• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

ARTIKEL PUBLIKASI

Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun Oleh: DHINI RAHMAWATI

A 310 090 013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

DHINI RAHMAWATI A 310 090 013

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mendiskripsikan struktur yang membangun novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye, dan (2) mendiskripsikan aspek-aspek sosial yang terdapat dalam novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye, (3) mendiskripsikan implementasi hasil penelitian ini sebagai bahan ajar sastra di SMA. Metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye adalah metode deskriptif kualitatif dengan strategi studi kasus terpancang (embedded and case study). Objek penelitian ini adalah aspek sosial dalam novel Bidadari-Biddadari Surga karya Tere Liye yang diterbitkan oleh Republika, tahun 2012. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pustaka, simak, dan catat. Validitas data menggunakan triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data secara dialektika.

Hasil analisis struktural menunjukkan bahwa tema dalam novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye yaitu kasih sayang dalam keluarga. Alur dalam novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye dikemas sedemikian rupa dengan alur campuran. Aspek penokohan yang berperan sebagai tokoh utama adalah Laisa, sedangkan tokoh tambahan adalah Mamak Lainuri, Dalimunte, Ikanuri, Wibisana, dan Yashinta. Latar tempat novel Bidadari-Bidadari Surga yaitu di lembah Lahambay, latar waktu terjadi kurang lebih 40 tahun yang lalu, sedangkan lingkungan sosial menggambarkan lingkungan sosial masyarakat petani di lembah Lahambay. Hasil analisis aspek sosial dengan menggunakan tinjauan sosiologi sastra, aspek sosial yang terdapat dalam novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye yaitu aspek budaya, lingkungan sosial, dan aspek ekonomi. Implementasi aspek sosial dalam novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye dalam pembelajaran apresiasi sastra di SMA didasarkan pada standar kompetensi membaca yang termuat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI. Standar kompetensi ini menuntut siswa dalam memahami buku biografi, novel, dan hikayat, sedangkan kompetensi dasar yang harus dicapai adalah siswa mampu membandingkan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/ terjemahan dengan hikayat.

Kata Kunci: aspek sosial, sosiologi sastra, novel Bidadari-Bidadari Surga.

Dhini Rahmawati, PBSID 2009, FKIP-UMS Naskah Publikasi 2013

(4)

PENDAHULUAN

Karya sastra merupakan dunia imajinatif yang merupakan hasil kreasi pengarang setelah merefleksi lingkungan sosial kehidupannya. Dunia dalam karya sastra dikreasikan dan sekaligus ditafsirkan lazimnya melalui bahasa. Apa pun yang dipaparkan pengarang dalam karyanya kemudian ditafsirkan oleh pembaca, berkaitan dengan bahasa.

Ketika kita membaca karya sastra baik hikayat, cerpen, novel, drama, maupun puisi, secara otomatis kita akan menerobos lingkungan ruang dan waktu yang ada di sekitar kita. Karya-karya fiksi dan puisi yang diagungkan sebagai karya sastra (literer) adalah karya-karya yang berhasil membangunkan manusia atas rasa empati dengan tokoh-tokoh dalam karya tersebut. Karya sastra mampu membuat pembaca memahami segenap perjuangan tokoh-tokohnya, turut gembira dengan kebahagiaan yang dicapainya, dan turut bersedih dengan kemalangan yang dialaminya. Kita dapat mengenali diri kita sendiri pada tokoh-tokoh dalam karya sastra yang

kita baca. Dalam proses penghayatan itu dunia kita diperluas, menembus batas-batas duniawi yang ada di sekitar

kita. Kemampuan untuk

memproyeksikan daya imajinasi kita ke dalam pengalaman orang lain memupuk kesadaran kita akan adanya persamaan dalam pengalaman dan aspirasi manusia (Al-Ma’ruf, 2010: 2-4).

Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra. Menurut Endaswara (2003: 119) reaksi atau tanggapan dapat bersifat positif atau negatif. Reaksi akan bersifat positif apabila pembaca memberikan tindakan dan sikap pada karya sastra dengan perasaan senang, bangga, dan sebagainya. Reaksi yang bersifat negatif tidak akan memberikan tanggapan sikap yang membangun bagi perkembangan karya sastra.

Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang menyuguhkan tokoh-tokoh dan menampilkan Aspek Sosial dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga

(5)

serangkaian peristiwa secara kronologis, dalam hal ini unsur pembangun karya sastra itu sendiri khususnya novel. Unsur-unsur tersebut saling berkaitan dan membentuk sebuah totalitas. Sejalan dengan itu, Nurgiyantoro (2009: 22) menjelaskan bahwa novel merupakan sebuah totalitas, novel mempunyai bagian-bagian unsur yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya secara erat dan saling menggantungkan.

Novel yang dikaji dalam penelitian ini adalah novel yang berjudul Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye. Novel tersebut dipilih untuk dikaji karena memiliki beberapa kelebihan, di antaranya yaitu dari segi isi dan kelebihan yang dimiliki oleh pengarang. Novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye menceritakan tentang kasih sayang dalam sebuah keluarga yaitu pengorbanan seorang kakak dalam memperbaiki perekonomian keluarganya setelah ayahnya meninggal. Kelebihan yang dimiliki pengarang (Tere Liye) di dalam karyanya yaitu cerita yang menarik serta mengungkapkan setiap kejadian secara kronologis sehingga masalah-masalah dalam novel tersebut

menarik untuk dikaji. Selain itu, pengarang (Tere Liye) berhasil menggambarkan kesuksesan yang dicapai dengan kerja keras, pengorbanan yang ikhlas, dan rasa syukur.

Penelitian ini menganalisis aspek sosial dalam novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye menggunakan tinjauan sosiologi sastra. Soelaeman (2009: 173) membagi aspek sosial berdasarkan bidang sosialnya, sebagai berikut: (a) budaya yaitu kepercayaan, seni, nilai, simbol, norma, moral, politik, dan pandangan hidup umumnya dimiliki bersama oleh anggota suatu masyarakat, (b) lingkungan sosial yaitu suatu persekutuan hidup permanen pada suatu tempat sifat yang khas seperti hubungan sosial, kelas sosial, profesi, kependudukan, kriminalitas, pelacuran, dan sebagainya, dan (c) ekonomi, meliputi produksi, distribusi, konsumsi, pendapatan, kemiskinan, gaya hidup, dan lain-lain.

Penelitian tentang aspek sosial dalam novel menggunakan tinjauan sosiologi sastra pernah dilakukan oleh Dani Murtiani (2011) dengan judul “Aspek-aspek Sosial Novel Macan Kertas Karya Budi Anggoro: Tinjauan

Dhini Rahmawati, PBSID 2009, FKIP-UMS

Aspek Sosial dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga

2

(6)

Sosiologi Sastra”, Destri Rikhanah (2011) dengan judul “Aspek Sosial dalam Novel Negeri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi: Tinjauan Sosiologi Sastra”, dan Siswati Eka Dewi (2010) melakukan penelitian untuk skripsinya yang berjudul “Aspek Sosial dalam Novel Weton Bukan Salah Hari Karya Dianing Widya Yudhistira: Tinjauan Sosiologi Sastra.”

Persamaan dan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan penelitian terdahulu yaitu sama-sama menggunakan tinjauan sosiologi sastra, sedangkan perbedaannya pada sumber data yang digunakan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Moeleong (2007: 11) mengemukakan bahwa metode deskriptif kualitatif merupakan metode penelitian yang datanya bukan berupa angka-angka, melainkan data berupa kata-kata, kalimat, wacana dan gambar. Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan dan mengungkapkan suatu masalah, keadaan, atau peristiwa sebagaimana

adanya atau mengungkap fakta secara lebih mendalam.

Strategi yang digunakan dalam penelitan ini adalah strategi studi kasus terperancang (embedded and case study), yang berfokus pada struktur yang membangun dan aspek-aspek sosial yang terdapat dalam novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye.

Objek penelitian ini adalah aspek sosial yang terdapat dalam novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye. Data dalam penelitian ini berupa data yang berwujud kata, kalimat, dan wacana dari novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye. Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye, terbitan Republika, tahun 2012, 365 halaman, sedangkan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku-buku dan artikel dalam internet.

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa teknik pustaka, simak, dan catat. Teknik pustaka adalah teknik menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data, sedangkan teknik Aspek Sosial dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga

(7)

simak adalah suatu metode pemerolehan data yang dilakukan dengan cara menyimak suatu penggunaan bahasa. Teknik simak dan teknik catat berarti peneliti sebagai instrumen kunci melakukan penyimakan secara cermat, terarah, dan teliti terhadap sumber data primer yaitu sasaran peneliti yang berupa teks novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye dalam memperoleh data yang diinginkan. Hasil penyimakan kemudian dicatat sebagai sumber data. Dalam data yang dicatat itu disertakan kode sumber datanya untuk mengecek ulang terhadap sumber data ketika diperlukan dalam rangka analisis data.

