• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II BACAAN FIKSI DAN MOTIVASI BELAJAR. merupakan bentuk dari setiap narasi atau informatif pekerjaan yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II BACAAN FIKSI DAN MOTIVASI BELAJAR. merupakan bentuk dari setiap narasi atau informatif pekerjaan yang"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

21 BAB II

BACAAN FIKSI DAN MOTIVASI BELAJAR

A. Bacaan Fiksi

1. Pengertian Bacaan Fiksi

Fiksi adalah suatu karya sastra yang mengungkap realitas kehidupan sehingga mampu mengembangkan daya imajinasi.1 Fiksi merupakan bentuk dari setiap narasi atau informatif pekerjaan yang berhubungan, sebagian atau seluruhnya, dengan informasi atau peristiwa yang tidak faktual, melainkan, imajiner yaitu diciptakan oleh penulis.

Sedangkan, bacaan fiksi merupakan cerita yang bersifat khayalan atau hanya berdasar rekaan pengarang saja. Bacaan fiksi membantu memberikan gambaran cerita kepada anak sehingga mampu memahami dan mengerti seolah-olah merasakan apa yang diceritakan penulis dalam cerita tersebut.2

Rismiati dan Mulandari mengungkapkan bahwa bacaan fiksi adalah sejenis karangan yang menceritakan peristiwa-peristiwa tertentu secara fiksi. Kanto (dalam Rismiati & Mulandari) mengatakan bahwa bacaan fiksi adalah cerita tentang peristiwa-peristiwa yang menghidupkan daya khayal anak.

1

Siti Habibah Wardah, “Fiksi”, http://ayotulis.host22.com., diakses pada tanggal 17 September 2011

2

Nur Athiatul Maula, Efektivitas Mendengar Cerita Fiksi Terhadap Peningkatan

(2)

Hemi dan Hendy, menambahkan bahwa bacaan fiksi adalah cerita rekaan yang berdasarkan angan-angan atau fantasi, bukan berdasarkan fakta atau kejadian yang sesungguhnya, hanya berdasarkan rekaan pengarang saja. Kemudian, Mawoto, Suyatmi, dan Suyitno menambahkan bahwa bacaan fiksi merupakan hasil olahan imajinasi seorang pengarang berdasarkan pandangan, tafsiran, dan penilaiannya terhadap peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi secara nyata ataupun yang hanya terjadi dalam khayalan penulis saja.3

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bacaan fiksi merupakan cerita rekaan tentang peristiwa-peristiwa yang didasarkan pada angan-angan atau fantasi, bukan berdasarkan fakta atau kejadian yang sesungguhnya, hanya berdasarkan rekaan pengarang saja.

2. Macam-macam Bacaan Fiksi

Badudu, menyatakan bahwa jenis bacaan fiksi dibedakan menjadi : a. Narasi, yaitu betuk karangan yang menceritakan suatu kejadian atau

peristiwa yang disusun menurut urutan waktu.

b. Deskripsi adalah jenis karangan yang isinya melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan hasil pengamatan panca indera kita disertai bukti-bukti yang kuat, misalnya dengan angka, grafik, peta, gambar, seolah-olah pembaca menyaksikan kejadian atau sesuatu yang ditulisnya itu.

3

Anang Pamangsah, “Cerita Fiksi”, http://pamangsah.blogspot.com., diakses pada tanggal 17 September 2011

(3)

c. Persuasi adalah seni verbal yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang, untuk melakukan sesuatu serta mengambil keputusan yang benar dan bijaksana serta dilakukan tanpa paksaan.

d. Argumentasi, adalah suatu bentuk retoriks yang berusaha mempengaruhi sikap dan penapat orang lain, agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan keinginan penulis atau pembicara. e. Eksposisi adalah menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran

yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca dengan tidak berusaha mempengaruhi pendapat seseorang.

Suherli, Sumadiputra,dan Sofidar, menyatakan bahwa bacaan fiksi dibedakan menjadi :

a. Novel ialah cerita yang melukiskan pengalaman manusia yang isinya lebih singkat atau pendek dan belum ada penyelesaian yang sempurna. Novel ini berkembang dengan pesatnya pada pengarang angkatan 45. Contoh : Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma (Idrus), Kawan Bergelut (Suman Hasibuan), Aku (Idrus).

b. Cerpen ialah karangan yang menguraikan suatu peristiwa atau melukiskan sesuatu kejadian dalam sepintas kilas, sehingga penyelesaiannya belum ada. Contoh : Hujan Kepagian (kumpulan cerpen) oleh Nugroho Noto Susanto, Robohnya Surau Kami (kumpulan cerpen) oleh AA Navis.

