• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ROA CAR DAN LDR TERHADAP RETURN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH ROA CAR DAN LDR TERHADAP RETURN"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ROA, CAR, DAN LDR TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE 2008-2012

Oleh

Rilla Gantino1, Fahri Maulana2

E-mail :[email protected]

1 Dosen Fakultas Ekonomi/Akuntansi, Universitas Esa Unggul 2 Mahasiswa Fakultas Ekonomi / Akuntansi Universitas Esa Unggul

ABSTRACT

The results of this study further emphasize that the resulting financial statements must be accurate in order to be used by users for business purposes, primarily related to the estimates that will be used in calculating financial ratios.

Influence (Return on Assets) ROA, (Capital Adequacy Ratio) CAR and(Loan to DepositRatio) LDR to Return Shares on Banking companies listed inIndonesia Stock Exchange period 2008-2012. Preparation of this paperaims to determine whether there is any effect ofROA, CAR, and LDR on Stock Return on banking companies, either partiallyor simultaneously. Return OnAsset(ROA), Capital Adequacy Ratio(CAR), and the loan to deposit ratio (LDR) as the independent variable and Stock Return as the dependent variable. The subjects were included in the company's banking sector listed in the Indonesia Stock Exchange (BEI) in the period 2008-2012. The number of samples is 72, which is selected through purposive sampling method. The analytical method used was Test Assumptions and Classical Linear Regression Analysis. The results indicate that partial, ROA and LDR effect on Stock Return, and CAR does not affect on Stock Return and simultaneously,the independent variables (ROA, CAR, andLDR) effect on the dependent variable (Stock Return).

Keyword: ROA, LDR, CAR, stock return, information.

PENDAHULUAN

(2)

secara nasional akan membentuk Gross Domestic Product. Perkembangan pasar modal akan menunjang peningkatan GDP. Atau dengan kata lain, berkembangnya pasar modal akan mendorong pula kemajuan ekonomi suatu negara.1Hal yang membedakan pasar modal dengan pasar lainnya adalah dalam hal komoditas yang diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan abstrak, dimana yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka panjang yaitu dana yang keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun. Hal yang diperdagangkan dalam pasar modal disebut juga dengan instrumen pasar modal. Bentuk instrumen pasar modal disebut efek, yaitu surat berharga yang berupa saham, obligasi, bukti right, bukti waran dan produk turunan yang biasa disebut derivative.2 Di pasar modal hal yang menarik untuk diteliti adalah perdagangan saham. Transaksi yang terjadi dengan dikeluarkannya laporan keuangan yang dapat membentuk suatu harga saham dengan pertimbangan kinerja dari perusahaan itu sendiri. Tujuan daripada perusahaan (emiten) mengeluarkan saham tersebut adalah untuk mendapatkan modal untuk aktifitas operasional perusahaan. Dengan dijualnya saham di pasar modal berarti masyarakat diberi kesempatan untuk memiliki dan mendapatkan keuntungan. Dengan kata lain pasar modal dapat membantu pendapatan masyakarat. Motif dari perusahaan yang menjual sahamnya untuk memperoleh dana yang akan digunakan dalam pengembangan usahanya dan bagi pemodal adalah untuk mendapatkan penghasilan dari modalnya. Dari aktivitas pasar modal, harga saham merupakan faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh investor dalam melakukan investasi karena harga saham menunjukkan prestasi emiten, pergerakan harga saham searah dengan kinerja emiten. Apabila emiten mempunyai prestasi yang semakin baik maka keuntungan yang dapat dihasilkan dari operasi usaha semakin besar. Pada kondisi yang demikian, harga saham emiten yang bersangkutan cenderung naik. Harga saham juga menunjukkan nilai suatu perusahaan. Nilai saham merupakan ukuran yang tepat untuk menilai efektifitas perusahaan. Sehingga sering kali dikatakan memaksimumkan nilai perusahaan juga berarti memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Dengan semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan sebaliknya.Oleh karena itu, setiap perusahaan yang menerbitkan saham sangat memperhatikan harga sahamnya. Harga yang terlalu rendah sering diartikan bahwa kinerja perusahaan kurang baik. Namun bila harga saham terlalu tinggi mengurangi kemampuan investor untuk membeli sehingga menimbulkan harga saham sulit untuk meningkat lagi. Dengan perubahan posisi keuangan hal ini akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Laporan keuangan dirancang untuk membantu para pemakai laporan untuk mengidentifikasi hubungan variabel-variabel dari laporan keuangan.

Bagi seorang investor, investasi dalam sekuritas yang dipilih tentu diharapkan memberikan tingkat pengembalian (return) yang sesuai dengan risiko yang harus ditanggung oleh para investor. Bagi para investor, tingkat return ini menjadi faktor utama karena return adalah hasil yang diperoleh dari suatu investasi.

Salah satu jenis sekuritas yang paling populer di pasar modal adalah sekuritas saham. Saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu atau institusi dalam perusahaan dan merupakan tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam perusahaan terbuka (PT). Saham yang dinilai baik adalah saham yang mampu memberikan return realisasi yang tidak terlalu jauh dari return ekspektasi.

Investor yang memilih untuk berinvestasi di pasar modal dalam bentuk sekuritas saham berarti berinvestasi dalam prospek perusahaan tersebut. Perusahaan yang tergabung dalam pasar modal harus mampu meningkatkan nilai perusahaannya karena nilai perusahaan yang tinggi

(3)

tentu memberikan gambaran yang baik dan peluang return yang besar. Apabila perusahaan menganggap semua investor adalah investor yang rasional maka dengan return ekspektasi yang tinggi tentu saja akan semakin banyak investor yang tertarik untuk membeli sekuritas yang dikeluarkan oleh perusahaan emiten sehingga tujuan pendanaan yang diinginkan perusahaan melalui pasar modal juga terpenuhi.

Pada dasarnya nilai return dari setiap sekuritas berbeda-beda satu sama lainnya. Tidak semua sekuritas akan memberikan return yang sama bagi para investor. Return dari suatu sekuritas ditentukan oleh banyak hal seperti kinerja perusahaan dan strategi perusahaan mengelola laba yang dimiliki. Perusahaan dianggap gagal keuangannya jika perusahaan tersebut tidak mampu membayar kewajibannya pada waktu jatuh tempo meskipun total aktiva melebihi total kewajibannya pada waktu jatuh tempo. Kondisi yang membuat para investor dan kreditor merasa khawatir jika perusahaan mengalami kesulitan keuangan (financial distress) yang mengarah pada kebangkrutan. Apabila perusahaan tersebut diindikasikan gagal keuangannya berarti perusahaan tersebut tidak mampu menghasilkan return yang menguntungkan bagi pihak investor dan pada akhirnya harga sahamnya akan mengalami penurunan.

Pendapatan dari investasi saham atau return dapat berupa dividen dan capital gain. Dividen merupakan penerimaan dari perusahaan yang berasal dari laba yang dibagikan, sementara capital gain merupakan pendapatan yang diperoleh dari selisih harga saham.Apabila selisih harga tersebut negatif berarti investor mengalami capital loss dan sebaliknya.Para investor seringkali menginginkan keuntungan dengan segera sehingga mereka lebih menginginkan keuntungan dalam bentuk capital gain dibandingkan dividen.

Dalam pasar modal, tidak pastinya return yang akan diterima oleh seorang investor membuat seorang investor harus memilih dengan sangat hati-hati alternatif investasi yang harus dipilih. Dalam pasar modal, tidak semua saham dari perusahaan yang memiliki profil yang baik akan memberikan return yang baik pada investor sehingga diperlukan analisis yang lebih mendalam mengenai perusahaan tersebut. Sebuah perusahaan mungkin saja mengalami return yang fluktuatif setiap saat karena berbagai macam faktor baik yang bersifat mikro maupun makro.

