• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Dan Perkembangan Hukum Acara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sejarah Dan Perkembangan Hukum Acara"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

KPPU DAN HUKUM ACARA

KPPU DAN HUKUM ACARA

PERSAINGAN USAHA

PERSAINGAN USAHA

Oleh: Oleh:

A. M. Tri Anggraini

A. M. Tri Anggraini

(2)

KPPU

KPPU

(Pasal 30 sd 37 UU No. 5 Tahun 1999)

(Pasal 30 sd 37 UU No. 5 Tahun 1999)

Status (Pasal 30)

Status (Pasal 30)

Keanggotaan (Pasal 31 – Pasal 34)

Keanggotaan (Pasal 31 – Pasal 34)

Tugas (Pasal 35)

Tugas (Pasal 35)

Wewenang (Pasal 36)

Wewenang (Pasal 36)

(3)

STATUS

STATUS

(Pasal 30 UU No. 5/1999)

(Pasal 30 UU No. 5/1999)

(1)

(1) Untuk mengawasi pelaksanaan UU ini dibentuk Komisi Untuk mengawasi pelaksanaan UU ini dibentuk Komisi Pengawas Persaingan Usaha (Komisi)

Pengawas Persaingan Usaha (Komisi)

(1)

(1) Komisi adalah suatu lembaga independen yang terlepas Komisi adalah suatu lembaga independen yang terlepas dari pengaruh dan kekuasaan Pemerintah serta pihak lain. dari pengaruh dan kekuasaan Pemerintah serta pihak lain.

(1)

(4)

KEANGGOTAAN

KEANGGOTAAN

(1)

(1) Komisi terdiri atas Ketua merangkap anggota, seorang Komisi terdiri atas Ketua merangkap anggota, seorang Wakil Ketua merangkap anggota, dan

Wakil Ketua merangkap anggota, dan sekurang-kurangnya 7 orang anggota.

kurangnya 7 orang anggota. (2)

(2) Anggota Komisi diangkat dan diberhentikan Presiden atas Anggota Komisi diangkat dan diberhentikan Presiden atas persetujuan DPR

persetujuan DPR (3)

(3) Masa jabatan anggota Komisi adalah 5 (lima) tahundan Masa jabatan anggota Komisi adalah 5 (lima) tahundan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya.

berikutnya. (4)

(4) Apabila karena berakhirnya masa jabatan akan terjadi Apabila karena berakhirnya masa jabatan akan terjadi kekosongan dalam keanggotaan Komisi, maka masa kekosongan dalam keanggotaan Komisi, maka masa jabatan anggota dapat diperpanjang sampai

jabatan anggota dapat diperpanjang sampai pengangkatan anggota baru.

(5)

PERSYARATAN KEANGGOTAAN

PERSYARATAN KEANGGOTAAN

(Pasal 32)

(Pasal 32)

 WNRI sekurang-kurangnya 30 tahun setinggi-tingginya 60 WNRI sekurang-kurangnya 30 tahun setinggi-tingginya 60 tahun saat pengangkatan;

tahun saat pengangkatan;

 Setia pada Pancasila dan UUD 1945;Setia pada Pancasila dan UUD 1945;

 Beriman dan bertakwa kepada uhan Yang Maha Esa;Beriman dan bertakwa kepada uhan Yang Maha Esa;

 Jujur, adil, dan berkelakuan baik;Jujur, adil, dan berkelakuan baik;

 Bertempat tinggal di wilayah RI;Bertempat tinggal di wilayah RI;

 Berpengalaman dalam bidang usaha atau mempunyai Berpengalaman dalam bidang usaha atau mempunyai pengetahuan dan keahlian di bidang hukum dan atau pengetahuan dan keahlian di bidang hukum dan atau

ekonomi; ekonomi;

 Tidak pernah dipidana;Tidak pernah dipidana;

 Tidak pernah dinyatakan pailit oleh pengadilan;Tidak pernah dinyatakan pailit oleh pengadilan;

(6)

