• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengamanan Data Teks Dengan Kombinasi Hibrida Algoritma Naccache-Stern Dan Vernamcipher

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengamanan Data Teks Dengan Kombinasi Hibrida Algoritma Naccache-Stern Dan Vernamcipher"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Dalam setiap permasalahan menguraikan alasan mengapa suatu penelitian

layak untuk dilakukan. Bagian ini menjelaskan tentang permasalahan dari sisi

teoritis dan permasalahan dari kondisi riil. Organisasi pemerintah dituntut untuk

terus meningkatkan kualitas pelayanannya, sehingga mampu menunjukkan

keberadaannya dalam menghadapi persaingan global yang semakin tajam.

Pelayanan publik salah satu tujuan organisasi pemerintah menghadapi berbagai

kendala inefesiensi dalam sistem administrasinya. Fenomena ini dipengaruhi oleh

perkembangan paradigma pelayanan publik di luar negeri yang ditransformasikan

ke dalam sistem administrasi publik Indonesia tanpa mempertimbangkan budaya

strukturalisme birokrasi dan kecepatan interaksi komponen organisasi terhadap

perubahan.

Pelayanan publik pada dasarnya menyangkut aspek kehidupan yang sangat

luas. Pemerintah, sebagai badan eksekutif dalam sistem tata negara, berperan

sebagai penyedia berbagai layanan publik yang diperlukan oleh masyarakat, mulai

fungsi pengaturan hingga fungsi penyelenggaraan. Berbagai gerakan reformasi

publik yang dialami negara-negara maju pada awal tahun 1990-an banyak

diilhami oleh tekanan masyarakat akan perlunya peningkatan kualitas pelayanan

(2)

umum adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh

instansi pemerintah dan dilingkungan Badan Usaha Milik Negara dalam bentuk

barang atau jasa, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun

dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.1

Struktur organisasi merupakan gambaran dari pembagian wewenang dan

tanggung jawab serta hubungan vertikal dan horizontal suatu organisasi dalam

melaksanakan aktivitasnya. Perubahan terhadap struktur organisasi merupakan

jawaban dari berbagai tekanan baik internal maupun eksternal. Salah satu tuntutan

masyarakat saat ini adalah ekfektifitas sistem administrasi publik dalam

menjalankan fungsi pelayanan masyarakat melalui penataan kembali struktur

organisasi yang lebih sehat dan efisien. Restrukturisasi organisasi dilakukan untuk

mengantisipasi dan mengakomodasi perubahan yang timbul dalam pelaksanaan

tugas sehari-hari baik jangka pendek maupun jangka panjang. Perubahan struktur

akan menghasilkan organisasi pemerintah yang efektif dan efesien dalam

memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Bahwa efektifitas Jadi

pelayanan umum yang dilaksanakan oleh pemerintah haruslah benar-benar

memuaskan masyarakat. Pelayanan yang diberikan pada masyarakat menuntut

kualitas tertentu. Pelayanan yang diselenggarakan oleh pemerintah melalui

aparatnya dalam struktur organisasi, walaupun tidak bertujuan mencari

keuntungan, namun tetap harus mengutamakan kualitas pelayanan yang sesuai

dengan tuntutan, harapan dan kebutuhan masyarakat.

1

(3)

dan efesiensi suatu organisasi ditentukan oleh tiga elemen penting yaitu misi dan

strategi organisasi, struktur organisasi, dan sumber daya manusia.2

Reformasi sistem administrasi publik yang terus bergulir atas desakan

masyarakat bertujuan untuk mewujudkan kinerja pemerintahan yang baik. Selama

ini sistem administrasi publik di Indonesia dinilai berat, lambat, tidak kreatif, dan

tidak sensitif terhadap masyarakat, maka tuntutan akan reformasi administrasi

merupakan wacana yang penting untuk dikaji. Studi-studi tentang teori organisasi

menyatakan adanya korelasi antara struktur organisasi dengan kinerja pelayanan.

Hal ini dapat dipahami karena struktur organisasi menentukan lancar atau

tidaknya komunikasi di dalam organisasi. Kesulitan dalam berkomunikasi,

termasuk kegagalan mengirim dan menerima informasi, dan hilangnya informasi

akan mempengaruhi kinerja individual. Demikian pula meningkatnya formalisasi

cenderung akan mengakibatkan berkurangnya inovasi dan komunikasi didalam Cara pandang masyarakat terhadap sebuah organisasi pemerintah

berbeda-beda, dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuan dan pengalaman mereka, serta

dari sisi kepentingannya masing-masing. Masyarakat pada umumnya mencari

dasar nasional untuk menilai kualitas pelayanan suatu organisasi pemerintah, ada

yang menilainya dari sisi penampilan fisik infrastruktur pelayanan, ada pula yang

menilainya dari sisi empati petugas pelayanan, dan sebagainya. Para peneliti tidak

menyukai kriteria penilaian yang berbeda-beda, sehingga berusaha keras

mengidentifikasi indikator-indikator yang bisa diukur berdasarkan realibilitasnya

(4)

organisasi. Pengambilan keputusan, sebagai bagian dari dimensi struktur

organisasi, yang dapat dilakukan secara desentralisasi atau sentralisasi, juga akan

mempengaruhi kinerja individual dalam organisasi.

Organisasi dapat diibaratkan sebagai sistem organ tubuh manusia yang

terdiri dari organ-organ yang saling bekerjasama dan saling ketergantungan

sehingga salah satu bagian ada yang tidak berfungsi dengan baik maka dapat

menggangu kenyaman beraktivitas, sebaliknya jika semua komponen ini saling

terikat dengan berbagai kelengkapan sarana pendukung yang memadai dan sesuai

maka interaksi diharapkan bisa berlangsung dan masing-masing pihak yang

berkepentingan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Agar penelitian yang

akan dilakukan mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya maka perlu dipilih

unit organisasi yang memang sedang melakukan pembenahan dalam rangka

peningkatan kualitasnya. Berdasarkan pemngamatan yang dilakukan oleh peneliti

PT. PLN tengah melakukan pembenahan terhadap pola pelayanannya, tidak hanya

bagi pelanggan eksternal namun juga bagi pelanggan internal. PT. PLN bertekad

menjaminkan standarisasi alur kerja dan waktu pelayanan administrasi bagi

pelanggan internalnya yaitu seluruh karyawan PT. PLN yang tersebar di 10 kantor

cabang Kota Medan. Kinerja pelayanan PT. PLN didasari oleh asumsi bahwa

kesuksesan sebuah organisasi penyedia layanan dipengaruhi oleh 3 hal yaitu janji

yang diberikan kepada pelanggan, kemampuan untuk membuat karyawannya

mampu memenuhi standarisasi pelayanan dan kemampuan karyawan untuk

menyampaikan janji kepada pelanggan. Janji yang diberikan kepada pelanggan

(5)

kemampuan karyawan untuk merelisasikan pemberian layanan yang berkualitas

kepada masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Kualitas

Pelayanan Pada PT. PLN (Persero) Area Medan”.

