• Tidak ada hasil yang ditemukan

Iklan pada media cetak doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Iklan pada media cetak doc"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Pola Ketergantungan Media Cetak Memorandum

Terhadap Iklan

Iklan merupakan bagian dari ekonomi yang kini menjadi salah satu tren yang ada di industri media terutama pada media cetak, yang pada akhirnya mengarah pada kepemilikan. Kondisi ini terjadi karena pemilik mempertimbangkan untuk memperluas bisnis media yang sangat besar dari upaya minimum. Iklan biasanya mengacu pada proses mengatasi kendala ruang dan waktu, hal ini diartikan media mengembangkan sistem jaringan yang saling berhubungan. Jaringan tersebut adalah sebuah sistem manajemen dalam industri media terutama di media cetak.

Hal ini, sering mengandung hiper-komersialisme yang akan menyebabkan keberagaman konten. Jika dikaitkan dengan berita dan iklan, bisa dikatakan disini, berita adalah suatu karya dari wartawan untuk menjalankan profesi dalam jurnalistik pada kaidah-kaidah jurnalisme, salah satunya mengumpulkan dan mengolah informasi dari sumber yang terpercaya serta dapat mempertanggungjawabkan terhadap atas apa yang disampaikan kepada kepentingan umum. Sedangkan iklan atau advertising sebagai bentuk pembayaran oleh sponsor yang bersifat promosi barang, ide atau jasa layanan.

Dalam perindustrian media cetak, advertising atau iklan adalah bisnis media yang sangat menguntungkan bahkan salah satu bentuk usaha dalam mengembangkan suatu industri media pers. Bisnis advertising saat ini pun semakin berkembang, dan tentu saja berdampak pada kemajuan media pers itu sendiri. Media cetak dalam hal ini berperan dalam melihat peluang untuk bermain mempromosikan spasial dari perusahaan media cetak itu sendiri.

Ketergantungan media tehadap iklan telah lama menjadi perhatian pakar media, Robert Mc Chesney. Dalam bukunya The Problem of the Media: US Communication Politics in the 21 Century (2004), ia mengungkapkan bahaya komersialisme berlebihan terhadap jurnalisme professional. Seperti halnya dalam pusaran system ekonomi pasar bebas yang dianut AS, industry media menjadi salah satu industri yang penting. Namun tekanan ekonomi dan politik neoliberal yang cenderung dominan kerap mengalahkan pertimbangan etis yang melandasi praktek jurnalisme professional.1

1 Dikutip dari blogspot ali sodikin dalam aritikel kapitalis media massa

(2)

Posisi yang tidak biasa dari institusi media berada di pusat tiga kekuatan utama yaitu politik, ekonomi dan teknologi. Pertama, dalam hal ekonomi, tentunya pemilik media mengiginkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Kedua, kekuatan politik yang digunakan pemilik media untuk memiliki kekuasaan dalam masyarakat. Dan ketiga, teknologi tentunya berkaitan dengan produk media yang sekarang ini sudah berkembang semakin pesat dalam menghasilkan produk media yang praktis.

Maka hal ini menyebabkan industri media bukan lagi menjadi institusi sosial melainkan sebagai institusi ekonomi yang berkaitan juga dengan politik. Media massa khususnya di media cetak harus mampu merepresentasikan diri sebagai ruang publik dan turut menentukan dinamika sosial, politik dan budaya, di tingkat lokal.

Melalui pola kepemilikan dan melalui produk-produk yang disajikan, media tersebut memperangkatkan ideologis yang mengutarakan pada dominasi modal terhadap publik yang diperlakukan semata-mata sebagai konsumen dan terhadap pemegang kekuasaan untuk melahirkan regulasi-regulasi yang pro pasar. pola ketergantungan tersebut terbukti pada Media Memorandum dimana salah satu media cetak yang lebih mengedepankan ketergantungan terhadap iklan pada media mereka. Media surat kabar harian ini di identik dengan pemberitaan kriminal yang sensasional.

