• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penetapan Kadar Kalium Dalam Daun Segar, Jamu, Infus Daun Segar Dan Seduhan Jamu Daun Kumis Kucing (Orthosipon Aristatus(Blume) Miq) Secaraspektrofotometriserapan Atom

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penetapan Kadar Kalium Dalam Daun Segar, Jamu, Infus Daun Segar Dan Seduhan Jamu Daun Kumis Kucing (Orthosipon Aristatus(Blume) Miq) Secaraspektrofotometriserapan Atom"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tumbuhan

Uraian tumbuhan meliputi, sistematika tumbuhan, nama lain, morfologi tumbuhan, kandungan senyawa kimia, serta penggunaan tumbuhan.

2.1.1 Sistematika Tumbuhan

Menurut Depkes RI; (2000), sistematika tumbuhan kumis kucingsebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Superdivisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledonae Ordo : Tubiflorae Famili : Labiatae Genus : Othosiphon

Spesies : Orthosipon aistatus(Blume) Miq 2.1.2 Nama Umum

Nama umum/dagang : Daun kumis kucing. 2.1.3 Nama Lain

Menurut Hariana (2007), tumbuhan kumis kucing memiliki nama lain yaitu :

a. Nama daerah : Kumis kucing (Melayu), kumis kucing (Sunda), remujung (Jawa Tengah), soengot konceng (Madura).

(2)

2.1.4 Morfologi Tumbuhan

Batang kumis kucing berwarna hijau dan memiliki banyak cabang. Tinggi tanaman biasanya tidak lebih dari 1 meter karena kumis kucing selalu membentuk akar baru dan mencari tanah untuk merambat (Soeryoko, 2011).

Tanaman berakar serabut ini memiliki bunga berwarna putih seperti kumis kucing. Bunga tersebut merupakan penanda utama tanaman kumis kucing. Kumis kucing dapat hidup di dataran rendah maupun tinggi. Syarat tumbuh utama tanaman ini adalah selalu tersedianya air (Soeryoko, 2011).

2.1.5 Cara Pengkembangbiakan

Kumis kucing berkembang biak dengan dua cara, yaitu secara generatif dengan biji dan secara vegetatif dengan stek. Stek batang yang paling baik adalah menggunakan batang yang tidak terlalu tua. Tanaman ini menghendaki suasana lembap sehingga pada saat kemarau perlu dilakukan penyiraman intensif (Soeryoko, 2011).

2.1.6 Khasiat Tumbuhan

Tumbuhan kumis kucing memiliki khasiat sebagai antiinflamasi (anti radang), peluruh air seni (diuretik), menghancurkan batu saluran kemih (Depkes RI; 2000).

2.1.7 Kandungan Zat Kimia

(3)

2.2 Infusa

Infusa adalah adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90° selama 15 menit (Ditjen POM; 1995).

Cara pembuatannya yaitu campur sampel dengan derajat halus yang sesuai dalam panci infusa dengan air secukupnya, panaskan di atas tangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90° sambil sekali-kali diaduk. Serkai selagi panas melalui kain flannel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infus yang dikehendaki. Infusa yang mengandung bukan bahan berkhasiat keras, dibuat menggunakan 10% simplisia (Ditjen POM; 1995).

2.3Jamu

Jamu adalah obat tradisional Indonesia. Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat (Depkes RI; 2010).

2.4Kalium

(4)

Mineral digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalahmineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari, sedangkan mineral mikro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kurang dari 100 mg sehari. Contoh dari mineral makro antara lain natrium, klorida, kalium, kalsium, fosfor, dan magnesium, sedangkan yang termasuk mineral mikro antara lain besi, mangan, zink dan tembaga (Almatsier, 2004).

Kalium adalah mineral penting yang diperlukan tubuh dalam pengaturan keseimbangan cairan tubuh yang membantu menjaga tekanan osmotik. Asupan yang dianjurkanbagi orang dewasaadalah 4700 mg/hari(Budiyanto, 2001).Selainitukaliumjugamengaktivasibanyakreaksienzimdan proses fisiologi, sepertitransmisiimpuls di sarafotot, kontraksiototdanmetabolisme karbohidrat (Tan danRahardja, 2007).

2.5Spektrofotometri Serapan Atom

2.5.1 Prinsip Dasar Spektrofotometri Serapan Atom

Spektrofotometri serapan atom digunakan untuk analisis kuantitatif unsur-unsur mineral dalam jumlah sekelumit (trace) dan sangat sekelumit (ultratrace). Cara analisis ini memberikan kadar total unsur mineral dalam suatu sampel dan tidak tergantung pada bentuk molekul mineral dalam sampel tersebut. Cara ini cocok untuk analisis sekelumit mineral karena mempunyai kepekaan yang tinggi (batas deteksi kurang dari 1 ppm), pelaksanaanya relatif sederhana, dan interferensinya sedikit.