BERHENTINYA KEANGGOTAAN

BERHENTINYA KEANGGOTAAN

(Pasal 33)

(Pasal 33)

Meninggal dunia;

Meninggal dunia;

Mengundurkan diri atas permintaan sendiri;

Mengundurkan diri atas permintaan sendiri;

Bertempat tinggal di luar wilayah negara RI;

Bertempat tinggal di luar wilayah negara RI;

Sakit jasmani atau rohani terus menerus;

Sakit jasmani atau rohani terus menerus;

Berakhirnya masa jabatan keanggotaan Komisi;

Berakhirnya masa jabatan keanggotaan Komisi;

atau

atau

(7)

PEMBENTUKAN SEKRETARIAT DAN

PEMBENTUKAN SEKRETARIAT DAN

KELOMPOK KERJA

KELOMPOK KERJA

(Pasal 34)

(Pasal 34)

(1)

(1) Pembentukan Komisi serta susunan organisasi, tugas, Pembentukan Komisi serta susunan organisasi, tugas, dan fungsinya ditetapkan dengan Keputusan Presiden; dan fungsinya ditetapkan dengan Keputusan Presiden;

(2)

(2) Untuk kelancaran pelaksanaan tugas, Komisi dibantu oleh Untuk kelancaran pelaksanaan tugas, Komisi dibantu oleh sekretariat;

sekretariat;

(3)

(8)

TUGAS KPPU

TUGAS KPPU

(Pasal 35)

(Pasal 35)

a.

a. Melakukan penilaian terhadap perjanjian sebagaimana yang diatur Melakukan penilaian terhadap perjanjian sebagaimana yang diatur dalam pasal 4 s.d. 16;

dalam pasal 4 s.d. 16;

b.

b. Melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan atau pelaku usaha Melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan atau pelaku usaha sebagaimana yang pasal 17 s.d. 24;

sebagaimana yang pasal 17 s.d. 24;

c.

c. Melakukan penilaian terhadap ada atau tidak adanya penyalahgunaan Melakukan penilaian terhadap ada atau tidak adanya penyalahgunaan posisi dominan sebagaimana yang diatur dalam pasal 25 s.d. 28;

posisi dominan sebagaimana yang diatur dalam pasal 25 s.d. 28;

d.

d. Mengambil tindakan sesuai wewenang komisi sesuai dengan pasal Mengambil tindakan sesuai wewenang komisi sesuai dengan pasal 36;

36;

e.

e. Memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan pemerintah Memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan praktek monopoli dan atau persaingan usaha yang berkaitan dengan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;

tidak sehat;

f.

f. Menyusun pedoman dan atau publikasi yang berkaitan dengan Menyusun pedoman dan atau publikasi yang berkaitan dengan Undang-undang ini;

Undang-undang ini;

g.

g. Memberikan laporan secara berkala atas hasil kerja Komisi kepada Memberikan laporan secara berkala atas hasil kerja Komisi kepada Presiden dan DPR

(9)

KEWENANGAN KPPU

KEWENANGAN KPPU

(Pasal 36)

(Pasal 36)

a.

a. Menerima laporan tentang dugaan terjadinya praktek monopoli dan Menerima laporan tentang dugaan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;

atau persaingan usaha tidak sehat;

b.

b. Melakukan penelitian terhadap kegiatan usaha atau tindakan pelaku Melakukan penelitian terhadap kegiatan usaha atau tindakan pelaku usaha;

usaha;

c.

c. Melakukan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap kasus Melakukan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap kasus laporan maupun inisiatif;

laporan maupun inisiatif;

d.

d. Menyimpulkan hasil penyelidikan dan atau pemeriksaan;Menyimpulkan hasil penyelidikan dan atau pemeriksaan;

e.

e. Memanggil pelaku usaha;Memanggil pelaku usaha;

f.

f. Memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli, dan setiap orang yg Memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli, dan setiap orang yg dianggap mengetahui pelanggaran terhadap Undang-undang ini;

(10)