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis

merumuskan masalah penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

Bagaimana Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Kualitas Pelayanan pada PT.

PLN (Persero) Area Medan ?

C.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh kejelasan

bagaimana pengaruh struktur organisasi terhadap kualitas pelayanan pada PT.

PLN (Persero) Area Medan.

D.Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan oleh penulis dengan adanya penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Bagi penulis, sebagai suatu tahapan untuk melatih dan mengembangkan

(6)

permasalahan secara objektif dan kritis melalui suatu karya ilmiah sehingga

diperoleh suatu kesimpulan yang berguna.

2. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi

pemimpin untuk mendalami suatu struktur organisasi dalam meningkatkan

kualitas pelayanan publik di masa depan dalam bidang jasa.

3. Secara akademis, sebagai sarana dalam melengkapi referensi penelitian

dibidang ilmu sosial dan ilmu politik dan dapat menjadi bahan bacaan bagi

mahasiswa Departemen Ilmu Administrasi Negara yang ingin melakukan

penelitian dibidang yang sama.

E.Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefenisikan sebagai masalah

yang penting. Teori adalah konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil

penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan

penelitian.3

3

Sugiyono, CV. Alfabeta hal 55

Berdasarkan rumusan diatas, penulis akan mengemukakan beberapa

teori, pendapat ataupun gagasan yang akan dijadikan sebagai landasan berfikir

(7)

1. Struktur Organisasi

1.1 Pengertian Struktur Organisasi

Pengertian struktur organisasi adalah pola-pola tugas dan hubungan tugas

yang telah ditetapkan, alokasi aktivitas pada sub-sub unit yang terpisah, distribusi

kewenangan diantara posisi administrasi, dan jaringan komunikasi formal.4

Pengertian struktur organisasi adalah pola formal mengelompokkan orang

dan pekerjaan, pola formal aktivitas dan hubungan antara berbagai sub unit

organisasi yang sering digambarkan melalui bagan organisasi.5

Struktur organisasi adalah suatu gambar yang menggambarkan tipe

organisasi, pendepartemenan organisasi kedudukan, dan jenis wewenang pejabat,

bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggung jawab, rentang

kendali dan sistem pimpinan organisasi.6 Struktur organisasi adalah keseluruhan

dari tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam fungsi-fungsi yang ada sehingga

merupakan suatu kesatuan harmonis, yakni diarahkan dan dikembangkan secara

terus-menerus pada suatu tujuan tertentu menuju kondisi optimal.7

4

Politik Organisasi Persepktif Mikro Diagnosa Psikologis, (Haris S, 2006) hal 136

5

Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Veithzal Rivai, 2008) hal 409

6

H. Malayu SP Hasibuan, 2010. Manajemen : Dasar, Pengertian, dan Masalah hal 128

Dimana

struktur organisasi digambarkan dalam bentuk skema organisasi atau organigram,

yaitu suatu lukisan grafis yang menjelaskan berbagai hubungan organisatoris, baik

vertikal maupun horizontal, antar bagian maupun antar individu. Dengan kata lain

organigram memberikan gambaran tentang struktur personalia, yakni penerapan

(8)

siapa yang memegang tampuk pimpinan dan kepada siapa tugas, wewenang,

tanggung jawab serta posisi diberikan.

1.2 Prinsip-prinsip Struktur Organisasi

Prinsip-prinsip struktur organisasi dapat dikemukakan pada kebanyakan

organisasi. Terdapat adanya elemen-elemen kebijakan di dalamnya, tetapi tidak

yang berlaku bagi semua situasi. Bahkan, ada elemen-elemen yang bersifat

kontradiktoris. Terdapat 8 prinsip struktur organisasi yaitu8

a. Pembagian kerja dan spesialisasi

:

Spesialisasi dapat kita pandang dari dua macam sudut, yakni pertama dengan

jalan membagi sesuatu pekerjaan dalam bagian yang kecil, kedua dengan jalan

memusatkan usaha-usaha individual pada aktivitas-aktivitas yang

memanfaatkan bakatnya semaksimum mungkin.

b. Garis-garis otoritas yang jelas

Aktivitas-aktivitas organisasi harus dibagi dalam segmen-segmen yang

digarikan dengan jelas, sehingga masing-masing segmen ditempatkan dalam

hubungan yang beimbang satu sama lain.

c. Penetapan tanggung jawab secara jelas

Setiap orang harus mengerti dengan baik tugas-tugas dan untuk apa ia

bertanggung jawab.

8

(9)

d. Otoritas yang sesuai dengan tanggung jawab

Penetapan otoritas harus diikuti dengan otoritas cukup untuk melaksanakannya.

Otoritas untuk membuat keputusan-keputusan harus diberikan hingga bidang

dimana problem timbul dan dimana keputusan-keputusan akan diterapkan.

e. Kesatuan penugasan

Fungsi-fungsi yang serupa sebaiknya berhubungan erat didalam struktur yang

ada. Fungsi-fungsi yang berhubungan dengan masing-masing posisi harus

konsisten dan harus adanya syarat-syarat yang cukup sama dengan keahlian.

f. Struktur fungsional dan struktur divisional

Pada struktur fungsional, struktur organisasi dipilih ke dalam departemen

berdasarkan fungsi dan tugas yang harus dikerjakan. Sedangkan pada struktur

divisional, struktur organisasi dipilih menurut tipe produk dan konsumen.

g. Sentralisasi yaitu derajad kuasa pengambilan keputusan bersandar pada

orang-orang yang berada di tingkat atas pada hierarki organisasi.

h. Desentralisasi yaitu proses kewenangan pengambilan keputusan jauh dari

orang-orang yang berada di tingkat atas organisasi dan mendistribusikan

kewenangan pengambilan keputusan kepada orang-orang yang berada ditingkat

bawah.

