• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KOMITMEN KERJA GURU TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU SMA NEGERI 13 PALEMBANG ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KOMITMEN KERJA GURU TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU SMA NEGERI 13 PALEMBANG ABSTRAK"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN

KOMITMEN KERJA GURU TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU

SMA NEGERI 13 PALEMBANG

ABSTRAK

Sugiri Dinah Dosen Sekolah Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Universitas Tridinanti Palembang Jl. Kapten Marzuki No.2446 Kamboja Palembang Telp. 0711-372164-360717,

Fax. 0711-360725

Wab site : www/mm-utp.com

E-mail : info@mm-utp.com Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan, dan komitment

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah dan komitmen kerja guru terhadap disiplin kerja guru SMA Negeri 13 Palembang.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah: (1) Ada pengaruh positif gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap disiplin kerja guru SMA Negeri 13 Palembang, (2) Ada pengaruh positif komitmen kerja guru terhadap disiplin kerja guru SMA Negeri 13 Palembang, dan (3) Ada pengaruh positif gaya kepemimpinan kepala sekolah dan komitmen kerja guru terhadap disiplin kerja guru SMA Negeri 13 Palembang.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2009 bertempat di SMA Negeri 13 Palembang, dengan jumlah populasi sebanyak 84 orang guru namun yang menjadi sample penelitian hanya 40 orang dan 25 orang untuk uji instrumen. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data dengan menggunakan kuesioner tertutup dengan 5 pilihan jawaban.

Metode penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan adalah (1) Analisis Butir Instrumen, (2) Analisis Statistik Deskriptif, dan (3) Analisis Statistik Inferensial. Taraf signifikansi yang digunakan yaitu α = 0,05. Media pengolahan data dengan menggunakan program SPSS Versi 12,0.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja guru SMA Negeri 13 Palembang dapat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan kepala sekolah sebesar 19,7% dan komitmen kerja guru sebesar 13,8% sedangkan secara bersama-sama pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah dan komitmen kerja guru sebesar 23,3% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

Disiplin kerja guru SMA negeri 13 Palembang masih perlu ditingkatkan, ini dapat dilakukan dengan memperhatikan gaya kepemimpinan kepala sekolah dan komitmen kerja guru itu sendiri.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar dan mengucapkan kata “disiplin” tanpa memahami makna kata itu yang sesungguhya. Terkadang juga sering dijumpai orang-orang yang hanya mampu mengucapkan kata “disiplin” namun tidak pernah mau melaksanakannya atau menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, tentu hal ini sangat disayangkan, apalagi kalau ini terjadi pada public figure, misalnya seorang pemimpin, guru, ulama, dll. Jika seorang pemimpin tidak disiplin, dapat dibayangkan bagaimana orang yang dipimpinnya, bagaimana pula dengan murid-murid di sekolah apabila guru-guru tidak disiplin dalam melaksanakan tugasnya yang sangat mulia, begitu juga dengan para ulama yang tidak disiplin, maka pengikutnya dapat dipastikan tidak akan disiplin.

Disiplin identik dengan ketepatan waktu. Inilah definisi disiplin yang sering kita jumpai bagi masyarakat awam. Kalau disiplin hanya berorientasi pada waktu saja, alangkah sempitnya pengertian disiplin itu. Padahal disiplin memiliki arti yang luas yaitu melakukan suatu tindakan sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang telah disepakati bersama. Disiplin juga bisa berarti mentaati peraturan. Misalnya guru tidak cukup hanya masuk dan keluar kelas tepat waktu saja sebagai indikator dari kedisiplinnya tetapi masih banyak peraturan lain yang harus mereka taati sebagai wujud kedisiplinan. Peraturan yang dimaksud di sini seperti aturan berpakaian, aturan penilaian terhadap hasil belajar anak, dan lain sebaginya. Pada kenyataannya sering sekali kita jumpai guru hanya menyuruh murid-muridnya untuk berpakaian seragam sekolah yang lengkap dan rapi padahal dia sendiri tidak memakai seragam walaupun sudah ada ketentuan untuk memakai pakaian seragam bagi guru, seperti hari senin pakai seragam hansip berwarna hijau dan hari-hari lainnya pakai

(2)

seragam pemkot kuning kaki, hari jum’at pakai baju batik dan hari sabtu baru pakaian bebas pantas.

Contoh lain ketidakdisiplinan guru yang sering dijumpai yaitu dalam penilaian hasil belajar anak. Ini juga sering kali tidak sesuai dengan peraturan yang ada, misalnya anak yang ada hubungan kekerabatan dengan orang yang dikenal, maka guru akan memberi nilai yang tidak sesuai dengan kemampuan anak itu bahkan melebihi anak yang pintar, ini sangat merugikan anak yang tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan guru atau orang yang dikenal guru namun mampu secara akademik. Padahal aturan penilaian hasil belajar anak tidak boleh ada unsur nepotisme. Penilaian harus bersifat adil dan secara menyeluruh selama proses pembelajaran dalam satu semester.

Dari kedua contoh yang sudah digambarkan dalam paragraf sebelumnya, maka sangat jelas bahwa betapa pentingnya kedisiplinan bagi guru, karena ia sebagai agen perubahan yang dapat mencetak generasi yang handal. Ada pribahasa dalam bahasa Inggris yang mengatakan bahwa “Like Teachers Like Students” maksudnya adalah perbuatan murid adalah refleksi perbuatan guru, artinya kalau guru memberi contoh keteladanan yang baik bagi murid-muridnya tentu muridnya juga akan berprilaku yang baik pula dan begitu juga sebaliknya. Hal ini juga terdapat dalam pribahasa Indonesia yaitu “Guru Kencing Berdiri Murid Kencing Berlari” maksudnya adalah apa tindakan guru itulah yang akan menjadi contoh bagi murid.

Disiplin itu sangat penting untuk diterapkan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di lingkungan kerja. Disiplin yang dilaksanakan di lingkungan pekerjaan dinamakan “disiplin kerja”. Makna dari disiplin kerja adalah ketaatan karyawan atau anggota organisasi dalam melaksanakan aturan-aturan yang ada di lingkungan kerja masing-masing, baik berupa aturan tertulis maupun tidak tertulis.

Disiplin sangat menarik untuk dibahas karena adanya pengaruh positif terhadap kemajuan proses penbelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia.

Kenyataan yang ada sekarang ini, tingkat kedisiplinan kerja masih sangat rendah, sebagai contoh di lingkungan pendidikan. Masih banyak guru yang belum disiplin; masuk dan keluar kelas semaunya atau tidak sesuai dengan aturan yang berlaku di sekolah di mana tempat mereka mengabdi. Sering dijumpai pada saat jam kerja mereka berada di luar sekolah seperti di pasar-pasar tradisional dan di mall-mall atau di tempat-tempat lainnya. Alasan mereka karena tidak ada jadwal mengajar atau sudah selesai melaksanakan tugas, padahal aturannya tidak seperti itu bahkan jam kerja guru seharusnya lebih banyak di laksanakan di lingkungan sekolah karena banyak sekali tugas yang harus dijalankan. Tugas guru tidak hanya mengajar di dalam kelas, akan tetapi ada tugas-tugas lain seperti tugas administasi sekolah.

