).

4. Pemeliharaan

Pemeliharaan pertanaman padi meliputi pemupukan, pengendalian gulma, pengairan dan pengendalian hama/ penyakit. Pemupukan dibagi menjadi tiga tahap yakni pemupukan pertama, pemupukan kedua, dan pemupukan ketiga. Rekomendasi dosis pemupukan ditentukan berdasarkan hasil analisis tanah awal dan pendekatan Kalender Tanam (Katam).

Budidaya tanaman padi pada kegiatan penangkaran padi di Kabupaten Seluma meliputi penyemaian, penanaman, pemupukan, roughing, dan panen. Pemupukan dilaksanakan sebanyak dua tahap, dengan dosis yang sesuai dengan rekomendasi. Selain itu, juga dilakukan pengamatan terhadap serangan hama. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, hama yang terdapat pada tanaman padi kelompok penangkar kooperator adalah hama keong mas yang menyerang pada awal musim tanam. Permasalahan ini sudah diatasi dengan penggunaan insektisida dan pengaturan air.

Kegiatan penangkaran padi pada lokasi pertanaman di Kabupaten Rejang Lebong dilakukan sampai tanaman berumur 25- 45 hari setelah tanam. Kegiatan pemeliharaan yang sudah dilakukan setelahpenanaman atara lain dan pemupukan dan pengaturan air (intermitten). Namun, karena kondisi kekeringan yang panjang, penangkaran padi di Kabupaten Rejang Lebong mengalami kegagalan panen.

(43)

daun pada usia 28 hari setelah tanam. Namun, pada umurpertanaman 40 hari setelah tanam, serangan telah berkurang. Saran yang diberikan kepada petani adalah untuk mengurangi penggunaan urea, serta menerapkan sistem pengairan intermitten (genang-kering) sehingga kelembaban yang di bawah tanaman dapat berkurang.

5. Panen dan Prosesing Benih

Pemanenan dilakukan pada saat penangkaran benih lolos pemeriksaan lapangan oleh petugas BPSB di lapangan sebagai salah satu rangkaian dari proses sertifikasi benih. Panen dilakukan pada saat biji telah masak secara fisiologis yang ditandai dengan warna malai yang sudah menguning 90-95% . Selain itu, beberapa kegiatan yang perlu diperhatikan sebelum proses panen berlangsung yakni : 1) memisahkan malai sisa roughing dari areal tanam, 2) membersihkan peralatan yang digunakan untuk panen, 3) memisahkan dua baris tanaman yang paling pinggir dengan tanaman lainnya. Kegiatan tersebut dilakukan untuk menjaga kemurnian benih agar tidak tercampur dengan varietas lain.

Hasil panen (calon benih) kemudian dikemas dalam karung, selanjutnya dijemur untuk menurunkan kadar airnya. Calon benih yang telah dijemur lalu dibersihkan dan dipilah untuk memisahkan kotoran berupa tanah, kotoran burung, jerami dan batang padi dari calon benih. Hasil panen yang sudah diproses (Tabel 9) kemudian diuji mutunya di laboratorium pengujian mutu BPSB. Parameter pengujian mutu benih meliputi kadar air, benih murni, benih varietas lain, kotoran benih, dan daya tumbuh. Persyaratan mutu benih mengacu pada standar mutu benih. VUB dengan kelas label ungu harus memenuhi kadar air maksimal 13% , benih murni 98% , kotoran benih maksimal 1 % , adanya benih dari varietas lain maksimal 0.1% , dan daya tumbuh minimal 80% .

Tabel 9. Hasil prosesing calon benih produksi UPBS BPTP Bengkulu TA. 2015

No. Varietas Jumlah (kg)

1. I npari 30 3.100

2. I npari 6 1.636

3. I npara 2 372

4. I npara 4 592

5. I npari 18 1.950

(44)

4.5. Percepatan proses penyebaran VUB spesifik lokasi melalui berbagai media dan metode penyampaian informasi teknologi di Provinsi Bengkulu

4.5.1. Pemutakhiran data stok, produksi, dan distribusi benih VUB padi

Salah satu upaya untuk mempercepat proses penyebaran VUB spesifik lokasi adalah dengan melakukan sosialisasi ketersediaan benih VUB padi kepada stakeholder. Sosialisasi dilakukan dengan cara melakukan pemutakhiran data stok, produksi, dan distribusi benih padi melalui Sistem I nformasi Website UPBS secara periodik.Oleh karena itu, untuk mendukung upaya tersebut, diperlukan data stok benih VUB Padi yang tersedia di gudang penyimpanan UPBS (Tabel 10).