1.3 Bentuk Struktur Organisasi

Bentuk struktur organisasi pada umumnya berbeda-beda serta memiliki

(10)

organisasi terdapat lima jenis bentuk struktur utama organisasi, bentuk struktur

organisasi tersebut dapat dibedakan sebagai berikut9

a. Bentuk Organisasi Lini (Line Organization)

:

Organisasi lini ini diciptakan oleh Henry Fayol, dalam tipe organisasi lini

terdapat garis wewenang, kekuasaan yang menghubungkan langsung secara

vertikal dari atasan ke bawahan. Pengertian bentuk organisasi sering disamakan

dengan tipe organisasi, padahal keduanya berbeda.

Keunggulannya :

a) Kesatuan pimpinan dan azas kesatuan komando tetap dipertahankan

sepenuhnya.

b) Garis komando dan pengendalian tugas, tidak mungkin terjadi kesimpang

siuran karena pimpinan langsung berhubungan dengan karyawan.

c) Proses pengambilan keputusan, kebijaksanaan, dan instruksi-instruksi

berjalan cepat.

d) Pengawasan melekat (waskat) secara ketat terhadap kegiatan-kegiatan

karyawan dapat dilaksanakan.

e) Kedisiplinan dan semangat kerja karyawan umumnya baik.

f) Koordinasi relatif mudah dilaksanakan.

g) Rasa solidaritas dan esprit de crop para karyawan pada umumnya tinggi,

karena masih saling mengenal.

Kelemahannya :

9

(11)

a) Tujuan pribadi pucuk pimpinan dan tujuan organisasi seringkali tidak dapat

dibedakan.

b) Adanya kecenderungan pucuk pimpinan bertindak secara otoriter/diktator.

c) Maju mundurnya organisasi bergantung kepada kecakapan pucuk pimpinan

saja, karena wewenang menetapkan keputusan, kebijaksanaan, dan

pengendalian dipegang sendiri.

d) Organisasi secara keseluruhan terlalu bergantung pada satu orang.

e) Kaderisasi dan pengembangan bawahan kurang mendapatkan perhatian,

karena mereka tidak diikutsertakan dalam perencanaan, pengambilan

keputusan, dan pengendalian.

f) Rencana, keputusan, kebijaksanaan dan pengendalian relatif kurang baik,

karena adanya keterbatasan (limits factor) manusia.

b. Bentuk Organisasi Lini dan Staf (Line and staff organization)

Bentuk organisasi lini dan staf pada dasarnya merupakan kombinasi dari

organisasi lini dan organisasi fungsional. Asas kesatuan komando tetap

dipertahankan dan pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal dari

pucuk pimpinan kepada pimpinan dibawahnya. Pucuk pimpinan tetap

sepenuhnya berhak menetapkan keputusan, kebijaksanaan, dan merealisasikan

tujuan perusahaan. Dalam membantu kelancaran tugas pimpinan, ia mendapat

bantuan dari para staf. Tugas para staf hanya memberikan bantuan, pemikiran

saran-saran, data, informasi, dan pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan

pertimbangan untuk menetapkan keputusan dan kebijaksanaannya.

(12)

a) Asas kesatuan pimpinan tetap dipertahankan, sebab pimpinan tetap berada

dalam satu tangan saja.

b) Adanya pengelompokan wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang

staff.

c) Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas antara pimpinan,

staff dan pelaksana.

d) Pimpinan mempunyai bawahan tertentu, sedang bawahan hanya mempunyai

seorang atasan tertentu saja.

e) Bawahan hanya mendapat perintah dan memberikan tanggung jawab kepada

seorang atasan tertentu saja.

f) Pelaksanaan tugas-tugas pimpinan relatif lebih lancar, karena mendapat

bantuan data, informasi, saran-saran, dan pemikiran para stafnya.

g) Asas the right man in the right place lebih mudah dilaksanakan.

h) Organisasi ini fleksibel dan luwes, karena dapat diterapkan pada organisasi

besar maupun kecil, organisasi perusahaan maupun organisasi sosial.

i) Kedisiplian dan moral karyawan tinggi, karena tugas-tugasnya sesuai

dengan keahliannya.

j) Keuntungan dari spesialisasi dapat diperoleh seoptimal mungkin.

k) Koordinasi relatif mudah dilaksanakan, karena sudah ada pembagian tugas

yang jelas.

l) Bakat karyawan yang berbeda-beda dapat dikembangkan, karena mereka

bekerja sesuai dengan kecakapan dan keahliannya.

(13)

Kelemahannya :

a) Kelompok pelaksana sering bingung untuk membedakan perintah atau

bantuan nasihat.

b) Solidaritas dan esprit de corp karyawan kurang, karena tidak saling

mengenal.

c) Persaingan kurang sehat sering terjadi, sebab setiap unit atau bagian

menganggap tugas-tugasnyalah yang terpenting.

c. Bentuk Organisasi Fungsional

Diciptakan oleh F.W. Taylor, bentuk organisasi ini disusun berdasarkan sifat

dan macam pekerjaan yang harus dilakukan. Pada tipe organisasi ini, masalah

pembagian kerja mendapat perhatian yang sungguh-sungguh, pembagian kerja

didasarkan pada “spesialisasi” yang sangat mendalam dan setiap pejabat hanya

mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan sesuai dengan spesialisasinya.

