• Tidak ada hasil yang ditemukan

UU Nomor 6 Tahun 2012 combine

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UU Nomor 6 Tahun 2012 combine"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 6 TAHUN 2012

TENTANG

PENGESAHAN

INTERNATIONAL CONVENTION ON THE PROTECTION OF

THE RIGHTS OF ALL MIGRANT WORKERS AND MEMBERS OF THEIR FAMILIES

(KONVENSI INTERNASIONAL MENGENAI PERLINDUNGAN HAK-HAK

SELURUH PEKERJA MIGRAN DAN ANGGOTA KELUARGANYA)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa Negara Republik Indonesia adalah negara yang

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Negara

Republik

Indonesia

Tahun

1945

yang

menghormati

dan

menjunjung

tinggi

harkat

dan

martabat manusia, sehingga hak asasi manusia,

termasuk hak-hak seluruh pekerja migran dan anggota

keluarganya harus dilindungi, dihormati, dipertahankan

dan tidak boleh diabaikan, dikurangi atau dirampas oleh

siapa pun;

b. bahwa bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat

internasional menghormati, menghargai, dan menjunjung

tinggi prinsip dan tujuan Piagam Perserikatan

Bangsa-Bangsa dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia;

c.

bahwa

Pemerintah

Republik

Indonesia

telah

menandatangani

International Convention on the Protection

of the Rights of All Migrant Workers and Members of Their

Families

(Konvensi Internasional mengenai Perlindungan

Hak-Hak

Seluruh

Pekerja

Migran

dan

Anggota

Keluarganya) pada tanggal 22 September 2004 di

New York;

d.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu mengesahkan

International Convention on the Protection of the Rights of

All Migrant Workers and Members of Their Families

(Konvensi Internasional mengenai Perlindungan Hak-Hak

Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya) dengan

Undang-Undang;

Mengingat

: 1.

Pasal 5 ayat (1), Pasal 11, dan Pasal 20 Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2.

Undang-Undang

Nomor

37

Tahun

1999

tentang

Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3882);

(2)

- 2 -

3.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang

Perjanjian Internasional (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2000 Nomor 185, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4012);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan

: UNDANG-UNDANG TENTANG PENGESAHAN

INTERNATIONAL

CONVENTION ON THE PROTECTION OF THE RIGHTS OF ALL

MIGRANT WORKERS AND MEMBERS OF THEIR FAMILIES

(KONVENSI INTERNASIONAL MENGENAI PERLINDUNGAN

HAK-HAK SELURUH PEKERJA MIGRAN DAN ANGGOTA

KELUARGANYA).

Pasal 1

(1)

Mengesahkan

International Convention on the Protection

of the Rights of All Migrant Workers and Members of Their

Families

(Konvensi Internasional mengenai Perlindungan

Hak-Hak

Seluruh

Pekerja

Migran

dan

Anggota

Keluarganya).

(2)

Salinan naskah asli

International Convention on the

Protection of the Rights of All Migrant Workers and

Members of Their Families

(Konvensi Internasional

mengenai Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja

Migran dan Anggota Keluarganya) dalam bahasa Inggris

dan

terjemahannya

dalam

bahasa

Indonesia

sebagaimana terlampir merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Undang-Undang ini.

Pasal 2

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

(3)

- 3 -

Agar

setiap

orang

mengetahuinya,

memerintahkan

pengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya

dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta

pada tanggal 2 Mei 2012

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 2 Mei 2012

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AMIR SYAMSUDIN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 115

Salinan sesuai dengan aslinya

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

Asisten Deputi Hukum,

ttd.

(4)

PENJELASAN

ATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 6 TAHUN 2012

TENTANG

PENGESAHAN

INTERNATIONAL CONVENTION ON THE PROTECTION OF THE

RIGHTS OF ALL MIGRANT WORKERS AND MEMBERS OF THEIR FAMILIES

(KONVENSI INTERNASIONAL MENGENAI PERLINDUNGAN HAK-HAK

SELURUH PEKERJA MIGRAN DAN ANGGOTA KELUARGANYA)

I.

UMUM

Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

menghormati dan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.

Hak asasi manusia sebagai hak dasar yang secara kodrati melekat

pada diri manusia, bersifat universal dan langgeng, juga dilindungi,

dihormati, dan dipertahankan oleh Negara Republik Indonesia,

sehingga perlindungan dan pemajuan hak asasi manusia, termasuk

hak-hak seluruh pekerja migran dan anggota keluarganya perlu

ditingkatkan.

Pada tanggal 18 Desember 1990 Majelis Umum Perserikatan

Bangsa-Bangsa telah mengeluarkan Resolusi Nomor A/RES/45/158

mengenai

International Convention on the Protection of the Rights of All

Migrant Workers and Members of Their Families

(Konvensi Internasional

mengenai Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota

Keluarganya). Resolusi tersebut memuat seluruh hak-hak pekerja

migran dan anggota keluarganya dan menyatakan akan mengambil

langkah-langkah untuk menjamin pelaksanaan Konvensi ini.

Pada tanggal 22 September 2004 di New York, Pemerintah

Indonesia telah menandatangani

International Convention on the

Protection of the Rights of All Migrant Workers and Members of Their

Families

(Konvensi Internasional mengenai Perlindungan Hak-Hak

Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya) tanpa reservasi.

Penandatanganan

tersebut

menunjukkan

kesungguhan

Negara

Indonesia

untuk

melindungi,

menghormati,

memajukan

dan

memenuhi hak-hak seluruh pekerja migran dan anggota keluarganya,

yang pada akhirnya diharapkan dapat memenuhi kesejahteraan para

pekerja migran dan anggota keluarganya.

(5)

- 2 -

Sebagai salah satu negara yang telah menandatangani

International Convention on the Protection of the Rights of All Migrant

Workers and Members of Their Families

(Konvensi Internasional

mengenai Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota

Keluarganya), Indonesia memiliki komitmen untuk meratifikasi

Konvensi ini. Ratifikasi Konvensi ini diharapkan dapat mendorong

terciptanya ratifikasi universal dan penerapan prinsip serta norma

standar internasional bagi perlindungan hak-hak seluruh pekerja

migran dan anggota keluarganya secara global.

Dalam upaya melindungi, menghormati, memajukan dan

memenuhi hak-hak pekerja migran dan anggota keluarganya,

Pemerintah

Indonesia

telah

membentuk

berbagai

peraturan

perundang-undangan yang terkait dengan perlindungan terhadap

tenaga kerja, antara lain:

1.

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak;

2.

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi

Manusia;

3.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

Anak;

4.

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

5.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional;

6.

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan

Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri;

7.

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional;

8.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan

Republik Indonesia;

9.

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Perdagangan Orang;

10.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan

Sosial;

11.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

12.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

Pokok-Pokok Isi Konvensi

1.

Pembukaan

Pembukaan berisi definisi umum mengenai istilah dan konsep yang

digunakan dalam Konvensi.

(6)

- 3 -

2.

Tujuan

Tujuan Konvensi ini adalah untuk menetapkan standar-standar

yang menciptakan suatu model bagi hukum serta prosedur

administrasi dan peradilan masing-masing negara pihak. Terobosan

utama Konvensi ini adalah bahwa orang-orang yang memenuhi

kualifikasi sebagai pekerja migran dan anggota keluarganya, sesuai

ketentuan-ketentuan Konvensi, berhak untuk menikmati hak asasi

manusia, apapun status hukumnya.

3.

Kewajiban Negara

Kewajiban negara merealisasikan hak-hak yang tercantum dalam

Konvensi diberikan kepada seluruh pekerja migran dan anggota

keluarganya tanpa diskriminasi.

4.

Substansi/Materi Pokok Konvensi Pekerja Migran

Setiap pekerja migran dan anggota keluarganya memiliki hak atas

kebebasan untuk meninggalkan, masuk dan menetap di negara

manapun, hak hidup, hak untuk bebas dari penyiksaan, hak untuk

bebas dari perbudakan, hak atas kebebasan berpikir, berkeyakinan

dan beragama, hak atas kebebasan berekspresi, hak atas privasi,

hak untuk bebas dari penangkapan yang sewenang-wenang, hak

diperlakukan sama di muka hukum, hak untuk mendapatkan

perlakuan yang sama dalam hak terkait kontrak/hubungan kerja,

hak untuk berserikat dan berkumpul, hak mendapatkan perawatan

kesehatan, hak atas akses pendidikan bagi anak pekerja migran,

hak untuk dihormati identitas budayanya, hak atas kebebasan

bergerak, hak membentuk perkumpulan, hak berpartisipasi dalam

urusan pemerintahan di negara asalnya, hak untuk transfer

pendapatan. Termasuk hak-hak tambahan bagi para pekerja migran

yang tercakup dalam kategori-kategori pekerjaan tertentu (pekerja

lintas batas, pekerja musiman, pekerja keliling, pekerja proyek, dan

pekerja mandiri).

