MAKALAH
FUNGSI MANAJEMEN TAMBANG DAN FUNGSI
ORGANISASI DALAM SUATU USAHA
PERTAMBANGAN
Disusun untuk memenuhi Tugas Manajemen Tambang
Disusun Oleh : Ayu Octaviani Kuleh Putri
12.11.108.701602.000727
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KUTAI KARTANEGARA
TENGGARONG
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat, karunia dan hidayah yang diberikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul ”Fungsi Manajemen Tambang dan Fungsi Organisasi dalam Suatu Usaha Pertambangan”.
Dengan terselesaikannya penyusunan makalah ini, tidak lupa saya ucapkan Terima Kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini. Ucapan terima kasih itu saya sampaikan kepada:
1. Ayah dan Bunda tercinta yang telah memberikan doa serta semangat lahir dan batin yang tiada hentinya.
2. Bapak Ir. Ibnu Hasyim, M.T selaku Dosen mata kuliah Manajemen Tambang. 3. Teman-teman dan pihak-pihak lainnya yang telah banyak memberi masukan
dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, terdapat kekurangan dan kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja, untuk itu saya memohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan saya juga mengharapkan kritik serta saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah yang saya buat ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermakna dalam proses pembelajaran khusunya mata kuliah Manajemen Tambang dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. Terima Kasih dan semoga bermanfaat.
Tenggarong, 14 Mei 2013
DAFTAR ISI
URAIAN HALAMAN
HALAMAN JUDUL... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI... iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Rumusan Masalah... 2
1.3 Tujuan Penulisan... 2
1.4 Manfaat Penulisan... 2
1.5 Metode Pembuatan Makalah... 3
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Tambang... 4
2.2 Unsur-Unsur Manajemen Tambang... 4
2.3 Tingkatan Manajemen... 5
2.4 Proses Manajemen... 6
2.4.1 Penetapan Tujuan... 7
2.4.2 Perencanaan... 8
2.4.3 Staffing... 9
2.4.4 Pengaturan... 11
2.4.5 Pengawasan... 11
2.4.6 Pengendalian... 12
2.5 Sifat Manajemen Tambang... 13
2.6 Fungsi Manajemen Tambang... 13
2.7 Tujuan Manajemen Tambang... 13
2.8 Organisasi dalam Suatu Usaha Pertambangan... 14
2.8.1 Kebutuhan Personel... 15
2.8.2 Job Description... 16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan... 22 3.2 Saran... 24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indikator keberhasilan perusahaan pertambangan (Accredited Mining Enterprise) menyangkut indikator keberhasilan manajemen usaha pertambangan. Indikator keberhasilan manajemen usaha pertambangan dapat meliputi dari kegiatan hulu (manajemen cadangan), manajemen kegiatan produksi, sampai dengan kegiatan hilir (manajemen pasar) serta masalah yang berhubungan dengan pengembangan wilayah dan lingkungan termasuk CSR (corporate social responsibity).
Pada akhirnya indikator keberhasilan dalam usaha pertambangan di tandai oleh kemampuan internal dalam hal mengkoordinir tenaga kerja pada suatu perusahaan, sehingga diperlukanlah manajemen dalam uasaha pertambangan. Oleh sebagian orang manajemen dikatakan sebagai suatu seni (art), ada pula yang mengatakan sebagai suatu ilmu (science), dan ada yang menyatakan sebagai suatu profesi (profession). Kaitannya dengan pertambangan atau biasa disebut dengan Manajemen Tambang adalah penerapan prinsip – prinsip ekonomi/manajemen dalam masalah pengusahaan mineral. Biasanya hal ini berkaitan dengan keterdapatan bahan galian; faktor supply-demand regional, nasional & internasional; fungsi eksplorasi, pengembangan, produksi dan pengolahan/ pemurnian; analisis komoditi mineral; metode keuangan, struktur dan komponen kapital dari industri; analisis kebijakan mineral, kebijakan pemerintah, peraturan & perundangan; perumusan kebijakan mineral; pemasaran dan penggunaan komoditas mineral; faktor-faktor bahan pengganti, sekunder, daur ulang, dan saingannya; metode dan ongkos; dampak-dampak perubahan teknologi dan ekonomi; kualitas lingkungan; dan sebagainya.
