Lampiran 1. Flow Chart Pelaksanaan Penelitian
MULAI
PENGUJIAN ALAT
PENGAMBILAN PARAMETER : 1. Kehilangan Minyak 2. Kadar Air
3. Uji Organoleptik PERSIAPAN BAHAN (PENGUPASAN, PEMBUANGAN
BIJI, PENYORTIRAN)
PENCUCIAN
PEMBEKUAN
PENGATURAN SUHU PADA TEKANAN -70
ANALISIS DATA
Lampiran 2. Data kehilangan minyak goreng (gr)
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
Analisis Sidik Ragam
SK DB JK KT F Hitung F 0,05 F 0,01
KK (Koefisien Keseragaman) = 9,52 % Uji DMRT (Duncan Multiple Range Test)
Jarak DMRT Perlakuan Rataan Notasi
Lampiran 3. Data kadar air keripik nangka (%)
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
Analisis Sidik Ragam
SK DB JK KT F Hitung F 0,05 F 0,01
KK (Koefisien Keseragaman) = 1,47 % Uji DMRT (Duncan Multiple Range Test)
Jarak DMRT Perlakuan Rataan Notasi
Lampiran 4. Data pengamatan nilai organoleptik terhadap warna
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
Analisis Sidik Ragam
SK DB JK KT F Hitung F 0,05 F 0,01
KK (Koefisien Keseragaman) = 3,13 % Uji DMRT (Duncan Multiple Range Test)
Jarak DMRT Perlakuan Rataan Notasi
Lampiran 5. Data pengamatan nilai organoleptik terhadap kerenyahan
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
Analisis Sidik Ragam
SK DB JK KT F Hitung F 0,05 F 0,01
KK (Koefisien Keseragaman) = 2,90 % Uji DMRT (Duncan Multiple Range Test)
Jarak DMRT Perlakuan Rataan Notasi
Lampiran 6. Data pengamatan nilai organoleptik terhadap rasa
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
Analisis Sidik Ragam
SK DB JK KT F Hitung F 0,05 F 0,01
KK (Koefisien Keseragaman) = 2,40 % Uji DMRT (Duncan Multiple Range Test)
Jarak DMRT Perlakuan Rataan Notasi
Lampiran 7. Data pengamatan nilai organoleptik penerimaan keseluruhan
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
Analisis Sidik Ragam
SK DB JK KT F Hitung F 0,05 F 0,01
KK (Koefisien Keseragaman) = 1,97 % Uji DMRT (Duncan Multiple Range Test)
Jarak DMRT Perlakuan Rataan Notasi
Lampiran 8. Data Lama Pemvakuman (menit)
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
Analisis Sidik Ragam
SK DB JK KT F Hitung F 0,05 F 0,01
KK (Koefisien Keseragaman) = 12,59 % Uji DMRT (Duncan Multiple Range Test)
Jarak DMRT Perlakuan Rataan Notasi
Lampiran 9. Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus dikeluarkan saat produksi menggunakan alat ini. Dengan analisis ekonomi dapat diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat diperhitungkan.
Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada output yang dihasilkan. Dimana semakin banyak produk yang dihasilkan maka semakin banyak bahan yang digunakan. Sedangkan, biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada banyak sedikitnya produk yang akan dihasilkan.