5.

Kerja Sama Internasional

Konvensi ini mengatur ketentuan-ketentuan terkait kerja sama dan

koordinasi internasional dalam pengelolaan migrasi legal dan

pencegahan atau pengurangan migrasi ilegal (tak-reguler).

6.

Laporan Negara Pihak dan Peran Komite Perlindungan Hak-Hak

Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya

Negara Pihak wajib membuat laporan pelaksanaan Konvensi ini

selambat-lambatnya 1 (satu) tahun setelah Konvensi ini berlaku,

dan laporan selanjutnya setiap 5 (lima) tahun dan jika Komite

Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota

Keluarganya memintanya melalui Sekretaris Jenderal Perserikatan

Bangsa-Bangsa.

(7)

- 4 -

Komite Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota

Keluarganya membahas laporan yang disampaikan oleh Negara

Pihak dan memberikan pertimbangan mengenai cara dan sarana

meningkatkan kapasitas nasional untuk melaksanakan Konvensi

ini. Komite juga melakukan kerja sama internasional dan koordinasi

dengan Organisasi Buruh Internasional, badan dan organ khusus

Perserikatan Bangsa-Bangsa, organisasi antarnegara, serta badan

terkait lain.

II.

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Apabila

terjadi

perbedaan

penafsiran

terhadap

terjemahannya dalam bahasa Indonesia, maka digunakan

salinan naskah aslinya dalam bahasa Inggris.

Pasal 2

Cukup jelas.

(8)

Konvensi Inter nasional tentang Per lindungan Hak-Hak Selur uh Peker ja Migr an dan Anggota Keluar ganya

Disahkan Melalui Resolusi Majelis Umum PBB 45/ 158 pada tanggal 18 Desember 1990

Pembukaan

Negar a-Negar a Pihak Konvensi ini,

Memper hat ikan pr insip-pr insip yang t er kandung dalam

instr umen-instr umen dasar Per ser ikat an Bangsa-Bangsa mengenai hak asasi manusia, khususnya Deklar asi Univer sal Hak Asasi Manusia,1 Kovenan Int er nasional t ent ang Hak-Hak Ekonomi, Sosial

dan Budaya,2 Kovenan Int er nasional t ent ang Hak-Hak Sipil dan

Polit ik,2 Konvensi Int er nasional t ent ang Penghapusan Segala

Bent uk Diskr iminasi Rasial,3 Konvensi Int er nasional t ent ang

Penghapusan Segala Bent uk Diskr iminasi t er hadap Wanit a4 dan

Konvensi t ent ang Hak-Hak Anak,5

Memper hat ikan juga pr insip-pr insip dan st andar -st andar yang dit et apkan lebih lanjut dalam inst r umen-inst r umen t er kait yang diur aikan dalam ker angka ker ja Or ganisasi Bur uh Int er nasional (Int er nat ional Labour Or ganisat ion - ILO), khususnya Konvensi t ent ang Migr asi unt uk Beker ja (No.97), Konvensi t ent ang Migr asi dalam Kondisi Ter aniaya dan Pemajuan Keset ar aan Kesempat an dan Per lakuan bagi Peker ja Migr an (No.143), Rekomendasi mengenai Migr asi unt uk Beker ja (No.86), Rekomendasi mengenai Peker ja Migr an (No.151), Konvensi t ent ang Ker ja Paksa at au Waji b (No.159), dan Konvensi t ent ang Penghapusan Ker ja Paksa (No.105),

1 Resolusi 217 A (III).

(9)

Menegaskan kembali pent ingnya prinsip-prinsip yang t er kandung dalam Konvensi menent ang Diskr iminasi dalam Pendidikan dar i Or ganisasi Pendidikan, Ilmu Penget ahuan dan Kebudayaan Per ser ikat an Bangsa-Bangsa (Unit ed Nat ions Educat ional, Scient ific and Cult ur al Or ganizat ion - UNESCO),6

Mengingat Konvensi Menent ang Penyiksaan dan Per lakuan at au Penghukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiaw i at au Mer endahkan Der ajat Manusia,7 Deklar asi Kongr es Keempat

Per ser ikat an Bangsa-Bangsa t ent ang Pencegahan Kejahat an dan Pembinaan Pelaku Kejahat an,8 At ur an Ber per ilaku par a Pejabat

Penegak Hukum,9 dan Konvensi-konvensi t er kait Perbudakan,10

Mengingat bahw a salah sat u t ujuan ILO, sebagaimana dicant umkan dalam Konst it usinya, adalah melindungi kepentingan par a peker ja ket ika mer eka dipeker jakan di negar a-negar a yang bukan negar anya sendir i, dan mengingat keahlian dan pengalaman or ganisasi t er sebut dalam hal-hal yang ber kenaan dengan par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya,

Mengakui pent ingnya peker jaan yang t elah dilakukan t er kait dengan par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya pada ber bagai badan Per ser ikat an Bangsa-Bangsa, khususnya Komisi Hak Asasi Manusia dan Komisi unt uk Pembangunan Sosial, dan dalam Or ganisasi Per t anian dan Pangan Per ser ikat an Bangsa-Bangsa, UNESCO, dan Or ganisasi Kesehat an Dunia, dan juga dalam or ganisasi int er nasional lain,

Mengakui pula kemajuan yang t elah dicapai oleh beber apa Negar a secar a bilat er al dan r egional, menuju per lindungan hak-hak par a

6 Per ser ikatan Bangsa-Bangsa, Seri Per janjian, vol. 429, No. 6193 7 Resolusi 39/ 46, lampir an.

8 Lihat Kongres Keempat Per ser ikatan Bangsa-Bangsa tentang Pencegahan Kejahatan dan Per lakuan Bagi Para Pelanggar Hukum, Kyoto, Jepang, 17-26 Agustus 1970: laporan yang diper siapkan oleh Sekretar iat (publikasi Per ser ikatan Bangsa-Bangsa, Penjualan No. E.71.IV.8).

9 Resolusi 34/ 169, lampiran.

(10)

peker ja migr an dan anggot a keluar ganya, juga pent ingnya dan manfaat per janjian-per janjian bilat er al dan multir at er al dalam bidang ini,

Menyadar i pentingnya dan luasnya masalah migr asi, yang melibat kan jut aan manusia dan mempengar uhi sejumlah besar Negar a dalam komunit as int er nasional,

Menyadar i dampak ar us peker ja migr an t er hadap Negar a-Negar a dan bangsa-bangsa yang t er kait , dan menginginkan dit et apkannya nor ma-nor ma yang dapat ber kont r ibusi t er hadap har monisasi sikap Negar a-Negar a t er sebut melalui pener imaan pr insip-pr insip dasar mengenai per lakuan t er hadap par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya,

Memper t imbangkan sit uasi ker ent anan yang ser ingkali dialami par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya, ant ar a lain, kar ena ket idakber adaan mer eka di Negar a asal, dan kar ena kesulit an-kesulit an yang mungkin mer eka hadapi yang t imbul sebagai akibat dar i keber adaan mer eka di Negar a t empat mer eka beker ja,

Meyakini bahw a hak-hak par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya belum diakui secar a memadai di mana pun dan oleh kar ena it u menghar uskan per lindungan int er nasional yang t epat ,

Memper t imbangkan bahw a migr asi ser ing mengakibat kan

masalah-masalah yang ser ius bagi anggot a keluar ga par a peker ja migr an dan juga bagi peker ja it u sendir i, khususnya kar ena t er pisahnya keluar ga t er sebut ,

(11)

Memper t imbangkan bahw a par a peker ja yang t idak memiliki dokumen at au yang ber ada dalam sit uasi t ak-r eguler ser ingkali dipeker jakan dalam kondisi ker ja yang kur ang layak dibandingkan dengan peker ja lain dan bahw a sebagian majikan ter dor ong unt uk mencar i peker ja semacam it u unt uk memper oleh keunt ungan dar i per saingan yang t idak sehat ,

Juga memper t imbangkan bahw a pilihan unt uk mempeker jakan peker ja migr an yang ber ada dalam sit uasi t ak-r eguler akan t idak dipert imbangkan jika hak dasar dar i peker ja migr an lebih dihar gai secar a luas, dan lebih lanjut lagi, bahw a pember ian seper angkat hak t ambahan kepada par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya dalam sit uasi r eguler akan mendor ong selur uh peker ja migr an dan majikan unt uk menghor mat i dan memat uhi hukum dan pr osedur yang dit et apkan oleh Negar a-Negar a yang ber sangkut an,

Meyakini adanya kebut uhan unt uk mew ujudkan per lindungan int er nasional t er hadap hak-hak selur uh peker ja migr an dan anggot a keluar ganya, menegaskan kembali dan menet apkan nor ma-nor ma dasar dalam konvensi yang menyelur uh yang dapat dit er apkan secar a univer sal,

Telah menyepakat i hal-hal sebagai ber ikut :

BAGIAN I

Ruang lingkup dan definisi

Pasal 1

(12)

2. Konvensi ini ber laku selama selur uh pr oses migr asi par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya, yang t er diri at as per siapan unt uk migr asi, keber angkat an, t r ansit dan keselur uhan masa t inggal dan akt ivit as yang dibayar di Negar a t ujuan ker ja, dan juga kembalinya ke Negar a asal at au Negar a t empat t inggal mer eka.