(5)

pada sifat unsurnya. Jika suatu larutan yang mengandung suatu garam logam (atau suatu senyawa logam) dihembuskan ke dalam suatu nyala (misalnya asetilena yang terbakar di udara) maka terbentuk uap yang mengandung atom-atom logam itu. Atom logam bentuk gas tersebut tetap berada dalam keadaan.

2.5.2 Instrumentasi Spektrofotometri Serapan Atom

Sistem peralatan spektrofotometer serapan atom dapat dilihat padaGambar 2.1.

Gambar 2.1 Komponen Spektrofotometer Serapan Atom (Harris, 2007) a. Sumber sinar

(6)

kehilangan elektron dan menjadi ion bermuatan positif. Ion gas mulia bermuatan positif akan bergerak menuju katoda dengan kecepatan dan energi yang tinggi sehingga menabrak unsur-unsur yang terdapat pada katoda. Akibat tabrakan ini, unsur-unsur akan terlempar ke luar permukaan katoda dan mengalami eksitasi ke tingkat energi elektron yang lebih tinggi (Gandjar dan Rohman, 2007).

b. Tempat sampel

Dalam analisis dengan spektrofotometri serapan atom, sampel yang akan dianalisis harus diuraikan menjadi atom-atom netral. Ada berbagai macam alat yang dapat digunakan untuk mengubah suatu sampel menjadi uap atom-atom yaitu dengan nyala (flame) dan tanpa nyala (flameless) (Gandjar dan Rohman, 2007).

Teknik atomisasi dengan nyala bergantung pada suhu yang dapat dicapai oleh gas-gas yang digunakan. Untuk gas batubara-udara suhunya kira-kira sebesar 1800ºC, gas alam-udara 1700ºC, gas udara 2200ºC, dan gas asetilen-dinitrogen oksida sebesar 3000ºC. Sumber nyala yang paling banyak digunakan adalah campuran asetilen sebagai bahan pembakar dan udara sebagai pengoksidasi (Gandjar dan Rohman, 2007).

(7)

c. Monokromator

Pada spektrofotometri serapan atom, monokromator berfungsi untuk memisahkan dan memilih panjang gelombang yang digunakan untuk analisis. Didalam monokromator, terdapat suatu alat yang digunakan untuk memisahkan panjang gelombang yang disebut dengan chopper(Gandjar dan Rohman, 2007). d. Detektor

Detektor digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang melalui tempat pengatoman. Biasanya, detektor yang digunakan adalah tabung penggandaan foton (photomultiplier tube) (Gandjar dan Rohman, 2007).

e. Readout

Readout merupakan suatu alat penunjuk atau dapat juga diartikan sebagai sistem pencatatan hasil. Pencatatan hasil dilakukan dengan suatu alat yang telah terkalibrasi untuk pembacaan suatu transmisi atau absorbsi. Hasil pembacaan dapat berupa angka atau kurva dari suatu alat perekam yang menggambarkan absorbansi atau intensitas emisi (Gandjar dan Rohman, 2007).

2.5.3 Gangguan-gangguan pada Spektrofotometri Serapan Atom

Gangguan-gangguan (interference) pada Spektrofotometri Serapan Atom

adalah peristiwa-peristiwa yang menyebabkan pembacaan absorbansi unsur yang

dianalisis menjadi lebih kecil atau lebih besar dari nilai yang sesuai dengan

konsentrasinya dalam sampel (Gandjar dan Rohman, 2007).

Menurut Gandjar dan Rohman (2007), gangguan-gangguan yang terjadi pada spektrofotometri serapan atom adalah:

(8)

2. Gangguan kimia yang dapat mempengaruhi jumlah atau banyaknya atom yang terjadi di dalam nyala.

3. Gangguan oleh absorbansi yang disebabkan bukan absorbansi atom yang dianalisis, yakni absorbansi oleh molekul-molekul yang terdisosiasi di dalam nyala.

4. Gangguan oleh penyerapan non-atomik.

2.6Validasi Metode Analisis

Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya. Tindakan ini dilakukan untuk menjamin bahwa metode analisis akurat, spesifik, reprodusibel, dan tahan akan kisaran analit yang akan dianalisis (Harmita, 2004).

