• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Kesuksesan Pengusaha Kecil Di Komplek Multatuli Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Kesuksesan Pengusaha Kecil Di Komplek Multatuli Medan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Pengertian Usaha Kecil

Pengertian usaha kecil menimbulkan pandangan yang berbeda di benak

masing-masing. Mungkin langsung tergambar pada sebagian benak orang sebuah

toko kelontong yang menjual kebutuhan sehari-hari, atau seorang penjual es yang

menggunakan gerobak atau bahkan seorang pedagang roti keliling yang

menjajakan dagangannya dengan menggunakan sepeda yang telah dimodifikasi.

Sebenarnya bukan hal-hal seperti itu. Usaha kecil adalah jika memiliki sepuluh

gerobak untuk berjualan roti atau es, dan bahkan toko kelontong yang mempunyai

dua atau tiga bahkan lebih cabang.

Keriteria usah kecil dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20

tahun 2008 adalah:

1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000 (lima puluh juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha: atau

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000 (tiga

ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000 (dua

milyar lima ratus juta rupiah).

Menurut Biro Pusat Statistik (BPS), usaha kecil identik dengan industri

kecil dan industri rumah tangga. BPS mengklasifikasikan industri berdasrakan

(2)

1. industri rumah tangga dengan pekerja 1-4 orang;

2. industri kecil dengan pekerja 5-19 orang;

3. industri menengah dengan pekerja 20-99 orang;

4. industri besar dengan pekerja 100 orang atau lebih.

2.1.2 Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan

mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk

memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara

mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara

baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien,

memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk

memberikankepuasan kepada konsumen (Suryana 2003:13).

Kewirausahaan merupakan sebuah alat dari pandangan hidup seseorang

yang menginginkan adanya kebebasan dalam ekonomi untuki menciptakan

sesuatu yang baru dengan menggunakan sumber daya yang ada. Untuk mencapai

tersebut tentunya harus pandai memanfaatkan peluang-peluang melalui

kesempatan bisnis, kemampuan manajemen pengambilan resiko yang tepat untuk

mencapai kesempatan, dan melalui kemampuan komunikasi dan keahlian

manajemen dalam menggerakkan manusia, keuangan dan sumber daya materi

untuk menghasilkan proyek dengan baik (Ranto, 2007: 21).

Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan

dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari

(3)

berbeda (create new and different) melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif

untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakikatnya

kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan

dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif

(Hamdani,2010:13).

Machfoedz (2005:9) menyatakan bahwa seorang wirausahawan adalah

pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, ia berani mengambil risiko untuk

mulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba. Karena itu, ia lebih memilih

menjadi pemimpin daripada menjadi pengikut, untuk itu seorang wirausahawan

memiliki rasa percaya diri yang kuat dan mempertahankan diri ketika menghadapi

tantangan pada saat merintis usaha bisnis. Dalam menghadapi berbagai

permasalahan, seorang wirausahawan senantiasa dituntut kreatif.

2.1.3 Bentuk Kepemilikan pada suatu usaha

Menurut Madura (2001:35) menyebutkan macam–macam kepemilikan

bisnis antara lain :

1. Franchise

Franchise (waralaba) adalah suatu pengaturan perjanjian dimana seorang

pemilik bisnis memperbolehkan pemilik bisnis lain memakai merek

dagangnya atau hak ciptanya, dalam kondisi tertentu. Setiap waralaba

menjalankan operasi bisnisnya secara mandiri dan biasanya dimiliki oleh

pengusaha perseorangan.

(4)

Pemilik perusahaan perseorangan disebut pengusaha perseorangan.

Pengusaha perseorangan mendapatkan pinjaman dari kreditor untuk

membantu operasional perusahaan, tetapi pinjaman ini tidak

menggambarkan kepemilikan. Pengusaha perseorangan wajib membayar

sendiri semua utang akibat pinjaman, tetapi tidak perlu membagi

keuntungan kepada kreditor.

3. Cabang

Bentuk kepemilikan cabang disebut juga kemitraan yaitu mitra usaha yang

tanggung jawabnya terbatas kepada modal atau properti yang

dikontribusikan kepada perusahaan kemitraan tersebut.