Dari uraian latar belakang diatas, maka penyusun akan menyusun makalah dengan judul “Fungsi Manajemen Tambang dan Fungsi Organisasi dalam Suatu Usaha Pertambangan”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Manajemen Tambang 2. Unsur-unsur Manajemen Tambang 3. Tingkatan Manajemen
4. Proses Manajemen
5. Sifat Manajemen Tambang 6. Fungsi Manajemen Tambang 7. Tujuan Manajemen Tambang
8. Organisasi dalam Suatu Usaha Pertambangan
9. Fungsi Organisasi dalam Suatu Usaha Pertambangan
1.3 Tujuan Penulisan
1. Menginformasikan mengenai Manajemen Tambang secara lebih detail 2. Mengetahui unsur dan tingkatan pada Manajemen Tambang
3. Mengetahui proses serta sifat pada Manajemen Tambang 4. Mengetahui fungsi dan tujuan Manajemen Tambang
5. Mengetahui fungsi organisasi dalam suatu usaha pertambangan
1.4 Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini di buat agar bermanfaat untuk: 1) Bagi Mahasiswa dan Penulis :
Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai fungsi manajemen tambang dan organisasi dalam suatu uasaha pertambangan secara lebih terperinci
2) Bagi Tenaga pengajar :
Sebagai bahan referensi terhadap mata kuliah yang bersangkutan dan materi yang di ajarkan
3) Bagi Masyarakat dan Pembaca :
1.5 Metode Pembuatan Makalah
Metode yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah metode sekunder, yaitu metode berdasarkan data dari buku, internet atau artikel-artikel terkait lainnya dan pemahaman yang dilihat dari sudut pandang penulis.
2.1 Pengertian Manajemen Tambang
Kata Manajemen berasaldari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Pengertian manajemen menurut para ahli, yaitu :
Menurut Stoner & Wankel, manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan usaha-usaha anggota organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang sudah ditetapkan.
Menurut Terry, manajemen adalah proses tertentu yang terdiri dari kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan sumberdaya manusia dan sumber daya lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Manajemen secara umum dapat diartikan sebagai “suatu proses merencana, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasi secara efisien dan efektif”.
Manajemen tambang adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan segala sumber daya yang berkaitan dengan usaha di bidang pertambangan untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien.
2.2 Unsur-Unsur Manajemen Tambang 1. Manusia (man)
2. Bahan (materials) 3. Mesin (machines)
4. Metode/cara kerja (methods) 5. Modal uang (money)
Unsur-unsur ini dikenal pula sebagai 5 m, bila dinyatakan dalam bahasa Inggris. Bahan (materials) tidak harus diartikan sebagai logam seperti dalam industri manufaktur logam misalnya. Ia juga bisa berarti material dalam artian mineral non-logam.
2.3 Tingkatan Manajemen
Suatu organisasi mempunyai tingkatan-tingkatan tertentu yang berbeda satu sama lain. Ada tingkatan organisasi yang bersifat operasional atau pelaksanaan misalkan dalam suatu kegiatan industri adalah operator-operator mesin, ada tingkatan yang bersifat strategis misalkan direksi.
Berdasarkan tingkatan-tingkatan organisasi inilah dapat dibedakan pula tingkatan manajemen. Pada dasarnya terdapat tiga tingkatan manajemen, yaitu :
1. Manajemen tingkat terbawah (first line management) yaitu tingkatan manajemen pada tingkat bawah dari suatu organisasi. Pada tingkatan ini manajemen berfungsi mengarahkan pekerja-pekerja operasional. Jika dilihat dari segi perencanaan yang dibuat pada tingkatan ini maka jangkauan perencanaan yang dibuat biasanya hanya melingkupi jangka waktu harian. Mandor-mandor berada dalam tingkatan manajemen ini. 2. Manajemen tingkat menengah (middle management) adalah tingkatan
manajemen yang berfungsi mengarahkan kegiatan dari manajemen terbawah. Perencanaan yang dibuat di sini jangkauan waktunya bersifat menengah.
