BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Usability
Usability berasal dari kata usable yang secara umum berarti dapat digunakan
dengan baik. Sesuatu dapat dikatakan berguna dengan baik apabila kegagalan dalam penggunaannya dapat dihilangkan atau diminimalkan serta memberi manfaat dan
kepuasan kepada pengguna (Rubin, 2008)
Nielsen (1994) mendefinisikan usability sebagai ukuran kualitas pengalaman
pengguna ketika berinteraksi dengan produk atau sistem apakah situs web, aplikasi
perangkat lunak, teknologi bergerak, maupun peralatan-peralatan lain yang
dioperasikan oleh pengguna. Nielsen (1994) juga merumuskan faktor penyebab
pentingnya website memiliki aspek usability, di antaranya adalah kebiasaan atau
perilaku pengguna yang mengakses website. Tidak sedikit pengguna yang tidak dapat
menerima design website yang buruk dan mau meluangkan waktu untuk mempelajari
suatu website. Atau dengan kata lain, pengguna sangat ingin segera mengerti dengan
seketika, atas apa yang disajikan dalam suatu website.
ISO 9241 (1999) Mendefinisikan usability sebagai tingkat dimana produk bisa
digunakan oleh pengguna tertentu untuk mencapai tujuannya dengan lebih efektif,
efisien, dan memuaskan dalam ruang lingkup penggunanya.
Badre (2002, 229) mendefinisikan usability testing atau uji ketergunaan sebagai
berikut, “Usability testing has traditionally meant testing for efficiency, ease of
difficulty or errors.” Maksudnya uji ketergunaan adalah mengukur efisiensi,
kemudahan dipelajari, dan kemampuan untuk mengingat bagaimana berinteraksi
tanpa kesulitan atau kesalahan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dimpulkan usability adalah tingkat kualitas
dari sistem yang mudah dipelajari, mudah digunakan dan mendorong pengguna untuk
menggunakan sistem sebagai alat bantu positif dalam menyelesaikan tugas.
2.1.1 Tujuan Usability
Adapun tujuan dari Usability seperti yang dijelaskan Nielsen (1994) usability
memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Efektif pada saat digunakan 2. Efisien pada saat digunakan 3. Aman saat menggunakannya
4. Mudah untuk dipelajari bagi user saat pertama kali menggunakannya 5. Mudah diingat cara menggunakannya
Sebuah web dengan usability yang buruk akan ditinggalkan oleh penggunanya
(Nielsen 1994). Berikut Nielsen menjelaskan beberapa kondisi yang akan membuat
pengguna meninggalkan situs web :
1. Web sulit digunakan dan ribet saat menggunakannya
2. Homepage tidak menjelaskan tentang apa yang ditawarkan dan apa saja yang dapat dilakukan oleh pengguna pada web tersebut
3. Pengguna mendapatkan adanya kesalahan pada web meskipun kesalahan tersebut kecil.
4. Informasi web sulit dibaca maupun sulit dimengerti dan tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan pengguna
Rubin (2008) menejelaskan usability memiliki tujuan dan sasaran yaitu:
gratis, tapi jika tidak memenuhi tujuan spesifik apapun dari user, berarti bukan situs yang bagus.
2. Effectiveness (keefektifan). Mengacu pada kemudahan dalam penggunaan bagaimana secara cepat dan tanpa error tugas-tugas khusus dapat diselesaikan secara intuitif.
3. Learnability (mudah dipelajari). Kesempatan user untuk melakukan navigasi melalui sebuah situs dengan kompeten setelah suatu periode pengalaman. Apakah situs mudah untuk bernavigasi sekitar dua atau tiga kali?
4. Attitude (sikap). Apakah user menyukai situs? Apakah persepsi dan opini user tentang situs (yang dibangun)?
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan tujuan dari usability adalah situs
web efesien dan efektif pada saat digunakan, maksudnya pengguna mencapai tujuan
dalam menggunakan sistem dan informasi yang terdapat dalam situs web dapat
dipercaya. Pengguna mudah dalam mempelajari situs web.