Dalam hal pemberian nilai juga masih banyak masalah, misalnya ketidakjujuran, ketidakadilan, dan faktor hubungan keluarga masih mendominasi pertimbangan penilaian. Disiplin itu tidak tumbuh begitu saja tanpa adanya proses. Disiplin terbentuk dari proses latihan, dari uraian diatas, selama ini masih banyak guru yang ternyata belum dapat berdisiplin dalam bekerja. Padahal sebagai guru yang memiliki sikap professional yang tinggi tentunya guru tersebut memiliki kedisiplinan kerja yang tinggi. Kedisiplinan kerja merupakan tuntutan yang benar-benar harus dipenuhi oleh guru dalam melaksanakan pekerjaannya. Mengapa kedisiplinan kerja guru rendah, kemungkinan banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor penyebab rendahnya kedisiplinan kerja guru, dari pengamatan di lapangan dapat disebabkan oleh kemalasan guru tersebut, rendahnya minat kerja jadi guru, lingkungan kerja yang kurang menarik dalam arti kurang dapat memberikan kenyamanan bagi hidup guru sehingga guru sering merasa jenuh, pamrih, dan kurang ikhlas, selain faktor tersebut, gaya kepemimpinan kepala sekolah juga kemungkinan sangat mempengaruhi rendahnya kedisiplinan guru, karena terlihat banyak kepala sekolah yang menerapkan gaya kepemimpinan yang kaku dan kurang dapat bekerjasama dengan guru serta berperhatian pada guru-guru. Gaya kepemimpinan sebetulnya penting diterapkan dengan efektif agar dapat meningkatkan kedisiplinan kerja. Gaya kepemimpinan kepala sekolah merupakan cara atau strategi yang digunakan oleh kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya. Kepala sekolah tidak bisa melaksanakan tugasnya dengan baik jika tidak dibantu rekan kerjanya, tentu dalam hal ini guru dan staf tata usaha. Sebagai seorang

(3)

pemimpin , kepala sekolah harus dapat bekerjasama dengan orang yang dipimpinnya dalam melaksanakan ketentuan yang berlaku, misalnya menegakkan disiplin kerja. Untuk dapat menegakkan disiplin kerja yang baik harus dimulai dari pemimpin, karena ia sebagai tauladan bagi rekan kerjanya dan selain itu juga ia harus menerapkan sistem reward and punishment, yaitu memberi penghargaan kepada rekan kerjanya yang disiplin dan hukuman untuk yang tidak disiplin. Bentuk reward and punishment harus disesuaikan dengan linkungan kerja masing-masing sekolah. Ini merupakan salah satu contoh gaya kepemimpinan yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah.

Selain gaya kepemimpinan kepala sekolah, ada juga faktor lain yang dapat mempengaruhi rendahnya disiplin kerja guru yaitu komitmen kerja guru itu sendiri. Komitmen merupakan faktor yang harus dimiliki guru dalam bekerja, mengapa? Karena komitmen adalah keinginan yang kuat untuk dapat melaksanakan apa yang sudah disepakati atau ditentukan. Komitmen kerja guru berarti keinginan yang kuat timbul dari lubuk hati yang paling dalam untuk dapat melaksanakan tugas profesinya Guru yang memilki komitmen tentunya guru yang bertanggungjawab, loyal dan mau melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Apabila guru sudah memiliki komitmen kerja yang tinggi, maka ia dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Namun kenyataan di lapangan saat ini menunjukkan masih banyak guru yang memiliki komitmen kerja rendah, karena hal ini terlihat dampaknya terhadap kedisiplinan guru.

Sehubungan dengan uraian tersebut, maka ada dua faktor yang paling dominan yang dapat mempengaruhi disiplin kerja guru, yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah dan komitmen kerja guru. Dengan asumsi apabila gaya kepemimpinan kepala sekolah efektif, maka akan dapat meningkatkan kedisiplinan kerja guru dan apabila komitmen kerja pada guru itu tinggi, akan dapat meningkatkan kedisiplinan kerja guru. Asumsi tersebut menarik bila dilakukan suatu pengamatan yang lebih mendalam terhadap kedisiplinan kerja guru dengan faktor yang mempengaruhinya.

B. Identifikasi Masalah

Beberapa masalah yang ada pada ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Rendahnya tingkat disiplin guru dalam melaksanakan tugasnya.

2. Rendahnya tingkat komitmen kerja guru.

3. Kurangnya simpatisme kepala sekolah terhadap permasalahan yang dihadapi guru. 4. Gaya kepemimpinan kepala sekolah yang diterapkan tidak mencapai sasaran. 5. Kurangnya kesejahteraan guru.

6. Reward and Punishment tidak diterapkan dengan baik.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah ternyata permasalahan dalam penelitian ini sangat luas. Agar lebih fokus pada pokok permasalahan dan untuk mendapatkan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan dalam penelitian ini sengaja dibatasi, dan fokus kajiannya pada ”Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Komitmen Kerja Guru terhadap Disiplin Kerja Guru di SMA Negeri 13 Palembang”.

D. Perumusan Masalah

Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu ;

Apakah ada pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah dan komitmen kerja guru terhadap displin kerja guru SMA Negeri 13 Palembang?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui apakah ada pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah dan komitmen kerja guru terhadap disiplin kerja guru SMA Negeri 13 Palembang.

F. Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ada pengaruh positif gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap disiplin kerja guru SMA Negeri 13 Palembang.

(4)

2. Ada pengaruh positif komitmen kerja guru terhadap disiplin kerja guru SMA Negeri 13 Palembang.

3. Ada pengaruh positif gaya kepemimpinan kepala sekolah dan komitmen kerja guru terhadap disiplin kerja guru SMA Negeri 13 Palembang.

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan 3 bulan dari bulan Juli – September 2008 dan Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 13 Palembang.

B. Teknik Analisis Data

Teknik analisis adalah perangkat statistika baik deskriptif maupun inferensial yang digunakan sebagai alat bantu bagi peneliti untuk mengambil kesimpulan atas sejumlah data penelitian yang telah terkumpul (Haryono, 2008, h. 23).

Sebelum dilakukan analisis statistic, dilakukan pengujian sebagai berikut:

1. Normalitas data, dimana uji normalitas dipergunakan untuk melihat apakah sebaran data hasil penelitian terhadap 46 orang responden terdistribusi secara normal atau tidak. Tujuan dilakukan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah model regresi, variable independen dan variable dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Data yang berdistribusi normal dalam suatu model regresi dapat dilihat pada grafik normal P-P plot, dimana bila titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, maka data tersebut dapat dikatakan berdistribusi normal.

2. Heterokedastisitas, pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pengamatan ke pengamatan yang lain dengan dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

• jika data yang membentuk pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu dan teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka telah terjadi heterokedastisitas.

• jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3. Multikolinieritas, uji ini untuk melihat apakah terdapat hubungan linier yang sempurna atau tidak diantara variable-variabel bebas dalam model regresi.

Dalam menganalisis data ini, digunakan teknik analisis yang dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu:

1. Analisis Butir Instrumen

Dalam melakukan analisis butir intrumen maka tiap instrumen penelitian akan dianalisis sebagai berikut:

a. Untuk variable Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) jika responden memilih jawaban “a” dan “b” maka gaya kepemimpinan kepala sekolah sudah baik, dan jika responden memilih jawaban “c”, “d”, dan “e” maka gaya kepemimpinan kepala sekolah belum baik. b. Untuk variable Komitmen Kerja Guru (X2) jika responden memilih jawaban “a” dan “b”

maka komitmen kerja guru sudah baik, dan jika responden memilih jawaban “c”, “d”, dan “e” maka komitmen kerja guru belum baik.

c. Untuk variable Disiplin Kerja Guru (Y) jika responden memilih jawaban “a” dan “b” maka disiplin kerja guru sudah baik, dan jika responden memilih jawaban “c”, “d”, dan “e” maka disiplin kerja guru belum baik.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif berusaha menjelaskan atau menggambarkan berbagai karakteristik data. Selain penyajian table dan grafik, untuk mengetahui deskripsa data diperlukan ukuran yang lebih eksak. Dua ukuran penting yang sering digunakan dalam pengambilan keputusan adalah:

(5)

a. mencari central tendency (kecendrungan terpusat) seperti mean, median, dan modus. b. mencari ukuran Dispersion seperti range, standar deviasi dan varians.