3. Manajemen tingkat atas (top management) adalah tingkatan paling tinggi dari manajemen yang biasanya terdiri atas beberapa orang saja. Jangkauan perencanaan yang dibuat di sini bersifat strategis dan meliputi kurun waktu rencana jangka panjang.
2.4 Proses Manajemen
Setiap organisasi dapat dipastikan memiliki satu atau beberapa tujuan yang memberikan arah dan menyatukan pandangan unsur yang terdapat di dalam organisasi tersebut. Sudah barang tentu tujuan yang akan dicapai di masa yang akan datang tersebut adalah suatu keadaan yang lebih baik dari pada keadaan sebelumnya. Dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan inilah diperlukan serangkaian kegiatan seperti yang telah dikemukakan di atas yang lebih dikenal sebagai proses manajemen.
1. Penetapan Tujuan (Goal Setting) 2. Perencanaan (Planning)
3. Staffing
4. Pengaturan (Directing) 5. Pengawasan (Supervising) 6. Pengendalian (Controlling)
Rangkaian proses manajemen ini merupakan proses yang bersifat dinamis. Dengan kata lain, proses tersebut tidak dapat dilihat sebagai suatu tahapan-tahapan yang berdiri sendiri melainkan sebagai proses yang berkait yang memungkinkan adanya pengulangan kembali suatu tahapan proses yang telah dilakukan sebelumnya, terutama dalam kaitannya dengan hubungan antara perencanaan dan pengendalian.
Untuk melaksanakan proses-proses manajemen di atas, manajer memerlukan prasarana dan sarana, di antaranya memerlukan kekuasaan, tujuan orientasi, manusia, serta sumber daya lainnya. Kekuasaan dibutuhkan oleh seorang manager untuk mempengaruhi orang lain. Terdapat beberapa jenis kekuasaan yang mungkin diperlukan, di antaranya adalah :
1. Kekuasaan formal yang terjadi karena suatu posisi atau jabatan tertentu (Legitimate).
2. Kekuasaan untuk memaksa atau menghukum (Coercive power). 3. Kekuasaan untuk memberikan penghargaan (Reward power).
4. Kekuasaan/kekuatan yang bisa menyebabkan orang lain mengikuti atau melakukan peniruan (Reference power).
5. Kekuasaan yang ditimbulkan oleh keunggulan pengetahuan, pengalaman, kemampuan, dan keterampilan (Expert power).
2.4.1 Penetapan Tujuan
Penetapan tujuan merupakan tahapan paling awal dari suatu proses manajemen. Tujuan merupakan misi sasaran yang ingin dicapai oleh suatu organisasi di masa yang akan datang dan manajer bertugas mengarahkan jalannya organisasi untuk mencapai tujuan tersebut. Effektifitas pencapaian tujuan tersebut, selain ditentukan oleh kemampuan manajer, juga ditentukan oleh sifat-sifat dari tujuan itu sendiri. Tujuan yang baik harus memenuhi sifat-sifat sebagai berikut : 1. Spesifik, jelas apa yang ingin dicapai atau diperoleh.
2. Realistis, bisa dicapai dan bukan sekedar angan-angan.
4. Terbatas waktu, mempunyai batas waktu sebagai target kapan tujuan tersebut harus bisa dicapai.
Dalam penetapan tujuan ini terdapat dua pendekatan yang dapat dilakukan yaitu apa yang disebut dengan pendekatan puncak-bawah (top-down) atau pendekatan dari atas dan pendekatan bawah-puncak (bottom-up) atau pendekatan dari bawah.