(4)

c. Roman ialah cerita tentang percintaan. Contoh : Si Jamin karya Aman Datuk Majdoindo.

Sedangkan macam-macam bacaan fiksi yang banyak dibaca anak sekolah adalah dongeng atau cerita. Dongeng merupakan percakapan yang dituturkan atau diceritakan kembali dari mulut ke mulut. Ceritanya buatan semata-mata, khayal, lucu, dan ajaib. Tujuan utamanya hanya sebagai penghibur sedih dan pelipur lara. Isinya banyak mengandung nasihat serta gambaran hidup seseorang. Isi dongeng tersebut bermacam-macam, yaitu :4

1) Dongeng yang lucu. Contoh : (a) Pak Pandir, (b) Lebai Malang, (c) Pak Belalang, (d) Abu Nawas (dari Irak).

2) Fabel adalah dongeng yang menceritakan tentang binatang-binatang yang bertingkah laku seperti manusia. Dongeng binatang-binatang kebanyakan mengandung nasihat atau pengajaran kepada anak-anak melalui kiasan yang terkandung didalam cerita karena itu dongeng binatang atau fabel mengandung unsur didaktif dan edukatif. Dalam dongeng binatang dilukiskan bahwa hewan dapat berbicara, berbuat, bertindak seperti manusia. Contoh : (a) Sang Kancil, (b) Kalilah dan Damirah, (c) Peladuk Jenaka.

3) Legenda adalah dongeng khayal yang semata-mata dihubungkan dengan asal-usul suatu tempat atau daerah, gunung, kota, dan sebagainya. Contoh : (a) Asal Mula Banyuwangi, (b) Terjadinya

4

Anang Pamangsah, “Cerita Fiksi”, http://pamangsah.blogspot.com., diakses pada tanggal 17 September 2011

(5)

Gunung Tangkuban Perahu (Sangkuriang), (c) Terjadinya Gunung Sebelah Barat Barabai di Kalimantan.

4) Mite adalah dongeng tentang kepercayaan masyarakat. Contoh : (a) Kyai Ageng Selo adalah seorang penguasa petir, (b) Nyi Roro Kidul adalah ratu lain Indonesia, (c) Dewi Sri adalah ratu padi. 5) Sage adalah dongeng yang berhubungan dengan peristiwa atau

mengandung unsur-unsur sejarah. Contu : (a) Hang Tuah, (b) Ciung Wanara, (c) Lutung Kasarung, (d) Damar Wulan.

6) Hikayat. Berasal dari bahasa arab yang berarti cerita. Hikayat adalah cerita khayal tentang kehidupan raja-raja. Para menteri dan hulubalangnya engan penuh keindahan, kesaktian, dan keanehan serta ceritanya diselingi dengan peperangan. Contoh : Hikayat Langlang Buana, Hang Tuah, Si miskin, Indra Bangsawan.

7) Silsilah atau sejarah adalah cerita tentang asal-usul raja dan kaum bangsawan serta kejadian-kejadian penting dalam istana. Contoh : Sejarah Melayu karangan Tan Sri Lanang (1616-1615), Silsilah Bugis, Tambo Bangkahulu.

Menurut Rismiati dan Wulandari, macam-macam bacaan fiksi adalah sebagai berikut :

a. Novel (cerita yang melukiskan pengalaman menusia secara singkat) b. Fabel (tentang binatang yang bertingkah laku seperti manusia) c. Komik (cerita bergambar)

(6)

e. Cerpen (cerita tentang peistiwa atau kejadian dalam sepintas kilas) f. Dongeng kontemporer (cerita tokoh kepehlawanan)

g. Cerita silat (cerita tentang persilatan).5

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa macam-macam bacaan fiksi yaitu novel, fabel, komik, dongeng, cerpen, dongeng kontemporer, cerita bersambung, cerita persilatan, mite, sage, legenda, hikayat, roman, dan novel.

