• Tidak ada hasil yang ditemukan

Business Plan Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Nusa Penida. Marthen Welly/CTC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Business Plan Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Nusa Penida. Marthen Welly/CTC"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Business Plan

Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD)

Nusa Penida

(2)

Daftar Isi

Ringkasan Eksekutif ... 1 1. Pendahuluan ... 3 1.1 Visi ... 3 1.2 Misi ... 3 1.3 Indikator Keberhasilan ... 3

2.1 Ringkasan Organisasi Pengelola ... 3

2.2 Dasar Hukum Pembentukan ... 3

3.0 Kegiatan Utama ... 4

4.1 Ringkasan Analisis Pasar ... 4

4.2 Segmentasi Pasar ... 5

Tabel 1: Analisis Pasar ... 5

4.3 Strategi Segmentasi Pasar ... 5

4.4 Analisis Layanan Wisata ... 6

4.3.1 Pola Alternatif Layanan Wisata ... 6

5.1 Ringksan Strategi dan Implementasi ... 7

5.2 Analisis SWOT ... 7 5.2.1 engths ... 8 5.2.2 Weaknesses ... 8 5.2.3 pportunities ... 8 5.2.4 Threats ... 9 5.3 Keunggulan Kompetitif ... 9 5.4 Strategi Pemasaran... 9 5.5 Strategi Pemungutan ... 10 5.5.1 yeksi Pendapatan ... 10

Tabel 2: Proyeksi Pendapatan ... 10

Grafik 3: Pendapatan per Tahun ... 11

5.6 Milestones ... 11

Tabel 3: Milestones ... 12

6.1 Ringkasan Unit Pengelola ... 12

6.2 Biaya Personil ... 12

Tabel 4: Personnel ... 13

7.4 Proyeksi Surplus atau Defisit ... 13

Tabel 5: Surplus dan Defisit ... 13

Grafik 4: Surplus Tahunan ... 14

(3)

Ringkasan Eksekutif

Perairan Nusa Penida memiliki keanekaragaman hayati laut yang tinggi dan terletak di kawasan segitiga karang dunia (coral triangle). Terdapat hampir 300 jenis terumbu karang, 576 jenis ikan, 13 jenis mangrove dan 8 padang lamun di Nusa Penida. Perairan Nusa Penida juga memiliki biota laut unik dan langka seperti ikan mola-mola (sunfish), ikan Pari manta, penyu, hiu, paus dan

lumba-lumba. Ikan mola-mola adalah ikon wisata Nusa Penida sebab ikan laut dalam ini hanya muncul di Nusa Penida. Kemunculan ikan mola-mola di permukaan (kedalaman sekitar 20 meter) biasanya antara bulan Juli - September setiap tahunnya.

Perairan Nusa Penida telah dicadangkan sebagai Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) melalui Peraturan Bupati Klungkung No. 12 tahun 2010 dengan visi pengelolaan "terwujudnya kawasan konservasi perairan Nusa Penida yang dikelola secara efektif dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat". Misi pengelolaan adalah:

1. Menciptakan pengelolaan secara kolaboratif antara para pemangku kepentingan di dalam kawasan konservasi perairan Nusa Penida

2. Menciptakan pariwisata bahari yang ramah lingkungan dan berkelanjutan 3. Menciptakan perikanan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan

Pengelolaan KKPD Nusa Penida dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati Klungkung No. 30 Tahun 2012. Dalam pelaksanaannya, pengelola kawasan bekerja bersama para mitra, termasuk LSM, korporasi, dan stakeholder lainnya.

Rencana Pemasaran akan difokuskan untuk menjaring wisatawan asing tanpa mengabaikan wisatawan domestik, yang memililiki minat khusus pada kegiatan selam, snorkeling, dan wisata bahari lainnya melalui kegiatan berikut:

• Membangun website yang attraktif, informatif, dan interaktif, termasuk film tentang Nusa Penida

• Melakukan promosi wisata di Denpasar dan Sanur dalam bentuk iklan media, brosur, booklet, dsb.

• Membangun kerjasama dengan agen perjalanan wisata di Denpasar dan Sanur. • Lainnya

Penghasilan KKPD Nusa Penida diperoleh melalui retribusi wisata, baik terhadap dive operator, kapal wisata, maupun wisatawan dengan asumsi harga sebagai berikut:

• Izin operasi dive operator untuk kegiatan selam/snorkeling: Rp 3 juta/tahun • Kegiatan selam: Rp 50.000/wisatawan/hari

• Kegiatan snorkeling: Rp 30.000/wisatawan/hari • Tiket masuk: Rp 20.000/orang/hari

• Wisata memancing: Rp 300.000/kapal/hari • Live of Board (LOB): Rp 500.000/kapal/hari

(4)

Dengan menggunakan skenario 'biaya pengelolaan minimum' yang dikembangkan oleh Pokja Pendanaan Berkelanjutan, KKPD Nusa Penida mampu menutupi biaya operasional pengelolaan dan bahkan memperoleh surplus.