Para investor perlu melakukan analisis yang mendalam mengenai perubahan tersebut. Salah satu caranya adalah dengan melakukan analisis fundamental yang berbasis rasio keuangan.

Analisis fundamental adalah analisis untuk mengetahui kondisi perusahaan secara keseluruhan, baik analisis produk perusahaan dan pemasarannya, analisis pertumbuhan laporan keuangan dan kinerja manajemen perusahaan.3 Menganalisis laporan keuangan perusahaan dapat diwujudkan dengan harga saham. Selain analisis fundamental investor dapat melakukan analisis teknikal. Analisis teknikal adalah analisis studi harga yang terjadi untuk memprediksi harga saham.4 Analisis teknikal lebih menitikberatkan pembentukkan harga saham oleh perubahan penawaran dan permintaan (supply & demand) tanpa perlu mengetahui penyebabnya. Jika prospek suatu perusahaan kuat dan baik, maka harga saham akan merefleksikan kekuatan itu dan meningkat seiring dengan peningkatan kondisi finansial suatu perusahaan, harus diperhatikan bahwa nilai suatu efek ekuitas tidak hanya ditentukan oleh tingkat pengembalian yang mungkin terjadi (expected return), namun tingkat risiko di dalamnya.

Rasio keuangan yang dihasilkan dari laporan keuangan merupakan faktor fundamental perusahaan. Rasio keuangan ini digunakan untuk melakukan analisis fundamental. Bagi perusahaan yang go public diharuskan memberikan laporan keuangan yang relevan mengenai

(4)

rasio-rasio keuangannya, hal tersebut tercantum dalam Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-51/PM/1996 yang dikeluarkan pada tanggal 17 Januari 1996.

Bagi para investor, laporan keuangan merupakan faktor penting untuk menentukan sekuritas mana yang akan dipilih sebagai pilihan investasi. Selain itu, laporan keuangan merupakan alat analisis yang paling mudah dan murah untuk didapat para investor/calon investor. Di samping itu, laporan keuangan sudah cukup menggambarkan kepada kita sejauh mana perkembangan kondisi perusahaan dan apa saja yang telah dicapainya. Laporan keuangan sering kali digunakan sebagai acuan menilai kinerja perusahaan emiten. Laporan keuangan dapat digunakan untuk memprediksi kesulitan keuangan yang dialami perusahaan, hasil kegiatan operasional, kinerja keuangan perusahaan di masa yang lalu dan yang akan datang, juga sebagai pedoman bagi investor mengenai kinerja perusahaan di masa lalu dan masa mendatang.

Pada analisis fundamental terdapat beberapa rasio keuangan yang dapat mencerminkan kondisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan. Rasio keuangan terbagi menjadi 5 rasio, yaitu rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio pasar. Rasio-rasio keuangan tersebut digunakan untuk menjelaskan kekuatan dan kelemahan kondisi keuangan perusahaan serta untuk memprediksi return saham di pasar modal.

Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini meliputi, rasio profitabilitas, rasio leverages (solvabilitas), dan rasio likuiditas. Daya tarik utama bagi pemilik perusahaan (pemegang saham) dalam suatu perseroan adalah profitabilitas. Dalam konteks ini profitabilitas berarti hasil yang diperoleh melalui usaha manajemen atas dana yang diinvestasikan pemilik perusahaan. Maka dapat didefinisikan bahwa Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.5

Berikut ini adalah data-data dari perusahaan perbankan yang berupa ROA, CAR, dan LDR yang telah penulis olah dari berbagai sumber.

Tabel 1.1 ROA, CAR, LDR dan Return Saham perbankan periode 2008 -2012

Tahun Kode Bank ROA CAR LDR Return Saham

2008 BACA 1.14 28.4 67.72 -0.36

BBCA 3.4 15.8 53.8 0.13

BBKP 1.66 11.2 83.6 -0.41

BBNI 1.1 13.5 68.6 -0.45

BBRI 4.18 13.18 79.93 0.13

BCIC -52.09 -22.29 93.16 -0.02

BMRI 2.5 15.7 59.2 -0.07

BSWD 2.53 33.27 83.11 0.29

BVIC 0.88 22.77 53.46 -0.39

NISP 1.51 18.95 79.77 -0.17

PNBN 1.75 20.31 78.93 -0.06

Tahun Kode Bank ROA CAR LDR Return Saham

BACA 1.42 44.62 49.65 0.04

(5)

2009 BBCA 3.4 15.3 50.3 0.12

BBKP 1.46 14.36 75.99 -0.17

BBNI 1.7 13.8 64.1 0.04

BBNP 1.02 12.56 73.64 0

BBRI 3.73 13.2 80.88 -0.03

BCIC 3.84 10.02 81.66 -0.23

BMRI 3 15.7 61.4 -0.03

BSWD 3.53 32.9 81.1 -0.17

BTPN 3.4 18.5 85 -0.23

BVIC 1.1 16.86 50.43 -0.12

Tahun Kode Bank ROA CAR LDR Return Saham

NISP 1.91 20.45 73.26 0.00

PNBN 1.78 21.79 73.31 0.03

2010 BABP 0.51 12.55 84.96 1.21

BACA 0.74 29.29 50.6 0.37

BBCA 3.5 13.5 55.2 0.63

BBKP 1.65 11.82 71.85 0.97

BBNI 2.5 18.6 70.2 1.08

BBNP 1.5 12.76 80.41 -0.14

BBRI 4.64 13.76 75.17 0.54

BCIC 2.53 11.16 70.86 0

BMRI 3.4 13.4 67.6 1.09

BNBA 1.52 24.64 54.18 0.90

BNII 1.14 12.51 89.03 -0.32

BNLI 1.98 14.05 87.46 1.55

Tahun Kode Bank ROA CAR LDR Return Saham

BSWD 2.93 26.91 87.36 -0.20

BTPN 4 23.4 91 3.76

2011 BVIC 1.71 10.8 40.22 0.13

NISP 1.29 17.63 80 0.16

PNBN 1.76 16.65 74.22 1.08

SDRA 2.78 19.69 100.2 2.28

BACA 0.84 21.58 44.24 0.11

BBCA 3.8 12.7 61.7 0.36

BBKP 1.87 12.71 85.01 0.18

BBNI 2.9 17.6 70.4 0.56

BBRI 4.93 14.96 76.2 0.44

BBTN 2.03 15.03 102.56 0.10

BCIC 2.17 9.41 83.9 0

BDMN 2.6 17.6 98.3 0.07

Tahun Kode Bank ROA CAR LDR Return Saham

(6)

BMRI 3.4 15 74.1 0.23

BNBA 2.11 19.96 67.53 0.09

BNII 1.13 11.83 95.07 1.00

BNLI 1.66 14.07 83.06 0.25

BSWD 3.66 23.19 85.71 0.00

BTPN 4.4 20.5 86 0.84

BVIC 2.65 14.86 63.62 0.03

PNBN 2.02 17.45 80.36 -0.10

SDRA 3 13.38 81.7 -0.41

2012 BABP 0.09 11.21 79.48 0.10

BACA 1.32 18 59.06 0.44

BAEK 1.02 14.21 81.82 -0.3

BBCA 3.6 14.2 68.6 0.08

BBKP 1.83 16.34 83.81 0.01

BBNI 2.9 16.7 77.5 -0.01

Tahun Kode Bank ROA CAR LDR Return Saham

BBNP 1.57 12.17 84.94 0

BBRI 5.15 16.95 79.85 0.03

BBTN 1.94 17.69 100.9 -0.19

BCIC 1.06 10.09 82.81 0

BJBR 2.46 18.11 74.09 -0.19

BMRI 3.5 15.3 80.1 0.03

BNBA 2.47 19.18 77.96 0.27

BNGA 3.18 15.16 95.04 -0.29

BNII 1.62 12.83 92.97 -0.27

BNLI 1.7 15.86 89.52 -0.12

BSWD 3.14 21.1 93.21 2.03

BTPN 4.7 21.5 85 0.19

BVIC 2.17 17.96 67.59 -0.13

INPC 0.66 16.45 87.42 0.29

SDRA 2.78 14.7 84.39 1.33

Sumber : idx.co.id dan finance.yahoo.com

Pada sampel perusahaan, penulis memilih perusahaan perbankan dengan tujuan untuk

memastikan bahwa pengelolaan bank telah dilakukan sejalan dengan asas-asas perkreditan yang

sehat dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan untuk menetapkan dasar arah dan

pembinaan dan pengembangan, baik secara individual maupun industri perbankan secara

