• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMODELAN SPASIAL PREFERENSI LOKASI LAHAN PHBM UNTUK KOMODITAS KOPI DAN KOMODITAS VANILI DI KPH BANYUWANGI BARAT PERUM PERHUTANI UNIT II JAWA TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMODELAN SPASIAL PREFERENSI LOKASI LAHAN PHBM UNTUK KOMODITAS KOPI DAN KOMODITAS VANILI DI KPH BANYUWANGI BARAT PERUM PERHUTANI UNIT II JAWA TIMUR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PEMODELAN SPASIAL PREFERENSI LOKASI LAHAN PHBM

UNTUK KOMODITAS KOPI DAN KOMODITAS VANILI

DI KPH BANYUWANGI BARAT PERUM PERHUTANI UNIT II

JAWA TIMUR

NURLITA INDAH WAHYUNI

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PEMODELAN SPASIAL PREFERENSI LOKASI LAHAN PHBM

UNTUK KOMODITAS KOPI DAN KOMODITAS VANILI

DI KPH BANYUWANGI BARAT PERUM PERHUTANI UNIT II

JAWA TIMUR

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan

Institut Pertanian Bogor

Oleh:

NURLITA INDAH WAHYUNI

E14104008

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

RINGKASAN

NURLITA INDAH WAHYUNI. Pemodelan Spasial Preferensi Lokasi Lahan PHBM untuk Komoditas Kopi dan Komoditas Vanili di KPH Banyuwangi Barat Perum Perhutani Unit II Jawa Timur. Di bawah bimbingan M BUCE SALEH.

Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) merupakan usaha Perhutani untuk menyempurnakan pola pengelolaan sumberdaya hutan. Hal ini berdasarkan perubahan paradigma pengelolaan hutan dari forest timber management menjadi forest resource management dan dari stated based forest management menjadi community based forest management. Secara teknis PHBM dilaksanakan melalui kerjasama antara Perhutani dan masyarakat sekitar hutan secara agroforestry. Agroforestry adalah sistem penggunaan lahan atau hutan dan teknologi di mana tanaman keras berkayu ditanam bersama dengan tanaman pertanian dan atau hewan dalam suatu bentuk pengaturan spasial atau urutan temporal dan di dalamnya terdapat interaksi – interaksi ekologi dan ekonomi antara berbagai komponen yang bersangkutan (Nair 1993).

Praktek agroforestry dalam PHBM tidak terlepas dari faktor kesesuaian lahan, sosial ekonomi budaya masyarakat serta lokasi lahan. Lokasi lahan PHBM yang diinginkan untuk komoditas pertanian tertentu dapat diketahui berdasarkan preferensi masyarakat terhadap parameter lokasi lahan (bentuk lahan dan aksesibilitas lokasi ) dan dipetakan dengan bantuan Sistem Informasi Geografis (SIG). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter lokasi lahan untuk komoditas kopi dan vanili, menetapkan tingkat kesesuaian lokasi PHBM yang diinginkan petani untuk komoditas kopi dan vanili berdasarkan parameter lokasi lahan, serta menghasilkan model spasial lokasi lahan PHBM untuk komoditas kopi dan vanili di KPH Banyuwangi Barat.

Kesesuaian lahan untuk tiap komoditas diidentifikasi dengan cara mencocokkan kondisi geografis lokasi penelitian secara umum dengan syarat tumbuh tanaman. Batasan lokasi pemodelan diketahui dari kondisi sosial budaya masyarakat. Preferensi responden tentang parameter aksesibilitas dan bentuk lahan serta variabel- variabel dalam tiap parameter ditentukan dengan menggunakan metode ranking. Variabel lokasi lahan dan skor variabel digunakan sebagai dasar pembuatan peta. Metode yang digunakan untuk menentukan lokasi lahan adalah analisis pemetaan komposit (Composite Mapping Analysis atau CMA).

