• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSONAL KOMPUTER SEBAGAI ALAT UKUR TEGANGAN LISTRIK DAN KEMUNGKINAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERSONAL KOMPUTER SEBAGAI ALAT UKUR TEGANGAN LISTRIK DAN KEMUNGKINAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA"

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

PERSONAL KOMPUTER SEBAGAI ALAT UKUR

TEGANGAN LISTRIK DAN KEMUNGKINAN

PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN

FISIKA DI SMA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Petrus Andri Setyanto

NIM. 041424003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

ABSTRAK

Petrus Andri Setyanto. 2008.

Personal Komputer Sebagai Alat Ukur Tegangan

Listrik dan Pemanfaatannya dalam Pembelajaran Fisika

di SMA.

Skripsi S-1. Yogyakarta: Pendidikan Fisika.

JPMIPA. FKIP. Universitas Sanata Dharma.

Personal Computer sebagai alat ukur tegangan listrik bekerja dengan

mengubah tegangan analog yang ada pada pembagi tegangan menjadi tegangan

digital. Pembagi tegangan ini menggunakan Theorema Thevenin. Pembagi

tegangan ini berfungsi untuk mengukur tegangan lebih dari 5 V. Proses konversi

ini terjadi pada ADC0804. Dengan memberi logika 1 pada

dan

serta

dan

berlogika 0 berarti ADC siap menerima data. Pada saat

diubah

menjadi 0 maka data dikonversi menjadi digital. Data digital ini menjadi input

pada PPI8255. PPI8255 berfungsi sebagai interface ke PC. Kemudian tegangan

digital ini diubah menjadi kode decimal oleh Delphi 5.0. Sebagai hasilnya,

tegangan yang ditampilkan pada PC merupakan tegangan sebenarnya yang diukur.

Prinsip secara umum adalah seluruh besaran yang akan diukur dikonversi menjadi

tegangan.

Berdasarkan hasil penghitungan ketidakpastian pada hasil pengukuran

terbukti bahwa personal komputer memiliki

ketidakpastian mutlak sebesar ΔV =

0.01 volt

, karena ΔV = 0.01

volt maka jumlah angka berarti ada 3. Sedangkan

ketidakpastian mutlak p

ada multimeter digital ΔV = 0.01

volt dan jumlah angka

berarti yang dicantumkan 3. Jika dilihat pada display keluaran hasil pengukuran

terdapat perbedaan yang cukup signifikan, display pada PC dapat menampilkan

lebih dari 4 digit sedangkan pada multimeter digital hanya 3.

Setelah memahami prinsip kerja alat ini maka guru dapat menggunakan

sebagai media pembelajaran. Sedangkan bagi siswa dapat digunakan sebagai salah

satu aplikasi nyata dari teori fisika. PC (Personal Computer) dapat digunakan

sebagai alat ukur dalam laboratorium fisika.

(6)

vi

ABSTRACT

Petrus Andri Setyanto. 2008.

Personal Computer is used for a

Voltmeter and Learning Process in Senior

High

School.

Skripsi S-1.

Yogyakarta:

Physics Education. JPMIPA. FKIP. Sanata

Dharma university.

Personal Computer as a measurement instrument in physics laboratory

works by convert analog voltage in voltage divider to digital voltage. This voltage

divider use Thevenin’s theorem. It functions to measure voltage more than 5 volt.

The conversion is being in ADC0804. If

and

is set, and

and

is

clear then ADC will ready for accepting data. When

is clear, the analog

voltage is converted to digital. This data will be input to PPI8255 (Programmable

Peripheral Interface). PPI8255 is used for interfacing to personal computer. Then,

digital voltage is displayed in the computer screen by Delphi. As a result, the

voltage displayed on the computer screen is actual value. The general principle is

that all of parameter which will be measured must be converted to voltage.

Indeterminacy calculation of the devices show that PC has absolute

indeterminacy

ΔV = 0.0

1 volt. It show that PC has four significant numbers.

Whereas digital multimeter has absolute and relative indeterminacy 0.01 volt and.

Digital multimeter also has four significant numbers. There is greatly distinction

between PC and digital multimeter display. PC can display more than four digit

but digital multimeter no more than three digit.

After knowing the operational principle of the measurement instruments, a

teacher can use it as the learning media or as an experimental measurement. While

for the student this instruments can be used for real application of the learning

subject.

(7)
(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur petama-tama penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus

Kristus atas segala kasih dan perlindungan yang diberikan kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk

memenuhi prasyarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi

Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Skripsi ini membahas tentang

Personal Komputer Sebagai Alat Ukur

Tegangan Listrik dan Kemungkinan Pemanfaatannya dalam Pembelajaran

Fisika di SMA.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat berjalan dengan baik

tanpa proses yang panjang dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Maka pada kesempatan yang berbahagia ini,

penulis secara khusus mengucapkan banyak terima kasih, kepada:

1.

Bapak Drs. T. Sarkim M.Ed.,Ph.D. selaku dosen pembimbing dengan

penuh kesabaran dan perhatian telah memberikan bimbingan, pengarahan,

mengoreksi, saran dan kritik selama proses penulisan skripsi ini.

2.

Bapak Drs. Fr. Y. Kartika Budi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan nasehat

selama masa perkuliahan.

3.

Seluruh dosen JPMIPA yang telah membantu penulis dalam memberikan

(9)

ix

4.

Simbah (alm), Bapak dan Ibu yang tercinta, terima kasih atas segala doa,

dukungan, jerih payah dan semuanya yang telah diberikan kepada saya.

5.

Kedua adik saya (Ari dan Niken) yang telah memberikan doa, dukungan

dan segalanya buat saya.

6.

Pak de dan bu de, om dan tante, eyang, mas/mbak/adik sepupu yang

tercinta atas segala doa, dukungan dan segalanya yang diberikan kepada

saya.

7.

Sahabat-sahabatku seperjuangan angkatan 2004: Wil, Ita, San, Sil, Ion,

Eri, Yosef, Ucok, Heru, Tia, mba Heti, Wi2, Oci, Astrid, Endras,

Woro/Olga, Budi.

8.

Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan, doa, saran, kritik, dan dukungan selama kuliah

sampai penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini, masih banyak kekurangannya. Oleh

karena itu penulis mengucapkan terima kasih bila ada kritik dan saran yang dapat

membangun penulis. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan

menjadi referensi bagi pembaca.

Yogyakarta, 14 November 2008

(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ...i

PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii

PENGESAHAN ...iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT...vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...vii

KATA PENGANTAR ...viii

DAFTAR ISI...x

DAFTAR GAMBAR ...xiv

DAFTAR TABEL...xvii

DAFTAR LAMPIRAN...xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 3

D. Tujuan. ... 3

E. Manfaat. ... 4

F. Metodologi Pengumpulan Data ... 4

(11)

xi

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

A. Teori Dasar Elektronika. ... 6

a. Sistem Bilangan Pada Personal Komputer... 7

b. Sistem Bilangan Desimal ... 7

c. Sistem Bilangan Biner ... 7

d. Sistem Bilangan Hexadesimal ... 8

B. Teori Pembagi Tegangan ... 10

C. Komponen Dasar Elektronika. ... 12

a. Resistor... 12

b. Kondensator (Kapasitor) ... 13

c. Clipper... 17

d. Catu Daya... 18

e. Transistor ... 18

f.

Diode ... 19

g. LED (Light Emitting Diode)... 20

h. Relay ... 20

i.

Integrated Circuit ... 21

D. Alat Ukur dan Skala Batas Ukur... 21

E. Teori Rangkaian ... 23

a. Penguat Operasional Amplifier Sebagai Input Analog ke Digital

... 23

(12)

xii

c. Program Perpheral Interface (PPI8255) ... 30

d. IC SN54/74LS157... 35

e. IC SN54/74LS574/74LS373/74LS374 ... 37

f.

Parallel Port... 41

BAB III PERANCANGAN SISTEM ... 48

A.

Rancangan Sistem Secara Umum ... 48

B. Perancangan Perangkat Keras ... 49

C.

Perancangan Perangkat Lunak ... 52

C.

1. Inisialisasi PPI 8255... 52

C. 2.

Pengambilan Nilai

Analog to Digital Conversion

(ADC) .... 52

C. 3. Proses Pembacaan Data Pada Multiplexer... 53

C. 4. Proses Pencuplikkan Data Pada LPT1 ... 54

D. Pengujian Alat dan Pembahasan Data Hasil ... 54

BAB IV APLIKASI ALAT DALAM PEMBELAJARAN ... 59

A.

.