Pasal 2

Unt uk t ujuan Konvensi ini :

1. ist ilah “peker ja migr an” mengacu pada seseor ang yang akan, t engah, at au t elah melakukan akt ivit as yang dibayar di suat u Negar a di mana ia bukan mer upakan w ar ga negar a;

2. (a) ist ilah “peker ja lint as bat as” mengacu pada peker ja migr an yang ber t empat t inggal di suat u Negar a t et angga yang ia biasa pulang set iap har i at au set idaknya sekali dalam seminggu;

(b) ist ilah “peker ja musiman” mengacu pada peker ja migr an yang sifat peker jaannya ber gant ung pada kondisi musiman dan dilakukan hanya dalam sebagian w akt u set iap t ahunnya;

(c) ist ilah “pelaut ” yang mencakup nelayan, mengacu pada seor ang peker ja migr an yang dipeker jakan di at as kapal yang t er daft ar di suat u Negar a yang ia bukan mer upakan w ar ga negar anya;

(d) ist ilah “peker ja pada inst alasi lepas pant ai” mengacu pada peker ja migr an yang dipeker jakan pada suat u inst alasi lepas pant ai yang ber ada di baw ah yur isdiksi suat u Negar a yang ia bukan mer upakan w ar ga negar anya;

(13)

(f) ist ilah “peker ja pr oyek” mengacu pada seor ang peker ja migr an yang dit er ima di suat u Negar a t ujuan ker ja unt uk jangka w akt u ker ja t er t ent u semat a-mat a unt uk pr oyek t er t ent u yang dilaksanakan di Negar a t er sebut oleh majikannya;

(g) ist ilah “peker ja dengan peker jaan t er t ent u” mengacu pada peker ja migr an yang :

(i) dipeker jakan oleh majikannya unt uk jangka w akt u yang t er bat as dan t er t ent u ke suat u Negar a t ujuan ker ja, unt uk melakukan t ugas at au peker jaan t er t ent u;

(ii) unt uk jangka w akt u yang t er bat as dan t ertent u

melakukan peker jaan yang memer lukan keahlian

pr ofesional, komer sial, t eknis, at au keahli an sangat khusus lain; at au

(iii) at as per mint aan majikannya di Negar a t ujuan ker ja, unt uk jangka w akt u yang t er bat as dan t er t ent u, melakukan peker jaan yang ber sifat sement ar a at au singkat ; dan dihar uskan unt uk meninggalkan Negar a t ujuan ker ja, bai k pada saat ber akhir izin t inggalnya at au sebelumnya, apabil a ia t idak lagi melakukan t ugas at au kew ajiban t er t ent u yang diper int ahkan kepadanya;

(h) ist ilah “peker ja mandir i’’ mengacu pada peker ja migr an yang melakukan akt ivit as yang dibayar dan t idak ber ada di baw ah per janjian ker ja, mencar i nafkah melalui kegiat an ini seor ang dir i at au ber sama anggot a keluar ganya, ser t a peker ja migr an lain yang diakui sebagai peker ja mandir i menur ut kent ent uan hukum yang ber laku di negar a t ujuan beker ja at au menur ut per janjian bilat er al at au mult ilat er al.

Pasal 3

Konvensi ini t idak boleh ber laku bagi :

(14)

w ilayahnya unt uk menjalankan t ugas r esmi, yang kedat angan dan st at usnya diat ur oleh hukum int er nasional umum at au oleh per janjian int er nasional at au konvensi khusus;

(b) or ang-or ang yang dikirim at au dipeker jakan oleh suat u Negar a at au at as nama Negar a di luar w ilayahnya, yang ber par t isipasi dalam pr ogr am pembangunan dan pr ogr am ker ja sama lain, yang kedat angan dan st at usnya diat ur oleh per janjian dengan Negar a t ujuan ker ja, dan yang sesuai dengan per janjian t er sebut , t idak dianggap sebagai peker ja migr an;

(c) or ang-or ang yang ber t empat t inggal di Negar a yang ber beda dengan Negar a asalnya sebagai penanam modal;

(d) pengungsi at au or ang t anpa kew ar ganegar aan, kecuali ket ent uan t ent ang hal ini dit et apkan dalam ket ent uan hukum nasional, at au dalam inst r umen int er nasional yang ber laku bagi Negar a Pihak t er sebut ;

(e) pelajar dan peser t a pelat ihan;

(f) pelaut dan peker ja pada suat u inst alasi lepas pant ai yang belum memper oleh izin t inggal dan melakukan akt ivit as yang dibayar di Negar a t ujuan ker ja.

Pasal 4

Unt uk t ujuan Konvensi ini, ist ilah “anggot a keluar ga” mengacu pada or ang-or ang yang kaw in dengan peker ja migr an at au mempunyai hubungan dengannya, yang menur ut hukum yang ber laku ber akibat sama dengan per kaw inan, dan juga anak-anak mer eka yang menjadi t anggungan dan or ang-or ang lain yang menjadi t anggungan mer eka yang diakui sebagai anggot a keluar ga ber dasar kan ket ent uan hukum yang ber laku, at au menur ut per janjian bilat er al at au mult ilat er al ant ar a Negar a-Negar a yang ber sangkut an.

Pasal 5

(15)

(a) dianggap t elah memiliki dokumen at au ber ada dalam sit uasi r eguler apabila mer eka diizinkan masuk, ber t empat tinggal dan melakukan akt ivit as yang dibayar di Negar a t ujuan ker ja, sesuai dengan hukum Negar a t er sebut dan per janjian-per janjian int er nasional yang Negar a t er sebut menjadi pihak;

(b) dianggap t idak memiliki dokumen at au ber ada dalam sit uasi t ak-r eguler apabila mer eka t idak memat uhi ket entuan yang diat ur dalam sub-ayat (a) Pasal ini.

Pasal 6

Unt uk t ujuan Konvensi ini :

(a) ist ilah “Negar a asal” ber ar t i negar a dimana or ang yang ber sangkut an mer upakan w ar ga Negar a;

(b) ist ilah “Negar a t ujuan ker ja” ber ar t i negar a dimana peker ja migr an akan, t engah at au t elah melakukan akt ivit as yang dibayar , sebagaimana adanya;

(c) ist ilah “Negar a t r ansit ” adalah negar a yang disinggahi oleh or ang yang ber sangkut an dalam per jalanan ke negar a t ujuan ker ja at au dar i negar a t ujuan ker ja ke negar a asal at au t empat t inggalnya.

BAGIAN II

Non-diskr iminasi dalam kaitan dengan hak

Pasal 7

(16)

BAGIAN III

Hak asasi manusia bagi selur uh peker ja migr an dan anggota keluar ganya

Pasal 8

1. Par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya har us bebas unt uk meninggalkan negar a mana pun, t er masuk negar a asal mer eka. Hak ini t idak boleh dibat asi kecuali sebagaimana dit et apkan oleh hukum, diper lukan unt uk melindungi keamanan nasional, ket er t iban umum, kesehat an dan mor al umum, at au hak-hak dan kebebasan-kebebasan or ang lain, dan yang sesuai dengan hak-hak lain yang diakui dalam Konvensi ini.

2. Par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya har us memiliki hak unt uk memasuki dan t inggal di negar a asalnya set iap saat .

Pasal 9

Hak hidup par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya har us dilindungi oleh hukum.

Pasal 10

Tidak seor ang pun peker ja migr an at au anggot a keluar ganya boleh dijadikan sasar an penyiksaan at au per lakuan at au penghukuman yang kejam, t idak manusiaw i dan mer endahkan mar t abat .

Pasal 11

1. Tidak seor ang pun peker ja migr an at au anggot a keluar ganya boleh diper budak at au diper hambakan.

2. Tidak seor ang pun peker ja migr an at au anggot a keluar ganya boleh diw ajibkan unt uk melakukan ker ja paksa at au ker ja w ajib.

(17)

4. Unt uk t ujuan Pasal ini, ist ilah “ker ja paksa at au ker ja w ajib” t idak boleh mencakup :

(a) set iap peker jaan at au jasa yang t idak disebut kan dalam ayat 3 Pasal ini yang biasanya diw ajibkan kepada or ang yang dit ahan at as per int ah yang sah dar i pengadilan at au kepada or ang yang t engah menjalani pembebasan ber syar at dar i penahanan t er sebut ;

(b) set iap t indakan yang dit unt ut unt uk dilakukan dalam keadaan dar ur at at au bencana yang mengancam kehidupan at au penghidupan masyar akat ;

(c) set iap peker jaan at au jasa yang mer upakan bagian dar i kew ajiban sipil umum sepanjang peker jaan it u diw ajibkan juga kepada w ar ga negar a dar i Negar a yang ber sangkutan.