2.1.4 Pengetahuan Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan

mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk

memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara

mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara

baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien,

memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk

memberikan kepuasan kepada konsumen (Suryana 2003 : 13).

Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan

seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya

mencari, menerapkan cara kerja yang lebih efesien, melalui keberanian

mengambil resiko, kreativitas, inovasi serta meningkatkan efisiensi dalam rangka

(5)

lebih besar. Wirausaha adalah seorang pembuat keputusan yang membantu

terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas. Sebagian besar pendorong

perubahan, inovasi, dan kemajuan perokonomian berasal dari para wirausaha,

orang-orang yang memiliki kemampuan untuk mengambil resiko dan

mempercepat pertumbuhan ekonomi. Wirausahawan perlu mempunyai desain

produk, strategi pemasaran, dan solusi dalam mengatasi masalahmanajerial yang

kreatif untuk bersaing dengan perusahaan lainnya. Seorang wirausahawan adalah

seorang pembaru yang mengorganisir, mengelola, dan mengasumsikan segala

risiko pada saat dia memulai usahanya untuk mendapatkan keuntungan

(Machfoedz, 2005 : 9).

Pengetahuan kewirausahaan adalah kemampuan untuk mengenali atau

menciptakan peluang dan mengambil tindakan untuk sesuatu yang perlu diketahui

mengenai kewirausahaan yang diperoleh dari sumber-sumber informasi. Seorang

pengusaha harus memiliki modal pengetahuan yang cukup pribadi untuk dapat

menciptakan nilai atau kekayaan melalui penggunaan modal pengetahuan.

Pemilik usaha perlu memahami pengetahuan dimulai dengan kemampuan untuk

memperoleh, mengembangakan usaha, mengelola, memanfaatkan informasi

pengetahuan dan pemahaman organisasi serta mengelola pengetahuan pekerja.

Menggunakan pengetahuan kewirausahaan untuk menunjukkan bahwa pengusaha

memulai sebuah usaha perusahaan yang didasarkan pada pengetahuan kerja.

Pengetahuan Kewirausahaan adalah sebuah pengetahuan yang merupakan

hasil uji coba di lapangan, dikumpulkan, diteliti, dan dirangkai sebagai sumber

(6)

a. Pengetahuan Langsung

Merupakan pengetahuan yang diterima berdasarkan pengalaman sendiri,

yaitu berdasarkan usia atau lamanya seseorang menjalankan usaha.

b. Pengetahuan Tidak Langsung (pengalaman orang lain)

Pengalaman orang lain adalah pernah tidaknya seorang wirausaha

terlibat dalam pengelolaan usaha sejenis sebelum dia memulai usaha

sendiri dan bisa diperoleh dari pengalaman kerja pada suatu organisasi

c. Kemampuan Berinovasi

Tanpa adanya inovasi perusahaan tidak akan dapat bertahan lama. Hal

ini disebabkan kebutuhan, keinginan, dan permintaan pelanggan

berubah-ubah. Pelanggan tidak selamanya akan mengkonsumsi produk

yang sama. Pelanggan akan mencari produk lain dari perusahaan lain

yang dirasakan dapat memuaskan kebutuha mereka. Untuk itulah

diperlukan adanya inovasi terus menerus jika perusahaan akan

berlangsung lebih lanjut dan tetap berdiri dengan usahanya.

d. Kemampuan Menilai Peluang Bisnis

Wirausahawan harus mengamati peluang-peluang bisnis yang ada dan

juga mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing, misalnya

kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru, pengalaman

keberhasilan dalam mengembangkan produk baru, dukungan keuangan,

dan keunggulan yang dimiliki pesaing di pasar. Kemampuan pesaing

untuk mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi dengan mengamati

(7)

Pendidikan sebagai faktor demografi lainnya, memberikan kontribusi yang

signifikan terhadap keberhasilan usaha. Menurut Katz (Riyanti, 2003), melalui

penelitian yang dilakukannya tahun 2001 menemukan bahwa 86% wirausaha

berpendidikan akademi, dan 90% memiliki pengalaman dalam mengelola usaha.