Dengan menggunakan pendekatan dari atas puncak-bawah ( top-down), tujuan dibuat terlebih dahulu oleh manajemen lapisan atas. Tujuan yan telah dirumuskan di sini kemudian dikaji dan dijabarkan lagi oleh lapisan manajemen di bawahnya untuk kemudian dirumuskan lagi. Begitu seterusnya sampai ke lapisan manajemen paling bawah sehingga memungkinkan didapatkannya konsistensi tujuan akhir.
Berbeda dengan pendekatan dari atas, maka pendekatan dari bawah merupakan kebalikan dari pendekatan tersebut. Penetapan tujuan dimulai dari individu-individu pada lapisan manajemen bawah. Kemudian dilakukan pengkajian terhadap tujuan-tujuan tersebut pada lapisan manajemen di atasnya untuk dirumuskan dalam suatu tujuan tertentu. Begitu seterusnya sampai akhirnya mencapai lapisan manajemen puncak (top management), tujuan tersebut akhirnya terumuskan sebagai kesepakatan bersama.
2.4.2 Perencanaan
Perencanaan merupakan proses pemilihan informasi dan pembuatan asumsi-asumsi mengenai keadaan di masa yang akan datang untuk merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Terdapat berbagai bentuk rencana yang pada dasarnya dibedakan menjadi :
1. Kebijaksanaan (policy),adalah rencana yang menerangkan keseluruhan batasan kegiatan secara umum dan komprehensif yang menjadi pegangan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan.
2. Prosedur,adalah rencana yang menerangkan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk menjalankan suatu kegiatan.
3. Metode,adalah rencana yang menerangkan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk menjalankan suatu kegiatan.
4. Standard, yaitu suatu gambaran pencapaian yang diharapkan dari kegiatan-kegiatan yang direncanakan.
5. Anggaran, yaitu rencana mengenai penerimaan dan pengeluaran uang dalam suatu kegiatan.
6. Program, adalah rencana komprehensif yang menyangkut pemakaian sumber daya secara integratif termasuk jadwal pelaksanaan kegiatan-kegiatan.
Di samping itu perencanaan juga dapat dilihat dari sudut jangkauan waktu atau kurun (horizon) perencanaannya. Ada rencana yang jangkauan waktunya panjang atau lebih dikenal lagi dengan sebutan rencana janka panjang (strategis), misalkan rencana untuk 5 tahun mendatang. Di lain pihak ada rencana yag jangkauan waktunya lebih pendek, misalkan rencana untuk satu tahun bahkan satu bulan mendatang, yang disebut sebagai rencana operasional (taktis).
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menyusun perencanaan secara umum adalah sebagai berikut :
2. Mengumpulkan informasi-informasi yang berkenaan dengan kegiatan-kegiatan yang mungkin akan terjadi dalam rangka pencapaian tujuan tersebut.
3. Melakukan analisis terhadap informasi yang dapat dikumpulkan dan mengklasifikasikannya atas kepentingannya. pengerahan (recruitment), penempatan, pelatihan, dan pengembangan tenaga kerja dalam organisasi. Pada dasarnya prinsip dari tahapan proses manajemen ini adalah menempatkan orang yang sesuai pada tempat yang sesuai dan pada saat yang tepat (right people, right position, right time).
Sebelum mencari orang untuk ditempatkan dalam satu posisi tertentu maka terlebih dahulu ditetapkan struktur organisasi yang akan dipakai. Masing-masing posisi pada organisasi tersebut kemudian harus dijelaskan lingkup tugas, tanggung jawab, dan keahlian serta keterampilan yang diisyaratkan yang dikenal sebagai uraian jabatan (job description) dan persyaratan jabatan (job requirement). Berdasarkan kedua hal inilah baru dilakuan proses staffing tersebut.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam tahapan staffing ini pada dasarnya adalah sebagai berikut :
2. Pengerahan tenaga kerja (recruitment), yang dapat berasal dari pasar
4. Pelatihan (training), setelah didapatkan orang yang sesuai untuk satu posisi tertentu, maka langkah berikutnya adalah melakukan pelatihan bagi orang tersebut sehingga memenuhi kualifikasi persyaratan jabatannya.