KEWENANGAN…

KEWENANGAN…

g.

g. Meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan setiap orang yang Meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan setiap orang yang tidak bersedia memenuhi panggilan Komisi;

tidak bersedia memenuhi panggilan Komisi;

h.

h. Meminta keterangan dari instansi pemerintah;Meminta keterangan dari instansi pemerintah;

i.

i. Mendapatkan, meneliti, dan atau menilai surat, dokumen, dan atau Mendapatkan, meneliti, dan atau menilai surat, dokumen, dan atau alat bukti lain;

alat bukti lain;

j.

j. Memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian Memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian dipihak pelaku usaha lain atau masyarakat;

dipihak pelaku usaha lain atau masyarakat;

k.

k. Memberitahukan putusan komisi kepada pelaku usaha yang diduga Memberitahukan putusan komisi kepada pelaku usaha yang diduga melakukan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak melakukan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak

sehat; sehat;

l.

(11)

HUKUM ACARA

HUKUM ACARA

(12)

POKOK BAHASAN

POKOK BAHASAN

SUMBER HUKUM ACARA PERSAINGAN

SUMBER HUKUM ACARA PERSAINGAN

SUMBER MASUKNYA PERKARA DI KPPU

SUMBER MASUKNYA PERKARA DI KPPU

PEMERIKSAAN PERKARA

PEMERIKSAAN PERKARA

ALAT BUKTI

ALAT BUKTI

SANKSI

SANKSI

PUTUSAN

PUTUSAN

KEBERATAN

KEBERATAN

KASASI

KASASI

(13)

SUMBER HUKUM

SUMBER HUKUM

UU No. 5/1999 tentang Larangan Praktek

UU No. 5/1999 tentang Larangan Praktek

Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

(Bab VII, Pasal 38 sd. Pasal 46)

(Bab VII, Pasal 38 sd. Pasal 46)

Peraturan Mahkamah Agung No. 3/2005

Peraturan Mahkamah Agung No. 3/2005

tentang Tata Cara Pengajuan Upaya Hukum

tentang Tata Cara Pengajuan Upaya Hukum

Keberatan terhadap Putusan KPPU

Keberatan terhadap Putusan KPPU

Peraturan Komisi No. 1/2010 tentang Tata Cara

Peraturan Komisi No. 1/2010 tentang Tata Cara

Penanganan Perkara

(14)

SUMBER PERKARA DI KPPU

SUMBER PERKARA DI KPPU

LAPORAN (L)- Pasal 38:

LAPORAN (L)- Pasal 38:

1. Setiap orang yang mengetahui terjadi pelanggaran 1. Setiap orang yang mengetahui terjadi pelanggaran

2. Pihak yang dirugikan atas adanya pelanggaran2. Pihak yang dirugikan atas adanya pelanggaran

3. Identitas Pelapor dirahasiakan 3. Identitas Pelapor dirahasiakan

INISIATIF (I)- Pasal 40:

INISIATIF (I)- Pasal 40:

-

-

Sumber: Hasil kajian, berita di media, hasil pengawasan, Sumber: Hasil kajian, berita di media, hasil pengawasan,

laporan yang tidak lengkap, hasil dengarlaporan yang tidak lengkap, hasil dengar

pendapat (hearing) dengan Komisi, temuanpendapat (hearing) dengan Komisi, temuan

dalam pemeriksaan, sumber lain yang dapatdalam pemeriksaan, sumber lain yang dapat

dipertanggungjawabkandipertanggungjawabkan

(Pasal 15 ayat 2 Perkom 1/2010)(Pasal 15 ayat 2 Perkom 1/2010)

(15)

GELAR LAPORAN

GELAR LAPORAN

LENGKAP DAN JELAS:

LENGKAP DAN JELAS:

1. Pelakunya

1. Pelakunya

2. Pelanggarannya (perjanjian/kegiatan)

2. Pelanggarannya (perjanjian/kegiatan)

3. Alat bukti

3. Alat bukti

4. Kerugian yang ditimbulkan (jika ada)

4. Kerugian yang ditimbulkan (jika ada)

(Pasal 37 Perkom 1/2010)(Pasal 37 Perkom 1/2010)