Validasi data atau keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan berbagai teknik yang benar-benar sesuai dan tepat untuk menggali data yang benar-benar diperlukan bagi penelitian. Ketepatan data tersebut tidak hanya tergantung dari ketepatan memiliki sumber data dan teknik pengumpulannya, tetapi juga diperlukan teknik pengembangan validitas datanya.

Penelitian ini menggunakan trianggulasi data. Menurut Patton

(dalam Moleong, 2007: 330) triangulasi data (triangulasi sumber), yaitu dengan cara memeriksa kebenaran data dengan menggunakan perbandingan antara data dari sumber data yang satu dengan sumber data yang lain, sehingga keabsahan dan kebenaran data akan diuji oleh sumber data yang berbeda. Peneliti melakukan penelitian terhadap novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye menggunakan bermacam-macam sumber atau dokumen untuk menguji data yang sejenis tentang “Aspek Sosial dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga Karya Tere Liye: Tinjauan Sosiologi Sastra.” Teknik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini yaitu teknik analisis data secara dialektika yang dilakukan dengan cara menghubungkan unsur-unsur yang ada dalam novel dengan mengintegrasikan ke dalam satu kesatuan makna.

PEMBAHASAN

Pembahasan tentang aspek sosial dalam novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye berfokus pada aspek sosial yang mencakup aspek-aspek tentang budaya, lingkungan sosial, dan

Dhini Rahmawati, PBSID 2009, FKIP-UMS

Aspek Sosial dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga

4

(8)

ekonomi. Berikut penjabaran hasil analisis aspek sosial dalam novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye.

1. Aspek Budaya

a. Norma Sosial Perempuan

Perjuangan Laisa dalam memperbaiki perekonomian keluarganya. dimulai saat Laisa beranjak dewasa. Ia bekerja keras

membantu Mamak untuk

menghidupi keluarganya. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut.

Sebulan lalu saat Kak Laisa

membantu Mamak

mengumpulkan damar jauh di tengah hutan…. (Bidadari-Bidadari Surga, 2012: 42). Kak Laisa memang sedikit pucat. Tapi ia masih sibuk bekerja. Sibuk dengan keseharian. Tidak pernah mengeluh, bahkan sejak mereka masih kecil dulu. Tidak pernah sakit. Kak Laisa selalu sigap dan disiplin menghadapi rutinitasnya…. (Bidadari-Bidadari Surga, 2012: 67).

Kutipan di atas

menggambarkan kerja keras Kak Laisa dalam memperbaiki perekonomian keluarganya. Ia rela bekerja banting tulang membantu Mamak.

Laisa terus berusaha memperbaiki kondisi perekomian keluarganya. Kegagalannya dalam menanam strawberry sangat merugikan. Ia terus mencoba memperbaiki kondisi tersebut karena ia sangat yakin bahwa dengan menanam strawberry penghasilannya akan bertambah. Berbagai cara ia lakukan hingga pada akhirnya tanaman strawberry tumbuh subur dan buahnya sangat segar, dari situlah rezeki mereka bertambah, ia bisa menyekolahkan keempat adiknya hingga menjadi orang sukses dan terkenal. Hal tersebut digambarkan pada halaman 183-186 berikut kutipannya.

Mamak membiarkan Laisa kembali menanami ladang mereka dengan strawberry, kali ini malah membiarkan seluruhnya ditanami. “Belajar dari kesalahan, Mak. Laisa tahu apa yang harus Laisa lakukan sekarang.” Mamak tidak kuasa mencegah niat bulat sulungnya, apalagi Dalimunte ikut mendukung. Jadi kepalang tanggung, sukses atau gagal seluruhnya. Kak Laisa menanami kembali seluruh kebun mereka dengan strawberry….

Dan Mamak akhirnya tersenyum lebar, buah-buah merah ranum mulai Aspek Sosial dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga

(9)

bermunculan dari batang-batangnya. Membuat seluruh

penduduk kampung

tercengang. Belum pernah mereka melihat buah seindah itu…. (Bidadari-Bidadari Surga, 2012: 183-184).