(5)

1. Pendahuluan

1.1 Visi

Visi jangka panjang (20 tahun) pengelolaan kawasan konservasi perairan Nusa Penida adalah "terwujudnya kawasan konservasi perairan Nusa Penida yang dikelola secara efektif dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat"

1.2 Misi

Misi jangka panjang (20 tahun) pengelolaan kawasan konservasi perairan Nusa Penida adalah: 1. Menciptakan pengelolaan secara kolaboratif antara para pemangku kepentingan di dalam kawasan konservasi perairan Nusa Penida

2. Menciptakan pariwisata bahari yang ramah lingkungan dan berkelanjutan 3. Menciptakan perikanan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan

1.3 Indikator Keberhasilan

Keberhasilan pengelolaan KKPD Nusa Penida dapat dilihat dari indikator berikut ini:

1. Kesehatann ekosistem terumbu karang, hutan bakau dan padang lamun sebagai sumber perikanan dan wisata bahari.

2. Kelestarian biota laut yang khas dan unik seperti ikan Mola mola, ikan pari manta, penyu, dugong, paus, lumba-lumba, napoleon dan hiu sebagai atraksi wisata bahari.

3. Dukungan para pemangku kepentingan di dalam pengelolaan KKP Nusa Penida baik dari Desa Pakraman, kelompok masyarakat, para pelaku wisata bahari pemerintah Kabupaten Klungkung, Propinsi Bali dan Pusat di dalam pengelolaan kawasan konservasi perairan Nusa Penida.

4. Payung hukum yang jelas dan kuat di dalam implementasi pengelolaan kawasan konservasi perairan Nusa Penida.

5. Badan pengelola dengan kapasitas yang cukup sehingga dapat diberikan tanggung-jawab sekaligugus wewenang di dalam pengelolaan kawasan konservasi perairan Nusa Penida. 6. Rencana pengelolaan jangka panjang (20 tahun), jangka menengah (5 tahun) dan jangka

pendek (1 tahun) yang memberikan arahan kepada badan pengelola untuk mengelola kawasan konservasi perairan Nusa Penida.

7. Mekanisme pengawasan dan pendanaan jangka panjang di dalam pengelolaan kawasan konservasi perairan Nusa Penida.

2.0 Ringkasan Organisasi Pengelola

Pengelolaan KKPD Nusa Penida dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Nusa Penida yang dalam pelaksanaannya bekerjasama dengan mitra, termasuk LSM, korporasi, kelompok masyarakat, dan stakeholder lainnya.

2.1 Dasar Hukum Pembentukan

UPTD KKPD Nusa Penida dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati Klungkung No 30 Tahun 2012 tentang Rincian Tugas Pokok Unit Pelaksana Teknis Dinas dan Badan pada Perangkat Daerah Kabupaten Klungkung, dengan struktur organisasi sebagai berikut:

(6)

3.1 Kegiatan Utama

Pengelolaan KKPD Nusa Penida dilakukan berdasarkan Rencana Pengelolaan dan Zonasi, sementara evaluasi terhadap efektifitas pengelolaan merujuk pada E-KKP3K. Kegiatan utama yang akan dilakukan dalam pengelolaan KKPD Nusa Penida adalah sebagai berikut:

1. Perlindungan populasi dan habitat 2. Pengelolaan wisata

3. Pendidikan dan public awareness 4. Penelitian

5. Pengawasan

6. Pemberdayaan masyarakat

7. Operasional kantor dan co-management 8. Monitoring ekosistem dan habitat

9. Penguatan UPTD

4.0 Ringkasan Analisis Pasar

Target pasar utama adalah wisatawan asing dan target tambahan adalah wisatawan domestik. Jumlah wisatawan ke nusa Penida diperkirakan sebanyak 200.000 orang/tahun (survei

Willingness to Pay 2011), namun bedasarkan data Dinas Pariwisata Kabupaten Klungkung, jumlah rata-rata wisatawan ke Nusa Penida dalam 3 tahun terakhir (2010-2012) sebanyak 148.000 orang/tahun. Dokumen ini menggunakan angka konservatif yaitu sebesar 140.000 wisatawan sebagai dasar perhitungan.