5. Penilaian kinerja (performance appraisal) setiap tenaga kerja yang ada untuk melihat kemungkinan promosi, mutasi, atau bahkan mungkin pemberian hukuman, setelah jangka waktu tertentu (secara berkala).
2.4.4 Pengaturan
Pengaturan (directing) adalah usaha untuk memobilisasi sumber-sumber daya yang dimiliki oleh organisasi agar dapat bergerak dalam satu kesatuan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Dalam tahapan proses ini terkandung usaha-usaha bagaimana memotivasi orang agar dapat bekerja dengan baik, bagaimana proses kepemimpinan yang memungkinkan pencapaian tujuan serta dapat memberikan suasana hubungan kerja yang baik, dan bagaimana mengkoordinasi orang-orang dan kegiatan-kegiatan dalam suatu organisasi.
Pada dasarnya dalam bekerja orang memiliki motivasi yang koordinasi antara lain adalah sebagai berikut :
makin banyak bawahan yang harus dikendalikan maka koordinasi yang semakin sulit. namun harus pula diingat bahwa jenis pekerjaan dan tingkat manajemen juga mempengaruhi kemampuan tersebut. 2. Hirarki organisasi sesedikit mungkin sehingga perintah atau
informasi jangan sampai terlambat atau menyimpang. 3. Adanya kesatuan komando.
2.4.5 Pengawasan
Pengawasan (supervising) didefinisikan sebagai interaksi langsung antar individu-individu dalam suatu organisasi untuk mencapai kinerja serta tujuan organisasi tersebut.
Berkenaan dengan tahapan proses ini perlu dikenal adanya suatu kondisi tertentu dalam organisasi yaitu fenomena kelompok formal dan informal dalam suatu organisasi. Kelompok formal adalah kelompok yang dapat dilihat pada struktur organisasi resmi yang dibentuk oleh manajemen untuk melaksanakan suatu tugas atau kegiatan tertentu. Namun demikian dapat timbul suatu kelompok informal yang berbeda dengan kelompok formal. Kelompok ini bisa membentuk struktur yang kuat dengan pemimpin sendiri serta mungkin aturan-aturan sendiri pula. Kelompok informal ini bisa mendukung organisasi tetapi juga bisa menghambat organisasi. Tahapan pengawsan ini harus bisa mengatasi kemungkinan hambatan dari kelompok informal ini. Bagaimana menjaga hubungan antar individu dan juga antar kelompok formal-informal harus dilakukan dengan baik.
2.4.6 Pengendalian
Pengendalian adalah proses penetapan apa yang telah dicapai, yaitu proses evaluasi kinerja, dan jika diperlukan dilakukan perbaikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Kegiatan ini sangat erat kaitannya dengan kegiatan perencanaan sebab pada kegiatan pengendalian inilah dilihat apakah yag direncanakan tersebut dapat dicapai atau tidak.
1. Sebagai langkah pertama dilakukan pengukuran terhadap kinerja yang telah ditampilkan dalam selang waktu pengendalian tertentu. 2. Kemudian hasil yang dicapai tersebut dibandingkan dengan standard
yang telah ditetapkan dalam rencana untuk menentukan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
3. Apabila penyimpangan-penyimpangan yang terjadi masih berada dalam batasan-batasan yang diijinkan dalam rencana maka proses manajemen terus dilakukan, jika tidak maka harus dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap rencana yang telah dibuat sehingga proses manajemen berulang kembali.
2.5 Sifat Manajemen Tambang a. Seni
Perbedaan keahlian dan sifat para Manajer (keras, lemah lembut, ulet santai, dan lain-lain).
b. Ilmu
Akumulasi pengetahuan organisasi untuk mencari / menguasai kebenaran umum.
