MAKNA BAHASA IKLAN DALAM PRODUK KECANTIKAN
BELLA PADA SURAT KABAR ANALISA DI KOTA MEDAN
SKRIPSI
OLEH
PUTRI SARI MURNI 050701011
DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS SASTRA
MEDAN
MAKNA BAHASA IKLAN DALAM PRODUK KECANTIKAN BELLA PADA SURAT KABAR ANALISA DI KOTA MEDAN
Oleh
PUTRI SARI MURNI
NIM 050701011
Skripsi ini diajukan untuk melengkapi persyaratan memeroleh gelar sarjana dan telah
disetujui:
Pembimbing I, Pembimbing II,
Drs. Hariadi Susilo, M. Si Dra. Rosliana Lubis
NIP. 19580505 197803 1001 NIP. 19630524 198903 2002
Departemen Sastra Indonesia
Ketua,
Dra. Nurhayati Harahap, M. Hum
NIP. 19620419 198703 2001
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memeroleh gelar sarjana di perguruan tinggi dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain, kecuali yang tertulis yang diacukan dalam naskah ini dan disebutkan
dalam daftar pustaka. Apabila peryataan yang saya perbuat ini tidak benar, saya bersedia
menerima sanksi berupa pembatalan gelar sarjana yang saya peroleh.
Medan, Mei 2010
Penulis
MAKNA BAHASA IKLAN DALAM PRODUK KECANTIKAN BELLA PADA SURAT KABAR ANALISA DI KOTA MEDAN
Oleh Putri Sari Murni
ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis makna bahasa iklan dalam produk kecantikan Bella
pada surat kabar Analisa di Kota Medan. Tujuannya adalah untuk mengetahui bentuk dan
makna bahasa iklan dalam produk kecantikan Bella pada surat kabar Analisa di Kota
Medan. Teori yang digunakan adalah teori Ferdinand de Saussure dan Charles Sanders
Piece (Sobur, 2004: 39-55). Keduanya memiliki persamaan, yaitu mencari konsep
representasi yang mewakili realita. Saussure mengunakan sistem diadik. Sedangkan Piece
mengunakan sistem triadik. Pengumpulan data dalam penelitian ini mengunakan
metodelogi data kualitatif dengan jenis data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dari iklan produk kecantikan Bella sedangkan data sekunder diperoleh dengan
dengan cara mengutip dari sumber lain. Pada pengajian data mengunakan metode
deskriptif kualitatif. Selanjutnya hasil penelitian ini, penulis dapat mengetahui yaitu
bentuk bahasa iklan produk kecantikan Bella “Tuntaskan Noda Hitam dan Minyak
Dengan White Renew Chargold Therapy dari Bella Skin Care” dalam surat kabar harian
Analisa di Kota Medan, mengetahui bentuk bahasa iklan produk kecantikan Bella
“Nikmati Segala Kebaikan Buah Anggur” dalam surat kabar harian Analisa di Kota
Medan dan makna bahasa tubuh iklan dalam produk kecantikan Bella pada surat kabar
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dan
menuangkannya dalam bentuk skripsi sebagai syarat tugas akhir untuk memperoleh gelar
sarjana.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syahron Lubis M.A., sebagai Dekan Sastra Universitas Sumatera
Utara.
2. Ibu Dra. Nurhayati Harahap, M.Hum., sebagai Ketua Departemen Sastra
Indonesia Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara yang telah menyesahkan
skripsi ini.
3. Ibu Mascahaya, M.Hum., sebagai Sekretaris Departemen Sastra Indonesia
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bantuan
kepada penulis selama perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.
4. Bapak Drs. Hariadi Susilo, M.si., sebagai Dosen Pembimbing I yang telah dengan
sabar memberikan bimbingan, semangat, dan dukungan kepada penulis selama
menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Rosliana Lubis, sebagai Dosen Pembimbing II yang telah banyak
membantu penulis dalam memeriksa, mengomentari bahkan memotivasi penulis
untuk menyempurnakan penelitian ini.
6. Bapak Drs. Asrul Siregar, M.Hum., sebagai Dosen Wali penulis yang telah
7. Bapak dan Ibu staf pengajar Departemen Sastra Indonesia Fakultas Sastra
Indonesia Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan bimbingan
dan pengajaran selama penulis mengikuti perkuliahan.
8. Kakak Dedek yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis dalam
menyelesaikan masalah administrasi.
9. Skripsi ini penulis persembahkan kepada orang tua tercinta, Ayah Syamsudin
Tendak dan Ibu Murni B. atas dukungan moral, material, kasih sayang dan doa
yang selalu dilimpahkan kepada penulis.
10.Kakak-kakak dan adik penulis, Abang Win, Uda En, Uni Irma, Uda Edi, Uda
Iwan, adek Samsi yang selalu memberikan doa dan semangat kepada penulis
hingga selesaikannya skripsi ini dan terutama sekali Uda ijal yang dengan
ketulusan hati dan kesabaran membantu orang tua untuk melancarkan pendidikan
kami.
11.Teman-teman mahasisiwa di Departemen Sastra Indonesia Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara stambuk 2005, khususnya Elvi, Purnama, Copy,
Risna , Vey, Eva, Vivi, Kristin, dan Sabrun.
Akhir kata penulis menyadari bahwa penelitian ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.
Hormat Saya,
DAFTAR ISI
LEMBAR PENYESAHAN
PERNYATAAN……….i
ABSTRAK………..ii
PRAKATA………iii
DAFTAR ISI………..v
BAB I PENDAHULUAN……….1
1.1Latar Belakang………...1
1.2Rumusan Masalah………..5
1.3Pembatasan Masalah………..5
1.4Tujuan dan Manfaat penelitian………..6
1.4.1 Tujuan Penelitian………..6
1.4.2 Manfaat Penelitian………....6
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA………....7
2.1 Konsep………7
2.1.1 Makna……….7
2.1.2 Iklan ………..7
2.1.4 Kecantikan………8
2.1.5 Bella………..8
2.1.6 Analisa………..9
2.2 Landasan Teori………..9
2.2.1 Semiotika………..9
2.3 Tinjauan Pustaka……….11
BAB III METODE PENELITIAN……….13
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian………13
3.1.1 Lokasi………..13
3.1.2 Waktu………..13
3.2 Populasi dan Sampel……….13
3.2.1 Populasi………..13
3.2.2 Sampel………...14
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan data ………...14
BAB IV PEMBAHASAN………17
1.1Bentuk Bahasa Iklan Produk Kecantikan Bella “Tuntaskan Noda Hitam dan Minyak Dengan White Renew Chargold Therapy dari Bella Skin Care Dalam Surat Kabar Harian Analisa di Kota Medan………...17
1.1.1 Tampilan Teks dan Konteks Iklan Produk Kecantikan Bella “Tuntaskan Noda Hitam dan Minyak Dengan White Renew Chargold Therapy dari Bella Skin Care……….19
1.1.2 Tampilan Konteks Fisik……….20
1.1.3 Tampilan Konteks Epistemis……….21
1.1.4 Tampilan Konteks Sosial Budaya……….23
1.2Bentuk bahasa iklan produk kecantikan Bella “Nikmati Segala Kebaikan Buah Anggur” dalam surat kabar harian Analisa di Kota Medan………..25
1.2.1 Tampilan Teks dan Konteks Iklan Produk Kecantikan Bella “Nikmati Segala Kebaikan Buah Anggur………27
1.2.2 Tampilan Konteks Fisik……….28
1.2.3 Tampilan Konteks Epistemis……….28
1.3Makna Bahasa Tubuh Pada Iklan Produk Kecantikan Bella
Dalam Surat Kabar Harian Analisa di Kota Medan………...30
1.3.1 Makna Bahasa Tubuh Pada Iklan Produk Kecantikan Bella Dalam Surat Kabar Harian Analisa Sebagai Ekspresi Estetika………...33
1.3.2 Makna Bahasa Tubuh Pada Iklan Produk Kecantikan Bella Dalam Surat Kabar Harian Analisa Sebagai Pembentukan Ideologi………..35
BAB V SIMPULAN DAN SARAN………37
5.1 Simpulan………..37
5.2 Saran………39
DAFTAR PUSTAKA………..40
LAMPIRAN
MAKNA BAHASA IKLAN DALAM PRODUK KECANTIKAN BELLA PADA SURAT KABAR ANALISA DI KOTA MEDAN
Oleh Putri Sari Murni
ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis makna bahasa iklan dalam produk kecantikan Bella
pada surat kabar Analisa di Kota Medan. Tujuannya adalah untuk mengetahui bentuk dan
makna bahasa iklan dalam produk kecantikan Bella pada surat kabar Analisa di Kota
Medan. Teori yang digunakan adalah teori Ferdinand de Saussure dan Charles Sanders
Piece (Sobur, 2004: 39-55). Keduanya memiliki persamaan, yaitu mencari konsep
representasi yang mewakili realita. Saussure mengunakan sistem diadik. Sedangkan Piece
mengunakan sistem triadik. Pengumpulan data dalam penelitian ini mengunakan
metodelogi data kualitatif dengan jenis data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dari iklan produk kecantikan Bella sedangkan data sekunder diperoleh dengan
dengan cara mengutip dari sumber lain. Pada pengajian data mengunakan metode
deskriptif kualitatif. Selanjutnya hasil penelitian ini, penulis dapat mengetahui yaitu
bentuk bahasa iklan produk kecantikan Bella “Tuntaskan Noda Hitam dan Minyak
Dengan White Renew Chargold Therapy dari Bella Skin Care” dalam surat kabar harian
Analisa di Kota Medan, mengetahui bentuk bahasa iklan produk kecantikan Bella
“Nikmati Segala Kebaikan Buah Anggur” dalam surat kabar harian Analisa di Kota
Medan dan makna bahasa tubuh iklan dalam produk kecantikan Bella pada surat kabar
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Bahasa merupakan salah satu pendukung pemilik kebudayaan masyarakat
bahasa. Sebagai anggota masyarakat bahasa seorang penutur tidak terlepas dari
tuturan dalam kehidupan sehari-hari. Bertutur, dalam hal ini mengemukakan
perasaan, pendapat, keinginan, atau pemikiran dengan bahasa. Bahasa yang
diungkapkan harus dituturkan dengan baik, sehingga kalimat yang diwujudkan akan
baik pula. Dalam hal ini pikiran yang mengarahkan bahasa menjadi bahasa yang
berisi, bermakna dan bermanfaat.