(7)

meningkat sehingga dapat menunjang reputasinya, terutama bagi bank yang terdaftar di pasar

modal.6

Tabel 1.2

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

Pertumbuhan Ekonomi 6 5,8 6,1 6,5 6,2

Sumber : bps.go.id

Berdasarkan data-data tersebut di atas, penulis tertarik melakukan penelitian mengenai ROA, CAR, dan LDR mengingat hasil yang fluktuatif dan tidak konsisten dari data di atas apakah hal-hal tersebut dapat mempengaruhi return saham atau tidak.

Berdasarkan uraian di atas, maka masalah yang akan dirumuskan adalah sebagai berikut : 1. Seberapa besar pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap return saham pada perusahaan

perbankan periode 2008 - 2012?

2. Seberapa besar pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap return saham pada perusahaan perbankan periode 2008 - 2012?

3. Seberapa besar pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap return saham pada perusahaan perbankan periode 2008 - 2012?

4. Seberapa besar pengaruh ROA, CAR, dan LDR terhadap return saham

PEMBAHASAN

A. Kajian Teoritis 1. Signalling Theory

Teori Keagenan didefinisikan sebagai hubungan antara agen (manajemen suatu usaha) dan principal (pemilik usaha). Di dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (principal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama principal dan memberi wewenang kepada agen.7Menurut Meisser, et al (2006), hubungan keagenan ini mengakibatkan dua permasalahan yaitu : (a) terjadinya informasi asimetris (information asymmetry), dimana manajemen secara umum memiliki lebih banyak informasi mengenai posisi keuangan yang sebenarnya dan posisi operasi entitas dari pemilik; dan (b) terjadinya konflik kepentingan (conflict of interest) akibat ketidaksamaan tujuan, dimana manajemen tidak selalu bertindak sesuai dengan kepentingan pemilik.8Menurut Anthony dan Govindarajan (2005), teori agensi adalah hubungan atau kontrak antara principal dan agent.Teori agensi memiliki asumsi bahwa

6 Ketut Ali Surdana, Pengaruh Rasio CAMEL terhadap Return Saham, Universitas Udayana, 2007, hal. 2

7Erni Masdupi, “Analisis Dampak Struktur Kepemilikan pada Kebijakan Hutang dalam Mengontrol Konflik

(8)

tiap-tiap individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent.Agency Theory menunjukkan bahwa perusahaan dapat dilihat sebagai suatu hubungan kontrak (loosely defined) antara pemegang sumber daya. Suatu hubungan agency muncul ketika satu atau lebih individu, yang disebut pelaku (principals), mempekerjakan satu atau lebih individu lain, yang disebut agen, untuk melakukan layanan tertentu dan kemudian mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan kepada agen.Hubungan utama agency dalam bisnis adalah mereka (antara pemegang saham dan manajer) dan antara debtholders dan pemegang saham.9 Berdasarkan pengertian di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa teori agensi adalah hubungan antara agen (manajemen) dengan principal (pemilik) yang mana terdapat suatu ikatan atau kontrak kerja dalam jangka waktu tertentu yang di dalamnya terdapat suatu kepentingan dari para agen (manajemen) terhadap informasi keuangan dan operasi yang mana para agen (manajemen) lebih banyak memiliki informasi tersebut sehingga menyebabkan informasi asimetris (asymmetry information) terhadap principal (pemilik) dan terjadinya konflik kepentingan (conflict of interest) akibat dari ketidaksamaan tujuan yang mana agen (manajemen) tidak melakukan tindakan yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh para principal (pemilik).

Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.

Asumsi dari signaling theory adalah para manajer perusahaan memiliki informasi yang lebih akurat mengenai perusahaan yang tidak diketahui oleh pihak luar (investor).Hal ini akan mengakibatkan suatu asimetri informasi antara pihak-pihak yang berkepentingan.

Asimetri informasi terjadi karena manajer lebih superior dalam menguasai informasi dibanding pihak lain (pemilik atau pemegang saham). Asimetri antara manajemen (agen) dengan pemilik (principal) memberikan kesempatan kepada manajer untuk bertindak oportunis, yaitu memperoleh keuntungan pribadi. Hal tersebut akan terlihat jika manajemen tidak secara penuh menyampaikan semua informasi yang diperoleh tentang semua hal yang dapat mempengaruhi perusahaan, maka umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal terhadap suatu kejadian yang akan mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin melalui harga saham.

Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan volume perdagangan saham. Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai sinyal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham. Pengumuman informasi akuntansi memberikan sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang (good news) sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham, dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan dalam volume perdagangan saham. Dengan demikian hubungan antara publikasi informasi baik laporan keuangan, kondisi keuangan

8Messier, W.F. Jr. SM & Prawitt D.F., Auditing & Assurance Services A Systematic Approach, Fourth Edition, Mc

Graw HillIrwin, USA, 2006.

(9)

ataupun sosial politik terhadap fluktuasi volume perdagangan saham dapat dilihat dalam efisiensi pasar. Pasar modal efisien didefinisikan sebagai pasar yang harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan.

2. Pasar Modal

Pasar modal pada hakikatnya adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim jangka panjang, penambahan financial assets (dan hutang) pada saat yang sama, memungkinkan investor untuk mengubah dan menyesuaikan portofolio investasi (melalui pasar sekunder).10Secara umum pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 (satu) tahun.11 Pasar modal memberikan jasanya yaitu menjebatani

hubungan antara pemilik modal dalam hal ini disebut sebagai investor dengan penggunadana dalam hal ini disebut dengan nama emiten (perusahaan yang go public). Para pemilik modal meminta instrumen pasar modal untuk keperluan investasi portofolio sehingga akhirnya dapat memaksimumkan penghasilan.

Secara garis besar signaling theory erat kaitanya dengan ketersediaan informasi. Berdasarkan informasi maka pasar modal dapat dibedakan menjadi :12

1. Pasar modal bentuk lemah (weak form) 2. Pasar modal bentuk setengah kuat 3. Pasar modal bentuk kuat (strong form

3.Saham

Saham merupakan salah satu jenis instrumen investasi yang berarti tanda kepemilikan terhadap suatu perusahaan dan akan memberikan keuntungan dalam bentuk dividen dan capital gain seiring dengan pergerakan nilai harganya.13

Salah satu kelebihan investasi saham adalah kemampuannya memberikan keuntungan yang dibagikan melalui dividen.Besarnya dividen dibagikan tergantung pada hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan besarnya laba yang dihasilkan dari kinerja suatu perusahaan.

Pemilik saham biasa memiliki hak terlebih dahulu dalam penerbitan saham baru (right issue), namun jika pemegang saham biasa menolak menebusnya, maka dapat ditawarkan kepada pihak lainnya. Saham biasa (common stock) terbagi dalam beberapa kategori antara lain :

a. Blue Chip Stock (Saham Unggulan) b. Growth Stock

c. Defensive Stock d. Cyclical Stock e. Seasonal stock f. Speculative stock

4. Harga Saham

10 Pandji Anoraga & Piji Pakarti, Pengantar Pasar Modal, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2006, hal. 5 11 Mohammad Samsul, Op. Cit., hal. 43

(10)

Harga saham adalah harga suatu saham pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal.14 Harga saham dimaksud dalam penelitian ini adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham sesudah tanggal neraca.