2.1.2 Pengukuran Usability Web
Menurut Peterson (2005, 3) mengatakan bahwa pengukuran kinerja web (web
measurement) adalah seni untuk mengumpulkan data dan menganalisa data agar
dapat digunakan dan mudah dibaca oleh manusia. Salah satu teknik mengukur dan
menguji suatu kinerja web adalah dengan mengukur pengalaman seseorang atau user
experience pengunjung situs yang berinteraksi dengan halaman-halaman web yang
berada di internet.
Ukuran keberhasilan dari website usability dilihat dari seberapa baik sebuah
website dalam memberikan kualitas layanan kepada pengguna, mengurangi
kemungkinan kesalahan pada sistem, memudahkan proses pembelajaran website dan
penggunaan secara efisien sehingga pengguna merasa puas dengan website tersebut.
dengan cara melakukan evaluasi website dari aspek usability (Pressman, 2005).
Website usability adalah suatu indikator keberhasilan sebuah website berinteraksi
dengan pengguna dalam melaksanakan tugas tertentu dengan mudah
Palmer (2012), menyatakan usability website terdiri beberapa hal pokok yang
harus digunakan dalam mengembangkan konstruk untuk sebagai berikut:
1. Selang waktu penerimaan data (download delay) parameter yang diukur : kecepatan awal akses dan kecepatan tampilan antar halaman.
2. Pengelolaan navigasi halaman (navigation /organization) Parameter yang diukur :Pengaturan, urutan halaman, links, layout dan pengelolaan dan penempatan navigasi.
3. Interaktivitas (interactivity) parameter yang diukur : kustomisasi halaman web dan interaktivitas.
4. Responsivitas (responsiveness) parameter yang diukur: fasilitas Feedback dan FAQ.
5. Informasi materi website (information /content) parameter yang diukur : jumlah informasi,keragaman informasi, jumlah kata dan kualitas materi website.
6. Website yang berhasil (user satisfaction) parameter yang diukur : kepuasan pengguna, keinginan untuk mengakses kembali website dan frekuensi mengakses website.
Menurut Nielsen (1994), Ada beberapa syarat usability yang harus dipenuhi
agar suatu website mencapai yang ideal, yaitu:
1. Learnability, merupakan ukuran bagi pengguna dalam memahami kebiasaan mengunjungi suatu website, mengetahui alasan mengakses dan mengidentifikasi yang dicari.
2. Efficiency, situs yang efisien dapat menyajikan informasi dengan cepat.
3. Memorability, ukuran bagi pengguna, sehingga apabila website akan mudah diingat. Bila website banyak dilakukan perubahan, maka pengunjung akan memerlukan waktu untuk penyesuaian dan mempelajarinya kembali.
4. Errors, menghindari adanya link yang tidak berfungsi (broken link) atau halaman web yang masih dalam proses pembuatan (under construction).
mengetahui di mana mereka berada dan bisa pergi ke mana saja dalam sebuah situs.
ISO 9241: 11 (1998) mendefinisikan usability diukur berdasarkan komponen:
1. Efektivitas (effectiveness) didefinisikan sebagai seberapa baik pengguna mencapai tujuan mereka dengan menggunakan sistem serta kelengkapan yang dapat diperoleh dalam menyelesaikan tugas
2. Efiiensi (effiiency) didefiisikan sebagai sumberdaya yang dikeluarkan guna mencapai ketepatan dan kelengkapan tujuan
3. Kepuasan (satisfaction) didefinisikan kebebasan dari ketidak nyamanan, dan sikap positif terhadap penggunaan produk atau ukuran subjektif bagaimana pengguna merasa tentang penggunaan sistem.
Beberapa penelitian telah menemukan bahwa website usability dapat
digunakan untuk meningkatkan kepuasan pengguna. Selain itu, website usability
dapat memberikan manfaat bagi pengembang website dengan mengurangi biaya
pemeliharaan (Green, 2006). Website yang memiliki usability tinggi akan memiliki
peluang untuk lebih sering di kunjungi. Pada umumnya pengguna ingin mendapatkan
informasi secara cepat. Jika sebuah website gagal dalam memberikan informasi
secara jelas dari situs tersebut pengguna akan langsung meninggalkan website dan
beralih ke website lain (Nielsen, 2006).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwasanya pengukuran
usability website terdiri dari: kemudahan mempelajari website, situs web menyajikan
informasi dengan cepat, website mudah diingat pengguna, menghindari adanya
2.1.3 Usabilitas Web
Tatari dan Rehman (2011, 707) menjelaskan usabilitas web adalah sesuatu
yang mana pengguna dimungkinkan menavigasi dan memanipulasi fitur situs untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas tertentu. Usabilitas sebuah situs web adalah
merupakan sesuatu yang kompleks dikarenakan melibatkan seluruh unsur dari situs
web tersebut, bagaimana menggabungkan elemen teks, link, dan grafik menjadi
sebuah kesatuan yang baik dan hal inilah yang sangat berperan dalam menentukan
kualitas sebuah situs web.