Bahasa sebagai alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh manusia
dapat dikaji secara internal dan eksternal. Kajian secara internal yang dimiliki oleh
manusia artinya pengkajian itu hanya dilakukan terhadap struktur internal saja, seperti
struktur fonologisnya, struktur morfologisnya, atau struktur sintaksisnya. Sedangkan
struktur eksternal artinya kajian yang dilakukan terhadap hal-hal atau faktor yang
berada di luar bahasa yang berkaitan dengan pemakaian bahasa.
Keraf (1984: 16), sebagai salah seorang pakar linguistik Indonesia pernah
memberi batasan bahwa bahasa alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa
lambang bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Jadi bunyi antararus
ejaan disebut bahasa itu hanya mengacu pada bentuk-bentuk berartikulasi dan
bersistem. Setiap bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap belum bisa dikatakan bahasa
Makna adalah hubungan antara bahasa dengan dunia luar yang telah
disepakati bersama oleh para pemakai bahasa sehingga dapat saling mengerti (Cf.
Grice dalam Aminudin, 2001: 53). Dari batasan pengertian tersebut dapat diketahui
adanya tiga unsur pokok, yaitu: (1) Makna adalah hasil hubungan bahasa dengan
dunia luar, (2) penentuan hubungan terjadi karena kesepakatan para pemakai, serta
(3) perwujudan makna itu dapat digunakan untuk menyampaikan informasi sehingga
dapat saling mengerti.
Menurut Pateda ada beberapa cara untuk menggolongkan tanda-tanda (dalam
Sobur, 2004: 122) yaitu: (1) tanda yang ditimbulkan oleh alam yang diketahui
berdasarkan pengalaman, misalkan kalau langit sudah mendung menandakan akan
turun hujan, (2) tanda yang ditimbulkan oleh binatang, misalkan kalau anjing
menyalak kemungkinan ada tamu yang memasuki rumah atau tanda bahwa ada
pencuri, dan (3) tanda yang ditimbulkan oleh manusia artinya apabila lampu lalu
lintas berwarna merah menandakan semua kendaraan harus berhenti.
Bahasa juga suatu sistem arbitrer yang digunakan oleh suatu masyarakat untuk
berkerja sama, berinteraksi dan mengidentitaskan diri. (Kridalaksana, 1996: 17;
Sibarani, 2004: 166) mengatakan bahwa pikiran dan kebudayaan mental yang
mengarahkan bahasa menjadi bahasa yang berisi, dan bermanfaat. Begitu pulalah
dengan bahasa iklan harus mempunyai bahasa yang berisi dan bermanfaat sehingga
masyarakat atau konsumen mengerti dan tertarik untuk mengikuti atau membeli
Periklanan menurut Jetklin (dalam kutipan Agustrianto, 2007: 11) adalah
segala bentuk yang disampaikan atau dipromosikan ide-ide, barang-barang oleh
sponsor tertentu yang mempunyai metode untuk menyampaikan pesan dari seseorang
atau sponsor melalui media impresional atau banyak orang. Iklan berkaitan erat
dengan keahlian-keahlian khusus yang menyertainya, yaitu kreativitas-kreativitas
untuk memenangkan perhatian masyarakat.
Iklan adalah salah satu bentuk komunikasi yang terdiri atas informasi dan
gagasan tentang salah satu produk yang ditujukan kepada khalayak secara serempak
agar memperoleh sambutan baik. Tujuannya untuk memperkenalkan suatu produk
atau membangkitkan kesadaran akan merk (brand awarenss), citra merk (brand
image), citra perusahaan (corporate image), membujuk khalayak untuk membeli
produk yang ditawarkan, memberikan informasi, dan lain-lain (Sudiana, 1986: 1).
Dalam hal ini penulis hanya menganalisis iklan “Bella”, sebuah iklan alat-alat
kecantikan.
Bella adalah salah satu produk kecantikan yang berdiri pada tahun 1982, yang
sekarang telah memiliki 30 cabang di seluruh Asia dan salah satunya cabang di
Indonesia. Produk Bella mengedepankan standar berkelas di bidang perawatan kulit.
Berpengalaman lebih dari dua dekade dalam memberikan pelayanan perawatan kulit
yang profesional dengan standar pelayanan internasional serta memakai model artis
terkenal Cathy Sharon untuk mempromosikan berbagai alat kecantikan yang
Berbagai alat kecantikan yang diproduksi di pasaran mulai dari obat jerawat
sampai obat untuk memutihkan kulit wajah. Hampir semua produk kecantikan banyak
diminati kaum hawa, karena membuat penampilan terlihat cantik dan menarik. Oleh
karena itu, tidak heran kalau seorang wanita rela menghabiskan banyak uang untuk
mencari produk yang berkualitas untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.
Hidup dikendalikan oleh media massa, kalimat ini tidak dapat dipungkiri bila
diamati dalam masyarakat terhadap berbagai program komunikasi melalui media
massa seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan media on line (internet).
Sejak bangun tidur , melakukan aktifitas harian sampai tidur kembali kita tidak bisa
melepaskan diri dari media massa. Dalam hal ini iklan yang penulis ambil dari surat
kabar Analisa yaitu mengenai kecantikan Bella. Produk kecantikan itu sendiri adalah
barang atau jasa yang dihasilkan dari hasil produksi yang berguna untuk
mempercantik diri (wajah).
Seorang pembuat iklan harus memperhatikan bahasa yang digunakan dalam
pembuatan iklan yang akan dipublikasikan. Bahasanya harus menarik dan
mengunakan gaya bahasa yang menggugah konsumen. Sehingga konsumen merasa
terhipnotis ingin membeli barang atau produk tersebut. Konsumen sebagai
masyarakat awam kadang-kadang tidak memahami apa yang tersirat dari sebuah iklan
tersebut. Hal inilah yang membuat penulis merasa tertarik untuk membahas masalah
bahasa dalam iklan surat kabar Analisa.
Surat kabar Analisa adalah surat kabar harian yang terbit di kota Medan.
dibandingkan dengan surat kabar yang lainnya, baik itu isinya, tata bahasanya, jumlah
iklannya serta kualitas isinya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan masalah yang dibahas
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah bentuk bahasa iklan produk kecantikan Bella “Tuntaskan Noda
Hitam dan Minyak Dengan White Renew Chargold Therapy dari Bella Skin
Care” dalam surat kabar harian Analisa di kota Medan?
2. Bagaimanakah bentuk bahasa iklan produk kecantikan Bella “Nikmati Segala
Kebaikan Buah Anggur” dalam surat kabar harian Analisa di Kota Medan?
3. Bagaimanakah makna bahasa tubuh pada iklan produk kecantikan Bella dalam
surat kabar harian Analisa di kota Medan?
1.3 Pembatasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka penelitian ini tidak
membahas semua jenis iklan produk kecantikan Bella yang ada di semua surat kabar
di kota Medan secara keseluruhan. Namun penelitian ini dibatasi hanya pada iklan di
1.4Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang dirumuskan, tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui bentuk pemakaian bahasa iklan produk kecantikan Bella dalam
surat kabar Analisa di kota Medan.
2. Mengetahui bentuk bahasa iklan produk kecantikan Bella “Nikmati Segala
Kebaikan Buah Anggur” dalam surat kabar harian Analisa di Kota Medan.
3. Mengetahui makna iklan produk kecantikan Bella dalam surat kabar Analisa
di kota Medan.
1.4.2 Manfaat Penelitian
Manfaat hasil penelitian makna iklan dalam surat kabar harian Analisa adalah
sebagai berikut:
1. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang makna bahasa iklan produk
kecantikan Bella di surat kabar.