Persetujuan Komisi dalam Rapat Komisi

Persetujuan Komisi dalam Rapat Komisi

(16)

PEMERIKSAAN PERKARA

PEMERIKSAAN PERKARA

TERBUKA UNTUK UMUM

TERBUKA UNTUK UMUM

 kecuali atas permintaan terlapor atau pelapor dalam kecuali atas permintaan terlapor atau pelapor dalam hal akan menyampaikan dokumen rahasia

hal akan menyampaikan dokumen rahasia

PEMERIKSAAN PENDAHULUAN

PEMERIKSAAN PENDAHULUAN

(17)

PEMERIKSAAN PENDAHULUAN

PEMERIKSAAN PENDAHULUAN

Dasar hukum: Pasal 39 UU No. 5/1999

Dasar hukum: Pasal 39 UU No. 5/1999

Jangka waktu: 30 hari (kerja)

Jangka waktu: 30 hari (kerja)

Dihadiri (para) Terlapor dan Investigator, Majelis

Dihadiri (para) Terlapor dan Investigator, Majelis

(Komisi) sebagai hakim

(Komisi) sebagai hakim

Pengajuan Laporan Dugaan Pelanggaran (LDP),

Pengajuan Laporan Dugaan Pelanggaran (LDP),

dan Tanggapan (Para) Terlapor

dan Tanggapan (Para) Terlapor

 identitas terlapor, saksi/ahli, dugaan pelanggaran, 2 alat bukti, identitas terlapor, saksi/ahli, dugaan pelanggaran, 2 alat bukti, rekomendasi ke Pemeriksaan Pendahuluan

rekomendasi ke Pemeriksaan Pendahuluan

Kewajiban menjaga kerahasiaan informasi

Kewajiban menjaga kerahasiaan informasi

rahasia perusahaan (kriteria?)

(18)

PEMERIKSAAN LANJUTAN

PEMERIKSAAN LANJUTAN

Jangka Waktu: 60 hari, bisa diperpanjang 30 hari

Jangka Waktu: 60 hari, bisa diperpanjang 30 hari

Memeriksa alat bukti

Memeriksa alat bukti

Kewajiban menyerahkan alat bukti (Ps. 41 ayat 1)

Kewajiban menyerahkan alat bukti (Ps. 41 ayat 1)

Larangan menolak diperiksa (Ps. 41 ayat 2)

Larangan menolak diperiksa (Ps. 41 ayat 2)

Pelanggaran atas penolakan diperiksa, akan

Pelanggaran atas penolakan diperiksa, akan

diserahkan kepada

diserahkan kepada

penyidik

penyidik

(Ps. 41 ayat 3)

(Ps. 41 ayat 3)



termasuk Pokok Perkara

(19)

ALAT BUKTI

ALAT BUKTI

(Pasal 42)

(Pasal 42)

Keterangan saksi

Keterangan saksi

Keterangan ahli

Keterangan ahli

Surat dan atau dokumen

Surat dan atau dokumen

Petunjuk

Petunjuk

(20)

BUKTI TIDAK LANGSUNG

BUKTI TIDAK LANGSUNG

(

(INDIRECT EVIDENCE)INDIRECT EVIDENCE)

LATAR BELAKANG:

LATAR BELAKANG:

PERJANJIAN (Ps. 1 angka &): tertulis dan lisan

PERJANJIAN (Ps. 1 angka &): tertulis dan lisan

Pembuktian perjanjian lisan (kartel dan

Pembuktian perjanjian lisan (kartel dan

persekongkolan)

persekongkolan)

Terbatasnya kewenangan KPPU (menyita dan

Terbatasnya kewenangan KPPU (menyita dan

menggeledah)

menggeledah)