Betapa banyak pengorbanan Laisa untuk keluarganya. Ia benar-benar wanita yang rajin dan kuat, tak pernah putus asa, selalu berusaha untuk membahagiakan Mamak dan keempat adiknya. Akhirnya, ia bisa merasakan kebahagiaan itu, melihat keempat adiknya sukses dan terkenal di kalangan masyarakat.

b. Moral

Novel Bidadari-Bidadari

Surga karya Tere Liye

menggambarkan moral yang sering terjadi pada setiap orang dalam masyarakat dan hal tersebut adalah sebuah realitas. Orang berperilaku positif tetapi terkadang berperilaku negatif pada situasi tertentu, baik dalam keadaan senang maupun sedih. Hal tersebut sesuai dengan sikap Ikanuri dan Wibisana, mereka selain suka membolos juga malas dalam beribadah yaitu terlihat pada kutipan sebagai berikut.

.... Sudah bebal dua sigung itu diceramahi. Tetapi lebih karena baru selepas magrib Ikanuri dan Wibisana pulang ke rumah. Selama ini, meski suka bolos, Ikanuri dan Wibisana paling hanya bermain-main ke manalah. Pulang sebelum lembah gelap. Tapi apa yang dilakukan mereka seharian ini? Mereka baru pulang setelah yang lain selesai shalat maghrib. Ikanuri dan Wibisana berani sekali ikut menumpang mobil starwagoon tua ke kota kecamatan, membantu tauke desa menjual sayur-mayur di sana (Bidadari-Bidadari Surga, 2012: 70).

Tidak hanya ulah nakal Ikanuri dan Wibisana saja yang diceritakan dalam novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye, perilaku positif juga terdapat dalam novel ini, yaitu digambarkan pada sosok Dalimunte. Ia selalu rajin beribadah di surau. Hal tersebut digambarkan pada kutipan berikut.

Lepas isya, setelah Dalimunte mengajak Ikanuri dan Wibisana shalat di surau, dan kali ini dua sigung nakal itu menurut…. (Bidadari-Bidadari Surga, 2012: 71). 2. Lingkungan Sosial

Laisa dan keluarganya mengalami berbagai tingkatan status Aspek Sosial dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga

(10)

sosial mulai dari tingkat bawah, menengah, hingga tingkat atas. Laisa dan keluarganya berada dalam tingkatan status sosial bawah pada saat harta warisan Mamak tergadai satu persatu karena ulah suami pertamanya kemudian Mamak menikah lagi dengan Babak, tetapi Babak meninggal diterkam harimau penguasa gunung Kendeng. Berawal dari situlah perekonomian mereka menurun. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut.

Mamak sebenarnya mewarisi tanah cukup luas dan banyak perabotan dari orang tuanya yang meninggal saat banjir bandang di sungai cadas lima meter. Tapi semuanya tergadai satu persatu oleh tabiat judi suaminya. Dan yang paling menderita atas tabiat buruk tersebut adalah Laisa…. (Bidadari-Bidadari Surga, 2012: 310).

Kutipan di atas

menggambarkan kondisi

perekonomian keluarga Laisa, awalnya Mamak kaya raya tetapi karena ulah suami pertamanya, Mamak menjadi miskin. Meskipun Mamak sempat menikah lagi tetapi suami keduanya (Babak) meninggal diterkam penguasa gunung

Kendeng. Mamak bekerja sendiri untuk menghidupi anak-anaknya dan setelah Laisa beranjak dewasa, ia membantu Mamak bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Rendahnya perekonomian mendorong Laisa dan Mamak bekerja keras untuk meningkatkan perekonomian keluarganya. Mereka tidak mengenal istilah berpangku tangan, bahkan setelah dewasa keempat adiknya pun selalu dibiasakan kerja keras. Hal tersebut terdapat pada kutipan berikut.

Selama ini sedikitpun tidak tersedia waktu yang cukup untuk menyelesaikan kincir-kincirnya. Lepas sekolah dia langsung ke ladang. Hari Ahad juga begitu, sepanjang hari harus ke ladang…. (Bidadari-Bidadari Surga, 2012: 60).

Laisa selalu berfikir untuk meningkatkan perekonomian keluarganya, ia tidak ingin bergantung pada pekerjaan di ladang saja karena harus menyediakan banyak uang untuk menyekolahkan keempat adiknya. Akhirnya ia membuat kebun strawberry, meskipun awalnya gagal tetapi Aspek Sosial dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga

(11)

akhirnya buah merah ranum itu bisa tumbuh subur di lembah Lahambay dan menambah penghasilan keluarga Laisa. Hal tersebut digambarkan pada kutipan berikut.

Kak Laisa menanami kembali seluruh kebun mereka dengan strawberry….