Media pers Memo adalah salah satu media cetak yang saat ini sering melakukan pemanfaatan celah-celah kosong pada halamannya untuk meletakkan iklan pada medianya. Banyak diantara koran mereka meletakkan iklan dicelah-celah berita di halaman pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Semua itu dibuktikan dengan analisa peneliti yang menemukan kejanggalan-kejanggalan dari temuan setiap harinya yang berada di media cetak tersebut, diantaranya;

(3)

Dapat dilihat dari temuan surat kabar harian memorandum pada tanggal 25 Nopember 2013. Dalam temuan koran tersebut, dimana pada tanggal tersebut tentunya menjelang pemilihan umum badan legislative tentunya banyak iklan politik. Bahkan dalam setiap halamannya terdapat beberapa tampilan-tampilan iklan baik iklan politik, produk maupun iklan layanan kesehatan ataupun masyarakat.

Dan ini dapat juga dibuktikan pula pada temuan koran harian pada tanggal 23 Juni 2014. Dalam temuan pada

surat kabar harian

memorandum, pada halaman yang pertama ditemukan ada dua tampilan iklan sekaligus yakni di halaman atas terdapat iklan produk minyak wangi cap kapak dan halaman dan iklan politik sedangkan dibawah terdapat iklan produk sepeda motor suzuki. Tidak hanya itu juga, pada koran harian memorandum yang dimuat tersebut hampir 75% adanya tampilan iklan setiap harinya baik dari iklan produk maupun iklan politik.

Dari fenomena diatas, Jika dibandingkan dengan media cetak Memorandum dengan media cetak lain (Koran Surya, Metro, Koran Sindo). Media tersebut lebih jauh daripada media yang lainnya. Jadi, hal yang membedakannya antara surat kabar harian memo dengan surat kabar lainnya adalah seberapa besar media tersebut mencari ketergantungan ekonomi dalam menjalankan usahanya dengan menggunakan iklan. Pada umumnya halaman pertama, memperoleh biaya dalam peletakan iklan sangat cukup menggiurkan mulai dari satuan sampai belasan juta harga berdasarkan kolom yang diperlukan. Dengan begitu apa yan dilakukan perusahaan memo adalah mengeksploitasikan untuk mencari modal dengan menggunakan iklan.

Kecenderungan yang dilakukan media dari surat kabar harian memo mengekploitasi iklan sebagai daya keuntungannya. Fenomena tersebut diperkuat dari pendapat-pendapat wartawan dari surat kabar memo, salah satunya dari wartawan investigasi pada surat kabar memo. Menurut dia, alasan dari media ini mengeksploitasi iklan pada celah-celah halaman,

(4)

adalah hanya sekedar untuk mencari sebagai modal untuk membiayai kebutuhan dari industri media ini, kalau tidak begitu, perusahaan media pers ini akan menjadi bangkrut.

Dalam praktik jurnalistik, berita harus menduduki posisi utama dan hampir seluruh isi surat kabar adalah berita. Bahkan ada yang menganggap iklan itu juga berita tentang produk dan jasa. Pada umumnya, industri media boleh mencari keuntungan yang sebesar-besarnya, akan tetapi bagaimanapun juga media sebagaimana mestinya harus mengutamakan dan memahami fungsi pers, dimana media harus mempertimbangkan fungsi informasi, fungsi hiburan, fungsi pendidikan dan kontrol sosial. Dan memperhatikan selalu dalam memberikan informasi yang akurat dan seimbang dan melayani sepenuhnya kepada masyarakat.

Ketergantungan media cetak memo terhadap iklan merupakan salah satu bentuk cara mengatasi kemerosotan masalah keuangan pada perusahaan dari media sendiri. Akan tetapi jika diperhatikan kecenderung ini akan menjadi dampak pada permasalahan keberagaman berita sendiri. Dengan begitu, keseimbangan antara iklan dan berita dengan kata lain bisnis dalam periklanan jika memperadukkan dengan berita maka berita yang dimuat menjadi tidak efektif.

Pada kenyataannya sekalipun isi berita itu ada, namun hal itu dapat menurunkan daya ketertarikan peminat media cetak itu sendiri. Sementara itu kecenderungan ini juga mengakibatkan penurunan dari kualitas kepercayaan masyarakat.