Penggunaan Alat Dalam Pembelajaran ... 59

B. Langkah-langkah Penggunaan Alat ... 63

B.1. Data Tampilan Program Dijalankan ... 63

B.2. Data Tampilan Pengukuran Tegangan dan AFG ... 67

B.3. Data Tampilan Pengukuran Arus ... 68

B.4. Data Tampilan Pengukuran Tegangan dan Fungsi “Tambah”... 69

B.5. Data Tampilan Pengukuran Tegangan dan Fungsi “Edit” ... 70

B.6. Data Tampilan Pengukuran Besaran dan Fungsi “Tambah”, “Edit”,

“Hapus” ... 72

(13)

xiii

B.8. Data Tampilan Hasil Pengukuran Besaran Hambatan ... 74

B.9. Data Tampilan Hasil Pengukuran Tegangan Baterai ... 75

B.10. Data Tampilan Kalibrasi Baterai... 76

B.11. Data Tampilan Grafik Beramplitudo ... 77

B.12. Data Tampilan Pengisian Data Dalam Waktu Tertentu...78

C. Kelebihan dan Kekurangan Alat ...79

BAB V PENUTUP ... 80

A. Kesimpulan ... 80

B. Saran... 81

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Pembagi Tegangan ... 10

Gambar 2.2 Pembagi Arus ... 11

Gambar 2.3 PembagiTegangan ... 11

Gambar 2.4 Kode Warna Resistor ... 12

Gambar 2.5 Kapasitor ... 14

Gambar 2.6 Simbol Kapasitor... 14

Gambar 2.7 Clipper... 17

Gambar 2.8 Transistor NPN... 19

Gambar 2.9 Transistor PNP ... 19

Gambar 2.10 Diode ... 19

Gambar 2.11 LED ... 20

Gambar 2:12 Relay ... 20

Gambar 2.13 Integrated Circuit... 21

Gambar 2.14 Multirange Voltmeter... 21

Gambar 2.15 Multirange Current Meter ... 21

Gambar 2.16 Pengukuran Hambatan Dalam ... 22

Gambar 2.17 Penguat Operasional Pembalik ... 23

Gambar 2.18 Penguat Operasional Nonpembalik... 24

(15)

xv

Gambar 2.20 Konverter D/A yang Diboboti Biner... 26

Gambar 2.21 Konverter A/D... 27

Gambar 2.22 Konverter A/D Penaksiran Berturut-turut ... 28

Gambar 2.23 Diagram Pewaktuan Untuk Konverter A/D ... 28

Gambar 2.24 ADC0804 ... 29

Gambar 2.25 PPI8255 ... 34

Gambar 2.26 Format Control Word ... 34

Gambar 2.27 IC 74LS157 ... 36

Gambar 2.28 Rangkaian Dasar Flip-flop ... 37

Gambar 2.29 Contoh Keluaran Rangkaian Dasar Flip-flop... 38

Gambar 2.30 Sinyal D Latch Menyimpan Data 1... 39

Gambar 2.31 Sinyal D Latch Menyimpan Data 0... 39

Gambar 2.32 Parallel Port ... 44

Gambar 2.33 AND GATE... 45

Gambar 2.34 OR GATE... 45

Gambar 2.35 NOT GATE ... 45

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Secara Umum ... 48

Gambar 3.2 Rangkaian Sistem... 49

Gambar 3.3

Diagram Alir Inisialisasi PPI8255

... 52

Gambar 3.4

Diagram Alir Pengambilan Nilai Pada ADC ... 53

Gambar 3.5 Diagram Alir Proses Pembacaan Data Pada Multiplexer ... 53

Gambar 3.6 Diagram Alir Proses Pencuplikan Data Pada LPT1... 54

(16)

xvi

Gambar 4.1 Pengukuran Tegangan pada Rangkaian Seri...61

Gambar 4.2 Pengukuran Tegangan pada Rangkaian Paralel ...61

Gambar 4.3 Display 1 ... 63

Gambar 4.4 Display 2 ... 67

Gambar 4.5 Display 3 ... 68

Gambar 4.6 Display 4 ... 69

Gambar 4.7 Display 5 ... 70

Gambar 4.8 Display 6 ... 72

Gambar 4.9 Display 7 ... 73

Gambar 4.10 Display 8 ... 74

Gambar 4.11 Display 9 ... 75

Gambar 4.12 Display 10 ... 76

Gambar 4.13 Display 11 ... 77

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 : Kode Harga dan Toleransi ... 13

Tabel 2.2 : Nilai Standar Kapasitans dan Kodenya... 16

Tabel 2.3 : Tabel Pengalamatan PPI8255 ... 33

Tabel 2.4 : Perintah Port Control PPI8255... 35

Tabel 2.5 : Tabel Kebenaran IC 74LS157 ... 36

Tabel 2.6 : Tabel Kebenaran Flip-flop dan Latch pada Type D ... 40

Tabel 2.7 : Pin-pin dan Fungsi pada DB25/Centronic ... 44

Tabel 2.8 : Kebenaran AND GATE... 45

Tabel 2.9 : Kebenaran OR GATE ... 45

Tabel 2.10 : Kebenaran NOT GATE ... 46

Tabel 2.11 : Kebenaran Manipulasi Bit ... 46

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat membawa berbagai

dampak dan fenomena-fenomena yang berkaitan dan berkesinambungan,

seperti status sosial, hubungan masyarakat, pola berfikir, behavior, gaya hidup

dan sebagainya. Hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan yang sudah

banyak digunakan manusia adalah teknologi. Beberapa hasil teknologi yang

muncul antara lain handphone, computer, televisi, radio, mobil, kereta api dan

sebagainya, dan yang paling canggih adalah pesawat dan satelit. Satelit yang

telah menempati orbitnya dapat dikendalikan dari jarak jauh menggunakan

komputer.

Sebelum memahami lebih jauh manfaat dan peranan komputer dalam

hidup sehari-hari maka seseorang harus tahu apa itu komputer. Istilah

komputer mempunyai arti yang luas dan berbeda untuk orang yang berbeda.

Istilah komputer (computer) diambil dari bahasa Latin Computare yang berarti

menghitung (to compute atau reckon). Komputer didefinisikan sebagai alat

elektronik yang dapat menerima input data, mengolah data, dan dapat

memberikan informasi. Komputer menggunakan suatu program yang

tersimpan di memori (stored program), dapat menyimpan program dan hasil

pengolahan serta bekerja secara otomatis. Sedangkan yang disebut program

(19)

dipersiapkan supaya komputer dapat melakukan fungsinya dengan cara yang

sudah tertentu.1

Komputer-komputer yang ada saat ini sudah sangat canggih dengan

berbagai fasilitas yang disertakan seperti program-program yang disesuaikan

pada kebutuhan pengguna, CD ROM, WiFi, Bluetooth, infrared, bahkan

ukurannya lebih kecil dari para pendahulunya.

Komputer atau personal komputer dalam perkembangannya sudah banyak

dimanfaatkan oleh manusia, selain dalam hal yang sangat kompleks komputer

juga banyak dimanfaatkan sebagai alat bantu pekerjaan, salah satu fasilitas

dalam instansi pendidikan dan perkantoran, media pembelajaran, juga sebagai

salah satu sarana hiburan.

Dalam dunia pendidikan personal komputer dimanfaatkan sebagai media

pembelajaran, seperti sebagai alat simulasi materi pembelajaran atau sebagai

media penyampaian suatu materi pembelajaran. Dengan komputer

penyampaian ilmu pengetahuan menjadi lebih praktis dan luas, bahkan dengan

dibantu fasilitas internet maka muncul model pembelajaran baru yaitu

e-learning, PC juga menjadi salah satu perangkat yang ada dalam labratorium.

Namun dari berbagai informasi dan pemanfaatan komputer dalam

pendidikan terutama pendidikan fisika masih ada hal yang menjadi bahan

kajian yaitu seberapa maksimalkah peranan PC dalam pembelajaran fisika?

Sudahkah semua guru memaksimalkan PC dalam pembelajaran fisika?

1

(20)

Maka disini penulis secara khusus mencoba salah satu cara

mendayagunakan personal komputer dibidang fisika terutama personal

komputer di laboratorium, dengan judul personal komputer sebagai alat ukur

tegangan listrik dan kemungkinan pemanfaatannya dalam pembelajaran fisika

di SMA .

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka muncul sebuah masalah, yaitu:

Bagaimana caranya agar personal komputer dapat digunakan sebagai alat ukur

dalam laboratorium?

C. Pembatasan Masalah

Dari rumusan masalah maka hal yang dapat dirancang dan dirangkai

adalah sebagai berikut:

Personal Computer Sebagai Pengukur Tegangan.

D. Tujuan

Beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan skripsi dan alat ini

adalah:

1. Agar skripsi ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber pustaka

dalam kaitanya dengan pengembangan alat yang lebih sempurna.

2. Agar alat ini dapat digunakan sebagai alat ukur tegangan di

(21)

E. Manfaat

Manfaat yang ingin dicapai dari penyusunan alat ini adalah:

1. Bagi siswa, supaya siswa dapat lebih termotivasi untuk belajar

teori fisika dan contoh-contoh sederhana dari penerapan fisika

dalam keseharian.

2. Bagi guru, agar guru lebih terdorong untuk mengembangkan

alat-alat sederhana dalam kaitannya dengan konsep fisika dan

pembelajaran fisika, seperti sebagai salah satu media pembelajaran

fisika.

3. Bagi mahasiswa pendidikan fisika, supaya lebih terdorong untuk

memaksimalkan PC sebagai alat bantu pembelajaran.

F. Metode Pengumpulan Data

Penulisan laporan ini menggunakan metode pengumpulan data, berupa

studi pustaka, dalam hal ini pengumpulan data dilakukan dengan membaca

dan mempelajari literatur atau buku yang berkaitan dengan skripsi yang telah

disusun, data-data ini diperoleh dari internet serta majalah-majalah elektronik

yang menunjang serta berhubungan dengan alat dan program yang dibuat.

