• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Intelijen Pasar dan Inovasi UKM Terhadap Proses Internasionalisasi (Studi pada Pelaku UKM BPD HIPMI Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Intelijen Pasar dan Inovasi UKM Terhadap Proses Internasionalisasi (Studi pada Pelaku UKM BPD HIPMI Sumatera Utara)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Krisis moneter di tahun 1997 sampai dengan 1998 telah membuka kembali pandangan pemerintah akan pentingnya menaruh perhatian terhadap sektor UKM, di mana pada saat krisis itu terjadi, UKM cenderung tidak mengalami dampak yang terlalu serius bahkan cenderung bertahan, oleh karenanya pemerintah sampai saat ini sangat serius dalam pembinaan dan pembentukan UKM-UKM baru di Indonesia, karena pemerintah sadar, bahwa UKM memberikan peran dan kontribusi yang sangat besar terhadap PDB nasional (Biro Pusat Statistik, 2012).

Sektor UKM telah memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian nasional. Menurut Wardhanu (2009), peran Usaha Kecil dan Menengah dapat dilihat dari dua aspek yaitu peran terhadap penyerapan tenaga kerja dan peranan terhadap nilai ekspor. Mengingat peran usaha kecil tersebut sangat besar andilnya bagi negara dan masyarakat kecil di lapisan bawah, maka pembinaan dan pengembangannya sangat perlu diperhatikan. Kondisi usaha kecil dan menengah khususnya di negara Indonesia dihadapkan dengan berbagai tantangan dan peluang dimana tenaga kerja berpendidikan rendah, aneka sumber alam berlimpah, kapital terbatas, pembangunan infrastruktur di daerah masih belum layak dan distribusi pendapatan antar daerah tidak merata.

(2)

merupakan salah satu negara yang akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) merupakan penerapan yang telah disetujui oleh Negara-negara ASEAN untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan regional ASEAN, meningkatkan daya saing kawasan secara keseluruhan di pasar dunia, dan mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan, serta meningkatkan standar hidup masyarakat. Dengan adanya MEA tersebut, maka akan tercipta suatu pasar besar kawasan ASEAN yang akan berdampak besar terhadap perekonomian negara anggotanya. Terlebih lagi, salah satu item pada Blue Print yang sudah ditanda tangani oleh semua negara anggota ASEAN ialah sektor UKM yang menjadi salah satu sektor yang dianggap dapat menjadi penggerak perekonomian yang setara di kawasan tersebut. (Standard Chartered Bank, 2013).

Pemberdayaan UKM di tengah arus globalisasi atau proses menuju internasionalisasi dan tingginya persaingan membuat UKM harus mampu mengadapai tantangan global, seperti meningkatkan inovasi produk dan jasa, pengembangan sumber daya manusia dan teknologi, serta perluasan area pemasaran. Hal ini perlu dilakukan untuk menambah nilai jual UKM itu sendiri, utamanya agar dapat bersaing dengan produk-produk asing yang kian membanjiri sentra industri dan manufaktur di Indonesia, mengingat UKM adalah sektor ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia (Sudaryanto, 2011).

(3)

dihadapkan pada berbagai persoalan sehingga menyebabkan lemahnya daya saing terhadap produk impor. Persoalan utama yang dihadapi UKM, antara lain keterbatasan infrastruktur dan aksespemerintah terkait dengan perizinan dan birokrasi serta tingginya tingkat pungutan. Masalah lain yang dihadapi dan sekaligus menjadi kelemahan UKM adalah kurangnya akses informasi, khususnya informasi pasar (Ishak, 2005). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pengelolaan akses informasi merupakan salah satu hambatan yang paling menonjol yang UKM internasional harus hadapi (Leonidou dan Theodosiou (2004) dan Toften dan Rustad (2005)). Kurangnya informasi, pengetahuan dan pengalaman di pasar internasional merupakan tantangan bagi UKM. Hal tersebut menjadi kendala dalam hal memasarkan produk-produknya, karena dengan terbatasnya akses informasi pasar yang mengakibatkan rendahnya orientasi pasar dan lemahnya daya saing di tingkat global. Miskinnya informasi mengenai pasar tersebut, menjadikan UKM tidak dapat mengarahkan pengembangan usahanya secara jelas dan fokus, sehingga perkembangannya mengalami stagnasi.

(4)

secara geografis maupun budaya. Kemampuan UKM dalam menghadapi terpaan arus persaingan global atau internasionalisasi memang perlu dipikirkan lebih lanjut agar tetap mampu bertahan demi kestabilan perekonomian Indonesia.

Oleh karena itu, penerapan praktek intelijen pasar (business intelligence)aktif merupakan tantangan penting bagi perusahaan. Toften (2005), Julien dan Ramangalahy (2003) menekankan dampak positif dari kegiatan pengumpulan informasi bisnis pada kinerja internasional. Kegiatan ini memang cenderung untuk memungkinkan para pemimpin untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan terakhir dari pasar luar negeri, serta adakah kendala hukum untuk setiap negara tertentu, dll (Williams, 2006).

Salah satu visi yang diharapkan oleh banyak UKM atau perusahaan adalah produk ataupun jasa yang dihasilkannya dapat memasuki pasar internasional. Apabila hal itu terjadi menunjukkan bahwa perusahaan mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Salah satu indikator perusahaan mengalami pertumbuhan adalah melakukan ekspansi ke luar negeri atau pasar internasional (Dunning & Lundan 2008).