Mayoritas wisatawan yang datang ke Nusa Penida berasal dari Eropa (50%) dengan Prancis sebagai negara Eropa penyumbang wisatawan terbesar (20% dari total tamu Eropa), disusul Australia (31%), Asia (13%), dan Amerika (4%). Dari sisi usia, kelompok usia 21 - 40 mewakili 74 % dari total wisatawan yang datang ke Nusa Penida. Sementara dari aspek pendidikan, jumlah wisatawan yang memiliki gelar sarjana sebanyak 53%, gelar master dan doktoral 19%, tamatan SMA 16%, dan pernah kuliah di universitas 10%.

Wisatawan umumnya memiliki tingkat pendapatan sebesar US$ 35.000 - 100.000 per

tahun (36%). Sebagian besar wisatawan (61%) yang datang ke Nusa Penida hanya tinggal untuk waktu yang relatif singkat yaitu 1 - 3 hari dan bagi mayoritas wisatawan (79%) merupakan

kunjungan pertama ke Nusa Penida. Mayoritas wisatawan yang datang hanya untuk 1 hari adalah para turis yang mengikuti kegiatan cruise seperti Quicksilver, Bali Hai, Bounty, Eka Jaya, dan Sea Sensation. Mayoritas wisatawan datang dari Sanur dan Tanjung Benoa, menghabiskan waktu sekitar 4 jam (pukul 11.00 - 15.00) di pontoon dengan berbagai kegiatan watersport; seperti banana boat, diving, snorkeling, water sliding dan diselingi dengan village tour selama 1 jam ke sekitar Nusa Penida (Quicksilver), Nusa Lembongan (Bali Hai, Bounty, dan Sea Sensation), dan Nusa Ceningan (Eka Jaya). Bagi sebagian besar wisatawan (77%), Nusa Penida adalah tujuan sampingan dimana tujuan utama dari mayoritas wisatawan (82%) adalah Bali.

(7)

4.1 Segmentasi Pasar

Segmen pasar utama wisatawan KKPD Nusa Penida adalah sebagai berikut: • Asal Wisatawan: Eropa, Australia, Asia

• Usia: 26-30 tahun • Pendidikan: sarjana

• Kegiatan wisata utama: selam dan snorkeling, menikmati pantai dan matahari, menikmati keindahan alam secara umum, dan lingkungan yang santai

Tabel 1: Analisis Pasar

Analisis Pasar Wisatawan Eropa 2013 2014 2015 2016 2017 Growth CAGR 0% 70,000 70,000 70,000 70,000 70,000 0.00% Wisatawan Australia 0% 43,400 43,400 43,400 43,400 43,400 0.00% Wisatawan Asia 0% 18,200 18,200 18,200 18,200 18,200 0.00% Wisata lainnya 0% 8,400 8,400 8,400 8,400 8,400 0.00% Total 0.00% 140,000 140,000 140,000 140,000 140,000 0.00%

Grafik 2: Analisis Pasar

4.2 Strategi Segmentasi Pasar

KKPD Nusa Penida memiliki karakteristiks sebagai berikut:

• Sebagai kawasan ekowisata, daya dukung lingkungan (carrying capacity) menjadi pertimbangan utama dalam pengelolaan kawasan

(8)

• Sebagai kawasan konservasi, kawasan ini memiliki titik selam terbatas, kemunculan mola- mola hanya pada musim tertentu

• Waktu kunjungan wisatawan hanya 1-3 hari dan bukan menjadi tujuan utama wisata

Berdasarkan karakteristik tersebut, maka strategi yang akan dilakukan adalah pengembangan

wisata ekslusif melalui:

• Pembatasan jumlah wisatawan sesuai dengan daya dukung lingkungan (carrying capacity) sebuah kawasan konservasi.

• Maksimalisasi manfaat dengan jumlah wisatawan yang terbatas.

• Pengaturan lokasi selam untuk memperlama waktu kunjungan sekaligus dalam rangka pemulihan ekosistem.

• Pengaturan jumlah wisatawan untuk menyaksikan Mola-Mola, sesuai musim naiknya Mola- mola pada kedalaman sekitar 20 meter.

4.3 Analisis Layanan Wisata

UNWTO (Organisasi Pariwisata Dunia) memperkirakan jumlah wisatawan global tahun 2012 mencapai hampir 1 milyar orang dengan pertumbuhan sebesar 4% dibandingkan tahun sebelumnya. Organisasi ini juga merilis total pendapatan yang dihasilkan oleh pariwisata internasional tahun 2011 sebesar 1,2 trilliun dollar. Sepuluh negara destinasi pariwisata yang paling diminati adalah Prancis, Amerika Serikat, China, Spanyol, Italia, Inggris, Turki, Jerman, Malaysia, dan Meksiko.

