• Tidak ada hasil yang ditemukan

82 FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "82 FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKU"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

82

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM

MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU

PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Izha Sukma Rahmadhani1, Sri Sugiarsi2, Antik Pujihastuti2

Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar1, Dosen APIKES Mitra Husada Karanganyar2

ABSTRAK

Latar Belakang: Kelengkapan dokumen rekam medis merupakan hal yang sangat penting karena berpengaruh terhadap proses pelayanan yang dilakukan oleh petugas medis dan mempengaruhi kualitas dari pelayanan suatu rumah sakit. Berdasarkan survei awal bahwa dokumen yang tidak lengkap dalam kategori IMR ada 70% dan dokumen dalam kategori DMR ada 30%. Hal tersebut akan berpengaruh pada pengelolaan dokumen rekam medis selanjutnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor penyebab terjadinya ketidaklengkapan dokumen rekam medis pasien rawat inap dalam batas waktu pelengkapan.

Metode: Jenis dan rancangan penelitian ini menggunakan analisis kualitatif. Populasi dan sampel penelitian adalah seluruh dokumen rekam medis pasien rawat inap yang diserahkan ke bagian Assembling atau Analising dokumen rekam medis rawat inap dalam proses pelengkapan yang tercatat pada buku ketidaklengkapan dokumen rekam medis dan petugas dari unit yang terkait, Metode pengumpulan data dengan observasi dan wawancara, sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif.

Hasil dan Pembahasan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam proses pelengkapan dokumen rekam medis diperoleh untuk hasil IMR 8,83% dan DMR 2,07% dari total 2901 pasien yang pulang pada bulan April. Faktor penyebab ketidaklengkapan dokumen rekam medis pasien rawat inap disebabkan oleh aspek sumber daya manusia dan aspek prosedur pelaksanaan.

Simpulan dan Saran: Pelaksanaan penyerahan dokumen rekam medis ke Analising dokumen rekam medis rawat inap sudah sesuai dengan prosedur tetap yang berlaku dirumah sakit, sedangkan penyerahan dokumen rekam medis yang belum lengkap tidak sesuai dengan prosedur tetap yang telah ditetapkan. Mutu pelayanan rekam medis ditinjau dari kelengkapan dokumen rekam medis sudah baik ditunjukan dengan nilai IMR dan DMR dibawah 50%. Oleh karena itu peningkatan kesadaran dan kedisiplinan petugas yang bertanggung jawab dengan cara sosialisasi pentingnya kelengkapan data rekam medis pada unit-unit yang terkait,serta pemberian penghargaan bagi petugas medis yang disiplin secara periodik untuk menjadi tanggung jawab bersama.

LATAR BELAKANG

Unit Rawat Inap bertanggung jawab

terhadap semua pelayanan klinis yang

diberikan kepada pasien sampai dengan

selesai perawatan. Dokumen rekam medis

pasien yang telah selesai perawatan

diserahkan kepada bagian Assembling dalam

waktu selambat-lambatnya 1x24 jam dengan

tujuan dokumen rekam medis diteliti

kelengkapan isi data dari dokumen rekam

medis tersebut (Shofari, B. 2002).

Kelengkapan dokumen rekam medis

merupakan hal yang sangat penting karena

berpengaruh terhadap proses pelayanan yang

dilakukan oleh petugas medis dan

mempengaruhi kualitas dari pelayanan suatu

rumah sakit tersebut. Salah satu cara menilai

mutu pelayanan rumah sakit, dapat dilihat

dari pengelolaan berkas rekam medis pasien

(2)

83

khususnya pasien rawat inap sesuai hak dan

kewajiban rumah sakit bahwa dokumen

rekam medis statusnya itu milik rumah sakit

sedangkan isinya merupakan milik pasien,

oleh karena itu rumah sakit harus menjaga

dokumen tersebut dengan baik.

