• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Sejarah Peradaban Islam Bhs I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengertian Sejarah Peradaban Islam Bhs I"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1. Pendahuluan

Sejarah tak bisa terlepas dari kehidupan suatu bangsa, negara, bahkan individu. Sejarah terkait erat dengan hukum sebab akibat, apa yang leluhur kita lakukan pada masa lalu berpengaruh terhadap kehidupan kita sekarang. Begitu juga dengan apa yang kita lakukan hari ini, akan berdampak pada kehidupan generasi mendatang. Melalui sejarah kita mampu mengambil pelajaran berharga dari sebuah proses kehidupan suatu bangsa.

Jika kita melihat peninggalan peradaban Islam seperti al-Azhar University di Mesir, Blue Mosque di Andalusia, maka kita akan melihat bahwa Islam pernah mencapai masa keemasan. Pada masa tersebut muncul para tokoh ilmuwan muslim, penemuan-penemuan serta pemikiran-pemikiran mereka turut andil besar dalam perkembangan peradaban dunia. Di antara para ilmuwan muslim tersebut adalah Ibnu Sina dengan ilmu kedokterannya, al-Khawarizmi dangan ilmu Matematikanya, al-Ghazali dengan ilmu Filsafatnya, al-Fazari dengan ilmu Astronominya, dan masih banyak lagi.

Di Indonesia, peradaban Islam juga turut menorehkan tinta emas. Tercatat beberapa kerajaan Islam pernah berjaya di Indonesia di antaranya kerajaan Samudera Pasai di Aceh, kerajaan Mataram Islam dan kerajaan Demak di Jawa Tengah, serta kerajaan Banten di Banten. Dengan adanya kerajaan Islam tersebut penduduk pribumi Indonesia mampu menerima Islam dengan tangan terbuka. Islam datang dengan damai, tidak memaksakan kehendak, dan menghormati tradisi leluhur yang sudah ada sebelumnya.

Oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk mempelajari sejarah. Presiden pertama kita Ir. Soekarno pernah menyampaikan pidato kenegaraan tentang pentingnya mempelajari sejarah. Pidato yang berjudul JASMERAH (Jangan Melupakan Sejarah) tersebut mengajak bangsa Indonesia untuk tidakl melupakan sejarah1.

Dalam al-Quran Allah juga mengingatkan manusia untuk tidak melupakan sejarah:

ك

ك ءكاججَجوكَ ك

ك دكاُؤجففَ ههبهَ ت

ف ببثكنفَ امكَ ل

ه س

ف ررلاَ ءهابننأ

ك َ ننمهَ ككينلكعكَ ص

ر

ق

ف نكَ ل

ل ك

ف وك

ن

ك ينهمهُؤنم

ف لنلهَ ىرك

ن ذهوكَ ةةظ

ك عهونمكوكَ ق

ر ح

ك لناَ ههذههَ ِيف

ه

2

(2)

“Dan semua kisah rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (Q.S. Hud: 120)

Bahkan Allah telah memerintahkan manusia untuk tidak melupakan kisah-kisah masa lalu. Dia ingin manusia belajar dari kesalahan-kesalahan masa lalu agar manusia tidak mengulangi kesalahan yang sama. Karena melalui sejarah manusia mampu mentransformasikan pengalaman dan pengetahuannya dari generasi terdahulu, generasi sekarang, hingga generasi selanjutnya.

2. Rumusan Masalah

a. Pengertian sejarah peradaban Islam. b. Aspek-aspek sejarah peradaban Islam. c. Metode penelitian sejarah peradaban Islam. 3. Pembahasan

A. Pengertian sejarah peradaban Islam

Sejarah peradaban Islam, terdiri dari tiga suku kata berbeda yang tergabung hingga membentuk satu makna baru. Dalam subbab ini terlebih dahulu akan dijelaskan makna perkata, yaitu “sejarah”, “peradaban”, dan “Islam”. Selain itu juga akan dikemukakan beberapa pendapat para ahli tentang pengertian sejarah perdaban Islam.