I. Unsur Produksi
A. Alat Penggorengan Vakum (Vacuum Frying) Tipe Vacuum Pump 1. Biaya Pembuatan Alat (P) = Rp 8.060.000
10. Bunga modal dan asuransi = Rp 782.971,43/tahun 11. Biaya sewa gedung = Rp 80.600/tahun
12. Pajak = Rp 161.200/tahun
13. Jam kerja alat per tahun = 2392 jam/tahun (asumsi 299 hari efektif berdasarkan tahun 2014)
8. Pajak = Rp 56.100/tahun 9. Biaya Tetap = Rp 717.278,57/tahun 10. Biaya Tidak Tetap = Rp 5.087,12/tahun II. Perhitungan Biaya Produksi
Biaya Tetap (BT)
Biaya penyusutan
D = P−S
n
dimana :
D = Biaya penyusutan (Rp/tahun)
P = Nilai awal (harga beli/pembuatan) alat (Rp) S = Nilai akhir alat (10% dari P) (Rp)
n = Umur ekonomi (tahun)
1. Alat Penggorengan Vakum (Vacuum Frying) Tipe Vacuum Pump D = 8.060.000−806.000
7
= Rp 1.036.285,71/tahun
2. Alat Peniris Minyak Tipe Sentrifugal (Spinner) D = 2.805.000−280.500
7
= Rp 360.642,86/tahun
Total Biaya Penyusutan = Rp 1.396.928,57/tahun Bunga modal dan asuransi
Bunga modal pada bulan Februari 15%, Asuransi 2% Bunga modal dan asuransi
I = i(P)(n+1)
I = 17% (8.060.000)(7+1)
2 x 7 = Rp 782.971,43/tahun 2. Alat Peniris Minyak Tipe Sentrifugal (Spinner)
I = 17% (2.805.000)(7+1)
2 x 7 = Rp 272.485,71/tahun
Total bunga modal dan asuransi = 1.055.457,14/tahun Biaya sewa gedung
= 1 % . P
1. Alat Penggorengan Vakum (Vacuum Frying) Tipe Vacuum Pump = 1 % x Rp 8.060.000 = Rp 80.600/tahun
2. Alat Peniris Minyak Tipe Sentrifugal (Spinner) = 1 % x Rp 2.805.000 = Rp 28.050/tahun Total biaya sewa gedung = Rp 108.650/tahun Pajak
= 2 % . P
1. Alat Penggorengan Vakum (Vacuum Frying) Tipe Vacuum Pump = 2 % x Rp 8.060.000 = Rp 161.200/tahun
2. Alat Peniris Minyak Tipe Sentrifugal (Spinner) = 2 % x Rp 2.805.000 = Rp 56.100/tahun Total pajak = Rp 217.300/tahun
Total Biaya Tetap (BT)
Biaya Tidak Tetap (BTT)
Biaya perbaikan alat (reparasi)
Biaya reperasi = 1,2%(P−S)
x jam
1. Alat Penggorengan Vakum (Vacuum Frying) Tipe Vacuum Pump
Biaya reperasi = 1,2%(8.060.000−806.000)
2392 jam = Rp 36,39/jam
2. Alat Peniris Minyak Tipe Sentrifugal (Spinner)
Biaya reperasi = 1,2%(2.805.000−280.500)
1196 jam = Rp 25,33/jam
Total biaya reperasi = Rp 61,72/jam Biaya listrik
Pompa Vakum 0,5 HP = 0,37 KW
Biaya listrik = 0,37 KW x Rp 334/KWH = Rp 123,58/H (Rp 123,58/ jam)
Alat Peniris (spinner) 0,25 HP = 0,185 KW
Biaya listrik = 0,185 KW x Rp 334/KWH = Rp 61,79/H (Rp 61,79/ jam)
Termokopel = 5 W = 0,005 KW
Biaya listrik = 0,005 KW x Rp 334/KWH = Rp 1,67/jam Total biaya listrik = Rp 187,04/jam
Minyak Mesin = Rp 4.787,23/jam Buah Nangka = Rp 15.957,45/jam Biaya Minyak Goreng
= ��������� ������ ������ ����� ���� �ℎ���� ������ /����� ����� ℎ��� ����� ������
= (26 �� �� 10.500/�)
12,5 ���
= Rp 21.840/jam
Total Biaya Tidak Tetap (BTT) = Rp 49.749,15/jam
Biaya Produksi Pembuatan Keripik Nangka Biaya Pokok
BP = [BT
x + BTT]C
BP = [Rp 2.778.335,71/tahun
2392 jam /tahun
+ Rp 49.749,15/jam] x 2,64 jam/kg
Lampiran 10. Break Even Point
Analisis titik impas umumnya berhubungan dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing). Dan selanjutnya dapat berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap sama dengan nol.
N = BT
(R−BTT )
Biaya tetap (BT) = Rp 2.778.335,71/tahun = Rp 3.920,88/kg
= Rp 1.485,18/jam Biaya tidak tetap (BTT) = Rp 49.749,15/jam
= Rp 130.483,27/kg = Rp 92.460.445,12/tahun
Penerimaan dari tiap Kg produksi (R) = (15% x (BT+BTT)) + (BT+BTT) = (0,15 x (Rp 3.920,88/kg + Rp 130.483,27/kg)) +
(Rp 3.920,88/kg + Rp 130.483,27/kg) = Rp 154.564,77/kg
Lampiran 11. Net Present Value
NPV adalah selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Identifikasi masalah kelayakan finansial dianalisis dengan menggunakan metode analisis finansial dengan kriteria investasi. Net present value adalah kriteria yang digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau tidak untuk diusahakan. Perhitungan net present value merupakan net benefit yang telah didiskon dengan discount factor (Darun, 2002).