Serta dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan Delphi 5.0. Hal ini

dikarenakan data akan diolah oleh PC dengan bantuan Delphi 5.0 .

G. Sistematika Penulisan

Penulisan laporan skripsi ini disusun dengan sistematik sebagai berikut:

(22)

Pada bab ini berisi latar belakang masalah, maksud dan tujuan

tugas akhir, pembatasan masalah, manfaat, metodologi dan penulisan

laporan.

BAB II. Landasan Teori

Pada bab ini berisi tentang teori dasar elektronika: Pengukuran

Hambatan, Tegangan, Arus, sekilas tentang komputer. Komponen dasar

yang digunakan: Resistor, Kapasitor, Transistor, IC ADC0804 (Analog to

Digital Converter), IC PPI8255, DB25 (LPT1), IC TTL 74LS373, IC TTL

74LS157 dan program display adalah Delphi 5.0 dan teori rangkaian

BAB III. Perancangan Sistem

Pada bab ini berisi tentang perancangan alat secara umum,

perancangan perangkat keras, dan diagram alir perancangan perangkat

lunak.

BAB IV. Aplikasi Alat Dalam Pembelajaran

Pada bab ini berisi tentang perancangan dan kemungkinan

penggunaan alat ini dalam pembelajaran.

BAB V. Penutup

Pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil tugas akhir yang telah

disusun dan saran yang berisi ide-ide untuk perbaikan atau pengembangan

terhadap tugas akhir.

DAFTAR PUSTAKA

(23)

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Dasar Elektronika

a. Sistem Bilangan Pada Personal Computer

Sistem bilangan (number system) adalah suatu cara untuk mewakili

besaran dari suatu item phisik. Sistem bilangan yang banyak dipakai oleh

manusia adalah sistem bilangan desimal, yaitu sistem bilangan yang

menggunakan 10 macam simbol untuk mewakili suatu besaran. Lain

halnya dengan komputer, logika di komputer diwakili oleh bentuk elemen

dua keadaan (two-state elements), yaitu keadaan off (tidak ada arus) dan

keadaan on (ada arus). Konsep ini yang dipakai dalam sistem bilangan

binari, yang hanya menggunakan dua macam nilai untuk mewakili suatu

besaran nilai. Selain sistem bilangan binari (binary number system),

komputer juga menggunakan sistem bilangan yang lain, yaitu sistem

bilangan oktal (octal number system) dan sistem bilangan hexadesimal

(hexadecimal number system). Setiap sistem bilangan menggunakan suatu

bilangan dasar atau basis (base atau juga disebut radix) yang tertentu.

• Sistem bilangan desimal dengan basis 10 (deca berarti 10),

menggunakan 10 macam simbol bilangan.

• Sistem bilangan binari dengan basis 2 (binary berarti 2),

(24)

• Sistem bilangan oktal dengan basis 8 (octal berarti 8),

menggunakan 8 macam simbol bilangan.

• Sistem bilangan hexadesimal dengan basis 16 (hexa berarti 6 dan

deca berarti 10), menggunakan 16 macam simbol bilangan.

b. Sistem Bilangan Desimal

Sistem bilangan desimal menggunanakan 10 (basis 10) macam

simbol bilangan berbentuk 10 digit angka yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9.

Bentuk nilai suatu bilangan desimal dapat berupa integer desimal (nilai

desimal bulat).

c. Sistem Bilangan Biner

Sistem bilangan binari menggunakan 2 macam simbol bilangan

berbentuk 2 digit angka, yaitu 0 dan 1. Sistem bilangan biner

menggunakan basis 2. Misalnya bilangan biner 1001 dapat diartikan

dalam sistem bilangan desimal bernilai:

1 1 x 20 = 1

0 0 x 21 = 0

0 0 x 22 = 0

1 1 x 23 = 8

___+

9

Sehingga bilangan binari 1001, dapat juga dihitung dalam bentuk

(25)

Atau dapat dituliskan dalam bentuk persamaan:

0 2

2 1

12 a 2 A a

a n n

n

n + + +

− − −

Beberapa catatan dalam sistem bilangan biner adalah sebagai

berikut:1

o Bilangan 0 dan 1 merupakan bilangan biner yang disebut BIT

(binary digit).

o Kumpulan dari 4 bit disebut satu NIBBLE.

o Satu BYTE terdiri dari 8 bit atau 2 nibble. Angka dimulai dari

bilangan 0 sampai 255 (desimal) dan 00 sampai FF

(hexadesimal).

o Satu WORD terdiri dari 16 bit.

o Satu DOUBLE WORD terdiri dari 32 bit.

o Satu PARAGRAF terdiri dari 128 bit.

o Satu PAGE (halaman) terdiri dari 256 byte (2048 bit).

d. Sistem Bilangan Hexadesimal

Sistem bilangan hexadesimal menggunakan 16 macam simbol, yaitu

0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F.

Hal yang harus dilakukan agar manusia dapat mengerti informasi

yang terdapat di dalam komputer adalah dengan mengkonversikan

seluruh sistem bilangan di atas. Konversi dari sistem bilangan binari ke

sistem bilangan hexadesimal dapat dilakukan dengan mengkonversikan

(26)

tiap-tiap empat buah digit binari. Misalnya bilangan binari 11010100

dapat dikoversikan ke hexadesimal dengan cara:1101→ D 0100→4

Setelah menjadi hexadesimal maka bilangan hexa dikonversi menjadi

bilangan desimal.

Selain menggunakan bilangan-bilangan di atas semua input-output

dan isi memori dilakukan melalui sandi, kemudian sandi ini dipadankan

dengan sandi bilangan misalnya biner, oktal, desimal dan hexadesimal.

Selain itu, tiap-tiap karakter juga disandikan kebentuk bilangan demikian.

Karakter yang sudah disandikan ini sering disalurkan dari satu alat ke

alat lain, misalnya dari komputer ke printer. Supaya sandi-sandi ini

standar dan dapat digunakan sama disetiap perusahaan yang membuat

perangkat keras maka digunakan American Standard Code for

Information Interchange (ASCII). Sandi ASCII terdiri dari 128 sandi.

Pada sandi 8 bit terdapat 256 byte, sedangkan kode ASCII hanya

memerlukan 128 byte. Sehingga sandi ASCII2 hanya menggunakan sandi

dari 00H sampai 7F H saja. Sandi dari 80 H sampai FF H tidak

digunakan.

(27)

B. Teori Pembagi Tegangan

Arus listrik adalah aliran partikel-partikel bermuatan positif yang melalui

konduktor. Arus listrik hanya mengalir melalui rangkaian tertutup. Rangkaian

tertutup adalah suatu rangkaian yang jalannya mulai dari suatu titik,

berkeliling dan kembali lagi ketitik tersebut. Rangkaian listrik arus searah

(DC) adalah muatan-muatan listrik (elektron-elektron) yang mengalir melalui

penghantar adalah dalam satu arah (tanpa arah balik). Rangkaian listrik dibagi

menjadi rangkaian seri dan paralel dan rangkaian kombinasi. Untuk

memahami konsep ini adalah dengan memahami Hukum I Kirchoff. Hukum

Kirchoff atau hukum titik cabang berfungsi bila rangkaian tidak bercabang

maka kuat arus dibagian apa saja sama besarnya, sedangkan pada rangkaian

yang bercabang kuat arus yang masuk pada suatu titik cabang sama dengan

jumlah kuat arus yang keluar dari titik cabang itu. Secara matematis

dirumuskan:

∑ Imasuk = ∑ Ikeluar

Tegangan adalah besarnya arus yang dihasilkan oleh sumber tegangan

yang melalui suatu penghantar yang memiliki hambatan R.

Tegangan output selalu kurang dari atau sama dengan tegangan input

sehingga rangkaian ini disebut pembagi tegangan

(28)

. Jika ingin memperoleh penguatan (output lebih besar daripada input)

maka satu dari resistansi bernilai negatif. Pembagi tegangan seringkali

digunakan dalam rangkaian-rangkaian untuk menghasilkan satu tegangan

tertentu dari tegangan tetap (atau berubah-ubah) yang lebih besar.3

Dengan teorema ini kita dapat menghitung arus beban bila beban

diubah-ubah. Maka supaya PC dapat mengukur tegangan lebih dari 5 V dan arus lebih

dari 5 mA maka dirangkai alat Bantu berdasarkan Teorema Thevenin yang

berfungsi sebagai perskala dengan batas ukur 500 V dan 500 mA. Maka:

1. Pembagi Arus

Gambar 2.2Pembagi Arus

2. Pembagi Tegangan

Gambar 2.3Pembagi Tegangan

(29)

C. Komponen Dasar Elektronika

a. Resistor4

Resistor (hambatan) adalah suatu komponen yang mempunyai sifat

menghambat.

Kode-kode warna pada resistor dan pembacaannya:

Gambar 2.4Kode Warna Resistor5

4

Lihat Wasito S, Vademekum Elektronika, Jakarta. PT Gramedia, 1986, hal 7.