Selain kedua ukuran diatas, ukuran lain yang bisa dipakai adalah Skwenes dan

Kurtosis untuk mengetahui kemiringan data, untuk bentuk grafik, dianjurkan menggunakan Histogram dengan kurva normalnya.

3. Analisis Statistik Inferensial

Statistik inferensial dalam penelitian ini dipergunakan:

a. Untuk mengetahui pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadap Disiplin Kerja Guru (Ŷ) dipergunakan analisis regresi dengan persamaannya adalah:

Ŷ = a +

b

1

X

1 + e

Kesimpulan:

• Nilai a adalah Konstanta yang menunjukkan besarnya disiplin kerja guru (Ŷ), jika nilai Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) sama dengan Nol. Sedangkan

b

1merupakan

koefisien regresi yang menunjukkan besarnya kenaikan Disiplin Kerja Guru (Ŷ) saat nilai Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) naik satu satuan.

• Untuk melihat hubungan dari Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadap Disiplin Kerja Guru (Ŷ) maka akan dilihat dari nilai r yaitu koefisien korelasi parsial, sedangkan untuk melihat besarnya pengaruh variable Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadap Disiplin Kerja Guru (Ŷ) digunakan koefisien determinasi 2

r

.

b. Untuk mengetahui pengaruh Komitmen Kerja Guru (X2) terhadap Disiplin Kerja Guru (Y) dipergunakan analisis regresi dengan persamaannya adalah:

Ŷ = a +

b

2

X

2+ e Kesimpulan:

• Nilai a adalah Konstanta yang menunjukkan besarnya disiplin kerja guru (Ŷ), jika nilai Komitmen Kerja Guru (X2) sama dengan Nol. Sedangkan

b

2 merupakan koefisien regresi yang menunjukkan besarnya kenaikan Disiplin Kerja Guru (Ŷ) saat nilai Komitmen Kerja Guru (X2) naik satu satuan.

• Untuk melihat hubungan dari Komitmen Kerja Guru (X2) terhadap Disiplin Kerja Guru (Ŷ) maka akan dilihat dari nilai r yaitu koefisien korelasi parsial, sedangkan untuk melihat besarnya pengaruh variable Komitmen Kerja Guru (X2) terhadap Disiplin Kerja Guru (Ŷ) digunakan koefisien determinasi 2

r

.

c. Untuk mengetahui pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Komitmen Kerja Guru (X2) secara bersama-sama terhadap Disiplin Kerja Guru (Ŷ) menggunakan model regresi berganda.

Persamaan regresinya adalah : Y = a.

b

1

X

1+

b

2

X

2+ e

Keterangan: a = konstanta

b

1= koefisien regresi yang mengamati pengaruh antara variable

X

1 dan Y

b

2= koefisien regresi yang mengamati pengaruh antara variable

X

2 dan Y

X

1 = gaya kepemimpinan kepala sekolah

X

2 = komitmen kerja guru Y = disiplin kerja guru e = error term (5%)

Kesimpulan:

Pada kasus diatas, tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1), Komitmen Kerja Guru (X2) terhadap Disiplin Kerja Guru

(6)

(Ŷ). Oleh karena itu besaran yang akan dianalisis adalah Regresi Linear sederhana. Regresi Linear berganda dan korelasi (r), serta pengujian hipotesis statistiknya. Korelasi adalah salah satu teknik statistic yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variable atau lebih. Dalam hal ini tidak ditentukan variable mana yang mempengaruhi variable lainnya. Nilai koefisien korelasi berkisar antara -1 dan 1. semakin mendekati satu nilai absolute koefisien korelasi maka hubungan antara variable tersebut semakin kuat, sedangkan semakin kecil (mendekati nol) nilai absolute koefisien korelasi maka hubungan anrara variable tersebut semakin lemah. Tanda positif atau negative menunjukkan arah hubungan.

Kuat atau lemahnya korelasi antara variable tidak ada ukuran yang pasti. Menurut Young (1982 : 317), ukuran korelasi diterjemahkan sebagai berikut:

a. 0,70 – 1,00 (baik positif atau minimum) menubjukkan adanya derajat asosiasi yang tinggi.

b. 0,40 - < 0,70 (baik positif atau minimum) menunjukkan hubungan yang substansial. c. 0,20 – 0,40 (baik positif atau minimum) menunjukkan adanya korelasi yang rendah. d. < 0,20 (baik positif atau minimum) korelasi dapat diabaikan.

Untuk mengetahui seberapa besar variable independen dapat menjelaskan variable dependen, maka diperlukan nilai koefisien determinasi atau 2

R

. Nilai

R

2 ini berkisar

antara 0 – 1, semakin mendekati 1 nilai 2

R

tersebut berarti semakin besar variable

independent (X) mampu menerangkan variable dependen (Y). Sifat-sifat R-square sangat dipengaruhi oleh banyaknya variable bebas, dimana semakin banyak variable bebas semakin besar nilai R-square.

C. Teknik Pengujian Hipotesis

Selanjutnya untuk menguji hipotesis secara statistic dalam penelitian ini digunakan persyaratan sebagai berikut:

1. Hipotesis pertama : “ Ada Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadap Disiplin Kerja Guru (Ŷ)”.

- Ho :

b

1 = 0, Tidak ada pengaruh positif dan signifikan dari Gaya Kepemimpinan

Kepala Sekolah (X1) terhadap Disiplin Kerja Guru (Ŷ) di SMA Negeri 13 Palembang.

- Ha :

b

1 ≠ 0, Ada pengaruh positif dan signifikan dari Gaya Kepemimpinan

Kepala Sekolah (X1) terhadap Disiplin Kerja Guru (Ŷ) di SMA Negeri 13 Palembang.

Kriteria Pengujian :

- Ho diterima, jika Sig. t ≥ 0,05 - Ho ditolak, jika Sig. t ≤ 0,05

Kesimpulan:

Jika Ho ditolak maka berarti ada pengaruh positif dan signifikan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadap Disiplin Kerja Guru (Ŷ) di SMA Negeri 13 Palembang.

2. Hipotesis Kedua : “ Ada Pengaruh Komitmen Kerja Guru (X2) terhadap Disiplin Kerja Guru (Ŷ) “.

- Ho :

b

2 = 0, Tidak ada pengaruh positif dan signifikan dari Komitmen Kerja Guru

(X2) terhadap Disiplin Kerja Guru (Ŷ) di SMA Negeri 13 Palembang.

- Ha :

b

2 ≠ 0, Ada pengaruh positif dan signifikan dari Komitmen Kerja Guru

(X2) terhadap Disiplin Kerja Guru (Ŷ) di SMA Negeri 13 Palembang. Kriteria Pengujian :

- Ho diterima, jika Sig. t ≥ 0,05 - Ho ditolak, jika Sig. t ≤ 0,05

Kesimpulan :

Jika Ho ditolak maka ada pengaruh positif dan signifikan dari Komitmen Kerja Guru (X2) terhadap Disiplin Kerja Guru (Ŷ) di SMA Negeri 13 Palembang.

