• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Beton Bertulang I Tulangan Tung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Struktur Beton Bertulang I Tulangan Tung"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

STRUKTUR BETON BERTULANG I

(2)

Perancangan Balok Beton Bertulang

Prinsip Perancangan dan Analisis.

• Perancangan umumnya dilakukan dalam

situasi balok tidak diketahui dimensi dan tulangannya, walaupun tidak menutup kemungkinan balok sudah diketahui

dimensinya tetapi belum diketahui luasan tulangannya.

• Analisis penulangan lentur dan geser balok

(3)

Berat sendiri balok bergantung pada dimensi yang

kemudian akan mempengaruhi nilai momen, gaya geser yang terjadi, sedang pada saat yang sama dimensi itu sedang dalam proses pencarian.

Dengan demikian harus ada yang ditetapkan lebih

dahulu atau diabaikan lebih dahulu. Untuk itu prosedur peramncangan dapat dilakukan dengan cara seperti berikut :

1) Mengasumsikan lebih dahulu dimensi balok

kemudian, setelah itu dimensi dibandingkan dengan hasil hitungan kebutuhan optimumnya,

2) Mengabaikan pengaruh berat sendiri balok, setelah diketahui kebutuhan dimensi baloknya kemudian

dihitung ulang gaya-gaya internal balok (momen dan gaya geser) dengan melibatkan pengaruh berat

sendiri balok tersebut.

(4)

Analisis

Berdasarkan pada data dimensi dan

spesifikasi bahan beton (

f

c

) dan baja

(

f

y

) yang ada, dihitung kemampuan

balok dalam menahan momen dan

gaya geser atau geser-puntir.

Dengan demikian analisis balok

dimaksudkan untuk mengetahui

perilaku balok apa adanya,

mengasumsikan balok sudah dimuat

di lapangan dengan segala

(5)

Kesetimbangan Gaya

Perimbangan antara beton sebagai penahan

tekan dan baja sebagai penahan tarik

menghasilkan keseimbangan sehingga gaya-gaya eksternal dapat diimbangi gaya-gaya-gaya-gaya internal.

Ada tiga kemungkinan yang terjadi oleh

perimbangan gaya internal antara bahan beton dan baja tulangan sebagai berikut.

underreinforced designballance design

(6)

underreinforced design

Bila kemampuan baja lebih lemah dari

betonnya maka oleh beban ultimit baja rusak/ leleh lebih dahulu. Perancangan yang

menghasilkan kerusakan pada baja ini

dinamakan perancangan liat/ daktail (ductile reinforcement)

Ciri dari balok dengan tipe ini yaitu ; oleh

beban ultimit, tulangan akan meleleh lebih

dahulu dan balok akan berotasi yang ditandai oleh lenturan/ lendutan/ putaran yang

(7)

balance design

Kondisi berimbang merupakan kondisi yang

ideal, yaitu baja tarik meleleh bersamaan dengan rusaknya beton. Namun demikian, kondisi ini tidak pernah terjadi karena

kenyataan di lapangan banyak hal yang menyebabkan berubahnya kondisi itu.

 kualitas beton yang tidak mungkin benar-benar tepat

dipenuhi dan seragam,

 luasan tulangan yang dirancang tidak dapat secara

(8)

balance design

Oleh karenanya perlu ditetapkan suatu

daerah yang dapat mengakomodasi ketidak pastian/ keterbatasan di lapangan itu

sehingga balok tetap akan berperilaku daktail (underreinforced).

SNI 03-2847-2002 menetapkan batasan bila

tulangan yang dipasang tidak lebih dari 75% dari luasan seimbang/ balansnya maka dapat dijamin bahwa balok itu masih akan

(9)

overreinforced design

Pemasangan tulangan berlebihan dapat menjadikan balok berperilaku getas. Karena baja sangat kuat

menahan tarik sehingga beton tekan akan mengalami kerusakan lebih dahulu.

Kerusakan itu bersifat getas, mendadak sehingga tidak memberikan kesempatan pemakainya untuk

menghindar dari bencana tersebut. Tanda-tanda

kerusakan tidak tampak betul, bila diperhatikan tanda-tanda awal itu berupa adanya pengelupasan (spalling) pada sisi tekan sekitar momen maksimumnya.