Dokumen rekam medis dikatakan

lengkap apabila memenuhi indikator dalam

kelengkapan pengisian, keakuratan, tepat

waktu, sehingga dapat dipercaya dan

lengkap maka perlu dilakukan tinjauan

kelengkapannya. Apabila dokumen rekam

medis belum lengkap setelah pasien selesai

pelayanan atau perawatan dengan batas

waktu pelengkapan dokumen rekam medis

2x24 jam dapat dikategorikan sebagai IMR

(Incomplete Medical Record) sedangkan

dokumen rekam medis yang belum lengkap

setelah melebihi masa pelengkapan dari

masing-masing unit pelayanan dengan batas

waktu pelengkapan dokumen rekam medis

lebih dari 14 hari maka dokumen rekam

medis dikategorikan DMR (Delinquent

Medical Record) (Shofari, B. 2002).

Berdasarkan survei awal diperoleh hasil

bahwa dokumen yang tidak lengkap dalam

kategori IMR ada 70% dan dokumen dalam

kategori DMR ada 30%. Hal tersebut akan

berpengaruh pada pengelolaan dokumen

rekam medis selanjutnya.

METODE PENELITIAN

Rancangan penelitian menggunakan

analisis kualitatif yaitu metode penelitian

yang berlandaskan pada kondisi obyek yang

alamiah, langsung ke sumber data dan lebih

bersifat deskriptif. Populasi dari penelitian

ini adalah seluruh dokumen rekam medis

pasien rawat inap yang diserahkan ke bagian

Assembling atau Analising dokumen rekam

medis rawat inap dari URI dalam proses

pelengkapan yang tercatat pada buku

ketidaklengkapan dokumen rekam medis

dan petugas dari unit yang terkait.

Sedangkan sampelnya adalah menggunakan

teknik sampling jenuh. Pedoman observasi

dan wawancara yang digunakan untuk

mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan

ketidaklengkapan dokumen rekam medis

dalam batas waktu pelengkapan. Analisis

data menggunakan analisis kualitatif yaitu

metode penelitian yang berlandaskan pada

kondisi obyek yang alamiah, langsung ke

sumber data dan lebih bersifat deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Alur Penyerahan Dokumen Rekam

Medis Pasien Rawat Inap di Bagian

Analising Dokumen Rekam Medis Rawat

Inap.

Alur penyerahan dokumen rekam medis

dari bangsal atau unit rawat inap sampai ke

bagian Analising dokumen rekam medis

rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah

Dr. Moewardi Surakarta dimulai dari

dokumen rekam medis dari Unit Rawat Inap

dibawa ke apotik untuk menghitung jumlah

pemakaian dan pengembalian obat.

Dokumen rekam medis dari apotik dokumen

rekam medis dibawa ke kasir untuk

menghitung biaya pasien selama dilakukan

perawatan, kemudian dari kasir dokumen

rekam medis dibawa ke bagian Analising

(3)

84

dokumen rekam medis rawat inap untuk

diteliti kelengkapan dokumen rekam medis.

Apabila ditemukan dokumen yang belum

lengkap isinya maka dokumen rekam medis

tersebut dikembalikan ke Unit Rawat Inap

dengan disertai slip kekurangan dan buku

serah terima atau buku ekspedisi dan harus

dikembalikan lagi ke bagian Analising

dokumen rekam medis rawat inap dengan

batas waktu 2x24 jam. Dokumen rekam

medis yang sudah lengkap dibawa ke bagian

Coding/ Indexing kemudian disimpan di

Filling.

Formulir yang digunakan oleh pasien

rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah

Dr. Moewardi Surakarta yaitu lembar masuk

dan keluar, lembar informasi pasien safety,

resume, anamnesis, pemeriksaan fisik,

perjalanan penyakit, grafik perjalanan

penyakit, laboratorium, penempelan salinan

resep, persetujuan tindakan kedokteran,

laporan operasi, laporan anaesthesi, catatan

keperawatan, resume keperawatan.

Gambar 1. Alur penyerahan dokumen

rekam medis pasien ra wat inap di bagian Analising Dokumen Rekam Medis Rawat Inap.

Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

Moewardi Surakarta dalam pengembalian

dokumen rekam medis pasien rawat inap

terdapat pihak-pihak yang terkait di

dalamnya yaitu bagian apotik dan bagian

kasir untuk menghitung biaya selama

dilakukan perawatan. Setelah melalui kedua

bagian tersebut, dokumen rekam medis yang

selesai perawatan diserahkan ke bagian Unit Rawat Inap

(4)

85

Analising dokumen rekam medis rawat inap

dalam waktu 1x24 jam untuk diteliti

kelengkapan dokumen rekam medis.

Apabila ditemukan dokumen yang belum

lengkap maka dokumen rekam medis

tersebut dikembalikan ke Unit Rawat Inap

dengan disertai slip kekurangan dan buku

serah terima atau buku ekspedisi dan harus

dikembalikan lagi ke bagian Analising

dokumen rekam medis rawat inap dengan

batas waktu 2x24 jam. Hal tersebut tidak

sesuai dengan protap tentang pengembalian

dokumen rekam medis yang belum lengkap

dengan batas waktu pelengkapan yang telah

ditentukan.

2. Jumlah dokumen rekam medis yang

dikategorikan IMR (Incomplete Medical

Record)

Berdasarkan data ketidaklengkapan

dokumen rekam medis pasien rawat inap

RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada bulan

April tahun 2008 diperoleh jumlah pasien

yang pulang adalah 2901 pasien dan jumlah

dokumen yang tidak lengkap adalah 256

dokumen yang dilengkapi dalam batas

waktu 2x24 jam.

Maka penghitungannya adalah sebagai

berikut :

= 8,83 %

Berdasarkan hasil observasi pada tingkat

ketidaklengkapan dokumen rekam medis

diperoleh untuk hasil IMR (Incomplete

Medical Record) atau dokumen rekam medis

yang dilengkapi dengan batas waktu 2x24

jam yaitu 8,83 % sedangkan untuk hasil

DMR (Delinquent Medical Record) atau

dokumen rekam medis yang dilengkapi

melebihi batas waktu yang telah ditentukan

yaitu 2,07 %, maka prosentase IMR dan

DMR rendah sehingga hasil kelengkapan

dokumen rekam medis kurang dari 50%

maka didapatkan hasil yang baik sekali,

kelengkapan dokumen rekam medis sudah

bagus dan untuk dokumen yang melebihi

batas waktu yang telah ditentukan dapat

dikatakan sebagai dokumen bandel.

Menurut Siswati jika IMR dan DMR

kurang dari 50% maka kelengkapan

dokumen rekam medis dinilai baik. Namun

demikian jika ditinjau dari aspek ruangan,

aspek pasien dan aspek petugasnya,

pengembalian dokumen rekam medis yang

tidak tepat waktu dalam proses

ketidaklengkapan dapat menjadi beban

petugas dalam pengolahan data. Karena data

yang diperoleh tidak lengkap sehingga

mempengaruhi informasi yang disampaikan

dan menyebabkan keterlambatan dalam

pembuatan laporan yang dikerjakan oleh

petugas bagi kepentingan rumah sakit

menjadi tidak tersaji tepat waktu apabila

digunakan dalam pengambilan keputusan

bagi pihak manajemen.

Sedangkan bagi pasien apabila digunakan

dalam pengobatan selanjutnya (berobat

ulang), maka informasi riwayat medis dari

dokumen rekam medis tersebut tidak

berkesinambungan, dikarenakan dokumen

tersebut masih belum dilengkapi sesuai

dengan batas waktunya. Hal ini dapat

berpengaruh terhadap peminjaman dokumen

(5)

86

rekam medis apabila sewaktu-waktu

dibutuhkan untuk berbagai kepentingan.

3. Jumlah dokumen rekam medis yang

dikategorikan DMR (Delinquent Medical

Record)

Berdasarkan data ketidaklengkapan

dokumen rekam medis pasien rawat inap

RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada bulan

April tahun 2008 diperoleh jumlah pasien

yang pulang adalah 2901 pasien dan jumlah

dokumen yang belum lengkap setelah

melebihi batas waktu pelengkapan adalah 60

dokumen.