3. Manfaat Bacaan Fiksi

Bacaan fiksi merupakan cerita yang bersifat khayalan atau hanya berdasar rekaan pengarang saja. melalui bacaan fiksi, anak dapat mengembangkan daya imajinasi, mengembangkan perbendaharaan kata, menyampaikan ide atau gagasan-gagasan yang orisinal, selain itu juga dapat merangsang anak berpikir kritis, imajinatif, dan kreatif.6

Nur Athiatul Maula, menyimpulkan bahwa manfaat bacaan fiksi antara lain:

a. Dapat mengembangkan imajinasi anak b. Mengembangkan perbendaharaan kata

c. Menyampaikan ide atau gagasan yang orisinal

d. Dapat merangsang anak berpikir kritis, imajinatif dan kreatif.

Dengan demikian bacaan fiksi sangat efektif untuk meningkatkan kreativitas anak.7

5

Anang Pamangsah, “Cerita Fiksi”, http://pamangsah.blogspot.com., diakses pada tanggal 17 September 2011

6

Nur Athiatul Maula, Op. Cit., hlm. 10

7

(7)

B. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Secara etimologi, kata motivasi berasal dari bahasa kata “motif” yang artinya: sebab-sebab yang menjadi dorongan; tindakan seseorang.8 Maka motivasi dapat diartikan dengan daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak.9

Secara terminology, arti kata motivasi dapat diperhatikan dari beberapa pendapat para ahli sebagai berikut:

Menurut S. Nasution, “motif adalah segala daya yang mendorong orang untuk melakukan sesuatu”.10

Anak akan berbuat yang seharusnya karena adanya motivasi untuk menyediakan kondisi-kondisi agar anak melakukan sesuatu. Hal ini berhubungan dengan adanya kebutuhan yang ada pada dirinya.

Oemar Hamalik, mengemukakan bahwa “Motivasi adalah semua gejala yang terkandung dalam stimulasi tindakan ke arah tujuan tertentu dimana sebelumnya tidak ada gerakan menuju ke arah tersebut”. 11

Clifford T. Morgan mengemukakan “Motivation is a general

term referring to states that motivate behavior, to the behavior

8

WJS. Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1985), cet. VIII, hlm. 655

9

Sardiman, A.M, Inetraksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 71

10

S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 73

11

Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Algensindo, 2004), cet. IV, hlm. 173

(8)

motivated by these states, and to the goals or ends of such behavior”. 12

(Motivasi adalah keadaan yang mendorong adanya tingkah laku dan tingkah laku tersebut didorong oleh adanya berbagai keadaan yang menuju pada suatu tujuan/ akhir dari tingkah laku).

Dari berbagai definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai.

Sedangkan pengertian belajar dapat diketahui dari beberapa pendapat para ahli di antaranya :

Slameto menyimpulkan bahwa “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan”.13

Sedangkan Abdul Aziz mendefinisikan belajar sebagai berikut:

ايريغت اهيف ثدحيف ةقباس ةبرح ىلع أرطي ملعتلما نهذ فى يريغت وه ملعتلا نا

اديدج

.

14 12

Cliffort T. Morgan, Introduction to Psychology, Second Edition, (New York: Graw Hill Inc, 1961), pag. 66

13

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), Cet. 2, hlm. 2

14

Sholeh Abdul Aziz, dan Abdul Aziz Abdul Madjid, Attarbiyah Waturuqu al-Tadris, Juz I, (Mekkah: Darul Ma'arif, t. th), hlm. 169

(9)

Belajar adalah suatu perubahan pada diri orang yang belajar karena pengalaman lama, kemudian terjadilah perubahan yang baru.

Arno F. Wittig mengemukakan “Learning can be defined as any

relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire that occurs as a result of experience”. 15

(belajar dapat didefinisikan sebagai suatu yang relative tetap berubah dalam sebuah susunan tingkah laku yang dilakukan yang terjadi sebagai suatu hasil dari pengalaman).

Dari beberapa definisi belajar di atas dapat penulis simpulkan bahwa belajar adalah usaha-usaha yang dilakukan seseorang untuk melakukan perubahan tingkah laku pada dirinya sebagai akibat dari kenyataan atau pengalaman masa lalu yang menimbulkan pengetahuan serta pengalaman baru yang lebih baik.

