KPPU DAN HUKUM ACARA
KPPU DAN HUKUM ACARA
PERSAINGAN USAHA
PERSAINGAN USAHA
Oleh: Oleh:
A. M. Tri Anggraini
A. M. Tri Anggraini
KPPU
KPPU
(Pasal 30 sd 37 UU No. 5 Tahun 1999)
(Pasal 30 sd 37 UU No. 5 Tahun 1999)
Status (Pasal 30)
Status (Pasal 30)
Keanggotaan (Pasal 31 – Pasal 34)
Keanggotaan (Pasal 31 – Pasal 34)
Tugas (Pasal 35)
Tugas (Pasal 35)
Wewenang (Pasal 36)
Wewenang (Pasal 36)
STATUS
STATUS
(Pasal 30 UU No. 5/1999)
(Pasal 30 UU No. 5/1999)
(1)
(1) Untuk mengawasi pelaksanaan UU ini dibentuk Komisi Untuk mengawasi pelaksanaan UU ini dibentuk Komisi Pengawas Persaingan Usaha (Komisi)
Pengawas Persaingan Usaha (Komisi)
(1)
(1) Komisi adalah suatu lembaga independen yang terlepas Komisi adalah suatu lembaga independen yang terlepas dari pengaruh dan kekuasaan Pemerintah serta pihak lain. dari pengaruh dan kekuasaan Pemerintah serta pihak lain.
(1)
KEANGGOTAAN
KEANGGOTAAN
(1)
(1) Komisi terdiri atas Ketua merangkap anggota, seorang Komisi terdiri atas Ketua merangkap anggota, seorang Wakil Ketua merangkap anggota, dan
Wakil Ketua merangkap anggota, dan sekurang-kurangnya 7 orang anggota.
kurangnya 7 orang anggota. (2)
(2) Anggota Komisi diangkat dan diberhentikan Presiden atas Anggota Komisi diangkat dan diberhentikan Presiden atas persetujuan DPR
persetujuan DPR (3)
(3) Masa jabatan anggota Komisi adalah 5 (lima) tahundan Masa jabatan anggota Komisi adalah 5 (lima) tahundan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya.
berikutnya. (4)
(4) Apabila karena berakhirnya masa jabatan akan terjadi Apabila karena berakhirnya masa jabatan akan terjadi kekosongan dalam keanggotaan Komisi, maka masa kekosongan dalam keanggotaan Komisi, maka masa jabatan anggota dapat diperpanjang sampai
jabatan anggota dapat diperpanjang sampai pengangkatan anggota baru.
PERSYARATAN KEANGGOTAAN
PERSYARATAN KEANGGOTAAN
(Pasal 32)
(Pasal 32)
WNRI sekurang-kurangnya 30 tahun setinggi-tingginya 60 WNRI sekurang-kurangnya 30 tahun setinggi-tingginya 60 tahun saat pengangkatan;
tahun saat pengangkatan;
Setia pada Pancasila dan UUD 1945;Setia pada Pancasila dan UUD 1945;
Beriman dan bertakwa kepada uhan Yang Maha Esa;Beriman dan bertakwa kepada uhan Yang Maha Esa;
Jujur, adil, dan berkelakuan baik;Jujur, adil, dan berkelakuan baik;
Bertempat tinggal di wilayah RI;Bertempat tinggal di wilayah RI;
Berpengalaman dalam bidang usaha atau mempunyai Berpengalaman dalam bidang usaha atau mempunyai pengetahuan dan keahlian di bidang hukum dan atau pengetahuan dan keahlian di bidang hukum dan atau
ekonomi; ekonomi;
Tidak pernah dipidana;Tidak pernah dipidana;
Tidak pernah dinyatakan pailit oleh pengadilan;Tidak pernah dinyatakan pailit oleh pengadilan;
BERHENTINYA KEANGGOTAAN
BERHENTINYA KEANGGOTAAN
(Pasal 33)
(Pasal 33)
Meninggal dunia;
Meninggal dunia;
Mengundurkan diri atas permintaan sendiri;
Mengundurkan diri atas permintaan sendiri;
Bertempat tinggal di luar wilayah negara RI;
Bertempat tinggal di luar wilayah negara RI;
Sakit jasmani atau rohani terus menerus;
Sakit jasmani atau rohani terus menerus;
Berakhirnya masa jabatan keanggotaan Komisi;
Berakhirnya masa jabatan keanggotaan Komisi;
atau
atau
PEMBENTUKAN SEKRETARIAT DAN
PEMBENTUKAN SEKRETARIAT DAN
KELOMPOK KERJA
KELOMPOK KERJA
(Pasal 34)
(Pasal 34)
(1)
(1) Pembentukan Komisi serta susunan organisasi, tugas, Pembentukan Komisi serta susunan organisasi, tugas, dan fungsinya ditetapkan dengan Keputusan Presiden; dan fungsinya ditetapkan dengan Keputusan Presiden;
(2)
(2) Untuk kelancaran pelaksanaan tugas, Komisi dibantu oleh Untuk kelancaran pelaksanaan tugas, Komisi dibantu oleh sekretariat;
sekretariat;
(3)
TUGAS KPPU
TUGAS KPPU
(Pasal 35)
(Pasal 35)
a.