Oleh karena itu peneliti juga mewawancarai dari pedagang-pedagang koran yang berada di lampu merah dan sepanjang jalanan. Sepintas dari pengalaman peneliti di pelabuhan perak pada saat mencari surat kabar harian memo. Sementara itu peneliti bertanya kepada si penjual koran “apakah ada koran memo, pak?” seraya menjawab (berhentak) “adhek mas, soallah lok pajuh, beritanah adhek se eminattin dhe oreng!” (tidak ada mas, karena itu tidak laku, dan beritanya kurang diminati). Dari fenomena pengalaman ini maka dapat disimpulkan bahwa ketergantungan terhadap iklan sebagai usaha untuk biaya hidup perusahaan, mengakibatkan kurangnya peminat dari media tersebut. Hal ini dikarenakan pemilik media terlalu berlebih dalam menampilkan iklan di halaman dan malah mengutamakan keuntungan dari pasar iklan daripada isi berita dari media sendiri.

(5)

Pers bisa dikatakan telah menjadi salah satu industry jika dilihat dari organisasi, pengelolaan, produksi, pemasaran, dan sasaran atau khalayaknya. Di negara maju media massa telah masuk dalam kelompok perusahaan industry raksasa dengan sasaran khalayak yang mendunia pula. Manajemen usaha dan informasi/berita telah menjamah berbagai kawasan benua dan melampaui batas-batas Negara. Dari sudut pandang inilah pers bisa dikatakan sebagai dunia pasar gagasan.

Berdasarkan ketentuan pasal 1 butir 1 UU No 40 tahun 1999 bahwa Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam tulisan, suara, gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia. Dalam hal ini pers dalam fungsi dan perannya yakni sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan control sosial dan ekonomi.

Berdasarkan hal diatas, sejauh mana media cetak memorandum dalam UU Pers No 40 tahun 1999 yakni pasal 3, apakah sesuai atau belum dalam pencapaian selama 8 tahun, dan apakah kebablasan?

Dilihat dari Fungsi Informasi,

Media Cetak Surat Kabar Harian Memo dengan berita-berita yang di muat kepada khalayak adalah cukup sesuai dengan sebagaimana yang di inginkan dalam pers. Pasalnya informasi yang di muat oleh media tersebut memuat tentang masalah kriminalitas, hukum dan politik. Jadi informasi yang diperoleh masyarakat cukup untuk memberikan informasi yang teratur. Dalam hal ini media tersebut cukup memberikan informatif kepada masyarakat ramai, sebagaimana dalam menjalankan fungsi pers terhadap apa yang dimuat setiap harinya oleh media pers tersebut.

Dan dijelaskan pula dalam ketentuan UU No 40 Tahun 1999 pasal 1 bahwa perusahaan pers adalah badan hukum Indonesia yang menyelenggarakan usaha pers meliputi perusahaan media cetak, media elektronik, dan kantor berita, serta perusahaan media lainnya yang secara khusus menyelenggarakan, menyiarkan, atau menyalurkan informasi.

(6)

membagun atau tidak untuk khalayak dan oleh karena itu pers menyebutnya sebagai Agent of Change.

Dilihat dari fungsi Mendidik

Masih sejalan dari segi Informasi, Media cetak Surat Kabar Harian Memo jika dikaitkan dengan fungsi edukatif, berdasarkan analisa yang ditemukan bahwa surat kabar harian Memo jarang ditemukannya berita-berita yang dimuat bersifat edukatif dalam berperilaku sosial. Akan tetapi edukatif yang diterapkan di media tersebut sangatlah tidak efektif.

Pasalnya berita yang dimuat dalam kesehariannya selalu memberitakan masalah kriminal yang sensasional sehingga masyarakat menilai bahwa berita yang dimuat bersifat edukatif yang monoton.