Dampak signifikan kartel terhadap ekonomi

Dampak signifikan kartel terhadap ekonomi

Ketidak-taatan pelaku usaha terhadap hukum

Ketidak-taatan pelaku usaha terhadap hukum

Melibatkan penyidik (Polri)

Melibatkan penyidik (Polri)

(21)

TATA CARA PENANGANAN PERKARA

TATA CARA PENANGANAN PERKARA

TATA CARA PENANGANAN PERKARA

Penyelidikan Pemberkasan Pemeriksaan Upaya Hukum

Sumber Perkara

·Laporan tidak lengkap

· Industri yang

menguasai hajat hidup orang banyak

· Industri strategis, yang penting bagi negera

· Industri dengan

tingkat konsentrasi tinggi

· Industri unggulan

nasional ataupun

Laporan dengan permintaan ganti rugi

Perbaikan Laporan

Menerima inkracht

LAPORAN

(22)

TINDAKAN ADMINISTRATIF

TINDAKAN ADMINISTRATIF

(PASAL 47)

(PASAL 47)

dapat berupa:

dapat berupa:

a.

a. Penetapan pembatalan perjanjianPenetapan pembatalan perjanjian b.

b. Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan integrasi vertikal

integrasi vertikal c.

c. Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan

kegiatan yang terbukti menimbulkan praktek monopoli dan kegiatan yang terbukti menimbulkan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat

persaingan usaha tidak sehat d.

d. Perintah pada pelaku usaha untuk menghentikan Perintah pada pelaku usaha untuk menghentikan penyalahgunaan posisi dominan

penyalahgunaan posisi dominan e.

e. Penetapan pembatalan atas penggabungan atau peleburan Penetapan pembatalan atas penggabungan atau peleburan badan usaha dan pengambilalihan saham

badan usaha dan pengambilalihan saham f.

f. Penetapan pembayaran ganti rugiPenetapan pembayaran ganti rugi g.

g. Pengenaan denda serendah-rendahnya Rp 1 M dan Pengenaan denda serendah-rendahnya Rp 1 M dan setinggi-tingginya Rp 25 M

(23)

PIDANA POKOK

PIDANA POKOK

(Pasal 48)

(Pasal 48)

 Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 4,9 sampai dengan pasal Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 4,9 sampai dengan pasal

14, pasal 16 sampai dengan pasal 19,pasal 25, pasal 27 dan pasal

14, pasal 16 sampai dengan pasal 19,pasal 25, pasal 27 dan pasal

28 diancam pidana denda serendah-rendahnya Rp.

28 diancam pidana denda serendah-rendahnya Rp.

25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) dan

25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) dan

setinggi-tingginya Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah) atau

tingginya Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah) atau

pidana kurungan pengganti denda selama-lamanya 6 (enam)

pidana kurungan pengganti denda selama-lamanya 6 (enam)

bulan.

bulan.

 Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 5 sd pasal 8, pasal 15, Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 5 sd pasal 8, pasal 15,

pasal 20 s/d pasal 24 dan pasal 26 Undang-undang ini diancam

pasal 20 s/d pasal 24 dan pasal 26 Undang-undang ini diancam

pidana denda serendah-rendahnya Rp. 5.000.000.000,- (lima

pidana denda serendah-rendahnya Rp. 5.000.000.000,- (lima

milyar rupiah) dan setinggi-tingginya Rp. 25.000.000.000,-(dua

milyar rupiah) dan setinggi-tingginya Rp. 25.000.000.000,-(dua

puluh lima milyar rupiah) atau pidana kurungan pengganti denda

puluh lima milyar rupiah) atau pidana kurungan pengganti denda

selama –lamanya 5 bulan

selama –lamanya 5 bulan

(24)

PIDANA TAMBAHAN

PIDANA TAMBAHAN

(PASAL 49)

(PASAL 49)

Pencabutan izin usaha

Pencabutan izin usaha

L

L

arangan kpd pelaku usaha yg telah terbukti

arangan kpd pelaku usaha yg telah terbukti

melakukan pelanggaran untuk menduduki

melakukan pelanggaran untuk menduduki

jabatan direksi atau komisaris

jabatan direksi atau komisaris

sekurang-kurangnya 2 th dan selama-lamanya 5 th

kurangnya 2 th dan selama-lamanya 5 th

Penghentian kegiatan atau tindakan tertentu

Penghentian kegiatan atau tindakan tertentu

yang menyebabkan timbulnya kerugian pada

yang menyebabkan timbulnya kerugian pada

pihak lain.