(7)

3. Hipotesis Ketiga : “Ada Pengaruh Positif dan Signifikan dari Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Komitmen Kerja Guru (X2) terhadap Disiplin Kerja Guru (Ŷ)”.

- Ho :

b

1 =

b

2 = 0, Tidak ada pengaruh positif dan signifikan dari Gaya Kepemimpinan

Kepala Sekolah (X1) dan Komitmen Kerja Guru (X2) secara simultan dan parsial terhadap Disiplin Kerja Guru (Ŷ) di SMA Negeri 13 Palembang.

- Ha :

b

1

b

2 ≠ 0, Ada pengaruh positif dan signifikan dari Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Komitmen Kerja Guru (X2) secara simultan dan parsial terhadap Disiplin Kerja Guru (Ŷ) di SMA Negeri 13 Palembang.

Kriteria Pengujian :

- Ho diterima, jika Sig.F ≥ 0,05 - Ho ditolak, jika Sig.F ≤ 0,05

Kesimpulan :

Jika Ho ditolak maka ada pengaruh positif dan signifikan dari Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Komitmen Kerja Guru (X2) terhadap Disiplin Kerja Guru (Ŷ) di SMA Negeri 13 Palembang.

4. Untuk mengetahui hubungan variable penelitian digunakan koefisien korelasi ( r ).

5. Sedangkan untuk mengetahui sumbangan dari variabel independen (

X

1 dan

X

2)

terhadap besar kecilnya nilai variable dependen (Y), digunakan koefisien determinasi ( 2

R

). Koefisien determinasi mencerminkan kemampuan variasi variable independen (

X

1

dan

X

2) dalam menjelaskan variable dependen (Y), nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu), apabila mendekati 1 berarti variasi dalam variable dependen. Dan apabila nilainya mendekati 0 (nol) berarti variasi variable independen kurang mampu menjelaskan variable dependen.

HASIL DAN INTERPRETASI A. Analisis Uji Instrumen

1. Uji Validitas

Hasil analisis uji validitas menggunakan metode Pearson Product Moment(PPM) untuk mengetahui pertanyaan yang lulus uji validitas adalah dengan nilai Sig.(2-tailed) yang lebih kecil atau sama dengan nilai α = 5% (tingkat kepercayaan 95%) adalah pertanyaan yang digunakan untuk penelitian. Sedangkan pertanyaan dengan Sig.(2-tailed) lebih besar dari nilai α = 5% didrop atau tidak digunakan dalam penelitian.

Pengujian tiap butir pertanyaan digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor butir dengan skor total, dalam output SPSS.

Adapun hasil pengujian instrumen penelitian dari setiap dimensi pada masing-masing variabel secara lengkap, sedangkan ringkasan hasil pengujian validitas instrumen yaitu: - Berdasarkan Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Disiplin Kerja Guru, dari 13 item

pertanyaan variabel disiplin kerja guru semuanya dinyatakan valid karena diperoleh angka korelasi yang lebih kecil atau sama dengan nilai α = 0,05 atau 5%. Berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur yaitu yang berkenaan dengan disiplin kerja guru.

- Berdasarkan Hasil Uji Instrumen Variabel Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, dari 23 item pertanyaan variabel disiplin kerja guru semuanya dinyatakan valid karena diperoleh angka korelasi yang lebih kecil atau sama dengan nilai α = 0,05 atau 5%. Berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur yaitu yang berkenaan dengan gaya kepemimpinan kepala sekolah.

- Berdasarkan Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Komitmen Kerja Guru, dari 8 item pertanyaan variabel disiplin kerja guru semuanya dinyatakan valid karena diperoleh angka korelasi yang lebih kecil atau sama dengan nilai α = 0,05 atau 5%. Berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur yaitu yang berkenaan dengan komitmen kerja guru.

(8)

2. Uji Reliabilitas

Untuk pengujian reliabilitas 3 instrumen (disiplin kerja guru, gaya kepemimpinan kepala sekolah, dan komitmen kerja guru) dilakukan dengan metode Alpha Cronbach yaitu suatu metode yang dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai

r

hitung dengan

r

tabel. Nilai

r

hitung diwakili oleh nilai Alpha Cronbach. Dalam SPSS, apabila nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6 maka instrumen dinyatakan reliabel.

Dari hasil output SPSS, diperoleh nilai Alpha Cronbach untuk variabel disiplin kerja guru, gaya kepemimpinan kepala sekolah, dan komitmen kerja guru nilai Alpha Cronbachnya lebih besar dari 0,6 maka ketiga variabel itu dinyatakan reliabel atau memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dan bisa dijadikan alat ukur terhadap ketiga variabel tersebut. Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk ketiga variabel (disiplin kerja guru, gaya kepemimpinan kepala sekolah, dan komitmen kerja guru) dinyatakan Valid dan Reliabel.

B. Analisis Statistik Deskriptif

Berdasarkan data yang diperoleh dari 40 orang responden (disajikan pada lampiran) dan kemudian data itu diolah dengan menggunakan fasilitas SPSS 12.0. Data variabel-variabel penelitian yang terdiri dari satu variable terikat yaitu Disiplin Kerja Guru (Y) dan dua variabel bebas yaitu Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (

X

1) dan Komitmen Kerja Guru (

X

2). Penyajian deskripsi data disajikan dengan masing-masing variabel secara

berturut-turut sebagai berikut:

a. Variabel Disiplin Kerja Guru (Y).

Berdasarkan data penelitian untuk skor disiplin kerja guru dari 40 responden yang mempunyai rentangan skor 37 sampai 63, diperoleh skor terendah 37 dan skor tertinggi 63. dari hasil data juga diperoleh rata-rata 55,40; median 57; modus 57; standar deviasi 6,059; varians 36,708; skewness -1,116; kurtosis 1,320; range 26; sum 2216, dan percentiles 46,10. Histogram Variabel Disiplin Kerja Guru menunjukkan rentang interval data dari 37 sampai 63 adalah 26. Penggunaan 5 skala likert dan rentang interval dibagi 5 skala likert

maka diperoleh hasil 26 / 5 = 5,2. Interval disiplin kerja guru disajikan sebagai berikut: 37 – 42,2 = Tidak Pernah

42,3 – 47,5 = Jarang

47,6 – 52,8 = Kadang-Kadang 52,9 – 58,1 = Sering

58,2 – 63,4 = Selalu

Data menyebar dominan pada interval 52,9 sampai 58,1.

Dari data statistik yang diproses untuk variabel disiplin kerja guru diperoleh data sebagai berikut:

1. N merupakan jumlah data yang valid adalah 40 data, data yang hilang nol, ini berarti semua data siap diproses.

2. Mean untuk skor disiplin kerja guru adalah 55,40 dengan standar error of mean 0,958. Standar error of mean digunakan untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Untuk itu dengan standar error of mean tertentu dan tingkat kepercayaan 95%, rata-rata skor populasi disiplin kerja guru menjadi:

* Rata-rata ± 2 Standar error of Mean

Maka: 55,40 ± (2 x 0,958) = 53,484 sampai 57,316.

3. Median adalah angka titik tengah semua data setelah diurutkan dan dibagi dua sama besar, di sini angka median 57 menunjukkan bahwa 50% skor disiplin kerja guru adalah 57 keatas dan 50% adalah 57 kebawah.