Nilai buku saham sangat menentukan harga pasar saham yang bersangkutan. Oleh karena itu, sebelum investor memutuskan untuk membeli atau menjual saham, mereka harus memperhatikan nilai buku saham yang bersangkutan dan membandingkan dengan harga yang ditawarkan. Nilai buku saham mencerminkan nilai perusahaan, dan nilai perusahaan tercermin dalam nilai kekayaan bersih ekonomis yang dimilikinya. Nilai buku saham bersifat dinamis tergantung pada nilai kekayaan bersih ekonomis perusahaan pada suatu saat. Nilai buku perlembar saham biasa adalah nilai kekayaan bersih ekonomis dibagi dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar. Kekayaan bersih ekonomis adalah selisih total aktiva dengan total kewajiban. Sedangkan harga pasar adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham. Sementara itu nilai intrinsik adalah nilai saham yang seharusnya terjadi.15

Terlalu sedikitnya informasi yang mengalir ke bursa saham cenderung mengakibatkan harga saham ditentukan dari tekanan psikologis penjual atau pembeli (tindakan irasional). Tindakan irasional ini mengakibatkan salah satu pihak untung besar sedangkan pihak lain rugi besar. Hal tersebut bisa terjadi di bursa saham dan tidak salah menurut hukum. Untuk mencegah hal tersebut di atas, maka sebaiknya perusahaan yang go public memberikan informasi yang cukup setiap saat sepanjang informasi tersebut berpengaruh terhadap harga saham dan secara periodik menerbitkan informasi rutin. Harga saham setelah mengalami fluktuasi, tergantung naik atau turunnya dari satu waktu ke waktu yang lain. Fluktuasi harga tergantung dari kekuatan penawaran dan permintaan. Apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan maka harga saham tersebut akan cenderung naik, demikian pula sebaliknya apabila terjadi kelebihan penawaran maka harga saham cenderung turun.

Harga saham dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :16 1. Harga Nominal

2. Harga Perdana 3. Harga Pasar

Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham diantaranya : a. Permintaan dan penawaran saham oleh investor dan emiten.

b. Harapan investor terhadap tingkat keuntungan dividen untuk masa yang akan datang. Jika pendapatan atau dividen suatu saham stabil, maka harga saham cenderung stabil, sebaliknya jika pendapatan atau dividen suatu saham berfluktuasi, maka harga saham tersebut cenderung samapula.

c. Tingkat pendapatan perusahaan yang tercermin dari EPS (Earning Per Share) terkait erat dengan peningkatan harga saham. Apabila fluktuasi EPS makin tinggi, maka makin tinggi pula harga pasarnya.

d. Kondisi perekonomian saat ini dan yang akan datang salah satunya dipengaruhi oleh kondisi ekonomi masa lalu dan saat ini. Apabila kondisi perekonomian

14 Harga Saham Indonesia Online, http://hargasaham.org/2012/10/14/pengertian-harga-saham/, diakses 15 April 2013

(11)

stabil dan mantap, maka investor optimis terhadap kondisi perekonomian yang akan datang sehingga harga saham cenderung stabil dan sebaliknya.

5. Informasi

Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakikatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran, baik untuk keadaan masa lalu, saat ini, maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi merupakan faktor yang memberikan arti penting bagi si penerima, khususnya dalam hal mengambil keputusan.Oleh karena itu informasi yang lengkap, relevan, akurat, dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor.17

Di dalam pasar modal masyarakat juga membutuhkan informasi yang dipakai sebagai landasan untuk mengambil suatu keputusan menyangkut portofolio investasinya.Demikian pentingnya informasi ini sampai diibaratkan bahwa pasar modal tanpa informasi adalah judi.Karena itu, investor di pasar modal memerlukan informasi sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan.

Semakin cepat dan semakin banyak informasi penting yang anda serap maka anda akan semakin mempunyai kesempatan untuk meraih keuntungan yang besar. Jadi, informasi mempunyai peranan yang sangat penting yang harus didapatkan oleh setiap pemodal dalam berbagai hal. Beberapa pertimbangan penting mengenai informasi di pasar modal meliputi faktor-faktor sebagai berikut :

1. Kualitas informasi 2. Jenis informasi 3. Kecepatan informasi 4. Volume informasi

Informasi merupakan hal penting dan merupakan makanan sehari-hari bagi para analis, pemodal dan para praktisi pasar modal pada khususnya, serta masyarakat luas pada umumnya.

Keputusan dalam investasi berkaitan dengan informasi. Hasil keputusan ini sangat ditentukan oleh informasi yang memiliki decision maker.Terlebih keputusan investasi dalam instrumen pasar modal, peranan informasi sangatlah vital.Hal ini bisa dipahami mengingat instrumen pasar modal/barang yang diperdagangkan sifatnya abstrak.Juga efisiensi pasar modal sangatlah tergantung pada informasi ini.Informasi yang berkaitan erat dengan keputusan informasi di pasar modal tentunya tidak dapat diabaikan atau dilupakan bagi siapa saja yang berkecimpung dalam investasi. Supaya informasi khususnya informasi yang menyangkut keuangan dan prestasi perusahaan bermanfaat maka harus memiliki sifat sebagai berikut :18

a. relevan b. akurat

c. konsistensi/komparabilitas d. objektivitas

e. ketepatan waktu f.dapat dimengerti

(12)

6. Laporan Keuangan

Pengertian laporan keuangan adalah laporan pertanggungjawaban manajer atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap perusahaan ; yaitu pemilik perusaahan (pemegang saham), pemerintah (instansi pajak), kreditor (bank dan lembaga keuangan), maupun pihak yang berkepentingan lainnya.19

Tujuan penggunaan laporan keuangan bisa bermacam-macam.Tujuan umum laporan keuangan adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan.Laporan keuangan untuk tujuan umum termasuk juga laporan keuangan yang disajikan dalam dokumen publik lainnya seperti laporan tahunan atau prostektus.20

7. Rasio Keuangan

Bagi para pemegang saham, laporan keuangan memiliki arti yang penting. Analisis rasio adalah membandingkan antara (1) untur-unsur neraca, (2) unsur-unsur laporan laba-rugi, (3) unsur-unsur neraca dan laporan laba laba-rugi, serta (4) rasio keuangan emiten yang satu dan rasio keuangan emiten yang lainnya.21Atas dasar laporan keuangan perusahaan para investor dapat melakukan penilaian kinerja keuangan perusahaan terutama keputusan dalam melakukan investasi.Bagi para pemilik saham bermanfaat untuk melihat tingkat pengembalian yang tercermin dalam laporan rugi laba dan besarnya dividen yang menjadi hak para pemegang saham.

Rasio keuangan dapat dikelompokkan dalam 5 (lima) jenis, yaitu: rasio likuditas (liquidity ratios), rasio aktivitas (activity ratios), rasio rentabilitas (profitability ratios), rasio solvabilitas (levareges ratios), dan rasio pasar (Ang, 1997). Dalam penelitian ini akan digunakan rasio return on assets / ROA (rasio profitabilitas), capital adequacy ratio / CAR (rasio solvabilitas), loan to deposit ratio/ LDR (rasio likuiditas).

1. Rasio Profitabilitas (Profitabilty Ratios)

Daya tarik utama bagi pemilik perusahaan (pemegang saham) dalam suatu perseroan adalah profitabilitas. Dalam konteks ini profitabilitas berarti hasil yang diperoleh melalui usaha manajemen atas dana yang diinvestasikan pemilik perusahaan. Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.22Pemilik juga tertarik pada pembagian laba yang menjadi haknya yaitu, seberapa banyaknya yang diinvestasikan kembali dan seberapa banyak yang dibagikan sebagai dividen kepada mereka.Pada akhirnya, pemilik juga berkepentingan dengan dampak hasil perusahaan terhadap nilai pasar investasi mereka, khususnya jika saham dijual kepada umum.