2.6 Fungsi Manajemen Tambang a. Perencanaan
Langkah / tahapan awal untuk mencapai tujuan. b. Pengorganisasian
Suatu tim / lelompok yang solid untuk capai tujuan. c. Pengarahan
Seorang Manajer harus memberi arahan agar pekerjaan sesuai yang direncanakan.
d. Pemotivasian
Motivasi yang diberikan dapat meningkatkan kinerja.
e. Pengendalian
2.7 Tujuan Manajemen Tambang
Tujuan manajemen tambang adalah sesuatu yang ingin direalisasikan dengan menggambarkan cakupan tertentu dan menyarankan pengarahan kepada usaha seorang Manajer.
a. Sasaran
Misalnya dalam pemasaran mencari negara dengan tingkat kebutuhan batu bara yang tinggi.
b. Maksud
Maksud yang dicapai agar ditentukan misalnya untuk menjadikan bahan jadi.
c. Misi
Komitmen untuk mencapai tujuan.
d. Batas Waktu
Waktu yang direncanalan dengan batas akhir agar pekerjaan tidak terhambat.
e. Standard
Untuk mencapai tujuan disesuaikan kemampuan dan bidang masing – masing.
f. Target
Agar tujuan terapai harus mempunyai target baik produksi / waktu. g. Jatah
Batasan agar tujuan dapat terapai sesuai harapan.
Penggolongn Tujuan secara Umum : 1. Tujuan Organisasi Secara Macro
Berhubungan dengan nilai / value dari aktivitas organisasi tertentu 2 Tujuan Manajer pada Seluruh Hirarki / Lapisan Organisasi
Berhubungan dengan kwalitas & Kuantitas yang harus diralisasikan 3. Tujuan Individu
Berhubungan dengan kepuasan ekonomi (penghasilan yang baik), Psikologis (kejiwaan), Sosial (lebih dihormati)
Organisasi dalam dunia tambang tidak berbeda jauh proses pembentukannya, akan tetapi yang membedakannya adalah strukturalnya, yaitu dalam organisasi tambang lebih dominan pada bidang operasional lapangan.
Keragaman jenis perusahaan di dunia pertambangan mengakibatkan konsumsi terhadap sumberdaya manusia yang dibutuhkan beragam, tergantung daripada jenis perusahaan yang ada. Pembagian jenis perusahaan dari segi bidang usaha adalah :
a. Perusahaan jasa, suatu perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan jasa berupa pelayanan keahlian, kemudahan, hiburan, dll. Contoh : Radio, video rental, biro perjalanan, dsb.
b. Perusahaan dagang, suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang pembelian barang untuk kemudian dijual dalam bentuknya yang semula tanpa diadakan perubahan atau pengolahan lebih lanjut. Kalaupun dilakukan perubahan, maka perubahan tersebut tidak cukup berarti/terbatas. Contoh : Toko, Supermarket, Grossir, dsb.
c. Perusahaan produksi barang (pabrik), perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolah-an, produksi, atau pembuatan barang dengan menggunakan bahan baku tertentu. Ditinjau dari proses pembuatan barang dalam perusahaan produksi barang, maka ada beberapa golongan jenis kegiatan produksi antara lain :
Pabrikasi (pengolahan dalam pabrik) Pertambangan
Kerajinan (mis: sepatu, konveksi) Preservasi (pengawetan makanan) Perakitan (Assembling)
2.8.1 Kebutuhan Personel
beban kerja yang ada. Dengan memperhitungkan absensi dan perputaran tenaga kerja yang ada (sebagai cadangan ) maka akan diperoleh angka jumlah tenaga kerja operasional yang diperlukan.
2.8.2 Job Description strukturalnya (urutan dari paling bawah hingga keatas), adalah :
Dewan Direksi
Dewan direksi adalah merupakan beberapa orang pemegang saham perusahaan yang biasanya di pimpin oleh seorang Presiden Direktur. Dan mereka berkoordinasi kebawah melalui seorang General Manager untuk meminta laporan jalannya perusahaan.
General Manager
General manager adalah merupakan pimpinan perusahaan yang menentukan arah, strategi perusahaan, dan membawahi beberapa Senior Manager.