(25)

PUTUSAN KPPU

PUTUSAN KPPU

TERBUKA UNTUK UMUM

TERBUKA UNTUK UMUM

DAPAT DIAJUKAN KEBERATAN

DAPAT DIAJUKAN KEBERATAN

(26)

SKEMA UPAYA HUKUM KEBERATAN

SKEMA UPAYA HUKUM KEBERATAN

Mahkamah KPPU secara sukarela atau melalui eksekusi Pengadilan Negeri

Kasasi dapat diajukan ke Mahkamah Agung

selambat-lambatnya 14 hari Mahkamah Agung harus memberikan putusan dalam

PROSES KEBERATAN

Keberatan Pengadilan Negeri Putusan

Menerima

Keberatan dapat diajukan ke Pengadilan Negeri selambat-lambatnya 14 hari setelah

Monitoring Pelaksanaan

Putusan

Pengadilan Negeri harus memberikan putusan dalam Pelaku usaha wajib

(27)

KEBERATAN PUTUSAN KPPU

KEBERATAN PUTUSAN KPPU

Dalam waktu 30 hari sejak pemberitahuan

Dalam waktu 30 hari sejak pemberitahuan

Putusan, pelaku usaha wajib melaksanakan

Putusan, pelaku usaha wajib melaksanakan

Putusan dan menyampaikan laporan kepada

Putusan dan menyampaikan laporan kepada

Komisi.

Komisi.

Pengajuan keberatan ke PN selambat-lambatnya

Pengajuan keberatan ke PN selambat-lambatnya

14 hari, tidak mengajukan dianggap menerima

14 hari, tidak mengajukan dianggap menerima

Putusan Komisi

Putusan Komisi

(28)

KEBERATAN…

KEBERATAN…

PerMA 3/2005

PerMA 3/2005

PASAL 1:

PASAL 1:

 UPAYA HUKUM ATAS PUTUSAN KPPUUPAYA HUKUM ATAS PUTUSAN KPPU

 KPPUKPPU

 PEMERIKSAAN TAMBAHANPEMERIKSAAN TAMBAHAN

PASAL 2

PASAL 2

 HANYA DIAJUKAN OLEH PELAKU USAHA TERLAPORHANYA DIAJUKAN OLEH PELAKU USAHA TERLAPOR

 KEBERATAN ATAS PUTUSAN KPPU HANYA DIPERIKSA DAN KEBERATAN ATAS PUTUSAN KPPU HANYA DIPERIKSA DAN

DIPUTUS OLEH MAJELIS HAKIM

DIPUTUS OLEH MAJELIS HAKIM

 KPPU MERUPAKAN PIHAKKPPU MERUPAKAN PIHAK

PASAL 3:

PASAL 3:

(29)

PEMERIKSAAN KEBERATAN

PEMERIKSAAN KEBERATAN

PN memeriksa keberatan pelaku usaha dalam

PN memeriksa keberatan pelaku usaha dalam

waktu 14 hari sejak diterimanya keberatan

waktu 14 hari sejak diterimanya keberatan

PN harus memberi putusan dalam waktu 30 hari

PN harus memberi putusan dalam waktu 30 hari

sejak dimulainya pemeriksaan keberatan

sejak dimulainya pemeriksaan keberatan

Pihak yang keberatan terhadap Putusan PN

Pihak yang keberatan terhadap Putusan PN

dalam waktu 14 hari dapat mengajukan kasasi ke

dalam waktu 14 hari dapat mengajukan kasasi ke

Mahkamah Agung

Mahkamah Agung

Mahkamah Agung harus memberi Putusan dalam

Mahkamah Agung harus memberi Putusan dalam

waktu 30 hari sejak permohonan kasasi diterima

(30)