Hal ini dikarenakan bahwa surat kabar harian lebih mengedepankan berita kriminalitas dan politik. Tak heran dari analisa yang ditemukan khususnya masyarakat, mereka kurang begitu diminati oleh pembaca . Oleh karena itu, media harus memperhatikan informasi yang di sampaikan harus benar-benar secara mendidik atau edukatif. Berita-berita yang dimuat pun kepada khalayak pun harus benar-benar kaya dengan informasi yang mendidik. Hal itu mampu meningkatkan kecerdasan dan pekerti masyarakat. Sementara itu, berita-berita yang mengandung adanya fungsi edukatif atau mendidik, di perkaya lagi dengan ulasan-ulasan seperti berita atau laporan yang mendalam, tajuk rencana, artikel opini, dan kolom.

Dilihat dari fungsi Menghibur

(7)

Kita perlu tahu bahwa kemuliaan peran media massa yang utama justru terletak pada kemampuannya menyajikan hiburan yang sekaligus mendidik sehingga dapat mengembangkan kebudayaan.

Dilihat dari fungsi kontol

Berdasarkan hasil dari analisa di media cetak Surat Kabar Harian Memo, pengontrolan pers ini bisa dikatakan adanya keterbukaan. Maksudnya, keterbukaan dari semua pihak mulai dari adanya pengoreksian, pengawasan, bahkan kritikan pun disampaikan, dalam arti atas hasil yang diperoleh. Sehingga dengan keterbukaan semua pihak mengakibatkan informasi yang di peroleh secara jujur, berimbang, dan actual.

Dalam iklim sosial, politik, ekonomi, dan budaya tertentu, fungsi dan peran media tersebut sering menunjukkan perbedaan yang mendasar. Pada masyarakat dan pemerintahan yang terbuka, peran social control media tersebut lebih sering mengemuka dan laporan beritanya sangat mengutamakan interpretasi, bahkan permasalahan investigasi sangat diutamakan oleh pemimpin redaksinya.

Namun media ini kadang menunjukkan peran dan fungsi lainnya seperti memanfaatkan untuk keperluan propaganda, kampanye serta kegiatan sarana dan persuasi untuk kegiatan pemasaran produk atau jasa yang semata-mata untuk mencari keuntungan.

Dilihat dari fungsi ekonomi

Media dalam fungsi ekonomi merupakan hal yang paling penting dalam menjalankan bisnisnya sebagai profit dari media massa. Salah satunya sebagai contoh yaitu dari Media Surat Kabar Harian Memo, hal ini dilihat dari hasil terbitan hariannnya mereka lebih mengutamakan fungsi ekonomi daripada isi beritanya. Mereka lebih melayani dalam sistem ekonomi melalui ekonomiBahkan mereka memanfaatkan disela-sela halamannya untuk meletakkan iklan produk dan jasa. Oleh karena itu mereka mengganggap iklan dengan menduduki posisi teratas daripada isi berita. Sehingga arus peredaran uang dalam industri perusahaan mereka membuat sebagian orang menyebutnya kehidupan jurnalisme adalah dunia jual beli berita.

(8)

yang diharapkan yaitu dari segi informasi. Sedangkan yang belum sesuai adalah dari segi Hiburan, edukatif dan kontrol sosial.

Bahkan dalam peran dan fungsi dari media ini adanya kebablasan dalam menjalankan tugasnya sebagai media pers salah satunya yaitu dari segi ekonomi. Bahkan meskipun perusahaan media tersebut mengedepankan dengan pemberitaan krminal akan tetapi bagaimanapun juga perusahaan media harus menonjolkan juga dari fungsi hiburan, edukatif, dan control sosial.

Berdasarkan dari fenomena apa yang dilakukan media tersebut bahwa ideologi pers media ini adalah ideologi yang menganut sistem liberal. Hal ini didasarkan oleh adanya peran dan fungsi pers yang sudah di jelaskan. Pada konsep ideologi mempunyai dua pengertian yang bertolak belakang yaitu secara negative dan positif. Secara negatif, ideologi di persepsi sebagai suatu pandangan yang menyatakan nilai-nilai kelompok sosial tertentu untuk membela dan memajukan kepentingan-kepentingan mereka. Sedangkan secara positif, ideology dilihat sebagai suatu kesadaran palsu, yaitu suatu kebutuhan untuk melakukan penipuan dengan cara memutarbalikkan pemahaman orang mengenai realitas sosial. Begitulah kesimpulan yang bisa kita peroleh dari Jorge Larrain (1996), ketika berbicara mengenai konsep ideology (Sunarto, 2001:31).2

Ideology ini dapat diketahui dengan adanya ciri-ciri yang saat ini dijalankan oleh media cetak tersebut. Dalam hal ini peneliti mecantumkan ciri-dari ideologi liberal atas fenomena yang terjadi, antara lain;

Pertama, memuja fakta dan obyektivitas sehingga mengabaikan “kearifan” dan harmoni.