Kemakmuran (wealth) investor akan sangat tergantung pada return yang diharapkan dan risiko dari taksiran aliran kas di masa yang akan datang. Laporan

19Budi Rahardjo, Keuangan da Akuntansi untuk Manajer Non Keuangan, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2007, hal 53. 20 Hadri Mulya, Memahami Akuntansi Dasar ; Pendekatan Teknis Siklus Akuntansi, Mitra Wacana Media, 2008, hal. 14

(13)

keuangan perusahaan menggambarkan hasil masa lalu telah cukup dijadikan pedoman aktivitas di masa yang akan datang, namun analisis profitabilitas yang didasarkan pada rate of return di masa lampau dapat memberikan gambaran dan informasi yang berguna bagi manajemen dan para analis di luar perusahaan. Apabila pasar modal menganggap seluruh investor adalah investor yang rasional maka para investor tersebut akan selalu memilih untuk berinvestasi pada perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi. Karena dengan kemungkinan perusahaan menghasilkan laba tinggi maka return ekspektasi juga tinggi. Rasio Profitabilitas terdiri dari Gross profit margin, Operating Return On Assets, Return On Equity, dan Operating Ratio.23 Rasio profitabilitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah rasio Return on Asset (ROA).

a. Return on Asset (ROA)

Return on Asset sering disebut juga sebagai Return on Investment (ROI). Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan sumber ekonomi yang ada untuk menciptakan laba.Berdasarkan surat edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 ROA diperoleh dengan cara membandingkan laba sebelum pajak terhadap rata-rata total aktiva/asset (average total asset). Average total asset adalah rata-rata jumlah asset dari awal tahun hingga akhir tahun.Semakin tinggi nilai ROA maka kinerja perusahaan semakin baik, karena tingkat pengembalian semakin besar.

Nilai ROA dipengaruhi oleh pendapatan bersih sebelum pajak. Dengan meningkatnya ROA maka kemampuan perusahaan dalam meningkatkan kemampuan menghasilkan laba tinggi. Investor akan merasa aman dengan melakukan investasi pada perusahaan yang memiliki karakteristik seperti ini.

2. Rasio Solvabilitas (Leverages Ratios)

Rasio solvabilitas adalah perbandingan antara dana yang berasal dari modal sendiri dengan dana yang berasal dari kreditur. Rasio bertujuan untuk menganalisis pembelanjaan yang dilakukan berupa komposisi utang dan modal serta kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan beban tetap lainnya.24 Rasio ini sangat penting bagi kreditur atau calon kreditur untuk mengetahui seberapa besar para pemilik (pemegang saham) mempunyai dana dalam perusahaan tersebut, hal ini digunakan untuk menentukan tingkat keamanan para kreditur. Apabila dana yang disediakan pemilik lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang disediakan kreditur maka perusahaan tersebut akan sangat bergantung pada kreditur. Manfaat dari rasio solvabilitas adalah memberikan informasi yang bermanfaat dalam penentuan manfaat utang.

Rasio solvabilitas ini dibedakan menjadi 9 (delapan) rasio yaitu: debt ratio, debt to equity ratio, long term debt to equity ratio, capital adequacy ratio,long term debt to capitalization ratio, time interest earned, cash flow interest coverage, cash flow to net

23Pandji Anoraga & Piji Pakarti, Op. Cit., hal. 111

(14)

income, dan cash return on sales. Rasio solvabilitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Capital Adequacy Ratio (CAR).

a. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Modal merupakan salah satu faktor penting dalam rangka pengembangan usaha bisnis dan menampung risiko kerugian.Capital Adequacy Ratio adalah perbandingan antara modal dibandingkan aktiva tertimbang menurut risiko.25 Besarnya modal suatu bank akan berpengaruh pada mampu atau tidaknya suatu bank secara efisien menjalankan kegiatannya, dan dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat (khususnya untuk masyarakat peminjam) terhadap kinerja bank. Penggunaan modal bank juga dimaksudkan untuk memenuhi segala kebutuhan bank guna menunjang kegiatan operasi bank, dan sebagai alat untuk ekspansi usaha. Kepercayaan masyarakat akan terlihat dari besarnya dana giro, deposito, dan tabungan yang melebihi jumlah setoran modal dari para pemegang sahamnya. Unsur kepercayaan ini merupakan masalah penting dan merupakan faktor keberhasilan pengelolaan suatu bank.

Dalam penelitian ini dari sisi permodalan digunakan rasio CAR. Rasio CAR digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. Semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi (sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia sebesar 8%) berarti bahwa bank tersebut mampu membiayai operasi bank, dan keadaan yang menguntungkan tersebut dapat memberikan kontribusi yang cukup besar bagi produktivitas perusahaan.

Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001, rasio CAR dapat dirumuskan sebagai perbandingan antara modal bank terhadap aktiva tertimbang menurut risiko.

CAR = Modal bank adalah total modal yang berasal dari bank yang terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. Modal inti yaitu modal milik sendiri yang diperoleh dari modal disetor oleh pemegang saham.Modal inti terdiri dari modal disetor, agio saham, cadangan umum, cadangan tujuan, laba ditahan, laba tahun lalu, laba tahun berjalan, dan bagian kekayaan anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan.Modal pelengkap terdiri dari cadangan revaluasi aktiva tetap, cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, modal kuasa, dan pinjaman subordinasi.Sedangkan ATMR merupakan penjumlahan ATMR aktiva neraca dengan ATMR administratif.

Sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, besarnya CAR yang harus dicapai oleh suatu bank minimal 8%.Angka tersebut merupakan penyesuaian dari ketentuan yang berlaku secara internasional berdasarkan standar Bank for International Settlement (BIS).

3. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios)

(15)

Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan untuk membayar kewajiban financial jangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas, surat berharga, piutang, persediaan.26Rasio ini sering disebut sebagai rasio modal kerja. Tidak hanya Bank dan para kreditor jangka pendek saja yang tertarik dengan angka-angka rasio likuiditas, rasio likuiditas juga berguna bagi kreditor jangka-angka panjang dan pemegang saham yang akhirnya atau setidaknya ingin mengetahui prospek dari dividen dan pembayaran bunga di masa yang akan datang.

Rasio likuiditas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Loan to Deposit Ratio(LDR).

a. Loan to Deposit Ratio

Aspek likuiditas pada penelitian ini diproksikan dengan LDR.Loan to Deposit Ratio merupakan perbandingan total pinjaman yang diberikan dengan total danapihak ketiga atau total deposit

LDR menggambarkan perbandingan antara kredit yang dikeluarkan bank dengan dana dari pihak ketiga. Meningkatnya LDR berarti meningkat pula pendapatan bunga yang diperoleh bank.Dengan semakin meningkatnya LDR berarti profitabilitas meningkat yang mengindikasikan pertumbuhan laba yang semakin besar. Sebaliknya akan berdampak terhadap penurunan harga saham jika semakin kecil rasio ini.27

8. Return Saham

Return saham adalah pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal awal investasi. Pendapatan investasi dalam saham ini meliputi keuntungan jual beli saham, dimana jika untung disebut capital gain dan jika rugi disebut capital loss. Di samping capital gain, investor juga akan menerima dividen tunai setiap tahunnya. Emiten akan membagikan dividen tunai dua kali setahun, dimana yang pertama disebut dividen interim yang dibayarkan selama tahun berjalan, sedangkan yang kedua disebut dividen final yang dibagikan setelah tutup tahun buku.28

Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini sangat penting karena

digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja

perusahaan dan juga digunakan sebagai landasan

penghitungan return ekspektasi di masa yang akan datang.