PEMERIKSAAN TAMBAHAN

PEMERIKSAAN TAMBAHAN

(PASAL 6 PERMA 3/2005)

(PASAL 6 PERMA 3/2005)

Dalam hal Majelis Hakim berpendapat perlu pemeriksaan Dalam hal Majelis Hakim berpendapat perlu pemeriksaan

tambahan, maka melalui putusan sela memerintakan tambahan, maka melalui putusan sela memerintakan

kepada KPPU untuk dilakukan pemeriksaan tambahan. kepada KPPU untuk dilakukan pemeriksaan tambahan.

 Perintah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memuat Perintah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memuat hal-hal yang harus diperiksa dengan alasan-alasan yang hal-hal yang harus diperiksa dengan alasan-alasan yang

jelas dan jangka waktu pemeriksaan tambahan yang jelas dan jangka waktu pemeriksaan tambahan yang

diperlukan; diperlukan;

 Dalam hal perkara dikembalikan sebagaimana dimaksud Dalam hal perkara dikembalikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), sisa waktu pemeriksaan keberatan

dalam ayat (1), sisa waktu pemeriksaan keberatan ditangguhkan;

ditangguhkan;

 Dengan memperhitungkan sisa waktu sebagaimana Dengan memperhitungkan sisa waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), sidang lanjutan pemeriksaan dimaksud dalam ayat (3), sidang lanjutan pemeriksaan

keberatan harus sudah dimulai selambat-lambatnya 7 keberatan harus sudah dimulai selambat-lambatnya 7

(tujuh) hari setelah KPPU menyerahkan berkas (tujuh) hari setelah KPPU menyerahkan berkas

(31)

EKSEKUSI PUTUSAN

EKSEKUSI PUTUSAN

(PASAL 46 UU 5/1999)

(PASAL 46 UU 5/1999)

Apabila tidqak terdapat keberatan, putusan

Apabila tidqak terdapat keberatan, putusan

Komisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43

Komisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43

ayat (3) telah mempunyai kekuatan hukum yang

ayat (3) telah mempunyai kekuatan hukum yang

tetap.

tetap.

Putusan Komisi sebagaimana dimaksud dalam

Putusan Komisi sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) dimintakan penetapan eksekusi kepada

ayat (1) dimintakan penetapan eksekusi kepada

Pengadilan Negeri.

(32)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

capaian keluarga sakinah adalah sesuatu yang pasti, maka tidak dapat dipastikan apakah tradisi ngabulâ bisa menjadikan sebuah keluarga orang yang menjalani- nya

Disamping itu, banyak penelitian tentang modal intelektual yang tidak mencantumkan item pengungkapan maupun kurangnya penjelasan mengenai definisi item pengungkapan

Zona Kerawanan Sangat Rendahsangat jarang atau hamper tidak pernah mengalami gerakan tanah Untuk wilayah zona kerawan tinggi sebagian wilayah di Kecamatan Kaliangkrik,

Sistem kontrol dengan loop tertutup adalah suatu sistem kontrol yang sinyal output atau keluaran sistem berpengaruh langsung terhadap sinyal aksi pengontrolan sistem jika

Dalam menghubungkan adab dengan keseimbangan alam ataupun ekologi, Ziauddin Sardar menggariskan tujuh prinsip utama iaitu; Kesedaran sikap terhadap pertautan antara setiap ahli

awal adalah dengan modifikasi alat pengepressan sehingga dapat mengurangi gerakan kerja yang berulang-ulang dan mengurangi waktu penyelesaian tidak hanya pada

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa variabel independen yang diteliti yakni variabel reliability, responsiveness, assurance, empathy dan tangible memiliki nilai VIF yang

Tujuan yang lain adalah agar seseorang dapat menggunakan informasi yang dimiliki tentang orang lain, sehigga apabila informasi yang didapat semakin banyak maka akan meningkatkan