a. Melakukan penilaian terhadap perjanjian sebagaimana yang diatur Melakukan penilaian terhadap perjanjian sebagaimana yang diatur dalam pasal 4 s.d. 16;
dalam pasal 4 s.d. 16;
b.
b. Melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan atau pelaku usaha Melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan atau pelaku usaha sebagaimana yang pasal 17 s.d. 24;
sebagaimana yang pasal 17 s.d. 24;
c.
c. Melakukan penilaian terhadap ada atau tidak adanya penyalahgunaan Melakukan penilaian terhadap ada atau tidak adanya penyalahgunaan posisi dominan sebagaimana yang diatur dalam pasal 25 s.d. 28;
posisi dominan sebagaimana yang diatur dalam pasal 25 s.d. 28;
d.
d. Mengambil tindakan sesuai wewenang komisi sesuai dengan pasal Mengambil tindakan sesuai wewenang komisi sesuai dengan pasal 36;
36;
e.
e. Memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan pemerintah Memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan praktek monopoli dan atau persaingan usaha yang berkaitan dengan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
tidak sehat;
f.
f. Menyusun pedoman dan atau publikasi yang berkaitan dengan Menyusun pedoman dan atau publikasi yang berkaitan dengan Undang-undang ini;
Undang-undang ini;
g.
g. Memberikan laporan secara berkala atas hasil kerja Komisi kepada Memberikan laporan secara berkala atas hasil kerja Komisi kepada Presiden dan DPR
KEWENANGAN KPPU
KEWENANGAN KPPU
(Pasal 36)
(Pasal 36)
a.
a. Menerima laporan tentang dugaan terjadinya praktek monopoli dan Menerima laporan tentang dugaan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
atau persaingan usaha tidak sehat;
b.
b. Melakukan penelitian terhadap kegiatan usaha atau tindakan pelaku Melakukan penelitian terhadap kegiatan usaha atau tindakan pelaku usaha;
usaha;
c.
c. Melakukan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap kasus Melakukan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap kasus laporan maupun inisiatif;
laporan maupun inisiatif;
d.
d. Menyimpulkan hasil penyelidikan dan atau pemeriksaan;Menyimpulkan hasil penyelidikan dan atau pemeriksaan;
e.
e. Memanggil pelaku usaha;Memanggil pelaku usaha;
f.
f. Memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli, dan setiap orang yg Memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli, dan setiap orang yg dianggap mengetahui pelanggaran terhadap Undang-undang ini;
KEWENANGAN…
KEWENANGAN…
g.
g. Meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan setiap orang yang Meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan setiap orang yang tidak bersedia memenuhi panggilan Komisi;
tidak bersedia memenuhi panggilan Komisi;
h.
h. Meminta keterangan dari instansi pemerintah;Meminta keterangan dari instansi pemerintah;
i.
i. Mendapatkan, meneliti, dan atau menilai surat, dokumen, dan atau Mendapatkan, meneliti, dan atau menilai surat, dokumen, dan atau alat bukti lain;
alat bukti lain;
j.
j. Memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian Memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian dipihak pelaku usaha lain atau masyarakat;
dipihak pelaku usaha lain atau masyarakat;
k.
k. Memberitahukan putusan komisi kepada pelaku usaha yang diduga Memberitahukan putusan komisi kepada pelaku usaha yang diduga melakukan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak melakukan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat; sehat;
l.