5

(30)

Tabel 2.1 Kode Harga dan Toleransi6

Toleransi

Warna emas ± 5% perak 10% tak ada

cincin ke-4 ± 20%

b. Kondensator (Kapasitor)7

Sebuah kapasitor terdiri dari dua buah lempeng penghantar

(konduktor) yang permukaannya dapat menampung muatan listrik, yang

dipisahkan oleh sebuah lapisan bahan penyekat (isolator) yang memiliki

nilai tahanan sangat tinggi. Sebagian kapasitor menggunakan lapisan

penyekat dari bahan-bahan dielektrikum tipis yang memiliki nilai

permitivitas lebih besar dari permitivitas udara ε0. Hal ini ditujukan

6 Wasito. S,

op.cit, hal 8.

7Lihat Steven M. Durbin, William H. Hayt Jr., Jack E. Kemmerly, Rangkaian Listrik EdisiKeenam Jilid 1,

Jakarta, Elangga, 2005.

Warna Harga

Hitam 0 Coklat 1

Merah 2

(31)

untuk dapat meminimalkan ukuran fisik kapasitor itu sendiri. Beberapa

karakteristik kapasitor ideal, antara lain:

1. Tidak ada arus yang mengalir melewati kapasitor jika tegangan

yang bekerja padanya tidak berubah menurut waktu.

2. Energi dalam jumlah yang terbatas dapat disimpan di dalam sebuah

kapasitor, bahkan jika arus yang mengalir melewati kapasitor

adalah nol, yaitu ketika tegangan pada kapasitor bernilai konstan.

3. Tidak dapat mengubah tegangan pada kapasitor dalam waktu nol

(atau secara seketika), karena hal ini membutuhkan arus yang

besarnya tak berhingga.

4. Sebuah kapasitor tidak pernah menyebabkan terjadinya disipasi

energi, kapasitor hanya menyimpan energi.

Gambar 2.5Kapasitor8

Gambar 2.6 Simbol Kapasitor9

8

(32)

Beberapa kegunaan kapasitor:10

• Penyimpanan tenaga listrik.

• Menghubung-singkat sebuah hambatan, bagi arus bolak-balik.

Filtering

• Penjangkitan gelombang bukan sinus, misalnya bentuk

gigi-gergaji.

• Suatu kondensator khusus adalah “kapasitas liar“ yang terdapat

antara:

1. penghantar-penghantar yang saling berdekatan

2. badan-badan komponen yang berdekatan.

3. lilitan-lilitan kawat di dalam kumparan.

4. elektroda-elektroda di dalam dioda, resistor, dsb.

• Kapasitas liar hanya sebesar pF, dan tidak akan berpengaruh

dalam teknik rendah. Namun dalam teknik

frekuensi-tinggi, kapasitas liar itu harus diperhitungkan.

Ciri-ciri kapasitor adalah sebagai berikut:11

1. Jangkauan SUHU-KERJA : -400C - +850C

2. Batas (rated) TEGANGAN, dengan kode:

1H untuk 50V,

2H untuk 500V

2A untuk 100V

2D untuk 200V

10

Wasito S, op.cit, hal 20.

11 Lihat

(33)

2G untuk 400V

3. Nilai STANDARD KAPASITANS: dari 0,001–0,47 uF

4. TOLERANSI KAPASITANS dengan kode:

J untuk 5%

K untuk 10%

M untuk 20%

Daftar nilai standar kapasitans dengan nomor kodenya.

Tabel 2.2 Nilai standar kapasitans dan kodenya

µF 0.00

1 0.00 12 0.00 15 0.00 22 0.00 27 0.00 33 0.00 39 0.00 47 0.00 68 0.01 0.01 2 0.01 5 0.02 2

Simbol 102 122 152 222 272 332 392 472 682 103 123 153 223

µF 0.027 0.033 0.039 0.047 0.056 0.068 0.1 0.12 0.15 0.18 0.22 0.33 0.47

Simbol 273 333 393 473 563 683 104 124 154 184 224 334 474

Keterangan:

1. Dua angka pertama adalah bilangan dasar dari nilai kapasitans.

2. Angka ketiga menunjukkan jumlah nol, nilai kapasitans dibaca dalam

pF.12

(34)

c. Clipper13

Pemotong atau clipper adalah rangkaian yang digunakan untuk

proteksi rangkaian atau untuk membuang tegangan sinyal yang diatas atau

yang dibawah level tegangan tertentu.

Gambar 2.7Clipper

Dioda D1 konduksi ketika tegangan input lebih besar dari +V1.

Oleh sebab itu, tegangan output sama dengan +V1 ketika Vin lebih besar

dari +V1.

Sebaliknya, ketika Vin lebih negatif daripada –V2, dioda D2

konduksi. Dengan D2 hubung singkat, tegangan output sama dengan –V2

selama tegangan input lebih negatif dari –V2.

Ketika Vin terletak antara –V2 dan +V1, tidaka ada dioda yang

konduksi. Dengan RL jauh lebih besar dari R, hampir seluruh tegangan

input muncul pada output.

Jika sinyal input besar yaitu jika Vp jauh lebih besar daripada level

pemotongan, sinyal output membentuk gelombang segiempat.

(35)

d. Catu Daya14

Suatu tegangan akan disebut stabil atau konstan bila pada beban yang

berbeda-beda tegangan tersebut tidak berubah-ubah. IC regulator yang

digunakan pada rangkaian ini adalah LM317 dan IC seri 78L.

Ciri LM 317 adalah memiliki tiga pin. Pin 1 sebagai kontrol yang

berfungsi membawa tegangan kontrol yang menentukan tegangan output,

pin 2 sebagai input dan pin 3 sebagai output. IC ini dapat mengatur

tegangan yang agak tinggi. Mengatur tegangan kurang dari 40 V. Dan LM

317 pinnya tidak satupun yang dihubungkan dengan tanah.

Sedangkan regulator tegangan dengan 78L dapat digunakan sebagai

stabilisator sederhana yang baik, karena adanya pembatasan

arus/pengamanan terhadap hubungan singkat pada 100 mA dan

perlindungan thermal terhadap disipasi daya berlebihan. Regulator ini

hanya akan jebol bila dipasang dengan polaritas yang salah atau bila diberi

tegangan input berlebihan.

e. Transistor15

Transistor adalah sebuah komponen yang terdiri atas tiga terminal, tiga

terminal ini diberi nama kolektor, basis, emitor.

14Lihat "Catu Daya" dalam Aneka Catu Daya, Yayasan Pembina Pendidikan dan Hobi Elektronika,

hal 74-76 dan hal 84-93. 15

(36)

Beberapa jenis transistor yang sering digunakan, yaitu:

NPN

Gambar 2.8 Transistor NPN

Ciri-ciri NPN:

a. Kolektor lebih positif (+) daripada emitor.

b. B-E menghantar arus, B-C membias balik.

PNP

Gambar 2.9 Transistor PNP

Ciri-ciri PNP:

a. Kolektor lebih negatif dari pada emitor.

b. B-E membias balik, B-C menghantar arus.

f. Diode

Sifat diode adalah mengalirkan arus listrik dalam satu arah saja.

Fungsinya adalah melindungi alat elektronika yaitu akibat polaritas yang

terbalik saat dihubungkan ke suplai DC. Besar tegangan diode silikon 0.6

V, dan besar diode germanium 0.2 V dalam keadaan aktif.

Gambar 2.10 Diode16

(37)

g. LED (Light Emitting Diode)

LED adalah sebuah komponen yang mengubah energi listrik

menjadi cahaya. Fungsi LED adalah sebagai penampil digit dan

indikator-indikator visual. Supaya kecerahan nyala maksimum, maka diberi arus

maju 10-20 mA.

Gambar 2.11LED17

h. Relay

Relay berfungsi memutus atau menutup rangkaian dari jarak jauh.

Gambar 2.12Relay18

Sifat-sifat relay antara lain:

a. Hambatan kumparan.

Besar hambatannya ditentukan oleh ketebalan kawat dan

banyaknya lilitan.

b. Kuat arus

Relay dengan hambatan kecil membutuhkan kuat arus yang

besar, dan sebaliknya.

c. Tegangan

Tegangan yang dibutuhkan adalah V = I R

d. Daya.

17Loc.it.

(38)

i. IC (Integrated Circuit)19

IC dibuat pertama kali oleh Jack S. Kilby pada tahun 1958. Ciri IC

adalah paket plastik hitam segi empat dengan suatu baris

hubungan-hubungan yang terdapat di bawah tiap sisinya. Salah satu ujungnya

memiliki notch (lekukan berbentuk huruf V), lekukan ini sebagai tanda

untuk menyatakan nama pin (pin 1).

Gambar 2.13 Integrated Circuit20

D. Alat Ukur dan Skala Batas Ukur

Pengukuran Batas Ukur Meter21

a. Multirange Voltmeter

Gambar 2.14 Multirange Voltmeter

b. Multirange Current Meter

Gambar 2.15 Multirange Current Meter

19 Lihat Kanginan, Marthen, FISIKA 3B UNTUK SMA KELAS XII, Semester 2, Kurikulum 2004, Jakarta: Erlangga, 2002, hal 254-255.

20 http://images.google.com. Data diambil 28 Juni 2008, loc.it,. 21

(39)

Asas-asas alat ukur22

Alat ukur volt, ampere, dan ohm pada dasarnya adalah sebuah alat ukur

arus (dengan papan skala yang terkalibrasi dalam "volt", "ampere" dan

"ohm").