(5)

faktor yang mempengaruhi perilaku internasionalisasi perusahaan. Dengan kata lain, pengetahuan memegang peranan dalam proses internasionalisasi suatu perusahaan.

Selain hal tersebut diatas, diperlukan adanya kemampuan berinovasi pada setiap perusahaan agar tetap bertahan di pasar internasional. Setiap pelaku UKM dituntut untuk dapat menghasilkan produk yang kreatif, inovatif dan unik dalam rangka untuk memenangkan persaingan yang terjadi, karena hal tersebut merupakan strategi yang paling mudah dilakukan oleh para pelaku UKM dan hal ini sudah ada di produk-produk lokal Indonesia, hanya perlu pengembangannya dari para stakeholder pendukung UKM.

Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Salah satu karakter yang sangat penting dari wirausahawan adalah kemampuannya berinovasi (Larsen, P and Lewis, A, (2007)). Tanpa adanya inovasi perusahaan tidak akan dapat bertahan lama. Hal ini disebabkan kebutuhan, keinginan, dan permintaan pelanggan berubah- ubah. Sesuatu yang baru dan berbeda tersebut dapat dalam bentuk hasil seperti barang dan jasa, dan bisa dalam bentuk proses seperti ide, metode, dan cara. Sesuatu yang baru dan berbeda yang diciptakan melalui proses berpikir kreatif dan bertindak inovatif merupakan nilai tambah (value added) dan merupakan keunggulan yang berharga. Nilai tambah yang berharga adalah sumber peluang bagi wirausaha. Inovasi teknologi juga dianggap sebagai penentu penting dari kinerja ekspor UKM.

(6)

untuk siap menghadapi internasionalisasi, Indonesia sendiri mempunyai satu badan organisasi yang menjadi wadah serta menciptakan banyaknya pengusaha muda di Indonesia yaitu Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). HIPMI merupakan organisasi independen non partisan, yang sudah menciptakan atau beranggotakan lebih kurang 25.000 pengusaha dengan mayoritas bergerak di sektor UKM di seluruh Indonesia. HIPMI telah menyiapkan strategi dengan menguatkan jaringan dengan asosiasi dan organisasi lain serta pemerintah untuk menghadapi tantangan atas peluang internasionalisasi serta akan menguatkan jaringan untuk bersatu agar dapat mempertahankan suatu usaha. HIPMI mengajarkan kepada para pemuda agar mampu bersaing menghadapi tantangan serta peluang internasionalisasi. HIPMI telah mengambil sejumlah langkah antara lain menyiapkan dan memberikan mentoring pada pengusaha pemula agar mampu menghadapi persaingan baik di dalam negeri maupun global. Selain itu, HIPMI juga memberikan perhatian pada pengusaha-pengusaha lokal atau di daerah agar dapat mengembangkan usahanya sekaligus memperluas pasar produksi barang-barang mereka. Program kebijakan penguatan daya saing telah mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah, antara lain penguatan UKM nasional. Hal tersebut penting untuk memfasilitasi UKM nasional yang berdaya saing tinggi, inovatif dan kreatif, serta mampu melakukan perluasan pasar.

(7)

“PENGARUH INTELIJEN PASAR DAN INOVASI UKM TERHADAP

PROSES INTERNASIONALISASI”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Apakah intelijen pasar dan inovasi UKM berpengaruh terhadap proses internasionalisasi?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini antara lain:

Untuk menganalisis pengaruh intelijen pasar dan inovasi UKM terhadap proses internasionalisasi.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan atau manfaat baik untuk kepentingan praktis maupun untuk pengembangan ilmu pengetahuan, bagi pihak-pihak sebagai berikut:

1.Bagi Peneliti

1.1Sebagai suatu eksperimen yang dapat di jadikan sebagai salah satu acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya.

(8)

dengan disiplin ilmu peneliti, terutama setelah terjun di dunia wirausaha.

2 Bagi Pelaku Usaha

2.1Sebagai bahan informasi dan motivasi bagi pelaku pihak usaha yang lain, khususnya berkaitan dengan peluang internasional

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan indikator kinerja, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan pemberian tugas menulis surat dinas yang diterapkan dalam pembelajaran Bahasa

Mengarahkan dan mengendalikan kegiatan koordinasi dan kerja sama dengan unit kerja terkait dalam menyelesaikan ketidaklaziman atas bukti-bukti pendukung transaksi keuangan

Bagi pemikiran postmodernisme, mereka tidak memandang ilmu pengetahuan modern sebagai universalisme. Karena postmodernisme menolak penjelasan yang berifat universal, harmonis,

Dengan demikian, area permasalahan yang menjadi prioritas pertama untuk diselesaikan dengan DMAIC adalah faktor quality pada mesin toelasting glue.. Dari hasil

Wabah penyakit AI telah banyak menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat tinggi karena penurunan produksi telur pada ayam, burung puyuh, dan itik petelur, serta

4) Kendala pelaksananan kegiatan, yakni lokasi pekerjaan sering terjadi longsor pada area Saluran Terbuka 1B dan Saluran Tertutup 2B, sehingga nsampai saat ini belum bisa

Induksi gagal merupakan salah satu indikasi dilakukan operasi Sectio Caesaria, karena apabila dipaksakan dengan persalinan pervagina dapat mengakibatkan resiko.

Jika semua koefsien baris 0 <=0, BFS solusi optimal. Selainnya, pilih koefsien paling positif untuk masuk ke