 Pengertian Sejarah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata sejarah berarti kejadian dan perisriwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau3. Kata sejarah memiliki kesamaan

filosofis dengan kata Syajarah dalam Bahasa Arab yang berarti pohon keluarga. Pohon merupakan gambaran suatu rangkaian genealogi, masing-masing bagian seperti akar, batang, daun, serta semua bagian lainnya memiliki keterkaitan yang sangat erat. Begitu pula dengan sejarah, antara masa lalu, hari ini, dan masa depan juga saling berhubungan erat.

Kata sejarah dalam Bahasa Indonesia memiliki kesamaan makna dengan tarikh dalam Bahasa Arab, gesichicte dalam Bahasa Jerman, History dalam Bahasa Inggris, serta istoria dalam Bahasa Yunani. Semuanya memiliki makna serupa, yaitu ilmu tentang kronologi ikhwal manusia4.

(3)

Adapun pengertian sejarah menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut: a. Sejarah menurut Ibnu Khaldun

Hakikat Sejarah mengandung pengertian sebagai observasi dan usaha untuk mencari kebanaran dari sebuah objek sejarah. Kebenaran dicari dengan cara meneliti secara mendalam substansi, esensi, dan sebab-sebab terjadinya objek sejarah tersebut dikupas5.

b. Sejarah menurut Frans Rosental

Sejarah adalah deskripsi aktivitas manusia yang terjadi secara terus-menerus, baik dilakukan secara individu maupun kelompok. Jadi dapat dikatakan pula bahwa sejarah sangat berkaitan erat dengan rutinitas manusia6.

c. Sejarah menurut Prof. Nourozzaman ash-Shiddiqie

Sejarah merupakan peristiwa masa lalu yang tidak hanya memuat informasi tentang suatu peristiwa, namun juga memberi interpretasi atas peristiwa yang terjadi dengan menghubungkannya dengan hukum sebab-akibat. Dengan demikian sejarah sangat terbuka untuk direkonstruksi jika ditemukan bukti-bukti baru7.

d. Sejarah menurut Sayyid Quttub

Sejarah bukanlah peristiwa melainkan sebuah penafsiran dari sebuah peristiwa. Penafsiran tersebut dilakukan dengan cara menghubungkan antara hal yang nyata dan khayalan, kemudian menjalinnya dan memberikan dinamisme dalam ruang dan waktu8.

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut maka kita dapat menarik kesimpulan dari pengertian sejarah. Sejarah bukan hanya sekedar catatan tentang seorang tokoh atau suatu peradaban, namun sejarah merupakan suatu ilmu yang membuka khazanah perkembangan manusia yang berproses sangat panjang. Sejarah bukanlah sebuah cerita fiktif seperti legenda, hikayat, atau hal lain yang serupa. Namun sejarah harus mampu dibuktikan secara empiris dan logis.

5 Ibid.

6 Ibid.

(4)

Sejarah Objektif: peristiwa itu sendiri tanpa ada campur tangan penafsiran manusia. Sejarah Subjektif: peristiwa yang sudah tercampuri urusan kepentingan manusia, lawan dari sejarah objektif.

 Pengetian peradaban

Secara harfiah peradaban berasal dari kata adab yang berarti budi pekerti, kesopanan, dan akhlak. Dengan demikian peradaban berarti semua perilaku sopan santun dan tata krama umat manusia dalam realitas kehidupan. Sementara itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia peradaban mempunyai arti sebagai suatu hal yang menyangkut sopan santun, budi pekerti, dan kebudayaan suatu bangsa9.

Selama ini masyarakat Indonesia sering menyamakan pengertian “peradaban” dengan “kebudayaan”, padahal kedua istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Kata peradaban dalam Bahasa Indonesia mamiliki keseragaman makna dengan haddlarah dalam Bahasa Arab dan civilization dalam Bahasa Inggris. Sedangkan kata kebudayaan mempunyai kesamaan arti dengan ats-saqafah dan culture.