2. Memberikan sumbangan untuk perkembangan teori-teori bahasa periklanan
dalam kajian produk kecantikan Bella.
3. Membantu penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan kajian
BAB II
KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep
Dalam suatu penelitian ini penulis mempunyai beberapa konsep yang
mendukung penelitian ini. Menurut KBBI (2002: 588) konsep itu sendiri adalah
gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apa saja yang ada di luar bahasa yang
digunakan oleh akal budi untuk memahami suatu hal lain. Konsep penelitian ini
adalah mengenai:
2.1.1 Makna
Makna adalah hubungan antara bahasa dengan dunia luar yang telah
disepakati bersama oleh para pemakai bahasa sehingga dapat saling mengerti (cf.
Grice dalam Aminudin, 2001: 53). Dari batasan pengertian tersebut dapat diketahui
adanya tiga unsur pokok, yaitu:
1. Makna adalah hasil hubungan bahasa dengan dunia luar
2. Penentuan hubungan terjadi karena kesepakatan para pemakai, serta
3. Perwujudan makna itu dapat digunakan untuk menyampaikan informasi
sehingga dapat saling mengerti
2.1.2 Iklan
Iklan adalah satu bentuk komunikasi yang terdiri atas informasi dan gagasan
tentang salah satu produk yang ditujukan kepada khalayak secara serempak agar
membangkitkan kesadaran akan merk (brand awarenss), citra merk (brand image),
citra perusahaan (corporate image), membujuk khalayak untuk membeli produk yang
ditawarkan, memberikan informasi, dan lain-lain (Sudiana, 1986: 1).
2.1.3 Produk
Menurut KBBI (2002: 896), produk adalah barang atau jasa yang dibuat dan
ditambah nilai gunanya atau nilainya dalam proses produksi atau akhir dari produksi
itu.
2.1.4 Kecantikan
Kecantikan hal yang diidam-idamkan oleh manusia terutama oleh para kaum
hawa. Menurut KBBI (2002: 193), kecantikan adalah keelokan (wajah; muka),
kemolekan.
2.1.5 Bella
Bella adalah salah satu produk kecantikan yang berdiri pada tahun 1982,
sekarang memiliki 30 cabang diseluruh Asia dan memiliki cabang di Indonesia. Sejak
peresmian cabang pertamanya di Plaza Indonesia telah meluas jaringannya ke
2.1.6 Analisa
Analisa adalah sebuah surat kabar harian yang terbit di kota Medan.
Diterbitkan pada tanggal 23 maret 1972, Analisa mempunyai format broadsheet
(lebar) dan merupakan surat kabar yang terbesar di Medan dan terbit tujuh kali dalam
seminggu.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Semiotika
Penelitian ini mengunakan teori semiotika (tanda). Adapun salah satu ahli
yang mengkaji bidang semiotika adalah Ferdinand de Saussure dan Charles Sanders
Piece (Sobur, 2004: 39-55). Keduanya memiliki persamaan yaitu mencari konsep
representasi yang mewakili realita. Saussure mengunakan sistem diadik. Sedangkan
Piece mengunakan sistem triadik. Namun tidak semua penelitian ahli itu di-
aplikasikan dalam penelitian ini, melainkan hanya beberapa konsep yang peneliti
anggap relevan untuk penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1) Ferdinand de Saussure
Saussure (Sobur, 2004: 46) tanda sebagai kesatuan dari dua bidang yang tidak
dapat dipisahkan, seperti halnya selembar kertas, dimana ada tanda di situ ada
sistem. Tanda berwujud kata atau gambar mempunyai dua aspek yang ditangkap
oleh panca indra. Yang disebut signifier (penanda), penanda merupakan konsep
makna tanda itu). Stimulasi penanda dikatakan sebagai unsur linguistik berupa
kata atau kalimat yang diolah dalam otak melalui konsep makna pada petanda
tersebut sehingga, muncul subjek sebagai petanda antara penanda dan petanda
tidak berhubungan secara langsung akan tetapi melalui konsep makna yang ada
didalam otak dalam mengungkapkan makna realitas.
Contoh: signifier (penanda) yaitu gambar artis Cathy, sedangkan signified
(petanda) yaitu iklan produk kecantikan Bella.
2) Charles Sander Pieces
Pieces (Sobur, 2004: 41) dalam teori Graund Triadik Pieces, mengemukakan
tiga hubungan tanda dan tiga klasifikasi tanda. Adapun tiga hubungan tanda
yang dimaksud adalah graund (dasar), representamen (menghasilkan sesuatu
atau mewakili sesuatu), interpretant (penerima, penafsir atau penguna tanda).
a) Tanda dasar (graund), yaitu iklan kecantikan Bella itu sendiri.
b) Representamen iklan, yaitu produk kecantikan Bella yaitu makna yang
terkandung dalam iklan. Adapun sebagai berikut:
1. Sebagai Bias Gender
Ketidakadilan gender dalam media iklan tampak bahwa korban
ketidakadilan ini, sebagian besar berada dipihak wanita. Hal ini
bisa dilihat pada tampilan iklan produk kecantikan Bella.
.Representasi tampilan iklan menggambarkan seolah-olah yang
membedakan laki-laki dan wanita adalah pada sisi biologisnya saja
2) Sebagai Ekspresi Estetika
Dalam hal ini tubuh wanita yaitu Cathy Sharon dengan
menunjukan kecantikan dan kemulusan tubuhnya. Nilai estetika
selalu dihubungkan dengan seni. Tubuh manusia khususnya wanita
memiliki seni karena memiliki keindahan, dan dapat diwujudkan
sebagai ekspresi seni untuk melibatkan tanda di dalammya.
3) Sebagai Pembentuk Ideologi
Magnis-Suseno (dalam Sobur, 2002: 66) mendefinisikan
ideologi sebagai bentuk “kesadaran palsu”. Kata ideologi
mempunyai konotasi negatif, tidak wajar ideologi sebagai teori
yang tidak berorentasi kepada kebenaran, melainkan pada
kepentingan pihak yang mempropagandakannya yaitu yang
menjual produk tersebut agar laku dipasaran.
c) Interpretant, yaitu tanda-tanda atau simbol iklan produk kecantikan
Bella yaitu penerima, penafsir, atau penguna Bella.
2.3 Tinjauan Pustaka
Tinjauan adalah meninjau, pandangan, pendapat sesudah menyelidiki, atau
mempelajari (KBBI, 2002: 1198). Pustaka adalah kitab: buku, primbon (KBBI, 2002:
912). Penulis tidak akan terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan dengan
1. Novita (1994) yang berjudul “Analisis Bahasa Iklan RCTI”, yang membahas
tentang variasi bahasa yang dipakai dalam bahasa iklan di RCTI serta bagaimana
kelas kata dan jenis kalimat berdasarkan intonasi.
2. Melva (2002) yang berjudul “Slogan pada Iklan Kosmetik Analisis Struktural”,
yang membahas kategori kata dan frase serta pola-pola struktur frase yang
membentuk slogan iklan pada kosmetik TV swasta ANTEVE, INDOSIAR, RCTI,
SCTV, TPI, dan TRANS TV.
3. Saul M. Sihombing (2003) yang berjudul “Wacana Iklan Kematian pada Harian
Analisa Sebagai Identitas Budaya Etnik Tionghoa”, yang membahas tentang
fungsi dan makna wacana iklan kematian pada harian Analisa bagi etnis Tionghoa
yang terbit di kota Medan.
4. Rika Daniar (2004) yang berjudul “Bahasa Tubuh Wanita dalam Iklan Sabun Lux
Majalah Femina dan Kartini”, yang membahas tentang bentuk dan makna bahasa
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi
Dalam suatu penelitian harus mempunyai lokasi agar penelitian yang dilakukan
terarah dan valid. Lokasi adalah letak atau tempat (KBBI, 2002: 680) yang menjadi
lokasi penelitian penulis adalah di kota Medan pada surat kabar lokal, yaitu surat kabar
harian Analisa di kota Medan.
3.1.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian penulis melakukan penelitian terhadap iklan yang ada di surat
kabar Analisa terhitung pada tanggal 09-15 November 2009.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah sekelompok orang, benda, atau menjadi sumber pengambilan
sampel; suatu kumpulan yang memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah
penelitian (KBBI, 2002: 889), yang menjadi populasi penelitian ini adalah bahasa produk
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjukan sifat suatu kelompok
yang lebih besar, lebih kecil yang mewakili kelompok atau keseluruhan yang lebih besar
(KBBI, 2002: 991). Jumlah populasi sangat besar maka sampel yang digunakan penulis
dalam penelitian ini hanya iklan Bella saja, terhitung pada tanggal 09-15 November 2009
yang menjadi penelitian pada pokok perbahasan skripsi ini.
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode adalah cara mendekati, mengamati, menganalisis, dan menjelaskan suatu
fenomena (Kridalaksana, 2001: 136). Dalam hal ini, penulis mengunakan metode
deskriptif, yaitu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan mengambarkan atau
melukiskan keadaan suatu material atau objek fokus penelitian (seseorang, lembaga
masyarakat dan perusahaan) pada saat ini berdasarkan fakta realitas yang sebagaimana
adanya.
Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini barsifat kualitatif. Bogdan dan
Taylor (Kaela, 2005: 5) menyatakan bahwa prosedur kualitatif menghasilkan penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata atau pun makna, nilai, serta pengertian
dengan pendekatan yang diarahkan pada latar dan individu secara holistic “utuh” dan
memandang sebagai suatu kesatuan jenis dan data dalam penelitian ini adalah data
Data kualitatif dibagi menjadi data primer dan data sekunder. Data primer (objek
fokus) merupakan data yang diperoleh dari iklan produk kecantikan Bella. Sedangkan
data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui sumber-sumber objek material
tertulis antara lain seperti; (1) Alex Sobur, dalam Semiotika Komunikasi 2004 halaman
39-55. (2) Aminudin, dalam Semantik: Pengantar Studi Tentang Makna 2001 halaman
53. Kemudian mengambil data lain seperti dari internet dala
da
yang terkait dengan topik penelitian ini. Selanjutnya, pengumpulan data dengan
memeriksa, membaca, kemudian mengunakan teknik catat yaitu mencatat
dokumen-dokumen yang terkait dengan permasalahan yang diteliti.
3.4 Metode dan Teknik Analisis Data
Analisa data yang dilakukan secara deskriptif kualitatif dilakukan sejak
pengumpulan data. Metode yang digunakan untuk mengganalisis adalah dengan
mengunakan metode padan dan metode simak . Metode padan karena metode ini
beranggapan bahwa alat penentunya berada di luar, terlepas dan tidak menjadi bagian
dari bahasa (langue) yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993: 13) dan metode simak, yaitu
menyimak, memperhatikan, membaca tampilan dan makna yang ada pada iklan Bella
tersebut.
Teknik dasar yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik baca markah atau
BM. Disebut teknik baca markah karena cara yang digunakan pada awal kerja analisis ini
adalah dengan “membaca markah”. Dalam hal ini disebut pemarkah (baik secara
kebenaran suatu lingual atau identitas kontituen tertentu. Kemampuan pembaca pemarkah
itu (market) berarti kemampuan menunjukan kebenaran yang dimaksud (Sudaryanto,
1993: 95). Hasil analisis dipaparkan secara sistematis dalam bentuk laporan ilmiah
berupa skripsi dengan penganalisisan berupa teks dan gambar sebagai data relevan dalam
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Bentuk Bahasa Iklan Produk Kecantikan Bella “Tuntaskan Noda Hitam dan Minyak Dengan White Renew Chargold Therapy dari Bella Skin Care” Dalam Surat Kabar Harian Analisa di Kota Medan
Iklan Bella adalah dasar (ground) berupa produk kecantikan yang berfungsi untuk
mempercantik diri. Berdiri pada tahun 1982, Bella sekarang memiliki 30 cabang
diseluruh Asia dan memiliki 12 cabang di Indonesia. Sejak peresmian produk kecantikan
Bella di Plaza Indonesia, Bella sekarang telah meluaskan jaringannya ke beberapa kota
besar di Indonesia. Bella juga dikenal sebagai pemimpin terdepan dalam perawatan hair
removal dan kulit. Dibekali dengan penelitian ekstensif, teknologi yang modern dan juga
staf profesional, Bella mengedepankan standar berkelas dibidang solusi perawatan kulit.
Pengalaman lebih dari dua dekade dalam memberikan pelayanan perawatan kulit
yang profesional. Produk Bella adalah pelopor dalam memperkenalkan solusi yang paling
canggih untuk perawatan kulit di negara-negara lain seperti Singapura, Brunei, Malaysia,
Hong Kong, Indonesia, Filipina, Shanghai dan Beijing.
Tampil cantik dan menarik merupakan idaman para kaum hawa. Definisi iklan
dalam Kamus Besar Indonesia (KBBI, 2002: 421) adalah sebagai berita pesanan yang
mendorong, membujuk khalayak ramai tentang barang dan jasa yang ditawarkan. Iklan
dapat juga pemberitahuan kepada khalayak ramai mengenai barang dan jasa yang dijual,
dipasang, di dalam media seperti dalam surat kabar, televisi, dan majalah.
Semua produk iklan yang di tawarkan baik yang terdapat dalam surat kabar,
mengikuti apa yang terdapat dalam iklan. Seperti halnya pada iklan ini mempunyai
bentuk bahasa yang menarik sehingga konsumen yang melihat iklan ini akan memakai
produk yang ditawarkan pembuat iklan tersebut.
Iklan produk kecantikan Bella “Tuntaskan noda hitam dan minyak dengan White Renew Chargold Therapy dari Bella Skin Care” terdapat kalimat diformulasikan dengan campuran emas dan arang yang mampu meremajakan kulit Anda, kandungan emas yang bersifat anti-penuaan dapat mengurangi radikal bebas dengan efek lembut dan lembab, sedangkan arang membersihkan dan menetralisir bau sehigga Anda memiliki kulit tanpa cela. Bahwasanya sekarang emas dan arang bisa digunakan dalam mempercantik kulit padahal emas biasanya dipakai sebagai perhiasan tubuh yang dibentuk menjadi kalung, gelang, cincin dan anting-anting serta arang digunakan untuk memanggang tetapi akibat kemajuan teknologi selain mutiara untuk memutihkan wajah, emas dan arang bisa juga digunakan dalam mempercantik diri. Selain itu, iklan ini juga menampilkan pose tubuh cantik sang model yang cantik jelita, rambut tergurai, kulit mulus dan berbaju seksi untuk memikat para konsumen, yang secara tersirat bila memakai produk ini konsumen akan menjadi cantik dan menarik seperti model iklan tersebut.
Memiliki wajah ayu, tubuh langsing, kulit putih, tinggi semampai, kaki yang
indah, hidung mancung merupakan kecantikan fisik yang didamba-dambakan setiap
wanita. Oleh karena itu, media iklan Bella sebagai satu produk kecantikan memegang
peranan penting untuk memberikan kemudahan kepada wanita.
Jetklin (1997: 15) mengatakan bahwa iklan sebagai sarana pemasaran produk
barang atau jasa harus mampu tampil menarik dan persuasif. Dalam strategi pemasaran
modern, keberadaan iklan sudah menjadi tuntutan yang tidak dapat dihindari demi suatu
produk yang ditawarkan agar mendapat perhatian dari kehidupan masyarakat. Menurut
Bajari (2008) iklan tidak hanya sebagai medium penyadaran konsumen tentang suatu
Secara biologis keindahan tubuh dan fisik yang dimiliki oleh kaum wanita
menjadi alasan mengapa kaum wanita dijadikan tombak untuk daya tarik suatu produk.
Iklan melalui tampilan tubuh wanita seksi merupakan permainan dalam perdagangan
karena hanya untuk menarik konsumen yang menjadi alat efektif untuk menggoda dan
memaksa masyarakat sebagai konsumen agar mengkonsumsi produk yang dijual oleh
agen iklan.
Interpretasi dari makna dasar (ground) atau petanda iklan Bella telah
menempatkan bahasa tubuh sebagai daya tarik suatu produk. Bahasa tubuh wanita yang
ditampilkan dalam media iklan dibuat menarik, mengoda dan seksi, sedangkan
representasi atau petanda yang dibentuk pada iklan Bella telah membentuk citra diri
seorang wanita, gaya hidup, dan kepuasan dengan menjanjikan berbagai hal.
4.1.1 Tampilan Teks dan Konteks Iklan Produk Kecantikan Bella “Tuntaskan Noda Hitam dan Minyak Dengan White Renew Chargold Therapy dari Bella Skin Care”
Pengungkapan makna ataupun pesan sebuah iklan harus memperhatikan
hubungan antara unsur verbal dan nonverbal baik dalam mesin cetak maupun elektronik.
Pilliang (2003: 263) mengatakan bahwa objek sebuah iklan merupakan representasi dari
sebuah produk barang atau jasa yang diiklankan. Konteks sebuah iklan merupakan
elemen yang memberi sebuah makna pada produk atau barang yang diiklankan,
sedangkan teks iklan merupakan tanda verbal yang berfungsi memperjelas hubungan
Cook (dalam Sobur, 2002: 56) mendefinisikan bahwa antara teks dan konteks
merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Cook mengartikan teks sebagai
semua bahasa, bukan hanya kata-kata yang tercetak di lembar kertas, tetapi juga jenis
ekspresi komunikasi, ucapan, musik, gambar, efek suara, citra, dan sebagainya. Konteks
memasukkan semua situasi dan hal yang berada di luar teks dan mempengaruhi
pemakaian bahasa, seperti partisipasi dalam bahasa, situasi dimana teks tersebut
diproduksi atau makna yang ditafsirkan, dan sebagainya.
4.1.2 Tampilan Konteks Fisik
Memiliki wajah ayu, tubuh langsing, kulit putih, tinggi semampai , kaki indah,
hidung mancung merupakan representasi kecantikan fisik yang diimpi-impikan setiap
wanita. Oleh karena itu, media iklan produk kecantikan Bella sebagai salah satu produk
kecantikan memegang peranan penting untuk memberikan kemudahan kepada konsumen
wanita.