Menurut Harmita (2004), beberapa parameter analisis yang harus dipertimbangkan dalam validasi metode analisis adalah sebagai berikut:

1. Kecermatan (accuracy)

(9)

Kecermatan ditentukan dengan dua cara yaitu: a. Metodesimulasi (spiked-placebo recovery)

Dalam metode simulasi, sejumlah analit bahan murni ditambahkan ke dalam campuran bahan pembawa sediaan farmasi lalu campuran tersebut dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar analit yang ditambahkan (kadar yang sebenarnya) (Harmita, 2004).

b. Metode penambahan baku (standard additionmethod)

Dalam metode penambahan baku, sampel dianalisis lalu sejumlah tertentu analit yang diperiksa ditambahkan ke dalam sampel, dicampur dan dianalisis lagi. Selisih kedua hasil dibandingkan dengan kadar yang sebenarnya (hasil yang diharapkan) (Harmita, 2004).

Dalam kedua metode tersebut, persen perolehan kembali dinyatakan sebagai rasio antara hasil yang diperoleh dengan hasil yang sebenarnya. Metode adisi dapat dilakukan dengan menambahkan sejumlah analit dengan konsentrasi tertentu pada sampel yang diperiksa, lalu dianalisis dengan metode tersebut. Persen perolehan kembali ditentukan dengan menentukan berapa persen analit yang ditambahkan tadi dapat ditemukan (Harmita, 2004).

2. Keseksamaan (precision)

(10)

3. Selektivitas (Spesifisitas)

Selektivitas atau spesifisitas suatu metode adalah kemampuan suatu metode mengukur zat tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya komponen lain yang mungkin ada dalam matriks sampel. Selektivitas biasanya dinyatakan sebagai derajat penyimpangan metode yang dilakukan terhadap sampel yang mengandung bahan yang ditambahkan berupa cemaran, hasil urai, senyawa sejenis, dan senyawa lain yang dibandingkan terhadap hasil analisis sampel yang tidak mengandung bahan lain yang ditambahkan (Harmita, 2004). 4. Linearitas dan Rentang

Liniearitas merupakan kemampuan suatu metode untuk memperoleh hasil-hasil uji yang secara langsung proporsional dengan konsentrasi analit pada kisaran yang diberikan. Linearitas suatu metode merupakan ukuran seberapa baik kurva kalibrasi yang menghubungkan antara absorbansi (y) dengan konsentrasi (x). Liniearitas dapat diukur dengan melakukan pengukuran tunggal pada konsentrasi yang berbeda-beda. Rentang metode adalah pernyataan batas terendah dan tertinggi analit yang sudah ditunjukkan dapat ditetapkan dengan kecermatan, keseksamaan, dan linearitas yang dapat diterima (Harmita, 2004).

5. Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

(11)

6. Ketangguhan Metode (Ruggedness)

Ketangguhan metode adalah derajat ketertiruan hasil uji yang diperoleh dari analisis sampel yang sama dalam berbagai kondisi uji normal, seperti laboratorium, analisis, instrumen, bahan pereaksi, suhu, dan hari yang berbeda. Ketangguhan metode dinyatakan sebagai tidak adanya pengaruh perbedaan operasi atau lingkungan kerja terhadap hasil uji (Harmita, 2004).

7. Kekuatan (Robustness)

Gambar

Gambar 2.1 Komponen Spektrofotometer Serapan Atom (Harris, 2007)

Referensi

Dokumen terkait

Pedoman Lomba Best Practice bagi Kepala Sekolah/Madrasah Berprestasi Tahun 2016 7 dari 26 Halaman penetapan predikat Best Practice terbaik pada tingkat nasional pada semua

Untuk itu sebagai pemecahannya penulis membuat suatu website yang dapat membantu manga mania dalam memcari informasi serta wallpaper manga secara online. Dalam pembuatan website

Jl.Karang Tengah Km5 Kp.Cijulang 03/04 Darmareja ,Nagrak ,Sukabumi. Kode Pos : 43356 E-mail : mtsraudhotushibyan@gmail.com , Web

27 m from hedgerows. Fields in the complex landscape were 75% smaller, had 63% more wooded perimeter, and 81% more wide hedgerow perimeter than fields in the simple landscape. Fields

suara terbanyak untuk menentukan apakah karyawan sebuah perusahaan ingin membuat serikat atau tidak. • Taft-Hartley

melaksanakan penyusunan bahan kebijakan dan fasilitasi, registrasi, akreditasi, sertifikasi, jaga mutu sarana kesehatan skala Provinsi (meliputi sarana produksi dan distribusi

Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran PAI materi semangat menuntut ilmu dengan menggunakan metode.. inquiry pada siswa kelas VII SMP Negeri

Sistem komunikasi yang akan di- buat yaitu komputer akan mengirimkan data sebagai perintah yang harus dilakukan ke mikrokontroler AT89C51 melalui media HT, namun sebelumnya