Menentukan hambatan dalam (RM)

Gambar 2.16Pengukuran Hambatan Dalam

Keterangan:

1.Potensio1 (P1) dipasang maksimum, P2 dipasang minimum.

2.Saklar S dibuka dan P1 diatur supaya instrumen menyimpang skala penuh.

3.Tutup saklar S dan P2 diatur supaya menyimpang setengah skala penuh.

4.Buka kembali saklar S, kemudian mengukur harga P2 dengan alat ukur

ohm, besar P2 adalah harga hambatan dalam (RM).

Beberapa unsur yang terdapat pada alat ukur:

i) Alat ukur arus

(1) Bila instrumen mempunyai kepekaan 50µA, berarti bahwa pada

instrumen boleh mengalir arus maksimum 50µA.

(2) Jika ingin mengukur arus lebih besar dari 50µA maka harus

dilengkapi dengan hambatan paralel (shunt). Nilai hambatan shunt

(40)

harus lebih kecil atau sama dengan nilai hambatan dalam (tidak

boleh lebih besar).

ii) Alat Ukur Tegangan

Makin besar atau makin tinggi tegangan yang akan diukur, maka

nilai resistansi juga harus besar (Rs).

E. Teori Rangkaian

a. Penguat Operasional Amplifier Sebagai Input Konversi Analog ke Digital

Sebelum mempelajari tentang konverter maka kita akan memahami

terlebih dahulu mengenai penguat operasional (op-amp). Op-Amp

merupakan alat yang digunakan sebagai penguat tegangan. Op-Amp terdiri

atas dua macam yaitu penguat membalik (inverting amplifier) dan penguat

tak membalik (noninverting amplifier). Penguat pembalik (Inverting

Amplifier) berperan untuk membalik fasa input pada keluarannya,

sedangkan penguat tak membalik menjadikan fasa input sama dengan fasa

output. Penguat penjumlah adalah penguat yang memiliki fungsi untuk

menjumlah input, dan berguna untuk membandingkan tegangan analog

menjadi digital.

(41)

Gambar 2.18Penguat Operasional Nonpembalik

Gambar 2.19Penguat Operasional Penjumlah

Proses yang terjadi pada penguat yaitu jika titik B dibumikan (Gambar

2.16), maka titik A juga akan dibumikan, ini berarti bahwa perbedaan

tegangan output dengan tegangan inputnya 0. Sehingga tegangan pada R2

adalah Vout dan tegangan pada R1 adalah Vin. Dengan demikian penguatan

tegangannya adalah:

Vout/R2 = - Vin/R1

Atau

(42)

Op-Amp mempunyai beberapa ciri-ciri antara lain:

1. Mempunyai impedansi sangat tinggi.

2. Dapat dipakai sebagai penguat depan (pre-Amplifier).

3. Penguatan bisa diatur di R2.

4. Impedansi output rendah.

5. Dapat dipakai sebagai penguat penjumlah.

b. Converter23

Konverter Digital-ke-Analog merupakan alat yang berfungsi

mengubah data biner menjadi bentuk analog. Setiap kode biner yang

dimasukkan ke IC ini akan membangkitkan tegangan analog pada

keluaran. Semua kode biner ini memiliki bobot biner disetiap bitnya, dan

bobot biner ini hanya terdapat pada bit yang dipakai saja. Bit yang paling

kanan (yang menggambarkan 20)dikenal sebagai bit yang paling ringan

(Least Significant Bit =LSB) dan yang paling kiri yang menggambarkan

2n-1 untuk n bit adalah "bit paling berbobot" (Most Significant Bit = MSB).

Dengan kata lain sistem yang menerima data digital sebagai sinyal

masukan dan kemudian mengubahnya menjadi tegangan atau arus analog

disebut konverter Digital-ke-Analog. Keluaran V0 dari suatu konverter

D/A n-bit diberikan oleh rumus:

I = i1 x i2 x i3 x i4 x i5 x i6 x i7 x i8

(43)

Atau

- V0/Rf = V1/R1 + V2/R2 + V3/R3 + V4/R4 + V5/R5 + V6/R6 + V7/R7 + V8/R8

Jika R1 = R2 = R3 = R4 = R5 = R6 = R7 = R8 maka

V0 = - (V1 + V2 + V3 + V4 + V5 + V6 + V7 + V8)

Gambar 2.20Konverter D-A yang diboboti biner

Penguat operasional disini berfungsi sebagai suatu konverter arus

ke tegangan. Jika semua bit dari MSB sampai LSB bernilai logika 1 maka

keluaran Vo nya adalah:

Vo = (1/20 + 1/21 + 1/22 + 1/23 + 1/24 + 1/25 + 1/26 + 1/27 + 1/28)

Pada kenyataannya konverter tidak hanya digunakan untuk

konversi data dari digital-ke-analog saja tetapi juga digunakan untuk

konversi dari analog-ke-digital.24

(44)

Pada saat komputer digunakan untuk berhubungan dengan dunia

luar maka komputer akan menerima data dari luar atau fungsi konverter

A/D adalah mengubah masukan analog menjadi keluaran digit yang

dikuatkan menjadi data digital 8 bit. Sehingga untuk berhubungan dengan

dunia luar dibutuhkan perangkat yang bernama ADC.

Gambar 2.21Konverter A/D

Pada awal siklus konversi, pulsa clock ke-1 membersihkan semua

keluaran register ke logika 0. Pada pulsa clock ke-2 MSB register di-set ke

logika 1. Kemudian menunggu isyarat dari pembanding yang

menunjukkan apakah keluaran konverter D/A lebih besar atau lebih kecil

daripada tegangan masukan Vin.

Jika keluaran pembanding rendah, maka keluaran konverter D/A

kurang dari Vin dan register akan mempertahankan MSB tetap pada logika

1, yang menyebabkan keluaran konverter D/A berubah menjadi setengah

harga maksimumnya.

Jika keluaran pembanding tinggi, maka keluaran konverter D/A

(45)

Pada pulsa clock berikutnya, proses ini diulang untuk bit paling

berbobot berikutnya. Register akan mempertahankan atau me-reset bit ini

tergantung pada keluaran pada pembanding.

Register berlangsung terus-menerus sampai LSB, menguji setiap

bit secara bergantian. Bila semua bit telah diuji, register mengirim keluar

suatu isyarat akhir konversi (end-of-conversion = EOC), yang

menunjukkan bahwa saluran keluaran mengandung nilai biner yang

mengambarkan ukuran isyarat masukan.

Gambar 2.22 Konverter A/D Penaksiran Berturut-turut

Gambar 2.23Diagram pewaktuan untuk konverter A/D.

Tipe ADC yang digunakan adalah ADC0804. Konverter ADC

adalah konverter 8 bit maka mempunyai nilai bit tertinggi 28 (256),

(46)

Vo = 255/256(1/20 + 1/21 + 1/22 + 1/23 + 1/24 + 1/25 + 1/26 + 1/27 + 1/28)

= 0.99 V.

Bila Vo = 5V maka setiap 1 bit akan bernilai 0.019 V, jika dihitung

menjadi: Nilai tiap 1 bit = 5V/256 = 0.0195 V.

Ketelitian ADC tergantung pada 8 bit sinyal digital, dengan 8 bit

sinyal digital maka ADC bisa membangkitkan tegangan dengan 256

tingkatan.

Bila kita menghitung 128 bit maka = (5V/256)*128 = 2.5 V

sehingga jika diubah dalam biner akan menjadi:

128 Dec = 80 Hex = 10000000 Bin ; sehingga pada parallel port yang aktif

adalah D7.25 IC ini dipilih karena selain harganya yang murah juga

pemrogramannya lebih mudah.

Gambar 2.24ADC080426

Cara kerja program isi ADC

RD WR INT 0 1 1 0 0 0

25 Lihat Turner, George,

Information, Reception and Display, A Longman Group Company, 1986, alih bahasa oleh Suryawan, Penerimaan dan Penampilan Informasi, Jakarta: Gramedia, 1988, hal 11-21.

(47)

Pada rangkaian ADC terdapat rangkaian pendukung berupa R dan

C yang berfungsi sebagai pendukung intenal clock pada ADC dan sebagai

osilator. Osilator R-C ini membantu ADC0804 dalam menentukan waktu

konversi. Waktu konversi merupakan waktu yang dibutuhkan IC untuk

mengubah tegangan masukan analog menjadi data keluaran biner (atau

desimal). Waktu konversi IC pengubah dengan keluaran biner antara

0.05-100000 µs dan waktu konversi untuk pengubah A/D dengan keluaran

desimal berkisar antara 200-400 ms. Osilator seringkali digunakan untuk

pembangkit gelombang atau sebuah rangkaian yang menghasilkan sinyal

AC yang dikenal sebagai gelombang sinus. Beberapa jenis osilator, antara

lain:

1. Osilator Relaksasi (RC).

2. Osilator Jembatan Wien

3. Osilator LC

4. Osilator Kristal Kuarsa.

5. Osilator Hartley.

6. Osilator Colpitts.27

c. Program Peripheral Interface (PPI8255)28

Komputer memerlukan interface untuk dapat berhubungan dengan

dunia luar. Melalui komponen antar muka maka komputer dapat

berkomunikasi (bertukar data) dengan sistem lain. Melalui port

27 Lihat Roger L. Tokheim, ELEKTRONIKA DIGITAL, Edisi Kedua, Jakarta: Erlangga, 1995, diterjemahkan oleh Ir. Sutisno, M. Eg, hal 346.