Maka penghitungan jumlah dokumen

yang melebihi batas waktu pelengkapan

adalah sebagai berikut :

= 2,07 %

4. Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya

Ketidaklengkapan Dokumen Rekam

Medis Pasien Rawat Inap Dari Aspek

Sumber Daya Manusia dan Aspek

Prosedur Pelaksanaan

a. Aspek Sumber Daya Manusia

1) Tingkat ketidakdisiplinan dokter

dalam pengisian dokumen rekam

medis.

Faktor yang menyebabkan

ketidaklengkapan dokumen rekam

medis salah satunya adalah

ketidakdisiplinan dokter dalam

pengisian data dokumen rekam

medis pada formulir RM1.

a) Kurangnya ketelitian perawat

dalam pengisian dokumen

rekam medis

Seorang perawat juga

harusnya teliti dalam

pengisian data dokumen

rekam medis, karena setiap

tindakan yang dilakukan oleh

perawat harus dicatat dalam

dokumen rekam medis

b) Sumber daya manusia di

bagian Analising DRM RI

Petugas yang bertanggung

jawab dalam meneliti

ketidaklengkapan dokumen

rekam medis rawat inap di

bagian Analising dokumen

rekam medis rawat inap

sebanyak 1 orang.

b. Aspek Prosedur Pelaksanaan

Berdasarkan prosedur tetap

pengelolaan dokumen rekam medis,

dokumen rekam medis yang tidak

lengkap harus dikembalikan melebihi

batas waktu 2x24 jam.

Faktor-Faktor yang menyebabkan

ketidaklengkapan dokumen rekam

medis pasien rawat inap terdiri dari 2

aspek, yang terdiri dari :

a) Aspek sumber daya manusia

b) Aspek prosedur pelaksanaan

Dari aspek sumber daya manusia

terdiri dari tingkat kedisiplinan dokter

dalam pengisian dokumen rekam

medis, kurangnya tanggung jawab

perawat dalam pengisian dokumen

(6)

87

rekam medis dan kurangnya sumber

daya manusia.

Berdasarkan hasil wawancara diketahui

bahwa tingkat kedisiplinan dokter dan

perawat sangat kurang dalam pengisian

dokumen rekam medis. Ini dikarenakan

dokter tidak menuliskan diagnosa utama

hanya menulis diagnosa awalnya saja dan

juga dalam penulisan diagnosa akhir tidak

sama dengan diagnosa utama. Selain itu

dipengaruhi oelh perawat yang terlibat

langsung dalam melakukan pengisian

dokumen rekam medis, dengan hasil

pengisian diharapkan tercatat dengan

lengkap sehingga informasi yang ada di

dokumen rekam medis berkesinambungan

dan sistematis.

Jika dilihat dari tanggung jawabnya maka

para dokter dan perawat minimal

mempunyai tingkat kedisiplinan yang baik

dalam melaksanakan ketentuan tentang

pengembalian dokumen rekam medis yang

tidak lengkap untuk dilengkapi sebagai bukti

tertulis atas segala bentuk pengobatan dan

perawatan yang dilakukan oleh dokter

terhadap pasien.

Selain itu juga dengan tingkat

kedisiplinan pengembalian dokumen rekam

medis yang baik, dokter juga akan

merasakan manfaatnya apabila dokter

sewaktu-waktu membutuhkan dokumen

rekam medis tersebut.

Kurangnya sumber daya manusia juga

mempengaruhi keterlambatan dalam proses

pengembalian dokumen rekam medis yang

tidak lengkap. Berdasarkan hasil wawancara

diketahui bahwa petugas bagian Analising

dokumen rekam medis rawat inap hanya

terdiri dari 1 orang petugas yang meneliti

kelengkapan dokumen rekam medis dan

petugas Analising dokumen rekam medis

rawat inap tidak mempunyai waktu untuk

mengembalikan dokumen rekam medis yang

tidak lengkap ke bagian bangsal, sehingga

petugas Analising dokumen rekam medis

rawat inap dalam mengembalikan dokumen

rekam medis yang tidak lengkap menunggu

perawat bagian bangsal datang kembali

untuk menyerahkan dokumen rekam medis

pasien rawat inap yang pulang berikutnya.