Berdasarkan dari fenomena diatas, dapat dilihat bahwa kepemilikan dari media tersebut dalam peran fungsi pers lebih mengandalkan pemberitaan dengan memujakan fakta. Maka dari itu hal ini dibuktikan dari surat kabar harian mereka yang lebih mengedepankan tindak criminal dengan memujakan fakta dan obyektifitas.

Kedua, berpihak pada pasar modal.

Dari ciri-ciri yang kedua, hal ini sudah jelas bahwa media dari surat kabar harian memo lebih senang mengutamakan bisnis daripada tanggung jawabnya sebagai pers. Dimana perusahaan media ini mengandalkan pasar modal dalam memperoleh keuntungan yang sebesa-besarnya.

(9)

Ketiga, mendorong konsumerisme.

Artinya kepemilikan media hanya menargetkan pada konsumennya saja dengan mengajak para konsumen untuk bekerja sama dengan pemilik media melalui medianya.

Keempat, tak ada perhatian pada pendidikan dan pelestarian budaya.

Hal ini sudah jelas sebagaimana perusahaan media tersebut di identik dalam pengisian berita dengan mengutamakan pemberitaan kriminal yang sensasional. Sehingga perhatian dari pendidikan dan pelestarian budaya jarang ditemukan. Dengan kata lain, perusahaan media tersebut tidak memperhatikan hal-hal tersebut malahan lebih mementingkan bagaimana perusahaan tersebut dapat tetap bertahan dan berjalan sesuai apa yang dikehendaki oleh pemilik media.

Dengan begitu, dari apa yang ditemukan di surat kabar harian memo berdasarkan dari ciri-ciri diatas maka sudah jelas bahwa mereka menganut ideologi liberal. Hal ini dapat dilihat dari kecenderungan pemilik media untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya melalui iklan. Bahkan kebabablasan sebagai lembaga ekonomi, membuat isi berita semakin tidak lagi menjadikan sebagai pers.

Maka atas adanya ide atau pandangan kebebasan membuat dari pemilik media tersebut secara langsung dan tidak langsung memisahkan dengan isi berita. Dari segi kepemilikan media, pemilik media cetak tersebut hanya dalam berurusan dengan strategi bisnis pasar modal saja sedangkan dari segi isi berita, isi berita diserahpasrahkan sebagai tanggung jawab kepada redaksi.

Tidak adanya campur tangan pemilik media terhadap isi berita baik secara langsung ataupun tidak langsung justru digunakan sebagi bahan dari pemanfaatan media untuk kepentingan-kepentingan tertentu. Dengan begitu pemilik media tersebut lebih leluasa mengutamakan kepentingan bisnis dan politik. Dimana kepentingan tersebut lebih dominan dalam arti berprioritas kepada pemilik media itu sendiri.

Dalam berpolitik pun keikutcampuran media tersebut dalam mengolah kepentingan yang berada di media tersebut terutama keikutsertaannya dalam berpartai politik. Sebagaimana apa yang dimuat dalam media tersebut.

(10)

Dalam cuplikan foto ini dapat disimpulkan Bahwa pemilik media turut ikut campur dalam permainan politik. Hal ini dikarenakan pemilik media adanya kepentingan-kepentingan yang ia bawa.

Hal ini di buktikan dengan adanya dukungan dari pemilik media dengan memuat berita tentang calon presiden Prabowo-Hatta pada bagian halaman pertama. Sedangkan apa yang dilihat dibagian bawah adalah masalah berita politik dimana dalam tulisan judul tersebut sebagai penguat dari pesan iklan politik yang dibawanya oleh pemilik media.