Kesuksesan sebuah situs web, sangatlah tergantung dari ketergunaanya, hal
ini berlaku bagi semua jenis situs web. Menurut Tatari dan Rehman (2011, 707) situs
web yang desainnya “miskin” dapat mengakibatkan kehilangan produktivitas dan
penghasilan. Situs web yang penggunaannya susah dapat mengakibatkan frustasi bagi
pengguna yang akhirnya pengguna enggan untuk terus berinteraksi dengan situs web
tersebut.
Kajian tentang usability (kegunaan) merupakanbagian dari bidang ilmu multi
disiplin Human Computer Interaction (HCI). Disampaikan oleh Nugroho (2009, 2)
Human Computer interaction merupakan bidang ilmu yang berkembang sejak sekitar
tahun 1970 yang mempelajari bagaimana mendesain tampilan layar komputer dalam
suatu aplikasi sistem informasi agar nyaman dipergunakan oleh pengguna.
2.1.3 Library Website Content
an individual, organization, company, or goverment entity; howover, RSS feeds may introduce imported content.
To evaluate the content on a website, look for these a clues: 1. The author/producer is identifieble.
2. The author/producer has expertise on the subject. Look for an “About” or similar page.
3. The type of domain (edu, org, gov, etc.) which may provide some clues about the focus of the material. Howover, keep in mind that scholars and other content providers may choose to maintain their materials on other domains, for example .com.
4. The material is up to date, and the site appears to be maintened. Check for up dates on the site
5. For informational or educational sites, sources are given for the information, or links are provided to related sources of information. You many need to verify the information thourgh other sources.
Foster (2008) juga mengemukakan maksud dari penjelasan di atas, kriteria library website content diantaranya This is essentially what Web site usability means. It’s the delightful experience a customer has when they go on your site.
A great Web site design contains the following usability considerations:
1. A simple, clean design that focuses on customer needs versus overblown designs, overly wordy text or overbearing visual gimmicks.
2. Easy navigation or access to the main features, without being too busy or confusing.
3. Detailed information (other pages or links) within just one or two clicks; any more can be frustrating for the customer.
4. Appropriate and helpful graphics that balance with descriptive text.
5. A logical information hierarchy, with menus that guide customers to what they need.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas tentang aspek-aspek Libarary Website
Content yang penulis kemukakan bahwasanya situs web harus mempunyai
kepengarangan yang jelas (author), informasinya tidak (up to date), desain yang
sederhana namun menawan, sistem navigasi yang memandu pengguna untuk mencari
Menurut Barnes (2001, 7) dalam makalahnya yang berjudul “A Proposed
Templatefor the Evaluation of Web Design Strategies”, sebuah website yang baik
harus dapat menarik dan menumbuhkan kepercayaan pengunjung sehingga
pengunjung mau melakukan kunjungan ulang website tersebut. Berdasarkan
penelitian yang mendalam terhadap literatur-literatur bahwa ada empat faktor yang
dapat digunakan untuk menentukan kesuksesan sebuah website ecommerce, yakni
stickiness, globalisasi dan kustomisasi, aksesibilitas dan availability, serta keamanan
dan privasi.
Dalam melakukan pencarian (search engine) pada internet, lebih dari jutaan
website telah muncul dan lebih dari ribuan website bertambah setiap hari. Oleh karena
itu, merupakan hal yang sangat penting untuk dapat membuat sebuah website yang
dapat menarik dan menumbuhkan kepercayaan pengunjung. Keberhasilan sebuah
website dalam menarik dan menumbuhkan kepercayaan pengunjung dapat dilihat dari
jumlah waktu yang dihabiskan untuk melakukan kunjungan ulang ke website
tersebut. Para praktisi teknologi informasi menyebutnya sebagai stickiness.