Jika hanya berdasarkan pada faktor topografi dan iklim, maka tanaman kopi dan vanili sesuai untuk ditanam di seluruh wilayah KPH Banyuwangi Barat. Namun secara sosial wilayah pemodelan untuk komoditas kopi dibatasi di BKPH Kalibaru sedangkan untuk komoditas vanili di BKPH Rogojampi. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya perambahan lahan hutan untuk penanaman kopi di BKPH Kalibaru, introduksi vanili sebagai tanaman campuran pada lahan kosong di BKPH Rogojampi serta aspek teknis budidaya kopi dan vanili yang telah dikuasai dengan baik oleh masyarakat desa sekitar wilayah di dua BKPH tersebut.

Terdapat empat parameter lokasi lahan yang berpengaruh dan penting dalam budidaya kopi dan vanili yaitu jarak lahan dari jalan, jarak lahan dari pemukiman, kelerengan lahan dan arah lereng lahan atau aspek. Aspek manajemen yang dianggap paling penting dalam budidaya kopi dan vanili dalam kawasan hutan adalah pemeliharaan, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap produktivitas tanaman. Model spasial lokasi lahan untuk komoditas kopi di BKPH Kalibaru adalah K =0,238x1+0,305x2 +0,282x3+0,175x4 4 3 2 0,264 0,143 333 , y y y

, di mana x1 adalah jarak lahan dari jalan, x2 adalah jarak lahan dari pemukiman, x3 adalah kelerengan lahan dan x4 adalah arah lereng lahan. Model spasial lokasi lahan untuk komoditas vanili di BKPH Rogojampi adalah

1 0

260 ,

0 y

V = + + + , di mana y1 adalah jarak lahan dari jalan, y2

adalah jarak lahan dari pemukiman, y3 adalah kelerengan lahan dan y4 adalah arah lereng lahan. Kata kunci: aksesibilitas dan bentuk lahan, PHBM, preferensi, Analisis Pemetaan Komposit, Sistem Informasi Geografis

(4)

SUMMARY

NURLITA INDAH WAHYUNI. Spatial Modeling of CBFM Land Location Preference for Coffee Commodity and Vanilla Commodity in KPH Banyuwangi Barat Perum Perhutani Unit II Jawa Timur. Under supervision of M BUCE SALEH.

Community Based Forest Management (CBFM) is an effort from Perhutani to complete forest resource management system. It based on the change on forest management paradigm from forest timber management to forest resource management and from stated based forest management to community based forest management. Technically, CBFM is carried out by cooperation between Perhutani and the community through agro forestry. Agro forestry is use systems and technologies where woody perennials are deliberately used on the same land-management units as agricultural crops and or animals, in some form of spatial arrangement or temporal sequence and there are both ecological and economical interactions between the different components (Nair 1993).

Agro forestry is influenced by land suitability, socio economic cultural and also location accessibility and land form. The preferred CBFM land location for certain agriculture commodity can be determined based on community preferences and it can be mapped by Geographic Information System (GIS). The aims of this study are to find out CBFM land location parameter for coffee and vanilla commodity, to determine the suitability rate of CBFM land location for coffee and vanilla commodity based on farmer preference about land location parameter and to create spatial model of CBFM land location for coffee and vanilla commodity in KPH Banyuwangi Barat.

Land suitability for each commodity was identified by matching general geographic condition on study location with commodities grow requirement. The boundary of modeling location is determined by community socio cultural condition. Respondent preference about accessibility and land form parameter and also variables for each parameter determined by ranking method. Land location variable and its score are used to create a map. The Composite Mapping Analysis (CMA) is used to determine land location.

Based on topographic and climate condition, coffee and vanilla commodity can grow in almost all area of KPH Banyuwangi Barat. But socially, modeling area for coffee commodity is limited only in BKPH Kalibaru whereas vanilla commodity in BKPH Rogojampi. It based on forest land encroachment to plant coffee in BKPH Kalibaru and the comunity around forest in BKPH Kalibaru have practiced coffee plantation since 1980. While vanilla was introduced as major agriculture commodity to reforest clear land in BKPH Rogojampi by the community themselves, beside that they planted it and known almost all technical cultivation of vanilla.