Untuk Indonesia, jumlah kunjungan wisatawan asing tahun 2012 sebanyak 8 juta orang, mengalami pertumbuhan sebesar 5,16 persen dibandingkan tahun 2011. Bali merupakan destinasi wisata utama dengan jumlah wisatawan asing sebanyak 3 juta orang atau 37,5% dari total wisatawan asing yang mengunjungi Indonesia. Dari jumlah tersebut, jumlah wisatawan asing yang mengunjungi Nusa Penida diperkirakan sebanyak 200 ribu orang (hasil survei Willingness to Pay, 2011).

Tujuan utama wisatawan asing ke Nusa Penida adalah untuk selam dan snorkeling yaitu dengan mengikuti kegiatan cruise seperti Quicksilver, Bali Hai, Bounty, Eka Jaya, dan Sea Sensation melalui Sanur dan Tanjung Benoa. Saat ini terdapat 25 dive operator melaksanakan bisnis

penyelaman dan snorkeling di perairan Nusa Penida. Selain itu, alasan wisatawan asing ke Nusa Penida adalah untuk menikmati pantai dan matahari, keindahan alam secara umum, lingkungan yang santai, masyarakat dan budaya lokal, dan lainnya.

4.3.1 Pola Alternatif Layanan Wisata

Tujuan utama wisatawan mengunjungi Nusa Penida adalah selam dan snorkeling, menikmati keindahan pantai dan matahari, serta menikmati lingkungan yang santai (survei Willingness to Pay, 2011)

Wisatawan selam dan snorkeling umumnya mencari lokasi dengan karakteristik berikut:

• Memiliki keindahan alam bawah laut yang ditandai dengan tingkat keanekaragaan karang dan ikan karang yang tinggi serta menonjolkan keunikan habitat yang khas.

(9)

• Keberadaan spesies laut yang eksotis seperti penyu, lumba-lumba, hiu, pari manta, dan lainnya .

• Ketersediaan fasilitas penyelaman, seperti speedboat, pemandu selam, profil lokasi, dan peralatan selam.

• Menghindari lokasi destructive fishing yang ditandai dengan banyaknya suara ledakan bom ikan dan puing-puing terumbu karang.

Wisatawan yang ingin menikmati keindahan pantai dan matahari, serta lingkungan yang santai umumnya mencari loasi dengan karakteristik berikut:

• Keberadaan pantai yang bersih, pasir putih, dan keramahan masyarakat • Fasilitas wisata, seperti banana boat, glass bottom boat, kayaking, dll.

• Keberadaan ekosistem mangrove yang masih alami dengan binatang penghuninya, seperti burung endemik/migrasi, monyet, dll.

5.1 Ringksan Strategi dan Implementasi

.

Berdasarkan karakteristik kawasan, strategi yang akan dilakukan adalah pengembangan wisata

ekslusif melalui:

• Pembatasan jumlah wisatawan sesuai dengan daya dukung lingkungan (carrying capacity) sebuah kawasan konservasi.

• Maksimalisasi manfaat dengan jumlah wisatawan yang terbatas.

• Pengaturan lokasi selam untuk memperlama waktu kunjungan sekaligus dalam rangka pemulihan ekosistem.

• Pengaturan jumlah wisatawan untuk menyaksikan Mola-Mola, sesuai musim naiknya Mola- mola pada kedalaman sekitar 20 meter.

Untuk menjamin pembayaran retribusi masuk kawasan maupun retribusi pemanfaatan wisata, maka UPTD Nusa Penida akan melakukan hal-hal berikut:

• Membentuk pos-pos pembelian tiket di lokasi strategis, seperti Sanur, Tanjung Benoa, dan Padang Bai.

• Membangun sistem pembelian tiket online melalui website Nusa Penida • Membuat PIN dengan harga tertentu untuk penggunaan 1 tahun

5.1 Analisis SWOT

Analisa SWOT adalah instrumen yang sering digunakan untuk meminimalkan pengaruh

kelemahan dalam bisnis sambil memaksimalkan kekuatan. Analisa SWOT terdiri dari kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threat). Kekuatan dan kelemahan berdasarkan analisis lingkungan internal, sedangkan peluang dan ancaman

(10)

5.1.1 Strengths

• Daya tarik wisata pantai Nusa Penida didukung oleh pantai berpasir putih dan perairan yang jernih.