Keunggulannya :

a) Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan dimanfaatkan secara

optimal.

b) Keuntungannya adanya spesialisasi dapat diperoleh seoptimal mungkin.

c) Para karyawan akan terampil dibidangnya masing-masing.

d) Efisiensi dan produktivitas dapat ditingkatkan.

e) Solidaritas, moral dan kedisiplinan karyawan yang mengerjakan pekerjaan

yang sama tinggi.

f) Direktur Utama tugasnya ringan, karena para direkturnya adalah spesialis

(14)

Kelemahannya :

a) Para bawahan sering bingung karena mendapat perintah dari beberapa

atasan.

b) Pekerjaan kadang-kadang sangat membosankan karyawan.

c) Para karyawan sulit mengadakan alih tugas (tour of duty = tour of area),

akibat spesialisasi yang mendalam, kecuali mengikuti pelatihan terlebih

dahulu.

d) Karyawan terlalu mementingkan bidangnya atau spesialisasinya, sehingga

koordinasi secara menyeluruh sulit dilakukan.

e) Sering terjadi solidaritas kelompok yang berlebihan, sehingga dapat

menimbulkan pengkotak-kotakkan ikatan karyawan yang sempit.

d. Bentuk Organisasi Lini, Staf dan Fungsional

Merupakan kombinasi dari organisasi lini, lini dan staf, dan fungsional,

biasanya diterapkan pada organisasi besar serta kompleks. Pada tingkat Dewan

Komisaris (board of director) diterapkan tipe organisasi lini dan staf,

sedangkan pada tingkat middle manager diterapkan tipe organisasi fungsional.

Organisasi ini dilakukan dengan cara menggabungkan kebaikan dan

menghilangkan kelemahan dari ketiga tipe organisasi tersebut.

e. Bentuk Organisasi Komite

Suatu organisasi yang masing-masing anggota mempunyai wewenang yang

sama dan pimpinannya kolektif. Organisasi komite (panitia = committees

organization) mengutamakan pimpinan, artinya dalam organisasi ini terdapat

(15)

manajerial. Komite dapat juga bersifat formal atau informal, komite-komite itu

dapat dibentuk sebagai suatu bagian dari struktur organisasi formal, dengan

tugas-tugas dan wewenang dibagikan secara khusus.

Keunggulannya :

a) Keputusan yang diambil relatif lebih baik, karena diputuskan oleh beberapa

orang.

b) Kecenderungan untuk bertindak secara otoriter/diktator dapat dicegah.

c) Pembinaan dan partisipasi dapat ditingkatkan

Kelemahannya :

a) Penanggung jawab keputusan kurang jelas, sebab keputusan merupakan

keputusan bersama.

b) Waktu untuk mengambil keputusan lama dan biayanya besar.

c) Adanya tirani mayoritas yang dapat memaksakan keinginannya melalui

voting suara.

Terdapat enam elemen struktur organisasi sebagai berikut10

1. Hierarki kewenangan yang dirumuskan dengan baik

:

2. Divisi tenaga kerja berdasarkan fungsi spesialisasi

3. Sistem aturan yang meliputi hak dan kewajiban pemegang posisi jabatan

4. Sistem prosedur untuk menghadapi situasi kerja

5. Impersonalitas hubungan yang tidak menyenangkan

(16)

Seperti halnya dalam organ tubuh manusia, dalam struktur organisasi pun

terdapat elemen yang perlu dianalisis. Stoner dan Wengkell dalam buku Siswanto

(2005:90) mengemukakan adanya empat elemen yang berguna untuk

menganalisis struktur organisasi sebagai berikut :

a. Spesialisasi aktivitas (Specialization of activities)

Spesialisasi aktivitas mengacu pada spesialisasi tugas-tugas individual dan

kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja) dan

pengaturan-pengaturan tugas-tugas tersebut menjadi satuan-satuan kerja (departementasi).

Didalam sebuah organisasi pembagian tugas pekerjaan adalah keharusan

mutlak, tanpa itu kemungkinan terjadinya tumpang tindih sangat besar.

Pembagian tugas pekerjaan pada akhirnya akan menghasilkan

departemen-departemen terkecil dalam organisasi (departemen-departementalisasi) merupakan dasar

yang digunakan untuk mengelompokkan sejumlah pekerjaan menjadi satu

kelompok.

b. Standarisasi aktivitas (Standardization of activities)

Standardisasi kegiatan merupakan prosedur yang digunakan organisasi untuk

menjamin kelayakdugaan (predictability) aktivitasnya. Menstandarisasi berarti

menjadikan kegiatan pekerjaan seragam dan taat azas.

c. Koordinasi aktivitas (Coordination of activities)

Koordinasi aktivitas yaitu proses dalam mengintegrasikan seluruh aktivitas dan

fungsi-fungsi sub organisasi dari berbagai departemen atau bagian dalam

organisasi, untuk menciptakan keserasian gerak langkah unit-unit yang ada

(17)

d. Sentralisasi dan Desentralisasi pengambilan keputusan (Centralization and

Decentralization of decision making)

Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan mengacu pada lokasi

otoritas pengambilan keputusan. Dalam struktur organisasi yang di sentralisasi,

keputusan diambil pada tingkat tinggi oleh manajer puncak, atau bahkan oleh

seorang saja. Dalam struktur yang didesentralisasikan, gaya pengambilan

keputusan dibagi diantara para bawahan pada hirarki manajemen menengah

dan bawah.

2. Kualitas Pelayanan Publik

2.1 Pengertian Kualitas Pelayanan

Kata “kualitas” mengandung banyak pengertian, menurut kamus bahasa

Indonesia, kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu, derajat atau taraf

(kepandaian, kecakapan, dsb) atau mutu. Dalam konteks organisasi defenisi

kualitas mengandung beragam makna. Istilah kualitas bagi penyedia pelayanan

jasa menunjuk pada suatu hasil berupa produk barang maupun jasa yang harus

dikerjakan secara baik dan sesuai standar. Konsep kualitas pelayanan dapat

dipahami melalui perilaku konsumen, yaitu suatu perilaku yang dimainkan oleh

konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, dan mengevaluasi suatu

produk maupun pelayanan yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhan mereka.

Kualitas memberikan nilai plus berupa motivasi khusus bagi para

pelanggan untuk menjalin ikatan relasi yang saling menguntungkan dalam jangka

(18)

memungkinkan perusahaan untuk memahami harapan dan kebutuhan pelanggan

secara spesifik.

Dalam bisnis jasa, pelayanan merupakan aspek yang sangat penting dan

menentukan kualitas jasa yang dihasilkan. Untuk bisa tampil dalam suasana yang

kompetitif, organisasi harus berusaha meningkatkan kualitas pelayanannya

sebagai strategi untuk memenangkan persaingan. Kualitas harus dimulai dari

kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan. Dengan demikian

produk-produk didesain, diproduksi serta pelayanan yang diberikan untuk

memenuhi keinginan pelanggan. Suatu produk yang dihasilkan baru dapat

dikatakan berkualitas apabila sesuai dengan keinginan pelanggan, dapat

dimanfaatkan dengan baik, selain diproduksi dengan cara baik dan benar.