Pasal 12

1. Par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya har us memiliki hak at as kebebasan ber pikir , ber keyakinan, dan ber agama. Hak ini har us mencakup kebebasan unt uk memeluk at au menganut suat u agama at au keper cayaan at as pilihan dan kebebasannya untuk menjalankan agama at au keper cayaan dalam ber ibadah, penaat an, pengamalan, dan pengajar an, secar a sendir i at au dalam masyar akat ber sama-sama dengan or ang lain, baik di t empat umum at au pr ibadi.

2. Par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya t idak boleh

menjadi sasar an pemaksaan yang dapat mengganggu

kebebasannya unt uk memeluk at au menganut agama at au keper cayaan pilihannya.

(18)

4. Negar a-Negar a Pihak dalam Konvensi ini ber upaya unt uk menghor mat i kebebasan par a or ang t ua, yang set idaknya salah sat u di ant ar anya adalah peker ja migr an, dan apabila dimungkinkan, w ali yang sah, unt uk memast ikan bahw a pendidikan agama dan mor al bagi anak-anak mer eka sesuai dengan keyakinan mer eka sendir i.

Pasal 13

1. Par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya har us memiliki hak unt uk ber pendapat t anpa campur t angan.

2. Par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya har us memiliki hak at as kebebasan ber ekspr esi; hak ini har us t er masuk kebebasan unt uk mencar i, mener ima dan member ikan infor masi dan gagasan apa pun, t er lepas dar i pembat as-pembat as, baik secar a lisan, t ulisan at au dalam bent uk cet akan, kar ya seni, at au melalui media lain pilihannya.

3. Pelaksanaan hak yang dit ent ukan dalam ayat 2 Pasal ini menimbulkan kew ajiban dan t anggung jaw ab khusus. Oleh kar ena it u, pelaksanaan hak ini dapat dikenai pembat asan t er t ent u yang hanya boleh dilakukan sesuai dengan ket ent uan hukum dan diper lukan ;

(a) unt uk menghor mat i hak-hak at au nama baik or ang lain;

(b) unt uk melindungi keamanan nasional Negar a-Negar a yang ber sangkut an at au ket er t iban umum at au kesehat an publik at au mor al;

(c) unt uk t ujuan mencegah segala pr opaganda per ang;

(d) unt uk t ujuan mencegah segala upaya yang mendor ong kebencian ber dasar kan kebangsaan, r as, at au agama yang mer upakan penghasut an unt uk melakukan diskr iminasi, per musuhan, at au t indak keker asan.

Pasal 14

(19)

komunikasi lain, at au secar a t idak sah diser ang kehor mat an dan nama baiknya. Set iap peker ja migr an dan anggot a keluar ganya har us memiliki hak at as per lindungan hukum t er hadap gangguan at au ser angan seper t i it u.

Pasal 15

Tidak seor ang pun peker ja migr an at au anggot a keluar ganya boleh secar a sew enang-w enang dir ampas har t a bendanya, baik yang dimiliki sendir i maupun ber sama-sama dengan or ang lain. Apabila menur ut ket ent uan hukum yang ber laku di Negar a t ujuan ker ja, aset peker ja migr an at au anggot a keluar ganya disita baik sebagian maupun selur uhnya, or ang yang ber sangkut an harus memiliki hak unt uk memper oleh kompensasi yang adil dan memadai.

Pasal 16

1. Par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya har us memiliki hak at as kebebasan dan keamanan pr ibadi.

2. Par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya har us memiliki hak at as per lindungan yang efekt if dar i Negar a ter hadap t indak keker asan, ceder a fisik, ancaman, int imidasi yang dilakukan oleh apar at pemer int ah at au oleh or ang per seor angan, kelompok, at au lembaga.

3. Ver ifikasi apa pun oleh apar at penegak hukum mengenai identit as par a peker ja migr an dan anggot a keluaganya har us dilaksanakan sesuai dengan pr osedur yang dit et apkan menur ut hukum.

4. Par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya, baik secar a per seor angan maupun secar a kolekt if, t idak boleh menjadi sasar an penangkapan at au penahan yang sew enang-w enang; mer eka t idak boleh dir ampas kebebasannya kecuali ber dasar kan alasan-alasan yang sah dan sesuai dengan pr osedur yang dit etapkan menur ut hukum.

5. Par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya yang dit angkap

(20)

mer eka pahami, dan har us seseger a mungkin diberi t ahu t uduhan yang dikenakan t er hadapnya dalam bahasa yang mer eka pahami .

6. Par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya yang dit angkap at au dit ahan ber dasar kan t uduhan pidana har us seger a dihadapkan kepada hakim at au pejabat lain yang diber i kew enangan menur ut hukum unt uk menjalankan kekuasaan per adilan dan har us mempunyai hak diadili dalam jangka w akt u

yang w ajar at au dibebaskan. Bukan mer upakan suat u ket ent uan umum bahw a selama menunggu unt uk diadili mer eka har us dit ahan, t et api pembebasan dapat diber ikan at as dasar jaminan unt uk hadir pada per sidangan, pada set iap pr oses per adilan, dan pada pelaksanaan put usan, apabila diput uskan demikian.

7. Apabila seor ang peker ja migr an dan anggot a keluar ganya dit angkap at au dipenjar a at au dit ahan selama menunggu unt uk diadili at au dit ahan dalam bent uk lain:

(a) pejabat konsuler at au diplomat ik Negar a asalnya at au Negar a yang mew akili kepent ingan Negar a t er sebut w ajib

diber it ahukan dengan seger a penangkapan at au penahanan t er sebut ser t a alasan-alasannya, apabila yang ber sangkut an memint anya;

(b) or ang yang ber sangkut an har us memiliki hak unt uk ber komunikasi dengan pejabat-pejabat yang disebut kan di at as; komunikasi t er sebut har us seger a disampaikan, dan ia har us memiliki hak unt uk mener ima komunikasi yang dikir imkan oleh pejabat t er sebut dengan seger a;

(c) or ang yang ber sangkut an har us seger a diber i t ahu hak-hak ini dan hak-hak yang ber asal dar i per janjian yang r elevan, jika

ada, yang ber laku ant ar a Negar a-Negar a yang ber sangkut an, unt uk ber kor espondensi dan ber t emu dengan pejabat di at as dan membuat pengat ur an unt uk pengacar a mer eka.

(21)

dapat seger a memut uskan keabsahan penahanan mer eka dan memer int ahkan pembebasan apabila penahanan t er sebut t er nyat a t idak sah menur ut hukum. Dalam mengikut i pr oses t er sebut , par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya har us memper oleh bant uan, jika per lu t anpa biaya, seor ang pener jemah jika mer eka t idak memahami at au ber bicar a bahasa yang digunakan.

9. Par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya yang t elah menjadi kor ban penangkapan at au penahanan yang t idak sah, har us memiliki hak unt uk mendapat gant i r ugi.

Pasal 17

1. Par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya yang dir ampas kebebasannya har us diper lakukan secar a manusiaw i dan dengan penghor mat an at as mar t abat yang melekat pada dir i manusia dan pada ident it as budaya mer eka.

2. Par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya yang dit uduh har us, kecuali dalam keadaan-keadaan luar biasa, dipisahkan dar i or ang yang t elah dipidana dan har us diper lakukan secar a ber beda sesuai dengan st at usnya sebagai or ang yang belum dipidana. Ter dakw a di baw ah umur har us dipisahkan dar i or ang dew asa dan seseger a mungkin dihadapkan pada sidang pengadilan.

3. Par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya yang dit ahan di suat u Negar a t r ansit at au Negar a t ujuan ker ja kar ena pelanggar an t er hadap ket ent uan yang ber kenaan dengan migr asi, har us sedapat mungkin dipisahkan dar i or ang-or ang yang sudah dijat uhi hukuman at au or ang-or ang yang t engah menunggu penundaan per sidangan.

(22)

5. Selama dit ahan at au dipenjar a, par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya har us menikmat i hak-hak yang sama dengan w ar ga negar a unt uk dikunjungi anggot a keluar ganya.

6. Apabila seor ang peker ja migr an dir ampas kebebasannya, pejabat yang ber w enang dar i Negar a yang ber sangkut an w ajib memper hat ikan masalah-masalah yang mungkin dihadapi oleh anggot a keluar ganya, khususnya pasangan dan anak-anaknya yang di baw ah umur .

7. Par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya yang menjadi sasar an penahanan dan hukuman penjar a sesuai dengan hukum yang ber laku di Negar a t ujuan ker ja at au di Negar a t r ansit , har us menikmat i hak-hak yang sama sebagaimana dit er apkan kepada w ar ga negar a dar i Negar a-Negar a t er sebut pada situasi yang sama.