Menurut KBBI (2002: 317) fisik merupakan anggota badan atau jasmani. Mata,
hidung, telinga, kaki dan tubuh secara keseluruhan adalah anggota badan atau bahasa
tubuh manusia. Mulyana (2005: 317) mengatakan bidang yang menelaah bahasa tubuh
adalah kinesika (kinesics) suatu istilah yang diciptakan seorang perintis studi bahasa
nonverbal Ray L. Bird Whistell, setiap anggota tubuh seperti wajah (termasuk senyuman
dan pandangan mata) tangan, kepala, kaki, dan bahkan tubuh secara keseluruhan dapat
Bentuk tampilan produk yang sering dieksploitasi di dalam media iklan adalah
tubuh wanita seksi. Pilliang (2003: 289) mengatakan bahwa pengunaan bahasa tubuh
wanita dan potensi sensualitas dijadikan sebuah elemen tontonan dalam rangka menarik
konsumen. Tubuh wanita dimuati dengan modal simbolik ketimbang sekedar biologis,
yaitu mengambil tubuh wanita hanya sebagai penanda (signifier) tentunya dengan
berbagai posisi dan gaya yang ditampilkan.
Representasi dari tampilan kontak fisik pada iklan produk kecantikan Bella
“Tuntaskan Noda Hitam dan Minyak Dengan White Renew Chargold Therapy dari Bella
Skin Care” adalah pose model yang mengoda, dengan memakai baju yang minim hampir
menampakkan belahan payudaranya, kulit mulus, dan rambut lurus panjang terurai. Hal
ini menimbulkan ideologi para wanita untuk memakai produk kecantikan ini agar tampil
cantik seperti model tersebut, sehingga menjadikan interpretant pengetahuan si pembaca
untuk mengikuti prilaku iklan tersebut.
4.1.3 Tampilan Konteks Epistemis
Konteks epistemis atau latar belakang pengetahuan yang sama-sama diketahui
oleh pembicara dan pendengar (Sobur, 2002: 57). Berbicara tentang latar belakang
pengetahuan maka tidak lepas dari skemata. Skemata (dalam Sobur, 2002: 78) adalah
teori dalam pengetahuan, tentang bagaimana pengetahuan itu disajikan, bagaimana sajian
Dalam teori Triadik, secara stereotipe wanita merupakan tampilan dan
representasi seseorang yang memiliki interpretasi sebagai berikut:
1. Cantik dan dewasa
2. Feminim dan senang bersolek
3. Anggun
4. Memiliki sifat kelembutan
5. Memiliki sifat keibuan
6. Sebagai pengurus utama dalam keluarga
dalam hal ini, skemata mewakili pengetahuan manusia tentang suatu konsep yang
berkaitan dengan objek, situasi, peristiwa yang tersimpan dalam suatu ingatan atau
memori.
Konteks epistemis yang terdapat dalam iklan produk kecantikan Bella
“Tuntaskan Noda Hitam dan Minyak Dengan White Renew Chargold Therapy dari Bella Skin Care” adalah masalah tampilan produk kecantikan yang dijual oleh produsen
kepada konsumen melalui media iklan. Tampilan yang dipaparkan dalam iklan adalah
memakai pose model artis terkenal sebagai daya tarik.
Tampilan tubuh Cathy Sharon dalam iklan produk kecantikan Bella “Tuntaskan
Noda Hitam dan Minyak Dengan White Renew Chargold Therapy dari Bella Skin Care”
diinterprestasikan bahwa tubuhnya dikemas sedemikian rupa dalam mempromosikan
memasarkan suatu produk.
Tampilan iklan konteks epistemis diartikan bahwa seolah-olah kecantikan wanita
Minyak Dengan White Renew Chargold Therapy dari Bella Skin Care” yang dapat
dipandang karena tubuhnya, Cathy Sharon diinterpretasikan sebagai makhluk yang
memikat dan tampil menarik hanya dengan menampilkan ciri-ciri biologisnya saja dan
ciri-ciri kewanitaan yang dibentuk oleh budaya seperti tubuh seksi, wajah yang bersih
putih, dan bertipe wajah barat, rambut lurus panjang terurai dan kulit halus dan putih.
Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa representasi nonverbal dalam media
iklan dijadikan suatu permainan (parodi) yang terancang dengan baik yaitu tampilan
tubuh Cahty Sharon lebih ditonjolkan daripada produk yang dijual. Hal ini bertitik tolak
dari penguasaan faktor produksi oleh penguasa agen iklan tertentu (kapitalisme) dalam
rangka penanaman ideologi dalam representasi konsumen, bahwa tubuh wanita dapat
memancarkan kecantikannya dengan mengkonsumsi produk kecantikan Bella. Ideologi
yang dibentuk menanamkan sebuah penampilan kedustaan atau kepalsuan yang
dilakukan oleh agen iklan untuk mempengaruhi pikiran konsumen dan menganggap
tampilan tersebut benar. Interpretasi dari tampilan iklan, yaitu antara konsep, isi, atau
makna tidak sesuai dengan realitas sesungguhnya.
4.1.4 Tampilan Konteks Sosial Budaya
Iklan produk kecantikan Bella “Tuntaskan Noda Hitam dan Minyak Dengan
White Renew Chargold Therapy dari Bella Skin Care” berdasarkan konteks sosial
budaya menginterpretasikan masalah perbedaan status sosial. Nilai-nilai sosial budaya
yang ditampilkan dalam iklan diinterpretasikan bahwa bentuk tubuh atau fisik wanita
jelek, kurang seksi, dan tidak putih tidak mendapat tempat yang setara dengan wanita
yang ideal.
Interpretasi dari iklan menekankan konsep warna kulit putih dan tidak putih yang
bila dipandang pada konteks kajian sosial budaya bertolak belakang karena tidak semua
orang terlahir sempurna yang memiliki tubuh ideal seperti tinggi, langsing, dan memiliki
kulit putih. Selain itu, konsep “putih” dan “tidak putih” tidak cocok jika dijelaskan di
Indonesia, karena orang Indonesia itu sendiri tidak menganggap dirinya putih dan juga
tidak hitam (seperti konsep dikatomi hitam dan putih di barat). Mereka menyebut dirinya
terang atau sawo matang (Vidyarani: 2007).
Definisi cantik dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2002: 193) adalah
indah, elok, dan bagus. Berdasarkan konteks sosial budaya kecantikan wanita secara
universal diartikan masyarakat sebagai bentuk yang elok dan indah bila dipandang
membuat hati terasa tentram. Berdasarkan konteks sosial budaya kecantikan wanita tidak
hanya terletak pada fisik saja akan tetapi, dapat dilihat melalui kepribadiannya seperti
kecerdasan, berwibawa, berpendidikan, dan menjaga kehormatannya dengan tidak
mempertontonkan tubuhnya dihadapan publik.
Tampilan Cathy Sharon dengan pakaian seksi telah memperlihatkan keindahan
tubuhnya dihadapan publik. Representasi tampilan iklan ini hanya bertujuan
mempromosikan suatu produk tetapi tampilan Cathy Sharon telah melecehkan kaum
wanita yaitu tubuh wanita dijadikan penderita. Tampilan wanita dalam iklan Bella
seolah-olah hanya dapat dilihat dari penampilan fisiknya saja dan dianggap sebagai nilai jual
4.2 Bentuk Bahasa Iklan Produk Kecantikan Bella “Nikmati Segala Kebaikan Buah Anggur” Dalam Surat Kabar Harian Analisa di Kota Medan
Iklan Bella jenis yang kedua ini lebih mengunakan bahan-bahan yang alami ini
terlihat dengan mengunakan bahan dari buah anggur, berbeda sekali dengan iklan yang
pertama yang mengunakan bahan emas dan arang. Menampilkan pose tubuh artis yang
lebih seksi dari iklan yang pertama dengan menampakkan bahu yang mulus, putih bersih
dan rambut terikat seakan-akan artis tersebut tidak mengenakan baju sama sekali.
Iklan ini masih mengunakan bahasa yang persuasif (membujuk) konsumen untuk
mengikuti apa yang terdapat dalam iklan. Seperti halnya pada iklan ini mempunyai
bentuk bahasa yang menarik sehingga konsumen yang melihat iklan ini akan memakai
produk yang ditawarkan pembuat iklan tersebut.
Berbicara tentang kecantikan tentunya wanita cukup semangat dan bergairah.
Kosmetik, mode, cara berjalan, cara tersenyum dan beragam cara-cara agar tampil cantik
sudah menjadi santapan lezat buat kaum wanita. Banyak alat kosmetik yang djual di
pasaran, dari obat jerawat sampai obat untuk memutihkan wajah. Hampir semua produk
kecantikan diminati oleh kaum hawa. Apalagi kalau bukan berusaha membuat
penampilan tetap terlihat cantik dan menarik.