4. Standar Deviasi adalah 6,059 dan varians merupakan kelipatan standar deviasi adalah 36,708 dengan tingkat kepercayaan 95%, maka sebaran rata-rata adalah:

* Rata-rata ± 2 Standar Deviasi

Maka: 55,40 ± (2 x 6,059) = 43,282 sampai 67,518.

5. Ukuran Skewness adalah -1,116. untuk analisis nilai tersebut diubah menjadi nilai rasio: nilai skewness / nilai standar error of skewness. Dalam penelitian ini rasio skewness =

(9)

-1,116 / 0,374 = -2,984, berarti jika rasio skewness berada pada -2 dan +2, maka distribusi data dari penelitian ini adalah normal.

6. Ukuran Kurtosis adalah 1,320, untuk analisis tersebut diubah menjadi angka rasio (nilai kurtosis / standar error of kurtosis). Dalam penelitian ini rasio kurtosis = 1,320 / 0,733 = 1,800, berarti jika rasio skewness berada pada -2 dan +2, maka distribusi data dari penelitian ini adalah normal.

7. Range adalah data maksimum dan minimum. Data minimum dari penelitian ini adalah 37 dan data maksimum adalah 63 sehingga range = 26.

8. Sum merupakan jumlah dari semua data yang diproses 2216.

9. Percentiles: skor disiplin kerja guru 10% berada di bawah 46,10 atau juga bisa dikatakan 20% di bawah 51,20 dan seterusnya.

Dari Nilai Rata-Rata Butir Pernyataan Variabel Disiplin Kerja Guru dapat diketahui bahwa pernyataan no. 1 mempunyai nilai rata-rata terendah. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden memilih jawaban “C” (Kadang-Kadang), artinya rata-rata guru SMA Negeri 13 Palembang tidak datang setiap hari kerja yaitu dari hari Senin sampai hari Sabtu melainkan hanya datang ke sekolah apabila ada jadwal mengajar saja, padahal konpensasi yang diterima setiap bulan untuk 24 hari kerja. Banyak faktor yang dapat menyebabkan hal ini terjadi, diantaranya lingkungan sekolah yang kurang kondusif dan rendahnya komitmen guru itu sendiri.

b. Variabel Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (

X

1)

Data mengenai Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah yang diperoleh dari hasil penelitian 40 responden menunjukkan rentang skor empirik antara 62 sampai 113. Hasil perhitungan didapat rata-rata 87,80; modus 96; median 87,50; standar deviasi 12,210; skewness 0,117; kurtosis -0,463; range 51; sum 3512; dan percentiles 72,00.

Adapun Histogram Variabel Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah menunjukkan bahwa rentang interval data dari 62 sampai 113 adalah 51. Penggunaan 5 skala likert dan rentang interval dibagi 5 skala likert maka diperoleh hasil 51 / 5 = 10,2.

Interval gaya kepemimpinan kepala sekolah disajikan sebagai berikut: 62 – 72,2 = Tidak Pernah

72,3 – 82,5 = Jarang

82,6 – 92,8 = Kadang-Kadang 92,9 – 103,1 = Sering

103,2 – 113,4 = Selalu

Data menyebar dominan pada interval 82,6 sampai 92,8.

Dari data statistik yang diproses untuk variabel gaya kepemimpinan diperoleh data sebagai berikut:

1. N merupakan jumlah data yang valid adalah 40, data yang hilang nol, ini berarti semua data siap diproses.

2. Mean untuk skor gaya kepemimpinan kepala sekolah adalah 87,80 dengan standar error of mean 1,931. Standar error of mean digunakan untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Untuk itu dengan standar error of mean tertentu dan tingkat kepercayaan 95%, rata-rata skor populasi gaya kepemimpinan kepala sekolah menjadi:

* Rata-rata ± 2 Standar Error of Mean

Maka: 87,80 ± (2 x 1,931) = 83,938 sampai 91,662.

3. Median adalah angka titik tengah semua data diurutkan dan dibagi dua sama besar, di sini angka median 87,50 menunjukkan bahwa 50% skor gaya kepemimpinan kepala sekolah adalah 87,50 ke atas dan 50% adalah 87,50 ke bawah.

4. Standar Deviasi adalah 12,210 dan varians merupakan kelipatan Standar Deviasi adalah 149,087 dengan tingkat kepercayaan 95%, maka sebaran rata-rata adalah:

* Rata-rata ± 2 Standar Deviasi

Maka: 87,80 ± (2 x 12,210) = 63,38 sampai 112,22.

5. Ukuran skewness adalah 0,117. Untuk analisis nilai tersebut diubah menjadi angka rasio : nilai Skewness / Standar Error of Skewness.. Dalam penelitian ini rasio skewness = 0,117 / 0,374 = 0,312, berarti bahwa jika Rasio Skewness berada pada diantara -2 dan +2, maka distribusi data dari penelitian ini adalah normal.

(10)

6. Ukuran kurtosis adalah -1,158 untuk analisis tersebut diubah menjadi angka rasio: nilai Kurtosis / Standar Error of Kurtosis. Dalam penelitian ini rasio kurtosis = -0,463 / 0,733 = -0,632, berarti bahwa jika Rasio Kurtosis berada pada diantara -2 dan +2, maka distribusi data dari penelitian ini adalah normal.

7. Range adalah data maksimum dan minimum. Data minimum dari penelitian ini adalah 62 dan data maksimum adalah 113 sehingga range = 62.

8. Sum merupakan jumlah dari semua data yang diproses 3512.

9. Percentile adalah skor gaya kepemimpinan 10% berada di bawah 72,00 atau juga bias dikatakan 20% berada di bawah 75,40 dan seterusnya.

Dari Nilai Rata-Rata Butir Pernyataan Variabel Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dapat diketahui bahwa pernyataan no. 2 dan 14 mempunyai nilai rata-rata terendah. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden memilih jawaban “C” (Kadang-Kadang) untuk kedua pernyataan no.2 dan 14, artinya kepala sekolah SMA Negeri 13 Palembang kurang suka menerima kritikan dari guru dan kepala sekolah juga kurang dikagumi oleh semua bawahannya, padahal seharusnya kepala sekolah sebagai pimpinan sebaiknya dengan penuh keikhlasan mau menerima kritikan dari rekan kerjanya. Kritikan itu berguna untuk meningkatkan kualitas sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah seharusnya juga memiliki sifat kharismatik sehingga dia bisa menjadi panutan bagi rekan kerjanya.

c. Variabel Komitmen Kerja Guru (

X

2)

Data mengenai Komitmen Kerja Guru yang diperoleh dari hasil penelitian 40 responden menunjukkan rentang skor empiric antara 25 sampai 40. Hasil perhitungan didapat nilai rata-rata 33,75; modus 37; median 35; standar deviasi 4,499; skewness –0,601; kurtosis -0,834; Range 15; Sum 1350 dan percentiles 26,00.

Adapun hHstogram Variabel Komitmen Kerja Guru menunjukkan bahwa rentang interval data dari 25 sampai 40 adalah 15. Penggunaan 5 skala likert dan rentang interval dibagi 5 skala likert maka diperoleh hasil 25 / 5 = 3.

Interval komitmen kerja guru disajikan sebagai berikut: 25 – 28 = Tidak Pernah

28,5 – 31,5 = Jarang

31,6 – 34,6 = Kadang-Kadang 34,7 – 37,7 = Sering

37,8 – 40,8 = Selalu

Data menyebar dominan pada interval 34,7 sampai 37,7.