• Keunikan budaya Nusa Penida dan keramahan masyarakat.

• Wisata kuliner Nusa Penida yang khas bersumber dari hasil bumi dan hasil laut lokal yang masih segar.

• Daya tarik souvenir khas Nusa Penida, diantaranya kain tenun khas Nusa Penida dan kerajinan perak.

• Nusa Penida sebagai kawasan konservasi perairan daerah yang telah dicadangkan oleh Pemkab Klungkung

• Sudah terbentuk Pokja KKPD Nusa Penida

• Pemkab sudah mengalokasikan dana untuk KKPD Nusa Penida

• Terumbu karang Nusa Penida terletak di Kawasan Segitiga Karang Dunia (Coral Triangle) dengan 296 jenis karang dan 576 jenis ikan

• Nusa Penida memiliki 3 ekosistem pesisir penting, yaitu terumbu karang, hutan mangrove dan padang lamun.

• Memiliki ikon ikan mola-mola, yaitu ikan laut dalam yang pada musim tertentu muncul ke permukaan pada kedalaman sekitar 20 meter.

5.1.2 Weaknesses

• Kualitas sumberdaya manusia yang masih perlu ditingkatkan, terutama terkait dengan kemampuan teknis dan manajerial pengelolaan konservasi dan bisnis wisata.

• Keberadaan jasa pemandu wisata yang masih perlu ditingkatkan, terutama dari sisi kelembagaan.

• Kelembagaan & kapasitas lembaga pengelola masih rendah • Mekanisme pemungutan berbasis teknologi belum ada • Resource masih rendah: dana, fasilitas, dll

5.1.3 Opportunities

• Jumlah wisatawan asing ke Indonesia sepanjang tahun 2012 sebanyak 8 juta orang atau mengalami pertumbuhan sebesar 5,16 persen dibandingkan tahun 2011.

• Jumlah wisatawan asing ke Bali sepanjang tahun 2012 sebayak 3 juta orang atau mengalami pertumbuhan sebesar 11,11 persen dibandingkan tahun 2011.

• Porsi kunjungan wisatawan asing ke Bali sebesar 37,5% dari total wiasatawan asing ke Indonesia.

• Pariwisata Bali didukung oleh infrastruktur dan budaya masyarakat. • Keadaan politik nasional dan daerah yang kondusif.

• Ekonomi yang stabil dan cenderung mengalami pertumbuhan.

• Kemajuan teknologi, khususnya dibidang teknologi informasi dalam kaitannya promosi. • Keamanan lingkungan yang kondusif.

• Keberadaan lembaga keuangan dan investor guna mendukung pembangunan pariwisata di KKPD Nusa Penida.

(11)

5.1.4 Threats

• Resiko bencana alam seperti tsunami dan gempa bumi.

• Wisata Nusa Penida relatif masih kalah bersaing dengan lokasi pariwisata kelas dunia lainnya (seperti Bali, Hawaii dan wisata kelas dunia lainnya).

• Minimnya fasilitas umum, seperti penjaga pantai, jalan, jembatan, dsb.

• Regulasi yang berkaitan dengan sektor pariwisata dan konservasi Nusa Penida masih perlu dilengkapi

• Intensitas patroli masih perlu ditingkatkan.

• Kegiatan penangkapan ikan merusak (destructive fishing) masih terjadi meski dengan intensitas yang menurun

• Daya dukung lingkungan (carrying capacity) belum diperhitungkan

5.2 Keunggulan Kompetitif

KKPD Nusa Penida memiliki keunggulan sebagai destinasi ekowisata sebagai berikut: • Perairan Nusa Penida memiliki keanekaragaman hayati laut yang tinggi dan terletak di

kawasan segitiga karang dunia (coral triangle). Terdapat hampir 300 jenis terumbu karang, 576 jenis ikan, 13 jenis mangrove dan 8 padang lamun di Nusa Penida. Perairan Nusa Penida juga memiliki biota laut unik dan langka seperti ikan mola-mola (sunfish), ikan Pari manta, penyu, hiu, paus dan lumba-lumba.

• Ikan mola-mola adalah ikon wisata Nusa Penida sebab ikan laut dalam ini hanya muncul di Nusa Penida. Kemunculan ikan mola-mola di permukaan (kedalaman sekitar 20 meter) biasanya antara bulan Juli - September setiap tahunnya.