8. Apabila seor ang peker ja migr an dan anggot a keluar ganya dit ahan dengan maksud unt uk melakukan ver ifikasi at as pelanggar an t er hadap ket ent uan yang ber kenaan dengan migr asi, yang ber sangkut an t idak boleh dibebani biaya yang ditimbulkan.

Pasal 18

1. Par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya har us memiliki hak yang set ar a dengan w ar ga negar a dar i Negar a yang ber sangkut an di hadapan pengadilan dan t ribunal. Dalam menent ukan t uduhan kejahat an t er hadap mer eka at au menent ukan hak-hak dan kew ajiban mer eka yang digugat secar a hukum, mer eka har us memiliki hak unt uk menjalani dengar pendapat yang adil oleh t r ibunal yang kompet en, independen, dan impar sial oleh hukum.

2. Par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya yang dit unt ut at as suat u t indak pidana har us memiliki hak pr aduga t ak-ber salah sampai t er bukt i sesuai dengan hukum yang ber laku.

(23)

(a) unt uk diinfor masikan secar a baik dan jelas dengan bahasa yang mer eka pahami mengenai penyebab adanya t unt ut an t er hadap mer eka;

(b) unt uk memiliki w akt u dan fasilit as yang memadai guna melakukan per siapan pembelaan at as t unt ut an t er hadap mer eka dan ber komunikasi dengan pengacar a yang mer eka pilih sendir i;

(c) unt uk diadili t anpa penundaan yang tidak semest inya;

(d) unt uk diadili dengan kehadir an mer eka dan untuk membel a dir i mer eka secar a pr ibadi at au melalui penasihat hukum at as pilihan mer eka sendir i; unt uk diinfor masikan, jika mer eka t idak memiliki penasihat hukum, akan adanya hak ini; dan unt uk memiliki penasihat hukum yang dit ugasi mendampingi mer eka, dalam keadaan apa pun ket ika kepent ingan keadilan sangat dibut uhkan dan t anpa pembayar an oleh mer eka dalam hal ini jika mer eka t idak memiliki sumber pembiayaan yang cukup;

(e) unt uk memer iksa at au t elah memer iksa saksi-saksi yang melaw an mer eka dan unt uk memper oleh kehadir an dan pemer iksaan at as saksi-saksi pada pihak mer eka dengan kondisi yang sama dengan saksi-saksi yang melaw an mer eka;

(f) unt uk memper olah bant uan cuma-cuma dar i seor ang pener jemah jika mer eka t idak memahami at au t idak menut ur kan bahasa yang digunakan di negar a set empat ;

(g) t idak dipaksa unt uk ber saksi melaw an dir i mer eka sendir i at au unt uk mengaku ber salah.

4. Pada kasus yang menimpa anak di baw ah umur , pr osedur yang diambil w ajib memper hat ikan umur mer eka dan dor ongan unt uk memajukan r ehabilit asi mer eka.

(24)

6. Apabila seor ang peker ja migr an at au seor ang anggot a keluar ganya, oleh put usan akhir pengadilan, t elah diput uskan ber salah at as t indak pidana dan apabila kemudian keput usan ber salah t er sebut t elah dibalikkan at au ia t elah diber ikan pengampunan at as dasar bar u penemuan fakt a at au penemuan fakt a bar u yang menyimpulkan bahw a t elah t er jadi kesalahan per adilan, or ang t er sebut yang t elah menjalani hukuman sebagai akibat dar i keput usan ber salah t er sebut har us dikompensasi menur ut hukum, kecuali t er bukt i bahw a t idak t er ungkapnya fakt a-fakt a yang t idak diket ahui t er sebut secar a keselur uhan at au sebagian yang melekat pada or ang t er sebut .

7. Tidak seor ang pun peker ja migr an dan anggot a keluar ganya boleh diadili at au dihukum kembali at as kejahat an yang ia t elah diput uskan ber salah at aupun t idak ber salah ber dasar kan hukum dan pr osedur hukum pidana yang ber laku di negar a yang ber sangkut an.

Pasal 19

1. Tidak seor ang pun peker ja migr an at au anggot a keluar ganya boleh dinyat akan ber salah at as suat u t indak pidana kar ena t indakan at au kelalaian yang bukan mer upakan t indak pidana ber dasar kan hukum nasional at au int er nasional pada saat dilakukannya t indak pidana t er sebut , t idak pula diper bolehkan unt uk dijat uhkan hukuman yang lebih ber at dar ipada hukuman yang ber laku pada saat tindak pidana t er sebut dilakukan. Apabila set elah dilakukannya suat u t indak pidana muncul ket et apan yang lebih r ingan hukumannya, i a har us mendapat kan keunt ungan dar i ket et apan t er sebut .

2. Per t imbangan kemanusiaan yang ber kenaan dengan st at us peker ja migr an, khususnya sehubungan dengan haknya unt uk t inggal dan beker ja, har us diper hat ikan dalam menjat uhkan hukuman at as t indak pidana yang dilakukan oleh peker ja migr an at au anggot a keluar ganya.

Pasal 20

(25)

2. Tidak seor ang pun peker ja migr an at au anggot a keluar ganya

boleh dir ampas haknya at as izin t inggal at au izin ker ja, at au diusir semat a-mat a at as dasar kegagalan memenuhi suat u kew ajiban yang muncul dar i per janjian ker ja, kecuali pemenuhan kew ajiban dimaksud mer upakan ket ent uan dar i dit er bit kannya izin t er sebut .

Pasal 21

Adalah t indakan melaw an hukum bagi set iap or ang, kecuali oleh apar at pemer int ah yang diber i kew enangan oleh hukum, unt uk menyit a, menghancur kan at au mencoba menghancur kan dokumen identit as, dokumen yang member i izin masuk at au t inggal, ber t empat t inggal at au dokumen pent ing lain yang diper lukan di w ilayah nasional at au izin ker ja. Tidak sat u pun penyit aan r esmi

at as dokumen-dokumen t er sebut boleh dilakukan t anpa member ikan t anda t er ima t er per inci. Dalam hal apa pun t idak dibolehkan unt uk menghancur kan paspor at au dokumen yang set ar a milik peker ja migr an at au anggot a keluar ganya.

Pasal 22

1. Par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya t idak boleh menjadi sasar an kebijakan pengusir an secar a massal. Set iap kasus pengusir an har us diper iksa dan diput uskan sendir i-sendiri.

2. Par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya hanya dapat

diusir dar i w ilayah suat u Negar a Pihak at as suat u keput usan yang diambil oleh pejabat yang ber w enang sesuai dengan hukum.

3. Keput usan t er sebut w ajib dikomunikasikan kepada mer eka dalam bahasa yang mer eka pahami. At as per mint aan mer eka, kecuali mer upakan kew ajiban, keput usan it u w ajib disampaikan secar a t er t ulis dan, kecuali dalam keadaan t er kait keamanan nasional, beser t a alasan-alasannya. Or ang-or ang yang ber sangkut an w ajib diber i t ahu mengenai hak-hak ini sebelum at au selambat-lambat nya pada saat keput usan it u diambil.

(26)

mer eka t idak boleh diusir dan unt uk memint a kasusnya dit injau kembali oleh pejabat yang ber w enang, kecuali dit entukan sebaliknya, dengan alasan keamanan nasional. Selama menunggu peninjauan kembali, or ang-or ang yang ber sangkut an har us memiliki hak unt uk memint a penundaan keput usan pengusir an t er sebut .

5. Apabila keput usan pengusir an yang t elah dit et apkan kemudian dibat alkan, or ang yang ber sangkut an har us memiliki hak unt uk menunt ut gant i r ugi menur ut hukum, dan keput usan yang per t ama t idak boleh diper gunakan unt uk mencegahnya memasuki kembali negar a yang ber sangkut an.

6. Dalam hal pengusir an, or ang-or ang yang ber sangkut an har us memiliki hak at as kesempat an yang cukup sebelum at au sesudah keber angkat annya, unt uk menyelesaikan pembayar an gaji at au hak lain yang har us diber ikan dan juga ut ang-ut angnya.

7. Tanpa mengur angi pelaksanaan keput usan pengusir an, seor ang peker ja migr an at au anggot a keluar ganya yang menjadi sasar an keput usan t er sebut dapat memohon unt uk memasuki suat u negar a yang bukan negar a asalnya.

8. Dalam hal pengusir an seor ang peker ja migr an at au anggot a keluar gannya, biaya pengusir an t idak boleh dibebankan kepadanya. Or ang yang ber sangkut an dapat dimint a unt uk membayar biaya per jalanannya sendir i.

9. Pengusir an dar i negar a t empat beker ja t idak boleh mengur angi hak apa pun yang t elah diper oleh peker ja migr an at au anggot a keluar ganya sesuai dengan hukum negar a t er sebut , t er masuk hak unt uk mener ima gaji dan hak lain yang har us dit er imanya.