Dari data statistik yang diproses untuk variabel komitmen kerja guru diperoleh data sebagai berikut:

1. N merupakan jumlah data yang valid adalah 40, data yang hilang nol, ini berarti semua data siap diproses.

2. Mean untuk skor komitmen kerja guru adalah 33,75 dengan standar error of mean 0,711. Standar error of Mean digunakan untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel.

Untuk itu dengan standar error of mean tertentu dan tingkat kepercayaan 95%, rata-rata skor populasi komitmen kerja guru menjadi:

* Rata-rata ± 2 Standar Error of Mean

Maka: 33,75 ± (2 x 0,711) = 32,328 sampai 35,172.

3. Median adalah angka titik tengah semua data diurutkan dan dibagi dua sama besar, di sini angka median 35 menunjukkan bahwa 50% skor komitmen kerja guru adalah 35 ke atas dan 50% adalah 35 ke bawah.

4. Standar Deviasi adalah 4,499 dan varians merupakan kelipatan Standar Deviasi adalah 20,244 dengan tingkat kepercayaan 95%, maka sebaran rata-rata adalah:

* Rata-rata ± 2 Standar Deviasi

Maka: 33,75 ± (2 x 4,499) = 24,752 sampai 42,748.

5. Ukuran skewness adalah -0,601. Untuk analisis nilai tersebut diubah menjadi angka rasio : nilai Skewness / Standar Error of Skewness.. Dalam penelitian ini rasio skewness = -0,601 / 0,374 = -1,607, berarti bahwa jika Rasio Skewness berada pada diantara -2 dan +2, maka distribusi data dari penelitian ini adalah normal.

(11)

6. Ukuran kurtosis adalah -0,834 untuk analisis tersebut diubah menjadi angka rasio: nilai Kurtosis / Standar Error of Kurtosis. Dalam penelitian ini rasio kurtosis = -0,834 / 0,733 = -1,138.

7. Range adalah data maksimum dan minimum. Data minimum dari penelitian ini adalah 25 dan data maksimum adalah 40 sehingga range = 15.

8. Sum merupakan jumlah dari semua data yang diproses 1350.

9. Percentile adalah skor komitmen kerja guru 10% berada di bawah 26,00 atau juga bisa dikatakan 20% berada di bawah 29,00 dan seterusnya.

Dari Nilai Rata-Rata Butir Pernyataan Variabel Komitmen Kerja Guru dapat diketahui bahwa pernyataan no. 4 mempunyai nilai rata-rata terendah. Hal ini menunjukkan rata-rata responden memilih jawaban “C” (Kadang-Kadang), artinya rata-rata Guru SMA Negeri 13 Palembang ingin segera cepat pulang setelah selesai mengajar, padahal jam wajib kerja seorang guru adalah 8 jam dalam satu hari yaitu dari jam 07:00 wib sampai dengan jam 14:00 wib. Banyak faktor yang dapat menyebabkan hal ini terjadi, diantaranya kondisi sekolah yang tidak mendukung, reward and punishment tidak dijalankan dengan baik, konpensasi yang diterima tidak mencukupi kebutuhannya. Apabila persoalan ini tidak cepat diatasi maka akan memberi dampak negative terhadap pembentukan sumber daya manusia Indonesia dimasa yang akan datang.

C. Analisis Statistik Inferensial

Analisis statistik inferensial dilakukan, kerena data yang ada merupakan data sampel, sehingga untuk membuat kesimpulan yang dijadikan pengujian secara statistik. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi pearson (product moment), teknik korelasi parsial, teknik korelasi ganda, teknik regresi ganda dipergunakan symbol Bheta Coefficient dan koefisien determinasi disimbolkan oleh 2

R

.

1. Uji Persyaratan Analisis Data a. Uji Normalitas

Dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov dari program SPSS, normalitas distribusi data dapt dihitung berdasarkan nilai Asymtotic Significance yang diperoleh dengan nilai α = 0,05.

Berdasarkan hasil pengolahan data uji normalitas disajikan pada Hasil Uji Normalitas, nilai Asymtotic Significance dari ketiga variabel yaitu disiplin kerja guru, gaya kepemimpinan kepala sekolah, dan komitmen kerja guru adalah lebih besar (>) dari nilai α = 0,05, maka seluruh data variabel dinyatakan normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan Uji Chi-Square, signifikansi 5% (α = 0,05). Hasil uji homogenitas dengan Chi-Square program SPSS terdapat pada :

Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa nilai Asymtotic Significance dari variabel disiplin kerja guru, gaya kepemimpinan kepala sekolah, dan komitmen kerja guru adalah lebih besar (>) dari nilai α = 0,05, maka data penelitian dari ketiga variabel dinyatakan homogen.

c. Uji Linearitas

Uji linearitas variabel bebas dengan variabel terikat dilakukan dengan menggunakan

One-Way Anova program SPSS dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05).

Berdasarkan perhitungan uji linearitas dengan Anova, untuk linearitas variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah (

X

1) dengan disiplin kerja guru (Y), didapat nilai Deviation from Linearity sebesar 0,011 atau lebih kecil dari α = 0,05, maka Ho ditolak artinya variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru tidak terdapat hubungan linear.

Hasil perhitungan uji linearitas dengan Anova, untuk linearitas variabel komitmen kerja guru (

X

2) dengan disiplin kerja guru (Y) didapat nilai Deviation from Linearity sebesar 0,813 atau lebih besar dari α = 0,05, maka Ho diterima artinya variabel komitmen kerja guru dengan disiplin kerja guru mempunyai hubungan linear.

(12)

Hasil uji linearitas pada penelitian variabel

X

1 dengan Y terdapat pada Nilai

Significance baris Deviation from Linearity sebesar 0,057 atau sama dengan dari α = 0,05, maka Ho diterima artinya variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah(

X

1) dengan disiplin

kerja guru (Y) terdapat hubungan linear.

Hasil uji linearitas pada penelitian variabel

X

2 dengan Y terdapat pada Nilai

Significance baris Deviation from Linearity sebesar 0,611 atau lebih besar dari α = 0,05, maka Ho diterima artinya variabel komitmen kerja guru (

X

2) dengan disiplin kerja guru (Y) terdapat hubungan linear.

3. Analisis Regresi a. Analisis Korelasi

Untuk mengetahui seberapa besar hubungan atau pengaruh korelasi antar variabel yang ditemukan, maka angka korelasi dapat diinterpretasikan melalui Tabel 1 berikut ini:

Tabel 1

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,70 – 1,00 Tinggi

0,40 - < 0,70 Cukup

0,20 – 0,40 Rendah

< 0,20 Dapat diabaikan

Sumber : Haryono (2008,h.49)

Dari hasil analisis statistik, maka dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

Interpretasi dari Hasil Uji Korelasi :

 Hubungan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah (

X

1) terhadap disiplin kerja guru

(Y) atau

r

x1y adalah sebesar 0,444 artinya hubungan antara variabel gaya kepemimpinan

kepala sekolah dengan disiplin kerja guru cukup kuat dan bersifat positif (searah). Jika skor gaya kepemimpinan kepala sekolah naik maka skor disiplin kerja guru juga akan meningkat, demikian juga sebaliknya.