Tabel 10. Data stok, produksi, dan distribusi VUB padi UPBS BPTP Bengkulu TA. 2015

a. Sisa Stok Benih Tahun 2014 (Per Maret 2015)

No Varietas Kelas

b. Produksi Benih Tahun 2015

1. I npari 30 SS

3.100

295 2.330 2.625 475 Tidak layak

(45)

dengan banyaknya permintaan varietas ini dibandingkan dengan varietas yang lain. Hal ini karena VUB I npari 30 merupakan sub 1 Ciherang, sementara varietas Ciherang termasuk VUB yang diminati oleh petani.

4.5.2. Pencetakan Bahan I nformasi

Selain dilakukan sosialisasi tentang ketersediaan benih melalui website, juga dilakukan sosialisasi melalui bahan informasi cetak seperti leaflet. I nformasi yang terdapat di dalam leaflet mencakup informasi tentang deskripsi VUB padi, teknologi pengelolaan tanaman terpadu, teknologi pengendalian hama penyakit, dan teknologi produksi benih VUB padi. Bahan cetakan tersebut digunakan sebagai bahan informasi bagi stakeholder dan disebarkan melalui kegiatan temu lapang, pameran, dan disebarkan kepada pengunjung ruang display.

4.5.3. Pemberian bantuan benihkepadastakeholder

Pemberian bantuan benih kepada stakeholder dilakukan melaluidisplay/ demplot kegiatan diseminasi dan kegiatan pengkajian. Melalui kegiatan tersebut juga dilakukan promosi bersama Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/ Kota di Bengkulu dalam bentuk tanam atau panen bersama. Sejauh ini, telah didistribusikan benih bantuan sebanyak 663 kg melaluidisplay kegiatan Upaya Khusus (UPSUS) Percepatan Swasembada Padi, Jagung, dan Kedelai yang berlokasi di Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Lebong, Kabupaten Seluma, dan Kabupaten Mukomuko.kegiatan Pengkajian Mekanisasi Pertanian di Lahan Sawah yang berlokasi di Kabupaten Bengkulu Utara.

Selain itu, benih juga didistribusikan kepada petani kooperator Kegiatan Peningkatan Kapasitas Penyuluh di Kota Bengkulu serta Kegiatan Pendampingan Kawasan Padi di Provinsi Bengkulu. Pemberian benih bantuan juga dilakukan kepada kelompok petani Tunas Harapan di Kota Bengkulu.

4.5.4. Pameran dan Temu lapang hasil kegiatan penangkaran VUB

(46)

kegiatan PEDA-KTNA ke XV di Kabupaten Kepahiang.Selain itu juga dilaksanakan kegiatan Temu Lapang Panen Bersama di Desa Rimbo Kedui, Kecamatan Seluma Selatan, Kabupaten Seluma dan Temu Lapang Hasil Kegiatan Penangkaran di Desa Taba, Kecamatan Talo Kecil, Kabupaten Seluma yang dihadiri oleh instansi terkait, petugas lapang, dan kelompok penangkar.

4.6. Kinerja UPBS dan Produktivitas Petani Penangkar

Kinerja UPBS pada tahun 2015 diantaranya telah bekerjasama sekaligus melakukan diseminasi teknologi PTT terhadap dengan empat kelompok petani penangkar yang terdapat di Kabupaten Seluma, Kabupaten Rejang Lebong, dan Kabupaten Bengkulu Utara. Jumlah total keseluruhan petani penangkar kooperator sebanyak 32 orang. Selain itu, UPBS juga telah berupaya mengoptimalkan kerjasama dan membangun sinergi dengan lembaga perbenihan dimulai dari BPSB dan BBI / BBU.