Menurut Staw (Moko, 2005:54), pendidikan berperan penting karena member

bekal pengetahuan yang dibutuhkan, lebih-lebih ketika wirausaha menemui

masalah di tengah jalan.

Proses pembelajaran mencerminkan adanya kemauan untuk menanggapi

perubahan (Wasty, 2001:34). Karena sistemnya yang informal, usaha kecil lebih

mudah melakukan proses saling belajar. Sebab, sistemnya masih sederhana,

biasanya terjadi interaksi langsung antara karyawan dan wirausaha. Bukan hanya

wirausaha, karyawan pun dituntut keterampilan tertentu untuk bisa membuat suatu

produk baru. Bahkan karena pengalamannya dalam membuat produk, suatu ide

kreatif bisa muncul dari karyawan, bukan dari wirausaha. Dalam hal ini, justru

wirausahalah yang harus belajar dari karyawan. Dengan demikian akan selalu

terjadi proses pembelajaran. Asumsinya adalah bahwa usaha yang mau belajar

terus menerus akan membari sumbangan positif pada terlaksananya manajemen

yang inovatif.

2.1.5 Pengertian Keberhasilan Usaha

Keberhasilan usaha dalam hal ini diindikasikan dalam lima hal yaitu

jumlah penjualan meningkat, hasil produksi meningkat, keuntungan atau profit

bertambah, perkembangan dan pertumbuhan usaha berkembang cepat dan

(8)

pemasarannya adalah mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan. Semakin

banyak pelanggan yang menerima produk atau jasa yang ditawarkan, maka

mereka semakin puas, dan ini berarti strategi yang dijalankan sudah cukup

berhasil. Ukuran mampu meraih pelanggan sebanyak mungkin hanya merupakan

salah satu ukuran bahwa strategi yang dijalankan sudah cukup baik. Masih ada

lagi ukuran lainnya, misalnya tingkat laba yang diperoleh dan ukuran lainnya

(Kasmir, 2006 : 172).

Menurut Ranto (2007:20) keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik

dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi

kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga

menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa

membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak

berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun

kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik

maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar

yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.

Menurut Nasution (2001:12), sebuah perusahaan dikatakan meraih

keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat,

keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan

anggota dari perusahaan tersebut bertambah. Usaha yang berhasil saat ini biasanya

bukan usaha yang pertama kali dilakukan. Pengalaman berusaha bisa diperoleh

dari bimbingan sejak kecil yang diberikan oleh orang tua yang berprofesi

(9)

Berdasarkan penemuan di atas dalam penelitian ini pengalaman akan dilihat

pengaruhnya pada keberhasilan usaha. Adapun yang dimaksud pengalaman disini

adalah pernah tidaknya seorang wirausaha terlibat dalam pengelolaan usaha

sejenis sebelum dia memulai usaha sendiri.

Menurut Hutagalung (2008: 50), sukses tidak terjadi secara kebetulan,

secara instan dan tidak pula turun tiba-tiba dari langit. Sukses adalah buah dari

proses sistematis, perjalanan panjang dan kerja keras. Sukses selalu diukur dengan

uang, harta, jabatan, keluarga, ketenaran nama. Sukses besar berarti akumulasi

(10)

2.2 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Khairani (2010), melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan

Kemandirian Pribadi Terhadap Kinerja Usaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Depot Air Minum Isi Ulang Di Jalan Veteran Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang)”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian pribadi berpengaruh terhadap

kinerja usaha. Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil bahwa variabel

pengetahuan kewirausahaan (X1) , dan kemandirian pribadi (X2) berpengaruh

signifikan terhadap kinerja usaha pengusaha depot air minum di labuhan deli.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Silalahi (2007), melakukan

penelitian dengan judul ”Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, Dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan (Studi Kasus Warnet Di Padang Bulan)”. Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil bahwa variabel pengetahuan kewirausahaan (X1), Kemandirian (X3)

berpengaruh signifikan terhadap perilaku kewirausahaan pada para pemilik usaha

warnet di Padang Bulan. Variabel motif berprestasi (X2) tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap perilaku kewirausahaan pada para pemiliki usaha warnet di

(11)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul penelitian Variabel penelitian Hasil penelitian

Independen Dependen Terhadap Kinerja Usaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Depot Air Minum Isi Ulang Di Jalan Veteran Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang)

1. secara simultan Pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha 2.secara parsial variabel terbuka terhadap hal-hal baru berpengaruh positif terhadap kinerja usaha.