Senior Manager
Senior manager membawahi beberapa manager. Contoh :
1. Senior Manager Produksi Membawahi :
a. Manajer Penambangan
b. Manajer Preparasi dan Pengolahan c. Manajer Penunjang Tambang d. Manajer Pemasaran
e. Manajer Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan f. Manajer Geologi & Eksplorasi
a. Manajer Keuangan
b. Manajer Pelatihan dan Pengembangan c. Manajer Hubungan Masyarakat d. Manajer Sarana Prasarana Umum e. Manajer Dokumentasi dan Pengarsipan f. Manajer Informasi dan Teknologi MANAJER
Manager adalah merupakan orang yang memimpin pada bidang-bidang tertentu dan fungsi utamanya adalah manyusun rencana dalam pengelolaan faktor-faktor operasional yang manjadi tanggung jawabnya.
Manajer membawahi beberapa orang Assisten Manajer (Super Intendent), yang diberi kewenangan pada setiap unitnya.
Contoh :
e. Ass.Man. Pusat Kendali Tambang f. Dan seterusnya
d. Ass.Man. Perawatan Elekrik dan Mekanik e. Dan seterusnya
3. Manajer Geologi dan Eksplorasi Membawahi :
a. Ass.Man Geologi dan Topografi b. Ass.Man Geotek
Assisten Manajer adalah sebagai wakil dari manajer sehingga tugasnya adalah menguraikan gagasan dan garis-garis dasar kebijaksanaan dan teknik-teknik pengusahaan kedalam suatu rencana kerja dan pelaksanaannya. Kemudian juga memberikan instruksi
a. Supervisor Bench 1,2,3: PIT. A b. Supervisor Bench 4,5,6; PIT. A c. Dan seterusnya
b. Supervisor Pemboran Lubang Ledak c. Supervisor Pelaksanaan Peledakan d. Dan seterusnya
Supervisor
Supervisor adalah sebagai pengawas langsung atau inspeksi pada jangka waktu berkala dan sebagai perantara antara pelaksana dan pimpinan sehingga harus mampu secara rinci teknik pelaksanaan. Bawahan dari pada Supervisor adalah para foreman (mandor)
Contoh :
1. Supervisor Bench 1,2,3 ; PIT. A Membawahi :
a. Foreman Backhoe, untuk penggarukan dan pemuatan b. Foreman Dumptruck, untuk pengangkutan.
2. Tim Perencanaan Membawahi :
a. Perencanaan operasi Mingguan b. Perencanaan operasi bulanan c. Perencanaan operasi Tahunan. d. Dan seterusnya
Foreman
Forman adalah sebagai mandor yang selalu berada di lapangan untuk mengawasi operasi produksi.
Contoh :
Foreman backhoe Membawahi :
a. Operator Backhoe 1 b. Operator Backhoe 2 Operator
Operator adalah sebagai tenaga terlatih yang mampu mengoperasikan alat tertentu dengan efektif serta efisien. Biasanya dari mulai assisten manajer hingga ke bagian direksi juga memiliki jajaran staff pada masing-masing bagiannya yang terdiri dari sekertaris, juru ketik, keuangan, pesuruh dan lain-lain.
Secara singkat manajemen organisasi tambang adalah seperti diuraikan di atas namun pada setiap pembentukan struktur pelaksana perusahaan tambang harus disesuaikan dengan besar kecilnya perusahaan itu sendiri, sehingga akumulasi personil yang dibutuhkan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan perusahaan.