 Hubungan antara variabel komitmen kerja guru (

X

2) dengan disiplin kerja guru (Y) atau

y x

r

2 adalah sebesar 0,372 artinya hubungan antar variabel komitmen kerja guru dengan disiplin kerja guru adalah rendah dan bersifat positif (searah). Jika skor komitmen kerja guru naik, maka skor disiplin kerja guru juga akan meningkat, demikian juga sebaliknya.

b. Regresi Linear sederhana (RLS)

Analisis regresi ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah (

X

1) terhadap disiplin kerja guru (Y) dan pengaruh komitmen

kerja guru (

X

2) terhadap disiplin kerja guru (Y). Setelah dilakukan perhitungan dengan

menggunakan program SPSS 12,0 maka diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:

1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Disiplin Kerja Guru Interpretasi Nilai R dan R. Square Variabel Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah :

 Angka R Square = 0,197. Hal ini berarti 19,7% variasi skor variabel disiplin kerja guru bisa dijelaskan oleh variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam model regresi yang dihasilkan. Sisanya (100% - 19,7% = 80,3%) dijelaskan oleh faktor lain yaitu error (e).

 Standar Error of Estimate = 5,501 lebih kecil dari standar deviasi variabel disiplin kerja guru (6,059) maka model regresi lebih bagus dalam bertindak sebagai prediktor disiplin kerja guru dari pada rata-rata skor disiplin kerja guru itu sendiri.

(13)

Interpretasi Nilai

F

hitung dan Nilai Signifikan Variabel Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah  Dari uji ANOVA atau F test didapat

F

hitung adalah 9,316 dengan tingkat signifikansi

0,004. Karena nilai Sig. uji F lebih kecil dari 0,05(α) maka secara statistik koefisien regresi dikatakan signifikan atau model regresi yang terbentuk dapat dipakai untuk memprediksi variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah.

Interpretasi Koefisien Regresi Variabel Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah :

 Dari tabel Coefficients diperoleh nilai regresi (kolom B) dimana constanta = 36,068 dan koefisien regresi gaya kepemimpinan kepala sekolah = 0,220. sehingga persamaan regresi sederhana dapat dituliskan sebagai berikut:

Ŷ = 36,068 + 0,220

X

1 + e

Dimana : Ŷ = Estimasi Disiplin Kerja Guru

X

1 = Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah e = Error

* Konstanta sebesar 36,068 menyatakan bahwa jika tidak ada gaya kepemimpinan maka skor disiplin kerja guru adalah 36,068.

 Koefisien regresi

X

1 sebesar 0,220 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan

skor gaya kepemimpinan kepala sekolah akan meningkatkan skor disiplin kerja guru sebesar 0,220

Dari Normal P-Plot of Regression Standardizes Residual terliha bahwa data mengumpul dan mendekati model persamaan regresi garis Ŷ = 36,068 + 0,220

X

1 + e.

berarti model estimasi atau regresi linear.

2. Pengaruh Komitmen Kerja Guru terhadap Disiplin Kerja Guru

Interpretasi Nilai R dan R. Square Variabel Komitmen Kerja Guru

 Angka R Square adalah 0,138. Hal ini berarti 13,8% variasi skor variabel disiplin kerja guru bisa dijelaskan oleh variabel komitmen kerja guru dalam model regresi yang dihasilkan. Sisanya (100% - 13,8% = 86,2%) dijelaskan oleh faktor lain yaitu error (e).  Standar Error of Estimate adalah 5,699 lebih kecil dari standar deviasi variabel disiplin

kerja guru (6,059) maka model regresi baik dalam bertindak sebagai prediktor disiplin kerja guru dari pada rata-rata skor disiplin kerja guru itu sendiri.

Interpretasi Nilai

F

hitung dan Nilai Signifikansi Variabel Komitmen Kerja Guru

 Dari uji ANOVA atau F test didapat

F

hitung adalah 6,086 dengan tingkat signifikansi 0,018. Karena nilai Sig. uji F lebih kecil dari 0,05(α) maka secara statistik koefisien regresi dikatakan signifikan atau model regresi yang terbentuk dapat dipakai untuk memprediksi variabel komitmen kerja guru.

Interpretasi Nilai Koefisien Variabel Komitmen Kerja Guru :

 Dari tabel Coefficients diperoleh nilai regresi (kolom B) dimana constanta = 38,514 dan koefisien regresi komitmen kerja guru = 0,500. sehingga persamaan regresi sederhana dapat dituliskan sebagai berikut:

Ŷ = 38,514 + 0,500

X

2 + e

Dimana: Y = Disiplin Kerja Guru

X

2 = Komitmen Kerja Guru

e = Error

* Konstanta sebesar 38,514 menyatakan bahwa jika tidak ada gaya kepemimpinan maka skor disiplin kerja guru adalah 38,514.

 Koefisien regresi

X

2 sebesar 0,500 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan skor komitmen kerja guru akan meningkatkan skor disiplin kerja guru sebesar 0,500.

(14)

Dari Normal P-Plot of Regression Standardizes Residual terlihat bahwa data mengumpul dan mendekati model persamaan regresi garis Ŷ = 38,514 + 0,500

X

2 + e

berarti model estimasi atau regresi linear.

3. Pengaruh Variabel

X

1 dan

X

2 terhadap Y

Interpretasi dari Nilai R dan R. Square Variabel Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, Komitmen Kerja Guru, dan Disiplin Kerja Guru adalah:

 Koefisien Determinasi ( 2

R

) adalah 0,233. Hal ini berarti 23,3% variasi nilai skor variabel

disiplin kerja guru bisa dijelaskan secara bersama-sama oleh gaya kepemimpinan kepala sekolah dan komitmen kerja guru dalam model regresi. Sisanya (100% - 23,3% = 76,7%) dijelaskan oleh faktor lain (e).

Standar Error of Estimate adalah 5,446 lebih kecil dari standar deviasi disiplin kerja guru (6,059), maka model regresi lebih bagus dalam bertindak sebagai prediktor disiplin kerja guru dari pada rata-rata disiplin kerja itu sendiri.

 Dari uji ANOVA atau F test didapat

F

hitung adalah 5,634 dengan tingkat signifikansi 0,007. Karena F-Sig ≤ 0,05 maka secara statistic koefisien regresi dikatakan signifikan (Ho ditolak) sehingga model regresi yang terbentuk dapat dipakai untuk memprediksi disiplin kerja guru.

 Dari Nilai Koefisien Variabel Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, dan Komitmen Kerja Guru didapat persamaan regresi sebagai berikut:

Ŷ = 30,555 + 0,172

X

1 + 0,289

X

2+ e

Dimana :

Ŷ = Estimasi Disiplin Kerja Guru

X

1= Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

X

2= Komitmen Kerja Guru

e = error

* Konstanta sebesar 30,555 menyatakan bahwa jika mengabaikan gaya kepemimpinan kepala sekolah dan komitmen kerja guru maka skor disiplin kerja guru adalah 30,555. * Koefisien regresi

X

1 sebesar 0,172 menyatakan bahwa setiap penambahan satu

satuan skor gaya kepemimpinan kepala sekolah akan meningkatkan skor disiplin kerja guru sebesar 0,172 dengan menjaga skor komitmen kerja guru tetap/konstan. * Koefisien regresi

X

2 sebesar 0,289 menyatakan bahwa setiap penambahan satu

satuan skor komitmen kerja guru akan meningkatkan skor disiplin kerja guru sebesar 0,289 dengan menjaga skor gaya kepemimpinan kepala sekolah tetap/konstan. Dari Normal P-Plot of Regression Standardizes Residual dapat diketahui bahwa data mengumpul mendekati garis model persamaan regresi;

Ŷ = 30,555 + 0,172

X

1 + 0,289

X

2+ e. berarti model estimasi atau regresi linear.