Dengan demikian motivasi belajar adalah suatu keadaan yang mendorong seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalamannya berinteraksi dengan lingkungannya. 2. Tujuan dan Fungsi Motivasi Belajar

a. Tujuan Motivasi Belajar

Secara Umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu shingga dapat memperoleh hasil atau tujuan tertentu. Bagi konsep guru, tujuan motivasi sendiri adalah untuk menggerakkan atau memacu para

15

Arno, F. Wittig, Theory and Problems of Psychology of Learning, (America: Mr. Graw Hill, 1977), hlm. 2

(10)

siswa supaya timbul keinginan dan kemauan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan diterapkan dalam kurikulum sekolah.16 b. Fungsi Motivasi Belajar

Dalam belajar sangat diperlukan adanya motivasi. “motivation is an essential condition of learning”. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, maka akan berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. 17 Di sini dijelaskan bahwa motivasi memiliki fungsi yang sangat besar dalam belajar.

Diantara fungsi motivasi dalam belajar tersebut adalah: 1) Motivasi sebagai pendorong perbuatan

Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar tetapi karena ada sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk belajar. Anak didik pun mengambil sikap seiring dengan minat suatu objek. Sikap itulah yang mendasari dan mendorong ke arah sejumlah perbuatan dalam belajar. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar. 18

2) Motivasi sebagai Penggerak Perbuatan

16

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998), hlm. 72

17

Sardiman, A.M., op. cit., hlm. 82

18

(11)

Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan, apabila motivasi seseorang besar maka dalam aktivitasnya akan cepat terselesaikan. Karena adanya motivasi tersebut orang akan semakin giat dalam melakukan aktivitasnya dengan tujuan yang jelas. 19

3) Motivasi sebagai Pengarah Perbuatan

Anak didik yang mempunyai motivasi dapat

menyelesaikan mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan. Seorang anak didik yang ingin mendapatkan sesuatu dari suatu mata pelajaran tertentu, tidak mungkin dipaksakan untuk mempelajari mata pelajaran yang lain. Pasti anak didik akan mempelajari mata pelajaran di mana tersimpan sesuatu yang akan dicari itu. Sesuatu yang akan dicari anak didik merupakan tujuan belajar yang akan dicapainya. Tujuan belajar itulah sebagai pengarah yang memberikan motivasi kepada anak didik dalam belajar. 20

Di samping itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan

19

Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Algensindo, 2004), cet. IV, hlm. 175

20

(12)

terutama dilandasi adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik.21

Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa motivasi memiliki fungsi yang besar dalam belajar, hasil belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Aktivitas belajar seseorang akan dilakukan dengan baik karena ada motivasi dalam dirinya.

3. Macam-macam Motivasi Belajar

Dalam membicarakan macam-macam motivasi, hanya akan dibahas dari dua sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang yang disebut “motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang disebut “motivasi ekstrinsik”. a. Motivasi Intrinsik

Yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi itu intrinsik bila tujuannya intern dengan situasi belajar dan bertemu dengan tujuan “kebutuhan” dan “tujuan” anak didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung di dalam pembelajaran itu. 22

Maksudnya motivasi itu muncul tanpa harus ada dorongan dari luar atau orang lain, karena dalam diri siswa sudah ada dorongan untuk melakukan belajar tersebut. Bisa di katakan

21

Sardiman A. M, op. cit , hlm. 83-84

22

(13)

motivasi itu muncul karena ada kebutuhan “needs” atau tujuan “purpose”23

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. 24 Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik apabila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar. Anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak diluar hal yang dipelajarinya. Misalnya, untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan dan sebagainya. 25 Motivasi ini muncul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, baik berupa paksaan, ajakan atau karena ingin dipuji.

Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa motivasi itu muncul dari dua faktor yaitu: 1). Faktor dari dalam dirinya, yaitu muncul karena adanya kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. 2). Faktor dari siswa apabila sudah ada stimulus dari luar baik berupa paksaan, ajakan, suruhan atau karena ingin dipuji.

4. Ciri-ciri Motivasi Belajar

Sardiman A.M dalam Nasution, mengemukakan tentang ciri anak yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi adalah sebagai berikut :

a. Tekun menghadapi Tugas (konsentrasi dalam bekerja dan tidak akan berhenti sebelum selesai).

23

Sardimana A.M., op. cit., hlm 88

24

Ibid.

25

(14)

b. Ulet menghadapi kesulitan dan tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin.