Pada umumnya, nilai return yang sering digunakan

adalah return total. Return pada dasarnya dibagi menjadi dua jenis yaitu capital gain/loss dan yield. Capital gain merupakan selisih dari harga investasi sekarang dengan harga 26 R. Agus Sartono, op.cit., hal. 116

(16)

periode yang lalu.Jika harga investasi sekarang lebih tinggi dari harga investasi periode lalu berarti terjadi keuntungan modal (capital gain) dan sebaliknya.Yield merupakan presentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi. Keuntungan ini biasanya diterima dalam bentuk kas atau setara dengan kas sehingga dapat diuangkan dengan cepat.Salah satu contoh yield adalah dividen.

Tentunya tidak semua saham memberikan return dalam bentuk capital gain karena nilai capital gain sangat tergantung dari harga pasar instrumen investasi yang bersangkutan yang berarti investasi harus diperdagangkan di pasar. Karena dengan adanya pergerakan maka akan timbul perubahan nilai suatu instrumen investasi.

Adapun return saham dapat dihitung dengan formula sebagai berikut Jogiyanto (2008) :

Rit =

Dimana:

Rit : Tingkat pengembalian saham i pada periode t

P : Harga penutupan saham i pada periode t (periode penutupan atau terakhir) Pt-1 : Harga penutupan saham i pada periode sebelumnya

9. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Judul Peneliti IndependenVariabel DependenVariabel Hasil

(17)

BOPO Tidak Berpengaruh

Sumber : Jurnal Penelitian dan dikembangkan untuk penelitian

B. Kerangka Pemikiran Penelitian

Datatersebut dianalisis dengan menggunakan regresi untuk mengetahui apakah variabel independen Rasio Keuangan secara parsial dengan elemen-elemennya maupun secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap variable dependen return saham. Analisis yang dilakukan diharapkan menjadi feedback dalam pengambilan keputusan pihak-pihak yang bekepentingan dalam perusahaan perbankan tersebut.Skema kerangka pemikiran pada halaman berikut.

Hipotesis yang dapat penulis buat adalah sebagai berikut :

H1 : Return On Asset (ROA) berpengaruh positif terhadap return saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 - 2012.

H2 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap return saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 - 2012. H3 : Loan to Deposit Ratio(LDR) berpengaruh positif terhadap return saham pada

(18)

BEI Investor

Perusahaan Perbankan (go

public)

Laporan Keuangan

Return On Asset (X1)

(19)

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

C. Metode Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) yang beralamat Tower 2, lt. 1. Jln. Jenderal Sudirman Kav.52-53, Jakarta.Sedangkan waktu penelitian dilakukan dari bulan Februari 2013 sampai dengan selesai.

2. Jenis Data dan Sumber Data a. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.Pendekatan kuantitatif digunakan bila data yang hendak dikumpulkan adalah data kuantitatif (data berbentuk angka).29 Penulis menyimpulkan bahwa data ini berupa angka-angka pada laporan keuangan perbankan dan nilai return saham pada tahun 2008 sampai dengan 2012 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id dan www.finance.yahoo.com.

b. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu struktur data historis mengenai variabel-variabel yang telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak lain.30Dalam penelitian ini data sekunder berupa 29Kun Maryati & Jujun Suryawati, Sosiologi, Erlangga, Jakarta, 2007, hal. 100.

30 Asep Hermawan, Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif , PT. Grasindo, Jakarta, 2005, hal. 168.

Capital Adequacy Ratio (X2)

Loan to Deposit Ratio

(X3)

Return

Saham (Y)

Hasil

Kesimpulan & saran Analisis regresi

(20)

publikasi-publikasi yang diterbitkan terutama dari Bursa Efek Indonesia mengenai laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.

3. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah semua bagian atau anggota dari objek yang akan diamati.31 Populasi merupakan keseluruhan unsur-unsur yang memiliki satu atau beberapa karakteristik yang sama. Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 – 2012. b. Sampel Penelitian

Sampel adalah subunit populasi survei atau populasi survei itu sendiri, yang oleh peneliti dipandang mewakili populasi target.Dengan kata lain sampel adalah elemen-elemen populasi yang dipilih atas dasar kemampuan mewakilinya.32

Metode dalam pengumpulan sampel pada penelitian ini adalah dengan metode purposive sampling.Metode ini menciptakan kriteria-kriteria tertentu yang digunakan sebagai metode pengumpulan sampel. Kriteria tersebut adalah :

a. Perusahaan – perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008 – 2012.

b. Perusahaan yang termasuk dalam sektor industri perbankan periode 2008 - 2012. c. Perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangannya dari periode 2008

-2012.

d. Perusahaan tidak mengalami kerugian selama periode penelitian.

Tabel 3.1 Jumlah populasi dan sampel perusahaan perbankan periode 2008 - 2012

No Kriteria Jumlah Populasi dan

Sampel 1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2008 – 2012 125

2. Perusahaan perbankan yang mempublikasikan

laporan keuangannya dari periode 2008 - 2012 125 3. Perusahaan perbankan yang tidak mengalami

kerugian selama periode penelitian

120

4. Perusahaan perbankan yang dijadikan sebagai sampel penelitian

72

Sumber : Laporan keuangan perusahaan perbankan periode 2008 - 2012

4. Teknik Analisis Data a. Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

(21)

umum atau generalisasi. Yang termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi.33 b. Uji Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variable dependen. Dasar pengambilan keputusannya adalah :

1) Jika R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikitpun variasi variabel dependen.

2) Jika R2 sama dengan 1, maka persentase sumbangan pengaruh

yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna, atau variasi variabel independen yang penggangu atau residual mempunyai distribusi normal.Jika terjadi pelanggaran asumsi ini, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara mendeteksi apakah residual memiliki distribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data / titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.Model regresi dikatakan memenuhi asumsi normalitas apabila data menyebar di sekitar garis diagonal atau grafik histogramnya.

Namun demikian uji normalitas residual dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati.Secara visual tampak normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya.Oleh karena, di samping menggunakan uji grafik, sebaiknya dilengkapi dengan uji statistik (Kolmogorov Smirnov).34

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel independen.Jika antar variabel independen terjadi multikolinearitas sempurna, maka koefisien

33Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, cetakan kedua, Alfabeta, Bandung, 2008, hal.206

(22)

regresi variabel independen tidak dapat ditentukan dan nilai standar error menjadi tidak terhingga.Jika multikolinearitas antar variabel tinggi, maka koefisien regresi variabel independen dapat ditentukan, tetapi memiliki nilai standar error tinggi berarti nilai koefisien regresi tidak dapat diestimasi dengan tepat.

3. Uji Heteroskedastisitas

Asumsi klasik berikutnya dalam model regresi adalah homokedastisitas atau memiliki varian yang sama. Ada dua cara pendeteksian ada tidaknya heteroskedastisitas, yaitu dengan metode grafik dan metode statistik. Metode grafik biasanya dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya. Sedangkan metode statistik dapat dilakukan dengan uji Park, uji Glejser, uji White, Uji Spearman’s Rank Correlation, uji Goldfeld Quandt, dan uji Breusch-Pagan-Godfrey.35 Dan pengujian yang akan dilakukan pada penelitian ini dengan metode grafik dan uji Glejser.

4. Uji Autokorelasi

Uji ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan

asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada suatu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Penelitian ini

menggunakan pendekatan Durbin Watson (DW).

5. Uji Analisis Regresi

Uji regresi merupakan suatu teknik untuk regresi digunakan untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan.36

Adapun bentuk persamaan regresi linearnya adalah sebagai berikut : Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3+ e

Dimana :

Y = Return Saham

a = Konstanta atau nilai Y, apabila X1 = X2 = X3 0

b1, b2, b3 = Koefisien regresi

X1 = Return On Asset (ROA)

X2 = Capital Adequacy Ratio (CAR)

X3 = Loan to Deposit Ratio (LDR)

35Ibid., hal. 24

(23)

e = error term

+ atau - = Tanda yang menunjukkan arah hubungan antara X dan Y

Uji Hipotesis (Ha)

1. Uji Parsial (Uji t)

Pengujian ini digunakan untuk membuktikan apakah koefisien regresi tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak secara parsial antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).

