HUKUM DAN KEBUDAYAAN
MAZHAB-MAZHAB TEORI SOSIOLOGI
HUKUM
NAMA : DWIKI MAHADIPA
NIM : 1503005153
KELAS : D
NO. ABSEN : 02
UNIVERSITAS UDAYANA PROGRAM REGULER
ALIRAN SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE
Aliran Sociological Jurisprudence ini dipelopori oleh Ahli Hukum asal Austria yaitu Eugen Ehrlich (1862-1922) yang didasarkan atas karyanya yang berjudul Fundamental Principles of The Sociology of Law. Pokok ajarannya adalah pada pembedaan antara hukum positif dan hukum yang hidup (living law) atau dengan kata lain merupakan pembedaan antara kaidah-kaidah hukum dengan kaidah-kaidah sosial lainnya. Dia menyatakan bahwa hukum positif hanya akan efektif apabila selaras dengan hukum yang hidup dalam masyarakat atau oleh para antropolog disebut sebagai pola-pola kebudayaan (Culture Patterns). Pada dasarnya aliran ini lahir sebagai sebuah solusi dari aliran teori hukum yang mendapat banyak kritikan yaitu aliran formalistis (istilah yang digunakan oleh Soerjono) atau aliran legal positivism. Dalam pandangan aliran legal positivism ini dikatakan bahwa
‘hukum adalah seperangkat norma yang padu, logis dan otonom dari pengaruh-pengaruh politik, ekonomi dan budaya. Sebaliknya, menurut Aliran Sociological Jurisprudence, hukum berada dalam pengaruh yang tidak henti dari faktor-faktor non-hukum. Itu sebabnya bagi aliran ini, hukum yang baik adalah yang sesuai dengan hukum yang hidup dalam masyarakat.’Ehrlich mengatakan bahwa pusat perkembangan dari hukum bukanlah terletak pada badan-badan legislative, keputusan-keputusan judikatif ataupun ilmu hukum, akan tetapi justeru terletak pada masyarakat itu sendiri. Kebaikan dari analisa Ehrlich ini terletak pada usahanya untuk mengarahkan perhatian para ahli hukum pada ruang lingkup sistim social. Teori Ehrlich pada umumnya berguna sebagai bantuan untuk lebih memahami hukum, akan tetapi sulitnya adalah untuk menentukan ukuran-ukuran apakah yang dapat dipakai untuk menentukan bahwa suatu kaedah hukum benar-benar merupakan hukum yang hidup.
Sebenarnya secara sistematis perspektif sociological jurisprudence dikembangkan oleh Roscoe Pound (1870-1964) seorang Dekan Hukum Universitas Nebraska dan Harvard di Amerika Serikat. Pound disebut-sebut adalah orang yang pertama kali menamakan aliran ini sebagai perspektif sociological jurisprudence bahkan kabarnya gagasan tentang perspektif ini sudah lama muncul dipikirannya sebelum sosiologi sendiri menjadi sebuah disiplin ilmu. Namun dia baru mengenalkan perspektif dan nama sociological jurisprudence ini justru pada awal abad ke-20 Masehi. Pound sendiri terkenal dengan teorinya yang intinya melihat bahwa hukum adalah alat untuk memperbaharui masyarakat.
hukum. Dengan kata lain, sebab-sebab dan dampak-dampak yang ditimbulkan hukum merupakan salah satu kajian dari hukum. Jadi sebenarnya ada kesamaan antara pemikiran Ehrlich dan Pound yaitu bahwa hukum tidak independen dari sistem-sistem lain yang ada di masyarakat.Menurut Pound Sociological Jurisprudence secara lebih spesifik terdiri dari 6 petunjuk rencana:
1. Sociological Jurisprudence mempelajari dampak-dampak sosial yang sebenarnya pada hukum.
2. Sociological Jurisprudence memfokuskan dampak-dampak hukum pada persiapan pembuatan undang-undang.
3. Sociological Jurisprudence mencoba membuat peraturan-peraturan hukum yang lebih efektif dalam memandang fungsi pelaksanaan hukum.
4. Sociological Jurisprudence mempelajari dampak-dampak sosial dalam sejarah hukum.
5. Sociological Jurisprudence mencoba berkontribusi pada penerapan keadilan hukum di seluruh kasus.
6. Sociological Jurisprudence bertujuan untuk memajukan tujuan akhir hukum yang terkait dengan kontrol social.
Hukum menurut Pound adalah salah satu bentuk kontrol sosial yang mengatur hubungan-hubungan manusia dalam organisasi-organisasi masyarakat secara politis yang terkait dengan hak-hak, permintaan-permintaan, dan keinginan-keinginan yang dicoba untuk dipenuhi manusia baik secara individu maupun kelompok. Pound juga menambahkan bahwa bentuk kontrol sosial yang paling kelihatan dan paling efektif adalah hukum.
Selanjutnya, Pound juga mengkategorikan 6 (enam) sasaran hukum dalam kaitannya dengan theory of social interest yaitu perlindungan publik seperti keselamatan jiwa dan kesehatan penduduk, perlindungan Institusi seperti institusi bidang politik, standar perilaku moral,perlindungan sumber-sumber social,kemajuan bidang ekonomi dan politik,hak asasi manusia. Aliran sociological jurisprudence ini telah meninggalkan pengaruh yang mendalam terutama pada pemikiran hukum di AS. Walaupun aliran tersebut belum sepenuhnya dapat dinamakan sosiologi hukum oleh karena usaha-usahanya untuk menetapkan kerangka normative tertentu bagi ketertiban hukum belum tercapai, akan tetapi aliran tersebut telah memperkenalkan metode-metode sosiologi pada ilmu hukum.
Mazhab sejarah dan kebudayaan, menekan bahwa hokum hanya dapat dimengerti dengan menelah kerangka sejarah dan kebudayaan di mana hokum tersebut timbul. Tokoh yang terkemuka dari mazhab ini adalah ini Friederich Karl Von Savigny (1779- 1861) yang dianggap sebagai pencipta ilmu sejarah hukum. Von Savigny berpendapat bahwa hukum merupakan perwujudan dari kesadaran hukum masyarakat (Volkgeist). Dia berpendapat bahwa semua hukum bersal dari adat- istiadat dan kepercayaan bahkan tidak bersal pembentukan undang- undang. Keputusan- keputusan badan legislatif dapat membahayakan masyarakat oleh karena tidak selalu sesuai dengan kesadaran hukum masyarakat (Rony Hanitijo Soemitro, 1984 : 17; Soerjono Soekanto, 1988 : 33. Dirdjosisworo, 1996 : 4 ). Von Savigny selanjutnya mengemukakan betapa pentingnya untuk meneliti hubungan antara hukum dengan struktur masyarakat beserta system nilai- nilainya.