• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Perilaku Cuci Tangan dengan Jumlah Koloni Kuman pada Telapak Tangan Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Perilaku Cuci Tangan dengan Jumlah Koloni Kuman pada Telapak Tangan Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2016"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Undang-undang No. 44 tahun 2009 menyatakan bahwa, setiap pasien

mempunyai hak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam

perawatan di rumah sakit. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 340

Tahun 2010, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan perorangan secara paripurna yang menyediakan

pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan pada dasarnya tidak lepas

dari pengobatan dan perawatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang salah

satunya adalah perawat. Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan

kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya

yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Perawat dalam melakukan

asuhan keperawatan berinteraksi langsung dan tidak langsung dengan pasien yang

dirawat dirumah sakit. Keadaan ini akan memudahkan terjadinya penularan

penyakit infeksi terutama infeksi silang baik dari pasien ke pasien yang dirawat di

rumah sakit maupun antar pasien dengan petugas rumah sakit. Infeksi yang terjadi

pada pasien yang sedang dalam proses asuhan keperawatan ini disebut dengan

infeksi nosokomial (Darmadi, 2008).

Infeksi nosokomial merupakan infeksi akibat transmisi organisme patogen ke

(2)

Infeksi nosokomial merupakan problem klinis yang sangat penting saat ini,

mengingat terjadinya infeksi nosokomial di rumah sakit (Budiarti, 2007).

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI, 2012), menyatakan

bahwa Infeksi atau yang sekarang disebut sebagai infeksi yang berhubungan

dengan pelayanan kesehatan atau Health-care Associated Infection (HAIs)

merupakan masalah penting di seluruh dunia yang meningkat. Suatu penelitian

yang dilakukan Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2012, menunjukkan

bahwa sekitar 8,7% dari 55 rumah sakit di 14 negara dari Eropa, Timur Tengah,

Asia Tenggara dan Pasifik menujukkan adanya infeksi nosokomial dan sebanyak

10% terdapat di Asia Tenggara.

Di Indonesia rata-rata prevalensi infeksi adalah sekitar 9,1% dengan variasi

6,1%-16,0%. Masih tingginya angka kejadian infeksi di Indonesia dapat

berpengaruh terhadap kondisi kesehatan pasien yang dapat meningkatkan angka

kesakitan dan kematian sehingga hari rawat lebih lama dan beban biaya menjadi

lebih besar (Darmadi, 2008). Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) secara

global hasil penelitian menunjukkan bahwa cuci tangan dapat menurunkan

kejadian infeksi nosokomial sebesar 30%.

Perilaku cuci tangan pada perawat merupakan hal yang mendasar sekali dalam

mencegah terjadinya infeksi silang. Hal ini mengingat rumah sakit sebagai tempat

berkumpulnya segala macam penyakit, baik menular maupun tidak menular. Salah

satu cara paling sederhana dan efektif untuk mencegah persebaran infeksi melalui

(3)

Cuci tangan merupakan salah satu penerapan perawat dalam pencegahan

infeksi nosokomial, dimana kebersihan tangan adalah suatu prosedur tindakan

membersihkan tangan dengan menggunakan sabun/antiseptik di bawah air

mengalir atau dengan menggunakan handrub yang bertujuan untuk

menghilangkan kotoran dari kulit secara mekanis dan mengurangi jumlah

mikroorganisme sementara (Perdalin, 2010).

Tangan menjadi tempat utama masuknya bakteri pathogen yang bisa

ditularkan melalui kontak langsung atau direct transmission kepada setiap orang

yang berada di lingkungan rumah sakit. Kontak langsung penyebaran bakteri

pathogen dapat terjadi melalui telapak tangan perawat. Hal ini dikarenakan

perawat selama 24 jam berinteraksi dengan pasien sehingga rentan terhadap

keberadaan bakteri pathogen dan berkontribusi besar dalam penyebarannya.

Bakteri pathogen yang terdapat pada kulit tangan dapat dibagi menjadi 2 yaitu

bakteri yang singgah (transien) dan bakteri yang menetap (resident). Bakteri

transien yang terdapat pada telapak tangan dapat dihilangkan atau dimimalisir

keberadaannya dengan melakukan cuci tangan, sedangkan bakteri yang menetap

(resident) tidak dapat diminimalisir hanya dengan cuci tangan, namun perlu

dilakukan gosokan di daerah tangan yang terkontaminasi dengan menggunakan

sikat. Bakteri ini tidak mudah dihilangkan dengan menggunakan antiseptik seperti

halnya dengan bakteri transien yang dapat dihilangkan dengan menggunakan

(4)

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang

hubungan perilaku cuci tangan dengan jumlah koloni kuman pada telapak tangan

perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Martha Friska Medan.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka diperlukan penelitian untuk

menjawab pertanyaan penelitian yaitu bagaimanakah hubungan perilaku cuci

tangan dengan jumlah koloni kuman pada telapak tangan perawat di ruang rawat

inap Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2016.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan perilaku cuci tangan

dengan jumlah koloni kuman pada telapak tangan perawat di ruang rawat inap

Rumah Sakit Martha Friska Medan.

1.3.2 Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus penelitian ini adalah :

1. Mengetahui perilaku cuci tangan perawat yang bertugas di ruang rawat inap

rumah sakit Martha Friska Medan.

2. Mengetahui jumlah koloni kuman pada telapak tangan perawat yang di

rumah sakit Martha Friska Medan.

3. Mengetahui hubungan perilaku cuci tangan perawat dengan jumlah koloni

(5)

1.4Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka dapat dibuat

hipotesa penelitian sebagai berikut :

1. Ha: Ada hubungan perilaku cuci tangan terhadap jumlah koloni kuman

pada telapak tangan perawat.

Ho: tidak ada hubungan perilaku cuci tangan terhadap jumlah koloni

kuman pada telapak tangan perawat.

1.5Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai

hubungan Perilaku Cuci Tangan dengan Jumlah Koloni Kuman pada Telapak

Tangan Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Martha Friska Medan.

2. Manfaat Praktis

a. Mewujudkan perilaku cuci tangan yang baik dan benar pada perawat.

b. Mengetahui pentingnya melakukan tindakan cuci tangan untuk mengurangi

jumlah koloni kuman pada telapak tangan bagi diri sendiri maupun sebagai

Referensi

Dokumen terkait

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang/jasa yang teregistrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dan memenuhi persyaratan memiliki Surat Ijin Usaha

Surapati core blok k.18 jl. Phh

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang/jasa yang teregistrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dan memenuhi persyaratan memiliki Surat Izin Usaha

12/ULPD/WII.8/2016 tanggal 26 Februari 2016, dengan ini kami mengumumkan Pemenang Seleksi Sederhana untuk pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Perencana Gedung Kantor.

Demikian disampaikan untuk dimaklumi..

Rasio lancar adalah rasio yang digunakan untuk mengukur dan mengetahui kemampuan perusahaan dalam kewajibannya membayar hutang jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo

Pada umumnya topografi bagian tengah dan utara (wilayah republik Indonesia/RI) adalah daerah pegunungan tinggi dengan kelerengan yang terjal dan merupakan

~ernikianlah surat tugas ini diberikan untuk dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Andria Catri Tamsin