(48)

input/output inilah komputer berkomunikasi dengan peralatan luar.

Sebelum keluar melalui port proses transfer data adalah dengan

mengirimkan informasi yang akan dikomunikasikan lewat bus. Bus atau

disebut juga dengan pathaway merupakan suatu sirkuit yang merupakan

jalur transportasi informasi antara dua atau lebih alat-alat dalam sistem

komputer. Informasi yang dikirim dari alat input/output (peripheral

device) ke main memory atau ke register di CPU diletakkan di I/O port

dan dikirimkan lewat data bus. Data bus adalah bus yang digunakan untuk

jalur tansportasi data dan instruksi. Demikian juga bila informasi dari main

memory akan dikirimkan ke peripheral device juga melalui data bus, dan

diterima di I/O port.

Jantung dari rangkaian interface ini adalah sebuah IC yang disebut

PIO (Peripheral Input Output). Versi INTEL untuk PIO adalah PPI

(Programable Peripheral Interface),

Dalam rangkaian ini menggunakan PPI 8255, PPI ini dipilih karena

sangat popular dan mudah diperoleh. PPI sebenarnya bisa dibayangkan

sebagai komputer kecil yang tugasnya memindahkan data dari komputer

ke luar. Pada perangkat ini terdapat 24 saluran (line) input-output. Line

yang 24 itu dibagi menjadi 3 port29, yaitu Port A, Port B, dan Port C.

Masing-masing 8 line. Khusus untuk port C, saluran dibagi lagi menjadi 2

bagian yaitu port C upper dan port C lower, masing-masing 4 line. PPI

29

(49)

hanya dapat diprogram per-port bukan persaluran (line). PPI 8255 dapat

diprogram dalam beberapa mode30 (ragam) diantaranya:

Mode 0: semua port sebagai I/O.

Mode 1: port A dan port C upper serta port B dan port C lower.

Mode 2: Input/Output dua arah (bidirectional I/O).

Supaya port ini dapat digunakan maka kita memerlukan pengalamatan

yaitu suatu kombinasi logika pada pin-pin tertentu.

Diantara pin-pin PPI terdapat pin A0 dan A1. Kedua pin ini digunakan

untuk menentukan port mana yang akan diaktifkan. Pin CS digunakan

untuk memberitahukan bahwa PPI diaktifkan, RD memberitahukan

bahwa data disalurkan dari port ke data line. Pin WR memberitahukan

agar data disalurkan dari data line ke port. Pada kombinasi logika yang

ditunjukkan pada tabel berikut tampak kombinasi mana yang harus

diberikan untuk memfungsikan PPI untuk rangkaian interface. Sebelum

PPI diaktifkan harus dilakukan inisialisasi dahulu yaitu menentukan mode

operasi serta fungsi dari tiap-tiap port. Inisiaisasi dilakukan dengan

memberikan suatu nilai logika ke control register. Data logika ini disebut

control word. Format control word untuk PPI 8255 dapat dilihat pada

tabel.

(50)

Tabel 2.3 Pengalamatan PPI 825531

Hubungan PPI dengan PC

Untuk dapat mengirim dan menerima data maka saluran data (D0-D7)

dihubungkan dengan data line pada slot. RD dihubungkan dengan IOR

pada slot PC. WR dihubungkan dengan IOW pada slot PC. CS

dihubungkan dengan Y0 pada address decoder. Address decoder adalah

rangkaian logika combinatiorial yang disusun sedemikian sehingga

memberikan output sesuai dengan kombinasi input yang diinginkan.

Berikut ini Address untuk mengaktifkan port:

Address Port

378H A

379H B

37AH control word

31

P. Hogenboom, loc.it.

CS A0 A1 RD WR Ket

0 0 0 0 1 Port A – Bus Data

0 0 1 0 1 Port B – Bus Data

0 1 0 0 1 Port C – Bus Data

0 0 0 1 0 Bus Data – Port A

0 0 1 1 0 Bus Data – Port B

0 1 0 1 0 Bus Data – Port C

0 1 1 1 0 Bus Data – Control

0 1 1 0 1 Illegal

(51)

Gambar 2.25PPI 825532

Control Word

Gambar 2.26Format Control Word33

32http://www.rojo.com. Diambil tanggal 28 Juni 2008

33Lihat "Card Interface Parallel Pada IBM PC" oleh Adrin Aviananda diambil dari ELEKTRON

(52)

Tabel 2.4 Perintah Port Control PPI 8255

PC3 PC2 PC1 PC0

Ket. 1 Ket. 2 A0 A1 RD WR

0 0 1 0 Port A Menulis

1 0 0 1 Port A Menulis

0 0 0 1 Port B Menulis

1 1 0 1 Port C Menulis

0 1 0 1 CW Menulis

1 0 1 0 Port A Baca

0 0 1 0 Port B Baca

1 1 1 0 Port C Baca

Contoh menentukan Nilai Control Word

Port A : output

Port B dan C : input

Menentukan nilai control word berarti menentukan port tertentu sebagai

input atau output dan juga kaki/pin mana yang berfungsi sebagai input

atau output.

d. IC SN54/74LS157

Multiplexer adalah suatu piranti elektronis yang berfungsi seperti

saklar putar yang sangat cepat. Piranti ini akan menghubungkan beberapa

jalur masukan, satu per satu ke sebuah jalur keluaran.

Dengan demikian, saluran masukan harus membagi sebuah jalur

komunikasi tunggal dengan setiap jalur untuk selang waktu tertentu

(time-sharing). Saluran masukan dapat dipilih sesuai dengan urutan yang telah

ditentukan sebelumnya. IC 74LS157 merupakan piranti multiplexer yang D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0 ket

(53)

memiliki 2 masukan. Setiap 4 buah keluaran 1Y, 2Y, 3Y, 4Y dihubungkan

ke masukan 1A, 2A, 3A, 4A pada saat masukan yang dipilih pada logika

0, dan pada saat logika 1, keluaran Y akan dihubungkan ke masukan 1B,

2B, 3B, 4B. Keluaran-keluaran ini akan diset pada logika 0 bila masukan

kontrol STB (Strobe) pada logika 1. Pada saat STB diset pada logika 0,

keluaran Y memastikan aras logika yang sesuai dengan pengaturan pin

masukan.34

IC 74LS157 juga berfungsi sebagai penggeser angka digital 8 bit yang

kenyataannya port status hanya dapat dilalui 5 bit saja.

Gambar 2.27IC 74LS157

Tabel 2.5Tabel Kebenaran IC 74LS157

G Select A B Out Y Y

PS7 1 X X X 0 Y1

PS6 0 0 0 X 0 Y2

PS5 0 0 1 X 1 Y3

PS4 0 1 X 0 0 Y4

PS3 0 1 X 1 1

(54)

Pembahasan IC

1. Pin G dibumikan (GND) agar output Y dapat diatur yaitu pada

saat nilai input 0.

2. Agar output sama dengan input maka pin 1 (input A/B) diberi

logika 0.

3. A/B diberi logika 1 agar output sama dengan input.

4. Data A dan B akan selalu berbentuk hexadesimal.

5. Agar data A dan B dapat digabung, maka nilai logika pada data

A dan B dinolkan dahulu. Bit selain A dan B di AND kan, data A

dan B dengan $78. Maka A dan B akan berbentuk

1 X X X X 1 1 1 Data A dan B di AND kan

0 X X X X 0 0 0

0 0 0 0 X X X X Digeser ke kanan 3, supaya dapat dibaca

X X X X 0 0 0 0 Digeser ke kiri 1 langkah.

e. IC SN54/74LS574/74LS373/74LS374

Rangkaian flip-flop adalah gabungan gerbang-gerbang logika

menjadi suatu gerbang logika kombinasional dan kemudian

diumpan-balikkan (feedback), rangkaian logika ini dapat menyimpan data, atau

dengan kata lain rangkaian flip-flop merupakan elemen memori terkecil

yang dapat menyimpan data sebesar 1 bit, yaitu 0 atau 1.

(55)

Huruf Q dan Q (Q inverter, yang selalu terbalik terhadap Q).

Dalam keadaan normal, keluaran Q disebut keluaran flip-flop, dan Q

inverter adalah kebalikan dari keluaran flip-flop.

Sebagai contoh, jika kita katakan bahwa sebuah flip-flop berada

dalam keadaan 1 (HIGH) atau aktif, berarti bahwa Q = 1.

Gambar 2.29 Contoh keluaran rangkaian dasar flip-flop

Keluaran Q adalah identitas dari piranti flip-flop, sedangkan Q

inverter adalah komplemennya (komplementer).

Banyak jenis-jenis flip-flop, namun disini hanya dibahas prinsip

kerja flip-flop D yang merupakan prinsip dasar dari IC 74LS574;

a. D latch menyimpan data 1

Jika pada D latch masukan Enable dalam keadaan 0 (rendah)

maka isyarat yang masuk melalui masukan D akan ditahan. Data yang

ada akan tetap tersimpan sampai masukan Enable diubah keadaannya

menjadi 1 (tinggi).