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah pada orang dewasa (misalnya masalah pembangunan, agama, politik dan keadilan)

d. Cepat bosan pada tugas-tugas yang bersifat rutin

e. Dapat mempertahankan pendapatnya apabila merasa yakin terhadap sesuatu.

f. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini.

g. Senang mencari dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.26 Selanjutnya mengutip pendapat John Crites yang mengemukakan tentang karakteristik atau ciri-ciri indidividu yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi adalah sebagai berikut :

a. Dalam mengerjakan sesuatu ingin mencapai hasil yang terbaik. b. Adanya dorongan atau motivasi yang kuat dari dalam.

c. Memiliki tujuan yang lebih jelas dalam memandang masa depan. d. Lebih memiliki kepercayaan dari dalam, dalam menghadapi sesuatu. 5. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Motivasi merupakan syarat mutlak dalam belajar, karena berhasil tidaknya aktivitas belajar sangatlah dipengaruhi oleh motivasi dalam diri siswa. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi aktifitas individu dalam melaksanakan kegiatan belajar di antaranya:

26

S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, cet III, (Jakarta : Bina Aksara,1987), hlm. 83

(15)

a. Cita-cita atau aspirasi siswa, keberhasilan mencapai keinginan tersebut dapat menimbulkan kemauan, giat melakukan aktivitas. b. Kemampuan siswa, kemampuan ini akan memperkuat motivasi anak

untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan. c. Kondisi siswa, meliputi kondisi jasmani dan rohani.

d. Kondisi lingkungan siswa, berupa; keadaan alam, tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan.

e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran diantaranya pemanfaatan sumber belajar.

f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa. 27

Menurut Mustaqim dan Abdul Wahib menyebutkan hal-hal yang dapat mempengaruhi motivasi belajar anak adalah sebagai berikut:

a. Usaha yang ideal, goal, dan bertujuan b. Kemasakan

c. Pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi d. Penghargaan dan hukuman

e. Partisipasi f. Perhatian.28

Dari sini dapat penulis simpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar dapat dilihat dari dua hal yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah perasaan senang

27

Dimyati & Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994), hlm. 39

28

Mustaqim dan Abdul Wahib, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 75-77

(16)

terhadap pelajaran dan perasaan membutuhkan pelajaran untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan. Faktor ekstrinsik adalah adanya pujian dan hadiah bagi siswa berprestasi, adanya tata tertib sekolah yang mengharuskan siswa agar belajar dan rajin, serta adanya perhatian dari orang tua.

6. Cara Membangkitkan Motivasi Belajar Peserta Didik

Motivasi memegang peranan penting dalam belajar peserta didik, dalam belajar bukan hanya ditentukam oleh kemampuan intelektual, tetapi juga segi-segi afektif terutama motivasi. Dalam membangkitkan motivasi belajar para peserta didik tidak ada pedoman atau langkah-langkah prosedur yang sudah standar dalam upaya peningkatannya.

Oleh karena itu, pendidik dapat menggunakan berbagai cara dalam menggerakkan atau membangkitkannya motivasi belajar peserta didik sebagaimana telah diungkapkan oleh beberapa tokoh pendidikan sebagaimana berikut:

Menurut Sardiman.A.M menyebutkan motivasi belajar dapat ditingkatkan melalui:

a. Memberi Angka

Angka adalah simbol-simbol dari hasil belajarnya, angka yang baik bagi peserta didik merupakan motivasi yang baik dan sangat kuat untuk itu pendidik harus pandai mengkaitkan angka dengan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap pengetahuan yang diajarkan kepada peserta didiknya.

(17)

b. Hadiah

Hadiah merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan motivasi peserta didik, karena hadiah ini lebih menarik dan merupakan penghargaan bagi peserta didik karena keberhasilan dalam belajarnya.

c. Pujian

Bila ada peserta didik yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, pendidik perlu memberi pujian kepadanya. Pujian merupakan reinforcement yang kuat dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. oleh karena itu, pujian dapat dijadikan cara untuk menumbuhkan motivasi sehingga peserta didik senang dan bergairah dalam belajarnya.

d. Kompetisi

Kompetisi merupakan salah satu teknik memotivasi peserta didik. Kompetisi merupakan dorongan psikis yang dipelajari seseorang dari kebudayaan di mana ia hidup. Pendidikan yang diterimanya mengantarkannya pada aspek di mana kompetisi dipandang perlu dan baik, demi kemajuan seseorang dan sesuai dengan nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat di mana ia masih hidup.

e. Menumbuhkan Kesadaran

Menumbuhkan kesadaran kepada peserta didik agar merasakan pentingnya tugas yang diterimanya sebagai tantangan