There are four land location parameters that important and influence in coffee and vanilla cultivation. The parameters are land distance from road, land distance from settlement; land slope and land slope direct (aspect). The most important management aspect to cultivate coffee and vanilla commodity is maintenance, because it influence the productivity of vanilla and coffee. Land location spatial model for coffee in BKPH Kalibaru is

4 3 2 1 0,305 0,282 0,175 238 , 0 x x x x K = + + + 2 1 0,333 260 , 0 y y V

, where x1 is distance from road, x2 is distance from settlement, x3 is land sloping and x4 is aspect. Land location spatial model for vanilla in BKPH Rogojampi is = + +0,264y3 +0,143y4, where y1 is distance from road, y2 is distance from settlement, y3 is land sloping and y4 is aspect.

Key words: accessibility and land form, Community Based Forest Management (CBFM), preference, Composite Mapping Analysis (CMA), Geographic Information System (GIS)

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pemodelan Spasial

Preferensi Lokasi Lahan PHBM untuk Komoditas Kopi dan Komoditas Vanili di

KPH Banyuwangi Barat Perum Perhutani Unit II Jawa Timur adalah benar- benar

hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah

digunakan sebagai karya ilmih pada perguruna tinggi atau lembaga manpun.

Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun

tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2008

Nurlita Indah Wahyuni

NRP E14104008

(6)

Judul Skripsi : Pemodelan Spasial Preferensi Lokasi Lahan PHBM untuk Komoditas Kopi dan Komoditas Vanili di KPH Banyuwangi Barat Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

Nama : Nurlita Indah Wahyuni NRP : E 14104008

Menyetujui: Dosen Pembimbing

Dr. Ir. M Buce Saleh, MS NIP. 131 284 620

Mengetahui:

Dekan Fakultas Kehutanan IPB,

Dr. Ir. Hendrayanto, Magr NIP. 131 578 788

(7)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala curahan rahmat dan kasih sayang- Nya sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan. Tema yang dipilih adalah aplikasi Sistem Informasi Geografis dalam bidang perencanaan hutan, dengan judul Pemodelan Spasial Lokasi Lahan PHBM untuk Komoditas Kopi dan Komoditas Vanili di KPH Banyuwangi Barat Perum Perhutani Unit II Jawa Timur. Skripsi ini berisi gambaran mengenai preferensi masyarakat desa hutan tentang lokasi lahan PHBM untuk komoditas kopi dan vanili berdasarkan aksesibilitas dan bentuk fisik lahan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada keluarga tercinta, Ayah, Ibu, kakak dan adik. Ungkapan rasa terima kasih juga disampaikan kepada Dr. Ir. M Buce Saleh, MS selaku dosen pembimbing, Prof. Dr. Ir. Iding M Padlinurjaji selaku dosen penguji dari Departemen Hasil Hutan dan Ir. Dones Rinaldi, MSc.F selaku dosen penguji dari Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Untuk segenap karyawan KPH Banyuwangi Barat, Bapak Indra Gunawan sekeluarga dan seluruh anggota LMDH Kidang Keling serta Bapak Ngadiono sekeluarga dan seluruh anggota LMDH Bakti Rimba disampaikan banyak terima kasih atas bantuannya selama pengumpulan data. Selain itu ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada Ir. Budi Prihanto, MS yang telah membantu penyediaan data, serta Pak Uus Saeful atas bantuannya dalam pengolahan data. Tidak lupa untuk teman- teman MNH 41 dan keluarga besar Fakultas Kehutanan, teman- teman satu tim PKL, keluarga besar Wisma Rahayu, keluarga besar Lare Blambangan serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya ilmiah ini.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2008

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Banyuwangi, Jawa Timur pada tanggal 16 Agustus 1986 sebagai anak kedua dari empat bersaudara pasangan Sumardiyo dan Aryati Mudaliana. Pada tahun 2004 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Genteng, Banyuwangi dan pada tahun yang sama masuk IPB melalui Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis memilih Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan.