• Produk wisata bahari Nusa Penida relatif bervariasi, seperti wisata selam, snorkeling, mangrove, pantai, olah raga pantai, memancing, parasailing, banana boat, berlayar, dsb. • Lokasi Nusa Penida terletak di jaringan pariwisata Bali yang merupakan lokasi wisata favorit

di Indonesia. Total wisatawan asing ke Indonesia tahun 2012 mencapai 8 juta orang dimana 3 juta diantaranya (37,5%) mengunjungi Bali. Dengan lokasi yang mudah di jangkau, Nusa Penida memiliki potensi yang cukup besar untuk meningkatkan keuntungan ekonomis dari perkembangan pariwisata Bali.

5.3 Strategi Pemasaran

Pemasaran KKPD Nusa Penida akan difokuskan untuk menjaring wisatawan asing tanpa

mengabaikan wisatawan domestik, yang memililiki minat khusus pada kegiatan selam, snorkeling, dan wisata bahari lainnya melalui kegiatan berikut:

• Membangun website yang attraktif, informatif, dan interaktif, termasuk film tentang Nusa Penida

• Melakukan promosi wisata di Denpasar dan Sanur dalam bentuk iklan media, brosur, booklet, dsb.

• Membangun kerjasama dengan agen perjalanan wisata di Denpasar dan Sanur. • Lainnya

(12)

5.4 Strategi Pemungutan

Untuk menjamin pembayaran retribusi masuk kawasan maupun retribusi pemanfaatan wisata, maka UPTD Nusa Penida akan melakukan hal-hal berikut:

• Membentuk pos-pos pembelian tiket di lokasi strategis, seperti Sanur, Tanjung Benoa, dan Padang Bai.

• Membangun sistem pembelian tiket online melalui website Nusa Penida • Membuat PIN dengan harga tertentu untuk penggunaan 1 tahun

5.4.1 Proyeksi Pendapatan

Penghasilan KKPD Nusa Penida diperoleh melalui retribusi wisata, baik terhadap dive operator, kapal wisata, maupun wisatawan dengan asumsi sebagai berikut:

• Retribusi selam: Rp 50.000/wisatawan/hari, dengan asumsi jumlah wisatawan selam sebanyak 27.720 orang per tahun (0,33 x 60% x 140 ribu)

• Retribusi snorkeling: Rp 30.000/wisatawan/hari, dengan asumsi jumlah wisatawan selam sebanyak 18.480 orang per tahun (0.33 x 40% x 140 ribu)

• Retribusi/tiket masuk: Rp 20.000/orang/hari, dengan asumsi jumlah wisatawan sebanyak 93.800 orang per tahun

• Retribusi Live of Board (LOB): Rp 500.000/kapal/hari, dengan asumsi jumlah kapal sebanyak 100 kapal per bulan (5 kapal x 20 hari)

• Retribusi wisata memancing: Rp 300.000/kapal/hari, dengan asumsi jumlah kapal pemancing sebanyak 100 kapal per bulan (5 kapal x 20 hari).

• Izin operasi dive operator untuk kegiatan selam sebesar: Rp 3 juta/tahun, dengan asumsi jumlah dive operator sebanyak 25 perusahaan.

Tabel 2: Proyeksi Pendapatan

Proyeksi Pendapatan

Units 2013 2014 2015 2016 2017

Wisata selam (orang) 27,720 27,720 27,720 27,720 27,720

Wisata snorkeling (orang) 18,480 18,480 18,480 18,480 18,480

Tiket masuk (orang) 93,804 93,804 93,804 93,804 93,804

Live of board (kapal) 96 96 96 96 96

Wisata memancing (kapal) 96 96 96 96 96

Izin dive operator 25 25 25 25 25

(perusahaan)

Total Units 140,221 140,221 140,221 140,221 140,221

Harga Unit 2013 2014 2015 2016 2017

Wisata selam (orang) Rp 50,000.00 Rp 50,000.00 Rp 50,000.00 Rp 50,000.00 Rp 50,000.00 Wisata snorkeling (orang) Rp 30,000.00 Rp 30,000.00 Rp 30,000.00 Rp 30,000.00 Rp 30,000.00 Tiket masuk (orang) Rp 6,000.00 Rp 6,000.00 Rp 6,000.00 Rp 6,000.00 Rp 6,000.00 Live of board (kapal) Rp 500,000.00 Rp 500,000.00 Rp 500,000.00 Rp 500,000.00 Rp 500,000.00 Wisata memancing (kapal) Rp 300,000.00 Rp 300,000.00 Rp 300,000.00 Rp 300,000.00 Rp 300,000.00

(13)

(perusahaan)

Pendapatan

3,000,000.00 3,000,000.00 3,000,000.00 3,000,000.00 3,000,000.00

Wisata selam (orang) Wisata snorkeling (orang) Tiket masuk (orang) Live of board (kapal)