Persepsi cantik sudah menjadi komoditi komersial, kulit putih , tubuh tinggi dan
langsing dinilai sebagai lambang kecantikan, padahal itu merupakan cara pandang yang
keliru tentang makna cantik. Dalam Islam pengertian yang cantik adalah kecantikan yang
mukminah sejati keinginan untuk menjadi cantik seperti bidadari surga merupakan
dambaan dan keinginan yang sangat diinginkan.
Kecantikan memiliki makna yang sangat luas, tidak heran seorang wanita rela
mengeluarkan uang yang banyak untuk mendapatkan penampilan yang seperti
diinginkannya seperti pada iklan Bella menampilkan “Promosi Spesial Sesi Pertama
Hanya Rp 600.000,- + Beli 1 Gratis 2” dan Beli 1 Program Gratis 2 program. Bagi
wanita yang berpenghasilan rendah tidak akan mampu untuk mengeluarkan uang yang
banyak seperti itu akan berpikir seratus kali untuk mengunakan produk kecantikan Bella
ini.
Iklan sebagai salah satu media informasi bagi masyarakat dan sebagian
masyarakat Indonesia sudah sampai pada hiper realitas, semua tayangan iklan baik di
media massa yang selalu dianggap lebih nyata. Padahal tidak semuanya benar dan bisa
dipertanggungjawabkan sebab ada unsur kepalsuan, dan masyarakat cenderung meniru
prilaku yang ditayangkan tanpa menelaah kebenarannya.
Ada juga iklan menampilkan kebenaran tetapi masyarakat sulit untuk
membedakan antara kebenaran dan kepalsuan. Hal inilah yang membuat masyarakat
menjadi korban iklan. Para pembuat iklan berlomba-lomba untuk menampilkan iklan
dengan mengunakan bahasa yang kreatif dan menarik serta mengunakan model-model
yang cantik dan seksi agar konsumen tertarik dan mengikuti apa yang ada pada iklan
tersebut, ini merupakan persaingan dunia periklanan. Bahasa iklan merupakan salah satu
produk yang ditawarkan tersebut. Walaupun bahasanya sudah menyalahi teks dan
konteks.
4.2.1 Tampilan Teks dan Konteks Iklan Produk Kecantikan Bella “Nikmati Segala Kebaikan Buah Anggur”
Bila dihubungkan antara teks dan konteks pada iklan Bella ini tampilan iklan
dapat diinterprestasikan bahwa bahasa tubuh wanita digunakan hanya sebagai penarik
konsumen untuk membeli dan ikut memakai barang yang dipromosikan. Bila
diperhatikan berdasarkan teks dan konteks tampilan iklan dapat diinterpretasikan bahwa
wanita yang memakai produk Bella “Nikmati Segala Kebaikan Buah Anggur” kulit akan
menjadi sehat dan cerah seperti model tersebut.
Wanita cantik dengan kulit putih menunjukan representasi daya tarik untuk
konsumsi suatu produk. Eksploitasi bahasa tubuh wanita dalam iklan ini merupakan
konteks tampilan parodi yaitu tampilan kedustaan dan kepalsuan suatu produk. Tampilan
model Cathy Saron hanya sebagai eksploitasi propopaganda dan sekaligus wahana
penggoda.
Berdasarkan tampilan iklan Bella “Nikmati Segala Kebaikan Buah Anggur”
diinterpretasikan bahwa antara penanda (objek) dan petanda (makna) tidak ideologis
yaitu antara ide dan konsepnya tidak sesuai dengan realitas karena mustahil jika orang
4.2.2. Tampilan Fisik
Wajah ayu, tubuh langsing, kulit putih mulus, tinggi semampai, hidung mancung,
rambut panjang lurus terurai merupakam simbol representasi kecantikan wanita dari luar
atau fisik.
Konteks fisik meliputi tempat terjadinya penguna bahasa, objek yang disajikan
dalam peristiwa komunikasi serta tindakan atau perilaku para peran dalam peristiwa
komunikasi (Sobur, 2002: 57).
Objek yang menjadi penanda dalam iklan ini adalah seorang model yang
menunjukkan bahunya yang mulus dan bersih karena memakai produk Bella ini dengan
rambut terikat akan lebih terlihat seksi seakan-akan artis tersebut tidak mengenakan baju
sama sekali.
4.2.3. Tamplan Konteks Epistemis
Konteks epistemis atau latar belakang pengetahuan yang sama-sama diketahui
oleh pembicara ataupun pendengar (Sobur, 2002: 57). Berbicara tentang latar belakang
pengetahuan maka tidak lepas dari skemata. Skemata (dalam Sobur, 2002: 78) adalah
teori tentang pengetahuan, tentang bagaimana pengetahuan itu disajikan, dan bagaimana
sajian itu memberi kemudahan dalam memahami pengetahuan tersebut.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa skemata mewakili pengetahuan manusia tentang
suatu konsep yang berkaitan dengan objek, situasi, peristiwa yang tersimpan dalam suatu
Representasi tampilan iklan bertolak belakang dengan realita kehidupan
masyarakat karena tidak semua wanita bisa memakai produk kecantikan ini, dan tidak
semua wanita dapat menunjukkan kelebihannya kepada orang lain terutama fisiknya.
Setiap orang pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Manusia diciptakan Tuhan
berpasangan ada yang cantik dan jelek, ada putih dan tidak putih untuk itu objek dan
peristiwa yang ditampilkan dalam iklan produk kecantikan Bella hanya sebagai
kepalsuan.
4.2.4. Tampilan Konteks Sosial Budaya
Representasi tampilan iklan berdasarkan konteks sosial budaya ditujukan pada
golongan atas. Hal ini karena perawatan iklan Bella menggunakan perawatan kulit
dengan biaya yang tidak sedikit, hanya golongan orang kaya yang mampu mengikuti
perawatan produk kecantikan ini.
Interpretasi dari tampilan iklan berdasarkan konteks sosial bila dilihat dari satu
sisi telah menciptakan kehidupan wanita modern bagai gaya hidup ala bangsawan.
Padahal dalam realita masih banyak kaum wanita, sebagai ibu, gadis yang pekerja, atau
wanita sosial yang alur kehidupannya berbeda dengan yang ditampil pada iklan Bella ini.
Namun, disisi lain kecantikan tampilan Bella dapat diinterpretasikan sebagai proses
“kenaikan” kelas bagi penggunanya yaitu jika konsumen memakai produk kecantikan ini
maka masyarakat yang berada dikelas bawah bisa naik kelapisan yang lebih tinggi,
Imaji dan kontruksi iklan telah memasuki alam bawah sadar wanita dengan
memberikan mimpi-mimpi yang palsu kepada wanita yaitu wanita dapat menjadi artis
instant, bagai bintang bollywood yang terkenal hanya karena memakai produk
kecantikan yang ditawarkan iklan tersebut.
4.3 Makna Bahasa Tubuh Pada Iklan Produk Kecantikan Bella Dalam Surat Kabar Harian Analisa
Gender adalah perbedaan peran, prilaku, perangai laki-laki dan perempuan oleh
budaya dan masyarakat melalui interpretasi terhadap perbedaan laki-laki dan wanita.
Representasi gender merupakan konsep yang mengharapkan kesetaraan status dan
peranan antara laki-laki dan wanita (Daulay, 2007: 4).
Dalam kajian analisis gender dianggap sangat mengeksploitasi wanita. Eksploitasi
bukan hanya dari sisi adanya jumlah jam kerja wanita, pelecehan seksual, kekerasan
dalam rumah tangga, tetapi juga penyalagunaan dalam menampilkan pada
pekerjaan-pekerjaan yang merendahkan martabat wanita dari sisi norma. Bahasa tubuh atau fisik
wanita terkadang dimanfaatkan menjadi ujung tombak iklan. Representasi bahasa tubuh
wanita menjadi suatu cara ampuh untuk melakukan penjualan suatu produk.
Murniati (2004: 183) mengatakan bahwa isu gender mempermasalahkan identitas
diri wanita maupun laki-laki yang bersembunyi dalam kotak stereotip (ciri-ciri penandaan
terhadap suatu kelompok tertentu) masing-masing jenis. Ideologi gender, seperti
diketahui telah mempengaruhi tatanan hidup termasuk relasi hidup seorang wanita dan
Ketidakadilan gender dalam media iklan tampak bahwa korban ketidakadilan ini,
sebagian besar berada dipihak wanita. Hal ini bisa dilihat pada tampilan iklan produk
kecantikan Bella, representasi tampilan iklan menggambarkan seolah-olah yang
membedakan laki-laki dan wanita adalah pada sisi biologisnya saja yaitu kecantikan fisik
atau tubuh wanita.
Interpretasi dari tampilan iklan produk kecantikan Bella merupakan suatu
pelecehan terhadap kaum wanita dan hal ini merupakan suatu tindakan kekerasan
terhadap wanita. Citra yang dibentuk dalam media iklan produk kecantikan Bella lebih
menonjolkan unsur geografisnya daripada mengekspresikan kelebihan produk yang
dijual. Tubuh sebagai kontruksi makna yaitu sebagai ekspresi cita rasa yang lebih banyak
mengekspolitasikan bahasa tubuh, wanita sebagai alat manipulasi yang dituju sebagai
tanda dari simbol-simbol tertentu yang secara stereotif ada pada diri wanita misalnya
kecantikan, keanggunan, kelembutan, dan kelincahan.