Dasar pengambilan keputusan :

a. Jika t hitung> t table, maka mempunyai pengaruh yang signifikan. b. Jika t hitung < t table, maka tidak mempunyai pengaruh yang signifikan.

atau

a. Jika Sig. >α (0,05), maka koefisien regresi tidak signifikan. b. Jika Sig.<α (0,05), maka koefisien regresi signifikan. 2. Uji Simultan (Uji f)

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah koefisien regresi tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak secara bersama-sama antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).Dasar pengambilan keputusan :

a. Jika F hitung > F table, maka mempunyai pengaruh yang signifikan. b. Jika F hitung <F table, maka tidak mempunyai pengaruh yang signifikan.

atau

a. Jika Sig. >α (0,05), maka koefisien regresi tidak signifikan. b. Jika Sig. <α (0,05), maka koefisien regresi signifikan.

6. Definisi Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut : a. Variabel Independen

b. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 3 variabel yaitu Return on Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Loan to Deposit Ratio(LDR).

c. Variabel Dependen

d. Variabel dependen yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah return saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diambil dari harga saham penutupan bulan Maret periode 2007 sampai dengan 2012.

Tabel 3.2 Variabel Penelitian

No Variable Definisi Cara Perhitungan Rasio

(24)

1. Return

Return Saham (Y) Laporan Keuangan Harga Saham

Profitabilitas (X1) Laporan Keuangan Return On Asset (ROA) Solvabilitas (X2) Laporan Keuangan Capital Adequacy Ratio (CAR) Likuiditas (X3) Laporan Keuangan Loan to Deposit Ratio (LDR) Sumber : dikembangkan untuk penelitian

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Descriptive Statistics

(25)

m m Deviation Sedangkan variabel independen yang memiliki nilai mean maksimum adalah LDR dengan nilai rata-ratanya 76,4086 dengan standar deviasi 12,60844 dan variabel yang memiliki nilai mean minimum adalah ROA dengan nilai rata-ratanya adalah 2,0692 dengan standar deviasi 1,05952.

(26)

Berdasarkan tabel hasil pengujian menunjukan bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 (10%). Hasil perhitungan VIF juga menunjukan bahwa tidak ada satu variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikorelasi antara variabel dalam model regresi. Dari grafik scatterplot terlihat bahwa data tersebar dibawah angka 0 pada sumbu Y, dan tidak membentuk pola tertentu. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari masalah heteroskedastisitas. Pengujian kedua dalam uji heteroskedastisitas ini adalah dengan uji Glejser. Uji ini dilakukan dengan meregresikan nilai absolute residual (AbsUi) terhadap variabel independen lainnya. Hasil tampilan luar SPSS dengan jelas menunjukkan variabel ROA, CAR, dan LDR memiliki nilai signifikasi 0,204, 0,624 dan 0,813 yang kesemuanya di atas tingkat signifikasi yaitu 0,05. Berarti tidak terdapat heteroskedastisitas dalam model ini, dengan kata lain semua variabel independen yang terdapat dalam model ini memiliki sebaran varian yang sama / homogen. Berdasarkan hasil pengujian autokorelasi dapat dilihat bahwa angka Durbin Watson berada diantara dl (1,5323) dan du (1,7054), dengan ini dapat dilihat nilai Durbin-Watson menunjukkan angka 2,248 terletak di daerah No Autocorrelation. Jadi model regresi linear berganda pada uji ini yaitu tidak terjadi autokorelasi. Adapun hasil output pengujian secara parsial dari aspek-aspek variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut:

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d

Coefficients T Sig.

B Std.

Error Beta

1 (Constant

) .701 .323 2.170 .034

ROA .087 .039 .250 2.197 .031

CAR -.006 .011 -.061 -.533 .596

LDR -.008 .003 -.276 -2.453 .017

(27)

Sumber : Data diolah penulis

a. Pengujian Hipotesis Return On Asset (ROA) Terhadap Return Saham Perbankan.

H1 : Return On Asset (ROA) berpengaruh positif terhadap return saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 - 2012.

Variabel ROA mempunyai nilai signifikan 0,031 yang artinya variabel ini berpengaruh secara parsial terhadap Return saham karena nilai signifikan < 0,05. Dengan demikian Ho1 ditolak. Dan Koefisien regresi ROA bernilai positif sebesar 0,087. Hal ini berarti terdapat pengaruh positif dan signifikan rasio profitabilitas yang diwakilkan oleh ROA (Return on Asset) terhadap Return Saham. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang mempunyai kinerja perusahaan yang baik, maka akan menghasilkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Hal ini dikarenakan dengan profitablitas yang tinggi yang diwakilkan oleh laba perusahaan dan dividen melalui mekanisme RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham), akan mampu menarik investor dalam menginvestasikan modalnya kepada perusahaan sehingga dengan banyaknya investor yang memilih perusahaan yang mempunyai laba yang tinggi maka dapat meningkatkan return saham yang merupakan suatu variabel yang muncul dari perubahan harga saham sebagai akibat dari reaksi pasar karena adanya penyampaian informasi keuangan suatu entitas ke dalam pasar modal. Tentunya investor akan menjatuhkan pilihannya pada saham yang memiliki reputasi yang baik karena investor ingin memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi dari investasinya.

(28)

menjadi bahan pertimbangan bagi para investor dalam menganalisis saham perusahaan perbankan. Diharapkan dengan terbukanya informasi yang lebih transparan mengenai modal dan aktiva tertimbang menurut risiko maka dapat memberi kepercayaan kepada investor dalam menginvestasikan modalnya pada perusahaan perbankan.

(29)

Sumber : Data diolah penulis

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Variabel ROA (Return On Asset), CAR (Capital Adequacy Ratio), LDR (Loan Deposit Ratio) memiliki nilai signifikan 0,011, yang artinya variabel ini berpengaruh secara simultan terhadap Return saham karena nilai signifikan < 0,05. Dengan demikian Ho ditolak.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara statistik terdapat pengaruh positif dan signifikan rasio profitabilitas yang diwakilkan oleh ROA (Return on Asset) terhadap Return Saham.

2. Secara statistik terdapat pengaruh negatif dan tidak signifikan rasio solvabilitas yang diwakilkan oleh CAR (Capital Adequacy Ratio) terhadap Return Saham.

ANOVAa

Model Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 1.443 3 .481 4.022 .011b

Residual 8.133 68 .120

Total 9.576 71

a. Dependent Variable: Return_Saham

(30)

3. Secara statistik terdapat pengaruh negatif dan signifikan rasio likuiditas yang diwakili oleh LDR (Loan to Deposit Ratio) terhadap Return Saham.

4. Secara statistik terdapat pengaruh secara simultan variabel independen ROA (Return on Asset) X1, CAR (Capital Adequacy Ratio) X2, dan LDR (Loan to Deposit Ratio) X3 terhadap Return saham perusahaan perbankan.