HUKUM ACARA
HUKUM ACARA
POKOK BAHASAN
POKOK BAHASAN
SUMBER HUKUM ACARA PERSAINGAN
SUMBER HUKUM ACARA PERSAINGAN
SUMBER MASUKNYA PERKARA DI KPPU
SUMBER MASUKNYA PERKARA DI KPPU
PEMERIKSAAN PERKARA
PEMERIKSAAN PERKARA
ALAT BUKTI
ALAT BUKTI
SANKSI
SANKSI
PUTUSAN
PUTUSAN
KEBERATAN
KEBERATAN
KASASI
KASASI
SUMBER HUKUM
SUMBER HUKUM
UU No. 5/1999 tentang Larangan Praktek
UU No. 5/1999 tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
(Bab VII, Pasal 38 sd. Pasal 46)
(Bab VII, Pasal 38 sd. Pasal 46)
Peraturan Mahkamah Agung No. 3/2005
Peraturan Mahkamah Agung No. 3/2005
tentang Tata Cara Pengajuan Upaya Hukum
tentang Tata Cara Pengajuan Upaya Hukum
Keberatan terhadap Putusan KPPU
Keberatan terhadap Putusan KPPU
Peraturan Komisi No. 1/2010 tentang Tata Cara
Peraturan Komisi No. 1/2010 tentang Tata Cara
Penanganan Perkara
SUMBER PERKARA DI KPPU
SUMBER PERKARA DI KPPU
LAPORAN (L)- Pasal 38:
LAPORAN (L)- Pasal 38:
1. Setiap orang yang mengetahui terjadi pelanggaran 1. Setiap orang yang mengetahui terjadi pelanggaran
2. Pihak yang dirugikan atas adanya pelanggaran2. Pihak yang dirugikan atas adanya pelanggaran
3. Identitas Pelapor dirahasiakan 3. Identitas Pelapor dirahasiakan
INISIATIF (I)- Pasal 40:
INISIATIF (I)- Pasal 40:
-
-
Sumber: Hasil kajian, berita di media, hasil pengawasan, Sumber: Hasil kajian, berita di media, hasil pengawasan,laporan yang tidak lengkap, hasil dengarlaporan yang tidak lengkap, hasil dengar
pendapat (hearing) dengan Komisi, temuanpendapat (hearing) dengan Komisi, temuan
dalam pemeriksaan, sumber lain yang dapatdalam pemeriksaan, sumber lain yang dapat
dipertanggungjawabkandipertanggungjawabkan
(Pasal 15 ayat 2 Perkom 1/2010)(Pasal 15 ayat 2 Perkom 1/2010)
GELAR LAPORAN
GELAR LAPORAN
LENGKAP DAN JELAS:
LENGKAP DAN JELAS:
1. Pelakunya
1. Pelakunya
2. Pelanggarannya (perjanjian/kegiatan)
2. Pelanggarannya (perjanjian/kegiatan)
3. Alat bukti
3. Alat bukti
4. Kerugian yang ditimbulkan (jika ada)
4. Kerugian yang ditimbulkan (jika ada)
(Pasal 37 Perkom 1/2010)(Pasal 37 Perkom 1/2010)
Persetujuan Komisi dalam Rapat Komisi
Persetujuan Komisi dalam Rapat Komisi
PEMERIKSAAN PERKARA
PEMERIKSAAN PERKARA
TERBUKA UNTUK UMUM
TERBUKA UNTUK UMUM
kecuali atas permintaan terlapor atau pelapor dalam kecuali atas permintaan terlapor atau pelapor dalam hal akan menyampaikan dokumen rahasia
hal akan menyampaikan dokumen rahasia
PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
Dasar hukum: Pasal 39 UU No. 5/1999
Dasar hukum: Pasal 39 UU No. 5/1999
Jangka waktu: 30 hari (kerja)
Jangka waktu: 30 hari (kerja)
Dihadiri (para) Terlapor dan Investigator, Majelis
Dihadiri (para) Terlapor dan Investigator, Majelis
(Komisi) sebagai hakim
(Komisi) sebagai hakim
Pengajuan Laporan Dugaan Pelanggaran (LDP),
Pengajuan Laporan Dugaan Pelanggaran (LDP),
dan Tanggapan (Para) Terlapor
dan Tanggapan (Para) Terlapor
identitas terlapor, saksi/ahli, dugaan pelanggaran, 2 alat bukti, identitas terlapor, saksi/ahli, dugaan pelanggaran, 2 alat bukti, rekomendasi ke Pemeriksaan Pendahuluan
rekomendasi ke Pemeriksaan Pendahuluan
Kewajiban menjaga kerahasiaan informasi
Kewajiban menjaga kerahasiaan informasi
rahasia perusahaan (kriteria?)