Paisley-Butler (dalam Bajari: 2008) mengatakan bahwa konsep citra wanita dalam
media iklan telah membentuk ketidakadilan gender konsep, ketidakadilan gender konsep
tersebut yaitu: citra pigura, citra pilar, citra peraduan, citra pinggan dan citra pergaulan.
1. Citra pigura, yaitu wanita digambarkan sebagai makhluk yang harus memikat
dengan ciri biologisnya seperti: buah dada, pinggul, dan ciri-ciri wanita yang telah
dibentuk oleh budaya seperti: rambut, panjang betis dll.
2. Citra pilar, yaitu wanita digambarkan sebagai penggurus rumah tangga. Dalam hal
pengolahan sumber daya rumah, dan anak-anak (wanita mempunyai tanggung-
jawab yang besar dalam hal mengurus dosmestik).
3. Citra peraduan, yaitu menganggap wanita sebagai subjek seks atau pemuasan
laki-laki. Seluruh kecantikan wanita (kecantikan alamiah maupun buatan)
disediakan untuk konsumsi laki-laki seperti menyentuh dan memandang.
4. Citra pinggan, yaitu wanita digambarkan pemilik kodrat, setinggi apapun
pendidikannya atau penghasilannya, kewajiban tetap di dapur.
5. Citra pergaulan, yaitu citra ini ditandai dengan pergaulan wanita untuk masuk
kedalam kelas-kelas tertentu yang lebih tinggi di dalam masyarakat, wanita
dilambangkan sebagai makhluk yang anggun, menawan, serta berhak dimiliki
oleh kelas tertentu.
Representasi pada tampilan iklan produk kecantikan Bella bisa dilihat pada
penjelasan di atas disimpulkan bahwa iklan ini termasuk ke dalam bagian citra pigura,
citra peraduan dan citra pergaulan yang interpretasi kecantikan pada iklan ini hanya
kecantikan luar atau fisiknya saja yaitu tubuh wanita tampil menarik dengan menonjolkan
ciri-ciri biologis dengan warna kulit putih. Tubuh wanita pada iklan produk kecantikan
Bella dijadikan objek perhatian laki-laki yang representasi kecantikan hanya dapat dilihat
pada kecantikan jasmani. Tampilan iklan produk kecantikan Bella melambangkan wanita
makhluk yang anggun, menawan dan berhak dimiliki oleh laki-laki atau kelas tertentu.
Pada dasarnya wanita juga memiliki kesetaraan dengan laki-laki misalnya dalam
kecerdasan, pendidikan atau bidang lainnya. Wanita dan laki-laki sama memiliki hak
dan wanita hanya pada sisi kodrat dan fitrahnya saja yaitu wanita memiliki masa haid dan
hamil sementara laki-laki tidak.
Ketidakadilan gender akan tetap ada terus terjadi apabila masih ada terdapat
perbedaan hak dan antara laki-laki dan wanita yang tetap menganggap wanita derajatnya
lebih rendah daripada laki-laki.
4.3.1 Makna Bahasa Tubuh Pada Iklan Produk Kecantikan Bella Dalam Surat Kabar Harian Analisa Sebagai Ekspresi Estetika
Makna bahasa tubuh wanita dalam iklan produk kecantikan Bella sebagai ekspresi
estetika. Nilai estetika selalu dihubungkan dengan seni. Sebuah benda seni memiliki nilai
Estetika (Sriyana, 2007: 41). Tubuh wanita memiliki nilai seni karena wanita dituntut dan
disorot masyarakat sebagai makhluk yang memiliki keindahan. Tubuh seperti perut, dada,
tangan, paha, wajah dan sebagainya adalah tanda sensualitas seseorang yang tidak hanya
dipandang sebagai bentuk pornografi saja tetapi, ekspresi estetika dengan melibatkan
tanda di dalamnya. Media tanda iklan produk kecantikan Bella menampilkan foto-foto
keindahan tubuh wanita sebagai bentuk kelebihan yang dimiliki oleh iklan produk
kecantikan Bella.
Tubuh wanita dijadikan karya seni dalam media iklan karena tubuh memiliki
makna keindahan (Murniati, 2004: 187). Nilai estetika pada wanita merupakan hal yang
menarik untuk dikaji terutama hal yang berhubungan dengan tubuhnya. Mengkaji
nilai-nilai keindahan pada tubuh wanita berarti akan mengikutsertakan pula banyak hal yang
Tubuh wanita memiliki suatu struktur arkeologisnya sendiri karena berbagai citra
keindahan tubuh dalam setiap zaman tidak selalu sama dan memiliki ceritanya
sendiri-sendiri. Pada masa pramodern tubuh wanita dibentuk oleh tanda-tanda yang dihasilkan
dari identitas tradisionalnya seperti tabu, etikat, adab, moral, dan spiritual, namun di masa
modern tubuh wanita dibentuk oleh tanda-tanda yang direproduksi oleh kapitalisme yaitu
nilai-nilai etika pada tubuh wanita dijadikan nilai estetika yang diperlihatkan dalam
media.
Representasi tubuh wanita tidak lagi dianggap sebagai wacana organik yang
terdiri atas darah dan daging yang bisa sakit sistem kerja dalam tubuhnya tidak seimbang,
namun juga merupakan kontruksi dari bahasa ekonomi politik yang diciptakan oleh para
produsen iklan produk kecantikan Bella yang menghasilkan kontruksi nilai-nilai estetika
berupa citra kecantikan.
Iklan produk kecantikan Bella diinterpresentasikan sebagai bisnis yang memiliki
keuntungan tinggi bagi industri kecantikan dan tubuh wanita dijadikan lahan komoditi
yang bernilai jual tinggi. Hal ini dapat dilihat pada tampilan iklan yang menghadirkan
artis terkenal. Nilai jual dan tingkat penjualan sebuah produk sangat tergantung atas nilai
estetika tubuh wanita yang dihadirkan dalam media iklan.
Iklan produk kecantikan Bella wanita akan menjadi cantik dan menarik. Hal ini
menandakan suatu kepalsuan karena belum tentu akan menjadi cantik seperti model iklan
tersebut karena hanya sebagai alat bagi kalangan industri kecantikan untuk menguasai
Nilai seni dalam media iklan menyentuh bias gender. Tampilan divisualkan
dengan seni keindahan tubuh wanita yang seolah-olah wanita mampu tampil cantik
dengan produk kecantikan Bella. Iklan ini selalu diidentitaskan dengan wanita yang
mengambarkan kehalusan dengan menampakkan bagian-bagian tubuh wanita. Untuk
membahasakan suatu citra produk perancang iklan telah mengorbankan martabat jenis
kelamin tertentu khususnya wanita.
Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa perancang iklan dalam menampilkan
suatu produk seharusnya lebih kreatif lagi dengan dapat mengangkat martabat wanita
yang disesuaikan dengan peranannya yaitu sesuai dengan nilai-nilai ideologi gender yang
dianut, sebagai bangsa yang beradab dan penuh semangat yang dapat membedakan
dengan bangsa lain.
4.3.2 Makna Bahasa Tubuh Pada Iklan Produk Kecantikan Bella Dalam Surat Kabar Harian Analisa Sebagai Pembentukan Ideologi
Makna bahasa tubuh wanita dalam iklan produk kecantikan Bella bukan hanya
menawarkan produk saja. Namun, menjadi gagasan atau ide yang menanamkan ideologi
tertentu artinya dengan menempatkan tubuh wanita dalam iklan sebagai daya tarik untuk
konsumen agar mengkonsumsi produk iklan Bella.
Magnis-Suseno (dalam Sobur, 2002: 66) mendefenisikan ideologi sebagai bentuk
“kesadaran palsu” kata ideologi mempunyai konotasi negatif, tidak wajar atau ideologi
yang mempropagandakannya. Ideologi dianggap sebagai sistem berpikir dengan
memutarbalikkan fakta baik yang disadari maupun tidak.
Pada dasarnya iklan menjadi bagian susunan dari sebuah makna dalam kehidupan
masyarakat. Menempatkan tubuh wanita dalam iklan ini merupakan tanda-tanda yang
memiliki makna tertentu dalam iklan produk kecantikan Bella yang muncul berkat
adanya ideologi yang secara sadar maupun tidak sadar diketahui oleh masyarakat.
Konsumen akan tertarik setelah melihat bintang modelnya yang cantik karena
memakai produk tersebut tapi tidak menyadari bahwa iklan tersebut tidak selamanya
benar. Model Cathy Sharon memang dari awalnya cantik belum tentu karena
memakai produk tersebut, tetapi sebelum memakai produk itu memang sudah cantik,
ini merupakan kebohongan publik.