Kualitas pelayanan merupakan suatu pernyataan tentang sikap, hubungan

yang dihasilkan dari perbandingan antara ekspektasi (harapan) dengan hasil kerja

(hasil).11 Kualitas pelayanan adalah upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan

pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan

pelanggan.12

Ada sepuluh dimensi yang saling melengkapi dan merupakan faktor utama

dalam menentukan kualitas pelayanan.13

1. Reliability, mencakup dua hal pokok, yaitu konsistensi kerja (performance) dan

kemampuan untuk dipercaya (dependability), selain itu memperhatikan saat

pertama berhadapan dengan pelanggan baru (right the first time), hal ini berarti Kesepuluh dimensi tersebut meliputi :

11 Usmara, 2005. Manajemen Pemasaran hal 231 12

Tjiptono, 2002. Total Quality Management (Ed rev) hal 69

(19)

bahwa perusahaan yang bersangkutan memenuhi janjinya, misalnya

menyampaikan jasanya sesuai jadwal yang disepakati.

2. Responsiveness, yaitu kemauan atau kesiapan para karyawan untuk

memberikan jasa yang dibutuhkan pelanggan.

3. Competence, artinya setiap orang dalam suatu perusahaan memiliki

keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan agar dapat memberikan jasa

tertentu.

4. Acess, meliputi kemudahan untuk dihubungi dan ditemui. Hal ini berarti lokasi

fasilitas jasa mudah dijangkau, waktu menunggu tidak terlalu lama, saluran

komunikasi perusahaan yang mudah dihubungi, dan lain-lain.

5. Courtesy, meliputi sikap sopan santun, respek, perhatian, dan keramahan yang

dimiliki para contact personal (seperti resepsionis, operator telepon dan

lain-lain).

6. Communication, artinya memberikan informasi kepada pelanggan dalam

bahasa yang dapat mereka pahami, serta selalu mendengarkan saran dan

keluhan pelanggan.

7. Credibility, yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya. Kredibilatas mencakup nama

perusahaan, reputasi perusahaan, karakteristik pribadi, contact personal, dan

interaksi dengan pelanggan.

8. Security, yaitu aman dari bahaya, resiko, atau keragu-raguan. Aspek ini

meliputi keamanan ssecara fisik (physical safety), keamanan finansial

(20)

9. Understanding/knowing the costumer, yaitu usaha untuk memahami kebutuhan

pelanggan.

10. Tangibles, yakni bukti fisik dari jasa, bisa berupa fasilitas fisik, peralatan

yang digunakan.

Metode pengukuran kualitas pelayanan dengan menggunakan sepuluh

dimensi tersebut diatas, dikenal dengan metode SERQUAL (Service Quality).

Dalam perkembangannya, dari sepuluh dimensi yang dapat dirangkum menjadi

hanya lima dimensi pokok. Kelima dimensi meliputi14

1. Tangible (bukti fisik), berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik,

perlengkapan, dan material yang digunakan perusahaan, serta penampilan

karyawan.

:

2. Reliability (keandalan), berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk

memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan

apapun dalam menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang disepakati.

3. Responsiveness (daya tanggap), berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan

para karyawan untuk membantu para pelanggan dan merespon permintaan

mereka, serta menginformasikan kapan jasa akan diberikan dan kemudian

memberikan jasa secara cepat.

4. Assurance (jaminan), yakni perilaku para karyawan yang mampu menimbulkan

kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan dan perusahaan bisa menciptakan

rasa aman bagi pelanggannya. Jaminan juga berarti bagi para karyawan selalu

14

(21)

bersikap sopan dan menguasai setiap pertanyaan atau masalah pelanggan.

Dalam dimensi assurance, terbagi lagi menjadi tiga, yaitu:

a. Competence (kompetensi), yaitu penguasaan keterampilan dan pengetahuan

yang dibutuhkan agar dapat menyampaikan jasa sesuai dengan kebutuhan

pelanggan.

b. Courtesy (kesopanan), yaitu berkaitan dengan sikap santun, respek, dan

keramahan para karyawan terhadap pelanggan.

c. Credibility (kredibilitas), yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya. Kredibilitas

mencakup nama perusahaan, reputasi perusahaan, karakter pribadi karyawan

penyedia jasa, dan interaksi dengan pelanggan.

5. Emphty, berarti kemudahan memahami masalah para pelanggannya dan

bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal

kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman. Dimensi

emphty terdiri atas:

a. Acces (akses), kemudahan melalui komunikasi, berhubungan dengan

penyedia jasa.

b. Communication (komunikasi), yaitu komunikasi dengan bahasa yang mudah

dimengerti oleh pelanggan dan selalu mendengarkan saran dan keluhan

pelanggan.

c. Understanding The Costumer (kemampuan memahami pelanggan), yaitu

berupaya memahami pelanggan dengan kebutuhan spesifik mereka,

(22)

Kualitas pelayanan juga berhubungan erat dengan pelayanan yang

sistematis dan komprehensif yang lebih dikenal dengan konsep pelayanan prima.

Aparat pelayanan hendaknya memahami variabel-variabel pelayanan prima

seperti yang terdapat dalam agenda perilaku pelayanan prima sektor publik

SESPANAS LAN. Variabel dimaksud adalah15

a. Pemerintahan yang bertugas melayani

:

b. Masyarakat yang dilayani pemerintah

c. Kebijaksanaan yang dijadikan landasan pelayanan publik

d. Peralatan atau sarana pelayanan yang canggih

e. Resources yang tersedia untuk diracik dalam bentuk kegiatan pelayanan

f. Kualitas pelayanan yang memuaskan masyarakat sesuai dengan standar dan

asas pelayanan masyarakat

g. Manajemen dan kepeminpinan serta organisasi pelayanan masyarakat

h. Perilaku pejabat yang terlibat dalam pelayanan masyarakat, apakah

masing-masing telah menjalankan fungsi mereka.