SARAN 1. Bagi Emiten

Dapat meningkatkan kinerja perusahaan, terutama dalam hal pengelolaan modal dan aktiva yang tercermin dalam CAR (Capital Adequacy Ratio). Diharapkan dengan peningkatan serta pemanfaatan aktiva yang lebih baik, efektif dan efisien dapat meningkatkan produktivitas perusahaan yang akan berdampak pada peningkatan pendapatan dan laba. Tentunya dengan meningkatnya pendapatan dan laba yang diperoleh dari pengelolaan aktiva dan modal akan berdampak pula pada minat investor dalam menginvestasikan modalnya pada perusahaan perbankan sehingga terjadi pula peningkatan harga saham yang akan berdampak pada return saham perusahaan perbankan. Selain dari faktor modal dan aktiva, perusahaan harus terus menjaga nilai ROA (Return On Asset) yang positif serta tingkat LDR (Loan To Deposit Ratio) jangan sampai mencapai batas bawah LDR target sebesar 78% dan serta melebihi batas atas LDR sebesar 100% sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia No. 12/19/PBI/2010. Tentunya dengan harapan bahwa apabila variabel ROA dan LDR terus dijaga nilainya yang sesuai dengan peraturan Bank Indonesia diharapkan mampu menarik respon pasar sehingga dapat menarik minat investor dalam menanamkan modalnya untuk investasi pada perusahaan perbankan. Dengan harapan bahwa apabila banyak investor yang tertarik untuk menanamkan modalnya diperusahaan tersebut mampu meningkatkan harga saham setiap tahunnya sehingga mampu meningkatkan pengembalian yang berupa return saham.

2. Bagi Investor

Dengan hasil yang diperoleh dari analisis di atas maka diharapkan investor harus lebih memperhatikan struktur modal dan aktiva serta kewajiban yang harus dipenuhi perusahaan perbankan. Dengan pemahaman yang lebih baik terhadap modal, aktiva serta kewajiban perusahaan diharapkan investor akan lebih tepat dalam memilih perusahaan mana yang akan dinvestasikan modalnya. Hal ini diharapkan juga mampu membantu investor dalam memilih perusahaan mana yang akan mampu memberikan return yang sesuai dengan harapan. Terkait dengan keadaan pasar modal, kiranya investor tidak hanya menggunakan informasi dan analisis keuangan saja, tetapi informasi secara menyeluruh terhadap perusahaan yang akan diinvestasikan. Baik itu dari sektor manajemen, operasional maupun dari produk.

(31)

Apabila akan melakukan penelitian selanjutnya yang memiliki sektor dan analisis yang sama dengan topik ini. Penelitian ini tidak memasukkan dividen dalam formulasi return saham sehingga belum menggambarkan respon pasar saham secara utuh. Oleh karena itu peneliti mendatang dapat mempertimbangkan untuk memasukkan dividen sebagai proksi return saham. Selain itu dari posisi rasio keuangan maka peneliti selanjutnya dapat memasukan variabel lain selain variabel di atas terutama variabel-variabel yang berkaitan erat dengan kinerja perusahaan perbankan yaitu BOPO. Rasio ini berkaitan dengan aspek manajemen perusahaan dalam mengelola jalannya operasional perusahaan. Rasio ini menunjukkan perbandingan antara Operating Expense dan Operating Income. Dengan semakin tingginya rasio ini berarti bahwa manajemen bank cenderung menghasilkan laba operasi yang relatif kecil sebagai akibat operasinya kurang efisien atau biaya operasi yang relatif lebih besar. Tentunya kondisi ini akan menurunkan reputasi bank meraih laba sehingga pada akhirnya akan berdampak pada harga saham perusahaan yang berakibat pada tingkat pengembalian (return) dari saham perusahaan perbankan itu sendiri. Maka dari itu penulis menyarankan agar peneliti selanjutnya memasukan variabel BOPO ini sebagai variabel independen terutama dalam hubungannya dengan return saham.

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji & Pakarti, Piji, Pengantar Pasar Moda. PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2006.

Arief, Abubakar & Wibowo, Akuntansi Keuangan Dasar 1. Edisi 3. PT. Grasindo, Jakarta, 2008.

Ari Cintya Devi, Ni Luh Putu dkk, Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Pendapatan Saham dengan DPR sebagai Variabel Moderasi di BEI. Universitas Udayana, 2011.

Danim, Sudarwan, Riset Keperawatan Sejarah dan Metodologi. EGC, Jakarta, 2003.

Eriyanto, Teknik Sampling Analisis Opini Publik. LKiS Yogyakarta, Yogyakarta, 2007.

Halim, Abdul, Analisis Investasi. Salemba Empat, Jakarta, 2005.

Harga Saham Indonesia Online, http://hargasaham.org/2012/10/14/pengertian-harga-saham/, diakses 15 April 2013.

Hermawan, Asep, Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. PT. Grasindo, Jakarta, 2005.

Iqbal, Muhammad, Mendirikan Lembaga Keuangan Mikro. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2010.

Maryati, Kun & Suryawati, Jujun, Sosiologi. Erlangga, Jakarta, 2007.

(32)

Messier, W.F. Jr. SM & Prawitt D.F, Auditing & Assurance Services A Systematic Approach. Mc Graw Hill Irwin, USA, 2006.

Mulya, Hadri, Memahami Akuntansi Dasar ; Pendekatan Teknis Siklus Akuntansi. Mitra Wacana Media, Jakarta, 2008.

Nirmala, Dyah, A,J. Statistik Deskriptif & Regresi Linear Berganda Dengan SPSS, Semarang University Pers, Semarang, 2012.

Rahardjo, Budi, Keuangan dan Akuntansi untuk Manajer Non Keuangan. Graha Ilmu, Yogyakarta, 2007.

Robert N. Anthony & Govindarajan, Vijay, Management Control Systems. Salemba Empat, Jakarta, 2005.

Sartono, R. Agus, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4. BPFE Yogyakarta, Yogyakarta, 2008.

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta. Bandung, 2008.

Sugiono, Arief, Manajemen Keuangaan untuk Praktisi Keuangan. PT. Grasindo, Jakarta, 2009.

Suliyanto, Analisis Data Dalam Analisis Pemasaran. Ghalia Indonesia, Bogor, 2005.

Ulupui, I G. K. A, Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas Terhadap Return Saham. Universitas Udayana. 2006.

Samsul, Mohamad, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Erlangga, Jakarta, 2006.

Sudarna, Alit Ketut, Pengaruh Rasio CAMEL terhadap Return Saham. Universitas Udayana. 2007.

Vibby, Santo, Panduan Edukasi Paham Saham. Vibby Publishing, Jakarta, 2008.

Widoatmodjo, Siwidji, Cara Sehat Investasi Di Pasar Modal. Yayasan Mpu Ajar Artha, Jakarta, 2000.

Wijaya, David, Pengaruh Rasio Modal Saham Terhadap Return Saham Perusahaan Telekomunikasi Go Public di Indonesia Periode 2007. Universitas Kristen Krida Wacana, 2008.

www.bps.go.id

Gambar

Tabel 1.1 ROA, CAR, LDR dan Return Saham perbankan periode 2008 -2012
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian
Tabel 3.2 Variabel Penelitian
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dimana apabila Z i kurang dari 1,23 maka perusahaan tersebut dikategorikan sebagai perusahaan yang kondisi keuangannya yang sangat besar beresiko tinggi

Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah kerajaan Samudera Pasai yang4. merupakan kerajaan

tindaknya,yang menuntunnya ke arah kemuliaan atau insan kamil. Misalnya, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan menipu, jangan berzinah, jangan meminum-minuman keras dan

The verdict is not just the book Answers By Stan Romanek that you hunt for; it is exactly how you will certainly obtain many books to support your ability as well as ability to

Tuang isi perlahan-lahan dari tiap wadah ke dalam gelas ukur kering terpisah dengan kapasitas gelas ukur tidak lebih dari dua setengah kali volume yang diukur dan telah

Sampai sejauh ini, sebagian besar hijauan pakan yang diberikan kepada ternak di Indonesia berupa rumput lokal atau Tanaman Pakan 23 rumput asli, yang sering juga disebut

“Kalau dirincikan, yang saya lakukan untuk menentukan siswa tersebut disleksia atau bukan, yang pertama saya melakukan observasi dari kelas I sampai kelas II, yang kedua ketika kelas

Dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif di SDN Sumbersari 3 Malang kurikulumnya menyesuaikan dari pemerintah, akan tetapi untuk siswa berkebutuhan khusus yang memang benar-benar