Konsumen memutuskan untuk membeli atau menolak suatu produk yang
diiklankan seperti iklan produk kecantikan Bella, sebenarnya tidak terlepas dari
kemampuan iklan untuk mengajak dan menyakinkan konsumen. Sifat mengajak dan
menyakinkan konsumen akan suatu produk sebenarnya tidak terlepas dari kehadiran
ideologi yang tidak lain bermakna sebagai kesadaran palsu yaitu membalikkan kenyataan
yang sesungguhnya sehingga menempatkan tubuh wanita dengan menempatkan sisi
erotisnya sudah menjadi wajar dan masuk akal. Makna kecantikan dalam iklan produk
kecantikan Bella hanya sebagai ideologi dalam masyarakat. Wanita dan berbagai aturan
kecantikan telah dikontruksi oleh sosial, politik, dan kebudayaan yang mengeksploitasi
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Bella adalah salah satu produk kecantikan yang berdiri pada tahun 1982, yang
sekarang telah memiliki 30 cabang di seluruh Asia dan salah satunya cabang di
Indonesia. Produk Bella mengedepankan standar berkelas dibidang perawatan kulit.
Berpengalaman lebih dari dua dekade dalam memberikan pelayanan perawatan kulit yang
profesional dengan standar pelayanan internasional serta memakai model artis terkenal
Cathy Sharon untuk mempromosikan berbagai alat kecantikan yang diproduksi oleh
perusahaan Bella Skin Care.
Bahasa tubuh wanita yang cantik dan ideal yang ditampilkan dalam media cetak
iklan produk kecantikan Bella “Tuntaskan Noda Hitam dan Minyak Dengan White Renew
Chargold Therapy dari Bella Skin Care” dan “Nikmati Segala Kebaikan Buah Anggur”
pada surat kabar Analisa sebagai daya tarik konsumen agar mau mengkonsusmsi produk
tersebut. Tubuh wanita ideal tidak lain berupa modal yang di dalamnya memiliki nilai
tanda atau simbol. Nilai tanda atau simbol yang melekat pada tubuh wanita sebagai syarat
untuk dinilai memiliki cita rasa kecantikan yang dapat dijual. Eksploitasi bahasa tubuh
wanita dalam media iklan terutama dalam media cetak memiliki tampilan dan makna
tertentu dalam memasarkan produk yang dapat dilihat berdasarkan:
2. Tampilan teks dan konteks pada iklan produk kecantikan Bella sebagai bentuk
kepalsuan, kecantikan wanita dalam iklan produk kecantikan Bella hanya sebagai
3. Tampilan konteks fisik wanita dalam iklan produk kecantikan Bella digunakan
hanya untuk menjual produk diibaratkan bagaimana cara wanita menarik
perhatian lawan jenisnya.
4. Tampilan konteks epistemis yaitu pengetahuan yang sama-sama diketahui oleh
pembicara ataupun pendengar. Tampilan epistemis dalam iklan produk
kecantikan Bella “Tuntaskan Noda Hitam dan Minyak Dengan White Renew
Chargold Therapy dari Bella Skin Care” dan “Nikmati Segala Kebaikan Buah
Anggur” adalah bagaimana daya dan postur tubuh wanita dipoles dalam media
iklan.
5. Tampilan konteks sosial menyangkut berbagai masalah sosial yang terdapat
dalam kehidupan masyarakat seperti masalah tampilan tubuh wanita dalam iklan
produk kecantikan Bella telah membentuk citra dan gaya hidup wanita dan status
sosial.
Makna bahasa tubuh wanita dalam Iklan produk kecantikan Bella meliput i:
1. Makna Bahasa Tubuh Pada Iklan Produk Kecantikan Bella Sebagai Ekspresi
Estetika
2. Makna Bahasa Tubuh Pada Iklan Produk Kecantikan Bella Dalam Sebagai
5.2 Saran
Iklan memang dituntut agar lebih kreatif dalam memasarkan suatu produk dalam arti
dengan tidak mengorbankan martabat jenis kelamin tertentu khususnya wanita, dan tidak
memberikan janji-janji palsu kepada konsumen.
Dalam hal ini masyarakat dituntut untuk dapat menentukan sikap mana yang
layak diikuti dan mana yang tidak. Selain itu, pemerintah seharusnya lebih
memperhatikan tampilan media iklan khususnya tampilan yang dapat merusak moral
bangsa. Hal yang diutamakan saat ini adalah masalah pendidikan agar bangsa kita dapat
DAFTAR PUSTAKA
Aminudin. 2001. Semantik: Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Ardianto, Elvinaro dkk. 2004. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbio
Kekatama Media.
Chaer, Abdul. 1995. Pengantar Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Daniar, Rika. 2004. “Bahasa Tubuh Wanita dalam Iklan Sabun Mandi Lux Pada Majalah
Femina dan Kartini”. (Skripsi). Universitas Sumatera Utara.
Daulay, Harmona. 2007. Perempuan Dalam Kemelut Gender. Medan: USU Press.
Jetklin, Frank. 1997. Periklanan. Jakarta: Erlangga.
Kaelan. 2005. Metode Penelitian Kualitatif: Paradigma Bagi Pengembangan Penelitian
Interdisipliner Bidang Filsafat, Sosial, Budaya, Semiotika, Sastra, Hukum, dan
Seni. Yogyakarta: Paradigma.
Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Nusa Inda.
Kridalaksana, Harimurti. 1996. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:
Gramedia Pustaka.
Melva. 2002. “Slogan Pada Iklan Kosmetik Analisa Struktural”. (Skripsi). Universitas
Sumatera Utara.
Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
Murniarti, Nunuk. 2004. Getar Gender: Perempuan Indonesia Dalam Perspektif Agama,
Budaya, dan Keluarga. Magelang: Indonesia.
Novita. 1994. ”Analisis Kalimat Bahasa Iklan RCTI”. (Skripsi). Universitas Sumatera
Utara.
Pilliang, Yasraf A. 2003. Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna.
Yogyakarta: Jalsutra.
Sibarani, Robert. 2004. Antropolinguistik. Medan. Poda.
Sihombing, Saul M. 2003. “Wacana Iklan Kematian Pada Harian Analisa Sebagai
Identitas Budaya Etnis Tionghoa”. (Skripsi). Universitas Sumatera Utara.
Sobur, Alex. 2002. Analisis Teks Media. Bandung: Remaja Rosdakarya
. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
Sudaryanto. 1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Waca.
Sudiana, Dendi. 1986. Komunikasi Periklanan Cetak. Bandung: Remadja Karya.
Zubeirsyah. 2003. Bahasa Indonesia dan Teknik Penyusunan Karangan Ilmiah. Medan:
JURNAL:
Sriyana. 2007. “”Simbol Ulos Sebagai Identitas Batak Toba”. Dalam Skripsi Jurusan
Sastra Indonesia USU.
Vidyarani, Titi Nur. 2007. “Representasi kecantikan dalam Iklan Kosmetik”. Dalam
Jurnal Ilmiah SCRIPTURA ISSN 1978-385X. Vol 1.No. 2.
INTERNET:
Bajari, Atwar. 2008. “Wanita dan Iklan Media”.Dalam
http:// www bajari, wordpress. Com/2008/04/17/html
KAMUS:
Departemen Pendidikan Nasional . 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
SURAT KABAR:
Lampiran :
1. Data Primer
a). Sebagai Ekspresi Estetika
Dalam hal ini tubuh wanita yaitu Cathy Sharon dengan menunjukan
kecantikan dan kemulusan tubuhnya. Nilai estetika selalu dihubungkan
dengan seni. Tubuh manusia memiliki seni karena wanita dituntut dan
disorot masyarakat karena memiliki keindahan, tidak hanya dipandang
pornografi saja tetapi terdapat ekspresi seni melibatkan tanda di
dalammya.
Dalam hal iklan Bella ini menampilkan foto Cathy Sharon yang
berpose centil yang menampakkan muka cantik dan tubuh yang seksi
sehingga konsumen terpancing membeli produk agar bisa menjadi seperti
cantik seperti model iklan tersebut.
b). Sebagai Pembentuk Ideologi
Bahwasannya mendefinisikan ideologi sebagai bentuk “kesadaran
palsu”. Kata ideologi mempunyai konotasi negatif, tidak wajar ideologi
sebagai teori yang tidak berorentasi kepada kebenaran, melainkan pada
kepentingan pihak yang mempropagandakannya. Ideologi sebagai sistem
berpikir dengan memutar balikan fakta baik disadari maupun tidak.
Konsumen akan tertarik setelah melihat bintang modelnya yang cantik
tersebut tidak selamanya benar. Model Cathy Sharon memang dari
awalnya cantik belum tentu karena memakai produk tersebut, ini
merupakan kebohongan publik.
2. Data Sekunder
a). Alex Sobur, dalam Semiontika Komunikasi 2004 halaman 39-55.
b). Aminudin, dalam Semantik: Pengantar Studi Tentang Makna 2001 halaman
53. Kemudian mengambil data lain seperti dari internet dalam
guna mengambil informasi tambahan yang terkait dengan topik penelitian ini.
Selanjutnya pengumpulan data dengan memeriksa, membaca, kemudian
mengunakan teknik catat yaitu mencatat dokumen-dokumen yang terkait