PEMERIKSAAN LANJUTAN
PEMERIKSAAN LANJUTAN
Jangka Waktu: 60 hari, bisa diperpanjang 30 hari
Jangka Waktu: 60 hari, bisa diperpanjang 30 hari
Memeriksa alat bukti
Memeriksa alat bukti
Kewajiban menyerahkan alat bukti (Ps. 41 ayat 1)
Kewajiban menyerahkan alat bukti (Ps. 41 ayat 1)
Larangan menolak diperiksa (Ps. 41 ayat 2)
Larangan menolak diperiksa (Ps. 41 ayat 2)
Pelanggaran atas penolakan diperiksa, akan
Pelanggaran atas penolakan diperiksa, akan
diserahkan kepada
diserahkan kepada
penyidik
penyidik
(Ps. 41 ayat 3)
(Ps. 41 ayat 3)
termasuk Pokok Perkara
ALAT BUKTI
ALAT BUKTI
(Pasal 42)
(Pasal 42)
Keterangan saksi
Keterangan saksi
Keterangan ahli
Keterangan ahli
Surat dan atau dokumen
Surat dan atau dokumen
Petunjuk
Petunjuk
BUKTI TIDAK LANGSUNG
BUKTI TIDAK LANGSUNG
(
(INDIRECT EVIDENCE)INDIRECT EVIDENCE)
LATAR BELAKANG:
LATAR BELAKANG:
PERJANJIAN (Ps. 1 angka &): tertulis dan lisan
PERJANJIAN (Ps. 1 angka &): tertulis dan lisan
Pembuktian perjanjian lisan (kartel dan
Pembuktian perjanjian lisan (kartel dan
persekongkolan)
persekongkolan)
Terbatasnya kewenangan KPPU (menyita dan
Terbatasnya kewenangan KPPU (menyita dan
menggeledah)
menggeledah)
Dampak signifikan kartel terhadap ekonomi
Dampak signifikan kartel terhadap ekonomi
Ketidak-taatan pelaku usaha terhadap hukum
Ketidak-taatan pelaku usaha terhadap hukum
Melibatkan penyidik (Polri)
Melibatkan penyidik (Polri)
TATA CARA PENANGANAN PERKARA
TATA CARA PENANGANAN PERKARA
TATA CARA PENANGANAN PERKARA
Penyelidikan Pemberkasan Pemeriksaan Upaya Hukum
Sumber Perkara
·Laporan tidak lengkap
· Industri yang
menguasai hajat hidup orang banyak
· Industri strategis, yang penting bagi negera
· Industri dengan
tingkat konsentrasi tinggi
· Industri unggulan
nasional ataupun
Laporan dengan permintaan ganti rugi
Perbaikan Laporan
Menerima inkracht
LAPORAN
TINDAKAN ADMINISTRATIF
TINDAKAN ADMINISTRATIF
(PASAL 47)
(PASAL 47)
…
…
dapat berupa:
dapat berupa:
a.
a. Penetapan pembatalan perjanjianPenetapan pembatalan perjanjian b.
b. Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan integrasi vertikal
integrasi vertikal c.
c. Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan
kegiatan yang terbukti menimbulkan praktek monopoli dan kegiatan yang terbukti menimbulkan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat
persaingan usaha tidak sehat d.
d. Perintah pada pelaku usaha untuk menghentikan Perintah pada pelaku usaha untuk menghentikan penyalahgunaan posisi dominan
penyalahgunaan posisi dominan e.
e. Penetapan pembatalan atas penggabungan atau peleburan Penetapan pembatalan atas penggabungan atau peleburan badan usaha dan pengambilalihan saham
badan usaha dan pengambilalihan saham f.
f. Penetapan pembayaran ganti rugiPenetapan pembayaran ganti rugi g.
g. Pengenaan denda serendah-rendahnya Rp 1 M dan Pengenaan denda serendah-rendahnya Rp 1 M dan setinggi-tingginya Rp 25 M
PIDANA POKOK
PIDANA POKOK
(Pasal 48)
(Pasal 48)
Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 4,9 sampai dengan pasal Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 4,9 sampai dengan pasal
14, pasal 16 sampai dengan pasal 19,pasal 25, pasal 27 dan pasal
14, pasal 16 sampai dengan pasal 19,pasal 25, pasal 27 dan pasal
28 diancam pidana denda serendah-rendahnya Rp.
28 diancam pidana denda serendah-rendahnya Rp.
25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) dan
25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) dan
setinggi-tingginya Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah) atau
tingginya Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah) atau
pidana kurungan pengganti denda selama-lamanya 6 (enam)
pidana kurungan pengganti denda selama-lamanya 6 (enam)
bulan.
bulan.
Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 5 sd pasal 8, pasal 15, Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 5 sd pasal 8, pasal 15,
pasal 20 s/d pasal 24 dan pasal 26 Undang-undang ini diancam
pasal 20 s/d pasal 24 dan pasal 26 Undang-undang ini diancam
pidana denda serendah-rendahnya Rp. 5.000.000.000,- (lima
pidana denda serendah-rendahnya Rp. 5.000.000.000,- (lima
milyar rupiah) dan setinggi-tingginya Rp. 25.000.000.000,-(dua
milyar rupiah) dan setinggi-tingginya Rp. 25.000.000.000,-(dua
puluh lima milyar rupiah) atau pidana kurungan pengganti denda
puluh lima milyar rupiah) atau pidana kurungan pengganti denda
selama –lamanya 5 bulan
selama –lamanya 5 bulan
PIDANA TAMBAHAN
PIDANA TAMBAHAN
(PASAL 49)
(PASAL 49)
Pencabutan izin usaha
Pencabutan izin usaha
L
L
arangan kpd pelaku usaha yg telah terbukti
arangan kpd pelaku usaha yg telah terbukti
melakukan pelanggaran untuk menduduki
melakukan pelanggaran untuk menduduki
jabatan direksi atau komisaris
jabatan direksi atau komisaris
sekurang-kurangnya 2 th dan selama-lamanya 5 th
kurangnya 2 th dan selama-lamanya 5 th
Penghentian kegiatan atau tindakan tertentu
Penghentian kegiatan atau tindakan tertentu
yang menyebabkan timbulnya kerugian pada
yang menyebabkan timbulnya kerugian pada
pihak lain.
PUTUSAN KPPU
PUTUSAN KPPU
TERBUKA UNTUK UMUM
TERBUKA UNTUK UMUM
DAPAT DIAJUKAN KEBERATAN
DAPAT DIAJUKAN KEBERATAN
SKEMA UPAYA HUKUM KEBERATAN
SKEMA UPAYA HUKUM KEBERATAN
Mahkamah KPPU secara sukarela atau melalui eksekusi Pengadilan Negeri
Kasasi dapat diajukan ke Mahkamah Agung
selambat-lambatnya 14 hari Mahkamah Agung harus memberikan putusan dalam
PROSES KEBERATAN
Keberatan Pengadilan Negeri Putusan
Menerima
Keberatan dapat diajukan ke Pengadilan Negeri selambat-lambatnya 14 hari setelah
Monitoring Pelaksanaan
Putusan
Pengadilan Negeri harus memberikan putusan dalam Pelaku usaha wajib
KEBERATAN PUTUSAN KPPU
KEBERATAN PUTUSAN KPPU
Dalam waktu 30 hari sejak pemberitahuan
Dalam waktu 30 hari sejak pemberitahuan
Putusan, pelaku usaha wajib melaksanakan
Putusan, pelaku usaha wajib melaksanakan
Putusan dan menyampaikan laporan kepada
Putusan dan menyampaikan laporan kepada
Komisi.