Dalam perkembangan ilmu antropologi sekarang ini, istilah kebudayaan dan peradaban telah dibedakan dalam dua artian yang berbeda. Kebudayaan merupakan ungkapan yang mendalam dari sebuah masyarakat. Di dalamnya terdapat pengetahuan serta ide-ide untuk memahami lingkungan sebagai pedoman dalam bertindak. Sementara peradaban merupakan manifestasi dari kemajuan mekanis dan tekhnologis. Jadi perbedaan paling mendasar dari kebudayaan dan peradaban terletak pada refleksi nyata yang dihasilkan.

Landasan dari sebuah peradaban yang ideal tak bisa lepas dari adanya suatu kebudayaan. Serta akan lebih sempurna lagi jika keduanya disandarkan pada agama (Islam). Jadi kebudayaan dan peradaban memiliki hubungan ynag sangat erat, yang tidak dapat dipisahkan.

 Dari penjabaran di atas maka dapat disimpulkan, bahwa pengertian sejarah peradaban Islam adalah suatu proses panjang yang dilalui oleh umat Islam untuk mencapai sebuah peradaban yang sesuai dengan al-Quran dan sunah rasul.

(5)

B. Aspek-aspek dalam sejarah:

 Aspek heuristik. Interprestasi sejarah harus dapat dipertanggungjawabkan, berdasarkan sumber sejarah, serta tidak mengada-ada.

 Aspek kritik. Sejarah bukanlah suatu ilmu yang kebal kritik. Sejarah harus melalui aspek kritik untuk mengetahui seberapa valid objek sejarah tersebut.

 Aspek interprestasi. Setiap peristiwa sejarah bersifat objektif, namun interprestasi terhadap kejadian sejarah tersebut bersifat subjektif. Tidak ada interprestasi yang objektif, yang ada hanyalah interprestasi subjektif yang diobjektifkan.

C. Metode Penelitian Sejarah

Sebelum melakukan penelitian terhadap objek sejarah, seorang peneliti harus mengetahui metode apa yang akan ia gunakan. Metode penulisan sejarah merupakan suatu cara untuk mencari, meneliti, dan menguji objek sejarah, untuk mendapatkan gambaran atau tafsiran dari objek sejarah tersebut. Setelah penelitian menggunakan metode sejarah selesai, seorang peneliti harus merekonstruksi data-data sejarah tersebut menjadi sebuah tafsiran sejarah. Proses rekonstruksi tersebut disebut dengan Historiografi.

Selama ini ahli sejarah memiliki tiga metode yang dianggap paling akurat dalam menggali data-data sejarah, metode deskriptif, metode komparatif, dan metode analisis sintesis10.

1. Metode Lisan (interview)

(6)

Metode observasi merupakan metode yang pertama kali digunakan oleh kebanyakan peneliti. Seorang peneliti turun langsung ke lapangan untuk mengamati objek sejarah, kemudian hasil pemgamatan tersebut dicatat secara sistematis. Dengan mengamati secara langsung, seorang peneliti mampu melakukan penelitian secara rinci. Namun peneliti juga harus sangat berhati-hati mengamati objek sejarah yang sangat rentan dengan kerusakan.

3. Metode Dokumenter

Suatu objek sejarah yang memuat teks seperti naskah, prasasti, atau objek-objek sejarah tertulis lainnya, biasanya diteliti dengan menggunakan metode dokumenter. Peneliti tidak hanya mengamati teks yang tertulis dalam naskah saja, namun juga latar belakang sosial, politik, ekonomi, dan religi di balik penulisannya. Dengan demikian peneliti mampu menafsirkan peristiwa yang tertulis dalam objek sejarah tersebut.

D. Metode Penulisan Sejarah

Penulisan sejarah merupakan bagian yang sangat penting dalam rangkaian penelitian sejarah. Dalam tahap ini seorang peneliti harus mampu menafsirkan dan merekontruksi sejarah berdasarkan bukti-bukti yang ada. Peneliti dituntut untuk berlaku objektif, tidak memanipulasi fakta sejarah demi kepentingan pribadi maupun golongan.

Terdapat tiga metode penulisan sejarah, yaitu metode deskriptif, metode komparatif, dan metode analisis sintesis11.