Variabel pelayanan prima di sektor publik seperti di atas dapat

diimplementasikan apabila aparat pelayanan berhasil menjadikan kepuasan

pelanggan sebagai tujuan utamanya. Menilai kualitas pelayanan tidaklah semudah

menilai kualitas sebuah produk karena proses penyampaian jasa merupakan suatu

hal yang unik. Hal ini disebabkan atas sifat pelayanan yang tidak nyata

(Intangible), produksi dan konsumsinya yang berjalan secara simultan.

15

(23)

Maka dari itu pelayanan berupa jasa tidak diinventarisasi, melainkan hasil

tersebut diserahkan secara langsung kepada konsumen. Setiap kontak yang terjadi

antara penyedia pelayanan dengan konsumen merupakan gambaran mengenai

suatu “momen of truth”, yaitu suatu peluang untuk memuaskan atau tidak

memuaskan konsumen16. Jadi didalam menilai suatu pelayanan, konsumen

sebagai penerima layanan terlibat secara langsung di dalam proses pemberian

pelayanan tersebut sehingga konsumen dapat langsung memberikan

penilaian/tanggapan terhadap pelayanan yang diberikan yang nantinya akan

menggiring konsumen kepada kepuasan tertentu dan akhirnya akan menghasilkan

suatu image terhadap produk dan juga khususnya terhadap penyedia layanan

tersebut.

Kualitas pada dasarnya merupakan kata yang relatif abstrak, kualitas dapat

digunakan untuk menilai atau menentukan tingkat penyesuaian suatu hal terhadap

persyaratan atau spesifikasinya. Bila persyaratan spesifikasinya terpenuhi maka

kualitas pelayanan tersebut bisa dikatakan baik, tetapi sebaliknya bila

persyaratannya tidak terpenuhi maka dikatakan pelayanan tersebut tidak baik.

Tidak tertutup kemungkinan juga bahwa pelayanan yang berkualitas saat ini

dianggap tidak berkualitas disaat lainnya karena itu dasar untuk menilai suatu

kualitas pelayanan selalu berubah dan berbeda. Dari definisi kualitas pelayanan

diatas dapat disimpulkan bahwa Kualitas pelayanan yaitu tingkat keunggulan

yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut memenuhi

(24)

2.2 Pengertian Pelayanan Publik

Menelusuri arti pelayanan publik (Public Service) tidak terlepas dari

masalah kepentingan umum yang menjadi asal usul timbulnya istilah pelayanan

publik tersebut. Dengan kata lain, kepentingan umum ada kaitannya dengan

pelayanan umum. Pelayanan publik adalah pengabdian serta pelayanan kepada

masyarakat berupa usaha yang dijalankan dan pelayanan itu diberikan dengan

memegang teguh syarat-syarat efesiensi, efektifitas, ekonomi serta manajemen

yang baik dalam pelayanan kepada masyarakat dengan baik dan memuaskan.17

Pengertian yang lengkap terhadap pelayanan publik dapat dikutip dari

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 tahun 2003 yang

menyebutkan bahwa “Pelayanan Publik adalah segala bentuk pelayanan yang

dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan

kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksana ketentuan Peraturan

Perundang-undangan”. Pelayanan publik adalah suatu pelayanan atau pemberian

terhadap masyarakat berupa penggunaan fasilitas-fasilitas umum, baik jasa

maupun non jasa, yang dilakukan oleh organisasi publik yaitu pemerintahan.18

17

Lukman, 2006. Manajemen Kualitas Pelayanan hal 82

18

Rohman, 2008. Reformasi Pelayanan Publik hal 3

Sedangkan menurut Sinambela (2006:5) mendefinisikan pelayanan publik

adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara

negara. Negara didirikan oleh publik (masyarakat) tentu saja dengan tujuan agar

(25)

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang

publik maupun jasa publik, yang diberikan oleh instansi pemerintahan dalam

upaya memenuhi kebutuhan masyarakat demi tercapainya kesejahteraan

masyarakat. Sasaran dari pelayanan publik sebenarnya sangatlah sederhana, yaitu

kepuasaan yang didalamnya terdiri atas dua komponen besar yaitu komponen

layanan produk.

2.3 Asas dan Prinsip Pelayanan Publik

Pelayanan publik yang memuaskan bagi pengguna jasa, penyelenggaraan

pelayanan publik harus memenuhi asas-asas pelayanan publik19

a. Transparan, yaitu bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak

yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti. yaitu sebagai

berikut:

b. Akuntabilitas, yaitu dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

c. Kondisional, yaitu sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan

penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan

efektifitas.

d. Partisipatif, yaitu mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan

pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan

masyarakat.

19

(26)

e. Kesamaan Hak, yaitu tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku,

ras, agama, golongan, gender dan status ekonomi.

f. Keseimbangan Hak dan Kewajiban, yaitu pemberi dan penerima pelayanan

publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik,

prinsip-prinsip pelayanan publik adalah sebagai berikut:

a. Kesederhanaan yaitu prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah

dipahami dan mudah dilaksanakan.

b. Kejelasan

a) Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik.

b) Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam

memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/sengketa dalam

pelaksanaan pelayanan publik.

c. Kepastian Waktu yaitu pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam

kurun waktu yang telah ditentukan.

d. Akurasi yaitu produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.

e. Keamanan yaitu proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman

dan kepastian hukum.

f. Tanggung Jawab yaitu pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat

yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan dan penyelesaian

(27)

g. Kelengkapan Sarana dan Prasarana yaitu tersedia sarana dan prasarana kerja,

peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan

sarana teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika).

h. Kemudahan Akses yaitu tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang

memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan

teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika).

i. Kedisiplinan yaitu kesopanan dan keramahan, pemberi pelayanan harus

bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah serta memberikan pelayanan dengan

ikhlas.

j. Kenyamanan yaitu lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang

tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta

dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parker, toilet, tempat

ibadah dan lain-lain.

2.4 Bentuk-Bentuk Pelayanan Publik

Pemerintah merupakan yang memberikan pelayanan bagi masyarakat.

Adapun di dalam pelaksanaannya pelayanan ini terdiri dari beberapa bentuk.