(47)

V. KESI MPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Sebaran penggunaan Varietas Unggul Baru (VUB) padi di Provinsi Bengkulu didominasi oleh penggunaan VUB Cigeulis dan Mekongga. Peluang penyediaan untuk meningkatkan penggunaan VUB masih terbuka.

2. Produksi benih UPBS BPTP Bengkulu pada Tahun 2015 sebanyak 7.65 ton (kelas benih SS).

3.

Proses percepatan penyebaran VUB spesifik lokasi pada Tahun 2015 telah dilakukan melaluipencetakan bahan informasi, pemberian bantuan benih kepada stakeholder, pameran dan temu lapang hasil kegiatan penangkaran VUB.

4. Kinerja kelembagaan di Provinsi Bengkulu masih mengalami keterbatasan dari aspek sarana dan prasarana, anggaran operasional, serta SDM.

5.2. Saran

(48)

KI NERJA HASI L DI SEMI NASI

Kinerja UPBS BPTP Bengkulu pada tahun 2015 diantaranya telah memproduksi benih SS sebanyak 7.65 ton, telah mendistribusikan Varietas Unggul Baru (VUB) kepada stakeholder yang terdiri atas benih I npari 13, I npari 10, I npari 15, I npara 2, I npara 6, dan I npari 30 dengan total distribusi sebanyak 3.628 kg berupa 2.965 kg benih komersiil dan 663kg benih bantuan. Melalui kegiatan penangkaran, telah didiseminasikan teknologi PTT termasuk penggunaan VUB I npari 30 pada kelompok Penangkar Mandiri di Kelurahan Kemumu, Kabupaten Bengkulu Utara, VUB I npari 16 pada kelompok petani penangkar di Desa Lubuk Kembang, Kabupaten Rejang Lebong, dan VUB I npari 6, I npara 2, dan I npara 4 pada kelompok penangkar Sakaian I ndah di Desa Taba, serta VUB I npari 18 pada kelompok Tunas Harapan di Kabupaten Seluma dengan total keseluruhan jumlah petani penangkar sebanyak 32 orang.

Gambar

Tabel 1. Data Sebaran Varietas Padi di Provinsi Bengkulu Tahun 2015
Tabel 2.Kebutuhan Benihbedasarkanjumlah luas tanam VUB di ProvinsiBengkulu Tahun 2015
Tabel 4.Nama petani, luas lahan, kebutuhan benih dan varietas masing-masingpetani kooperator kegiatan UPBS BPTP Bengkulu TA
Tabel 5.Nama petani, luas lahan, kebutuhan benih dan varietas masing-masingpetani kooperator kegiatan UPBS BPTP Bengkulu TA
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian langsung keterikatan merek terhadap minat menggunakan kembali branded apps menunjukkan hasil yang positif dan signifikan, dimana nilai beta yaitu 0,596

Hasil uji F menunjukkan bahwa jenis zat pengatur tumbuh berupa air kelapa muda konsentrasi 50% dan IBA konsentrasi 25 ppm berpengaruh sangat nyata terhadap saat

Meskipun hal ini sudah memenuhi salah satu prasyarat untuk mendaftar menjadi anggota ACPE, namun tentunya perlu adanya peningkatan akan tingkat pendidikan dari para SDM untuk dapat

Nilai gas content yang digunakan merupakan hasil dari pengukuran langsung (desorption test) di beberapa sumur di daerah penelitian, dimana penulis melakukan proses QC

Pada tahap pengolahan data kuesioner usability, dilakukan perhitungan nilai perbedaan atau gap antara layanan yang diharapkan dan layanan existing yang dirasakan

b. Konsultasi dengan guru pembimbing mengenai jadwal mengajar, pembagian materi, pembagian kelas, dan persiapan mengajar, yang akan dilaksanakan setelah

melakukan kegiatan ekspor produk hasil olahan kayu dengan tujuan Amerika Serikat menggunakan dokumen Deklarasi Ekspor disertai dokumen ekspor lainnya berupa

Tahunan Badan, SPT Tahunan Orang Pribadi dan Wajib Pajak Yang Terdaftar Sebelum Sensus Pajak Nasional 4 Tabel 1.3 : Jumlah Penerimaan Pajak dari Data