BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Batu Saluran Kemih (BSK) atau dikenal dengan istilah urolithiasis adalah gangguan pada saluran kemih karena terbentuknya batu di dalam saluran kemih baik saluran kemih atas (ginjal dan ureter) atau saluran kemih bawah (kandung kemih dan urethra), yang dapat menyebabkan nyeri, penyumbatan aliran urin, infeksi dan metaplasia (Ngastiyah, 2003; Pudjiastuti). BSK merupakan penyakit ketiga terbanyak di bidang urologi setelah penyakit infeksi saluran kemih dan
penyakit kelenjar prostat (Izhar,2007). Angka kejadian BSK pada anak sangat bervariasi dari satu negara ke
negara lain. Kejadian penyakit ini semakin menurun di negara Eropa dan Amerika sejak tahun 1920, tetapi masih bersifat endemik di beberapa negara Asia, terutama yang terletak dalam daerah sabuk batu (stone belt) seperti Turki, Iran, India, Thailand dan Indonesia(Trihono, 2009). BSK pada anak merupakan kejadian yang sangat jarang terjadi. Berdasarkan penelitian, BSK pada anak terdiri daripada 2-3% dari seluruh kejadian BSK. Di Amerika, 1 pada 7,600 sehingga 1 pada 1,000 anak yang dirawat inap di rumah sakit adalah kasus BSK(Sharma, 2010). Penelitian menunjukkan bahwa angka kejadian BSK pada anak meningkat selama dekade terakhir ini (Copelovitvh, 2012). Penelitian di Sumatera Barat menunjukkan kejadian batu buli-buli sebesar 8,3/100.000 populasi, sedangkan penelitian di RSCM Jakarta didapatkan 196 penderita BSK pada anak antara tahun 1982-1986 (Trihono, 2009). Insidensi BSK pada anak lebih umum terjadi pada anak berusia di bawah 5 tahun, dan anak laki-laki lebih sering menderita penyakit batu saluran kemih dibandingkan dengan anak perempuan dengan rasio 6,5 : 1 (Jones, 1986). Pada kejadian batu saluran kemih, lebih banyak ditemukan pada anak dari kelurga ekonomi rendah, dengan insidensi batu buli-buli lebih banyak berbanding batu ginjal(Trihono, 2009).
Batu yang terbentuk di dalam kaliks ginjal atau pelvis renalis dikenali sebagai Nefrolithisis atau batu ginjal manakala batu yang terbentuk pada ureter dikenali sebagai Ureterolithisis atau batu ureter.Vesikolithiasis atau batu buli-buli ialah batu yang ditemukan di dalam buli-buli (Ngastiyah, 2005).
Kalsium Oksalat adalah batu yang paling umum terbentuk, merupakan 60-90% dari kasus BSK pada anak. Batu struvit merupakan 1-18% dari batu yang terbentuk dan 10-20% merupakan batu kalsium fosfat. Batu asam urat terdiri dari 5-10% manakala batu sistin pula menyumbang pada 1-5% batu yang terbentuk (Copelovitch, 2012).
Antara faktor- faktor yang menjadi predisposisi terjadinya batu saluran kemih pada anak adalah abnormalitas metabolik seperti hiperkalsiuria, hiperoxalouria, hipocitraturia, cystinuria dan hiperuricosuria(Sharma, 2010). Selain itu, faktor iklim, kebiasaan makan faktor genetik atau riwayat keluarga, etnik, jenis kelamin dan cuaca juga mempengaruhi kejadian batu saluran kemih. Berbagai penulis berpendapat bahwa menurunnya insidensi BSK di Eropah dan Amerika adalah disebabkan oleh perbaikan ekonomi sosial seperti perubahan pola makan(Trihono, 2009). Umumnya, prognosis untuk anak-anak dengan batu saluran kemih adalah baik. Batu saluran kemih biasanya tidak bersifat fatal, tetapi dapat menyebabkan komplikasi seperti gangguan fungsi ginjal dan infeksi saluran kemih.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk membuat karya tulis ilmiah tentang batu saluran kemih untuk melihat seberapa banyak kasus batu saluran kemih pada anak menyebabkan gagal ginjal atau gangguan pada fungsi ginjal.
1.1Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian adalah berapakah prevalensi batu saluran kemih pada anak di Rumah Sakit Haji Adam Malik pada tahun 2009-2013.
1.2Tujuan Penelitian
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui prevalensi batu saluran kemih pada anak di Rumah Sakit Haji Adam Malik pada tahun 2009-2013.
1.2.2 Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita BSK berdasarkan tahun dari tahun 2009-2013.
b) Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita BSK berdasarkan umur dan jenis kelamin.
c) Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita BSK berdasarkan jenis batu yang terbentuk.
d) Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita BSK berdasarkan lokasi pembentukan batu.
1.3Manfaat Penelitian
1.3.1 Sebagai pengalaman bagi penulis serta menambah pengetahuan tentang insidensi batu saluran kemih pada anak.
1.3.2 Sebagai bahan informasi dan masukan bagi Rumah Sakit Haji Adam Malik tentang kejadian BSK pada anak dan dalam upaya perencanaan untuk memberikan pelayanan perawatan pada penderita BSK.
1.3.3 Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti lain yang berminat untuk melanjutkan penelitian tentang BSK pada anak.