Bentuk pelayanan itu terdiri dari20

1. Pelayanan lisan, yaitu pelayanan yang dilakukan oleh petugas-petugas di

bidang hubungan masyarakat (HUMAS), dibidang layanan informasi dan di

bidang-bidang lain yang tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan

kepada masyarakat mengenai berbagai fasilitas yang tersedia. :

20

(28)

2. Pelayanan berbentuk tulisan, yaitu merupakan jenis pelayanan dengan

memberikan penjelasan melalui tulisan di dalam pengelolaan masalah

masyarakat.

3. Pelayanan yang berbentuk perbuatan, yaitu pelayanan yang berbentuk

perbuatan adalah pelayanan yang diberikan dalam bentuk perbuatan atau hasil

perbuatan, bukan sekedar kesanggupan dan penjelasan secara lisan. Oleh sebab

itu, faktor keahlian dan keterampilan petugas tersebut sangat menentukan

terhadap hasil perbuatan atau pekerjaan tersebut.

Pengelompokan jenis pelayanan publik didasarkan pada ciri-ciri dan sifat

kegiatan dalam proses pelayanan serta produk pelayanan yang dihasilkan, dapat

dibedakan menjadi: (Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

(MenPAN) Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003)

1. Jenis Pelayanan Administratif

2. Jenis Pelayanan Barang

3. Jenis Pelayanan Jasa

4. Jenis Pelayanan Regulatif

3. Hubungan Struktur Organisasi Dengan Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan merupakan suatu pernyataan tentang sikap, hubungan

yang dihasilkan dari perbandingan antara ekspektasi (harapan) dengan hasil kerja.

Menilai kualitas pelayanan tidaklah semudah menilai kualitas sebuah produk

karena proses penyampaian jasa merupakan suatu hal yang unik. Menurut

(29)

bentuk dan wujud, dengan demikian akan terlihat prosedur kerjanya. Dalam

organisasi pemerintahan, prosedur merupakan sesuatu rangkaian tindakan yang

ditetapkan lebih dulu, yang harus dilalui untuk mengerjakan sesuatu tugas.

Sementara itu dalam konsep lain dikatakan bahwa struktur organisasi juga

dapat diartikan sebagai suatu hubungan karakteristik-karakteristik, norma-norma

dan pola-pola hubungan yang terjadi di dalam badan-badan eksekutif yang

mempunyai hubungan baik potensial atau nyata dengan apa yang mereka miliki

dalam menjalankan kebijaksanaan (Van Meter dan Van Horn dalam Winarno

1997:27). Pengertian ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Robbins

(1995:135) bahwa “struktur organisasi menetapkan bagaimana tugas akan dibagi,

siapa melapor kepada siapa, mekanisme koordinasi yang formal serta pola

interaksi yang akan diikuti”.

Lebih jauh Robbins mengatakan bahwa struktur organisasi mempunyai

tiga komponen, yaitu : kompleksitas, formalisasi dan sentralisasi. Kompleksitas

berarti dalam struktur orgaisasi mempertimbangkan tingkat differensiasi yang ada

dalam organisasi termasuk di dalamnya tingkat spesialisasi atau pembagian kerja,

jumlah tingkatan dalam organisasi serta tingkat sejauh mana unit-unit organisasi

tersebar secara geografis. Formalisasi berarti dalam struktur organisasi memuat

tentang tata cara atau prosedur bagaimana suatu kegiatan itu dilaksanakan

(Standard Operating Prosedures), apa yang boleh dan tidak dapat dilakukan.

Sentralisasi berarti dalam struktur organisasi memuat tentang kewenangan

(30)

Berdasarkan pengertian dan fungsi struktur organisasi tersebut

menunjukkan bahwa struktur organisasi mempunyai peranan yang sangat penting

dalam suatu organisasi, sehingga struktur organisasi juga sangat berpengaruh

terhadap kualitas pelayanan, dimana struktur organisasi merupakan alat untuk

mengatur perilaku manusia untuk meningkatkan tujuan bersama dalam suatu

kegiatan sehingga organisasi yang dilaksanakan memperoleh pelayanan publik

yang baik. Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas, apabila

komponen-komponen struktur organisasi yang mendukung disusun dengan baik antara

pembagian kerja atau spesialisasi disusun sesuai dengan kebutuhan, dapat saling

menunjang, jelas wewenang tugas dan tanggung jawabnya, tidak tumpang tindih,

sebaran dan tingkatan dalam organisasi memungkinkan dilakukannya pengawasan

yang efektif, struktur organisasi desentralisasi memungkinkan untuk diadakannya

penyesesuaian atau fleksibel, letak pengambilan keputusan disusun dengan

mempertimbangkan untuk rugi dari sistem sentralisasi dan desentralisasi, antara

lain sentralisasi yang berlebihan bisa menimbulkan ketidakluwesan dan

mengurangi semangat pelaksana dalam pelaksanaan kegiatan. Sedangkan

desentralisasi yang berlebihan bisa menyulitkan dalam kegiatan pengawasan dan

koordinasi.

Untuk struktur organisasi perlu diperhatikan apakah ada petugas pelayanan

yang mapan, apakah ada pengecekkan penerimaan atau penolakkan syarat-syarat

pelayanan, kerja yang terus-menerus berkesinambungan, apakah ada manajemen

yang komitmen, struktur yang cocok dengan situasi dan kondisi dan apakah ada

(31)

runtut yaitu antara lain penentuan ukuran, identifikasi, pemeliharaan catatan untuk

inspeksi dan peralatan uji, penilaian, penjaminan dan perlindungan (Gaspersz,

1994 : 67). Oleh karena itu struktur organisasi yang demikian akan berpengaruh

positif terhadap pencapaian kualitas pelayanan. Akan tetapi, apabila struktur

organisasi tidak disusun dengan baik maka akan dapat menghambat kualitas

pelayanan publik yang baik.

Berdasarkan uraian tentang struktur organisasi di atas, dapat disimpulkan

bahwa indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian tentang kualitas

pelayanan publik ini adalah :

1. Tingkat pembagian tugas pokok dan fungsi

2. Kejelasan pelaksanaan tugas antar instansi

3. Tingkat hubungan antara atasan dan bawahan.

Struktur organisasi juga merupakan faktor yang sama pentingnya dalam

menentukan dan melihat cara kerja suatu organisasi, yang mana dapat dianalisa

melalui strukturnya yang tergambar dan akan bisa diketahui bagian dan sub

bagian, wewenang masing-masingnya serta hubungan koordinasi antar bagian dan

sub bagian dalam pelaksanaan tugas serta tanggung jawab masing-masing berikut

pembagian tugas berdasarkan spesialisasi yang ada akhirnya menggambarkan

saling ketergantungan antar bagian dan sub bagian dalam suatu organisasi.