Salah satu faktor terpenting yang memengaruhi stickiness adalah Graphical
User Interface (GUI). Sebuah user interface harus berisikan grafik dan teks yang
memberikan informasi penting juga menarik para pengunjung. Barnard (1999, 2)
berpendapat bahwa konten dari sebuah website merupakan atribut yang paling
penting untuk membuat pengunjung mengunjungi ulang sebuah website. Faktor
tersebut dapat dipenuhi salah satunya dengan menghindari elemen-elemen website
Aspek yang dianggap penting dalam aksesibilitas adalah tentang kecepatan
pembukaan halaman sebuah website. Website yang berat karena mengandung terlalu
banyak grafik atau media animasi akan membuat pengunjung tidak tertarik untuk
membuka sebuah halaman website telah dianggap lama dan membuat pengguna tidak
nyaman.
Selain dari kecepatan mengakses, faktor penting lainnya dari aksesibilitas
adalah bagaimana membuat sebuah website yang dapat diakses oleh semua orang,
termasuk orang-orang dengan keterbatasan fisik (disabilities). Orang dengan
keterbatasan fisik (disabilities) kemungkinan mengalami kesulitan ketika melakukan
navigasi sebuah website yang dipenuhi dengan konten-konten grafis. Penggunaan
warna yang terlalu banyak di dalam sebuah website akan menyulitkan bagi seseorang
dengan keterbatasan penglihatan atau visually impaired (Green, 2006)
Bagian penting lainnya yang mudah diimplementasikan adalah mengenai
feedback dari pengunjung. Sebuah website seharusnya menyediakan fasilitas bagi
pengunjung untuk dapat memberikan kritik serta sarannya mengenai website tersebut.
Media yang dapat digunakan untuk memfasilitasi feedback pengunjung
bermacam-macam, seperti melalui survei online, e-mail, ataupun formulir kritik dan saran.
Faktor ini menjadi penting karena dapat membuat pengunjung merasa dilibatkan
dalam perbaikan website di masa yang akan datang.
2.2. Peranan Situs Web dalam Perpustakaan
Website adalah halaman yang ditampilkan di internet yang memuat informasi
usaha pengembangan yang dilakukan Conseil Eeuropean Pour la Researce Nuklaire
(CERN) di Swiss. Internet dan web adalah dua hal yang berbeda, internet yaitu yang
dapat menampilkan web, sedangkan web yang ditampilkannya berupa susunan dari
halaman-halaman yang menggunakan teknologi web dan saling berkaitan satu sama
lain.
Anshari (2011, 1), berpendapat bahwa pengertian situs web yaitu:
“Situs web adalah sekumpulan halaman informasi yang disediakan melalui jalur internet sehingga bisa diakses di seluruh dunia selama terkoneksi dengan jaringan internet. Website merupakan sebuah komponen yang terdiri dari teks, suara animasi sehingga menjadi media informasi yang menarik untuk dikunjungi oleh orang lain”.
Penerbitan website bertujuan untuk mempublikasikan berbagai informasi
tentang perpustakaan dan kegiatannya. Kegiatan ini pada dasarnya sama dengan
publikasi berbagai selebaran, brosur, panduan perpustakaan, katalog dalam berbagai
jenis, dan sebagainya yang biasanya dilakukan oleh sebuah perpustakaan, serta
kegiatan publikasi lainnya. Dalam kaitan ini, perpustakaan bertindak sebagai
penerbit.
2.2.1 Fungsi Situs Web
Ada beberapa fungsi situs web secara umum menurut Surachman (2004, 2)
yaitu sebagai berikut:
1. Fungsi komunikasi umumnya semua situs web memiliki fungsi komunikasi diantaranya dengan adanya fasilitas seperti web base email, halaman form contact, chatting dan lain-lain.
3. Fungsi entertainment situs web juga dapat memiliki fungsi hiburan seperti beberapa situs web seperti yang menyediakan online game, music, movie dan sebagainya.
4. Fungsi transaksi situs web juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk bertransaksi bisnis seperti online order, pembayaran dengan kartu kredit dan lain-lain.