Sebagai contoh, jika masukan Enable diberi keadaan 1.

Kemudian pada masukan D diberi logika 1. Lalu masukan Enable

diubah dari 1 menjadi 0.

Pada saat masukan Enable = 1, data yang melalui masukan D

akan dilewatkan D latch, sehingga Q (keluaran) akan sama dengan 1,

(56)

Sehingga D latch menyimpan data. Jika diberi masukan lagi, D latch

tidak akan menerima.

Gambar 2.30Sinyal D latch menyimpan data 1

b. D latch menyimpan data 0

Pertama masukan Enable diberi sinyal logika 1. Kemudian

pada masukan D diberi masukan 0. Lalu masukan Enable diubah dari

1 menjadi 0.

Pada saat masukan Enable = 1, data yang melalui masukan D

akan dilewatkan D latch, jika masukan Enable diubah dari 1 menjadi

0, maka data akan ditahan (latched). Sehingga D latch menyimpan

data. Jika diberi masukan lagi, D latch tidak akan menerima.

Gambar 2.31Sinyal D latch menyimpan data 0

Sehingga setelah memahami cara kerja flip-flop tipe D maka IC

buffer (penyangga) yang digunakan pada alat ukur ini adalah IC 74LS574.

(57)

agar fan-out-nya dapat diperbesar dan beban yang diberikan kepada

rangkaian dibesarkan.

Misalnya kita mempunyai sebuah port 8 bit dan kita ingin

mengirim data lebih dari 8 bit pada port yang berbeda. Maka caranya

adalah dengan merancang PPI dengan mode SPP. Jika menggunakan

program PPI 8255 membutuhkan 8 bit untuk bus data dan 5 bit untuk

control logic. Sedang port printer hanya menyediakan 8 bit output saja

pada port. Jika 5 bit control logic digunakan semua untuk output port

control akan kehabisan bit. Maka cara mengatur control logic agar dapat

menerima data adalah dengan menggunakan IC flip-flop atau latch type D.

Tabel 2.6Tabel kebenaran flip-flop dan latch pada type D

Enable Out Eable Latch Input Output

0 1 1 1

0 1 0 0

0 0 X 0

1 X X z

Output di-Enablekan dengan memberi logika 0 pada pin OC. Jika

diberi logika 1 maka output berimpedansi tinggi dan harus di-Ground kan

(dibumikan) agar selalu rendah sehingga output akan sama jika input di

pin c (Enable) diberi logika 1.

f. Parallel Port

Line Printer Terminal (LPT1) atau yang sering disebut sebagai

Parallel Port. "Port" dalam dunia komputer merupakan kumpulan instruksi

atau perintah sinyal, dimana mikroprosesor atau CPU menggunakannya

(58)

umumnya digunakan sebagai komunikasi dengan peralatan luar seperti

printer, modem, keyboard, display dan sebagainya. Port Printer terdiri dari

tiga bagian yang masing-masing diberi nama sesuia dengan tugasnya

dalam melaksanakan pencetakan pada printer. Tiga bagian tersebut adalah

Data Port (DP), Printer Control (PC) dan Printer Status (PS). DP

digunakan untuk mengirim data yang harus dicetak oleh printer, PC

digunakan untuk mengirimkan kode-kode kontrol dari komputer ke

printer, dan PS digunakan untuk mengirimkan kode-kode status printer ke

komputer, misalnya untuk menginformasikan bahwa kertas telah habis.

DP, PC dan PS sebenarnya adalah port-port 8 bit. Port PC adalah port

baca/tulis (read/write), PS adalah port baca saja (read only), sedangkan

port DP adalah port baca/tulis juga.35 Port-port pada komputer berupa

kode-kode digital dimana setiap kode berupa bilangan biner 0 atau 1. Port

paralel memiliki sifat pengiriman data secara bersamaan, sedangkan pada

port serial sifat pengiriman data hanya satu bit per detik.

Seiring perkembangan desain computer yang semakin canggih

banyak pada komputer keluaran baru ditambahkan port-port dengan

kemampuan pengiriman data yang lebih cepat. Pengiriman data berupa

byte-byte yang merepresentasikan karakter teks ASCII ke printer dot

matrix atau daisy wheel. Printer-printer modern membutuhkan banyak

informasi yang lebih detil karena banyak digunakan untuk hal yang lebih

kompleks dari sebelumnya, tidak hanya mencetak tulisan tetapi juga untuk

(59)

mencetak font, grafik bahkan yang lebih kompleks adalah gambar

berwarna.

Jenis-jenis port parallel standar pada computer, antara lain:

a. SPP (Standard Parallel Port)36

Memiliki sifat kompatibel dan menggunakan mode nible 4

bit untuk mengirim data.

b. EPP (Enhanced Parallel Port)37

Mempunyai port data 2 arah dan mengirim 8 bit data.

c. ECP (Extended Capability Port)

Mentransfer 8 bit data, port data 2 arah pada kecepatan Bus

ISA38 dan mempunyai buffer dan juga dapat digunakan untuk

kompresi data. ECP banyak digunakan pada alat-alat seperti

scene,modem.

Pengalamatan Parallel Port

Pengalamatan ini berdasarkan IBM PC:

1. LPT1 alamat $3BC

2. LPT1 alamat $378

3. LPT1 alamat $37A

Setiap port memiliki 3 alamat register dan port ini dapat

mentransfer input dan output.

36 http://www.beyondlogic. Data diambil tanggal 27 Mei 2008. 37Loc.it.,

(60)

Alamat pada LPT1

Nama Register Alamat Ket

Register Data Dasar + 0 378H + 0

Register Status Dasar + 1 378H + 1 Register Control Dasar + 2 378H + 2

Berdasarkan table di atas maka alamat register pada setiap LPT adalah:

LPT1 378H + 0 378H PC Data

378H + 1 379H PC Status

378H + 2 37A PC Control

LPT2 278H + 0 278H PC Data

278H + 1 279H PC Status

278H + 2 27AH PC Control

LPT0 3BCH + 0 3BCH PC Data

3BCH + 1 3BDH PC Status

3BCH + 2 3BEH PC Control

Gambar 2.32Parallel port39

39http://logix4u.net/Legacy_Ports/Parallel_Port/A_tutorial_on_Parallel_port_Interfacing.html.

(61)

Tabel 2.7Pin-pin dan fungsi pada DB25/centronic

Logika Biner dan Manipulasi Bit

Parallel port mempunyai 3 operasi: AND, OR, NOT

Gambar 2.33AND GATE Pin No

(D-Type 25)

SPP Signal Direction

In/out

Register .bit

1* nStrobe In/Out Control.0

2 Data 0 In/Out Data.0

3 Data 1 In/Out Data.1

4 Data 2 In/Out Data.2

5 Data 3 In/Out Data.3

6 Data 4 In/Out Data.4

7 Data 5 In/Out Data.5

8 Data 6 In/Out Data.6

9 Data 7 In/Out Data.7

10 nAck In Status.6

11* Busy In Status.7

12 Paper-Out /

Paper-End In Status.5

13 Select In Status.4

14* nAuto-Linefeed In/Out Control.1

15 nError / nFault In Status.3

16 nInitialize In/Out Control.2

17* nSelect-Printer/

nSelect-In In/Out Control.3

18 - 25 Ground Gnd

D25- Pin Number

Function

1 Strobe

2 to 9 Data Lines

10 Acknowledgement

11 Busy

12 Out of Paper

13 Select

14 Auto feed

15 Error

16 Init

17 Select In

18 to 25GND

(62)

Tabel 2.8Kebenaran AND GATE

Gambar 2.34OR GATE

Tabel 2.9Kebenaran OR GATE

Gambar 2.35NOT GATE

Tabel 2.10Kebenaran NOT GATE

Misal port data mengandung informasi dalam biner (0 dan 1), kita

dapat mengubah bit 0 menjadi 0 tanpa mengubah bit-bit lainnya dengan

cara:

A B Y 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1

A B Y 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1

(63)

X X X X X X X X (dalam biner, bisa 0 atau 1)

Dari ketiga tabel di atas dapat dilihat bahwa X bisa bernilai 0 atau 1.

Jika di AND 1 maka hasil tetap X. Jika di OR maka hasil tetap X atau

dengan penulisan

X AND 1 = X

X OR 0 = X

Kedua prinsip tersebut sering digunakan dalam penulisan program

pengiriman data.

Tabel 2.11Kebenaran manipulasi bit

A B AND OR

X 0 0 X

X 1 X 1

Dari table di atas, jika X (0 atau 1) di AND kan dengan 0 maka

hasil akan 0, jika di OR kan dengan 1 maka hasil tetap 1.

X AND 0 = 0

X OR 1 = 1

jadi jika ingin menjadikan bit 0 menjadi 0 tanpa mengubah bit lainnya

maka dengan cara di AND kan pada bit pertama dengan 0 dan lainnya

dengan 1 atau dapat ditulis

XXXX XXXX AND 1111 1110 = XXXX XXX0

XXXX XXXX OR 0000 0001 = XXXX XXX1

Sama dengan cara di atas jika di OR kan dengan 1 bit pertama dengan 1

dan bit lain dengan 0, dalam penulisan hexadesimal dengan operasi AND.