D. Pengujian Hipotesis Statistik

Tabel 2

Nilai Koefisien Variabel Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 36.068 6.393 5.642 .000

GAYA KEPEMIMPINAN

KEPALA SEKOLAH .220 .072 .444 3.052 .004

(15)

1. Pengaruh Variabel

X

1 terhadap variabel Y Kriteria Keputusan:

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara variabel

X

1 terhadap variabel Y

1

H

: Terdapat pengaruh positif antara variabel

X

1 terhadap variabel Y

Kaidah pengambilan keputusan dengan menggunakan output SPSS adalah dengan membandingkan nilai Sig. (2-tailed) dengan nilai α. Jika :

- Sig. (2-tailed) ≤ α. maka Ho DITOLAK - Sig. (2-tailed) ≥ α. maka Ho DITERIMA

Nilai Sig. (2-tailed) untuk korelasi

X

1 dengan variabel Y adalah 0,04 dan lebih kecil dari α. =

0,05, sehingga keputusannya Ho DITOLAK, dan

H

1 DITERIMA artinya terdapat pengaruh

antara variable

X

1 terhadap variabel Y.

Tabel 3

Nilai Koefisien Variabel Komitmen Kerja Guru

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 38.514 6.904 5.579 .000

KOMITMEN

KERJA GURU .500 .203 .372 2.467 .018

a Dependent Variable: DISIPLIN KERJA GURU

2. Pengaruh Variabel

X

2 terhadap Y. Kriteria Keputusan:

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara variabel

X

2 terhadap variabel Y

1

H

: Terdapat pengaruh positif antara variabel

X

2 terhadap variabel Y

Kaidah pengambilan keputusan dengan menggunakan output SPSS adalah dengan membandingkan nilai Sig. (2-tailed) dengan nilai α. Jika :

- Sig. (2-tailed) ≤ α. maka Ho DITOLAK - Sig. (2-tailed) ≥ α. maka Ho DITERIMA

Nilai Sig. (2-tailed) untuk korelasi

X

2dengan variabel Y adalah 0,018 dan lebih kecil dari α.

= 0,05, sehingga keputusannya Ho DITOLAK, dan

H

1 DITERIMA artinya terdapat

pengaruh antara variabel

X

2terhadap variabel Y. Tabel 4

Nilai

F

hitung dan Nilai Signifikansi Variabel Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, Komitmen Kerja Guru, dan Disiplin Kerja Guru

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 334.213 2 167.106 5.634 .007(a)

Residual 1097.387 37 29.659

Total 1431.600 39

a Predictors: (Constant), KOMITMEN KERJA GURU, GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH b Dependent Variable: DISIPLIN KERJA GURU

3. Pengaruh Variabel

X

1 dan

X

2 terhadap variabel Y

Pengujian Hipotesis 3:

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Komitmen Kerja Guru terhadap Disiplin Kerja Guru.

1

H

: Terdapat pengaruh antara Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Komitmen Kerja Guru terhadap Disiplin Kerja Guru.

(16)

Kriteria Keputusan:

Terima Ho, jika F-sig ≥ 0,05 Tolak Ho, jika F-sig ≤ 0,05

Dari print out SPSS diatas, nilai F-sig sebesar 0,007 berarti lebih kecil dari nilai significant level 0,05. Maka Ho DITOLAK dan

H

1 DITERIMA, berarti Gaya Kepemimpinan Kepala

Sekolah dan Komitmen Kerja Guru secara bersama-sama berpengaruh terhadap Disiplin Kerja Guru.

KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa:

a. gaya kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif terhadap disiplin kerja guru SMA Negeri 13 Palembang.

b. komitmen kerja guru berpengaruh positif terhadap disiplin kerja guru SMA Negeri 13 Palembang.

c. gaya kepemimpinan kepala sekolah dan komitmen kerja guru berpengaruh positif terhadap disiplin kerja guru SMA Negeri 13 Palembang.

B. Implikasi Kebijakan

Dari kesimpulan didapat bahwa disiplin kerja guru dapat dipengaruhi oleh gaya

kepemimpinan kepala sekolah dan komitmen kerja guru baik secara parsial maupun secara simultan walaupun pengaruh tersebut tidak terlalu signifikan namun tetap ada pengaruhnya. Hal ini berarti apabila ingin meningkatkan disiplin kerja guru maka gaya kepemimpinan kepala sekolah juga harus ditingkatkan dan begitu juga dengan komitmen kerja guru itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Aritonang, Keke.T. 2005. Konpensasi Kerja, Disiplin Kerja Guru dan Kinerja Guru SMP

Kristen BPK. Jurnal Pendidikan Penabur. Jakarta.

Dwiwibawa, F.Rudi dan Riyanto, Theo. 2008. Siap Jadi Pemimpin?. Kanisus Yogyakarta. Fadli, Yos. 2007. Pengaruh Kebijakan Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja dan

Motivasi Kerja Pegawai terhadap Efektifitas Pelayanan Publik di

Sekretariat Daerah Kabupaten Musi Rawas. Program Pasca Sarjana Universitas

Sriwijaya. Palembang.

Haryono, Siswoyo. 2007. Statistika Penelitian Manajemen. Badan Penerbit MM UTP Palembang.

Haryono, Siswoyo. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis. Badan Penerbit MM UTP Palembang.

Helmi, Fadilla Avin. 1996. Disiplin Kerja. Buletin Psikologi Tahun IV No.2. Jakarta. Karina. 2008. Komitmen Organisasi. http://rumahbelajarpsikologi.com

Prihandoyo, Doni. 2003. On Becoming Effective Leader. PT. Elek Media Kompetindo. Jakarta.

Purwanto, Ngalim. 1992. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Rachman, Eileen. 2008. Komitmen. http://rumahbelajarpsikologi.com.

Rahmawati, 2006. Pengaruh Faktor Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan

Bagian Pemasaran PT. ASTRA Internasional Tbk. ISUZU di Surabaya.

Surabaya.

Sarwono, Jonathan. 2008. Teori Analisis Jalur / Path Analysis. http://www.jonathan.info. Setiawati, Devi dan Zulkaida, Anita. 2007. Perbedaan Komitmen Kerja Berdasarkan

Orientasi Peran Gender Pada Karyawan di Bidang Kerja Non Tradisional.

Referensi

Dokumen terkait

Dari permasalahan di atas, menarik kiranya dikaji lebih lanjut terkait dengan perkawinan yang dilakukan oleh orang yang mengidap penyakit HIV/ADIS. Karena, fakta

Begitupun Universitas Kebangsaan Bandung yang memiliki luas pada saat ini adalah 7.691 m 2 luas bangunan 9.174 m 2 diperlukan keamanan &amp; kenyamanan bagi setiap

April 2000 untuk menilai Tesis Master Sains yang bertajuk &#34;Imej Korporat Telekom Malaysia Berhad: Satu Kajian terhadap Kepuasan Pelanggan dan Kualiti Perkhidmatan&#34;

Dengan berbagai pandangan dan pemaknaan yang muncul secara beragam ini perlu kiranya untuk diungkap dan agar lebih dipahami apa yang dimaksud Islamisasi Ilmu

Minimal tulangan pokok kolom menggunakan diameter 12 mm Yang perlu diperhatikan dalam penulangan kolom antara lain :. Penyambungan kolom diatas balok/sloof Seperempat tinggi

sunnah adalah seperti witir, shalat idul fitri, shalat idul adha, shalat khusuf, dan shalat istisqa.  Shalat nafilah : selain

[r]

Sedangkan benih bayam, kangkung, buncis dan kacang panjang ditanam langsung di lapang pada waktu yang sama dengan waktu pindah tanam bibit tomat, terong dan cabai.. Pengolahan tanah