Hidayat (2010, 15), mengemukakan situs web berdasarkan sifat, tujuan dan
bahasa pemrograman. Adapun jenis situs web berdasarkan sifatnya, antara lain:
1. Situs web dinamis adalah sebuah situs web yang menyediakan konten atau isi yang selalu berubah-ubah setiap saat. Contoh situs web dinamis adalah situs web berita seperti www.kompas.com, www.merdeka.com
2. Situs web statis adalah situs web yang kontennya sangat jarang diubah. Contoh situs web statis adalah web profile organisasi.
Ditinjau dari tujuannya situs web dibagi menjadi:
1. Personal Website: personal website adalah situs web yang berisi informasi pribadi seseorang.
2. Corporate Website: corporate website adalah situs web yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.
3. Portal Website: portal website adalah situs web yang mempunyai banyak layanan, mulai dari layanan berita, email, dan jasa-jasa lainnya.
4. Forum Website: forum website adalah sebuah situs web yang bertujuan sebagai media diskusi.
Sedangkan jenis situs web berdasarkan bahasa pemograman yaitu:
1. Server Side Website adalah situs web yang menggunakan bahasa pemrograman yang tergantung kepada tersedianya server. Misalnya, PHP, ASP, dan lain-lain. 2. Client Side Website adalah situs web yang tidak membutuhkan server dalam
menjalankannya, cukup diakses melalui browser saja. Contohnya html.
2.2.2 Kandungan pada Situs Web Perpustakaan
Menurut Suprihadi (2005, 4), beberapa istilah koleksi yang utama dalam
sebuah digital library adalah sebagai berikut :
2. Gray Literature (literatur kelabu), adalah bahan-bahan perpustakaan yang tidak dipublikasikan pada jalur formal atau tidak tersedia secara komersial. Sebagai contoh : laporan penelitian karya ilmiah, hasil seminar, majalah ilmiah, ataupun tulisan staf akademika yang terpublikasi secara lokal.
3. Video clip dan sejenisnya yang biasanya digunakan pada proses belajar mengajar. Seperti koleksi dari discovery-channel, history-channel dan lainnya.
4. Electronic-Book (E-Book), yaitu buku-buku yang memang sudah dalam format elektronik saat diproduksi.
5. Electronic-Journal (E-Journal), yaitu jurnal-jurnal yang bertaraf nasional dan internasional yang sudah tersedia dalam bentuk elektronik.
6. Lain-lain seperti : brosur-brosur, foto-foto, kliping koran atau majalah serta dokumen-dokumen sebagai arsip lembaga yang memungkinkan untuk dipublikasikan secara digital.
Menurut Hasugian (2009, 194), untuk melakukan layanan elektronik di
perpustakaan dibutuhkan ketersedian infrastruktur layanan. Adapun infrastruktur
yang dibutuhkan untuk layanan elektronik berbasis web pada dasarnya mencakup
komputer server, komputer personal (PC), software (program aplikasi), jaringan
internet yang terhubung ke salah satu provider (Telkom, Speedy, Indosat,) dan
dokumen elektronik.
Jadi halaman situs web perpustakaan pada umumnya terdiri dari gabungan
beberapa hal. Pertama adalah informasi tentang perpustakaan meliputi visi dan misi
perpustakaan, sejarah perpustakaan, jam layanan perpustakaan, denah perpustakaan,
informasi mengenai pegawai dan pustakawan pada perpustakaan, program
perpustakaan, peraturan perpustakaan, dan lain-lain. Kemudian fasilitas peminjaman,
perpanjangan pinjaman maupun fasilitas temu balik koleksi perpustakaan berupa
katalog online. Fasilitas interaksi perpustakaan dengan pengguna meliputi sarana
konsultasi melalui e-mail, buku panduan, nomor kontak perpustakaan dan lain-lain.
elektronik maupun koleksi deposit perpustakaan. Berikutnya fasilitas link ke situs
web lain yang mempunyai hubungan dengan tujuan dan institusi perpustakaan.
2.3 Evalusi Situs Web
Menurut Umar (2008, 36) evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan
informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana
perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada
selisih di antara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila
dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh.