Rp 1,386,000,000 Rp 554,400,000 Rp 562,824,000 Rp 48,000,000 Rp 1,386,000,000 Rp 554,400,000 Rp 562,824,000 Rp 48,000,000 Rp 1,386,000,000 Rp 554,400,000 Rp 562,824,000 Rp 48,000,000 Rp 1,386,000,000 Rp 554,400,000 Rp 562,824,000 Rp 48,000,000 Rp 1,386,000,000 Rp 554,400,000 Rp 562,824,000 Rp 48,000,000 Wisata memancing (kapal) Rp 28,800,000 Rp 28,800,000 Rp 28,800,000 Rp 28,800,000 Rp 28,800,000 Izin dive operator

(perusahaan) Total Funding Rp 75,000,000 Rp Rp 75,000,000 Rp Rp 75,000,000 Rp Rp 75,000,000 Rp Rp 75,000,000 Rp 2,655,024,000 2,655,024,000 2,655,024,000 2,655,024,000 2,655,024,000

Grafik 3: Pendapatan per Tahun

5.5 Milestones

Beberapa tahapan penting dalam marketing plan adalah sebagai berikut:

• Pembangunan website dan tiket online; menjangkau calon wisatawan di seluruh dunia dan menyediakan alternatif pembelian tiket

• Produksi brosur, booklet, dll; menjangkau wisatawan yang sudah berada di Bali

• Produksi film Nusa Penida; memberikan kesan yang lebih mendalam tentang potensi wisata dan upaya konservasi

• Menjalin kerjasama (MOU) dengan agen perjalanan wisata; memasukkan Nusa Penida ke dalam agenda perjalanan wisata Bali

(14)

Tabel 3: Milestones

Milestones Milestone

Membangun website & tiket online

Produksi film Nusa Penida Pencetakan brosur, leaflet, dll MOU dengan agen wisata

Start Date End Date Budget Responsible

Rp 15,000,000 UPTD

Rp 25,000,000 UPTD

Rp 10,000,000 UPTD

Rp 5,000,000 UPTD

Totals Rp 55,000,000

6.0 Ringkasan Unit Pengelola

Pengelolaan kawasan dilakuan oleh UPTD Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Nusa Penida yang dibentuk oleh Bupati Klungkung berdasarkan Peraturan Bupati No. 30 Tahun 2012. Dalam pelaksanaannya, UPTD didukung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, Coral Triangle Center (CTC), perguruan tinggi, dan lembaga konservasi lainnya.

6.1 Biaya Personil

Biaya untuk staf UPTD Nusa Penida adalah sebagai berikut: • Kepala UPTD (1 orang) : Rp 3,5 juta/bulan

• Kepala Tata Usaha (1 orang) : Rp 3 juta/bulan • Bendahara (1 orang) : Rp 2,5 juta/bulan • Tenaga fungsional (3 orang) : Rp 2 juta/bulan

(15)

Tabel 4: Personil

Rencana Personil

Kepala UPTD 2013 Rp 2014 Rp 2015 Rp 2016 Rp 2017 Rp

42,000,000 44,100,000 46,305,000 48,620,250 51,051,263

Kepala Tata Usaha Rp Rp Rp Rp Rp

36,000,000 37,800,000 39,690,000 41,674,500 43,758,225 Bendahara Rp Rp Rp Rp Rp 30,000,000 31,500,000 33,075,000 34,728,750 36,465,188 Tenaga fungsional 1 Rp Rp Rp Rp Rp 24,000,000 25,200,000 26,460,000 27,783,000 29,172,150 Tenaga fungsional 2 Rp Rp Rp Rp Rp 24,000,000 25,200,000 26,460,000 27,783,000 29,172,150 Tenaga fungsional 3 Rp Rp Rp Rp Rp 24,000,000 25,200,000 26,460,000 27,783,000 29,172,150 Total People 6 6 6 6 6 Total Payroll Rp 180,000,000 189,000,000 Rp 198,450,000 Rp 208,372,500 Rp 218,791,125 Rp

7.4 Proyeksi Surplus atau Defisit

Dengan menggunakan skenario 'biaya pengelolaan minimum' yang dikembangkan oleh Pokja Pendanaan Berkelanjutan, KKPD Nusa Penida mampu menutupi biaya operasional pengelolaan dan bahkan memperoleh surplus.