Purnama Silalahi (2007)

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, Dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan (Studi Kasus Warnet Di Padang Bulan) terbuka terhadap hal- hal baru berpengaruh positif dan signifikan.terhadap kinerja karyawan 2. Secara parsial variabel

terbuka terhadap hal-hal baru berpengaruh positif terhadap perilaku kewirausahaan

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menjelaskan secara teoritis hubungan antar variabel

yang diteliti. Hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah

dideskripsikan akan dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan

sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan

variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis

(Sugiyono,2005:49). Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah dapat

(12)

1. Pengetahuan Kewirausahaan (X)

Pengetahuan kewirausahaan adalah keseluruhan apa yang diketahui

tentang segala bentuk informasi yang diolah dan berproses dalam ranah

kognitif berupa ingatan dan pemahaman tentang cara berusaha sehingga

menimbulkan keberanian mengambil resiko secara rasional dan logis

dalam menangani suatu usaha (Ranto, 2007:22).

2. Keberhasilan Usaha (Y)

Keberhasilan usaha merupakan pencapaian yang diharapkan di dalam

bisnis. Menurut Nasution (2001 : 12), sebuah perusahaan dikatakan meraih

keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi

meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat

serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah.

Menurut Hutagalung (2008 : 50), sukses tidak terjadi secara kebetulan,

secara instan dan tidak pula turun tiba-tiba dari langit. Sukses adalah buah

dari proses sistematis, perjalanan panjang dan kerja keras. Sukses selalu

diukur dengan uang, harta, jabatan, keluarga, ketenaran nama. Sukses

besar berarti akumulasi dari kesemuanya.

Secara sederhana kerangka konseptual yang diuraikan di atas dapat

digambarkan dalam Gambar 2.1 sebagai berikut :

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Penelitian

Sumber : Nasution (2001), Ranto (2007), Hutagalung (2008), data diolah Pengetahuan

Kewirausahaan (X)

Keberhasilan Usaha

(13)

2.4 Hipotesis

Hipotesis adalah hubungan yang diperkirakan secara logis diantara dua atau

lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji

(Sekaran, 2006:135). Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka peneliti

merumuskan hipotesis sebagai berikut: “Pengetahuan kewirausahaan mempunyai

pengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan pengusaha kecil di komplek

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Penelitian Sumber : Nasution (2001), Ranto (2007), Hutagalung (2008), data diolah

Referensi

Dokumen terkait

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia yang ter egistr asi pada Layanan Pengadaan Secar a Elektr onik ( LPSE ) dan memenuhi per syar atan memiliki ijin usaha

Dukungan sosial yang diberikan orangtua kepada anak diharapkan dapat menjadi sumbangan untuk membantu orangtua mengatasi perilaku anak menjadi easy temperament.. Metode penelitian

Berdasarkan hasil perhitungan dan output SPSS, terdapat pengaruh kemampuan pengurus secara parsial terhadap SHU anggota Koperasi Kredit CU Khatulistiwa Bakti Kantor

Memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan lama kerja tersebut biasanya tidak disertai efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja yang optimal, bahkan biasanya

31.Hal nyata yang sebaiknya kita lakukan untuk menjaga kebersihan dan keindahan daerah tempat tinggal kita contohnya .... 32.Jika daerah tempat tinggal kita kotor dan lembab, akan

Bersama ini diinformasikan bahwa kami akan menyelenggarakan KJI ke-13 dan KBGI ke-9 Tahun 2017, berkenaan dengan hal tersebut kami memberi kesempatan kepada mahasiswa dari perguruan

a) Kategori Jembatan Rangka Baja Canai Dingin setiap tim dari Perguruan Tinggi. beranggotakan maksimum 4 (empat orang, terdiri dari 3 (tiga)

bahwa sehubungan sebagaimana dimaksud pada huruf b di atas, telah ditetapkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor : 228/MEN/2003 tanggal 1