(18)

sehingga bekerja keras mempertaruhkan diri, adalah sebagai bentuk motivasi yang sangat penting.

f. Perhatian

Dengan perhatian, pendidik lebih dapat meningkatkan pemahaman dan daya serap peserta didik dalam menerima pelajaran yang diberikan kepadanya.

g. Memberi Ulangan

Para peserta didik akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan juga merupakan sarana motivasi. Tetapi harus juga diingat oleh pendidik, jangan terlalu sering (setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini, pendidik harus terbuka maksudnya, kalau akan ulangan harus diberitahukan kepada peserta didiknya terlebih dahulu.

h. Mengetahui Hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, tentunya akan mendorong peserta didik untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi peserta didik untuk terus belajar dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.

i. Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak akan dapat menjadi alat motivasi.

(19)

Oleh karena itu, pendidik harus memahami prinsip-prinsip dalam pemberian hukuman.

j. Hasrat untuk Belajar

Hasrat untuk belajar merupakan unsur kesengajaan dan maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik jika dibandingkan segala sesuatu yang tanpa maksud.

k. Minat

Minat ini dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut:

1) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.

2) Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau. 3) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik. 4) Menggunakan berbagai macam bentuk belajar. 29

Berkenaan dengan upaya meningkatkan motivasi belajar, menurut Syaiful Bahri Djamarah, ada 3 fungsi pendidik sehubungan dengan cara pemberian motivasi belajar peserta didik yaitu:

a. Pendidik harus dapat menggairahkan peserta didik

Kaitannya dengan ini, pendidik harus memelihara minat peserta didik didiknya dalam belajar, yaitu dengan memberikan kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek ke lain aspek pelajaran dalam situasi belajar. Hal ini untuk menghindari kebosanan dalam belajar.

29

(20)

b. Pendidik harus dapat memberikan harapan realistik

Pendidik harus memelihara harapan-harapan peserta didik dan memodifikasi harapan-harapan yang kurang realistis. Harapan yang diberikan tentu saja terjangkau dan dengan pertimbangan yang matang.

c. Pendidik harus dapat mengarahkan prilaku peserta didik

Adapun cara mengarahkan prilaku peserta didik adalah dengan memberikan penugasan, bergerak, mendekati, memberikan hukuman yang mendidik, menegur dengan sikap lemah lembut dengan perkataan ramah dan baik.30

Dengan adanya upaya-upaya untuk membangkitkan motivasi di atas, tentunya dapat dilakukan oleh pengajar dengan harapan agar peserta didik dapat termotivasi kembali sehingga peserta didik merasa kembali gairah untuk melakukan aktifitas untuk mengcapai tujuan belajar yang telah direncanakan. Di samping itu, upaya pendidik dalam meningkatkan motivasi harus sesuai dengan diri peserta didik dengan kata lain upaya motivasi yang diberikan dapat memberi harapan realistis yang dapat dijangkaunya.

30

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini Peneliti akan merumuskan masalah pada bagaimana komunikasi interaksi yang dilakukan oleh para peserta dalam tim pada saat Tournament Point

Menyusun dan melaporkan Berita Acara Hasil Pemeriksaan dan Penilaian dalam rangka Serah Terima Sementara dan Serah Terima Akhir Pekerjaan berikut berkas-berkas yang diperlukan

Tujuan penelitian ini adalah merancang bahan ajar berbasis augmented reality menggunakan android sebagai sarana untuk pembelajaran bangun ruang bidang datar

PERUSAHAAN, UKURAN DEWAN KOMISARIS, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, LEVERAGE, DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA PERUSAHAAN

Tulisan ini hendak memberikan legal problem solving terhadap permasalahan penumpukan perkara pidana di Indonesia yang hingga saat ini belum mampu terpecahkan,

Hasil analisa bivariat menunjukkan kondisi lingkungan pemukiman yang berhubungan dengan kejadian leptospirosis di Kota Semarang antara lain kondisi dinding dapur bukan tembok,

Guru yang juga merupakan peneliti menjalankan tugas sebagai penilai sementara siswa yang lain diberi kebebasan untuk memberikan apresiasi sastra geguritan dengan memilih salah

Uraian materi I ini membahas tentang tinjauan ulang materi yang pernah di bahas pada modul sebelumnya. Materi pertama adalah membahas tipe data dasar pada Turbo Pascal. Tipe dasar