Dan Mamak akhirnya tersenyum lebar, buah-buah merah ranum mulai bermunculan dari batang-batangnya. Membuat seluruh

penduduk kampung

tercengang. Belum pernah mereka melihat buah seindah itu…. (Bidadari-Bidadari Surga, 2012: 184).

Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa Laisa dan keluarganya mengalami berbagai tingkatan status sosial ekonomi mulai dari tingkat bawah, menengah, hingga tingkat atas. Laisa dan keluarganya berada dalam tingkatan sosial ekonomi bawah ketika harta Mamak terkuras habis akibat ulah suami pertamanya, tingkat sosial ekonomi menengah ketika Mamak dan kelima anaknya bekerja keras untuk memperbaiki perekonomian keluarganya, dan mereka mengalami tingkatan sosial

ekonomi atas pada saat usaha perkebunan strawberry Laisa sukses. 3. Aspek Ekonomi

Aspek ekonomi dalam novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye adalah kemiskinan yang dialami masyarakat lembah Lahambay. Namun, dengan kerja keras mereka perekonomian menjadi meningkat.

Kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana sesorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut (Suwarno, 2008: 55). Kemiskinan dalam novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye digambarkan pada kutipan berikut.

…. Naik-turun. Di desa atas juga ada sekolah dasar, meski seadanya. Bagaimana tidak seadanya? Hanya ada satu guru untuk semua kelas. Kelas? Itu bahasa yang lebih halus untuk menyebut bangunan jelek beratap seng karatan, berdinding anyaman bambu, berlantai semen pecah-pecah…. (Bidadari-Bidadari Surga, 2012: 41). Penduduk kampung lembah itu umumnya berladang. Jika sudah dua-tiga kali mereka Aspek Sosial dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga

(12)

menanam padi, biasanya diganti dengan kopi atau lada. Atau diselingi dengan jagung dan sejenisnya. Apa saja yang hasilnya bisa dijual di kota kecamatan (Bidadari-Bidadari Surga, 2012: 104).

Kutipan di atas

menggambarkan kondisi lembah

Lahambay yang sangat

memprihatinkan bahkan hanya terdapat satu sekolah dasar yang kondisinya tidak layak. Walaupun udaranya sejuk, tetapi masyarakatnya hidup sangat sederhana dan sebagian besar penduduknya berladang. Gambaran lain juga terdapat pada kutipan berikut.

…. Lantas makan bersama di hamparan tikar.

Lampu canting besar di dinding kerlap-kerlip. Ikanuri dan Wibisana belajar di atas tikar pandan (Bidadari-Bidadari Surga, 2012: 71). …. Meski seadanya, hanya dengan sayur terong dan sambal terasi, tetapi setelah lelah bergotong-royong seperti ini, makan sepiring nasi yang masih mengepul terasa nikmat nian walau tanpa lauk (Bidadari-Bidadari Surga, 2012: 100).

Laisa dan keluarganya hidup seadanya di lembah, serba terbatas,

rumah mereka pun sangat sederhana. Namun, mereka tetap bersyukur dengan kondisi yang ada. Masyarakat lembah Lahambay tidak pernah putus asa meskipun mereka hidup serba seadanya, mereka sudah terbiasa dan ketergantungan hidup berladang hingga pada saat itu masyarakat setuju usul Dalimunte untuk memasang lima kincir air dan dari situlah mereka tidak lagi menggantungkan turunnya hujan untuk mengairi ladang mereka. Seiring berjalannya waktu tanah lembah menjadi lebih subur, masyarakat lembah tidak lagi hidup berladang, mereka membuat kebun strawberry yang sangat luas dan Laisa mendirikan pabrik pengalengan buah strawberry. Lembah nan indah itu sekarang berubah menjadi hamparan perkebunan strawberry. Kehidupan masyarakat lembah menjadi lebih layak. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut.

Satu minggu berlalu. Hari ini seluruh kampung bersuka cita. Sejak subuh mereka sudah berkumpul di pinggir cadas. Beramai-ramai, bergotong-royong memasang kincir-Aspek Sosial dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga

(13)

kincir di atas pondasinya. Benar. Perhitungan Dalimunte sejauh ini tepat. Saat ikatannya dilepas, kincir pertama yang terbenam di air sungai berderak mulai berputar mengikuti arus, sambil membawa air di ujung-ujung bambunya. Naik. Terus naik. Lantas tumpah persis di puncak kincir. Mengisi bumbung bambu kincir kedua…. (Bidadari-Bidadari Surga, 2012: 141).