(64)

Bit 0 menjadi 0

Mod dan Div

Mod adalah sisa bagi

Div adalah pembagian

Contoh:

7:2 = sisa 1

(65)

48 BAB III 

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN SISTEM

A. Rancangan Sistem Secara Umum

Sistem ini dirancang untuk merekam nilai suatu besaran tegangan yang

ada pada rangkaian thevenin, kemudian tegangan ini diubah ke dalam bentuk

digital. Blok diagram rancangan sistem secara umum ditunjukkan oleh gambar

3.1.

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Secara Umum

Proses yang terjadi pada sistem dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tegangan analog dari rangkaian thevenin dicuplik oleh analog digital

converter (ADC), dan dikonversi menjadi tegangan digital. Besarnya tegangan

analog ini harus pada rentang 0 volt sampai 5 volt.

2. Data digital tersebut kemudian menjadi input pada IC PPI. Output dari PPI

akan menjadi input pada IC multiplexer.

3. Setelah diproses di dalam multiplexer, data akan dibaca oleh personal

(66)

B. Perancangan Perangkat Keras

Perangkat keras terdiri dari rangkaian thevenin, rangkaian ADC 0804, PPI

8255, multiplexer dan LPT1. Rangkaian Thevenin digunakan sebagai pembagi

tegangan yang akan diukur. Rangkaian ADC 0804 digunakan untuk mencuplik

tegangan tersebut dan mengkonversinya menjadi tegangan digital. PPI 8255

digunakan sebagai antarmuka dengan komputer. Multiplexer dan LPT1 digunakan

untuk komunikasi dengan komputer. Rangkaian perangkat keras ditunjukkan

seperti pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 Rangkaian Sistem

Proses konversi tegangan analog menjadi tegangan digital dimulai dengan

mengaktifkan rangkaian terlebih dahulu. Proses aktifasi rangkaian ini terjadi pada

IC PPI 8255, IC ADC 0804 dan kontrol pada rangkaian thevenin.

Proses mengaktifkan IC PPI 8255 dijelaskan berikut ini:

1. Program memberi inisialisasi Port A, Port B dan Port C di alamat $37A

sebagai kontrol data.

(67)

3. Kemudian IC kontrol 74LS373 akan mengaktifkan WR.

4. Selanjutnya STB akan mengirim data ke kontrol C Atas.

5. Lalu Port C Atas akan mengendalikan ADC.

6. Sebagai timbal balik, RD akan memberi tahu IC kontrol bahwa PPI siap

menerima data dari ADC.

7. Kemudian IC 74LS373 akan mengunci sampai program diubah dari keadaan

1 ke 0.

8. Setelah proses pemrograman di C selesai maka terjadi konversi data pada

ADC.

9. Kemudian output ADC akan menjadi input pada PPI.

10. RD akan mengirimkan perintah ke IC 74LS157 sebagai input.

11. Kemudian data akan masuk ke IC 74LS157, di sini data akan diproses.

12. Data yang telah selesai diproses akan diambil oleh PC melalui PS3, PS4, PS5,

PS6.

13. Data tersebut akan diproses dalam bahasa tingkat tinggi diubah menjadi

desimal atau real.

Proses pengaktifan ADC

1. Pada WR dan INT diberi logika 1 di Port C atas, sedang pada RD dan CS

diberi logika 0.

2. ADC siap menerima data.

3. Data dari luar (data Analog) masuk ke ADC melalui VIN(+).

(68)

5. Data yang telah diproses akan masuk ke PPI 8255 melalui D0, D1, D2, D3,

D4, D5, D6, D7.

6. Osilator menentukan waktu (berapa lama) konversi. Osilator ini terdiri dari R

dengan nilai 10Kohm, dan C dengan nilai 150 pF. Pada IC ADC0804, R di

pin 19 dan C di pin 4.

Proses pengukuran pada rangkaian Thevenin

1. Jika besaran misalnya tegangan yang diukur dibawah 5 V, maka dipilih batas

ukur 5V.

2. Jika besaran tegangan yang diukur lebih dari 5V atau belum diketahui

besarnya, maka digunakan batas ukur 500 V agar alat tidak rusak.

3. Demikian pula pada pengukuran pada arus dan hambatan digunakan batas

(69)

C. Perancangan Perangkat Lunak

C. 1. Inisialisasi PPI 8255

Sebelum digunakan PPI 8255 harus diinisialisasi terlebih dahulu. PPI 8255 memiliki

tiga port yaitu port A, port B dan port C. Port B sebagai input bekerja pada saat high.

Port B pin PB0 sampai PB7 disambungkan dengan D0 sampai D7 pada ADC0804.

Port C upper diinisialisasi agar berfungsi sebagai control. Port C upper mengontrol

WR, INT, RD dan CS pada ADC0804 sehingga data dari ADC dapat dinterfacekan

ke computer. Berikut ini adalah diagram alir inisialisasi PPI 8255.

Gambar 3.3 Diagram Alir Inisialisasi PPI8255

C. 2. Pengambilan Nilai Analog to Digital Conversion (ADC)

Proses mendapatkan nilai Analog to Digital (ADC) dengan pengiriman

parameter berupa kanal ADC yang dipilih. Pada WR dan INT dikonfigurasi

high dan RD dan CS diberi nilai logika low. Pada saat WR dan INT diubah

low dan RD dan CS tetap maka data yang dicuplik oleh VIN akan diubah

menjadi digital. Diagram alir konversi data analog menjadi digital ditunjukkan

oleh dibawah ini:

Mulai

Set Port B sebagai input dan Port C Upper sebagai control

(70)

Gambar 3.4 Diagram Alir Pengambilan Nilai Pada ADC

C. 3. Proses Pembacaan Data Pada Multiplexer

Proses Pembacaan data pada multiplexer adalah dengan men-share data

delapan bit dari PPI8255 menjadi empat bit. Kemudian data empat bit ini

dioutput menjadi delapan bit lagi. Data delapan bit tersebut akan dicuplik oleh

computer melalui Port Status pada LPT1. Diagram alir proses pembacaan data

pada multiplexer ditunjukkan di bawah ini.

Gambar 3.5 Diagram Alir Proses Pembacaan Data Pada Multiplexer Proses

Mulai

Proses selesai ?

Tunggu proses selesai

Return

(Multiplexer) Proses selesai Tidak

Pilih kanal

Ya Mulai konversi

Mulai

Konversi selesai ?

Tunggu konversi selesai

Return (ADC) konversi selesai Tidak

Pilih kanal ADC

(71)

C. 4. Proses Pencuplikkan Data Pada LPT1

Proses pencuplikan data oleh LPT1 didahului dengan memberikan set pada

pin Strobe menjadi control. Data line (D0 sampai D7) sebagai output data.

Port Status (PS0 sampai PS3) sebagai input data, sedangkan PS4 sampai PS7

terdapat di dalam microprocessor. Pin18 sampai Pin25 di Ground. Diagram

alir proses pencuplikan data oleh computer melalui LPT1 ditunjukkan di

bawah ini.

Gambar 3.6 Diagram Alir Proses Pencuplikan Data Pada LPT1

D. Pengujian Alat dan Pembahasan Data Hasil

Setelah proses perancangan selesai maka sistem ini diharapkan dapat

mengukur besaran yang diinginkan. Dari hasil pengujian alat yaitu alat

digunakan untuk mengukur tegangan pada baterai maka diperoleh data yang

tercantum pada tabel di bawah ini. Data ini digunakan sebagai perbandingan

dan untuk penentuan ketelitian sebuah alat ukur. Maka dilakukan pengukuran Proses

Mu

Gambar

Gambar 2.2 Pembagi Arus
Gambar 2.4 Kode Warna Resistor5
Tabel 2.1 Kode Harga dan Toleransi6
Gambar 2.5 Kapasitor8
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pembakaran hutan dan penebangan liar (Ilegal Loging) guna melaksanakan proses pembukaan hutan (Land Clearing) yang dapat menimbulkan kerusakan hutan merupakan hal yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 faktor yang mempengaruhi nasabah dalam mengambil kredit pada Bank Kredit Desa (BKD) Kabupaten Jember, yaitu faktor

Hal ini sesuai dengan pendapat Ramsden (1992) yang menyatakan bahwa perubahan pemahaman dosen terhadap strategi belajar-mengajar dari metode tradisional kearah metode

penderita bicara non-fluent atau tidak lancar, tetapi juga disertai kemampuan memahami bahasa yang buruk, sementara kemampuan mengulang atau repetisi tetap baik..  Afasia talamik,

familia.Tumbuhan yang digunakan dalam upacara kelahiran yang dilakukan di Kenagarian Aia Gadang berdasarkan penelitian yang telah dilakukan masyarakat memanfaatkan

Departemen transportasi operasional merupakan sumber daya yang secara efektif terintegrasi dalam pengiriman barang dengan bertujuan untuk memastikan barang milik pelanggan

Seperti yang sudah dikemukakan oleh Uchida dan Ogihara (2012), bahwa evaluasi subjektif individu terhadap kebahagiaan sangat dipengaruhi oleh makna kultural dan nilai

1) Usul penelitian dapat diajukan oleh seluruh dosen tetap dan Homebased, diutamakan individual untuk satu disiplin ilmu dan.. berkelompok dengan jumlah maksimum