Selama menuntut ilmu di IPB, penulis pernah bergabung dalam organisasi kemahasiswaan yakni sebagai staf Human Resource Development Departement pada organisasi International Forestry Students’ Association (IFSA) LC IPB tahun 2004-2006 dan bendahara IFSA pada tahun 2004-2006-2007, staf Departemen Pengembangan Sumberdaya Manusia DKM Ibaadurrahman tahun 2005-2006, Organisasi Mahasiswa Daerah Banyuwangi Lare Blambangan tahun 2004-2008. Pada tahun 2007 penulis melaksanakan Praktek Pengelolaan Hutan Lestari di KPH Ngawi, serta Praktek Pengenalan Hutan di BKPH Rawa Timur KPH Banyumas Barat dan BKPH Gunung Slamet Barat KPH Banyumas Timur. Pada tahun 2008 penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapang di KPH Banyuwangi Barat selama dua bulan.

Untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan IPB, penulis menyelesaikan skripsi dengan judul Pemodelan Spasial Preferensi Lokasi Lahan PHBM untuk Komoditas Kopi dan Komoditas Vanili di KPH Banyuwangi Barat Perum Perhutani Unit II Jawa Timur di bawah bimbingan Dr. Ir. M Buce Saleh, MS.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... i

RIWAYAT HIDUP...ii

DAFTAR ISI... ... .iii

DAFTAR TABEL... ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... ...vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Informasi Geografis ... 4

2.2. Preferensi ... 5

2.3. Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat ... ...5

2.4. Agroforestry ... 7

2.4.1. Vanili ... 8

2.4.2. Kopi ... 8

2.4. Evaluasi Lahan dan Kesesuaian Lahan... 8

BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu ... 10

3.2. Bahan dan Alat ... 10

3.3. Batasan Penelitian ... 10

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 11

3.4.1. Data Sekunder ... 11

3.4.2. Data Primer... ... 11

(10)

iv

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Letak Geografis dan Luas ... 16

4.2. Tanah dan Iklim... ... 17

4.3. Potensi Hutan... ... 18

4.4. Sosial Ekonomi Masyarakat...18

4.5. Pelaksanaan PHBM... . 18

4.6. Budidaya Vanili secara Agroforestry... ... 19

4.7. Sejarah Penanaman Kopi dalam Kawasan Hutan...19

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kesesuaian Lahan... 22

5.2. Kelayakan Sosial ... 23

5.3. Komoditas Kopi ... 25

5.3.1. Identifikasi Parameter Lokasi Lahan ... 25

5.3.2. Model Spasial ... 26

5.3.3. Preferensi Lokasi Lahan ... 27

5.3.4. Klasifikasi Tingkat Preferensi ... 30

5.4. Komoditas Vanili ... 32

5.4.1. Identifikasi Parameter Lokasi Lahan ... 32

5.4.2. Model Spasial ... 33

5.4.3. Preferensi Lokasi Lahan ... 34

5.4.4. Klasifikasi Tingkat Preferensi ... 38

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 40

6.2. Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 42

Referensi

Dokumen terkait

Waris Patrilineal (Pihak Bapak), di dalam masyarakat yang menganut system pewarisan Patrilineal, yang berhak mewaris adalah anak laki-laki, kalau salah satu meninggal

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa memberikan respon yang positif terhadap pengembangan nilai-nilai islam setelah dosen mengimplementasikan model

Jl. Prof Soedarto, Tembalang, Semarang. Dengan banyaknya jumlah kendaraan yang harus dilayani akan menimbulkan potensi antrian pada jembatan timbang tersebut. Penelitian ini

(3) berdasarkan tindakan yang telah dilakukan dua siklus, hipotesis yang telah dirumuskan dapat diterima.Artinya bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif teknik

Stvarno kazalo k-ta prema diferenca, 28 šibko ločene množice, 56 algoritem 5 × 5, 71 alternirajoča projekcija, 55 bazne funkcije, 15 centri, 17 funkcija tanke plošče, 19, 21,

Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah usaha pertanian di Kabupaten Maluku Tenggara sebanyak 12.801 yang dikelola oleh

Berapa banyak siswa yang tidak melompat pada gamabar di bawah ini..a. Berapakah jumlah kok pada gambar