Dengan demikian dapat dimaklumi bahwa struktur organisasi juga merupakan

faktor yang penting adanya dalam perkembangan suatu organisasi untuk

pertumbuhan kearah kemajuan yang pesat untuk mencapai tujuan sesuai dengan

(32)

organisasi. Wright dkk, (1996:188) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan

struktur organisasi adalah : “sebagai bentuk cara di mana tugas dan tanggung

jawab dialokasikan kepada individu, di mana individu tersebut dikelompokkan ke

dalam kantor, departemen, dan divisi. Struktur organisasi hendaknya selalu

menyesuaikan dengan perkembangan kebutuhan publik dan lingkungan. hal

tersebut bertujuan untuk terciptanya kinerja organisasi yang efektif dan proses

kerja yang cepat”.

F. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan

pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empirirs yang

diperoleh melalui pengumpulan data21

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

. Adapun hipotesis yang dikemukakan

penulis adalah sebagai berikut:

Terdapat pengaruh antara struktur organisasi terhadap kualitas pelayanan

pada PT. PLN (Persero) Area Medan.

2. Hipotesis Nol (Ho)

Tidak terdapat pengaruh antara struktur organisasi terhadap kualitas

pelayanan pada PT. PLN (Persero) Area Medan.

21

(33)

G.Defenisi Konsep

Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan

secara abstrak : mengenai kejadian keadaan, kelompok atau individu yang

menjadi pusat perhatian ilmu sosial.22

1. Struktur organisasi adalah suatu bentuk skema organisasi atau organigram,

yang dituliskan secara grafis yang menjelaskan berbagai hubungan

organisatoris, baik vertikal maupun horizontal, antar bagian maupun antar

individu. Dengan kata lain organigram memberikan gambaran tentang struktur

personalia, yakni penerapan individu pada posisi-posisi yang ada dalam suatu

organisasi.

Untuk mendapatkan batasan-batasan yang jelas mengenai variabel-variabel

yang akan diteliti, maka penulis mengemukakan defenisi dari beberapa konsep

yang digunakan, yaitu:

2. Kualitas pelayanan yaitu tingkat keunggulan yang diharapkan dan

pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut memenuhi keinginan pelanggan.

H.Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana cara mengukur variabel. Dengan kata lain, defenisi operasional adalah

semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana mengukur suatu variabel.23

22

Masri Singarimbun, 2008. Metode Penelitian Survai hal 33

Dengan

(34)

dari permulaan penelitian dalam bentuk kata-kata yang dapat diukur secara

empiris. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai beikut:

1. Variabel bebas atau independent variabel (X) yaitu Struktur Organisasi diukur

dengan menggunakan indikator-indikator sebagai berikut:

a. Pembagian Tugas

b. Pelimpahan Wewenang dan Tanggung Jawab

c. Koordinasi, adanya kesatuan sikap dan kerjasama diantara pegawai dan

kesatuan untuk saling membantu serta memberikan saran bila diperlukan.

d. Hubungan Antar Bagian Yaitu, bentuk hubungan antar bagian yang satu

dengan yang lainnya sebagai satu kesatuan.

2. Variabel terikat atau dependent variabel (Y) yaitu Kulitas Pelayanan diukur

dengan menggunakan indikator-indikator sebagai berikut :

a. Bukti langsung yang meliputi: tersedianya ruang tunggu, seragam,

perlengkapan, dan sarana komunikasi

b. Daya tanggap yang meliputi: dapat diakses, tidak lama menunggu, respon

terhadap permintaan

c. Keandalan yang meliputi: penyelesaian pelayanan dengan cepat dan selesai

pada waktu yang dijanjikan

d. Jaminan yang meliputi: terpercaya, reputasi yang baik dalam hal

pelayanan, pegawai yang kompeten

e. Empati yang meliputi: pengenalan pelanggan, pendengar yang baik dan

(35)

I. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan dan pembahasan outline ini, dilakukan dengan cara

mengelompokkan materi menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penulisan

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi

konsep, defenisi operasional, dan sistematika penulisan.

BAB II METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan

penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran atau karateristik lokasi

sejarah singkat, visi dan misi, dan struktur organisasi.

BAB IV PENYAJIAN DATA

Bab ini berisi hasil data yang diperoleh dari lapangan dan atau

berupa dokumen yang akan dianalisis.

BAB V ANALISIS DATA

Bab ini berisi tentang uraian data-data yang diperoleh setelah

melaksanakan penelitian.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Sifat individu baru yang dihasilkan akan berbeda dengan kedua induknya, tetapi peleburan sifat keduanya.. Sifat individu baru yang dihasilkan sama

Membantu Direksi dalam memenuhi tanggungjawab pengelolaan perusahaan, dengan cara audit atas ketaatan, operasional dan kinerja seluruh kegiatan unit kerja perusahaan secara

Para pelanggan dikelompokkan ke dalam industri-industri yang berbeda dan perusahaan-perusahaan dalam industri yang sama dianggap mempunyai kebutuhan jasa logistik yang sama,

A. Dalam masyrakat terkadang terjadi konflik. Hal ini terjadi karena perbedaan kepentingan. Pada masyarakat industri juga acapkali terjadi konflik antara buruh pabrik

Analisis masalah terkait dengan analisis faktor-faktor yang menimbulkan downtime pada mesin produksi kelapa sawit sehingga diperoleh tindakan perawatan hasil pendekatan RCM,

Narasumber yang dipilih penulis adalah dua orang perawat yang telah bekerja lebih dari lima tahun di Panti Lansia Santa Anna dan dua orang lansia yang tinggal di Panti Lansia Santa

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Perawat dalam Pelaksanaan SOP Pemasangan Infus dibangsal Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul... Kebijakan Keperawatan

pebedaan yang bermakna mengenai status gizi balita yang tinggal di sekitar lokasi TPA di Sumompo dan balita yang tinggal bukan di sekitar lokasi TPA di Bitung