Secara singkat rumusnya : CIF – COF ≥ 0
dimana : CIF = cash inflow COF = cash outflow
Sementara itu keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukan (dalam %) bertindak sebagai tingkat bunga modal dalam perhitungan-perhitungan.
Penerimaan (CIF) = pendapatan x (P/A, i, n) + Nilai ahir x (P/F, i, n) Pengeluaran (COF) = Investasi + pembiayaan (P/A, i, n)
Kriteria NPV yaitu :
- NPV > 0, berarti usaha yang telah dilaksanakan menguntungkan;
-
NPV < 0, berarti sampai dengan t tahun investasi proyek tidak menguntungkan;-
NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya yang dikeluarkan.CIF – COF ≥ 0
Investasi : Rp 8.060.000 + Rp 2.805.000 = Rp 10.865.000 Pendapatan : Rp 106.290.000/tahun
Nilai akhir : Rp 806.000 Rp 280.500 = Rp 1.086.500 Pembiayaan : Rp 95.238.780,83/tahun
Suku bunga bank : Rp 15% Suku bunga coba-coba : Rp 20% Umur alat : 7 tahun Cash in Flow 15%
1. Pendapatan : Pendapatan x (P/A, 15%,7) : Rp 106.290.000 x 4,16 : Rp 442.166.400
2. Nilai akhir : Nilai akhir x (P/F, 15%,7) : Rp 1.086.500 x 0,3759 : Rp 408.415,35
Jumlah CIF : Rp 442.574.815,4 Cash out Flow 15%
1. Investasi : Rp 10.865.000
= Rp 35.516.487,15 Cash in Flow 20%
1. Pendapatan : pendapatan x (P/A, 20%,7) : Rp 106.290.000 x 3,605 : Rp 383.175.450
2. Nilai akhir : nilai akhir x (P/F, 20%,7) : Rp 1.086.500 x 0,2791 : Rp 303.242,15
Jumlah CIF : Rp 383.478.692,15 Cash out Flow 20%
1. Investasi : Rp 10.865.000
2. pembiayaan : pembiayaan x (P/A, 20%, 7) : Rp 95.238.780,83 x 3,605 : Rp 343.335.804,89 Jumlah COF : Rp 354.200.804,89 NPV 20% = CIF – COF
= Rp 383.478.692,15 – Rp 354.200.804,89 = Rp 29.277.887,26
Lampiran 12. Internal Rate Of Return
Internal Rate of Return (IRR) ini digunakan untuk memperkirakan
kelayakan lama (umur) pemilikan suatu alat atau mesin pada tingkat keuntungan tertentu. Internal rate of return (IRR) adalah suatu tingkatan discount rate, dimana diperoleh B/C ratio = 1 atau NPV = 0. Berdasarkan harga dari NPV = X (positif) atau NPV= Y (positif) dan NPV = X (positif) atau NPV = Y (negatif), dihitunglah harga IRR dengan menggunakan rumus berikut :
IRR = i1 – NPV 1
(NPV 1−NPV 2) (i1 – i2)
dimana : i1 = Suku bunga bank paling atraktif i2 = Suku bunga coba-coba
NPV1 = NPV awal pada i1 NPV2 = NPV pada i2 (Kastaman, 2006).
Suku bunga bank paling atraktif (i1) = 15% Suku bunga coba-coba ( > dari i1) (i2) = 20 %
IRR = i2 + NPV 1
(NPV 1−NPV 2) (i2 – i1)
IRR = 20 % + 35.516.487,15
(35.516.487,15 −29.277.887,26) (20 % – 15 %)
Lampiran 13. Syarat Mutu Keripik Nangka (SNI 01-4269-1996)
No. Kriteria uji Satuan Persyaratan
1
Bahan Tambahan Makanan Pewarna
Pengawet Pemanis buatan -sakarin
-siklamat Cemaran logam Timbal (Pb) Cemaran mikroba Angka Lempeng Total E. Coli
Lampiran 14. Gambar Keripik Nangka
Buah nangka yang sudah dikupas dan diptotong menjadi 2 bagian
Keripik nangka pada perlakuan suhu 80oC dengan tiga ulangan
Keripik nangka pada perlakuan suhu 90oC dengan tiga ulangan
Lampiran 15. Alat Penggoreng Vakum (Vacuum Frying) Tipe Vacuum Pump 1. Tampak Depan