1. Metode Deskriptif

Metode ini menggambarakan sejarah dengan cara mendeskripsikannya secara umum. Fakta sejarah tidak dijelaskan secara rinci namun hanya dijelaskan bagian-bagian yang dianggap penting saja.

2. Metode Komparatif

Metode komparatif berusaha membandingkan sebuah perkembangan peradaban Islam, dengan peradaban Islam lainnya. Dengan membandingkan dua

(7)

peradaban Islam yang berbeda, kita akan mengetahui perbedaan dan persamaan di antara keduanya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Sebagai contoh kita akan membandingkan peradaban Islam pada masa Khulafa ar-Rasyidin dengan masa Bani Umayah. Sepeninggal Nabi Muhammad Saw. Tongkat kepemimpinan umat berlanjut kepada Khulafa ar-Rasyidin, pada masa tersebut kondisi umat Islam tidak jauh berbeda dengan masa nabi. Kalaupun ada permasalahan masih bisa diselesaikan secara damai oleh amir al-mu;minin yang berkuasa. Selain itu pemilihan Khalifah dilakukan secara kekeluargaan dan berdasarkan kesepakatan bersama.

Sementara itu pada masa Bani Umayah, kondisi sosial, politik, dan ekonomi masyarakat Islam sudah mulai berubah. Bentuk pemerintahan telah berubah menjadi monarki, yang menjadi khalifah adalah keturunan Muawiyyah bin Abi Sufyan. Islam mulai memperluas wilayah kekuasaannya dengan menaklukkan negeri-negeri tetangga.

Dengan membandingkan contoh kecil dalam dua peradaban Islam pada masa yang berbeda, kita akan tahu suatu peradaban mengalami kemajuan atau justru mengalami kemunduran. Pada masa Bani Umayah Islam mengalami kemajuan dalam wilayah kekuasaannya. Namun mengalami kemunduran dalam bidang kepemimpinan yang beralih dari demokratis menjadi monarki.

3. Metode Analisis Sintesis

Metode ini menggunakan analisis yang kritis dalam menuliskan sejarah. Kajian serta bahasannya mencakup objek sejarah yang sangat luas, serta kesimpulan yang dihasilkan juga sangat spesifik.Dengan metode penelitian ini, akan tampak kelebihan dan kekhasan dari peradaban Islam yang tidak dimiliki peradaban lain.

Referensi

Dokumen terkait

Dan bila diinventarisasi, beberapa penyebab kemunduran umat Islam dan peradaban dalam Islam, adalah karena ; pertama , umat Islam tidak lagi mempelajari Islam (Al

Agar mahasiswa mengetahui dan memahami Sejarah Peradaban Islam periode klasik : masa Nabi Muhammad SAW, Khulafa al-Rasyidin, Umayyah Timur dan

Berkat pesan Alquran yang mendorong umat Islam untuk selalu mencintai ilmu pengetahuan dan menjunjung tinggi peradaban,muncullah pusat-pusat kebudayaan Islam di

Dalam perkuliahan ini dibahas materi-materi mengenai Sejarah Peradaban Islam masa Rasululllah, al Khulafa al Râsyidûn , Dinasti Umawiyah, Dinasti Abbasiyah, Umawiyah

Dan bila diinventarisasi, beberapa penyebab kemunduran umat Islam dan peradaban dalam Islam, adalah karena ; pertama , umat Islam tidak lagi mempelajari Islam (Al

Menjelaskan proses hegemoni Persia dan marginalisasi ulama pada zaman Abbasiyah Sejarah Peradaban Islam 8 Mid Semester 9 Memahami konflik otoritas agama dan

Danial dalam Rizki Sayahputra dan Darmansah, 2020 Pengumpulan data dengan hasil penelitian terdahulu yang menjadi pendukung data pada tema penelitian sejarah peradaban islam dan metode

Setelah melalui pengerjaan yang tidak sebentar, kesulitan yang tidak sedikit dan pengorbanan yang tidak kecil, pada akhirnya dengan ungkapan alhamdulillâh Buku Sejarah Peradaban Islam