Pasal 23

(27)

diakui dalam Konvensi ini dilanggar . Khusus dalam hal pengusir an, or ang yang ber sangkut an w ajib diber i t ahu mengenai hak ini dengan seger a dan pejabat dar i Negar a yang melakukan pengusir an w ajib memfasilit asi pelaksanan hak t er sebut .

Pasal 24

Set iap peker ja migr an dan anggot a keluar ganya har us memi liki hak unt uk diakui di mana pun sebagai pr ibadi di hadapan hukum.

Pasal 25

1. Par a Peker ja migr an har us mendapat kan per lakuan yang t idak kur ang mengunt ungkan dar ipada yang dit er apkan pada w ar ga negar a dar i Negar a t ujuan ker ja dalam hal penggajian dan :

(a) ket ent uan ker ja lain, yait u uang lembur , jam ker ja, ist ir ahat mingguan, libur an dengan dibayar , keselamat an, kesehat an, pemut usan hubungan ker ja, dan ket ent uan ker ja lain yang menur ut hukum dan pr akt ik nasional dicakup dalam ket ent uan ini;

(b) per syar at an ker ja lain, yait u usia minimum unt uk beker ja, pembat asan t er hadap peker jaan per usahaan yang dilakukan di r umah, dan hal-hal lain yang menur ut hukum dan pr akt ik nasional dianggap sebagai per syar at an ker ja.

2. Pengur angan pr insip per samaan per lakuan yang dicant umkan dalam ayat 1 dar i Pasal ini dar i per janjian ker ja per seor angan, adalah t indakan yang melanggar hukum.

3. Negar a-Negar a Pihak w ajib mengambil semua kebijakan yang t epat unt uk memast ikan bahw a peker ja migr an t idak dihalangi dar i hak apa pun yang muncul dar i pr insip ini at as alasan adanya hal yang sifat nya t ak-r eguler dalam masa t inggal at au peker jaan mer eka. Khususnya, majikan t idak boleh dibebaskan dar i kew ajiban yang ada dalam hukum at au per janjian at au kew ajiban mer eka t idak boleh dibat asi dengan car a apa pun ber dasar kan hal

(28)

Pasal 26

1. Negar a-Negar a Pihak mengakui hak par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya :

(a) unt uk mengambil bagian dalam per t emuan-per t emuan dan kegiat an-kegiat an ser ikat peker ja dan per kumpulan lain yang

dibent uk menur ut hukum, dengan pandangan unt uk

melindungi kepent ingan ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain, selama sesuai dengan per at ur an or ganisasi yang bersangkut an;

(b) unt uk ber gabung secar a bebas pada ser ikat peker ja dan per kumpulan-per kumpulan t er sebut di at as, selama sesuai dengan per at ur an or ganisasi yang ber sangkut an;

(c) unt uk mencar i bant uan dan sumbangan dar i ser ikat peker ja dan per kumpulan-per kumpulan t er sebut di at as.

2. Tidak sat u pun pembat asan dapat diber lakukan t er hadap pelaksanaan hak-hak ini, kecuali pembat asan yang diat ur oleh hukum dan yang diper lukan dalam masyar akat demokr at is demi kepent ingan keamanan nasional, ket er t iban umum, at au per lindungan hak-hak dan kebebasan-kebebasan or ang lain.

Pasal 27

1. Ber kenaan dengan jaminan sosial, par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya har us menikmat i per lakuan yang sama dengan w ar ga negar a di Negar a t ujuan ker ja, selama mer eka memenuhi per syar at an yang dit et apkan oleh ket ent uan hukum yang ber laku di Negar a t er sebut ser t a per janjian bilat er al dan mult ilat er al yang ber laku. Pejabat ber w enang negar a asal dan negar a t ujuan ker ja sew akt u-w akt u dapat membuat pengat ur an yang diper lukan unt uk menent ukan t at a car a pelaksanaan nor ma ini.

(29)

sejumlah kont r ibusi yang dibayar kan mer eka t er kait dengan t unjangan it u sebagaimana dit er apkan kepada w ar ga negar anya pada sit uasi yang sama.

Pasal 28

Par a Peker ja migr an dan anggot a keluar ganya har us memiliki hak unt uk mener ima per aw at an kesehat an yang sangat mendesak yang diper lukan unt uk kelangsungan hidup mer eka at au unt uk mencegah ker usakan yang t idak dapat diper baiki pada kesehat an mer eka, ber dasar kan keset ar aan per lakuan dengan w ar ga negar a dar i Negar a yang ber sangkut an. Per aw at an medis mendesak semacam it u t idak boleh dit olak oleh Negar a dengan alasan adanya hal yang sifat nya t ak-r eguler yang ber kait an dengan masa t inggal at au peker jaan mer eka.

Pasal 29

Set iap anak peker ja migr an har us memiliki hak at as suat u nama, pendaft ar an kelahir an, dan kew ar ganegar aan.

Pasal 30

Set iap anak peker ja migr an har us memiliki hak dasar at as akses pada pendidikan ber dasar kan keset ar aan per lakuan dengan w ar ga negar a dar i Negar a yang ber sangkut an. Akses pada lembaga-lembaga pendidikan pr asekolah at au sekolah umum t idak boleh dit olak at au dibat asi dengan alasan sit uasi t ak-r eguler yang ber kait an dengan masa t inggal at au peker jaan salah sat u or angt uanya, at au ber dasar kan alasan yang sifatnya t ak-r eguler t er kait masa t inggal anak t er sebut di Negar a t ujuan ker ja.

Pasal 31

1. Negar a-Negar a Pihak w ajib menjamin penghor mat an pada identit as budaya par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya, dan t idak boleh mencegah mer eka unt uk memper t ahankan hubungan budaya dengan Negar a asal mer eka.

(30)

Pasal 32

Pada saat ber akhir nya masa t inggal mer eka di Negar a t ujuan ker ja, par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us memiliki hak unt uk memindahkan pendapat an dan t abungan mer eka ser t a, sesuai dengan ket ent uan hukum yang ber laku di Negar a-Negar a yang ber sangkut an, bar ang-bar ang milik pr ibadi mer eka.

Pasal 33

1. Par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya har us memi liki hak unt uk diber i t ahu oleh Negar a asal, Negar a t ujuan ker ja, at au Negar a t r ansit mengenai :

(a) hak-hak mer eka yang dit imbulkan oleh Konvensi ini;

(b) ket ent uan mengenai pener imaan, hak-hak dan kew ajiban mer eka menur ut hukum dan pr akt ik di Negar a yang ber sangkut an ser t a hal lain yang ser upa yang memungkinkan mer eka unt uk menaat i ket ent uan administ r atif dan ket ent uan lain di Negar a t er sebut .

2. Negar a-Negar a Pihak w ajib mengambil selur uh kebijakan yang mer eka anggap t epat unt uk menyebar luaskan infor masi t er sebut di at as, at au unt uk memast ikan bahw a infor masi it u t elah diber ikan oleh majikan, ser ikat peker ja dan badan-badan at au lembaga-lembaga lain yang sesuai. Jika per lu, mer eka w ajib beker ja sama dengan Negar a-Negar a lain yang ber sangkut an.

3. Infor masi yang memadai t er sebut w ajib diber ikan at as per mint aan peker ja migr an dan anggot a keluar ganya secar a cuma-cuma, dan sejauh dimungkinkan dalam bahasa yang mer ek a pahami.

Pasal 34

(31)

Pasal 35

Tidak sat u pun bagian dar i Konvensi ini boleh diar t ikan sebagai maksud unt uk menjadikan sit uasi r eguler bagi par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya yang t idak memiliki dokumen, at au ber ada dalam suat u sit uasi t ak-r eguler , ser t a t idak boleh mengabaikan kebijakan yang dimaksudkan unt uk memast ikan kondisi yang baik dan set ar a unt uk migr asi int er nasional sebagaimana dit ent ukan dalam bagian VI Konvensi ini.

BAGIAN IV

Hak lain dar i par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya yang memiliki dokumen atau yang ber ada dalam situasi

r eguler

Pasal 36

Par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya yang memiliki dokumen at au ber ada dalam sit uasi r eguler di Negar a t ujuan ker ja har us menikmat i hak-hak yang dit ent ukan dalam bagian IV dar i Konvensi, selain hak-hak yang t elah dit entukan dalam bagian III.

Pasal 37

Sebelum keber angkat annya, at au selambat-lambat nya pada saat dit er imanya mer eka di Negar a t ujuan ker ja, par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya har us memiliki hak unt uk diinfor masikan sepenuhnya oleh Negar a asal at au Negar a t ujuan beker ja, jika per lu, mengenai semua ket ent uan yang ber laku bagi pener imaan mer eka, dan khususnya mengenai masa t inggal mer eka dan akt ivit as yang dibayar yang mer eka dapat lakukan, ser t a per syar at an yang har us mer eka penuhi di Negar a t ujuan ker ja, dan juga pejabat yang har us mer eka hubungi apabila ada per ubahan at as ket ent uan t er sebut .