Sebenarnya media pada umumnya boleh-boleh saja dalam mengikutcampurkan partai politik ke medianya dengan syarat menjadikan sarana untuk mengontrol politik serta bisa mencerdaskan khalayak. Akan tetapi ada yang salah dari media surat kabar harian Memo, dari cuplikan diatas pemilik media seakan-akan memanfaatkan akan moment tersebut demi kepentingan partai politik yang di bawanya melalui iklan atau berita. Dari fenomena tersebut bukan hanya dari media tersebut saja tapi media lainnya juga memanfaatkan medianya sebagai alat untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Dengan adanya ketergantungan media ini terhadap iklan, membuat antara isi berita dan iklan tidak selaras dengan apa yang di tentukan oleh UU 40 Pers Tahun 1999 pasal 1.

Landasan Teori

Pers

Guru besar Ilmu Komunikasi FISIP UI Prof. Dr. Muhammad Budyatna mendefinisikan apa yang dimaksud dengan pers?

(11)

Pers berasal dari perkataan belanda pers yang artinya menekan atau mengepres. Kata pers merupakan padanan dari kata press dalam bahasa inggris yang juga berarti menekan atau mengepres. Jadi, secara harfiah kata pers atau press mengacu pada pengertian komunikasi yang dilakukan dengan perantara barang cetakan. Tetapi, sekarang kata pers atau press ini digunakan untuk merujuk semua kegiatan jurnalistik, terutama kegiatan yang berhubungan dengan menghimpun berita, baik oleh wartawan media elektronik maupun oleh wartwan media cetak.

Pers

Ideologi

Menurut Karl Max (1818-1883) dan Fredrich Engels (1820-1895) melihat ideology sebagai fabrikasi atau pemalsuan yang digunakan oleh sekelompok orang tertentu untuk membenarkan diri mereka sendiri. Karena itu, konsep ideology tersebut jelas sangat subjectif dan keberadaannya hanya untuk melegitimasi kelas penguasa di tengah masyarakat. Menurut Marx dan Eangels, ideology atau gagasan politik dominan di setiap masyarakat akan selalu mencerminkan kepentingan dari kelas yang berkuasa. Hal ini menurut mereka, di dasarkan pada interpretasi yang tidak benar pada sifat politik.

Sementara itu peneliti melandaskan teori pada buku catatan atas apa yang diperoleh oleh dosen matakuliah Hukum Media Massa pada fenomena ini.

Daftar Pustaka

Hikmat Kusumanigrat dan Purnama Kusumaningrat. 2012. Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung. Rosda Karya.

Sedia Willing Barus. 2010. Petunjuk Teknis Menulis Berita. Jakarta. Erlangga.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa:Penerapan Pasal 18 Undang-Undang Perlindungan Konsumen terhadap Perjanjian Transaksi Penyedia Jasa Layanan Titipan Kilat (TIKI),

Diantara solusi yang ditawarkan untuk meningkatkan pelaksanaan bimbingan belajar bahasa Arab untuk dosen ini adalah waktu yang cukup dan kontinuitas untuk

This international seminar on Language Maintenance and Shift V (LAMAS V for short) is a continuation of the previous LAMAS seminars conducted annually by the

Simpulan yang diperoleh adalah dengan adanya web ini diharapkan estimasi yang dihasilkan dapat menjadi acuan yang dapat digunakan untuk pengembangan proyek software untuk

Analisa data pada bayi Ny.” M ” adalah bayi baru lahir cukup bulanfisiologis.Menurut penulis dikatakan fisiologis karena bayi lahir cukup bulan, tidak

Akan tetapi dengan berkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin maju, dimana kontak antarnegara di dunia semakin luas dan mudah,

Kuesioner disusun menggunakan lima alternatif jawaban dengan alternatif jawaban yang tersedia adalah (1) Sangat tidak rinci, (2) Tidak rinci, (3) Netral, (4) Rinci, dan

Islamic Banking Institution (IBI) means Islamic commercial bank, Islamic banking subsidiary or an Islamic.. b) The Internal Shariah Audit shall be carried out in conformity with