Jalan setapak yang sudah diaspal melingkari kebun-kebun. Memudahkan untuk mengangkut buah strawberry saat panen tiba. Juga menjadi trek mengasyikkan, naik-turun lembah mengelilingi perkebunan. Satu bangunan besar terlihat di tengah hamparan hijau perkebunan. Itu gudang penyimpanan sementara sebelum buah strawberry dibawa ke kota provinsi. Lampu-lampu bangunannnya bersinar redup. Malam ini lima truk milik gudang berjejer, besok pagi-pagi truk itu berangkat ke pusat pengalengan (Bidadari-Bidadari Surga, 2012: 148). Bertahun-tahun penduduk lembah Lahambay hidup miskin, serba terbatas, dan berpenghasilan rendah karena hanya bergantung pada ladang. Namun, dengan kesabaran dan kerja keras, mereka mengalami peningkatan status sosial ekonomi sejak dipasangnya lima

kincir air untuk mengairi ladang dan dibuatnya perkebunan strawberry yang sangat luas sebagai mata pencaharian baru mereka. Dari situlah kondisi perekonomian penduduk lembah Lahambay meningkat.

Analisis aspek sosial dalam novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye dapat diimplementasikan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas XI dengan standar kompetensi membaca dan kompetensi dasar 15. 2 Membandingkan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/ terjemahan dengan hikayat.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis aspek sosial dengan menggunakan tinjauan sosiologi sastra, aspek sosial yang terdapat dalam novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye yaitu aspek budaya, lingkungan sosial, dan aspek ekonomi. Aspek budaya mencakup norma sosial perempuan dan moral. Norma sosial perempuan yaitu menggambarkan perjuangan Laisa dalam memperbaiki perekonomian Aspek Sosial dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga

(14)

keluarga dan meningkatkan pendidikan serta masa depan keempat adiknya, sedangkan moral menggambarkan perilaku positif dan negatif tokoh dalam novel. Lingkungan sosial menggambarkan tingkatan status sosial tokoh, dan aspek ekonomi

menggambarkan masalah

perekonomian masyarakat lembah

Lahambay. Implementasi aspek sosial dalam novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye dalam pembelajaran apresiasi sastra di SMA kelas XI didasarkan pada standar kompetensi membaca dan kompetensi dasar 15. 2 Membandingkan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/ terjemahan

dengan hikayat.

DAFTAR PUSTAKA

Al Ma’ruf, Ali Imron. 2010. Dimensi Sosial Keagamaan dalam Fiksi Indonesia Modern. Solo: Smart Media.

Dewi, Siswati Eka. 2010. “Aspek Sosial dalam Novel Weton Bukan Salah Hari Karya Dianing Widya Yudhistira”. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Endaswara. 2003. Motodologi Penelitian Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.

Liye, Tere. 2008. Bidadari-bidadari Surga. Jakarta: Republika.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Murtiani, Dani. 2011. “Aspek-aspek Sosial Novel Macan Kertas Karya Budi Anggoro: Tinjauan Sosiologi Sastra”. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Rikhanah, Destri. 2011. “Aspek Sosial dalam Novel Negeri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi: Tinjauan Sosiologi Sastra”. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Soelaeman, Munandar. 2009. Ilmu Sosial Dasar: Teori dan Konsep Ilmu Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.

Suwarno, dkk. 2008. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Surakarta: BP-FKIP UMS. Aspek Sosial dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode statistik melalui analisis regresi berganda dan residual.Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel nilai Return On Asset (ROA),

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa pelayanan publik bidang kependudukan dan catatan sipil pada

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan.. © Rini Hariyani 2015 Universitas

Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D) yang mengacu pada model Borg & Gall yang telah dimodifikasi. Sampel pengembangan meliputi

Sripsi yang berjudul “Khasiat Buah Kurma Bagi Ibu Bersalin Dalam Alquran (Studi Analisis Surah Maryam Ayat 25 Perspektif Mustafa Al-Maraghi)” merupakan penelitian

Kompetensi profesional guru agama Islam sangat diperlukan, sehingga efektivitas belajar peserta didik berjalan dengan efektif dan nilai-nilai pendidikan islam yang

Dari uraian kegiatan berusahatani ja- gung Kecamatan Maligano dengan meng- gunakan kearifan lokal kaago-ago di atas, dapat dikatakan petani berusahatani jagung

Dengan menggunakan aplikasi Odoo pada modul purchase management dan warehouse management dapat melakukan proses pembuatan quotation dan purchase order,