Komisi.
Pengajuan keberatan ke PN selambat-lambatnya
Pengajuan keberatan ke PN selambat-lambatnya
14 hari, tidak mengajukan dianggap menerima
14 hari, tidak mengajukan dianggap menerima
Putusan Komisi
Putusan Komisi
KEBERATAN…
KEBERATAN…
PerMA 3/2005
PerMA 3/2005
PASAL 1:
PASAL 1:
UPAYA HUKUM ATAS PUTUSAN KPPUUPAYA HUKUM ATAS PUTUSAN KPPU
KPPUKPPU
PEMERIKSAAN TAMBAHANPEMERIKSAAN TAMBAHAN
PASAL 2
PASAL 2
HANYA DIAJUKAN OLEH PELAKU USAHA TERLAPORHANYA DIAJUKAN OLEH PELAKU USAHA TERLAPOR
KEBERATAN ATAS PUTUSAN KPPU HANYA DIPERIKSA DAN KEBERATAN ATAS PUTUSAN KPPU HANYA DIPERIKSA DAN
DIPUTUS OLEH MAJELIS HAKIM
DIPUTUS OLEH MAJELIS HAKIM
KPPU MERUPAKAN PIHAKKPPU MERUPAKAN PIHAK
PASAL 3:
PASAL 3:
PEMERIKSAAN KEBERATAN
PEMERIKSAAN KEBERATAN
PN memeriksa keberatan pelaku usaha dalam
PN memeriksa keberatan pelaku usaha dalam
waktu 14 hari sejak diterimanya keberatan
waktu 14 hari sejak diterimanya keberatan
PN harus memberi putusan dalam waktu 30 hari
PN harus memberi putusan dalam waktu 30 hari
sejak dimulainya pemeriksaan keberatan
sejak dimulainya pemeriksaan keberatan
Pihak yang keberatan terhadap Putusan PN
Pihak yang keberatan terhadap Putusan PN
dalam waktu 14 hari dapat mengajukan kasasi ke
dalam waktu 14 hari dapat mengajukan kasasi ke
Mahkamah Agung
Mahkamah Agung
Mahkamah Agung harus memberi Putusan dalam
Mahkamah Agung harus memberi Putusan dalam
waktu 30 hari sejak permohonan kasasi diterima
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
(PASAL 6 PERMA 3/2005)
(PASAL 6 PERMA 3/2005)
Dalam hal Majelis Hakim berpendapat perlu pemeriksaan Dalam hal Majelis Hakim berpendapat perlu pemeriksaan
tambahan, maka melalui putusan sela memerintakan tambahan, maka melalui putusan sela memerintakan
kepada KPPU untuk dilakukan pemeriksaan tambahan. kepada KPPU untuk dilakukan pemeriksaan tambahan.
Perintah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memuat Perintah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memuat hal-hal yang harus diperiksa dengan alasan-alasan yang hal-hal yang harus diperiksa dengan alasan-alasan yang
jelas dan jangka waktu pemeriksaan tambahan yang jelas dan jangka waktu pemeriksaan tambahan yang
diperlukan; diperlukan;
Dalam hal perkara dikembalikan sebagaimana dimaksud Dalam hal perkara dikembalikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), sisa waktu pemeriksaan keberatan
dalam ayat (1), sisa waktu pemeriksaan keberatan ditangguhkan;
ditangguhkan;
Dengan memperhitungkan sisa waktu sebagaimana Dengan memperhitungkan sisa waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), sidang lanjutan pemeriksaan dimaksud dalam ayat (3), sidang lanjutan pemeriksaan
keberatan harus sudah dimulai selambat-lambatnya 7 keberatan harus sudah dimulai selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari setelah KPPU menyerahkan berkas (tujuh) hari setelah KPPU menyerahkan berkas