Oleh karenannya wajib untuk dihindarkan dalam

perancangan, atau apabila kondisi itu sudah terjadi di lapangan, bila mungkin, maka harus dibatasi

(10)
(11)

Balok persegi dengan tulangan tunggal

Dalam keadaan seimbang gaya tekan beton

(Cc) akan diimbangi oleh gaya tarik tulangan baja (Ts). Pada kondisi ini tulangan baja telah mengalami pelelehan (fs = fy), sehingga

(12)

Cc = Ts

Cc = 0,85 . f’c . ab . b

Ts = As . fs = As .fy ;

cb = 0,003.d / (0,003 + εs)

bila εs = . fy/Es

dengan Es = 200000 MPa.

(13)

ab = 1 . cb ; bervariasi misalnya 1 = 0,85 untuk f‘c  30 MPa

ab = 1.600.d / (600 + fy) ;

agar penulangan liat maka digunakan

a = 0,75. ab =1. 450.d / (600 + fy),

a merupakan fungsi dari d (1 dan fy diketahui)

Cc = 0,85 . f’c . b. a dan Mn = Ts (d – ½.a)

= Cc (d – ½.a)

(14)

Bila Mn disamakan dengan Mu / dan

memasukkan a ke dalam persamaan terakhir maka akan didapatkan fungsi kuadrat dalam

d bila b ditetapkan.

Langkah-langkah perancangan dapat

(15)

• 1 = 0,85 untuk fc’ ≤ 30 MPa atau

memasukkan a ke dalam persamaan

Mn = 0,85 . f’c . b. a. (d – ½.a)

sehingga Mn merupakan fungsi b dan d

• menyamakan Mn dengan Mu /

menetapkan nilai lebar balok b dalam persamaan

(16)

menetapkan tinggi total balok h = d +

penutup beton (biasanya antara 50 s/d 60

mm) dan nilai h ini dibulatkan ke atas.

bila berat sendiri balok belum termasuk dalam

momen terfaktor, hitunglah momen terfaktor baru dengan memasukkan berat sendiri balok.

memasukkan momen terfaktor baru untuk

mendapatkan nilai a baru dengan

memasukkan nilai d terakhir yg didapat.

luas tulangan dihitung berdasarkan atas nilai a

terbaru, dan luasan tulangan yg diperlukan dapat dihitung : Ast= 0,85. f’c . b. a./ fy

Kontrol luas tulangan yang didapat terhadap

(17)
(18)
(19)
(20)

HW

Sebuah balok segiempat dengan

ukuran lebar (b) = 250 mm,

tinggi (h) = 500 mm, selimut

beton d

s

= 50 mm d = 450 mm,

mutu baja f

y

= 400 MPa, mutu

beton f

c

’ = 20 MPa, dan modulus

elastisitas (E

s

) = 2.10

5

MPa.

Momen ultimit yang bekerja

adalah 160 kN.m

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Syarat formil hukum pidana merupakan asas legalitas yang tersimpul dalam Pasal 1 KUHP “tiada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali berdasarkan kekuatan aturan pidana dalam

kepada klien gangguan jiwa dengan metode yang sama. diharapkan dapat menambah jumlah riset

15- Dibawah ini pemyataan yang salah berkaitan dengan perbedaan antara cartesian product dan natural join.. Jumlah tuple natural join lebih sedikit dibanding Cartesian

Bentuk Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ……… ……… ……… Cukup Jelas Bentuk Surat Perintah Mulai Kerja(SPMK) ……… ……… ……… ……… Cukup Jelas

Siswa berlatih melengkapi percakapan yang diberikan dengan ungkapan penyesalan, permintaan maaf dan rasa simpati sesuai dengan konteks.. Kegiatan Awal :

Dari latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan Bagaimana asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil dengan usia risiko usia tinggi Bersalin, Nifas,

Faktor yang berhubungan signifikan dengan kepatuhan pembayaran iuran peserta mandiri program JKN BPJS Kesehatan di Kota Solok pada penelitian kami yaitu

Antara faktor yang berikut, yang manakah akan mempengaruhi kadar tindak balas antara kalsium karbonat dengan asid hidroklorik.. I The temperature of the acid