Tabel 5: Surplus dan Defisit

Surplus dan Defisit

Pendapatan 2013 Rp 2014 Rp 2015 Rp 2016 Rp 2017 Rp

2,655,024,000 2,655,024,000 2,655,024,000 2,655,024,000 2,655,024,000

Direct Cost Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0

Other Costs of Funding Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0

Total Direct Cost Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0

Gross Surplus Rp Rp Rp Rp Rp 2,655,024,000 2,655,024,000 2,655,024,000 2,655,024,000 2,655,024,000 Gross Surplus % 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% Biaya Payroll Rp 180,000,000 Rp Rp Rp Rp 189,000,000 198,450,000 208,372,500 218,791,125 Marketing/Promotion Rp 55,000,000 Rp 10,000,000 Rp 10,000,000 Rp 10,000,000 Rp 10,000,000 Depreciation Rp 0 Biaya Operasional Rp 0 Pengelolaan

Perlindungan populasi dan Rp 99,600,000 Rp 99,600,000 Rp 99,600,000 Rp 99,600,000 Rp 99,600,000 habitat

Pengelolaan wisata Rp 99,600,000 Rp 99,600,000 Rp 99,600,000 Rp 99,600,000 Rp 99,600,000 Pendidikan dan public Rp 99,600,000 Rp 99,600,000 Rp 99,600,000 Rp 99,600,000 Rp 99,600,000

(16)

awarenes Rp 99,600,000 Rp 99,600,000 Rp 99,600,000 Rp 99,600,000 Rp 99,600,000 Penelitian Pengawasan Rp 348,000,000 Rp Rp Rp Rp 348,000,000 348,000,000 348,000,000 348,000,000 Pemberdayaan masyarakat Rp 150,000,000 Rp Rp Rp Rp 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000

Operasional kantor dan co- Rp 276,000,000 Rp Rp Rp Rp

management 276,000,000 276,000,000 276,000,000 276,000,000

Monitoring ekosistem dan Rp 396,000,000 Rp Rp Rp Rp

habitat 396,000,000 396,000,000 396,000,000 396,000,000

Penguatan UPTD Rp 720,000,000 Rp Rp Rp Rp

720,000,000 720,000,000 720,000,000 720,000,000

Total Biaya Operasional Rp Rp Rp Rp Rp

2,523,400,000 2,487,400,000 2,496,850,000 2,506,772,500 2,517,191,125

Surplus Before Interest and Rp 131,624,000 Rp Rp Rp Rp

Taxes 167,624,000 158,174,000 148,251,500 137,832,875 EBITDA Rp 131,624,000 Rp Rp Rp Rp 167,624,000 158,174,000 148,251,500 137,832,875 Interest Expense Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Taxes Incurred Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Net Surplus Rp 131,624,000 Rp Rp Rp Rp 167,624,000 158,174,000 148,251,500 137,832,875 Net Surplus/Funding 4.96% 6.31% 5.96% 5.58% 5.19%

(17)

Gambar

Grafik 1: Hughlighs
Tabel 1: Analisis Pasar
Tabel 2: Proyeksi Pendapatan
Grafik 3: Pendapatan per Tahun
+4

Referensi

Dokumen terkait

Variasi dalam gerak dipahami sebagai prinsip bentuk yang harus ada dalam suatu tarian, sebagai karya kreatif harus memahami yang serba „baru‟. Motif gerak dalam

Kecamatan Jatiroto menjadi satu-satunya kecamatan yang termasuk dalam daerah prioritas 1 pada peta rawan pangan dan gizi tahun 2013 adalah Kecamatan Jatiroto namun peta

Pusat pertanyaan dalam teologi adalah pertanyaan yang diajukan oleh orang yang percaya, “Bagaimana mungkin Yesus bisa menjadi manusia dan Allah pada saat yang sama?” Atau,

Namun, berbeda halnya dengan Kristianti, et all (2014) dikemukakan penggolongan macam strategi bertahan hidup dalam tiga sektor, yaitu: strategi ekonomi serta sosial. Pada

c) Penyusunan, penggandaan soal dan pendistribusian merupakan wewenang dan tanggung jawab ketua sub rayon dengan tetap memperhatikan objektifitas dan

Sedangkan konsep Tri Hita Karana pada 3 buah gelungan yang terdapat di jembatan penghubung ke Balai Gili diinterpretasikan pada 3 buah busana di mana ready to wear yang

Pilih Menu Login User memilih menu login Menampilkan halaman awal aplikasi atau menu Home Sesuai Pilih Menu Home User memilih menu home Menampilkan halaman awal

Of Imagery, Critical Thinking, And Asthma Education On Symptoms And Mood State In Adult Asthma Patients 3 , Nature-Based Guided Imagery as an Intervention for