2.9 Fungsi Organisasi dalam Suatu Usaha Pertambangan
untuk kelancaraan pekerjaan. Struktur organisasi alternatif pola kerja pertama dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Fungsi tiap bagian Secara garis besar adalah sebagi berikut : a. Divisi Perencanaan
Divisi Perencanaan membantu tugas-tugas manajer dan bertanggung jawab terhadap perencanaan tambang baik jangka pendek maupun jangka panjang, laporan produksi harian/ mingguan/ bulanan, penentuan sasaran produksi dan kualitas produk.
b. Divisi Operasi Tambang
bertanggung jawab pada pembongkaran, pengangkutan, dan pemuatan serta kualitas dari bahan galian itu sendiri.
c. Divisi Pengolahan
Tugas dari divisi pengolahan antara lain sebagai pengendali mutu yang mempunyai fungsi menganalisa bahan galian yang akan diolah.
d. Divisi K3 dan Lingkungan
Divisi ini bertanggung jawab terhadap:
a. Keselamatan dan Kesehatan kerja (K-3)
b. Lingkungan, mencegah dampak negative yang timbul karena operasi tambang, mengontrol, rekloamasi dan penghijauan daerah tambang.
c. Perawatan kendaran ringan dan alat-alat berat.
d. Sarana penerangan daerah tambang.
e. Bangunan kantor dan pabrik pengolahan
e. Divisi Administrasi dan keuangan
Divisi administrasi dan keuangan membantu manajer dan bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan yangmendukung operasi tambang, anatara lain:
a. Keuangan dan Pembayaran gaji (payroll)
b. Administrasi dan surat-menyurat
c. Personalia dan umum.
e. Hubungan kepada pemerintah dan masarakat setempat
f. Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen tambang adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan segala sumber daya yang berkaitan dengan usaha di bidang pertambangan untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien.
Unsur-Unsur Manajemen Tambang 1. Manusia (man)
2. Bahan (materials) 3. Mesin (machines)
4. Metode/cara kerja (methods) 5. Modal uang (money)
Tingkatan Manajemen
1. Manajemen tingkat terbawah (first line management)
2. Manajemen tingkat menengah (middle management)
3. Manajemen tingkat atas (top management)
Secara umum proses manajemen dapat dikelompokkan menjadi : 1. Penetapan Tujuan (Goal Setting)
2. Perencanaan (Planning) 3. Staffing
Tujuan Manajemen Tambang a. Sasaran
b. Maksud c. Misi
d. Batas Waktu e. Standard f. Target g. Jatah
Fungsi organisasi dalam suatu usaha pertambangan : a. Divisi Perencanaan
Divisi Perencanaan membantu tugas-tugas manajer dan bertanggung jawab terhadap perencanaan tambang baik jangka pendek maupun jangka panjang, laporan produksi harian/ mingguan/ bulanan, penentuan sasaran produksi dan kualitas produk.
b. Divisi Operasi Tambang
Divisi ini di bagi 2 bagian yaitu bagian ekplorasi yang bertugas melakukan ekplorasi yang dibantu oleh para staff dan bagian penambangan yang bertanggung jawab pada pembongkaran, pengangkutan, dan pemuatan serta kualitas dari bahan galian itu sendiri.
c. Divisi Pengolahan
Tugas dari divisi pengolahan antara lain sebagai pengendali mutu yang mempunyai fungsi menganalisa bahan galian yang akan diolah.
d. Divisi K3 dan Lingkungan
Divisi ini bertanggung jawab terhadap:
f. Keselamatan dan Kesehatan kerja (K-3)
g. Lingkungan, mencegah dampak negative yang timbul karena operasi tambang, mengontrol, rekloamasi dan penghijauan daerah tambang.
h. Perawatan kendaran ringan dan alat-alat berat.
j. Bangunan kantor dan pabrik pengolahan
e. Divisi Administrasi dan keuangan
Divisi administrasi dan keuangan membantu manajer dan bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan yangmendukung operasi tambang, anatara lain:
g. Keuangan dan Pembayaran gaji (payroll)
h. Administrasi dan surat-menyurat
i. Personalia dan umum.
j. Security / satpam
k. Hubungan kepada pemerintah dan masarakat setempat
l. Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://dennynatalian.blogspot.com/2010/11/manajemen-tambang_30.html http://jemyannas.blogspot.com/2011/02/manajemen-organisasi.html http://mheea-nck.blogspot.com/2011/01/manajemen-tambang.html