Pasal 38

(32)

apabila hal t er sebut t er jadi. Dalam melakukan hal ini, Negar a t ujuan ker ja w ajib memper hat ikan kebut uhan dan kew ajiban khusus par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya, khususnya di Negar a asal mer eka.

2. Par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya har us memiliki hak unt uk diber i t ahu sepenuhnya mengenai per syar at an cut i sement ar a yang diizinkan.

Pasal 39

1. Par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya har us memiliki hak at as kebebasan ber ger ak di w ilayah Negar a t ujuan ker ja dan kebebasan memilih t empat t inggalnya di w ilayah t er sebut .

2. Hak-hak yang disebut kan dalam ayat 1 Pasal ini t idak boleh dikenai pembat asan apa pun kecuali yang dit et apkan oleh hukum, yang diper lukan guna melindungi keamanan nasional, ket er t iban umum, kesehat an at au mor al masyar akat , at au hak-hak dan kebebasan-kebebasan or ang lain, dan yang sesuai dengan hak lain yang diakui dalam Konvensi ini.

Pasal 40

1. Par a Peker ja migr an dan anggot a keluar ganya har us memiliki hak unt uk membent uk per kumpulan dan ser ikat peker ja di Negar a t ujuan ker ja unt uk pemajuan dan per lindungan kepent ingan ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain.

2. Tidak sat u pun pembat asan dapat diber lakukan t er hadap pelaksanaan hak ini kecuali pembat asan yang diat ur oleh hukum, dan yang diper lukan dalam masyar akat demokr at is demi kepent ingan keamanan nasional, ket er t iban umum, at au per lindungan at as hak-hak dan kebebasan-kebebasan or ang lain.

Pasal 41

(33)

2. Negar a-Negar a yang ber sangkut an w ajib, jika per lu dan sesuai dengan ket ent uan hukum, memfasilit asi pelaksanaan hak-hak ini.

Pasal 42

1. Negar a-Negar a Pihak w ajib memper t imbangkan penet apan pr osedur -pr osedur at au lembaga-lembaga yang dapat member ikan per hat ian, baik di Negar a asal maupun di Negar a t ujuan ker ja, mengenai kebut uhan khusus, aspir asi dan kew ajiban par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya, dan w ajib mer encanakan, jika per lu, kemungkinan bagi par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya unt uk secar a bebas memilih w akil-w akil mer ek a dalam lembaga-lembaga t er sebut .

2. Negar a t ujuan ker ja w ajib memfasilit asi, sesuai dengan ket ent uan hukum nasional, konsult asi at au par t isipasi par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya dalam keput usan-keput usan mengenai kehidupan dan t at a administr asi komunit as set empat .

3. Par a peker ja migr an dapat menikmat i hak-hak polit ik di Negar a t ujuan ker ja apabila Negar a it u, dalam pelaksanaan kedaulat annya, member ikan hak-hak polit ik t er sebut .

Pasal 43

1. Par a peker ja migr an har us menikmat i keset ar aan per lakuan dengan w ar ga negar a dar i Negar a t ujuan ker ja dalam kait an dengan :

(a) akses pada lembaga-lembaga dan pelayanan-pelayanan pendidikan dengan t unduk pada per syar at an pener imaan dan per at ur an lain dar i lembaga at au pelayanan yang t er sebut ;

(b) akses pada bimbingan kejur uan dan pelayanan

penempat an;

(c) akses pada pelat ihan kejur uan ser t a fasilit as dan lembaga pelat ihan-ulang;

(34)

(e) akses pada pelayanan sosial dan kesehat an, dengan ket ent uan per syar at an keikut ser t aan dalam skema-skem a t er sebut dipenuhi;

(f) akses pada per usahaan-per usahaan koper asi dan sw akelol a yang t idak boleh mengakibat kan per ubahan dalam st at us migr asi mer eka, dan har us t unduk pada perat ur an dan ket ent uan dar i badan yang ber sangkut an;

(g) akses dan par t isipasi pada kehidupan budaya.

2. Negar a-Negar a Pihak w ajib memajukan kondisi unt uk memast ikan keset ar aan per lakuan yang efekt if unt uk memungkinkan par a peker ja migr an menikmat i hak-hak yang disebut kan dalam ayat 1 Pasal ini, apabila persyar at an masa t inggal mer eka, sebagaimana diizinkan oleh Negar a t ujuan ker ja, memenuhi per syar at an yang t epat .

3. Negar a t ujuan ker ja t idak boleh mencegah majikan par a peker ja migr an unt uk membangun per umahan at au fasilit as sosial at au budaya bagi mer eka. Ber dasar kan Pasal 70 Konvensi ini, Negar a t ujuan ker ja dapat mendir ikan fasilit as semacam ini sesuai dengan per syar at an-per syar at an yang secar a umum ber laku di Negar a t er sebut mengenai pendir ian fasilit as t er sebut .

Pasal 44

1. Negar a-Negar a Pihak, dengan mengakui bahw a keluar ga mer upakan sat uan kelompok masyar akat yang alami dan mendasar ser t a ber hak at as per lindungan masyar akat dan Negar a, w ajib mengambil kebijakan yang t epat unt uk memast ikan per lindungan t er hadap kesat uan keluar ga par a peker ja migr an.

(35)

3. Negar a t ujuan ker ja, ber dasar kan alasan-alasan kemanusiaan, w ajib memper t imbangkan dengan baik pember ian per lakuan yang set ar a, sebagaimana dit ent ukan dalam ayat 2 Pasal ini, kepada anggot a keluar ga lain dar i peker ja migr an.

Pasal 45

1. Anggot a keluar ga par a peker ja migr an har us, di Negar a t ujuan ker ja, menikmat i keset ar aan per lakuan dengan w ar ga negar a dar i Negar a t er sebut dalam kait an dengan :

(a) akses pada lembaga-lembaga dan pelayanan-pelayanan pendidikan, dengan t unduk pada per syar at an pener imaan dan per at ur an lain dar i lembaga dan pelayanan t er sebut ;

(b) akses pada bimbingan kejur uan ser t a lembaga dan pelayanan pelat ihan, dengan ket ent uan per syar at an keikut ser t aan dipenuhi;

(c) akses pada pelayanan sosial dan kesehat an, dengan ket ent uan per syar at an keikut ser t aan dalam skema-skem a t er sebut dipenuhi;

(d) akses dan par t isipasi pada kehidupan budaya.

2. Negar a t ujuan ker ja w ajib mengupayakan suat u kebijakan, jika per lu melalui ker ja sama dengan Negar a asal, yang dit ujukan unt uk memfasilit asi int egr asi anak-anak peker ja migr an pada sist em sekolah set empat , khususnya dalam mengajar i mer eka bahasa set empat ;

3. Negar a t ujuan ker ja w ajib ber upaya memfasilit asi kepada anak-anak par a peker ja migr an pengajar an bahasa ibu dan budaya mer eka dan, dalam hal ini, Negar a asal w ajib beker ja sama apabila diper lukan.

(36)

Pasal 46

Par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya har us, ber dasar kan ket ent uan hukum yang ber laku di Negar a-Negar a ber sangkut an, ser t a per janjian int er nasional yang sesuai dan kew ajiban Negar a ber sangkut an yang timbul akibat keikut ser t aannya pada ser ikat kepabeanan, menikmat i pembebasan bea dan pajak impor dan ekspor , ber kenaan dengan bar ang milik pr ibadi dan r umah t angga mer eka dan juga per alat an yang diper lukan unt uk melakukan akt ivit as yang dibayar yang menyebabkan mer eka dit er ima di Negar a t ujuan ker ja :

(a) set elah keber angkat an mer eka dar i Negar a asal at au dar i Negar a t empat t inggalnya;

(b) set elah mer eka memasuki Negar a t ujuan ker ja per t ama kalinya;

(c) set elah keber angkat an t er akhir dar i Negar a t ujuan ker ja;

(d) set elah kepulangan t er akhir mer eka ke Negar a asal at au Negar a t empat t inggalnya.

Pasal 47

1. Par a peker ja migr an har us memiliki hak unt uk ment r ansfer pendapat an dan t abungan mer eka, khususnya dana-dana yang diper lukan unt uk membiayai keluar ganya, dar i Negar a t ujuan ker ja ke Negar a asal at au Negar a lain. Tr ansfer semacam ini w ajib dilakukan sesuai dengan pr osedur yang dit et apkan oleh ket ent uan hukum yang ber laku di Negar a yang ber sangkut an dan sesuai dengan per janjian-per janjian int er nasional yang ber laku.