Evaluasi merupakan bagian penting dari sistem pengendalian mutu
pengelolaan. Dalam evalusi terdapat bagian penting dari sistem pengendalian mutu
pengelolaan. Pada proses evaluasi terdapat tahap pengukuran dan penelitian. Situs
web merupakan suatu aplikasi yang terdapat di dalam teknologi internet. Pengelola
perlu memiliki pengetahuan yang terus berkembang melalui proses belajar,
pengalaman yang terus dikembangkan dalam proses perbaikan pekerjaan, dan
keterampilan dalam pengelolaan teknologi dan informasi. Nilai efektivitas berkenaan
dengan pentingnya lembaga pengelola web, yang memiliki rencana pengelolaan
dengan target kerja yang terukur, melakukan proses penerapan perencanaan,
melakukan evaluasi untuk memastikan bahwa kegiatan mengarah pada pencapaian
target dan melakukan perbaikan berkelanjutan. Melakukan evaluasi terhadap hasil
pencarian adalah penting untuk memastikan bahwa informasi yang didapat benar dan
maka informasi yang diolah dan disajikan tidak benar juga dan itu akan membawa
kepada masalah penyebaran informasi yang salah.
Pengertian evaluasi yang disampaikan oleh Arikunto dan Cepi (2008, 2),
bahwa:
“Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan”.
Pada dasarnya tujuan akhir evaluasi adalah untuk memberikan bahan-bahan
pertimbangan untuk menentukan atau membuat kebijakan tertentu, yang diawali
dengan suatu proses pengumpulan data yang sistematis. Jadi dapat disimpulkan
evaluasi situs web adalah kegiatan pengukuran dan pemberian nilai terhadap sebuah
situs web berdasarkan kriteria atau standar tertentu guna mengetahui mutu atau
kualitas dari situs web tersebut. evaluasi dilakukan dengan mengunjungi situs web
tersebut. Observasi setiap parameter berdasrkan kriteria penilaian. Penilaian diberikan
terhadap setiap parameter sesuai dengan karakteristik parameter. Penilaian situs web
diberikan dengan pemeriksaan kriteria penilaian yang terpenuhi.
2.3.1 Tujuan Evaluasi Situs Web
Setiap kegiatan yang dilaksanakan pasti mempunyai tujuan, demikian juga
dengan evaluasi. Menurut Arikunto (2006, 13), tujuan evaluasi dibagi dua yaitu
keseluruhan, sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing
komponen.
Evaluasi dilakukan untuk mengukur sejauh mana tingkat kemudahan
pengguna perpustakaan dalam mempelajari website ketika pertama kali menggunakan
website. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat kecepatan pengguna dalam
mencari informasi yang dibutuhkan, tingkat kemudahan, lama waktu digunakan,
berapa jumlah kesalahan, dan bagaimana cara pengguna memperbaiki kesalahan.
Serta mengukur tingkat kepuasan pengguna perpustakaan.
Tujuan akhir evaluasi situs adalah untuk kepuasan pengguna. Dengan
terpenuhinya kebutuhan informasi pengguna yang didapat dalam suatu situs web dan
pengguna perpustakaan mendapatkan kepuasan dalam mengakses informasi, hal ini
tentu akan membawa mereka kembali untuk mengunjungi situs tersebut. Ini memberi
kesan yang baik kepada pengelola situs yang bersangkutan serta menunjukkan bahwa
tujuan pengelola untuk membuat situs tersebut telah tercapai. Untuk mengetahui
sejauh mana situs web digunakan dalam pemenuhan kebutuhan informasi dapat
dilakukan melalui analisis teknik pendekatan yang berpusat pada pengguna yang
bertujuan antara lain untuk mengetahui tujuan mereka menggunakan situs, frekuensi
kunjungan mereka pada situs, relevansi atau keakuratan informasi pada situs, pola
pemanfaatan situs, evaluasi situs, dan lain-lain.
2.4 Perpusatakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada pada
(Sutarno, 2004). Pada hakikatnya merupakan bagian integral dari suatu perguruan
tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi didirikan untuk menunjang pencapaian tujuan
perguruan tinggi yang bersangkutan dalam melaksanakan tri dharma perguruan
tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Untuk
melaksanakan tugasnya itu, perpustakaan perguruan tinggi memilih, mengolah,
mengoleksi, merawat, dan melayankan koleksi yang dimilikinya kepada para warga
lembaga induknya pada khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya.