Hal ini mempengaruhi waktu

pengembalian dokumen rekam medis

menjadi lambat dikarenakan tidak semua

dokumen rekam medis yang tidak lengkap

dapat dilengkapi dalam batas waktu yang

telah ditentukan.

Dari aspek prosedur pelaksanaan,

prosedur tetap belum sepenuhnya

dilaksanakan. Dalam prosedur tetap,

dokumen yang tidak lengkap harus

dilengkapi dan dikembalikan ke bagian

Analising dokumen rekam medis rawat inap

dengan batas waktu pelengkapan 2x24 jam,

tetapi hal ini belum sepenuhnya dilakukan

oleh petugas yang bertanggung jawab. Hal

ini dikarenakan dokter yang merawat

rata-rata sebagai dokter residen, dengan kendala

lain dokter tersebut sudah tidak bertugas lagi

di rumah sakit, sehingga mempengaruhi

pelayanan pelengkapan dokumen yang tidak

lengkap serta tidak terselesaikan pada batas

waktu yang telah ditentukan.

(7)

88

SIMPULAN DAN SARAN

Alur penyerahan dokumen rekam medis

pasien rawat inap di bagian Analising

dokumen rekam medis rawat inap RSUD Dr.

Moewardi Surakarta yang selesai perawatan

telah dilakukan dalam waktu 1x24 jam,

sedangkan penyerahan dokumen rekam

medis yang belum lengkap dengan batas

waktu pelengkapan 2x24 jam tidak sesuai

dengan prosedur tetap yang telah ditetapkan.

Mutu pelayanan rekam medis ditinjau dari

kelengkapan dokumen rekam medis dari

penilaian IMR dan DMR didapatkan hasil

yang baik sekali.

Perlu adanya peningkatan kesadaran dan

kedisiplinan petugas yang bertanggung

jawab. Dokumen rekam medis pasien rawat

inap dalam proses pelengkapan sudah baik,

maka rumah sakit dapat mempertahankan

kelengkapan dokumen rekam medis tersebut

untuk pelayanan sesuai dengan prosedur

yang telah ditetapkan.

KEPUSTAKAAN

Depkes, RI. 1997. Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia. Revisi 1, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Jakarta.

_______, RI. 2008. PerMenKes No. 269/MenKes/Per/III/2008. Rekam Medis Bab I Pasal I.

FK, UI. 2000. Quality Assurance Program, Pengertian Quality Assurance. Jakarta

Huffman, EK. 1992. Health Information Management. Berwyn: Physician Record Company.

Shofari, B. 2002. PSRK 01 Pengelolaan Rekam Medis dan Dokumentasi Rekam Medis. Semarang: PORMIKI.

(8)

Gambar

Gambar 1. Alur penyerahan dokumen rekam medis pasien rawat inap di bagian Analising Dokumen Rekam Medis Rawat Inap

Referensi

Dokumen terkait

Kata Kunci : Pendidikan Spiritual. Pendidikan adalah komponen penting dalam dunia pendidikan karena pendidikan dibutuhkan untuk membentuk manusia seutuhnya sesuai dengan

Semangat nasionalisme merupakan salah satu modal utama yang harus dimiliki bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman-ancaman ketahanan nasional sebagai dampak negatif globalisasi.

Karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting peranannya di Indonesia, terlebihnya lagi di Kabupaten Langkat karena sekitar 70% komoditas utama Kabupaten ini adalah

Agar dapat bersaing dengan produk sejenis dari negara lain, selain kompetitivitas harga, produsen produk olahan ikan Indonesia mutlak harus menyesuaikan produknya dengan standar

Berdasarkan hal tersebut, diusulkan solusi berupa sistem pakar diagnosa penyakit ibu hamil menggunakan metode Certanty Factor (CF) yang dapat membantu

a) Rasa ingin tahu dari masyarakat mengenai perbankan syariah khususnya pada KPR Syariah sehingga membawa mereka untuk melakukan pembiayaan di Bank Sumut Kantor

Perlakuan pangkas akar yang dikombinasikan dengan inokulasi fungi ekto- mikoriza pada bibit melinjo umur 7 bulan berpengaruh nyata terhadap persentase tanaman terinfeksi,