2. Negar a-Negar a yang ber sangkut an w ajib mengambil kebijakan yang t epat unt uk memfasilit asi t r ansfer t er sebut .

Pasal 48

(37)

(a) t idak boleh dibebani pajak, bea, at au biaya-biaya dalam jenis apa pun yang lebih t inggi at au lebih membebani dar ipada yang dikenakan kepada w ar ga negar anya dalam keadaan yang sama;

(b) har us memiliki hak at as pengur angan at au pembebasan pajak dalam jenis apa pun dan kemudahan pajak yang ber laku bagi w ar ga negar anya dalam keadaan yang sama, t er masuk kemudahan-kemudahan pajak bagi anggot a keluar ga yang menjadi t anggungannya.

2. Negar a-Negar a Pihak w ajib ber upaya unt uk menet apkan kebijakan yang t epat unt uk menghindar i pengenaan pajak ber ganda t er hadap penghasilan dan t abungan par a peker ja migr an dan anggot a keluar ganya.

Pasal 49

1. Apabila pember ian izin t inggal dan izin ker ja yang dilakukan secar a t er pisah diw ajibkan oleh ket ent uan hukum nasional, Negar a t ujuan ker ja w ajib mengeluar kan izin t inggal bagi peker ja migr an unt uk set idaknya dalam jangka w akt u yang sama dengan izin unt uk menjalankan akt ivit as yang dibayar .

2. Par a peker ja migr an yang di Negar a t ujuan ker ja diper bolehkan unt uk secar a bebas memilih akt ivit as yang dibayar , t idak boleh dianggap sebagaimana halnya pada sit uasi t ak-r eguler dan tidak boleh dianggap kehilangan izin t inggal semata-mat a kar ena diber hent ikannya mer eka dar i akt ivit as yang dibayar sebelum habisnya masa ber laku izin ker ja at au izin sejenis.

3. Guna member ikan w akt u yang cukup kepada par a peker j a migr an yang disebut dalam ayat 2 Pasal ini unt uk mencar i akt ivit as yang dibayar lainnya, izin t inggal tidak boleh dicabut set idaknya unt uk jangka w akt u yang sesuai dengan jangka w akt u yang memungkinkan mer eka unt uk mendapat kan hak at as t unjangan penganggur an.

Pasal 50

(38)

dengan baik unt uk member ikan kepada anggot a keluar ga peker ja migr an izin t inggal di Negar a t er sebut ber dasar kan per t imbangan keut uhan keluar ga; Negar a t ujuan ker ja w ajib memper hat ikan jangka w akt u mer eka t elah ber t empat tinggal di Negar a t er sebut .

2. Anggot a keluar ga yang t idak diber i izin tinggal seper t i di at as har us diber ikan w akt u yang cukup guna menyelesaikan ur usan-ur usan mer eka di dalam Negar a t ujuan ker ja t er sebut sebelum meninggalkannya.

3. Ket ent uan pada ayat 1 dan 2 Pasal ini t idak dapat dit afsir kan ber law anan dengan segala hak unt uk tinggal dan beker ja kecuali jika diber ikan kepada anggot a keluar ga ber dasar kan ket ent uan hukum Negar a t ujuan ker ja at au per janjian-per janjian bilat er al dan mult ilat er al yang ber laku pada Negar a t er sebut .

Pasal 51

Par a peker ja migr an yang di Negar a t ujuan ker ja t idak diizinkan unt uk secar a bebas memilih akt ivit as yang dibayar t idak boleh dianggap ber ada dalam sit uasi t ak-r eguler dan juga t idak boleh kehilangan izin t inggal mer eka, semat a-mat a kar ena pemut usan hubungan ker ja sebelum izin ker ja mer eka habis, kecuali apabila izin t inggal dengan jelas ber gant ung pada peker jaan t er t ent u yang menyebabkan mer eka boleh memasuki Negar a t er sebut . Par a Peker ja migr an semacam ini, har us memiliki hak unt uk mencar i peker jaan alt er nat if, unt uk ber par tisipasi dalam skema-skema peker jaan umum dan pelat ihan ulang selama w akt u yang t er sisa dar i izin ker ja mer eka, dengan t unduk pada ket ent uan dan pembat asan sebagaimana dit ent ukan dalam izin kerja t er sebut .

Pasal 52

1. Par a Peker ja migr an di Negar a t ujuan ker ja har us memiliki hak unt uk secar a bebas memilih akt ivit as yang dibayar , ber dasar kan pada pembat asan at au ket ent uan ber ikut ini.

(39)

(a) membat asi akses pada kat egor i peker jaan, fungsi, pelayanan at au kegiat an t er t ent u apabila diper lukan demi kepent ingan Negar a t er sebut dan dit et apkan oleh ket ent uan hukum nasional;

(b) membat asi kebebasan dalam memilih akt ivit as ker ja yang dibayar sesuai dengan ket ent uan hukum mengenai pengakuan at as kualifikasi peker jaan yang diper oleh di luar w ilayah Negar a t er sebut . Namun, Negar a-Negar a pihak yang ber sangkut an w ajib mengusahakan unt uk member ikan pengakuan at as kualifikasi semacam it u.

3. Ter hadap peker ja migr an yang jangka w akt u izin ker janya dibat asi, Negar a t ujuan ker ja juga dapat :

(a) menjadikan hak unt uk bebas memilih akt ivit as yang dibayar dengan t unduk pada ket ent uan bahw a peker ja migr an t er sebut t elah ber t empat t inggal secar a sah di w ilayahnya unt uk t ujuan akt ivit as ker ja yang dibayar dalam suat u jangka w akt u yang dit et apkan oleh ket ent uan hukum nasional yang t idak boleh melebihi dua t ahun;

(b) membat asi akses peker ja migr an pada akt ivit as yang dibayar sesuai dengan kebijakan pember ian pr ior it as pada w ar ga negar anya at au pada or ang-or ang yang diasimilasi unt uk t ujuan-t ujuan hukum at au per janjian bilat er al dan mult ilat er al bagi mer eka. Pembat asan apa pun semacam ini t idak lagi ber laku pada seor ang migr an yang t elah ber t empat t inggal secar a sah di w ilayahnya unt uk t ujuan akt ivit as yang dibayar dalam suat u jangka w akt u yang dit et apkan oleh ket ent uan hukum nasional yang t idak boleh melebihi lima t ahun.

(40)

Pasal 53

1. Anggot a keluar ga par a peker ja migr an yang memiliki izin t inggal at au izin masuk t anpa bat as w akt u at au secar a ot omat is dapat diper panjang, har us diizinkan unt uk secar a bebas memi lih akt ivit as yang dibayar dalam ket ent uan yang sama sebagaimana ber laku bagi peker ja migr an sesuai dengan Pasal 52 Konvensi ini.

2. Dengan memper hat ikan anggot a keluar ga peker ja migr an yang t idak diizinkan unt uk secar a bebas memilih akt ivit as yang dibayar , Negar a-Negar a Pihak w ajib memper t imbangkan dengan baik unt uk member ikan mer eka pr ior it as dalam memper oleh izin unt uk melaksanakan akt ivit as yang dibayar dar ipada peker ja lain yang ingin masuk ke Negar a t ujuan ker ja, ber dasar kan pada per janjian bilat er al dan mult ilat er al.

Pasal 54

1. Tanpa mengesampingkan per syar at an izin t inggal at au izin ker ja dan hak-hak yang disebut kan dalam Pasal 25 dan 27 Konvensi ini, peker ja migr an har us menikmat i keset ar aan per lakuan dengan w ar ga negar a dar i Negar a t ujuan ker ja dalam hal :

(a) per lindungan t er hadap pemecat an;

(b) t unjangan penganggur an;

(c) akses pada skema peker jaan umum yang dimaksudkan unt uk member ant as penganggur an;

(d) akses pada peker jaan alt er nat if dalam hal hilangnya peker jaan at au pember hent ian akt ivit as yang dibayar lainnya, ber dasar kan Pasal 52 Konvensi ini.

Referensi

Dokumen terkait

Universitas Negeri

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia jasa yang memenuhi persyaratan dengan terlebih dahulu melakukan registrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)

If you and your family or friends are needing to take a break for a weekend or a week, consider taking a trip to a ski resort.. Everyone needs to get away once in a while, and there

Peserta diharapkan membawa semua Dokumen Kualifikasi Asli yang telah di Upload pada sistem SPSE pada paket Pekerjaan Pembangunan Rumah Masyarakat Type 42 m2 Di

(2) Calon peserta didik yang berasal dari Daerah dengan sekolah tujuan SMK yang menggunakan PPDB jalur umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) dapat diterima di sekolah

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b serta untuk tertib administrasi pengelolaan Barang Milik Daerah, perlu menetapkan Keputusan

Provinsi DKI Jakarta Nomor 174 Tahun 2009, dengan diberitahukan Pengumuman. Penyedia Barang/Jasa untuk Paket Pekerjaan tersebut diatas adalah

[r]