Proses pendidikan diperguruan tinggi tidak terlepas dari kegiatan penelitian
dan pengembangan. Sehingga perpustakaan perguruan tinggi sering dikatakan
“jantungnya” universitas. Abdul Rahman (1995, 23) berpendapat bahwa perpustakaan
perguruan tinggi adalah “Perpustakaan yang berada di lingkungan perguruan tinggi
atau sekolah tinggi, akademi atau pendidikan tinggi lainnya, yang pada hakikatnya
merupakan bagian integral dari suatu perguruan tinggi”.
Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang tergabung dalam
lingkungan lembaga pendidikan tinggi, baik yang berupa perpustakaan universitas,
perpustakaan fakultas, perpustakaan akademi maupun perpustakaan maupun
perpustakaan sekolah tinggi (Sharial-Pamanjuntak, 2000, 4). Perpustakaan perguruan
tinggi merupakan unsur penunjang perangkat kelengkapan dibidang pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Setiap perguruan tinggi harus dimiliki
perpustakaan yang menunjang penyelengaraan tri dharma perguruan tinggi.
Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat perguruan tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang bekerjasama dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utamanya membantu perguruan tinggi dalam mencapai tujuannya.
Sutarno (2003,4) menjelaskan Perpustakaan perguruan tinggi merupakan
perpustakaan yang berada dalam suatu perguruan tinggi dan yang sederajat dan yang
berfungsi mancapai tri dharma perguruan tinggi, sedangkan penggunaanya adalah
seluruh sivitas akademika.
Bedasarkan pendapat di atas, perpustakaan perguruan tinggi adalah
perpustakaan yang berada di lingkungan perguruan tinggi atau sederajat untuk
membantu pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat
2.4.1 Tujuan perpustakaan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi sebagai suatu organisasi yang berada di bawah
naungan institusi induknya pasti memiliki tujuan sendiri. Secara umum, tujuan
diselenggarakannya perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk mendukung,
memperlancar serta mempertinggi kualitas pelaksanaan program kegiatan perguruan
tinggi. Menurut Sulistyo-Basuki (1993, 52), adapun yang menjadi tujuan
perpustakaan tinggi didirikan adalah:
1. Memenuhi kebutuhan informasi masyarakat pengguna perguruan tinggi, lazimnya staf pengajar dan mahasiswa.
2. Menyediakan bahan pustaka (rujukan) pada semua tingkat akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa pasca sarajana dan pengajar
3. Menyediakan ruang pelajar bagi pemakai perpustakaan
5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak terbatas pada lingkungan perguruan tinggi juga lembaga industri lokal.
Sebagai bagian integral dari perguruan tinggi, perpustakaan perguruan tinggi
diselengarakan untuk menunjang pelaksanaan perguruan tinggi sesuai dengan tri
dharma perguruan tinggi.
1. Dharma pertama yaitu pendidikan, dilaksanakan dengan cara mangumpulkan, mengolah, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi mahasiswa dan dosen sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
2. Dharma kedua yaitu penelitian, dilakukan melalui kegiatan mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi peneliti.
3. Dharma ketiga yaitu pengabdian kepada masyarakat, diselanggarakan malalui kegiatan pengumpulan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi masyarakat.
Fungsi utama perguruan tinggi adalah menunjang tri dharma perguruan tinggi
yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Dalam usaha melaksanakan
tri dharma perguruan tinggi maka perpustakaan harus dapat melaksanakan fungsinya
dengan baik agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Menurut
Sulistyo-Basuki (1993, 3) fungsi perpustakaan adalah:
a). Sebagai sarana simpan karya manusia
b). Sebagai sumber informasi (fungsi informasi) c). Sebagai sarana rekreasi (fungsi rekreasi) d). Sebagai sarana pendidikan (fungsi pendidikan)
e). Sebagai sarana pengembangan kebudayaan (fungsi kultural) .
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa fungsi perpustakaan
perguruan tinggi adalah sebagai sebagai sumber belajar para sivitas akademika untuk
mendukkung kegiatan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap
pelaksanaan evaluasi pembelajaran, riset penelitian, sarana pengembangan kreatifitas,
serta sarana untuk menyimpan dan membulikasikan seluruh karya dan pengetahuan